• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG: STUDI KASUS DI SMA NEGERI 6 CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG: STUDI KASUS DI SMA NEGERI 6 CIREBON."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

1.5.1 Jenis Metode Penelitian... 9

1.5.2 Sumber Data... 10

1.5.3 Instrumen Penelitian... 10

(2)

2.5.2 Foto Sebagai Media Pembelajaran ……….... 21

2.6 Kosakata... 24

2.6.1 Pengertian Kosakata... 24

2.6.2 Penguasaan Kosakata... 25

2.6.3 Manfaat Penguasaan Kosakata Dalam Pengajaran Bahasa... 27

2.7 Kalimat... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 29

3.2 Desain Penelitian...……… 30

3.3 Sumber Data...…….………. 32

3.4 Teknik Pengumpulan dan Instrumen Penelitian ….…..….. 32

3.4.1 Teknik pengumpulan Data ... 32

3.4.2 Instrumen Penelitian... 33

3.5 Teknik Pengolahan Data... 38

(3)

4.3 Pembahasan...………... 79 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……….... 81

5.2. Saran...………... 83

DAFTAR PUSTAKA ………. 85

LAMPIRAN

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pre-test dan Post-test...……….. 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penelitian....………..………... 36

Tabel 3.3 Tabel Persiapan Perhitungan... 39

Tabel 3.4 Tafsiran Analisis Hasil Angket... 43

Tabel 4.1 Nilai Pretest (Sebelum Treatment)... 55

Tabel 4.2 Nilai Posttest (Setelah Treatment)……... 57

Tabel 4.3 Nilai Gain...….…… 60

Tabel 4.4 Perhitungan Data Tes... 62

Tabel 4.5 Kriteria Efektifitas Pembelajaran... 67

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi kegiatan belajar mengajar di sekolah yang juga terdapat unsur pembelajaran bahasa. Sehingga, jika faktor bahasa diabaikan maka kegiatan pendidikan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Karena tidak mungkin ada pendidikan yang tanpa bahasa.

Di dalam era globalisasi seperti ini, kemampuan dalam berbahasa asing menjadi salah satu kebutuhan utama dan seakan sudah menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh pelajar. Salah satu bahasa asing yang perlu dipelajari oleh pelajar adalah bahasa Jepang.

(6)

Selain itu, pihak The Japan Foundation juga menyebutkan bahwa tujuan belajar para siswa mempelajari bahasa Jepang antara lain adalah untuk bisa berkomunikasi dalam bahasa Jepang, untuk mengetahui tentang budaya Jepang, sebagai masyarakat internasional dan pergaulan internasional, untuk mengetahui masyarakat, ekonomi, dan politik Jepang, untuk persiapan masuk ujian universitas dan lain-lain.

Pengajaran bahasa Jepang sekarang ini semakin berkembang menjadikan bahasa asing yang diajarkan di SMA. Tujuan pengajaran bahasa Jepang pada umumnya adalah agar siswa mampu memiliki standar kompetensi yang sesuai dengan kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi yang mencakup keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa “Ruang lingkup pelajaran bahasa

Jepang mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Jepang yang disajikan secara terpadu. Penekanannya terutama pada keterampilan berbicara. Unsur-unsur bahasa seperti tata bahasa, kosakata, lafal dan tulisan dapat diajarkan untuk menunjang keempat keterampilan berbahasa bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri” Danasasmita, (1996: 12).

(7)

bahwa penguasaan kosakata memegang peranan penting dalam pembelajaran bahasa. Dan apabila penguasaan kosakata dirasa minim, maka hal tersebut akan sangat menyulitkan siswa sebagai pembelajar bahasa asing khususnya bahasa jepang.

Kesulitan penguasaan kosakata yang dialami siswa pembelajar, mungkin disebabkan karena sulitnya mengingat kosakata baru. Para pembelajar cenderung dapat mengingat kosakata yang baru dikenalnya dalam ingatan jangka pendek. Sehingga para pembelajar cepat lupa akan kosakata yang baru diberikan. Penulis berasumsi bahwa permasalahan tersebut dapat diatasi jika pengajaran kosakata dilakukan dengan metode yang menarik minat pembelajar. Misalnya berupa permainan yang akan membuat pengajaran kosakata menjadi tidak membosankan salah satunya dengan metode pengajaran menggunakan media foto.

Oleh karena itu, penulis akan mengujicobakan teknik media foto dalam pembelajaran bahasa Jepang di SMA Negeri 6 Cirebon dengan tujuan agar penguasaan kosakata terhadap siswa meningkat dan mampu mengembangkannya menjadi sebuah kalimat.

Sehingga, judul penelitian yang penulis ambil adalah “Penggunaan

(8)

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan, maka rumusan masalah ini yaitu:

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto?

2. Bagaimana pengajaran pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto?

3. Bagaimana hasil belajar pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pengajaran cara mengembangkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto?

Agar permasalahan yang diteliti lebih jelas dan tidak meluas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Peneliti hanya akan menyusun rencana pembelajaran untuk pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto.

(9)

3. Peneliti hanya akan meneliti hasil belajar pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto.

4. Peneliti hanya akan meneliti tanggapan siswa terhadap pengajaran cara mengembangkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam segala bentuk kegiatan, tujuan merupakan dasar pemikiran yang paling utama, tanpa adanya tujuan suatu kegiatan tidak akan berjalan lancar.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran cara mengembangkan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto.

2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pengajaran yang menggunakan media foto terhadap pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang.

3. Untuk mengetahui hasil belajar pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto.

(10)

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara umum : dapat digunakan untuk membantu permasalahan yang sama dalam proses mengingat kosakata dalam suatu bahasa terlebih untuk melatih kemampuan mengingat, mencari keefektifan.

2. Bagi peneliti : melihat dan menemukan sebuah solusi dalam kesulitan untuk pengajaran keterampilan mengingat kosakata dan mengembangkannya menjadi kalimat sehingga membantu dalam proses pengajarannya. Dan juga sebagai sumbangan atau bahan rujukan bagi pengajar.

3. Bagi pengajar : dapat memanfaatkan media sebagai media ajar agar pemahaman atau juga maksud dari diadakan penelitian (dalam hal ini keterampilan mengingat kosakata dan pengembangan menjadi kalimat) tersampaikan.

(11)

1.4 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menginterprestasikan makna dari kata-kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis mencoba mendefenisikan istilah sebagai berikut :

a. Media foto

Menurut Sadiman, dkk (2003: 28-29): Media foto adalah media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus foto berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. foto termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.

b. Pembelajaran

(12)

c. Kosakata

Pengertian Kosakata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau

entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata dalam bahasa

Inggris disebut vocabulary, kosakata didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata

yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan

digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru.

Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.

d. Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

(13)

e. Pengembangan kosakata menjadi kalimat

Kosakata didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Penguasaan kosakata yang memadai akan membuat seseorang mampu melakukan komunikasi dengan bahasa. Makin banyak kosakata yang dikuasai maka lebih memudahkan seseorang menerima atau menyampaikan informasi yang lebih luas dan kompleks.

Pengetahuan tentang kosakata merupakan hal yang sangat penting untuk mengembangkannya menjadi sebuah kalimat. Dari kosakata yang telah kita kuasai, maka kita akan dapat mengembangkan kosakata tersebut menjadi sebuah kalimat yang memiliki arti-arti tertentu. Dari kalimat itulah kita dapat berkomunikasi dengan bahasa.

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Jenis Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design atau eksperimen kuasi, dikenal juga dengan eksperimen semu. Metode

(14)

waktu tertentu, yang pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan diberikan, dan pengaruh perlakuan tersebut diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir”.

1.5.2 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 6 Cirebon kelas XI IPA 1 sebanyak 40 orang. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik media foto. Selain itu untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media foto.

1.5.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah, Arikunto (2006: 160). Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

a. Tes

(15)

kalimat sebelum diberi perlakuan pengajaran dengan menggunakan media foto. Sedangkan post-test untuk mengetahui kemampuan hasil akhir siswa setelah diberi perlakuan pengajaran dengan menggunakan media foto

b. Angket

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Secara umum “Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap pengambilan kesimpulannya” (Sutedi, 2009: 53).

Lebih disederhanakan lagi bahwa “Metode penelitian diartikan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”

(Sugiyono, 2008: 3).

Secara khusus “Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan” (Sugiyono, 2008: 6).

(17)

metode ilmiah, sehingga diperoleh suatu jawaban untuk memecahkan masalah tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design atau eksperimen kuasi, dikenal juga dengan eksperimen semu. Metode

eksperimen semu merupakan metode penelitian eksperimen dimana penelitian dilakukan pada satu kelas penelitian tanpa adanya kelas pembanding atau kelas kontrol. Menurut Syamsudin dan Damaianti (2006: 155), “Kuasi eksperimen adalah suatu bentuk eksperimen yang tidak melakukan random assignment, tetapi dengan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk (intac group). Peniadaan random assignment didasarkan atas pertimbangan agar pelaksanaan eksperimen

bersifat alami. Dengan demikian, subjek atau siswa tidak merasa bahwa dirinya sedang dieksperimen”.

Sedangkan menurut Suryadibrata (1992: 41), “Eksperimen semu adalah

eksperimen yang dilakukan terhadap sekelompok subjek yang dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, yang pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan diberikan, dan pengaruh perlakuan tersebut diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir”.

3.2 Desain Penelitian

(18)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post-tes group design, dimana peneliti memberikan pre-test (tes awal) kepada

siswa selaku subjek dalam penelitian dengan tujuan mengetahui tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa sebelum diberikan treatment (perlakuan). Setelah diberikan treatment (perlakuan) kemudian siswa diberikan post-test (tes akhir) untuk mengukur tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa setelah diberikan treatment.

Secara rinci desain penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

O

1

X

O

2

Keterangan:

O

1 : pre-test

X

: treatment

O

2 : post-test

(19)

3.3 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah siswa SMA Negeri

6 Cirebon kelas XI IPA 1 sebanyak 40 orang. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik media foto. Selain itu untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media foto.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kajian Pustaka

Melalui teknik ini peneliti mengumpulkan berbagai materi dan teori yang relavan dengan permasalahan penelitian. Kajian pustaka ini dapat bersumber dari buku-buku, catatan-catatan ataupun dokumen tertulis lainnya.

b. Rancangan Pembelajaran

(20)

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Alokasi waktu yang digunakan adalah 2x45 menit. RPP disusun secara bertahap dari penggunaan media foto secara sederhana dan pengembangannya. Ini dimaksudkan agar reaksi/respon dari siswa sebagai sumber data terhadap penggunaan media foto dapat diamati dengan baik oleh peneliti.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Menurut Sutedi (2009: 155) “Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian”.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti.

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

(21)

1. Soal Tes

“Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu” (Sutedi,

2009: 157). Tes sering digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Artinya alat ukur seperti tes digunakan untuk mengorek informasi dari siswa, tentang kemampuannya setelah mengalami suatu proses pembelajaran. Arikunto (2009:87) mengungkapkan bahwa “Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

Pada penelitian ini tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu pre-test dan post-test. Pre-test untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap kosakata sebelum

diberi perlakuan pengajaran dengan menggunakan media foto. Sedangkan post-test untuk mengetahui kemampuan hasil akhir siswa setelah diberi perlakuan

pengajaran dengan menggunakan media foto. Pre-test dan post-test ini masing-masing berjumlah 20 soal yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 10 soal isian singkat dengan alokasi waktu pengerjaan selama 30 menit.

(22)

Tabel 3.1

Kisi-kisi pre-test dan post-test

No. Indikator pengukurnya Jumlah soal Nomor soal 1 Mengetahui kemampuan kosakata

dasar mengenai benda

3 1,3,5

2 Mengetahui kemampuan penerapan kosakata dasar mengenai benda dalam konteks kalimat

3 2,4,6

3 Mengetahui kemampuan kosakata dasar mengenai makanan

3 7,9,11

4 Mengetahui kemampuan penerapan kosakata dasar mengenai makanan dalam konteks kalimat

3

8,10,12

5 Mengetahui kemampuan kosakata dasar mengenai mata pelajaran

4 13,15,17,19

6 Mengetahui kemampuan penerapan kosakata dasar mengenai mata pelajaran dalam konteks kalimat

4 14,16,18,20

(23)

2. Angket

“Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang

diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian). Teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden” (Faisal dalam Sutedi, 2009: 164).

Tipe dan bentuk pertanyaan pada angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup. “Angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya

sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya” (Sutedi, 2009: 164). Angket ini diberikan setelah para siswa mendapatkan pembelajaran kosakata menggunakan media foto. Angket ini berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan kosakata dan tanggapan siswa terhadap pebelajaran kosakata bahasa Jepang dengan menggunakan media gambar.

Kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi angket penelitian

No. Indikator pengukurnya Jumlah

pertanyaan

Nomor soal

(24)

tingkat kesulitan kosakata bahasa Jepang

2 Mengetahui tanggapan siswa dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang dengan menggunakan media foto

3 2,3,4

3 Mengetahui tanggapan siswa dalam teknik pengajaran kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto

3 5,6,7

4 Mengetahui kendala siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang yang ada selama ini

1 8

5 Mengetahui kebutuhan pemakaian teknik baru dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang

2 9,10

JUMLAH 10

Pengolahan data angket dilakukan dengan melihat presentasi jumlah jawaban dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan setiap jawaban angket

(25)

4. Menghitung presentasi setiap jawaban

3.5 Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu dapat diartikan sebagai metode penelitian yang menggunakan definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel

orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei

untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari nilai tes awal (pre-test), nilai tes akhir (post-test) dan angket yang diberikan kepada sampel penelitian. Setelah data diperoleh, kemudian diperoleh pengolahan data dengan perincian sebagai berikut:

1. Tes

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes, dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:

(26)

Tabel 3.3

Tabel persiapan perhitungan

(N) (X) (Y) (d) Xd X

Keterangan:

N : Sampel

X : Hasil atau Nilai pre-test Y : Hasil Atau Nilai post-test d : Nilai Gain (Y-X)

Xd : Deviasi masing-masing subjek (d-Md) X : Kuadrat deviasi

b. Mencari nilai rata-rata (mean) pre-test

(O

1

)

Keterangan :

(27)

c. Mencari nilai rata-rata (mean) post-test

(O

2

)

Keterangan:

: Nilai rata-rata (mean) post-test

Σ

Y : Jumlah total nilai post-test N2 : Jumlah peserta test

d. Mencari nilai rata-rata selisih (gain) antara pre-test dan post-test

Keterangan:

: Mean gain atau nilai rata-rata selisih antara pre-test dan post- test

Σ

d : Jumlah nilai gain atau nilai selisih antara pre-test dan post-test N : Junlah siswa

e. Mencari derajat kebebasan

(28)

Keterangan:

db : Nilai derajat kebebasan n : Jumlah siswa

f. Mencari nilai t-hitung

Keterangan:

: Mean gain atau selisih antara pre-test dan post-test

: Deviasi masing-masing subjek (d-Md)

: Jumlah kuadrat deviasi

n : Jumlah siswa

g. Memberi interpretasi terhadap nilai t

(29)

h. Mengukur efektifitas suatu teknik pengajaran (Normalized Gain)

<g> = T2 – T1 Sm – T1

Keterangan:

<g> : Normalized Gain T1 : Pre-test

T2 : Post-test Sm : Nilai maksimal

2. Angket

Data yang diperoleh dari angket dianalisa dengan menggunakan rumus perhitungan presentasi kriteria (Hendro dalam Erna suhartini 2010:48) sebagai berikut:

P x 100%

Keterangan:

P : Persentasi jawaban

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya n : Jumlah responden

(30)

Hasil pengolahan angket tersebut kemudian akan ditafsirkan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Tafsiran analisis hasil angket

Persentase Penjelasan

0% Ditafsirkan tidak ada 1-25% Ditafsirkan sebagian kecil 26-49% Ditafsirkan hampir setengahnya

50% Ditafsirkan setengahnya 51-75% Ditafsirkan sebagian besar 76-99% Ditafsirkan hampir seluruhnya

100% Ditafsirkan seluruhnya

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian tentang penggunaan media foto untuk meningkatkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang pada siswa kelas XI IPA1 SMA Negeri 6 Cirebon, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran mengenai penggunaan media foto untuk meningkatkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dilakukan dengan tiga kali pertemuan dan tiga Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Alokasi waktu yang digunakan adalah 2x45 menit. RPP disusun secara bertahap dari penggunaan media foto untuk pembelajaran kosakata dan pengembangannya hingga menjadi kalimat. Ini dimaksudkan agar reaksi/respon dari siswa sebagai sumber data terhadap penggunaan media foto dapat disajikan dengan baik (lihat lampiran RPP).

2. Pengajaran pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dilakukan dengan tiga kali treatment. Treatment pertama, guru menerangkan arti dan melatih kosakata yang terdapat pada media foto. Treatment kedua, yaitu mengingat kembali 21 kosakata yang telah

(32)

kembali kosakata yang telah diberikan dan mengembangkan kosakata tersebut menjadi kalimat. Pada saat pembelajaran dapat di deskripsikan hal-hal sebagai berikut: siswa terlihat antusias dan siap untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, suara guru nyaring dan dapat dengan jelas terdengar sampai ke bangku belakang, dan kondisi kelas pun kondusif selama pembelajaran.

3. Berdasarkan hasil pretest yang dilaksanakan sebelum treatment diberikan, nilai rata-rata kelas adalah 53,2. Ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa SMA Negeri 6 Cirebon kelas XI IPA 1 dalam kemampuan kosakata dan kalimat bahasa Jepang masih rendah. Berdasarkan hasil posttest yang dilakukan setelah treatment diberikan, nilai rata-rata kelas adalah 87,8. Sehingga diperoleh nilai gain (selisih nilai posttest dan pretest) adalah 34,6.

Dilihat dari nilai gain (34,6) dapat disimpulkan bahwa penggunaan media foto efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang di SMA Negeri 6 Cirebon kelas XI IPA 1. Dan setelah dianalisis menggunakan perhitungan uji hipotesis diperoleh nilai

thitung = 19,2 dan dibandingkan dengan nilai ttabel = 2,03 dengan taraf

signifikasi 5% untuk sampel 40 orang. Hasil thitung > ttabel dapat

(33)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media foto untuk meningkatkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang adalah sangat efektif.

4. Berdasarkan hasil data angket yang diberikan kepada siswa, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media foto efektif membantu siswa SMA Negeri 6 Cirebon kelas XI IPA 1 dalam pengajaran kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang. Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang juga tinggi. Hal ini dapat dilihat dari data angket dan hasil posttest yang didapat. Sehingga penggunaan media foto ini dapat dijadikan media alternatif untuk pembelajaran bahasa Jepang, khususnya pada pembelajaran kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian tentang penggunaan media foto untuk meningkatkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang pada siswa kelas XI IPA1 SMA Negeri 6 Cirebon, penulis memberikan saran sebagai berikut:

(34)

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memperhatikan kesiapan fisik dan mental siswa pada saat melaksanakan eksperimen. Hal ini bertujuan agar siswa dapat berkonsentrasi lebih baik, sehingga materi yang diberikan pada saat treatment dilaksanakan dapat diterima lebih efektif.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Agung. (2009). Efektifitas Pembelajaran [Online]. Tersedia: http://id.wordpress.com/tag/pendidikan.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. (2003). Linguistik Umum. Jakarta. Rineka Cipta.

Chandra, T. (2001). Pelajaran Bahasa Jepang. Jakarta: Kursus Bahasa Jepang. Danasasmita, W, dan Sutedi, D. (1996). Evaluasi Pendidikan Bahasa Jepang.

Bandung: Program Pendidikan Bahasa Jepang IKIP.

Danasasmita, Wawan. (2009). Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung: Rizqi press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fadli. (2005). Efektifitas Penggunaan Media Foto Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menulis Cerpen. Skripsi tidak dipublikasikan.

Hamalik, Demar. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.

Ibrahim, et.al. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : FIP UPI.

Matsura, Kenji. (1994). Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto: Kyoto Sangyo University Press.

(36)

Subana dan Sudrajat. (2005). Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia

Sudiman, Arif S.,dkk. (1990). MEDIA PENDIDIKAN pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: CV Rajawali.

Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjianto, dan Dahidi, A. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito

Sutedi, Dedi. (2009). Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: UPI.

Syamsuddin dan Damianti. (2006). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H G. (1989). Pengajaran Kompetensi Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tarigan, H G. (1989). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-kisi angket penelitian
Tabel persiapan perhitungan
Tabel 3.4 Tafsiran analisis hasil angket

Referensi

Dokumen terkait

Maka Pokja Jasa Konstruksi 1 (SATU) - ULP Tanjung Jabung Timur mengundang Saudara Direktur/yang mewakili dengan membawa Surat Kuasa yang ditandatangani oleh Direktur dan didampingi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari.. teknik observasi dan tes

Pada tahun 2016, Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN SGD Bandung merancang program pengabdian kepada masyarakat (PkM) kepada beberapa hal, yaitu pengabdian

Percepatan partikel berbanding lurus dengan gaya yang bekerja padanya dan searah dengan gaya tersebut.. F =

Pidato Perjanjian Baku (Standard), Perkembangannya Di Indonesia , Rineka Cipta, Jakarta.. Komposisi Hukum Perikatan,

Apabila pembubutan akan dilakukan dalam beberapa kali penyayatan, maka pada baris perintah berikutnya cukup menuliskan paramter harga X nya saja sesuai ketebalan penyayatan

Hasil penelitian menunjukkan faktor terbesar yang mempengaruhi preferensi masyarakat kota Medan terhadap penggunaan kartu pembayaran non tunai adalah kecepatan dan

Penggunaan Visual Basic 6.0 dalam pembuatan program aplikasi untuk mendeteksi kerusakan pada mesin potong Labotom-3, yaitu memanfaatkan fasilitas data access untuk aplikasi