• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESENIAN REBANA ASEP SEREPET DI DESA CIRAPUHAN KECAMATAN SELAAWI KABUPATEN GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESENIAN REBANA ASEP SEREPET DI DESA CIRAPUHAN KECAMATAN SELAAWI KABUPATEN GARUT."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KESENIAN REBANA ASEP SEREPET DI DESA CIRAPUHAN

KECAMATAN SELAAWI KABUPATEN GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh

Risa Hidayah

0901677

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KESENIAN REBANA ASEP

SEREPET

DI DESA CIRAPUHAN KECAMATAN

SELAAWI KABUPATEN GARUT

Oleh

Risa Hidayah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Risa Hidayah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

KESENIAN REBANA ASEP SEREPET DI DESA CIRAPUHAN

KECAMATAN SELAAWI KABUPATEN GARUT

RISA HIDAYAH

0901677

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Dewi Suryati Budiwati, M.Pd

NIP. 196204221986092001

Pembimbing II

Toni Setiawan Sutanto, S. Pd. M. Sn.

NIP.197405012001121002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd

(4)

ABSTRAK

KESENIAN REBANA ASEP SEREPET DI DESA CIRAPUHAN KECAMATAN SELAAWI KABUPATEN GARUT. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur pertunjukkan dan teknik permainan rebana Asep Serepet. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan fenomena dan kondisi naturalistik melalui bantuan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka. Data yang terkumpul diolah melalui triangulasi untuk direduksi, dianalisis dan diverifikasi. Kesenian rebana Asep Serepet merupakan hasil kreativitas Asep Rahmat (Asep Serepet). Nama Serepet didapat karena cara jalan Pak Asep yang seserepetan (cepat) dan kurang terkontrol akibat penglihatannya yang kurang berfungsi. Kesenian rebana ini biasa dipertunjukkan tidak hanya untuk mengiringi lagu-lagu bernuansa Islam, tetapi juga dapat mengiringi lagu-lagu pop Sunda dan dangdut dalam mengisi hiburan pada berbagai acara yang disesuaikan dengan kondisi. Temuan hasil penelitian tentang struktur pertunjukkan kesenian rebana ini terdiri dari urutan pertunjukkan meliputi pembuka, isi, penutup, dan elemen pertunjukkan mencakup instrumen yang digunakan, posisi rebana, tempat dan waktu perunjukkan,tata busana, tata rias, lagu-lagu, dan pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet. Teknik permainan rebana yang digunakan, secara garis besar memiliki empat teknik, yaitu teknik tepak, teknik tepuk, serta teknik sintreuk dan teknik sorodot.

Kata kunci: Kesenian Rebana

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 4

E.Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A.Konseptual Kesenian ... 7

B.Seni Pertunjukkan ... 8

1.Konsep Seni Pertunjukkan ... 8

2.Struktur Pertunjukkan ... 9

3.Materi Seni Pertunjukkan ... 10

4.Penyajian Seni Pertunjukkan Musik ... 10

5.Fungsi Seni... 11

6.Kreasi Seni ... 13

C.Kesenian Rebana ... 14

D.Teknik Memainkan Instrumen ... 16

(6)

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A.Lokasi dan Subyek Penelitian ... 19

B.Metode Penelitian ... 19

C.Definisi Operasional ... 23

D.Instrumen Penelitian ... 23

E.Teknik Pengumpulan Data ... 24

1.Observasi... 24

2.Wawancara ... 25

3.Studi Dokumentasi ... 27

4.Studi Pustaka ... 27

F.Analisis Data ... 28

1.Reduksi Data ... 29

2.Display Data atau Penyajian Data ... 29

3.Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A.Hasil Penelitian ... 31

1.Profil Asep Serepet ... 31

2.Perjalanan Asep Serepet dalam Kesenian Rebana ... 34

3.Struktur Pertunjukkan Kesenian Rebana Asep Serepet ... 39

a.Urutan Pertunjukkan ... 39

b.Elemen-elemen Pertunjukkan ... 40

4.Teknik Permainan Rebana Asep Serepet ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A.Kesimpulan ... 71

B.Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang muncul dan

berkembang sebagai produk dan aktifitas kehidupan manusia termasuk

didalamnya cipta, rasa, dan karsa. Sebagai salah satu bagian dari kebudayaan,

kesenian akan bergerak dan berkembang apabila kebudayaan mengalami

perubahan.

Dalam sejarah perkembangan manusia, kesenian berubah dan berkembang

sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri. Perubahan atas dasar

pemenuhan kebutuhan manusia merangsang para pelaku seni untuk mengikuti

perkembangannya karena kebutuhan manusia tidak selamanya sama. Kebutuhan

manusia pada tahun 1980-an dengan 1990-an akan berbeda. Bahkan, kebutuhan

manusia pada awal tahun 2007 dengan kebutuhan manusia di akhir tahun 2007

bisa saja berbeda. Hal ini dikarenakan seni lahir bersama-sama dengan manusia

yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke masa. Namun,

perkembangan tersebut tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan yang menjadi

ruang lingkup hidup manusia itu sendiri.

Perkembangan manusia di bidang sosial, iptek, dan ekonomi juga

mempengaruhi terhadap perkembangan seni. Seperti perubahan sosial budaya

yang merangsang posisi kesenian untuk terus berkreasi, guna memenuhi selera

pasar yang selalu berkembang. Selain itu di era ekonomi kreatif (kreativitas

menjadi industri), para seniman dihadapkan pada persaingan untuk mendapat

intensif dari hasil pementasan seni. Hal ini menuntut seniman untuk berfikir

kreatif yaitu mengungkap dan menemukan jawaban dalam menghadapi

persoalan-persoalan tersebut. Oleh karena itu, untuk mengikuti perkembangan tersebut

diperlukan suatu kreativitas agar tercipta kreasi yang dapat diterima masyarakat.

Dengan kata lain, pertumbuhan dan perkembangan kesenian bergantung pada

sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru atau penemuan-penemuan baru

(8)

masyarakat. Maka, timbul dan tumbuhnya kreativitas yang diciptakan individu

tidak luput dari pengaruh manusia itu sendiri dan masyarakat tempat individu

tersebut hidup.

Kreativitas dimiliki setiap orang meskipun tingkatannya tidak sama atau

berbeda-beda. Secara sederhana kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan

untuk menciptakan produk baru yang unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya.

Produk baru yang dimaksud dapat berupa ide maupun karya nyata berdasarkan

pemikiran yang relatif berbeda. Dengan kata lain, kreativitas merupakan

kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru sebagai hasil karya yang

menciptakan perubahan dari unsur-unsur yang ada, berupa gagasan maupun karya

nyata dan menunjukkan orisinalitas dalam berfikir yang relatif berbeda dengan

yang telah ada sebelumnya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Asep Serepet

dalam kesenian Rebana.

Asep Serepet adalah seorang kreator seni yang melahirkan bentuk kesenian

baru dengan menggunakan Rebana. Pemikirannya yang kreatif, mampu

menciptakan kesenian rebana yang berbeda dengan kesenian rebana pada

umumnya. Dengan hasil kreativitasnya kesenian tersebut berhasil menarik simpati

masyarakat sekitar. Terbukti dengan banyaknya permintaan dari masyarakat untuk

menggunakan jasa Asep Serepet menampilkan permainan rebana dalam berbagai

acara perhelatan umum. Hal ini juga membuktikan eksistensi kesenian rebana

dapat terjaga dalam komunitas manusia atau masyarakat pendukungnya yang

memberikan tempat kesenian tersebut untuk hidup dan berkembang.

Kreativitas Asep Serepet dalam kesenian rebana banyak memberikan

dampak positif baik bagi Asep Serepet sendiri maupun masyarakat umum.

Popularitas dan nilai komersil merupakan salah satu yang di dapat Asep Serepet

dari kesenian tersebut. Sementara bagi masyarakat, Kesenian rebana Asep Serepet

mampu meningkatkan apresiasi yang cukup tinggi. Dengan kretivitas tersebut

juga mampu memberikan warna baru bagi perkembangan kesenian, khususnya

kesenian rebana.

Kesenian Rebana merupakan seni musik islami karena lagu yang dibawakan

(9)

3

tiga sampai sembilan pemain dalam satu grup. Permainannya adalah saling

melengkapi antara pemain satu dengan pemain yang lainnya atau saling

bersahutan. Asep Serepet menciptakan sesuatu yang kreatif dan unik dalam

kesenian rebana. Keunikan kesenian Rebana yang dilakukan oleh Asep Serepet

adalah keterampilan dalam teknik atau cara menabuh rebana. Asep Serepet

memainkan pola tabuhan beberapa Rebana dengan ritme atau tempo yang teratur

sendirian.

Pertunjukkan Kesenian rebana Asep Serepet sering disebut dengan kesenian

Rebana tunggal, karena beberapa alat/instrumen dimodivikasi menjadi satu

kesatuan dan dimainkan oleh sendiri, tidak menggunakan personil lain kecuali

hanya pelengkap. Permainan Rebana yang disuguhkan Asep Serepet biasanya

digunakan untuk mengiringi lagu dengan syair berbahasa Arab seperti sholawat

yang diambil dari kitab Barjanzi atau lagu-lagu berbahasa Indonesia dan

berbahasa daerah yang bernuansa keislaman. Akan tetapi tidak hanya itu, Asep

Serepet juga dapat mengiringi lagu-lagu lainnya yang populer dimasyarakat

seperti lagu-lagu ber-genre pop sunda, dangdut, dll.

Kesenian Rebana yang dimainkan oleh Asep Serepet memiliki ciri khas

terutama di dalam memainkan pola-pola tabuhan rebana. Dia bisa mengkreasikan

berbagai tabuhan rebana sebagai hasil kreasinya sendiri. Keunikan dan

kekhasannya dalam memainkan rebana, Asep Serepet dapat mempertunjukkan

kemampuannya dalam menyajikan lagu-lagu secara tunggal dengan media rebana

yang terdiri dari lima buah. Bahkan pada saat mempertunjukkan kebolehannya,

selalu menggunakan media tambahan dengan tam-tam. Kesenian Rebana tunggal

yang dilakukan Asep Serepet belum pernah dilakukan oleh musisi lainnya,

khususnya di wilayah Kabupaten Garut. Oleh karena itu, pertunjukkan kesenian

Rebana Asep Serepet menjadi style atau gaya tersendiri.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengungkap potensi yang

ada pada kesenian Rebana tunggal tersebut. Ketertarikan peneliti akan diwujudkan

dalam bentuk kegiatan penelitian dengan judul Kesenian rebana Asep Serepet di

Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut dengan harapan, hasil

(10)

selain dapat menambah repertoir khasanah kesenian daerah yang tumbuh dan

berkembang di Indonesia khususnya di wilayah Pasundan.

Penelitian ini dilakukan karena kekhawatiran peneliti akan punahnya

Kesenian rebana Asep Serepet tanpa adanya bukti nyata keberadaan kesenian

tersebut. Selain itu, Kesenian rebana Asep Serepet layak untuk diapresiasi

mengingat kesenian tersebut telah memberikan kontribusi bagi dunia seni, dan

outputnya juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi atau referensi bagi

perluasan wawasan seni mengenai alat musik perkusi di dunia pendidikan.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah yang diangkat adalah tentang Bagaimana

Kesenian rebana Asep Serepet Di Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten

Garut?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka secara spesifik dibuatlah

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet?

2. Bagaimana teknik permainan rebana Asep Serepet?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kesenian rebana Asep

Serepet di Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut.

Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan,

menggambarkan dan menjawab pertanyaan penelitian tentang:

1. Struktur pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet.

2. Teknik permainan rebana Asep Serepet.

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Setelah dilakukan penelitian dan memperoleh hasil penelitian, diharapkan

dapat bermanfaat khususnya bagi berbagai pihak. Pihak tersebut antara lain:

1. Peneliti, dapat menambah pengalaman langsung dalam mengkaji, juga dapat

(11)

5

Asep Serepet, serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan

ilmu pengetahuan dan pendidikan seni, terutama kesenian tradisional.

2. Lembaga Akademik

a. Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI, penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan referensi mengenai kesenian Rebana guna memperkaya ilmu

pengetahuan tentan seni tradisional bagi para akademik Jurusan Pendidikan

Seni Musik FPBS UPI.

b. Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan khususnya di wilayah

Garut, sebagai dokumentasi atas pelestarian kesenian tradisional daerah

bahwa Kesenian rebana Asep Serepet layak dipertahankan bahkan

dikembangkan untuk sumber ajar dan peningkatan pariwisata cabang seni.

3. Masyarakat

a. Pelaku seni rebana (Asep Serepet), diharapkan menjadikan suatu motivasi

untuk terus berkreasi, melestarikan, dan mengembangkan kesenian Rebana.

b. Penikmat Kesenian Rebana/ Apresiator, sebagai bahan informasi bagi semua

masyarakat, tentang kesenian rebana Asep Serepet di Desa Cirapuhan

Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut, sehingga masyarakat lebih termotivasi

untuk turut berapresiasi dan ikut melestarikan kesenian rebana.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh

pembaca tentang penelitian ini, maka peneliti membuat struktur organisasi skripsi

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN berisi Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur

Organisasi Skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA dengan ruang lingkup masalah Konseptual

Kesenian, Seni Pertunjukkan (Konsep, Struktur, Materi, Penyajian, Fungsi Seni

(12)

BAB III METODE PENELITIAN meliputi Lokasi dan Subjek Penelitian,

Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik

Pengumpulan Data, Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN mendeskripsikan

mengenai: Profil Asep Serepet, Perjalanan Asep Serepet dalam Kesenian Rebana,

Struktur Pertunjukkan Kesenian Rebana Asep Serepet dan Teknik Permainan

Rebana Asep Serepet.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN merupakan kesimpulan atas

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini bertepatan di kediaman narasumber kesenian Rebana

tunggal yaitu Pak Asep yang berada di Jalan Selaawi Rt.06 Rw.02 Kampung

Cigadung Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut. Pemilihan lokasi

penelitian dipilih karena berdasarkan pada beberapa pertimbangan berikut:

1. Hubungan transportasi lokasi penelitian tidak terlalu sulit, oleh karena itu

lokasi penelitian tersebut sangat memungkinkan dilakukan penelitian;

2. Secara teritorial keadaan budaya masyarakat lebih islami sehingga

menumbuhkan kehidupan yang kondusif sebab di daerah tersebut merupakan

lingkungan pesantren;

3. Domisili peneliti tidak terlalu jauh dari lokasi penelitian.

Adapun subjek penelitian ini yakni kesenian rebana Asep Serepet. Kesenian

rebana Asep Serepet ini memiliki keunikan tersendiri yaitu penyajian kesenian

rebana yang berbeda dibanding dengan kesenian rebana pada umumnya. Asep

Serepet mampu memainkan beberapa rebana secara tunggal sehingga kesenian ini

menjadi khas yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji. Subjek penelitian

ini dipilih dengan pertimbangan bahwa keberadaan peneliti dan Asep Serepet ada

keterikatan dalam ikatan kelembagaan yaitu di Pesantren Alfadlillah Bl.

Limbangan Kabupaten Garut. Dengan demikian, proses penelitian berjalan

dengan lancar sesuai dengan harapan.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian sangat diperlukan metode yang tepat untuk mendapatkan

data yang akurat. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode deskripif yang

ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada berupa kajian naturalisik

yaitu melihat situasi nyata, terbuka, dan tidak ada rekayasa. Seperti yang

(14)

memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas,

tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya”.

Pernyataan tersebut sesuai dengan maksud penggunaan metode deskriptif

pada penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan, menggambarkan teknik

permainan rebana dan perwujudan Kesenian rebana Asep Serepet dalam

menyajikan pertunjukkan permainan Rebana sebagaimana adanya tanpa rekayasa

(naturalistik). Dengan demikian, melalui penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai Kesenian rebana Asep Serepet yang berbeda

dibandingkan dengan kesenian rebana pada umumnya. Yaitu, adanya kekhususan

pada permainan rebana Asep Serepet yang dipertunjukkan sebagai musik

pengiring lagu, baik lagu berbahasa Arab, Indonesia, dan Sunda yang bernuansa

Islam, maupun lagu pop Sunda dan Dangdut yang sedang berkembang di

masyarakat.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang

digunakan oleh peneliti dengan mendasar pada data-data yang dinyatakan

responden secara lisan atau tulisan, dan juga perilakunya yang nyata, diteliti dan

dipelajari sebagai suatu yang utuh. Pendekatan kualitatif ini peneliti gunakan

berdasar pada pertimbangan bahwa metode ini mampu menyesuaikan secara lebih

mudah dengan responden, yaitu Asep Serepet.

Untuk mempermudah langkah yang ditempuh, peneliti membuat alur

kegiatan penelitian untuk menggambarkan serangkaian kegiatan penelitian yang

dilakukan. Adapun alur kegiatan tersebut peneliti gambarkan dengan diagram

(15)

21

Diagram 3.1

Alur kegiatan penelitian kesenian rebana Asep Serepet diadaptasi dari model

Dewi Suryati Budiwati, 2013

Dari diagram tersebut tanda panah dari observasi langsung menuju pada

penyusunan laporan penelitian. Dalam hal ini penelitian ini bisa lakukan hanya

dengan melakukan observasi kemudian mengambil kesimpulan dan menyusun

hasil observasi menjadi sebuah laporan penelitian. Adapun penelitian yang

dilakukan dalam penyusunan laporan ini meliputi beberapa tahap yang terdiri

dari:

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan menghimpun data yang didapat melalui

penglihatan dan pendengaran peneliti. Dalam kegiatan observasi ini juga

dilakukan pemilihan lokasi penelitian dan orientasi dengan subjek penelitian Observasi Merumuskan

Masalah Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan Data Penyusunan

Laporan Penelitian

(16)

sebagai observasi awal. Orientasi ini merupakan tahap persiapan pengumpulan

data dengan menempuh langkah-langkah berikut:

a. Melakukan pendekatan, yaitu mengadakan konsultasi kepada Pak Asep yang

menjadi pemain Rebana tunggal di Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi

Kabupaten Garut untuk mendapatkan kesediaan dilakukannya penelitian;

b. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian; dan

c. Membina hubungan baik dengan responden sebelum pelaksanaan penelitian

berlangsung.

2. Merumuskan Masalah

Setelah kegiatan observasi, peneliti mulai melakukan perumusan masalah

mengenai topik penelitian agar penelitian tidak terlalu luas dan dapat terpusat atau

fokus pada permasalahan yang akan diteliti. Dalam kegiatan ini peneliti membuat

dan menyusun instrumen penelitian untuk mempermudah pada kegiatan

pelaksanaan penelitian berlangsung, yaitu dengan mempersiapkan pedoman

observasi, observasi dan pendokumentasian yang diperlukan mengenai Kesenian

rebana Asep Serepet;

3. Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini dilakukan implementasi instrumen

penelitian yaitu melakukan observasi dan kegiatan wawancara dengan informan

terkait serta pendokumentasian mengenai keseluruhan kegiatan penelitian yang

dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini tidak bersifat kaku, peneliti

menyesuaikan dengan situasi lapangan dari kesediaan narasumber.

4. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan selama kegiatan penelitian berlangsung dengan

menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data atau display data, kemudian

melakukan analisis data sebelum akhrinya mengambil kesimpulan dan verifikasi

data.

5. Penyusunan Laporan Penelitian

Penyusunan laporan penelitian merupakan tahapan yang ditempuh setelah

(17)

23

untuk dijadikan karya ilmiah. Hasil penelitian tersebut berupa catatan-catatan,

hasil wawancara, dokumentasi dan rekaman yang diperoleh dari lapangan dan

kemudian dideskripsikan atau digambarkan sebagai hasil laporan penelitian.

Gambaran umum mengenai penyusunan hasil penelitian, peneliti melaporkan

dengan sistematika penulisan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang

berlaku.

6. Desiminasi

Desiminasi merupakan langka akhir yang dilakukan setelah melaksanakan

serangkaian tahapan penelitian, yaitu pertanggungjawaban atas laporan kegiatan

penelitian yang dilakukan.

C. Definisi Opreasional

Untuk menyamakan persepsi/ judul yang dipergunakan, peneliti merasa

perlu untuk memberikan batasan istilah-istilah yang digunakan:

1. Kesenian

Kesenian sebagai pedoman bagi pemenuhan kebutuhan integratif, yang

bertalian dengan keindahan, berfungsi mengintegrasikan berbagai kebutuhan

tersebut menjadi satu kesatuan sistem yang diterima oleh cita rasa yang

langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pembenaran secara moral

dan penerimaan akal fikiran warga masyarakat pendukungnya (Rohidi, 2000:

30).

2. Rebana

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Rebana adalah gendang pipih bundar yang

dibuat dari tabung kayu pendek dan agak lebar ujungnya, pada salah satu

bagiannya diberi kulit (Alya, 2009: 610).

D. Instrumen Penelitian

Untuk menunjang masalah yang diteliti, digunakan instrumen penelitian

dengan berpedoman pada:

(18)

Pedoman observasi di sini adalah dengan melihat, mengamati dan

menganalisis data-data penelitian yang dijadikan sumber bagi peneliti pada

kesenian rebana untuk penyusunan karya ilmiah ini.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara pada instrumen penelitian ini merupakan pedoman

pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber. Hal ini dimaksudkan

untuk mendapat informasi mengenai masalah yang berhubungan dengan kesenian

Rebana, terutama dalam aspek yang diteliti yaitu terkait perwujudan dan teknik

permainan rebana Asep Serepet.

3. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi ini merupakan data yang didapat dari lapangan baik

berupa catatan tertulis maupun berupa audio dan audio visual.

Pada pelaksanaannya, pedoman tersebut dapat berkembang sesuai dengan

situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian diperlukan sejumlah data yang dapat menunjang

terhadap masalah yang diteliti untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa

cara, diantaranya:

1. Observasi

Metode Observasi adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengamati

sesuatu, seseorang, suatu lingkungan, atau situasi secara tajam terinci, dan

mencatatnya secara akurat ... (Rohidi, 2011: 182). Observasi dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung ke lapangan. Kegiatan ini

berfungsi untuk mengamati Kesenian rebana Asep Serepet. Pengamatan yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi pasif yang berarti peneliti hanya

(19)

25

Observasi pertama dilakukan pada tanggal 29 April 2013 untuk melihat

lokasi kesenian tersebut yang bertempatan di Jalan Selaawi Kampung Cigadung

Rt.06 Rw.02 Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut. Selain itu

juga berbincang-bincang dengan Pak Asep selaku pemain rebana tunggal sebagai

orientasi atau pendekatan awal. Kemudian membicarakan permasalahan yang

akan diteliti serta meminta izin kepada beliau untuk mengadakan penelitian pada

kesenian rebana Asep Serepet.

Observasi kedua dilakukan di kediaman Pak Asep untuk mendapat

informasi mengenai keseharian Pak Asep sebagai pemain rebana tunggal.

Kemudian mengamati sepak terjang Pak Asep dalam kesenian rebana ini hingga

sekarang.

Observasi atau pengamatan berikutnya dilaksanakan dengan agenda untuk

mengamati pertunjukkan kesenian gaya Asep Serepet yang bertempat di daerah

Bandung Jl. Muh. Toha pada acara perayaan pernikahan. Pada observasi kali ini

peneliti diperkenalkan dengan anggota lainnya yang ikut serta membantu dalam

pertunjukkan Kesenian rebana Asep Serepet.

Observasi selanjutnya yang merupakan observasi terakhir dilaksanakan di

kediaman Pak Asep untuk mendapatkan data tambahan lainnya mengenai

Kesenian rebana Asep Serepet. Pada kesempatan ini, peneliti mendapat data-data

mengenai instrumen dan properti yang digunakan dengan mengamati permainan

rebana Asep Serepet dalam mengiringi lagu.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh

informasi tentang kejadian yang oleh peneliti tidak dapat diamati sendiri secara

langsung, baik karena tindakan atau peristiwa yang terjadi di masa lampau

ataupun karena peneliti tidak diperbolehkan hadir di tempat kejadian itu (Rohidi,

2011: 208). Metode wawancara atau metode interview, mencakup cara yang

(20)

keterangan, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan informan terkait

yang tidak dapat digali pada kegiatan observasi.

Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan telah menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan wawancara yang disusun secara sistematis meskipun dalam

pelaksanaannya bersifat fleksibel. Dengan menggunakan teknik wawancara ini,

peneliti mendapatkan kejelasan data-data yang dilakukan pada kegiatan observasi.

Kegiatan wawancara disesuaikan dengan waktu observasi, karena dalam

pelaksanaan melakukan observasi, peneliti sekaligus melakukan wawancara

dengan narasumber. Namun, pada kegiatan ini peneliti menyesuaikan agenda

wawancara dengan situasi dan kondisi narasumber.

Wawancara awal penelitian ini berlangsung pada tanggal 29 April 2013,

bertempat di kediaman Pak Asep di Jl. Selaawi Kampung Cigadung Rt.06 Rw.02

Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut. Adapun Bapak Asep

sendiri merupakan pelaku atau pemain rebana tunggal yang menjadi narasumber

pada penelitian ini. Wawancara awal ini dilakukan hanya sebatas orientasi atau

pendekatan awal mengenai maksud peneliti dan untuk mendapat kesediaan Pak

Asep dilakukannya penelitian.

Gambar 3.3

(21)

27

(Dokumentasi Risa, 2013)

Kegiatan wawancara selajutnya disesuaikan dengan kegiatan observasi yang

telah dikemukan diawal pembahasan observasi. Wawancara kedua dilakukan di

kediaman Pak Asep. Pertanyaan yang diajukan kepada beliau adalah mengenai

keseharian Pak Asep selaku pemain rebana tunggal. Dalam kesempatan ini,

peneliti juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar sepak terjang Pak Asep

dalam kesenian rebana ini.

Wawancara berikutnya dilakukan kepada anggota atau pemain yang

mendukung pertunjukkan Kesenian rebana Asep Serepet. Kesempatan ini

dilaksanakan ketika peneliti diperkenalkan dengan para pemain tersebut

disela-sela istirahat pada saat pertunjukkan. Pertanyaan yang diajukan seputar

kegiatannya selama bergabung dengan Kesenian rebana Asep Serepet.

Pada wawancara selanjutnya, peneliti lakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data tambahan lainnya mengenai

alat-alat yang digunakan pada kesenian rebana, proses pertunjukkan dan pertunjukkan

Kesenian rebana Asep Serepet berlangsung.

3. Studi Dokumentasi

Untuk melengkapi teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, semua

data yang ditemukan di lokasi penelitian dihimpun mulai dari data dokumentasi

yang ditemukan di lokasi berupa video pertunjukkan kesenian rebana Asep

Serepet sampai pendokumentasian melalui perekam audio, video dan foto. Hal ini

dimaksudkan untuk membantu mengumpulkan data yang sangat penting untuk

dikaji dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam penelitian. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan kamera sebagai alat pengumpulan data berupa

foto dan video, serta menggunakan telepon genggam sebagai alat pengumpulan

data berupa audio. Dokumentasi dilakukan pada saat observasi, diantaranya

(22)

4. Studi Pustaka

Teknik ini merupakan langkah kerja dalam mencari landasan teoritis yang

peneliti jadikan pedoman dalam penulisan penelitian ini. Tahap pengumpulan data

dari sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, majalah, skripsi, maupun

hasil-hasil relevan yang berkaitan dengan objek penelitian. Studi pustaka yang

dilakukan hanya untuk memahami dan mendukung tulisan ataupun anggapan

peneliti mengenai perwujudan dan teknik permainan rebana Asep Serepet.

Adapun buku yang menjadi rujukan, yaitu:

1. Buku Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid I Estetika Instrumental karya

Djelantik dan Buku Paradigma Pendidikan Seni karya Jazuli mengenai

Konsep Seni

2. Buku Seni Pertunjukkan Indonesia karya Jacob Sumardjo mengenai seni

pertunjukkan

3. Buku Bermain Rebana karya Mus. K. Wirya mengenai rebana.

F. Analisis Data

Kegiatan analisis data dilakukan sepanjang penelitian dilaksanakan, dan

terus menerus mulai dari pengumpulan data hingga akhir penelitian. Analisis data

dilakukan dengan kegiatan mengatur, mengurutkan, memberi kode atau tanda, dan

mengkategorikan data-data sesuai kelompoknya. Setelah semua data terkumpul

secara detail, baik dalam bentuk catatan, rekaman atau bentuk lainnya, kemudian

menganalisis data dengan langkah-langkah berikut:

a. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi

literatur dan dokumentasi. Serta mengadakan pemilihan data yang

benar-benar representatif, relevan dengan tujuan penelitian.

b. Menganalisis data dengan menyesuaikan dan membandingkan antara data

hasil lapangan dengan literatur atau sumber lain serta dokumen yang

menunjang sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan kemudian di

pilah-pilah untuk disesuaikan dengan topik kajian utama yang diteliti dan

(23)

29

c. Memaparkan laporan/ penyusunan laporan kegiatan yang merupakan kegiatan

akhir dari penelitian.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam proses analisis data pada

penelitian ini, peneliti mengadaptasi konsep dari model Miles and Huberman

(1984) dalam Sugiyono (2011; 337-345), yaitu data yang dikumpulkan akan

dianalisa melalui tiga tahap, yaitu:

1. Reduksi Data

Kegiatan reduksi data pada penelitian ini dilakukan dengan cara merangkum

catatan-catatan lapangan dengan memilah hal-hal pokok yang berhubungan

dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan informasi dari

lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran serta

mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan

kembali. Kegiatan ini merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian yang

bertujuan untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang

hal-hal yang tidak penting yang muncul dari catatan dan pengumpulan data. Proses ini

berlangsung terus-menerus sampai laporan akhir penelitian selesai. Adapun

aspek-aspek permasalahan yang direduksi dalam penelitian ini meliputi Kesenian

rebana Asep Serepet terutama tentang perwujudan yaitu mengenai bentuk dan

struktur pertunjukkan serta teknik permainan rebana Asep Serepet. Dalam

kegiatan ini, peneliti memilah dan mengelompokkan catatan-catatan yang

berhubungan dengan teknik permainan rebana serta kelengkapan proses

berlangsungnya pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet.

2. Penyajian Data atau Display Data

Langkah selanjutnya setelah melakukan kegiatan reduksi data adalah

penyajian data atau display data. Display data ini merupakan sekumpulan

informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilaksanakan. Display

data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan data hasil penelitian dan

(24)

dalam penelitian ini adalah menyajikan data-data kesenian rebana Asep Serepet

mengenai teknik permainan rebana dan struktur pertunjukkan yaitu urutan

pertunjukkan meliputi pembuka, isi, penutup dan elemen pertunjukkan meliputi

instrumen yang digunakan, posisi rebana, tata panggung, tata rias, tata busana,

lagu-lagu, serta pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet. Selanjutnya peneliti

melakukan analisis terhadap data yang didapat kemudian menyesuaikan dan

membandingkan data hasil peneilitian di lapangan dengan literatur berupa teori

atau sumber yang menunjang sehingga memberikan kemungkinan dilakukan

penarikan kesimpulan.

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data

Kegiatan menganalisis data dilakukan untuk pengambilan kesimpulan. Hal

ini untuk memberikan gambaran secara pasti masalah yang diteliti. Setelah

melakukan penarikan kesimpulan, kemudian memverifikasi data, yaitu kegiatan

mempelajari kembali data-data yang telah terkumpul dengan meminta

pertimbangan atau pendapat berbagai pihak yang relevan terhadap penelitian yang

sedang diteliti agar memiliki validasi yang tinggi. Adapun yang menjadi

kesimpulan dan diverifikasi dalam penelitian ini adalah adanya kesenian rebana

yang berbeda dengan kesenian rebana lainnya yakni kesenian rebana Asep

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kesenian rebana Asep

Serepet di Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut, yang

diselenggarakan pada acara syukuran pernikahan, dapat disimpulkan bahwa

kesenian rebana Asep Serepet merupakan salah satu seni pertunjukkan yang unik

dan memiliki ciri khas sehingga mampu menarik perhatian masyarakat. Keunikan

tersebut dilihat dari cara memainkan rebana yang berbeda dengan kesenian rebana

pada umumnya, yaitu Asep Serepet memainkan lima rebana berikut satu buah

tam-tam dengan memposisikan rebana-rebana tersebut pada stand rebana dan

dimainkan oleh kedua tangannya. Selain itu, kesenian rebana ini memiliki ciri

khas dengan mampu mengiringi lagu-lagu pop Sunda dan dangdut. Secara khusus

diungkap kesimpulannya sebagai berikut:

1. Struktur Pertunjukkan Kesenian Rebana Asep Serepet

Pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet memiliki urutan pertunjukkan

dan elemen-elemen pertunjukkan tersendiri. Meskipun tidak begitu mencolok,

urutan pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet terdiri atas pembuka, isi dan

penutup. Sedangkan elemen-elemen pertunjukannya terdiri dari instrumen yang

berbeda dengan kesenian rebana pada umumnya, yaitu adanya stand rebana.

Sehingga memiliki posisi rebana dan posisi pemain tersendiri. Selain itu waktu

dan tempat, serta pertunjukkannya lebih fleksibel, menyesuaikan dengan situasi

dan kondisi penyelenggara. Kesenian rebana Asep Serepet juga menggunakan tata

rias dan tata busana yang disesuaikan dengan tata kesopanan untuk mendukung

pertunjukkannya.

2. Teknik Permainan Rebana Asep Serepet

Secara garis besar, pada permainan rebana Asep Serepet terdapat beberapa

teknik yang digunakan, antara lain:

a. Teknik Tepak, yaitu teknik memainkan rebana dengan memukul bagian

(26)

b. Teknik Tepuk, yaitu teknik memainkan rebana dengan memukul bagian

dalam/permukaan tengah instrumen/waditra.

c. Teknik “sintreuk”, yaitu teknik memainkan rebana dengan cara nyintreuk

(Istilah Sunda) menggunakan semua jari tangan sehingga menghasilkan bunyi

“trak”.

d. teknik “sorodot”, yaitu teknik memainkan tamtam besar dengan cara

menekan kulit tamtam hingga ke tengah permukaan tam-tam menggunakan

sikut kiri (nyorodot) dan tangan tangan menepuk-nepuk bagian kulit lainnya

dari tam-tam tersebut.

B. Saran

Keberlangsungan kesenian ditentukan oleh masyarakat pendukungnya, jika

masyarakat pendukungnya tetap menjaga dan melestarikan kesenian tersebut

maka akan tetap hidup pada generasi selanjutnya, namun jika sebaliknya, generasi

berikutnya tidak akan mengetahui seni pertunjukkan yang pernah ada sebelumnya.

Diharapkan setelah melakukan penelitian tentang kesenian rebana gaya Asep

Serepet di Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut ini, beberapa

pihak terkait turut menjaga dan melestarikan seni pertunjukkan yang ada di

Indonesia, untuk itu peneliti mengemukakan beberapa saran, antara lain:

1. Dengan potensi yang dimiliki Asep Serepet, agar melakukan kaderisasi untuk

mempertahankan dan mengembangkan kesenian tersebut.

2. Kalangan akademis, agar tetap berupaya untuk terus menumbuhkembangkan

keberadaan kesenian di Indonesia, tidak hanya dengan jalur skripsi sehingga

kesenian tetap terjaga dan lestari.

3. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah, agar terus membantu melestarikan

kesenian dengan terus menerus memantau, mengembangkan, melindungi,

keberadaan kesenian agar bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya.

4. Dengan adanya kesenian rebana Asep Serepet, masyarakat diharapkan

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Alya, Q. (2009). Kamus Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Indah Jaya Adipratama.

Djelantik, A. A. M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI (Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia).

_________________. (1990). Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid I Estetika Instrumental. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI).

Gunara, S. (2008). ”Manfaat Pendidikan Musik Bagi Anak”. Jurnal Seni dan Pengajarannya. 15. (1). 19-26.

Jamalus dan Busroh. (1991). Pendidikan Kesenian I (Musik). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Jazuli, M. (2008). Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Semarang: Unesa University Press.

Kubarsah, U. (1995). Waditra, Mengenal Alat-alat Kesenian Daerah Jawa Barat. Bandung: CV Sampurna.

Kusmayati, H. dkk. (2006). Seni Pertunjukkan. Jakarta: Buku Antar bangsa.

Milyartini, R. (2008). “Modul Pembelajaran Kreativitas Untuk Anak Usia Dini”. Bandung: Tidak diterbitkan.

Paul, D. R. (2012). Kitab 13 Jurus Rahasia Teknik Vokal. Surabaya: Improve.

Pemerintah DKI. (2000). Rebana Burdah dan Biang. Dinas Kebudayaan Prop. DKI Jakarta.

Rohidi, T. R. (2000). Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung. STISI Press.

__________. (2000). Ekspresi Seni Orang Miskin. Bandung: Penerbit Nuansa.

__________. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Satya, B. D. S. (2013). Teknik Dasar Bernyanyi untuk Sekolah Dasar dan Menengah. Yogyakarta: ANDI.

Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukkan. Jakarta. Sinar Harapan.

(28)

Soedarsono, R. M. (2000). Seni Pertunjukan Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soepandi, A. (1977). Dasar-Dasar Teori Karawitan. Bandung: Lembaga Kesenian Bandung.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung. ITB

__________. (2001). Seni Pertunjukkan Indonesia. Bandung: STSI Press Bandung.

Supanggah, R. (2002). Bothekan Karawitan I. Jakarta: MSPI

Sukmadinata, S. N. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda.

Wirya, K. M. (1984). Bermain Rebana. Jakarta: CV Yasaguna.

Hasil Penelitian

Budiwati, D. S. (2003). Tembang Sunda Cigawiran: Sosialisasi Nilai-nilai Budaya dan Fungsi Tembang Sunda Cigawiran pada Kehisupan Masyarakat Cigawir. Tesis Program Pascasarjana UNS Semarang: tidak diterbitkan.

Sumber Website

Alfian, M. (2006). “Seni Pertunjukan dalam perspektif Sejarah: Musik Keroncong di Indonesia”. Makalah pada Seminar Sejarah, Yogyakarta. [Online] Tersedia:

http://www.javanologi.info/main/themes/pdf/SENI_PERTUNJUKAN_DA LAM_PERSPEKTIF_SEJARAH-Meli.pdf [5 Mei 2013]

Sinaga, S. S. (2006). “Fungsi dan Ciri Kesenian Rebana di Pantura Jawa Tengah”. Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. 8. (3) [Online] Tersedia:http//journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/736 /665 [5 Mei 2013]

Tn. (2012). Rebana Alat Musik Tradisional. [online]. Tersedia:

Gambar

Asep Gambar 3.3 Serepet dan Peneliti pada saat melakukan wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Dari pemahaman para pemuka desa dapat dikolaborasikan dengan pengetahuan sarjana desa untuk dapat menghasilkan sebuah dokumen historical Desa Panji bermuatan nilai-nilai

Bila titik temu ini digarap dengan baik, maka Prodi PAK seharusnya menghasilkan seorang yang profesional di bidang pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Kristen

2016 Pada Dinas Kebersihan, Pertamanan & Pemeilharaan Lampu Jalan Kabupaten Musi Banyuasin dinyatakan GAGAL, karena tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran. Sekayu,

Dua buah dadu dilempar sekali, banyaknya kejadian muncul angka yang sama adalah..... Dua buah dadu dilempar sekali, peluang muncul jumlah mata dadu

SEGMEN BERITA REPORTER B RSUD tetap buka meskipun libur natal. pembuatan blangkon di jalan 40 24 juni

dengan soal yang diberikan berbentuk esai. Teknik Analisis Data Penelitian Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara penggunaan model pembelajaran picture and

Dalam penelitian perancangan video dokumenter ini permasalah yang terjadi adalah tidak adanya informasi mengenai ilmu titen sebagai kearifan lokal di Karimunjawa

Perbincangan yang dipaparkan dalam Siri ke 20 ini menggarap isu- isu yang dapat diklasifikasikan kepada beberapa tema iaitu perundangan Islam, muamalat dan kewangan Islam,