KESENIAN REBANA ASEP SEREPET DI DESA CIRAPUHAN
KECAMATAN SELAAWI KABUPATEN GARUT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Seni Musik
Oleh
Risa Hidayah
0901677
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KESENIAN REBANA ASEP
SEREPET
DI DESA CIRAPUHAN KECAMATAN
SELAAWI KABUPATEN GARUT
Oleh
Risa Hidayah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Risa Hidayah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
KESENIAN REBANA ASEP SEREPET DI DESA CIRAPUHAN
KECAMATAN SELAAWI KABUPATEN GARUT
RISA HIDAYAH
0901677
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Dewi Suryati Budiwati, M.Pd
NIP. 196204221986092001
Pembimbing II
Toni Setiawan Sutanto, S. Pd. M. Sn.
NIP.197405012001121002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik
Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd
ABSTRAK
KESENIAN REBANA ASEP SEREPET DI DESA CIRAPUHAN KECAMATAN SELAAWI KABUPATEN GARUT. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur pertunjukkan dan teknik permainan rebana Asep Serepet. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan fenomena dan kondisi naturalistik melalui bantuan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka. Data yang terkumpul diolah melalui triangulasi untuk direduksi, dianalisis dan diverifikasi. Kesenian rebana Asep Serepet merupakan hasil kreativitas Asep Rahmat (Asep Serepet). Nama Serepet didapat karena cara jalan Pak Asep yang seserepetan (cepat) dan kurang terkontrol akibat penglihatannya yang kurang berfungsi. Kesenian rebana ini biasa dipertunjukkan tidak hanya untuk mengiringi lagu-lagu bernuansa Islam, tetapi juga dapat mengiringi lagu-lagu pop Sunda dan dangdut dalam mengisi hiburan pada berbagai acara yang disesuaikan dengan kondisi. Temuan hasil penelitian tentang struktur pertunjukkan kesenian rebana ini terdiri dari urutan pertunjukkan meliputi pembuka, isi, penutup, dan elemen pertunjukkan mencakup instrumen yang digunakan, posisi rebana, tempat dan waktu perunjukkan,tata busana, tata rias, lagu-lagu, dan pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet. Teknik permainan rebana yang digunakan, secara garis besar memiliki empat teknik, yaitu teknik tepak, teknik tepuk, serta teknik sintreuk dan teknik sorodot.
Kata kunci: Kesenian Rebana
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C.Tujuan Penelitian ... 4
D.Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 4
E.Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A.Konseptual Kesenian ... 7
B.Seni Pertunjukkan ... 8
1.Konsep Seni Pertunjukkan ... 8
2.Struktur Pertunjukkan ... 9
3.Materi Seni Pertunjukkan ... 10
4.Penyajian Seni Pertunjukkan Musik ... 10
5.Fungsi Seni... 11
6.Kreasi Seni ... 13
C.Kesenian Rebana ... 14
D.Teknik Memainkan Instrumen ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A.Lokasi dan Subyek Penelitian ... 19
B.Metode Penelitian ... 19
C.Definisi Operasional ... 23
D.Instrumen Penelitian ... 23
E.Teknik Pengumpulan Data ... 24
1.Observasi... 24
2.Wawancara ... 25
3.Studi Dokumentasi ... 27
4.Studi Pustaka ... 27
F.Analisis Data ... 28
1.Reduksi Data ... 29
2.Display Data atau Penyajian Data ... 29
3.Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
A.Hasil Penelitian ... 31
1.Profil Asep Serepet ... 31
2.Perjalanan Asep Serepet dalam Kesenian Rebana ... 34
3.Struktur Pertunjukkan Kesenian Rebana Asep Serepet ... 39
a.Urutan Pertunjukkan ... 39
b.Elemen-elemen Pertunjukkan ... 40
4.Teknik Permainan Rebana Asep Serepet ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
A.Kesimpulan ... 71
B.Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang muncul dan
berkembang sebagai produk dan aktifitas kehidupan manusia termasuk
didalamnya cipta, rasa, dan karsa. Sebagai salah satu bagian dari kebudayaan,
kesenian akan bergerak dan berkembang apabila kebudayaan mengalami
perubahan.
Dalam sejarah perkembangan manusia, kesenian berubah dan berkembang
sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri. Perubahan atas dasar
pemenuhan kebutuhan manusia merangsang para pelaku seni untuk mengikuti
perkembangannya karena kebutuhan manusia tidak selamanya sama. Kebutuhan
manusia pada tahun 1980-an dengan 1990-an akan berbeda. Bahkan, kebutuhan
manusia pada awal tahun 2007 dengan kebutuhan manusia di akhir tahun 2007
bisa saja berbeda. Hal ini dikarenakan seni lahir bersama-sama dengan manusia
yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke masa. Namun,
perkembangan tersebut tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan yang menjadi
ruang lingkup hidup manusia itu sendiri.
Perkembangan manusia di bidang sosial, iptek, dan ekonomi juga
mempengaruhi terhadap perkembangan seni. Seperti perubahan sosial budaya
yang merangsang posisi kesenian untuk terus berkreasi, guna memenuhi selera
pasar yang selalu berkembang. Selain itu di era ekonomi kreatif (kreativitas
menjadi industri), para seniman dihadapkan pada persaingan untuk mendapat
intensif dari hasil pementasan seni. Hal ini menuntut seniman untuk berfikir
kreatif yaitu mengungkap dan menemukan jawaban dalam menghadapi
persoalan-persoalan tersebut. Oleh karena itu, untuk mengikuti perkembangan tersebut
diperlukan suatu kreativitas agar tercipta kreasi yang dapat diterima masyarakat.
Dengan kata lain, pertumbuhan dan perkembangan kesenian bergantung pada
sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru atau penemuan-penemuan baru
masyarakat. Maka, timbul dan tumbuhnya kreativitas yang diciptakan individu
tidak luput dari pengaruh manusia itu sendiri dan masyarakat tempat individu
tersebut hidup.
Kreativitas dimiliki setiap orang meskipun tingkatannya tidak sama atau
berbeda-beda. Secara sederhana kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menciptakan produk baru yang unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya.
Produk baru yang dimaksud dapat berupa ide maupun karya nyata berdasarkan
pemikiran yang relatif berbeda. Dengan kata lain, kreativitas merupakan
kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru sebagai hasil karya yang
menciptakan perubahan dari unsur-unsur yang ada, berupa gagasan maupun karya
nyata dan menunjukkan orisinalitas dalam berfikir yang relatif berbeda dengan
yang telah ada sebelumnya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Asep Serepet
dalam kesenian Rebana.
Asep Serepet adalah seorang kreator seni yang melahirkan bentuk kesenian
baru dengan menggunakan Rebana. Pemikirannya yang kreatif, mampu
menciptakan kesenian rebana yang berbeda dengan kesenian rebana pada
umumnya. Dengan hasil kreativitasnya kesenian tersebut berhasil menarik simpati
masyarakat sekitar. Terbukti dengan banyaknya permintaan dari masyarakat untuk
menggunakan jasa Asep Serepet menampilkan permainan rebana dalam berbagai
acara perhelatan umum. Hal ini juga membuktikan eksistensi kesenian rebana
dapat terjaga dalam komunitas manusia atau masyarakat pendukungnya yang
memberikan tempat kesenian tersebut untuk hidup dan berkembang.
Kreativitas Asep Serepet dalam kesenian rebana banyak memberikan
dampak positif baik bagi Asep Serepet sendiri maupun masyarakat umum.
Popularitas dan nilai komersil merupakan salah satu yang di dapat Asep Serepet
dari kesenian tersebut. Sementara bagi masyarakat, Kesenian rebana Asep Serepet
mampu meningkatkan apresiasi yang cukup tinggi. Dengan kretivitas tersebut
juga mampu memberikan warna baru bagi perkembangan kesenian, khususnya
kesenian rebana.
Kesenian Rebana merupakan seni musik islami karena lagu yang dibawakan
3
tiga sampai sembilan pemain dalam satu grup. Permainannya adalah saling
melengkapi antara pemain satu dengan pemain yang lainnya atau saling
bersahutan. Asep Serepet menciptakan sesuatu yang kreatif dan unik dalam
kesenian rebana. Keunikan kesenian Rebana yang dilakukan oleh Asep Serepet
adalah keterampilan dalam teknik atau cara menabuh rebana. Asep Serepet
memainkan pola tabuhan beberapa Rebana dengan ritme atau tempo yang teratur
sendirian.
Pertunjukkan Kesenian rebana Asep Serepet sering disebut dengan kesenian
Rebana tunggal, karena beberapa alat/instrumen dimodivikasi menjadi satu
kesatuan dan dimainkan oleh sendiri, tidak menggunakan personil lain kecuali
hanya pelengkap. Permainan Rebana yang disuguhkan Asep Serepet biasanya
digunakan untuk mengiringi lagu dengan syair berbahasa Arab seperti sholawat
yang diambil dari kitab Barjanzi atau lagu-lagu berbahasa Indonesia dan
berbahasa daerah yang bernuansa keislaman. Akan tetapi tidak hanya itu, Asep
Serepet juga dapat mengiringi lagu-lagu lainnya yang populer dimasyarakat
seperti lagu-lagu ber-genre pop sunda, dangdut, dll.
Kesenian Rebana yang dimainkan oleh Asep Serepet memiliki ciri khas
terutama di dalam memainkan pola-pola tabuhan rebana. Dia bisa mengkreasikan
berbagai tabuhan rebana sebagai hasil kreasinya sendiri. Keunikan dan
kekhasannya dalam memainkan rebana, Asep Serepet dapat mempertunjukkan
kemampuannya dalam menyajikan lagu-lagu secara tunggal dengan media rebana
yang terdiri dari lima buah. Bahkan pada saat mempertunjukkan kebolehannya,
selalu menggunakan media tambahan dengan tam-tam. Kesenian Rebana tunggal
yang dilakukan Asep Serepet belum pernah dilakukan oleh musisi lainnya,
khususnya di wilayah Kabupaten Garut. Oleh karena itu, pertunjukkan kesenian
Rebana Asep Serepet menjadi style atau gaya tersendiri.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengungkap potensi yang
ada pada kesenian Rebana tunggal tersebut. Ketertarikan peneliti akan diwujudkan
dalam bentuk kegiatan penelitian dengan judul Kesenian rebana Asep Serepet di
Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut dengan harapan, hasil
selain dapat menambah repertoir khasanah kesenian daerah yang tumbuh dan
berkembang di Indonesia khususnya di wilayah Pasundan.
Penelitian ini dilakukan karena kekhawatiran peneliti akan punahnya
Kesenian rebana Asep Serepet tanpa adanya bukti nyata keberadaan kesenian
tersebut. Selain itu, Kesenian rebana Asep Serepet layak untuk diapresiasi
mengingat kesenian tersebut telah memberikan kontribusi bagi dunia seni, dan
outputnya juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi atau referensi bagi
perluasan wawasan seni mengenai alat musik perkusi di dunia pendidikan.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, masalah yang diangkat adalah tentang Bagaimana
Kesenian rebana Asep Serepet Di Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten
Garut?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka secara spesifik dibuatlah
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet?
2. Bagaimana teknik permainan rebana Asep Serepet?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kesenian rebana Asep
Serepet di Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut.
Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan,
menggambarkan dan menjawab pertanyaan penelitian tentang:
1. Struktur pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet.
2. Teknik permainan rebana Asep Serepet.
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Setelah dilakukan penelitian dan memperoleh hasil penelitian, diharapkan
dapat bermanfaat khususnya bagi berbagai pihak. Pihak tersebut antara lain:
1. Peneliti, dapat menambah pengalaman langsung dalam mengkaji, juga dapat
5
Asep Serepet, serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan pendidikan seni, terutama kesenian tradisional.
2. Lembaga Akademik
a. Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan referensi mengenai kesenian Rebana guna memperkaya ilmu
pengetahuan tentan seni tradisional bagi para akademik Jurusan Pendidikan
Seni Musik FPBS UPI.
b. Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan khususnya di wilayah
Garut, sebagai dokumentasi atas pelestarian kesenian tradisional daerah
bahwa Kesenian rebana Asep Serepet layak dipertahankan bahkan
dikembangkan untuk sumber ajar dan peningkatan pariwisata cabang seni.
3. Masyarakat
a. Pelaku seni rebana (Asep Serepet), diharapkan menjadikan suatu motivasi
untuk terus berkreasi, melestarikan, dan mengembangkan kesenian Rebana.
b. Penikmat Kesenian Rebana/ Apresiator, sebagai bahan informasi bagi semua
masyarakat, tentang kesenian rebana Asep Serepet di Desa Cirapuhan
Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut, sehingga masyarakat lebih termotivasi
untuk turut berapresiasi dan ikut melestarikan kesenian rebana.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh
pembaca tentang penelitian ini, maka peneliti membuat struktur organisasi skripsi
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN berisi Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur
Organisasi Skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA dengan ruang lingkup masalah Konseptual
Kesenian, Seni Pertunjukkan (Konsep, Struktur, Materi, Penyajian, Fungsi Seni
BAB III METODE PENELITIAN meliputi Lokasi dan Subjek Penelitian,
Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data, Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN mendeskripsikan
mengenai: Profil Asep Serepet, Perjalanan Asep Serepet dalam Kesenian Rebana,
Struktur Pertunjukkan Kesenian Rebana Asep Serepet dan Teknik Permainan
Rebana Asep Serepet.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN merupakan kesimpulan atas
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini bertepatan di kediaman narasumber kesenian Rebana
tunggal yaitu Pak Asep yang berada di Jalan Selaawi Rt.06 Rw.02 Kampung
Cigadung Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut. Pemilihan lokasi
penelitian dipilih karena berdasarkan pada beberapa pertimbangan berikut:
1. Hubungan transportasi lokasi penelitian tidak terlalu sulit, oleh karena itu
lokasi penelitian tersebut sangat memungkinkan dilakukan penelitian;
2. Secara teritorial keadaan budaya masyarakat lebih islami sehingga
menumbuhkan kehidupan yang kondusif sebab di daerah tersebut merupakan
lingkungan pesantren;
3. Domisili peneliti tidak terlalu jauh dari lokasi penelitian.
Adapun subjek penelitian ini yakni kesenian rebana Asep Serepet. Kesenian
rebana Asep Serepet ini memiliki keunikan tersendiri yaitu penyajian kesenian
rebana yang berbeda dibanding dengan kesenian rebana pada umumnya. Asep
Serepet mampu memainkan beberapa rebana secara tunggal sehingga kesenian ini
menjadi khas yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji. Subjek penelitian
ini dipilih dengan pertimbangan bahwa keberadaan peneliti dan Asep Serepet ada
keterikatan dalam ikatan kelembagaan yaitu di Pesantren Alfadlillah Bl.
Limbangan Kabupaten Garut. Dengan demikian, proses penelitian berjalan
dengan lancar sesuai dengan harapan.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian sangat diperlukan metode yang tepat untuk mendapatkan
data yang akurat. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode deskripif yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada berupa kajian naturalisik
yaitu melihat situasi nyata, terbuka, dan tidak ada rekayasa. Seperti yang
memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas,
tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya”.
Pernyataan tersebut sesuai dengan maksud penggunaan metode deskriptif
pada penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan, menggambarkan teknik
permainan rebana dan perwujudan Kesenian rebana Asep Serepet dalam
menyajikan pertunjukkan permainan Rebana sebagaimana adanya tanpa rekayasa
(naturalistik). Dengan demikian, melalui penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai Kesenian rebana Asep Serepet yang berbeda
dibandingkan dengan kesenian rebana pada umumnya. Yaitu, adanya kekhususan
pada permainan rebana Asep Serepet yang dipertunjukkan sebagai musik
pengiring lagu, baik lagu berbahasa Arab, Indonesia, dan Sunda yang bernuansa
Islam, maupun lagu pop Sunda dan Dangdut yang sedang berkembang di
masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang
digunakan oleh peneliti dengan mendasar pada data-data yang dinyatakan
responden secara lisan atau tulisan, dan juga perilakunya yang nyata, diteliti dan
dipelajari sebagai suatu yang utuh. Pendekatan kualitatif ini peneliti gunakan
berdasar pada pertimbangan bahwa metode ini mampu menyesuaikan secara lebih
mudah dengan responden, yaitu Asep Serepet.
Untuk mempermudah langkah yang ditempuh, peneliti membuat alur
kegiatan penelitian untuk menggambarkan serangkaian kegiatan penelitian yang
dilakukan. Adapun alur kegiatan tersebut peneliti gambarkan dengan diagram
21
Diagram 3.1
Alur kegiatan penelitian kesenian rebana Asep Serepet diadaptasi dari model
Dewi Suryati Budiwati, 2013
Dari diagram tersebut tanda panah dari observasi langsung menuju pada
penyusunan laporan penelitian. Dalam hal ini penelitian ini bisa lakukan hanya
dengan melakukan observasi kemudian mengambil kesimpulan dan menyusun
hasil observasi menjadi sebuah laporan penelitian. Adapun penelitian yang
dilakukan dalam penyusunan laporan ini meliputi beberapa tahap yang terdiri
dari:
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan menghimpun data yang didapat melalui
penglihatan dan pendengaran peneliti. Dalam kegiatan observasi ini juga
dilakukan pemilihan lokasi penelitian dan orientasi dengan subjek penelitian Observasi Merumuskan
Masalah Pelaksanaan Penelitian
Pengolahan Data Penyusunan
Laporan Penelitian
sebagai observasi awal. Orientasi ini merupakan tahap persiapan pengumpulan
data dengan menempuh langkah-langkah berikut:
a. Melakukan pendekatan, yaitu mengadakan konsultasi kepada Pak Asep yang
menjadi pemain Rebana tunggal di Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi
Kabupaten Garut untuk mendapatkan kesediaan dilakukannya penelitian;
b. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian; dan
c. Membina hubungan baik dengan responden sebelum pelaksanaan penelitian
berlangsung.
2. Merumuskan Masalah
Setelah kegiatan observasi, peneliti mulai melakukan perumusan masalah
mengenai topik penelitian agar penelitian tidak terlalu luas dan dapat terpusat atau
fokus pada permasalahan yang akan diteliti. Dalam kegiatan ini peneliti membuat
dan menyusun instrumen penelitian untuk mempermudah pada kegiatan
pelaksanaan penelitian berlangsung, yaitu dengan mempersiapkan pedoman
observasi, observasi dan pendokumentasian yang diperlukan mengenai Kesenian
rebana Asep Serepet;
3. Pelaksanaan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini dilakukan implementasi instrumen
penelitian yaitu melakukan observasi dan kegiatan wawancara dengan informan
terkait serta pendokumentasian mengenai keseluruhan kegiatan penelitian yang
dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini tidak bersifat kaku, peneliti
menyesuaikan dengan situasi lapangan dari kesediaan narasumber.
4. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan selama kegiatan penelitian berlangsung dengan
menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data atau display data, kemudian
melakukan analisis data sebelum akhrinya mengambil kesimpulan dan verifikasi
data.
5. Penyusunan Laporan Penelitian
Penyusunan laporan penelitian merupakan tahapan yang ditempuh setelah
23
untuk dijadikan karya ilmiah. Hasil penelitian tersebut berupa catatan-catatan,
hasil wawancara, dokumentasi dan rekaman yang diperoleh dari lapangan dan
kemudian dideskripsikan atau digambarkan sebagai hasil laporan penelitian.
Gambaran umum mengenai penyusunan hasil penelitian, peneliti melaporkan
dengan sistematika penulisan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang
berlaku.
6. Desiminasi
Desiminasi merupakan langka akhir yang dilakukan setelah melaksanakan
serangkaian tahapan penelitian, yaitu pertanggungjawaban atas laporan kegiatan
penelitian yang dilakukan.
C. Definisi Opreasional
Untuk menyamakan persepsi/ judul yang dipergunakan, peneliti merasa
perlu untuk memberikan batasan istilah-istilah yang digunakan:
1. Kesenian
Kesenian sebagai pedoman bagi pemenuhan kebutuhan integratif, yang
bertalian dengan keindahan, berfungsi mengintegrasikan berbagai kebutuhan
tersebut menjadi satu kesatuan sistem yang diterima oleh cita rasa yang
langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pembenaran secara moral
dan penerimaan akal fikiran warga masyarakat pendukungnya (Rohidi, 2000:
30).
2. Rebana
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Rebana adalah gendang pipih bundar yang
dibuat dari tabung kayu pendek dan agak lebar ujungnya, pada salah satu
bagiannya diberi kulit (Alya, 2009: 610).
D. Instrumen Penelitian
Untuk menunjang masalah yang diteliti, digunakan instrumen penelitian
dengan berpedoman pada:
Pedoman observasi di sini adalah dengan melihat, mengamati dan
menganalisis data-data penelitian yang dijadikan sumber bagi peneliti pada
kesenian rebana untuk penyusunan karya ilmiah ini.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara pada instrumen penelitian ini merupakan pedoman
pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber. Hal ini dimaksudkan
untuk mendapat informasi mengenai masalah yang berhubungan dengan kesenian
Rebana, terutama dalam aspek yang diteliti yaitu terkait perwujudan dan teknik
permainan rebana Asep Serepet.
3. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi ini merupakan data yang didapat dari lapangan baik
berupa catatan tertulis maupun berupa audio dan audio visual.
Pada pelaksanaannya, pedoman tersebut dapat berkembang sesuai dengan
situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian diperlukan sejumlah data yang dapat menunjang
terhadap masalah yang diteliti untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa
cara, diantaranya:
1. Observasi
Metode Observasi adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengamati
sesuatu, seseorang, suatu lingkungan, atau situasi secara tajam terinci, dan
mencatatnya secara akurat ... (Rohidi, 2011: 182). Observasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung ke lapangan. Kegiatan ini
berfungsi untuk mengamati Kesenian rebana Asep Serepet. Pengamatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi pasif yang berarti peneliti hanya
25
Observasi pertama dilakukan pada tanggal 29 April 2013 untuk melihat
lokasi kesenian tersebut yang bertempatan di Jalan Selaawi Kampung Cigadung
Rt.06 Rw.02 Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut. Selain itu
juga berbincang-bincang dengan Pak Asep selaku pemain rebana tunggal sebagai
orientasi atau pendekatan awal. Kemudian membicarakan permasalahan yang
akan diteliti serta meminta izin kepada beliau untuk mengadakan penelitian pada
kesenian rebana Asep Serepet.
Observasi kedua dilakukan di kediaman Pak Asep untuk mendapat
informasi mengenai keseharian Pak Asep sebagai pemain rebana tunggal.
Kemudian mengamati sepak terjang Pak Asep dalam kesenian rebana ini hingga
sekarang.
Observasi atau pengamatan berikutnya dilaksanakan dengan agenda untuk
mengamati pertunjukkan kesenian gaya Asep Serepet yang bertempat di daerah
Bandung Jl. Muh. Toha pada acara perayaan pernikahan. Pada observasi kali ini
peneliti diperkenalkan dengan anggota lainnya yang ikut serta membantu dalam
pertunjukkan Kesenian rebana Asep Serepet.
Observasi selanjutnya yang merupakan observasi terakhir dilaksanakan di
kediaman Pak Asep untuk mendapatkan data tambahan lainnya mengenai
Kesenian rebana Asep Serepet. Pada kesempatan ini, peneliti mendapat data-data
mengenai instrumen dan properti yang digunakan dengan mengamati permainan
rebana Asep Serepet dalam mengiringi lagu.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh
informasi tentang kejadian yang oleh peneliti tidak dapat diamati sendiri secara
langsung, baik karena tindakan atau peristiwa yang terjadi di masa lampau
ataupun karena peneliti tidak diperbolehkan hadir di tempat kejadian itu (Rohidi,
2011: 208). Metode wawancara atau metode interview, mencakup cara yang
keterangan, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan informan terkait
yang tidak dapat digali pada kegiatan observasi.
Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan telah menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan wawancara yang disusun secara sistematis meskipun dalam
pelaksanaannya bersifat fleksibel. Dengan menggunakan teknik wawancara ini,
peneliti mendapatkan kejelasan data-data yang dilakukan pada kegiatan observasi.
Kegiatan wawancara disesuaikan dengan waktu observasi, karena dalam
pelaksanaan melakukan observasi, peneliti sekaligus melakukan wawancara
dengan narasumber. Namun, pada kegiatan ini peneliti menyesuaikan agenda
wawancara dengan situasi dan kondisi narasumber.
Wawancara awal penelitian ini berlangsung pada tanggal 29 April 2013,
bertempat di kediaman Pak Asep di Jl. Selaawi Kampung Cigadung Rt.06 Rw.02
Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut. Adapun Bapak Asep
sendiri merupakan pelaku atau pemain rebana tunggal yang menjadi narasumber
pada penelitian ini. Wawancara awal ini dilakukan hanya sebatas orientasi atau
pendekatan awal mengenai maksud peneliti dan untuk mendapat kesediaan Pak
Asep dilakukannya penelitian.
Gambar 3.3
27
(Dokumentasi Risa, 2013)
Kegiatan wawancara selajutnya disesuaikan dengan kegiatan observasi yang
telah dikemukan diawal pembahasan observasi. Wawancara kedua dilakukan di
kediaman Pak Asep. Pertanyaan yang diajukan kepada beliau adalah mengenai
keseharian Pak Asep selaku pemain rebana tunggal. Dalam kesempatan ini,
peneliti juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar sepak terjang Pak Asep
dalam kesenian rebana ini.
Wawancara berikutnya dilakukan kepada anggota atau pemain yang
mendukung pertunjukkan Kesenian rebana Asep Serepet. Kesempatan ini
dilaksanakan ketika peneliti diperkenalkan dengan para pemain tersebut
disela-sela istirahat pada saat pertunjukkan. Pertanyaan yang diajukan seputar
kegiatannya selama bergabung dengan Kesenian rebana Asep Serepet.
Pada wawancara selanjutnya, peneliti lakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data tambahan lainnya mengenai
alat-alat yang digunakan pada kesenian rebana, proses pertunjukkan dan pertunjukkan
Kesenian rebana Asep Serepet berlangsung.
3. Studi Dokumentasi
Untuk melengkapi teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, semua
data yang ditemukan di lokasi penelitian dihimpun mulai dari data dokumentasi
yang ditemukan di lokasi berupa video pertunjukkan kesenian rebana Asep
Serepet sampai pendokumentasian melalui perekam audio, video dan foto. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu mengumpulkan data yang sangat penting untuk
dikaji dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan kamera sebagai alat pengumpulan data berupa
foto dan video, serta menggunakan telepon genggam sebagai alat pengumpulan
data berupa audio. Dokumentasi dilakukan pada saat observasi, diantaranya
4. Studi Pustaka
Teknik ini merupakan langkah kerja dalam mencari landasan teoritis yang
peneliti jadikan pedoman dalam penulisan penelitian ini. Tahap pengumpulan data
dari sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, majalah, skripsi, maupun
hasil-hasil relevan yang berkaitan dengan objek penelitian. Studi pustaka yang
dilakukan hanya untuk memahami dan mendukung tulisan ataupun anggapan
peneliti mengenai perwujudan dan teknik permainan rebana Asep Serepet.
Adapun buku yang menjadi rujukan, yaitu:
1. Buku Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid I Estetika Instrumental karya
Djelantik dan Buku Paradigma Pendidikan Seni karya Jazuli mengenai
Konsep Seni
2. Buku Seni Pertunjukkan Indonesia karya Jacob Sumardjo mengenai seni
pertunjukkan
3. Buku Bermain Rebana karya Mus. K. Wirya mengenai rebana.
F. Analisis Data
Kegiatan analisis data dilakukan sepanjang penelitian dilaksanakan, dan
terus menerus mulai dari pengumpulan data hingga akhir penelitian. Analisis data
dilakukan dengan kegiatan mengatur, mengurutkan, memberi kode atau tanda, dan
mengkategorikan data-data sesuai kelompoknya. Setelah semua data terkumpul
secara detail, baik dalam bentuk catatan, rekaman atau bentuk lainnya, kemudian
menganalisis data dengan langkah-langkah berikut:
a. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi
literatur dan dokumentasi. Serta mengadakan pemilihan data yang
benar-benar representatif, relevan dengan tujuan penelitian.
b. Menganalisis data dengan menyesuaikan dan membandingkan antara data
hasil lapangan dengan literatur atau sumber lain serta dokumen yang
menunjang sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan kemudian di
pilah-pilah untuk disesuaikan dengan topik kajian utama yang diteliti dan
29
c. Memaparkan laporan/ penyusunan laporan kegiatan yang merupakan kegiatan
akhir dari penelitian.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam proses analisis data pada
penelitian ini, peneliti mengadaptasi konsep dari model Miles and Huberman
(1984) dalam Sugiyono (2011; 337-345), yaitu data yang dikumpulkan akan
dianalisa melalui tiga tahap, yaitu:
1. Reduksi Data
Kegiatan reduksi data pada penelitian ini dilakukan dengan cara merangkum
catatan-catatan lapangan dengan memilah hal-hal pokok yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan informasi dari
lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran serta
mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan
kembali. Kegiatan ini merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian yang
bertujuan untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang
hal-hal yang tidak penting yang muncul dari catatan dan pengumpulan data. Proses ini
berlangsung terus-menerus sampai laporan akhir penelitian selesai. Adapun
aspek-aspek permasalahan yang direduksi dalam penelitian ini meliputi Kesenian
rebana Asep Serepet terutama tentang perwujudan yaitu mengenai bentuk dan
struktur pertunjukkan serta teknik permainan rebana Asep Serepet. Dalam
kegiatan ini, peneliti memilah dan mengelompokkan catatan-catatan yang
berhubungan dengan teknik permainan rebana serta kelengkapan proses
berlangsungnya pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet.
2. Penyajian Data atau Display Data
Langkah selanjutnya setelah melakukan kegiatan reduksi data adalah
penyajian data atau display data. Display data ini merupakan sekumpulan
informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilaksanakan. Display
data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan data hasil penelitian dan
dalam penelitian ini adalah menyajikan data-data kesenian rebana Asep Serepet
mengenai teknik permainan rebana dan struktur pertunjukkan yaitu urutan
pertunjukkan meliputi pembuka, isi, penutup dan elemen pertunjukkan meliputi
instrumen yang digunakan, posisi rebana, tata panggung, tata rias, tata busana,
lagu-lagu, serta pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet. Selanjutnya peneliti
melakukan analisis terhadap data yang didapat kemudian menyesuaikan dan
membandingkan data hasil peneilitian di lapangan dengan literatur berupa teori
atau sumber yang menunjang sehingga memberikan kemungkinan dilakukan
penarikan kesimpulan.
3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data
Kegiatan menganalisis data dilakukan untuk pengambilan kesimpulan. Hal
ini untuk memberikan gambaran secara pasti masalah yang diteliti. Setelah
melakukan penarikan kesimpulan, kemudian memverifikasi data, yaitu kegiatan
mempelajari kembali data-data yang telah terkumpul dengan meminta
pertimbangan atau pendapat berbagai pihak yang relevan terhadap penelitian yang
sedang diteliti agar memiliki validasi yang tinggi. Adapun yang menjadi
kesimpulan dan diverifikasi dalam penelitian ini adalah adanya kesenian rebana
yang berbeda dengan kesenian rebana lainnya yakni kesenian rebana Asep
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kesenian rebana Asep
Serepet di Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut, yang
diselenggarakan pada acara syukuran pernikahan, dapat disimpulkan bahwa
kesenian rebana Asep Serepet merupakan salah satu seni pertunjukkan yang unik
dan memiliki ciri khas sehingga mampu menarik perhatian masyarakat. Keunikan
tersebut dilihat dari cara memainkan rebana yang berbeda dengan kesenian rebana
pada umumnya, yaitu Asep Serepet memainkan lima rebana berikut satu buah
tam-tam dengan memposisikan rebana-rebana tersebut pada stand rebana dan
dimainkan oleh kedua tangannya. Selain itu, kesenian rebana ini memiliki ciri
khas dengan mampu mengiringi lagu-lagu pop Sunda dan dangdut. Secara khusus
diungkap kesimpulannya sebagai berikut:
1. Struktur Pertunjukkan Kesenian Rebana Asep Serepet
Pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet memiliki urutan pertunjukkan
dan elemen-elemen pertunjukkan tersendiri. Meskipun tidak begitu mencolok,
urutan pertunjukkan kesenian rebana Asep Serepet terdiri atas pembuka, isi dan
penutup. Sedangkan elemen-elemen pertunjukannya terdiri dari instrumen yang
berbeda dengan kesenian rebana pada umumnya, yaitu adanya stand rebana.
Sehingga memiliki posisi rebana dan posisi pemain tersendiri. Selain itu waktu
dan tempat, serta pertunjukkannya lebih fleksibel, menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi penyelenggara. Kesenian rebana Asep Serepet juga menggunakan tata
rias dan tata busana yang disesuaikan dengan tata kesopanan untuk mendukung
pertunjukkannya.
2. Teknik Permainan Rebana Asep Serepet
Secara garis besar, pada permainan rebana Asep Serepet terdapat beberapa
teknik yang digunakan, antara lain:
a. Teknik Tepak, yaitu teknik memainkan rebana dengan memukul bagian
b. Teknik Tepuk, yaitu teknik memainkan rebana dengan memukul bagian
dalam/permukaan tengah instrumen/waditra.
c. Teknik “sintreuk”, yaitu teknik memainkan rebana dengan cara nyintreuk
(Istilah Sunda) menggunakan semua jari tangan sehingga menghasilkan bunyi
“trak”.
d. teknik “sorodot”, yaitu teknik memainkan tamtam besar dengan cara
menekan kulit tamtam hingga ke tengah permukaan tam-tam menggunakan
sikut kiri (nyorodot) dan tangan tangan menepuk-nepuk bagian kulit lainnya
dari tam-tam tersebut.
B. Saran
Keberlangsungan kesenian ditentukan oleh masyarakat pendukungnya, jika
masyarakat pendukungnya tetap menjaga dan melestarikan kesenian tersebut
maka akan tetap hidup pada generasi selanjutnya, namun jika sebaliknya, generasi
berikutnya tidak akan mengetahui seni pertunjukkan yang pernah ada sebelumnya.
Diharapkan setelah melakukan penelitian tentang kesenian rebana gaya Asep
Serepet di Desa Cirapuhan Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut ini, beberapa
pihak terkait turut menjaga dan melestarikan seni pertunjukkan yang ada di
Indonesia, untuk itu peneliti mengemukakan beberapa saran, antara lain:
1. Dengan potensi yang dimiliki Asep Serepet, agar melakukan kaderisasi untuk
mempertahankan dan mengembangkan kesenian tersebut.
2. Kalangan akademis, agar tetap berupaya untuk terus menumbuhkembangkan
keberadaan kesenian di Indonesia, tidak hanya dengan jalur skripsi sehingga
kesenian tetap terjaga dan lestari.
3. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah, agar terus membantu melestarikan
kesenian dengan terus menerus memantau, mengembangkan, melindungi,
keberadaan kesenian agar bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya.
4. Dengan adanya kesenian rebana Asep Serepet, masyarakat diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Alya, Q. (2009). Kamus Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Indah Jaya Adipratama.
Djelantik, A. A. M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI (Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia).
_________________. (1990). Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid I Estetika Instrumental. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI).
Gunara, S. (2008). ”Manfaat Pendidikan Musik Bagi Anak”. Jurnal Seni dan Pengajarannya. 15. (1). 19-26.
Jamalus dan Busroh. (1991). Pendidikan Kesenian I (Musik). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Jazuli, M. (2008). Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Semarang: Unesa University Press.
Kubarsah, U. (1995). Waditra, Mengenal Alat-alat Kesenian Daerah Jawa Barat. Bandung: CV Sampurna.
Kusmayati, H. dkk. (2006). Seni Pertunjukkan. Jakarta: Buku Antar bangsa.
Milyartini, R. (2008). “Modul Pembelajaran Kreativitas Untuk Anak Usia Dini”. Bandung: Tidak diterbitkan.
Paul, D. R. (2012). Kitab 13 Jurus Rahasia Teknik Vokal. Surabaya: Improve.
Pemerintah DKI. (2000). Rebana Burdah dan Biang. Dinas Kebudayaan Prop. DKI Jakarta.
Rohidi, T. R. (2000). Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung. STISI Press.
__________. (2000). Ekspresi Seni Orang Miskin. Bandung: Penerbit Nuansa.
__________. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Satya, B. D. S. (2013). Teknik Dasar Bernyanyi untuk Sekolah Dasar dan Menengah. Yogyakarta: ANDI.
Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukkan. Jakarta. Sinar Harapan.
Soedarsono, R. M. (2000). Seni Pertunjukan Di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soepandi, A. (1977). Dasar-Dasar Teori Karawitan. Bandung: Lembaga Kesenian Bandung.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung. ITB
__________. (2001). Seni Pertunjukkan Indonesia. Bandung: STSI Press Bandung.
Supanggah, R. (2002). Bothekan Karawitan I. Jakarta: MSPI
Sukmadinata, S. N. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda.
Wirya, K. M. (1984). Bermain Rebana. Jakarta: CV Yasaguna.
Hasil Penelitian
Budiwati, D. S. (2003). Tembang Sunda Cigawiran: Sosialisasi Nilai-nilai Budaya dan Fungsi Tembang Sunda Cigawiran pada Kehisupan Masyarakat Cigawir. Tesis Program Pascasarjana UNS Semarang: tidak diterbitkan.
Sumber Website
Alfian, M. (2006). “Seni Pertunjukan dalam perspektif Sejarah: Musik Keroncong di Indonesia”. Makalah pada Seminar Sejarah, Yogyakarta. [Online] Tersedia:
http://www.javanologi.info/main/themes/pdf/SENI_PERTUNJUKAN_DA LAM_PERSPEKTIF_SEJARAH-Meli.pdf [5 Mei 2013]
Sinaga, S. S. (2006). “Fungsi dan Ciri Kesenian Rebana di Pantura Jawa Tengah”. Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. 8. (3) [Online] Tersedia:http//journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/736 /665 [5 Mei 2013]
Tn. (2012). Rebana Alat Musik Tradisional. [online]. Tersedia: