• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan PPN Terutang Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Undang-Undang PPN No 42 Tahun 2009: Studi Kasus pada PT Tunggal Jaya, Tasikmalaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan PPN Terutang Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Undang-Undang PPN No 42 Tahun 2009: Studi Kasus pada PT Tunggal Jaya, Tasikmalaya."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Value Added Tax (VAT) is one source of state revenue significantly. In our tax

system, the system applies Self Assessment System which taxpayers are given the

right and obligation to calculate, deposit, and report their own taxes.

The purpose of this study is to determine how companies calculate, deposit and

report VAT become due, before and after the implementation of Law No.42 Year

2009, and to know which is more computation method can minimize the VAT payable

of the company. The analysis technique used is quantitative analysis, the authors

take the data-transaction data associated with the VAT, then analyzing the

components of tax-related input and output tax. From this research we can conclude

that there was no significant change of VAT owed the company before and after the

implementation of Law No.42 Year 2009, given the unchanged rate of VAT. Only,

before the implementation of Law No.42 Year 2009, the company can further

minimize the VAT becomes due. It was due to text planning company with time delay

printing until the Output Tax Invoice upon payment. Tax planning is very useful for

keeping the company cash flow, and also delay the company expense so the company

can invest.

(2)

ABSTRAK

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang cukup besar. Dalam sistem perpajakan kita, diterapkan sistem Self Assessment

System yaitu Wajib Pajak diberikan hak dan kewajiban untuk menghitung, menyetor,

dan melaporkan sendiri pajaknya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perusahaan menghitung, menyetor, dan melaporkan PPN terutangnya, sebelum dan sesudah diterapkannya Undang-Undang No.42 Tahun 2009, serta untuk mengetahui metode perhitungan manakah yang lebih dapat meminimalkan PPN terutang perusahaan.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif, penulis mengambil data-data yang berhubungan dengan transaksi PPN, kemudian menganalisa komponen-komponen yang berhubungan dengan pajak masukan dan pajak keluaran.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan atas PPN terutang perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya Undang-Undang No.42 Tahun 2009, mengingat tarif PPN yang tidak berubah. Hanya, sebelum diterapkannya Undang-Undang No.42 Tahun 2009 perusahaan dapat lebih meminimalkan PPN terutangnya. Hal itu disebabkan karena perusahaan melakukan text planning dengan menunda waktu pencetakan Faktur Pajak Keluaran sampai pada saat pembayaran. Tax planning sangat bermanfaat untuk menjaga

cashflow perusahaan, dan juga menunda pengeluaran perusahaan sehingga

perusahaan dapat berinvestasi.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT...vii

ABSTRAK...viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1Latar Belakang...1

1.2Identifikasi Masalah...4

1.3Tujuan Penelitian...4

1.4 Kegunaan Penelitian...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS...6

2.1Pengertian Pajak...6

2.1.1 Definisi Pajak...6

2.1.2 Fungsi Pajak...9

(4)

2.1.3.1 Pengelompokkan Pajak Menurut Golongannya...9

2.1.3.2 Pengelompokkan Pajak Menurut Sifatnya...10

2.1.3.3 Pengelompokkan Pajak Menurut Lembaga Pemungutannya...10

2.1.4 Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak...11

2.1.5 Tata Cara Pemungutan Pajak...12

2.1.5.1 Stelsel Pajak...12

2.1.5.2 Asas Pemungutan Pajak...13

2.1.5.3 Sistem Pemungutan Pajak...14

2.1.6 Timbulnya Utang Pajak...15

2.1.7 Hapusnya Utang Pajak...16

2.1.8 Tarif Pajak...17

2.2 Pajak Pertambahan Nilai………....19

2.2.1 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai……….19

2.2.2 Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai………...20

2.2.3 Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai…………..…21

2.3 Subjek dan Objek PPN………...……22

2.3.1 Subjek PPN………...22

2.3.2 Objek PPN………24

2.4 Jasa Kena Pajak (JKP) dan Barang Kena Pajak (BKP)……….26

2.4.1 Jasa Kena Pajak……….26

2.4.2 Barang Kena Pajak………30

(5)

2.5.1 Tarif PPN………..34

2.5.2 Dasar Pengenaan Pajak……….34

2.5.3 Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak………..………35

2.5.4 Mekanisme Pengenaan PPN……….36

2.5.5 Cara Menghitung PPN………..37

2.5.6 Pelaksanaan Penyetoran PPN………..…….37

2.6 Faktur Pajak………38

2.6.1 Pengertian dan Fungsi Faktur Pajak……….38

2.6.2 Jenis Faktur Pajak……….38

2.6.3 Saat Pembuatan Faktur Pajak………...41

2.6.4 Tata Cara Penggantian dan Pembetulan Faktur Pajak Standar….41 2.7 Tata Cara Dalam Pajak Pertambahan Nilai………....43

2.7.1 Saat dan Tempat Pajak Terutang………..43

2.7.2 Saat dan Tempat Penyetoran Pajak………..47

2.7.3 Saat dan Tempat Pelaporan Pajak………48

2.8 Pemusatan Tempat Pajak Terutang………49

2.9 SPT Masa PPN………...52

2.10 Perubahan Undang-Undang PPN dan Penjelasannya………...52

2.10.1 Poin-poin Perubahan Undang-Undang PPN……….53

BAB III METODE PENELITIAN...60

3.1 Objek Penelitian...60

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan...60

(6)

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan………62

3.1.4 Aktivitas Perusahaan……….63

3.2 Metode Penelitian...67

3.2.1 Jenis Penelitian………..67

3.2.2 Operasional Variabel………67

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data………68

3.2.4 Metode Analitis……….68

3.2.5 Penerapan Hipotesis………..70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...71

4.1 Prosedur Pelaksanaan, Penyetoran, dan Pelaporan PPN pada PT Tunggal Jaya Plastik………..…….71

4.1.1 Prosedur Pelaksanaan Pemungutan PPN pada PT Tunggal Jaya71 4.1.2 Prosedur Pelaksanaan Penyetoran PPN pada PT. Tunggal Jaya.72 4.1.3 Prosedur Pelaksanaan Pelaporan PPN pada PT. Tunggal Jaya...73

4.2 Deskripsi Data 4.2.1 Pajak Masukan dengan Masa Pajak Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Undang-Undang PPN No 42 Tahun 2009…….74

4.2.2Daftar Pajak Keluaran dengan Masa Pajak Sebelum Diterapkannya Undang-Undang PPN No 42 Tahun 2009…….75

4.2.3 Perhitungan PPN Terutang Sebelum Diterapkannya UU No 42 Tahun 2009………79

(7)

4.3 Analisis dan Pembahasan

4.3.1 Tax Planning dengan Melakukan Penudaan Waktu Pencetakan

Faktur Pajak Keluaran Sampai Pada Saat Pembayaran………...80

4.3.2 Perbandingan PPN Terutang Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Undang-Undang No 42 Tahun 2009………...…82

4.4 Analisis Data………..83

4.4.1 Pembahasan………...84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...85

5.1 Simpulan...85

5.2 Saran...86

5.2.1 Batasan Penelitian……….86

DAFTAR PUSTAKA...87

LAMPIRAN...88

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE)...89

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel I Daftar Pajak Masukan dengan Masa Pajak Sebelum

Diterapkannya UU NO 42 Tahun 2009………..74 Tabel II Daftar Pajak Keluaran Bulan Oktober 2009 Sebelum

Diterapkannya UU No 42 Tahun 2009………...…75 Tabel III Daftar Pajak Keluaran Bulan November 2009 Sebelum

Diterapkannya UU No 42 Tahun 2009………...77 Tabel IV Daftar Pajak Keluaran Bulan November 2009 Sebelum

Diterapkannya UU No 42 Tahun 2009………...83 Tabel V Paired Samples Correlations………...83

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(10)

Bab I Pendahuluan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Penelitian

Pada hakekatnya, pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan oleh negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, merupakan pembangunan nasional yang merata baik dalam bidang ekonomi, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.

Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta merata dalam segala bidang, tentunya diperlukan sarana atau pemenuhan aspek pembiayaan yang memadai. Hal-hal tersebut dapat terpenuhi apabila tersedianya dana yang cukup untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, penggalangan dana harus dilakukan secara rutin dan terus menerus, salah satunya dengan cara memungut pajak.

Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting. Pajak merupakan iuran wajib yang diberlakukan kepada setiap wajib pajak atas objek pajak yang dimilikinya dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah, untuk melanjutkan pembangunan negara.

(11)

Bab I Pendahuluan 2

potensi yang ada. Hal ini dapat memberikan indikasi atau gambaran, apakah realisasi penerimaan pajak telah optimal.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu jenis pajak tidak langsung, yang termasuk sebagai pajak konsumsi. Menurut Sukardji, PPN adalah pengenaan pajak atas pengeluaran untuk konsumsi (a tax on consumption

expenditure) baik yang dilakukan oleh perseorangan maupun oleh badan baik badan

swasta maupun badan pemerintah dalam bentuk belanja barang atau jasa yang dibebankan pada anggaran belanja negara.

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan hanya terhadap pertambahan nilainya saja dan dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan. Pertambahan nilai itu sendiri timbul karena digunakannya faktor-faktor produksi pada setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen. Semua biaya untuk mendapatkan dan mempertahankan laba termasuk bunga modal, sewa, tanah, upah kerja, dan laba perusahaan merupakan unsur pertambahan nilai yang menjadi dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

(12)

Bab I Pendahuluan 3

Badan Usaha sebagai subjek pajak, juga ikut berperan dalam membiayai pembangunan nasional. Pada setiap akhir periode akuntansi, pengelola badan usaha menyampaikan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, baik kepada pemilik maupun kepada pihak-pihak lainnya yang berkepentingan, misalnya bank dan kantor inspeksi pajak. Pajak Pertambahan Nilai dilaksanakan berdasarkan sistem faktur, sehingga atas penyerahan barang dan atau penyerahan jasa wajib dibuat Faktur Pajak sebagai bukti transaksi penyerahan barang dan atau penyerahan jasa yang terutang pajak. Pengusaha Kena Pajak hanya diharuskan membayar kepada negara selisih antara Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dari pembeli Barang Kena Pajak dan atau penerimaan Jasa Kena Pajak (Pajak Keluaran) dengan Pajak pertambahan Nilai yang dibayar kepada penjual Barang Kena Pajak dan atau pemberi Jasa Kena Pajak (Pajak Masukan).

Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak pada waktu perolehan atau impor Barang Kena Pajak atau penerimaan Jasa Kena Pajak lebih besar daripada Pajak pertambahan Nilai yang dipungut, maka kelebihan Pajak Pertambahan Nilai tersebut dikompensasikan. Sedangkan, yang dikembalikan hanyalah kelebihan Pajak Pertambahan Nilai untuk Masa Pajak pada akhir tahun buku Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan.

(13)

Bab I Pendahuluan 4

Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Dari pemikiran di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan PPN Terutang Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Undang-Undang PPN No 42 Tahun 2009: Studi Kasus pada PT TUNGGAL JAYA, Tasikmalaya

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, dapat diidentifikasikan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana metode perhitungan PPN terutang pada PT Tunggal Jaya sebelum dan sesudah diterapkannya Undang-Undang PPN No. 42 Tahun 2009.

2. Metode perhitungan PPN yang mana yang lebih dapat meminimalkan PPN terutang.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasikan di atas, maka penelitian dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:

(14)

Bab I Pendahuluan 5

1.4 Kegunaan Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berharap bahwa tulisan dan penelitian ini akan dapat berguna bagi:

1. Penulis

Dalam membuat karya ilmiah ini, penulis akan berusaha mencari jawaban atas indentifikasi masalah yang telah ditentukan dari berbagai sumber-sumber seperti buku, internet, koran/majalah, artikel, serta dari para pengajar. Oleh karena itu diharapkan melalui penelitian ini, pengetahuan dan wawasan penulis dapat bertambah, khususnya mengenai Pajak Pertambahan Nilai.

2. Perusahaan

Melalui kesediaan perusahaan yang menjadi tempat penelitian bagi penulis, perusahaan dapat mengetahui manfaat melalui hasil karya ilmiah ini. Perusahaan juga dapat lebih memahami mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan serta perkembangan dan perubahan-perubahannya agar dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada.

3. Pihak lain

(15)

Bab V Simpulan dan Saran 85

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis mengenai perbandingan PPN terutang pada PT Tunggal Jaya sebelum dan sesudah diterapkannya Undang-Undang PPN No 42 Tahun 2009 serta didukung oleh data-data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan atas PPN terutang perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya Undang-Undang No.42 Tahun 2009. Hal itu dikarenakan tidak ada perubahan tarif pada Undang-Undang PPN No 42 Tahun 2009. Namun, sebelum diterapkannya Undang-Undang No.42 Tahun 2009 perusahaan dapat lebih meminimalkan PPN terutangnya, dikarenakan perusahaan melakukan text planning dengan menunda waktu pencetakan Faktur Pajak Keluaran sampai pada saat pembayaran. Jadi perusahaan dapat merencanakan pembayaran PPN agar tidak membengkak pada suatu masa pajak tertentu. Selain itu, manfaat tax planning juga dirasakan perusahaan untuk dapat berinvestasi.

(16)

Bab V Simpulan dan Saran 86

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut, saran saya untuk perusahaan adalah mencoba perencanaan pajak (tax planning) dengan cara lain seperti memaksimalkan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.

Selain itu perusahaan bisa juga melakukan berbagai alternatif seperti berikut : 1. Menerbitkan Faktur Pajak selama mungkin ( dalam kurun waktu yang

diperbolehkan)

2. Memperketat term of payment untuk mencegah Wajib Pajak membayarkan dahulu PPN pembeli.

5.2.1 Batasan Penelitian

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Casavera. (2009). Perpajakan. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Erly Suandy. (2006). Perpajakan. Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi Yogyakarta.

Yogyakarta.

Siti Resmi. (2008). Perpajakan : Teori dan Kasus. Edisi Keempat. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Untung Sukardji. (2005). Pajak Pertambahan Nilai. Edisi Revisi. Penerbit Rajawali Pers.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994, kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 dan terakhir menjadi Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal penugasan serta penilaian guru mata pelajaran IPS Terpadu melihat waktu yang tesedia, apabila waktu tidak memungkinkan lagi maka tugas-tugas yang diberikan

Adanya asam oksalat pada kulit nanas dapat meningkatkan fotoreduksi ion Cu(II) yang relatif tinggi karena asam oksalat dapat mencegah rekombinasi elektron dengan radikal OH,

Kinerja pencahayaan alami sangat buruk dengan nilai iluminasi di luar bangunan yang sangat tinggi mencapai 100.000 lux yang dipengaruhi oleh posisi matahari, ketinggian

Metode yang biasa dilakukan di laboratorium untuk pengurangan berat adalah menggunakan alat Corrosion Wheel test, di mana sampel dalam bentuk kupon diputar dalam selang waktu dan

Ga boleh makan lewat dari jam 6, harus pakai sandal kaus kaki terus, sebenarnya masih banyak pantangan lainnya kalau kita perawatan traditional tapi tidak semua kakak

Ketertarikan untuk dijadikan tema penulisan adalah: pertama, belum adanya yang membahas pemikiran Badiuzzaman Said Nursi dalam bentuk skripsi di Departemen

Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan perhitungan dan pencatatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PT Besklindo Mitra Utama telah menjalankan sesuai dengan UU No.42 Tahun 2009 dan

Menurut Undang – Undang PPN dan PPnBM UU No. 42 Tahun 2009 : Pemungut Pajak Pertambahan Nilai adalah Bendaraan Pemerintah, Badan, atau instansi pemerintah yang ditunjuk oleh