• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERUBAHAN HARGA TERHADAP PERMINTAAN DI PASAR SIMPANG EMPAT KABUPATEN PASAMAN BARAT (Studi Kasus Terhadap Jual Beli Ayam)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERUBAHAN HARGA TERHADAP PERMINTAAN DI PASAR SIMPANG EMPAT KABUPATEN PASAMAN BARAT (Studi Kasus Terhadap Jual Beli Ayam)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERUBAHAN HARGA TERHADAP PERMINTAAN DI PASAR SIMPANG EMPAT KABUPATEN PASAMAN BARAT

(Studi Kasus Terhadap Jual Beli Ayam)

Fawza Rahmat

Email: fawza_rahmat@yahoo.com

Abstrak

Dalam perspektif ekonomi Islam, pemenuhan kebutuhan hidup manusia sama dengan teori Moslow yang di awali dengan kebutuhan pokok atau dasar. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan fisik dasar akan makanan, pakaian, keamanan, kebutuhan sosial, serta kebutuhan individu akan pengetahuan dan suatu keinginan untuk mengekspresikan diri. Dari sifatnya, dalam pandangan ekonomi, kebutuhan (need) manusia itu terdiri dari kebutuhan primer seperti pangan, sandang, dan papan, kebutuhan sekunder (pelengkap), dan kebutuhan tersier.

Salah satu kebutuhan pokok masyarakat adalah daging ayam, yang merupakan kebutuhan pangan yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Permintaan akan daging ayam terus meningkat, walaupun harga nya tinggi. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa jika harga naik maka permintaan menurun. Dengan demikian akan menyebabkan terjadinya inflasi karena adanya ketidak seimbangan harga.

Kata kunci: Perubahan, Harga, Permintaan

PENDAHULUAN

Krisis ekonomi yang terjadi di indonesia saat ini telah mengakibatkan harga barang-barang secara umum naik beberapa kali lipat atau yang lebih dikenal dengan inflasi. Kondisi perekonomian yang seperti ini masih dirasakan sampai sekarang, akibatnya perilaku konsumen dalam berbelanja barang berubah karena harus menyesuaikan dengan kemampuannya untuk membeli barang kebutuhan sesuai dengan anggaran yang dimiliki oleh tiap-tiap rumah tangga, khususnya barang kebutuhan primer, misalnya ayam. Ayam merupakan kebutuhan lauk pauk yang diperlukan sebagai pelengkap pangan yang terbilang cukup terjangkau harganya bagi kebanyakan masyarakat indonesia yang berada di kelas ekonomi menengah ke bawah, karena hal tersebut maka permintaan daging ayam sebagai konsumsi manusia begitu meningkat.

(2)

Semakin hari usaha penjualan ayam potong semakin menjanjikan dan merupakan salah satu bisnis yang sangat bagus untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena ayam sudah sejak lama menjadi makanan favorit bagi sebagian besar kalangan masyarakat. Sebagian besar penduduk Indonesia, mulai dari anak - anak, remaja, hingga orang tua menyukai daging jenis unggas ini.

Pada dasarnya permintaan suatu barang mengikuti hukum permintaan yang menyatakan bahwa apabila harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun dengan catatan apabila hal-hal yang lain tetap. Artinya bahwa tingkat harga mempengaruhi jumlah permintaan, namun demikian permintaan suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, akan tetapi permintaan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh harga barang lain, dan dapat dipengaruhi oleh harga barang lainnya yang bisa menjadi subtitusi atau komplementer barang tersebut, promosi, kualitas barang, dan faktor-faktor lainya.1

Sejak ramadhan hingga hari ini, harga ayam potong kabupaten di Pasaman Barat terus naik. satu kilogram ayam potong dijual sekitar dua puluh delapan ribu rupiah, angka tersebut naik sebesar delapan ribu rupiah per kilonya. Naiknya harga ayam potong, diduga karena tingginya permintaan masyarakat di pasaran. Sementara stok dari peternak belum stabil, kondisi tesebut membuat harga melambung tinggi.2

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk makanan yang berasal dari hewan terutama daging terkhusunya terhadap daging ayam. Namun kenaikan harga pokok maupun pangan semakin hari semakin meningkat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi permintaan terhadap daging ayam. Berangkat dari masalah yang dipaparkan dia atas dapat dirumuskan bahwa masalahnya adalah bagaimana analisis perubahan harga ayam terhadap permintaan di pasar Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat.

1http://media.neliti.com. Diunduh pada tanggal 28 Oktober 2018, Jam 10:30 wib. 2http://www.harianhaluan.com. Di unduh pada tanggal 28 Oktober 2019, Jam 10:33 wib.

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Reseasch) yang bersifat deskriptif kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan gambaran berupa kata-kata tertulis atau lisan dai orang-orang dan perilaku yang dicermati. Di penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif ini penulis akan melakukan penelitian lapangan di pasar Simpang Empat, maka penulis melakukan peninjauan langsung dan melakukan wawancara dengan pedagang ayam di pasar Simpang Empat. Penelitian ini dilakukan di Pasar Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat pada tanggal 27 Oktober 2019. Data diambil dan di peroleh langsung melalui wawancara langsung dengan beberapa pedagang ayam yang berkaitan dengan pengaruh perubahan harga ayam terhadap permintaan di pasar Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat.

PEMBAHASAN

Istilah pemasaran muncul pertama kali sejak kemunculan istilah barter. Proses pemasaran di mulai sebelum barang-barang di produksi dan tidak berakhir dengan penjualan. Menurut Kotler, marketing (pemasaran) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran (exchange).

1. Need, Wants, dan Demand

a. Need, (kebutuhan) adalah segala sesuatu yang ingin di penuhi yang berasal dari dalam diri manusia. Contoh rasa lapar, rasa haus, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri. Needs tidak bisa di ciptakan maka produsen harus mampu mengidentifikasi needs dan wants suatu produk dengan cara melakukan riset pasar.3

b. Wants (keinginan) adalah kebutuhan yang dipengaruhi oleh kebudayaan atau individualitas seseorang.

(4)

c. Demand adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Jadi, sebelum seorang produsen memproduksi dan memasarkan produknya, dia harus meriset, apakah ada demand terhadap suatu produk secara kuantitatif.

2. Product

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk di jual. Product dalam arti luas, meliputi produk fisik, servis/ jasa, orang, organisasi, tempat, ide, right (hak paten).4

Tugas manajemen pemasaran tidaklah hanya menawarkan barang yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar, dan menggunakan penetapan harga yang efektif, komunikasi dan distribusi untuk memberi informasi, mempengaruhi dan melayani pasar. Tetapi lebih luas dari itu, manajemen pemasaran ialah mengatur tingkat, saat dan sifat permintaan yang dapat membantu organisasi mencapai tujuan.

Kegiatan pemasaran tidak mungkin di lakukan hanya oleh satu orang saja. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran biasanya dilakukan oleh sekelompok orang atau karyawan yang harus diorganisir dan dikoordinir, sehingga dapat diharapkan tercapainya tujuan dan sasaran di dalam bidang pemasaran. Untuk itu perlu adanya suatu penerapan sebelumnya atau lazim disebut manajemen pemasaran.

Dewasa ini istilah manajemen pemasaran lebih cenderung digunakan, dibanding dengan istilah pemasaran itu sendiri. Hal ini disebabkan karna pemasaran merupakan suatu fungsi dari manajemen. Mengingat bahwa pemasaran adalah suatu proses. Maka dapat dikatakan manajemen pemasaran pada hakikatnya merupakan manajemen dari pada proses pemasaran.

Perekonomian merupakan salah satu sokoguru kehidupan negara. Salah satu penunjang perekonomian negara adalah kesehatan pasar, baik pasar barang dan jasa, pasar uang, maupun pasar tenaga kerja. Kesehatan pasar tergantung

(5)

mekanisme pasar yang mampu menciptakan tingkat harga yang seimbang, yakni tingkat harga yang dihasilkan oleh interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran yang sehat. Apabila kondisi ini dalam keadaan wajar dan normal tanpa ada pelanggaran, seperti penimbunan (ihtisar) harga akan stabil.5

Harga dalam ekonomi termasuk salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Harga dimaksudkan untuk mengkomunikasikan posisi nilai produk yang dibuat oleh produsen. Besar kecilnya volumen penjualan dan laba yang diperoleh oleh perusahaan tergantung kepada harga yang ditetapkan perusahaan terhadap produknya.

Harga dalam bahasa inggris dikenal dengan price, sedangkan dalam bahasa Arab berasal dari kata tsaman atau su’ru yakni nilai sesuatu dan harga yang terjadi atas dasar suka sama suka (an-taradin) pemakaian kata tsaman lebih umum daripada qimah yang menunjukan harga riil yang telah disepakati. Harga juga berarti kekuatan membeli untuk mencapai kepuasan dan manfaat.6

Teori harga atau pricetheory adalah teori yang menjelaskan bagaimana harga barang di pasar terbentuk. Pada dasarnya harga suatu barang di tentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran atas barang tersebut, sedangkan permintaan dan penawaran atas suatu barang di tentukan oleh banyak faktor. Kekuatan permintaan dan penawaran membentuk harga biasanya di gambarkan dalam bentuk kurva, seperi gambar berikut:

harga (P)

Supply

P1 E

Demand

Q1 Jumlah Barang (Q)

Kurva: kurva keseimbangan harga

5 Rozalinda, Ekonomi Islam. (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2014), hlm 153. 6 Ibid, Ekonomi Islam, hlm 154.

(6)

Garid D merupakan garis demand (permintaan) yang menggambarkan jumlah permintaan akan suatu barang pada berbagai tingkat harga. Sedangkan garis S (Supply/ penawaran) yang menggambarkan jumlah penawaran suatu barang pada berbagai tingkat harga tertentu. Titik E merupakan titik pertemuan antara permintaan dan penawaran, dititik inilah terbentuk titik keseimbangan harga pasar.

Interaksi yang terjadi antara pembeli dan penjual didalam pasar akan menentukan tingkat harga suatu barang yang akan terwujud dipasar dan jumlah barang tersebut yang akan diperjual belikan didalam pasar. Interaksi diantara para pembeli dengan para penjual di terangkan dalam teori permintaan.

Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli atas suatu barang. Sedangkan teori penawaran menerangkan tentang sifat para penjual di dalam menawarkan barang-barang yang akan dibelinya dengan menggabungkan permintaan pembeli dan penawaran penjual dapatlah ditunjukkan bagaimana interaksi diantara pembeli dan penjual yang akan menentukan harga ekuilibrium atau harga pasar dan jumlah barang yang diperjual belikan.

Menurut Vincent Gaspers (2003 : 13) Permintaan dapat didefinisikan sebagai kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu berdasarkan kondisi-kondisi tertentu Permintaan baru mempunyai arti apabila didukung oleh tenaga beli peminta barang. Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli disebut permintaan efektif. Sedangkan permintaan yang di dasarkan atas kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolut atau potensial. Dalam hal ini tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsur pokok yaitu pendapatan yang dapat dibelanjakanya dan harga barang yang dikehendaki. Dimana jumlah barang yang diminta dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara harga dari barang itu sendiri, harga barang lain yang bisa menjadi subtitusi dari barang tersebut, pengeluaran untuk

(7)

promosi pendapatan konsumen, jumlah pembeli, serta selera dan preperensi konsumen.7

Elastisitas permintaan adalah suatu konsep yang di gunakan untuk mengukur derajat kepekaan atau respons perubahan jumlah atau kuantitas barang yang di beli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi. Permintaan suatu barang bisa dikatakan elastis jika konsumen merespon perubahan harga barang tersebut dengan berubahnya jumlah permintaan barang yang besar. Sedangkan jumlah permintaan barang yang sedikit atau sama sekali tidak berubah terhadap perubahan harga barang tersebut dikatakan inelastis atau kurang elastis.8

1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)

Menurut Mankiu, elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Atau dengan ungkapan lain, elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respons jumlah permintaan akibat perubahan harga barang. Permintaan suatu barang dikatakan elastis apabila jumlah permintaan berubah banyak karena harga berubah sedangkan permintaan di kaakan nelastis apabila jumlah permintaan mengalami sedikit perubahan ketika harga berubah.

Menurut Sadono Sukirno, Elastisitas harga permintaan adalah suatu pengukran kuantitatif yang menunjukan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga ke atas perubahan permintaan.9

2. Faktor Penentu Elastisitas Permintaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan, yaitu: a. Tingkat Substitusi

Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin elastis. Contoh; permintaan akan daging sapi, jika pada suatu sat banyak sapi yang mati karena terkena wabah penyakit

7

Ibid, Ekonomi Islam, hlm 65. 8 Ibid, Ekonomi Islam, hlm 79. 9 Ibid, Ekonomi Islam, hlm 80.

(8)

sehingga menyebabkan harga daging sapi naik, maka orang dapat saja beralih mengonsumsi daging ayam atau kambing. Akan tetapi, beras bagi masyarakat Indonesia sulit di cai subtitusinya. Oleh karena itu permintaan beras inelastis.

b. Jumlah Pemakai

Makin banyak jumlah pemakai, permintaan suatu barang semakin inelastis. Penjelasan ini menunjukan bahwa elastisitas harga di pengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang bagi konsumen. Semakin pokok suatu barang, semakin inelastis permintaannya.

c. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen

Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih elastis. Contohnya garam dan TV. Meskipun harga garam naik 5%, kenaikan tersebut mungkin hanya Rp. 500,00, yang merupakan bagian yang sangat kecil dari pendapatan sebagian besar keluarga. Sebaliknya kenaikan harga TV sebesar 5%, dalam jumlah nominal uang sebesar Rp. 100.000,00, dan cukup menyebabkan sejumlah keluarga menunda pembeliannya sampai tahun depan.

d. Jangka waktu

Semakin lama jangka waktu analisis permintaan suatu barang, makin elastis sifat permintaan barang tersebut.

e. Produk mewah versus kebutuhan

Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencai substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga tidak cenderung menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan subtitusinya lebih mudah di cari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.

(9)

Semakin luas ruang lingkupnya, maka semakin inelastis barang tersebut karena tidak ada barang substitusinya. Sebaliknya, semakin sempit atau kecil ruang lingkupnya, maka semakin elastis barang tersebut

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kenaikan Harga

Beberapa Faktor yang mempegaruhi kenaikan harga ayam:

1. Penurunan produktivitas dari ayam akibat penggunaan obat-obatan yang dikurangi, hal ini dilakukan penelitian mulai dinas sampai kementrian, yang mengurangi kadar obat-obatan supaya lebih sehat terutama antibiotik, yang berisiko pada tingkat kematian. Hal ini juga dibenarkan oleh seorang pedagang di pasar Simpang Empat pemeliharaan ayam menggunakan obat-obatan agar lebih sehat namun berisiko juga kematian dari ayam, tetapi jarang hal demikian terjadi.10 2. Faktor cuaca ekstrem disejumlah wilayah yang menjadi sentra

peternanakan ayam yang mempengaruhi produktivitas dari ayam. 3. Penurunan suplai ke pasaran lantaran ada masa libur lebaran. Hal ini

membuat pasokan kepasar berkurang sementara permintaan meningkat. Permintaan terhadap ayam semakin meningkat, walaupun harga tinggi, karena ayam sudah menjadi suatu kebutuhan tersendiri bagi masyarakat. Meningkatnya permintaan ayam potong terjadi waktu lebaran atau musim pernikahan. Di hari biasa pun permintaan tetap juga meningkat walaupun harga nya tinggi. Perbedaannya dengan hari lebaran dan musim pernikahan permintaan akan harga ayam lebih meningkat dari pada hari biasa. Permintaan akan ayam potong maupun yang perekor harga nya masih tetap sama, baik penjualan di rumah maupun di pasar.

10

(10)

Hal ini bisa di lihat dari tabel harga ayam sebagai berikut:11

Harga Penjualan/ hari

Ayam perkilo Rp.22.000 1 ton perhari Ayam per ekor:

- Ayam besar - Ayam kecil Rp. 55.000/ekor Rp. 50.000 500/ekor 500/ekor

Sumber: Hasil Penelitian wawancara M.Ridho,pedagang ayam

4. Ada dugaan pihak-pihak tertentu menaikan harga untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.12 Mengenai tentang harga ayam tentunya menyeimbangi dengan harga yang di berikan PT, dan biaya pengiriman dan penjemputan.

Berdasarkan narasumber dari pedagang lain, harga ayam yang paling tinggi Rp.55.000, standar nya Rp.45.000 dan yang paling rendah Rp.35.000. dan permintaan akan meningkat waktu tahun baru, lebaran dan musim pernikahan. Sedangkan omset penjualan di pasar lebih tinggi di bandingkan penjualan di rumah.13

2. Analisis Pengaruh perubahan Harga Ayam terhadap Permintaan di Pasar Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat.

Dalam perspektif ekonomi Islam, pemenuhan kebutuhan hidup manusia sama dengan teori Moslow yang di awali dengan kebutuhan pokok atau dasar. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan fisik dasar akan makanan, pakaian, keamanan, kebutuhan sosial, serta kebutuhan individu akan pengetahuan dan suatu keinginan untuk mengekspresikan diri. Dari sifatnya, dalam pandangan ekonomi, kebutuhan (need) manusia itu terdiri dari

11

Wawancara, Pedagang Ayam, M. Ridho, tanggal 27 Oktober 2019.

12

http://m.liputan6.com, di unduh tanggal 28 Oktober 2019, Jam 19:52.

13

(11)

kebutuhan primer seperti pangan, sandang, dan papan, kebutuhan sekunder (pelengkap), dan kebutuhan tersier.14

Salah satu kebutuhan pokok masyarakat adalah daging ayam, yang merupakan kebutuhan pangan yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Permintaan akan daging ayam terus meningkat, walaupun harga nya tinggi. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa jika harga naik maka permintaan menurun. Dengan demikian akan menyebabkan terjadinya inflasi karena adanya ketidak seimbangan harga.

Daging ayam merupakan substitusi atau pengganti dari daging sapi yang harganya sangat tinggi dari daging ayam. Namun daging ayam sulit mencari substitusinya. Hal ini merupakan faktor penentu elastisitas permintaan. Permintaan akan daging ayam akan terus meningkat di hari-hari tertentu seperti lebaran, akhir tahun maupun musim pernikahan. Hal ini akan meningkatkan omset pedagang eceran. Masyarakat akan tetap membeli nya walaupun dengan harga yang relatif tinggi, karena sudah menjadi suatu kebutuhan pangan dan sebagai kebiasaan di hari-hari tersebut.

KESIMPULAN

Kenaikan harga adalah masalah ekonomi makro dan ekonomi mikro. Kenaikan harga ini dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen. Kenaikan harga dapat menyebabkan dampak bagi masyarakat, baik itu masyarakat kalangan bawah maupun masyarakat kalangan menengah. Berdasarkan penelitian dan hipotesis, penulis mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada saat hari lebaran dan musim pernikahan, permintaan terhadap daging ayam dan hari-hari biasa permintaan terhadap daging ayam harganya masih tetap sama atau berubah dari hari-hari besar seperti hari-hari lebaran dan musim pernikahan.

14

(12)

2. Kenaikan harga juga di duga ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang hanya menginginkan keuntungannya saja. Hal ini bisa menyebabkan kenaikan harga yang dapat menyulitkan konsumen untuk membeli ayam dan para pedagang eceran tentunya akan menaikan harga karena kurangnya pemasokan ayam dari stake holder.

3. Pada saat tertentu permintaan ayam dengan perhitungan kilogram jauh lebih diminat dengan harga Rp. 22.000,/kg. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan harga antara pedagang yang satu dan pedagang yang lainnya, yang menyebabkan persaingan yang tidak sehat. Jika pedagang lain menjual di atas Rp. 22.000 tentunya konsumen akan lari ke pedagang yang satu yang menjual ayam perkilonya dengan harga Rp.22.000, jika harga ayam di jual di bawah Rp.22.000 tentunya pedagang tidak akan mendapatkan keuntungan maksimal.

DAFTAR RUJUKAN

Susanto. Herry .Manajemen Pemasaran Bank Syariah.(Bandung. Pustaka Setia: 2013).

Rozalinda, Ekonomi Islam. (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2014).

http://m.liputan6.com, di unduh tanggal 28 Oktober 2019, Jam 19:52.

http://media.neliti.com. Diunduh pada tanggal 28 Oktober 2018, Jam 10:30 wib. http://www.harianhaluan.com. Di unduh pada tanggal 28 Oktober 2019, Jam 10:33 wib.

Wawancara, Pedagang Ayam, M. Kadri, tanggal 27 Oktober 2019.

Referensi

Dokumen terkait

In the c ase of the Dutch East Indies, the majority of those who were classified as ‘European’ in a legal sense were ethnically Indo-European; and by the late colonial period

The objective of this research is to describe the interpretation of logico- semantic relation types used in the skripsi background of qualitative and quantitative

oleh satu perusahaan untuk memproduksi barang tertentu akan mengakibat perusahaan lain tidak dapat menghasilkan jenis barang yang sama.. Hak patent , merupakan hak yang

yang tidak terencana dengan baik oleh Pemerintah Kota Bukittinggi, sehingga setiap orang berhak mendapatkan haknya dalam penggunaan jalan raya untuk berusaha

c) Sikap terhadap proses pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran disini mencakup: suasana pembelajaran,

keterampilannya sehingga layanan yang diberikan kepada peserta didik adalah layanan yang semakin berkualitas. Tugas seorang guru yang profesional tidak hanya dituntut untuk

Kesimpulan Terdapat perbedaan yang bermakna antara curah saliva wanita tidak hamil dengan wanita hamil, curah saliva pada kehamilan trimester 1 dengan kehamilan trimester 2,

Besar pengaruh patient satisfaction terhadap behavioral intention ialah apabila pelayanan rawat luka di Rumah Luka Surabaya mampu menciptakan kualitas pelayanan