• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis butir soal ulangan akhir semester gasal mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS tingkat SMA rayon Bantul tahun pelajaran 2016/ 2017 studi kasus: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis butir soal ulangan akhir semester gasal mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS tingkat SMA rayon Bantul tahun pelajaran 2016/ 2017 studi kasus: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan."

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS BUTIR SOAL

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS TINGKAT SMA RAYON BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

Studi Kasus: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan

Heribertus Agus Purwaka Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dengan Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan. Kulitas butir soal ini ditinjau dari aspek validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas pengecoh.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS dari SMA Pangudi Luhur ST. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan program Anates Versi 4.

Hasil dari penelitian menunjukkan: (1) Berdasarkan Validitas Isi, soal tersebut sudah baik, dari segi Validitas Item, soal valid berjumlah 35 (87,5%) sedangkan soal tidak valid berjumlah 5 (12,5%); (2) Berdasarkan Reliabilitas dapat disimpulkan butir soal reliabel, karena memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,80; (3) Berdasarkan Daya Beda, butir soal yang memiliki daya pembeda tidak baik berjumlah 1 butir ( 2,5%), butir soal yang memiliki daya pembeda jelek berjumlah 8 butir ( 20%), butir soal yang memiliki daya pembeda cukup berjumlah 15 butir (37,5%), butir soal yang memiliki daya pembeda baik berjumlah 16 butir (40%); (4) Berdasarkan Tingkat Kesukaran, butir soal yang tergolong sukar berjumlah 4 butir (10%), butir soal tergolong sedang berjumlah 26 butir (65%), butir soal tergolong mudah berjumlah 10 butir (25%); (5) Berdasarkan Efektivitas Pengecoh, terdapat 6 butir soal (15%) memiliki pengecoh yang sangat baik, 13 butir soal (32,5%) memiliki pengecoh yang baik, 11 butir soal (27,5%) memiliki pengecoh cukup baik, 8 butir soal (20%) memiliki pengecoh kurang baik, dan 2 butir soal (5%) memiliki pengecoh yang tidak baik; (6) Berdasarkan Analisis Kualitas Soal Keseluruhan, soal yang berkualitas baik yakni terdapat 19 butir soal (47,5%), soal cukup baik yakni terdapat 21 butir soal (52,5%).

(2)

ABSTRACT

TEST ITEM ANALYSIS OF THE FIRST SEMESTER FINAL EXAMINATION OF 2016/ 2017 ACADEMIC YEAR ON ECONOMICS

FOR THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL IN BANTUL REGENCY

A Case Study on Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Senior High School and State 2 Banguntapan Senior High School

Heribertus Agus Purwaka Sanata Dharma University

2017

This research aims to determine the item quality of the first semester of final examination of 2016/ 2017 academic year on Economics for the eleventh grade students of Senior High School in Bantul Regency. It is a case study on Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Senior High School and State 2 Banguntapan Senior High School. The item quality was examined by content validity, reliability, item discrimination, level of difficulty and distractor efficiency.

This research is a descriptive quantitative research. The subjects were the students of the eleventh grade students of the Social Sciences Department of Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Senior High School and State 2 Banguntapan Senior High School. The data collection technique was documentation. The data were analyzed by using Anates Version 4 program.

The results of this research are: (1) Item quality based on content validity is good. Based on items validity, 35 or 87,5% of the questions, 5 items of 12,5% is not valid. (2) Based on, item quality, the reliability shows that the item is reliable because it has high reliability namely 0,80; (3) Based on item quality level of difficulty, the items that have not good item discrimination was one or 2,5%, items which were in low level of item discrimination was eight or 20%, while there were 15 items or 37,5% belong to a moderate level. Items which were in high level were 16 or 40%; (4) Based on item of difficulty, there were four items or 10%, items that were categorized as moderate level were 26 or 65% and the easy items were ten or 25%; (5) Based on distractor efficiency, there were six (15%) items that had very good distractor. Items that had good distractor were 13 items (32,5%), while there were 11 items (27,5%) that had quite good quality. Less good quality items were eight (20%) and there were two items (27,5%) classified is not good quality; (6) Based on the overall analysis, items which were categorized in good quality were 19 (47,5%) and there were 21 items (52,5%) which were categorized in quite good quality.

(3)

i

ANALISIS BUTIR SOAL

ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS

TINGKAT SMA RAYON BANTUL

TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

Studi Kasus: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan

SMA N 2 Banguntapan

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

Heribertus Agus Purwaka

131334031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih setiaNya

(7)

v

MOTO

Teman dan saudara membuatku merasa teramat kaya karena mereka membuatku

memiliki sesuatu yang tak ternilai dibandingkan dengan apa pun

Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang

pada perjanjianNya dan peringatan-peringatanNya

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Juni 2017

Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Heribertus Agus Purwaka

Nomor Mahasiswa : 131334031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS TINGKAT SMA

RAYON BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

Studi Kasus: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan

SMA N 2 Banguntapan

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 16 Juni 2017

Yang menyatakan

(10)

viii

Studi Kasus: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan

Heribertus Agus Purwaka Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dengan Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan. Kulitas butir soal ini ditinjau dari aspek validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas pengecoh.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS dari SMA Pangudi Luhur ST. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan program Anates Versi 4.

Hasil dari penelitian menunjukkan: (1) Berdasarkan Validitas Isi, soal tersebut sudah baik, dari segi Validitas Item, soal valid berjumlah 35 (87,5%) sedangkan soal tidak valid berjumlah 5 (12,5%); (2) Berdasarkan Reliabilitas dapat disimpulkan butir soal reliabel, karena memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi yaitu sebesar 0,80; (3) Berdasarkan Daya Beda, butir soal yang memiliki daya pembeda tidak baik berjumlah 1 butir ( 2,5%), butir soal yang memiliki daya pembeda jelek berjumlah 8 butir ( 20%), butir soal yang memiliki daya pembeda cukup berjumlah 15 butir (37,5%), butir soal yang memiliki daya pembeda baik berjumlah 16 butir (40%); (4) Berdasarkan Tingkat Kesukaran, butir soal yang tergolong sukar berjumlah 4 butir (10%), butir soal tergolong sedang berjumlah 26 butir (65%), butir soal tergolong mudah berjumlah 10 butir (25%); (5) Berdasarkan Efektivitas Pengecoh, terdapat 6 butir soal (15%) memiliki pengecoh yang sangat baik, 13 butir soal (32,5%) memiliki pengecoh yang baik, 11 butir soal (27,5%) memiliki pengecoh cukup baik, 8 butir soal (20%) memiliki pengecoh kurang baik, dan 2 butir soal (5%) memiliki pengecoh yang tidak baik; (6) Berdasarkan Analisis Kualitas Soal Keseluruhan, soal yang berkualitas baik yakni terdapat 19 butir soal (47,5%), soal cukup baik yakni terdapat 21 butir soal (52,5%).

(11)

ix

ABSTRACT

TEST ITEM ANALYSIS OF THE FIRST SEMESTER FINAL EXAMINATION OF 2016/ 2017 ACADEMIC YEAR ON ECONOMICS

FOR THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL IN BANTUL REGENCY

A Case Study on Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Senior High School and State 2 Banguntapan Senior High School

Heribertus Agus Purwaka Sanata Dharma University

2017

This research aims to determine the item quality of the first semester of final examination of 2016/ 2017 academic year on Economics for the eleventh grade students of Senior High School in Bantul Regency. It is a case study on Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Senior High School and State 2 Banguntapan Senior High School. The item quality was examined by content validity, reliability, item discrimination, level of difficulty and distractor efficiency.

This research is a descriptive quantitative research. The subjects were the students of the eleventh grade students of the Social Sciences Department of Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Senior High School and State 2 Banguntapan Senior High School. The data collection technique was documentation. The data were analyzed by using Anates Version 4 program.

The results of this research are: (1) Item quality based on content validity is good. Based on items validity, 35 or 87,5% of the questions, 5 items of 12,5% is not valid. (2) Based on, item quality, the reliability shows that the item is reliable because it has high reliability namely 0,80; (3) Based on item quality level of difficulty, the items that have not good item discrimination was one or 2,5%, items which were in low level of item discrimination was eight or 20%, while there were 15 items or 37,5% belong to a moderate level. Items which were in high level were 16 or 40%; (4) Based on item of difficulty, there were four items or 10%, items that were categorized as moderate level were 26 or 65% and the easy items were ten or 25%; (5) Based on distractor efficiency, there were six (15%) items that had very good distractor. Items that had good distractor were 13 items (32,5%), while there were 11 items (27,5%) that had quite good quality. Less good quality items were eight (20%) and there were two items (27,5%) classified is not good quality; (6) Based on the overall analysis, items which were categorized in good quality were 19 (47,5%) and there were 21 items (52,5%) which were categorized in quite good quality.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha kasih karena berkat limpahan

kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi berjudul Analisis Butir

Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS

Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA

Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan yang diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari

berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat selesai. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

dan dukungan, baik langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian

skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Ketua PS

Pendidikan Ekonomi, dan Ketus Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan

(13)

xi

3. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd selaku Dosen

Pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, dan memberikan

banyak masukan selama penulisan skripsi ini;

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Penguji

yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,

memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si selaku Dosen Penguji

yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan,

memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Seluruh dosen PAK yang telah memberikan pengetahuan, wawasan,

dan ilmu pengetahuan yang dapat menjadi bekal masa depan

mahasiswa;

7. Kedua orang tua, adik, dan keluarga yang telah memberikan perhatian,

terima kasih untuk ajaran serta untaian doa yang tidak putus untuk

putra-putrinya;

8. Teman-teman angkatan 2013 di Pendidikan Akuntansi Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan masukan selama proses

diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian dan kerja sama

yang baik selama ini;

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang

(14)

xii

Terlepas dari segala kekurangan, semoga penelitian ini dapat bermanfaat

bagi pembaca pada umumnya, pendidik, dan penulis sendiri.

Yogyakarta, 16 Juni 2017

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)

xviii DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA

103

105

(21)

xix

(22)

xx Tabel 4.6

Tabel 4.7

Pengecoh………

Distribusi Hasil Keseluruhan Analisi Butir Soal UAS Gasal

Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon

Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA

Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan berdasarkan Validitas, Reliabilitas, Daya

Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Efektivitas Pengecoh…….

Penyebab Kegagalan Butir Soal………

73

95

(23)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1

Gambar 2.1

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Triangulasi Komponen Evaluasi…………..………

Pola Aliran Penelitian……….………

Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun

Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan

berdasarkan Validitas Item………..…...

Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun

Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan

berdasarkan Daya Pembeda………..……

Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun

Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur

St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan

berdasarkan Tingkat Kesukaran………...

Distribusi Butir Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun

Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA Pangudi Luhur

11

44

67

70

(24)

xxii Gambar 4.5

Gambar 4.6

St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan

berdasarkan Efektivitas Pengecoh………

Distribusi Hasil Keseluruhan Analisi Butir Soal UAS

Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat

SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi

Kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan

SMA N 2 Banguntapan berdasarkan Validitas,

Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan

Efektivitas Pengecoh………..

Persentase Kegagalan Butir Soal UAS Gasal Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon

Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus SMA

Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan berdasarkan Validitas, Reliabilitas, Daya

Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Efektivitas

Pengecoh………

73

95

(25)

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

1. Soal UAS………..

2. Kunci Jawaban………..

1. Skor Data Tes Siswa………

2. Sampel Lembar Jawaban Siswa………

Hasil Analisis Butir Soal………

1. Validitas………

2. Reliabilitas………

3. Daya Pembeda………..

4. Tingkat Kesukaran………..

5. Efektivitas Pengecoh………..

6. Rekap Analisis Butir……….

Perizinan……….

106

120

122

126

127

128

130

146

147

148

157

(26)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang kini semakin melejit memberikan

perubahan yang berpengaruh bagi perkembangan ilmu pendidikan. Hal ini

mengarah pada tuntutan kualitas dan kuantitas pendidikan itu sendiri.

Pendidikan merupakan proses yang dilalui manusia dan tidak akan berhenti

hingga akhir hayat sebagai investasi sumber daya manusia jangka panjang

yang mempunyai nilai bagi kelangsungan hidup manusia. Maka hampir

seluruh negara memprioritaskan pendidikan sebagai hal yang utama dan

penting dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Indonesia sendiri

memprioritaskan pendidikan sebagai hal penting yang dapat kita lihat pada

Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan

nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan dapat diperoleh dengan jalur non formal maupun formal. Jalur

pendidikan yang dipandang memberikan kontribusi dalam aspek

pengetahuan adalah jalur pendidikan formal yaitu sekolah. Sekolah melalui

tenaga guru membekali peserta didik dengan berbagai pengetahuan, baik

bersifat kognitif, psikomotor, ataupun afektif yang akhirnya akan

menghasilkan generasi muda yang siap hidup dengan tantangan zamannya.

Guru dalam hal ini sebagai fasilitator bagi peserta didik yang berperan

menghantarkan atau sebagai perantara dalam memperoleh pengetahuan

(27)

untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Oleh karena itu guru perlu

memiliki kompetensi dan profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai

pendidik. Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil akhir

belajar siswa, dalam pembelajaran terdapat komponen yang meliputi tujuan

pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang

merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan hal ini maka

guru perlu dibekali dan memahami tentang evaluasi pembelajaran sebagai

ilmu yang mendukung tugasnya yaitu mengevaluasi hasil belajar peserta

didik.

Pencapaian tingkat pendidikan dapat diketahui melalui kegiatan

evaluasi. Ralph Tyler dalam Arikunto (2012:3) mengungkapkan evaluasi

merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh

mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.

Mengevaluasi hasil belajar peserta didik, guru dapat melakukan melalui

teknik tes dan non tes. Arikunto (2012: 46) teknik tes menurut Amir Dalen

dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan adalah suatu alat atau

prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau

keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang

boleh dikatakan tepat dan cepat. Sudijono (2011:76) mengungkapkan bahwa

teknik non tes merupakan teknik penilaian atau evaluasi belajar peserta

didik dilakukan tanpa menguji peserta didik, melainkan dengan pengamatan

secara sistematis, melakukan wawancara, menyebar angket, dan memeriksa

(28)

peran dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah

hidup dan ranah keterampilan. Sedangkan teknik tes lebih banyak

digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah

proses berpikirnya.

Arikunto (2012: 72) mengemukakan bahwa suatu tes dapat dikatakan

baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki

validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis. Maka untuk

mengetahui kuantitas dan kualitas suatu instrumen pengukuran hasil belajar

siswa perlu dilakukan analisis butir soal. Analisis kualitas soal adalah tahap

yang ditempuh untuk mengetahui kualitas soal baik keseluruhan tes maupun

butir soal yang merupakan bagian dari tes. Analisis butir soal ini

mengidentifikasi butir soal mana yang bersifat baik dan kurang baik serta

butir soal mana yang dapat dijadikan bank soal, direvisi, atau dibuang.

Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal (UAS) Mata Pelajaran

Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/

2017 Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N

2 Banguntapan dapat dihitung dengan aspek validitas, reliabilitas, daya

pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas pengecoh.

Analisis butir soal ini perlu dilakukan karena ingin mengetahui

kualitas soal sebagai instrumen pengukuran hasil belajar siswa. Selain itu

tim pembuat soal atau guru belum mengadakan analisis terhadap Soal UAS

Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul

(29)

IX Sedayu dan SMA N 2 Banguntapan dikarenakan keterbatasan pihak tim

pembuat soal atau guru.

Penelitian ini dilakukan di wilayah Rayon Bantul dengan mengambil

studi kasus pada sekolah negeri dan swasta. Sampel untuk mewakili sekolah

negeri yaitu SMA N 2 Banguntapan, sedangkan sampel untuk mewakili

sekolah swasta yaitu SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. SMA N 2

Banguntapan dan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu menjadi pilihan

peneliti karena sekolah tersebut negeri dan swasta yang memiliki siswa

cukup banyak, sehingga cukup membantu dalam pengumpulan data.

Penelitian serupa pernah dilakukan di wilayah Rayon Bantul yaitu hanya

menganalisis soal buatan guru di satu sekolah tertentu saja. Penelitian

dilakukan di Rayon Bantul juga karena Soal UAS Gasal untuk kelas XI IPS

Mata Pelajaran Ekonomi dibuat oleh MKKS sehingga seluruh Rayon Bantul

sama. Di sisi lain berdasarkan hasil ujian nasional 2015/2016 wilayah

Bantul menduduki peringkat ketiga dengan nilai 56,46. Sedangkan untuk

program IPS sendiri menduduki peringkat pertama se-DIY tahun 2016.

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana kualitas suatu alat ukur

terkait evaluasi belajar siswa di wilayah Rayon Bantul ini.

B. Batasan Masalah

Kualitas penelitian ilmiah terletak pada kedalaman dalam mengkaji

permasalahan. Agar masalah dapat dikaji secara mudah, maka permasalahan

(30)

1. Kompetensi dasar yang digunakan dalam penyusunan soal didasarkan

pada sistem pendidikan Kurikulum 2006.

2. Butir soal yang diteliti adalah Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017

Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan.

3. Soal-soal yang dianalisis adalah soal bentuk objektif pilihan ganda.

4. Kualitas soal dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat

kesukaran soal, dan efektivitas pengecoh dengan menganalisis lembar

jawaban siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Tingkat SMA

Rayon Bantul Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

dan SMA N 2 Banguntapan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI

IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi

Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan ditinjau dari segi Validitas?

2. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI

(31)

Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan ditinjau dari segi Reliabilitas?

3. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI

IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi

Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan ditinjau dari segi Daya Pembeda?

4. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI

IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi

Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan ditinjau dari segi Tingkat Kesukaran?

5. Bagaimana kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI

IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi

Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan ditinjau dari segi Efektivitas Pengecoh?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas

XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi

Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

(32)

2. Mengetahui kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas

XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi

Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan ditinjau dari segi Reliabilitas.

3. Mengetahui kualitas Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS

Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi Kasus

di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan ditinjau dari segi Daya Pembeda.

4. Mengetahui kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas

XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi

Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan ditinjau dari segi Tingkat Kesukaran.

5. Mengetahui kualitas Soal UAS Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Kelas

XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Studi

Kasus di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dan SMA N 2

Banguntapan ditinjau dari segi Efektivitas Pengecoh.

E. Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak antara lain:

1. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

pihak Dinas Pendidikan dan sekolah-sekolah jenjang SMA Rayon

(33)

dan langkah-langkah yang efektif di bidang pendidikan, terutama yang

berhubungan dengan evaluasi.

2. Bagi guru, dalam penyusunan Soal UAS Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas XI IPS Tingkat SMA Rayon Bantul, hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan soal yang akan

datang sehingga dapat menyempurnakan atau memperbaiki kualitas

soal yang kurang baik, dan sebagai referensi dalam memilih soal-soal

serta dapat dijadikan umpan balik dalam peningkatan hasil belajar siswa

pada periode selanjutnya.

3. Bagi siswa, memberikan informasi tingkat penguasaan materi dan

pencapaian kompetensi dasar. Jika hasil evaluasi menunjukkan siswa

belum mampu mencapai kompetensi maka siswa dapat diberikan

motivasi untuk belajar lebih giat lagi.

4. Soal yang dianalisis dan hasil menjunjukkan kualitas dalam arti

memenuhi syarat validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat

kesukaran, dan efektivitas pengecoh dapat dijadikan sebagai kumpulan

(34)

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Tinjauan Tentang Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation. Evaluasi dimaknai sebagai

penilaian sistematik tentang manfaat atau penguatan suatu objek,

Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1997) dalam (Sudijono,

2011: 1), evaluation refer to the act or process to determining the value

of something. Dari definisi tersebut, maka istilah evaluasi ini menunjuk

pada pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan

nilai dari sesuatu. Menurut Stufflemeam dkk (Majid, 2014: 32) evaluasi

merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan

informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Menurut

Ralph Taylor (Arikunto, 2012: 3), evaluasi merupakan sebuah proses

pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan

bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Majid (2014: 33)

mengungkapkan pada bidang pendidikan, evaluasi dapat dimaknai

sebagai kegiatan yang dilakukan seorang evaluator untuk mengetahui

tingkat keberhasilan suatu program telah tercapai yang dilakukan secara

berkesinambungan.

(35)

2. Tujuan atau Fungsi Penilaian

Arikunto (2012:18-19) memaparkan tujuan atau fungsi penilaian adalah

sebagai berikut :

a. Penilaian berfungsi selektif

Dengan mengadakan penilaian, guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Seleksi ini dapat digunakan untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu, siswa yang mendapat beasiswa dan siswa yang dinyatakan lulus.

b. Penilaian berfungsi diagnostik

Penilaian dapat berfungsi sebagai diagnostik kepada peserta didik mengenai kebaikan dan kelemahannya. Apabila telah diketahui sebab-sebab kelemahan ini, lebih mudah dicari cara untuk mengatasi kelemahan tersebut.

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Penilaian juga dapat digunakan untuk menentukan dengan pasti di kelompok mana siswa harus ditempatkan.Penempatan siswa ini dilakukan dengan mengelompokkan siswa-siswa yang mempunyai hasil penilaian yang memiliki kategori yang sama. d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Fungsi sebagai pengukur keberhasilan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Pendidikan atau proses pembelajaran harus dievaluasi agar dapat diketahui apakah pendidikan atau proses pembelajaran tersebut berhasil mencapai tujuan ataukah justru sebaliknya sehingga dapat diidentifikasi penyebabnya untuk kemudian dibenahi atau diperbaiki.

3. Prinsip-prinsip Evaluasi

Menurut Arikunto (2012: 38), ada satu prinsip umum dan penting

dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat

tiga komponen, diantaranya:

a. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari

(36)

b. Kegiatan pembelajaran atau KBM

Kegiatan pembelajaran merupakan proses yang mengandung

serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal

balik yang berlangsung dalam situasi pendidikan untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.

c. Evaluasi

Evaluasi merupakan sebuah proses menentukan hasil yang telah

dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk

mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

Triangulasi ketiga komponen tersebut dapat digambarkan dalam bagan

sebagai berikut (Arikunto, 2012: 38-39):

Tujuan

KBM Evaluasi

(37)

Penjelasan dari bagan triangulasi di atas adalah:

a. Hubungan antara tujuan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk

rencana mengajar mengacu pada tujuan yang hendak dicapai,

sehingga kegiatan pembelajaran atau KBM tentunya juga akan

mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. KBM akan

diselaraskan dengan tujuan pembelajaran sehingga berbagai

kegiatan yang telah dilaksanakan dimaksudkan untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur

sejauh mana tujuan sudah tercapai. Sehingga dalam menyusun alat

dan teknik untuk evaluasi harus mengacu pada tujuan yang sudah

dirumuskan.

c. Hubungan antara KBM dengan Evaluasi

Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu

atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Misalnya, bila

dalam kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru lebih

berorientasi pada keterampilan, maka evaluasinya juga harus

(38)

B. Tinjauan Pengukuran Hasil Belajar 1. Pengertian Tes

Mardapi (2008: 67) mengemukakan tes merupakan sejumlah

pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes diartikan

sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau

sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan

mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkapkan aspek

tertentu dari orang yang dikenai tes. Menurut Sudijono (2011: 67) tes

adalah cara yang digunakan atau prosedur dalam rangka pengukuran

dan penilaian di bidang pendidikan. Sedangkan menurut Zainul dan

Nasution (Majid, 2014: 37) tes didefinisikan sebagai pertanyaan atau

tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh

informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atriibut psikologis

tertentu.

Mardapi (2008: 67-68) memaparkan bahwa hasil tes merupakan

informasi tentang karakteristik seseorang, yang berupa kemampuan atau

keterampilan seseorang. Hasil tes bisa digunakan untuk memantau

perkembangan mutu pendidikan. Hasil tes dengan tujuan demikian

harus baik, yakni memiliki kesalahan pengukuran yang sekecil

mungkin. Kesalahan pengukuran dapat dikategorikan menjadi dua,

yaitu kesalahan acak dan sistemik. Kesalahan acak disebabkan karena

kesalahan dalam menentukan sampel isi tes, variasi emosi seseorang

(39)

peserta tes diperiksa secara manual. Sedangkan kesalahan sistemik

adalah kesalahan yang disebabkan karena soal tes terlalu mudah atau

terlalu sukar.

Sebelum membahas lebih jauh tentang tes, perlu diketahui

beberapa istilah yang terkait dengan tes, yaitu

a. Testing, merupakan waktu pelaksanaan tes.

b. Testee, adalah orang yang dikenai tes atau yang mengerjakan tes.

c. Tester, adalah orang yang melaksanakan tes atau pelaksana tes.

2. Ciri-ciri Tes yang Baik

Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, harus

memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki:

a. Validitas

Kusaeri dan Suprananto (2012: 75-76) mengungkapkan

bahwa validitas merujuk pada ketepatan, kebermaknaan, dan

kemanfaatan, kesimpulan yang didapat dari interpretasi skor tes.

Validitas merujuk pada ketepatan interpretasi terhadap hasil suatu

tes yang dikenakan terhadap peserta tes, bukan merujuk pada tes

itu sendiri.Validitas berkaitan dengan pengkategorian derajat

tertentu, harus dihindari pemikiran tentang hasil tes sebagai valid

dan tidak valid. Jadi, ketika mendeskripsikan validitas, penting

untuk mempertimbangkan penafsiran secara khusus tentang hasil

(40)

memiliki derajat validitas berbeda pada setiap penafsiran yang

dibuat.

b. Reliabilitas

Menurut Kusaeri dan Suprananto (2012: 82-83) reliabilitas

merujuk pada konsistensi dari suatu pengukuran. Artinya,

bagaimana skor tes konsisten dari pengukuran yang satu ke

lainnya. Karakteristik suatu reliabilitas yaitu, Pertama, reliabilitas

merujuk kepada hasil yang didapat melalui sebuah instrumen tes,

bukan merujuk pada instrumennya sendiri. Jadi, lebih tepat

mengatakan bahwa reliabilitas “skor tes” dibandingkan reliabilitas

“tes”. Kedua, reliabilitas merupakan syarat perlu, tetapi belum

cukup untuk syarat validitas. Sebuah tes yang memberikan hasil

tidak konsisten mungkin tidak dapat memberikan informasi yang

valid berkaitan dengan kemampuan yang diukur. Jadi reliabilitas

yang rendah dapat membatasi tingkat validitas yang didapat,

tetapi reliabilitas yang tinggi tidak menjamin terpenuhinya derajat

validitas. Ketiga reliabilitas utamanya berkaitan dengan statistik.

Analisis logis dari suatu tes akan memberikan sedikit bukti

berkaitan dengan reliabilitas skor tes. Tes harus diujikan satu kali

atau lebih pada sekelompok anak yang sama sehingga konsistensi

hasilnya dapat ditentukan. Konsistensi ini biasanya dinyatakan

dalam bentuk koefisien reliabilitas dan kesalahan pengukuran

(41)

c. Objektivitas

Menurut Arikunto (2012: 75) sebuah tes dikatakan memiliki

objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor

subjektif yang memengaruhi.

d. Praktikabilitas

Menurut Arikunto (2012:77) sebuah tes dikatakan memiliki

praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis,

mudah pengadministrasiannya.

Arikunto (2012: 77) mengungkapkan tes praktis adalah tes

yang :

a. Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa.

b. Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skorsingnya. Untuk soal bentuk objektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban. c. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga

dapat diberikan/ diawali oleh orang lain.

e. Ekonomis

Menurut Arikunto (2012: 77) pelaksanaan tes tidak

membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu

yang lama. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan tes

bermodalkan fotokopi soal dan lembar jawab. Hal ini dirasa tidak

terlalu mahal dibandingkan dengan melakukan evaluasi yang

bersifat nontes. Tenaga yang dibutuhkan dalam tes adalah

(42)

berbantu dengan aplikasi komputer sehingga lebih mudah dan

tidak membutuhkan waktu yang lama.

3. Fungsi Tes

Sudijono ( 2011: 67) mengemukakan fungsi tes secara umum adalah:

a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik, dalam hal ini tes berfungsi untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, dalam hal ini dimaksudkan bahwa melalui tes akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.

4. Prinsip-prinsip Dasar Penyusunan Tes

Prinsip-prinsip penyusunan tes hasil belajar perlu diperhatikan

dalam menyusun tes untuk menilai hasil belajar peserta didik agar tes

yang dibuat benar-benar dapat mengukur kemampuan siswa dan

ketercapaian tujuan pembelajaran. Menurut Sudijono (2011: 97-99)

terdapat prinsip-prinsip dasar dalam menyusun tes hasil belajar, yaitu:

a. Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas outcomes learning (hasil belajar) yang telah ditetapkan.

b. Butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan. c. Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat

bervariasi.

d. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

e. Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan. f. Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur

keberhasilan siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara belajar guru.

(43)

5. Penggolongan Tes

Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur

perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik, yaitu (Sudijono,

2011: 68-73):

a. Tes Seleksi

Tes seleksi sering dikenal dengan istilah ujian saringan atau

ujian masuk. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon

siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon

peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon

yang mengikuti tes.

b. Tes Awal

Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah

materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat

dikuasai oleh peserta didik. Jadi, tes awal adalah tes yang

dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta

didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat mudah.

c. Tes Akhir

Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua

materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai

(44)

d. Tes Diagnostik

Menurut Sudijono (2011: 70) tes diagnostik adalah tes yang

dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang

dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran

tertentu. Sedangkan menurut Arikunto (2012: 48) tes diagnostik

adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan-kelemahan-kelemahan

tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

Jadi, tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk

mengetahui kelemahan dan jenis kesukaran yang dihadapi oleh

peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu sehingga dapat

dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

e. Tes Formatif

Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk

mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik telah terbentuk

(sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah

mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu

tertentu.

f.

Tes Sumatif

Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah

sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tujuan

utama tes sumatif adalah menentukan nilai yang diperoleh peserta

(45)

tertentu, sehingga nilai tersebut dapat menentukan kedudukan

siswa didalam kelompoknya, mengetahui kemampuan siswa

selama proses belajar mengajar, serta sebagai laporan kepada orang

tua siswa dan pihak-pihak yang berkepentingan.

C. Karakteristik Soal Objektif

Bentuk tes yang digunakan di lembaga menurut Mardapi (2008:

69-70) pendidikan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes

non objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, siapa saja

yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama.

Tes non objektif adalah sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi

skor. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tes yang objektif adalah yang

sistem penskorannya objektif, sedangkan tes non objektif sistem

penskorannya dipengaruhi subjektivitas pemberi skor.

1. Golongan Tes Objektif

Sebagai salah satu jenis tes hasil belajar, Sudijono (2011: 107-118)

mengungkapkan bahwa tes objektif dapat dibedakan menjadi lima

golongan, yaitu:

a. Tes Benar-Salah (True-False Test)

Tes objektif dengan bentuk benar salah adalah bentuk tes

objektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil

belajar berupa pernyataan, pertanyaan, atau kalimat mengandung

(46)

menentukan pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan

tersebut.

b. Tes Menjodohkan (Matching Test)

Pada tes ini disediakan dua kelompok bahan suatu pertanyaan

dan jawaban selanjutnya testee harus mencari pasangan yang

sesuai antara yang terdapat pada kelompok pertama dengan yang

terdapat pada kelompok kedua sesuai dengan petunjuk yang

diberikan dalam tes tersebut.

c. Tes Melengkapi (Completion Test)

Bentuk tes melengkapi biasanya berupa cerita atau karangan.

Kata-kata yang dianggap penting dalam cerita atau karangan

tersebut beberapa dikosongkan, kemudian tugas testee adalah

melengkapi bagian yang rumpang tersebut.

d. Tes Isian (Fill in Test)

Pada tes isian ini sebenarnya mirip dengan tes melengkapi.

Letak perbedaannya adalah bahwa pada tes melengkapi bahan

yang diteskan merupakan satu kesatuan cerita, sedangkan pada tes

isian tidak demikian melainkan butir-butir soal tes dapat dibuat

berlainan antara satu dengan yang lain.

e. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test)

Tes pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes objektif

yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum

(47)

beberapa kemungkinan jawaban yang disediakan pada tiap-tiap

butir soal yang terkait.

Soal yang akan diteliti adalah soal berbentuk pilihan ganda, maka

yang akan dibicarakan hanyalah bentuk pilihan ganda.

2. Konsep Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test)

Sudijono (2011: 118) mengemukakan tes pilihan ganda yaitu:

salah satu bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Basuki dan Hariyanto (2014 : 43) tes

pilihan ganda adalah:

suatu keterangan atau pernyataan tentang suatu konsep yang belum lengkap, untuk melengkapinya peserta didik harus memilih salah satu jawaban yang tersedia berupa pilihan jawaban.

Basuki dan Hariyanto (2014 : 43) mengemukakan tes pilihan

ganda terdiri dari pernyataan yang harus dilengkapi (stem), serta

pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri dari jawaban

sebenarnya dan pengecoh-pengecoh (distractors). Jumlah pilihan

biasanya ada empat atau lima. Semakin tinggi tingkat peserta didik

yang diuji bisanya pilihan jawabannya juga makin banyak. Bagi

tingkat SD kelas IV sampai kelas IX SMP pilihan jawaban sering kali

(48)

buah. Hal ini sekadar merupakan kebiasaan dan bukan merupakan

2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.

3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban yaitu pilihan jawaban yang paling benar.

b. Aspek Konstruksi

1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan atau materi yang hendak diukur atau ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksud penulis, dan frase, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk kearah jawaban yang benar.

4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. 5) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

(49)

6) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar.” Artinya, dengan adanya pilihan jawaban seperti ini maka dari segi materi pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan itu hanya merujuk kepada materi dari jawaban sebelumnya.

7) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut dan pilihan jawaban berbentuk angka menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Pengurutan angka dilakukan dari angka paling kecil ke nilai angka paling besar atau sebaliknya.

8) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat dalam soal harus jelas, terbaca, dan dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila soal tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, dan tabel tersebut tidak berfungsi.

9) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik tidak dapat menjawab benar soal pertama yang berakibat tidak dapat pula menjawab dengan benar soal berikutnya.

c. Aspek Bahasa

1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

2) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika akan digunakan untuk daerah lain atau nasional

(50)
(51)

D. Analisis Butir Soal

1. Pengertian Analisis Butir Soal

Kusaeri dan Suprananto (2012: 163) mengemukakan bahwa

kegiatan analisis butir soal merupakan kegiatan penting dalam

penyusunan soal agar diperoleh butir soal yang bermutu. Sedangkan

menurut Basuki dan Hariyanto (2014: 129) analisis butir soal adalah

cara yang berharga serta relatif mudah pekerjaannya, dan merupakan

suatu prosedur yang dapat digunakan guru untuk mengetahui

karakteristik pembelajaran.

Basuki dan Hariyanto (2014: 130) mengungkapkan bahwa pada

umumnya, analisis butir soal dirancang dengan tujuan untuk

mengetahui cacat dalam butir tes sehingga dapat diperbaiki sebelum

digunakan pada tes berikutnya, serta untuk menemukan soal yang

terlalu mudah atau terlalu sukar untuk dijawab sehingga soal-soal itu

dapat diganti dengan butir soal yang lain. Dengan kata lain, analisis

butir soal bukanlah suatu tujuan, dan baru bermakna setelah merevisi

butir-butir soal yang tidak relevan.

2. Manfaat Kegiatan Analisis Butir Soal

Basuki dan Hariyanto (2014: 130) mengemukakan manfaat analisis

butir soal secara umum adalah sebagai berikut:

a. Membantu para pengguna tes dalam evaluasi terhadap tes yang digunakan.

(52)

d. Memberikan masukan kepada peserta didik tentang kemampuannya.

e. Memberikan masukan kepada guru tentang kesulitan-kesulitan siswa.

f. Memberikan masukan kepada guru tentang efektivitas pembelajaran.

g. Merevisi atau mengganti sama sekali butir soal yang dinilai tingkat kesukarannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, yang validitas dan reliabilitasnya rendah.

h. Meningkatkan keterampilan guru dalam penulisan soal.

i. Memberi masukan hal-hal tertentu yang bermanfaat bagi pemgembangan kurikulum.

3. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif

Kusaeri dan Suprananto (2012: 173) mengemukakan penelaahan

soal secara kuantitatif adalah penelaah butir soal didasarkan pada data

empirik. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan.

Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu

a. Pendekatan secara klasik

Proses penelaahan butir soal melalui informasi dari

jawaban peserta tes guna meningkatkan mutu butir soal yang

bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.

b. Pendekatan secara modern

Penelaahan butir soal dengan menggunakan teori respon

butir. Teori ini merupakan sutu teori yang menggunakan fungsi

matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab

(53)

4. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Prinsip validitas adalah

pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip keandalan

instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih

menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Menurut

Sudijono (2011: 163) terdapat dua macam validitas yaitu validitas tes

dan validitas item.

a. Validitas Tes

Validitas tes merupakan pengukuran yang digunakan untuk

soal yang akan digunakan secara keseluruhan. Pengukuran

validitas tes dapat dilakukan secara rasional dan secara empirik.

1) Validitas Rasional

Sudijono (2011: 164) memaparkan bahwa validitas

rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil

pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara

logis. Dengan demikian maka suatu tes hasil belajar dapat

dikatakan telah memiliki validitas rasional, apabila setelah

dilakukan penganalisisan secara rasional ternyata bahwa tes

hasil belajar itu memang dengan tepat telah dapat mengukur

(54)

Ada dua macam validitas rasional yang dapat dicapai

sebuah instrumen yaitu validitas isi dan validitas konstruksi.

(a) Validitas isi

Sudijono (2011:164) menungkapkan validitas

isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang

diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, pengujian

terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar

tersebut. Validitas isi merupakan validitas yang

ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat

pengukur hasil belajar. Suatu tes dikatakan memiliki

validitas isi apabila tes tersebut dapat mewakili secara

representatif bagi seluruh materi pelajaran yang akan

diujikan.

(b) Validitas Konstruksi

Sudijono (2011: 166) mengemukakan bahwa

validitas konstruksi diartikan sebagai validitas yang

ditilik dari segi susunan, kerangka, atau rekaannya.

Suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes

yang telah memiliki validitas konstruksi apabila tes

hasil belajar tersebut (yang ditinjau dari segi susunan,

kerangka atau rekaannya) telah dapat dengan secara

(55)

psikologis, yaitu secara tepat dapat mengukur

aspek-aspek berpikir (kognitif, afektif dan psikomotorik).

2) Validitas Empirik

Sudijono (2011:167) mengungkapkan pendapatnya

bahwa validitas empirik adalah validitas yang bersumber

pada atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan

(Sudijono, 2011: 167). Tes hasil belajar dapat dikatakan

telah memiliki validitas empirik apabila berdasarkan hasil

analisis yang dilakukan terhadap data hasil pengamatan di

lapangan, terbukti bahwa tes hasil belajar itu dengan secara

tepat telah dapat mengukur hasil belajar yang seharusnya

diukur lewat tes hasil belajar tersebut.

(a) Validitas Ramalan

Sudijono (2011: 168-170) menyampaikan bahwa

validitas ramalan dari suatu tes adalah suatu kondisi

yang menunjukkan seberapa jauh sebuah tes telah dapat

dengan tepat menunjukkan kemampuannya untuk

meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa

mendatang. Selanjutnya utuk mengetahui bahwa suatu

tes memiliki validitas ramalan dapat dilakukan dengan

mencari korelasi antara tes hasil belajar yang sedang

diuji dengan hasil belajar setelah peserta tes mengikuti

(56)

(b) Validitas Bandingan

Sudijono (2011: 177) menyampaikan bahwa

validitas bandingan juga dapat disebut sebagai validitas

ada sekarang. Validitas ada sekarang menunjuk pada

hubungan antara tes skor yang dicapai dengan keadaan

sekarang. Pada keadaan ini, tes dipasangkan dengan

hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai

kejadian yang lampau sehingga data pengalaman

tersebut sekarang sudah ada. Tes dikatakan memiliki

validitas bandingan apabila tes tersebut dalam kurun

waktu yang sama secara tepat telah mampu

menunjukkan adanya hubungan yang searah antara tes

pertama dengan tes yang dilakukan berikutnya.

b. Validitas Item

Sudijono (2011: 182) mengungkapkan bahwa validitas item

dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh

sebuah item, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat

butir item tersebut.

Arikunto (2012:93) mengemukakan untuk menghitung

validitas item dapat menggunakan rumus:

q p S

M M Y

t p pbi

(57)

Keterangan:

Ypbi : koefisien korelasi biserial

Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi

item yang dicari validitasnya Mt : rerata skor total

St : standar deviasi dari skor total proporsi

p : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)

5. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2012:100) pengertian reliabilitas tes,

berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes. Didukung pendapat

Arifin (2009: 258) reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi

dari suatu instrumen. Menurut Purwanto (2009:139) keandalan

(reliability) adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu

tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya,

konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi, yang dipentingkan di sini

ialah ketelitiannya sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya

kebenarannya.

Arikunto (2012:101-102) memaparkan beberapa hal yang sedikit

banyak mempengaruhi hasil tes yang secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi tiga hal berikut:

(58)

b. Hal yang berhubungan dengan Tercoba (Testees). Suatu tes yang diujicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar kecilnya reliabilitas tes.

c. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes. Penyelenggaraan tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes. Hasil tes tersebut akan mempengaruhi reliabilitas soal tes.

Menurut Arikunto (2012: 104-106) ada tiga macam metode dalam

menghitung reliabilitas:

a. Metode Bentuk Paralel

Tes paralel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai

kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir

soalnya berbeda. Kelemahan metode ini bahwa pengetes

pekerjaannya berat karena harus menyusun dua seri tes dan

membutuhkan waktu yang lama.

b. Metode Tes Ulang

Metode tes ulang dilakukan untuk menghindari penyusunan dua

seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes

hanya memiliki satu seri tes, tetapi dicobakan dua kali.

c. Metode Belah Dua atau Split-half Method

Ada dua cara membelah butir soal, yaitu:

(1) Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang

(59)

(2) Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo

jumlah pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor

akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.

Arikunto (2012: 115) mengungkapkan reliabilitas tes dapat

dihitung dengan rumus K-R.20 yaitu:

Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

(q= 1-p)

Ʃpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

6. Daya Pembeda

Basuki dan Hariyanto (2014: 139) mengungkapkan daya beda

atau DP adalah daya yang mampu membedakan antara peserta tes

yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan

rendah. Pendapat ahli lain, yakni Kusaeri dan Suprananto ( 2012: 175)

mengungkapkan daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal

dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang

ditanyakan dan siswa yang belum menguasai materi yang diujikan.

Sedangkan menurut Arikunto (2012: 226) daya pembeda soal adalah

(60)

(berkemampaun tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan

rendah).

Kusaeri (2014: 107) menungkapkan daya pembeda soal memiliki

beberapa manfaat, yaitu:

a. Meningkatkan mutu setiap soal melalui data empirik.

Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap soal dapat diketahui

apakah soal itu baik, perlu direvisi, atau dibuang.

b. Mengetahui seberapa jauh masing-masing soal dapat mendeteksi

atau membedakan kemampuan siswa.

Kusaeri dan Suprananto (2012: 176) menemukakan apabila suatu butir

soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu, maka butir

soal itu dapat dicurigai adanya kemungkinan:

a. Kunci jawaban tidak tepat

Kunci jawaban sebagai patokan dalam memeriksa hasil tes

terkadang tidak tepat, dalam artian kunci jawaban tersebut

malahan salah. Keadaan ini biasanya dipengaruhi oleh kesalahan

penulisan ataupun memang kurang dikaji ulang jawaban yang

tepat.

b. Butir soal memiiki dua atau lebih kunci jawaban yang benar

Kualitas jawaban yang baik dalam pengukuran tes memiliki

jawaban ganda dapat disebabkan kurang teliti dalam penyusunan

soal sehingga perlu diperbaiki. Hal demikian ini tidak layak

(61)

c. Kompetensi yang diukur tidak jelas

Kompetensi yang diberikan dalam pengukuran tes harus

dapat untuk mengukur ketercapaian tingkat pemahaman peserta

didik terkait materi tertentu. Misalkan kompetensi „memahami‟

hal ini kurang jelas untuk mengukur ketercapaian materi

pembelajaran.

d. Pengecoh tidak berfungsi

Alternatif pilihan jawaban terkadang terlalu mencolok

sehingga mudah ditebak oleh testee. Alternatif jawaban harus

dibuat secara proporsional dan harus terkait dengan konteks soal

yang dipertanyakan.

e. Materi yang ditanyakan terlalu sulit sehingga banyak siswa yang

menebak

Soal tes dibuat dengan tujuan mengukur ketercapaian

pemahaman materi peserta didik. Komposisi kriteria soal mulai

soal mudah sedang dan sulit harus proporsional. Sehingga soal

tersebut memang benar dapat mengkur kompetensi peserta didik,

tidak hanya tebak jawaban yang dikarenakan pembagian

komposisi tingkat kesulitan.

f. Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan

berpikir ada yang salah informasi dalam butir soal.

Siswa beranggapan bahwa soal salah informasi, hal ini

(62)

pernyataan kurang jelas dan menimbulkan persepsi yang berbeda.

Sehingga perlu diperhatikan dalam penyusunan soal, penggunaan

bahasa harus jelas dan mudah dipahami agar tidak menimbulkan

makna ganda.

Kusaeri (2014: 108) mengungkapkan bahwa indeks daya

pembeda berkisar antara -1 sampai dengan +1. Jika daya pembeda

negatif, berarti lebih banyak kelompok bawah (peserta tes yang

kurang pandai) menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas

(peserta tes yang pandai). Sebaliknya, jika daya pembeda positif,

banyak siswa kelompok atas mampu menjawab benar soal dibanding

kelompok bawah. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal, semakin

tinggi kemampuan soal itu membedakan siswa yang pandai dengan

siswa yang kurang. Sudijono (2011: 398-399) menyebutkan bahwa

mengenai teknik analisis daya pembeda item dalam keadaan di mana

jumlah pengikut tes adalah cukup besar (100 orang atau lebih) daya

pembeda item cukup dihitung berdasar 27% pengikut tes kelompok

atas dan 27% dari pengikut tes kelompok bawah. Sedangkan pengikut

tes yang terletak di antara kedua ujung ekterm itu tidak perlu

diikutsertakan dalam perhitungan analisis.

Rumus untuk mencari daya pembeda sebagai berikut (Arikunto,2012:

228-229):

Gambar

Tabel 1.1 Kekuatan dan Kelemahan Tes Pilihan Ganda………………..
Tabel 4.7 Penyebab Kegagalan Butir Soal………………………………
Gambar 1.1 Triangulasi Komponen Evaluasi…………..……………
Gambar 4.6 Persentase Kegagalan Butir Soal UAS Gasal Mata
+7

Referensi

Dokumen terkait

---, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , Jakarta: Prenada Media Group, 2010.. Slavin, Robert E., Cooperatif Learning: Teori, Riset dan

Dalam pengolahan data didapat bhwa koefisien korelasi linier berganda atau multiple R sebesar 0,90629, artinya terdapat hubungan yang kuat dan positif

PENERAPAN BRAIN BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF ADVENTURE GAME UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Bermula dari terbatasnya kegiatan forum yang dilakukan, maka pihak fispaba berharap dapat melakukan kegiatan atau promosi acara dengan menggunakan teknologi

Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor 512/menkes/per/IV/2007/tentang izin praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran bab 1pasal 1 ayat 10 standar

Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1 Sayamerasapuasdengankualitas Pasta Gigi Pepsodent.. 2 Sayamerasapuas dengan aroma Pasta

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa efektifitas layanan perpustakan keliling di Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Semarang tergolong pada

Penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, karena atas kehadirat dan segala nikmatNya penulis dapat menyelesaikan