• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perilaku Vulva Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada Santri Putri Pondok Pesantren Abu Dzarin Bojonegoro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Perilaku Vulva Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada Santri Putri Pondok Pesantren Abu Dzarin Bojonegoro"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian Keputihan

1

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN ABU DZARIN

BOJONEGORO

Errix Kristian Julianto Maslichah

Dosen Program Studi Ners

STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

ABSTRAK

Keputihan merupakan salah satu masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi remaja putri. Kurangnya kebersihan genetalia merupakan salah satu penyebab keputihan. Pada kenyataannya masih banyak remaja putri yang tidak melakukan vulva

hygiene. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perilaku vulva hygiene dengan

kejadian keputihan pada Santri Putri Pondok Pesantren Abu Dzarin Kabupaten Bojonegoro.

Desain penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah 115 Santri Putri Pondok Pesantren Abu Dzarin Kabupaten Bojonegoro. Sampel sejumlah 89 santri putri yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel yang diteliti adalah variabel independen yaitu perilaku vulva hygiene dan variabel dependen yaitu kejadian keputihan. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji Chi

Square dengan tingkat kemaknaan 0,05.

Hasil penelitian menunjukan remaja putri yang memiliki perilaku positif tentang

vulva hygiene sebanyak 35 responden (39,3%)dan 54 responden (60,7%) memiliki

perilaku negatif. Dan didapatkan 53 responden (59,6%) mengalami keputihan dan 36 responden (40,4%) tidak mengalami keputihan. Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai sig. 𝜌 = 0,000 berarti 𝜌< 0,05 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima sehingga ada

hubungan perilaku vulva hygiene dengan kejadian keputihan pada Santri Putri Pondok Pesantren Abu Dzarin Kabupaten Bojonegoro. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi yang memilki perilaku negatif tentang vulva hygiene maka semakin tinggi kejadian keputihan.

Kata Kunci : Perilaku Vulva Hygiene, Kejadian Keputihan

ABSTRACT

The designof this studyusing themethod of Cross Sectional. Sampling method

used is Purposive Sampling. The populationin this study were115young female student

Pondok Pesantren Abu Dzarin Bojonegoro.. Sample number of 89 young women whomet the inclusion criteria. The variables studied were the independent variables, namely the behavior of vulva hygiene and the dependent variable is the incidence ofvaginal discharge. Data were collected using aquestion naire and analyzed using Chi Square test with significance level 0.05.

The research show steenage girls who have positive attitudes about vulva hygieneas much as 35 respondents (39.3%) and 54 respondents (60.7%) had a negative attitude. And obtained 53 respondents (59.6%) had vaginal discharge and 36 respondents (40.4%) had no vaginal discharge. Chi Square test results show the value of sign ρ=0.000 . mean ρ<0.05 so Ho rejected and H1 accepted that there is a connection with the behavior of vulvar hygiene on the incidence of white female student Pondok Pesantren ABU Dzarin Bojonegoro. These results indicate that the higher that have anegative attitude about vulva hygiene, the higher incidence ofvaginal discharge.

(2)

Hubungan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian Keputihan

2

PENDAHULUAN

Keputihan merupakan salah satu masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi remaja putri. Dari beberapa kasus keputihan pada remaja putri dewasa ini banyak ditemukan karena remaja putri tidak melakukan

vulva hygiene dengan baik. Keputihan

adalah cairan putih yang keluar dari liang senggama secara berlebihan, leukorea dapat dibedakan dalam beberapa jenis diantaranya leukorea normal dan abnormal (Manuaba, 2006). Penyebab fluor albus atau keputihan bermacam-macam menurut Farida (2009) antara lain infeksi, gangguan hormonal, kelainan bawaan, kurangnya kebersihan genetalia wanita juga merupakan salah satu penyebab fluor albus.

Data penelitian tentang kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa wanita yang mengalami keputihan patologis di daerah Jawa Timur pada tahun 2012 sebanyak 205 orang sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan 5% yaitu 215 orang (Wardhani, 2013). Berdasarkan hasil studi pendahuluan tanggal 17 Mei 2016 di Pondok Pesantren ABU Dzarin Kabupaten Bojonegoro melalui wawancara pada 20 santri terdapat 15 santri mengalami keputihan patologis, keputihan yang mereka alami berupa cairan berwarna keruh kekuningan atau kehijauan dengan bau tidak enak dan disertai gatal. Setelah ditanyakan tentang kebersihan organ kewanitaan (vulva

hygiene) 5 orang selalu menjaga vulva

hygiene yaitu cebok dengan bersih dan

benar yaitu dari depan ke belakang, memilih celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat dan mengganti celana dalam minimal 2x sehari, tidak menggunakan sabun pembersih secara berlebihan, menjaga kebersihan saat menstruasi dan 10 orang tidak menjaga vulva hygiene.

Dari hasil wawancara pada Santri Putri Pondok Pesantren Abu Dzarin Kabupaten Bojonegoro , sebagian besar dari mereka tidak melakukan vulva

hygiene karena mereka menganggap

vulva hygiene tidak penting untuk

dilakukan. Remaja putri tersebut tidak menjaga kebersihan daerah kewanitaan seperti mereka belum melakukan cara cebok yang bersih dan benar (dari

depan ke belakang), pemilihan dan penggantian celana dalam yang belum sesuai, pemakaian sabun pembersih yang kurang tepat (memakai secara berlebihan) dan tidak menjaga kebersihan saat menstruasi.

Sebagian besar remaja putri yang kurang menjaga kebersihan daerah kewanitaannya mengalami keputihan dan mereka mengaku tidak percaya diri serta merasa kotor saat keputihan. Rasa percaya diri yang kurang mengakibatkan mereka membatasi diri untuk berinteraksi dengan yang lainnya. Bau yang tidak enak dari cairan keputihan dan disertai rasa gatal pada vagina membuat mereka merasa sangat tidak nyaman sehingga mengganggu aktifitas. Santri Putri Pondok Pesantren ABU Dzarin Kabupaten Bojonegoro menganggap keputihan adalah penyakit serta merasa cemas dengan kondisi yang dialami.

Melakukan personal hygiene pada organ kewanitaan mempunyai peranan dalam menentukan status kesehatan. Dengan melakukan vulva hygiene

dengan baik akan terhindar dari infeksi alat reproduksi. Vulva hygiene bertujuan menjaga kebersihan organ kewanitaan sehingga mengurangi terjadinya gangguan kesehatan reproduksi wanita. Kebersihan genetalia yang kurang dapat menimbulkan terjadinya infeksi karena keadaan yang kotor merupakan tempat berkembang biaknya kuman. Jika remaja putri tidak melakukan vulva

hygiene dengan baik maka akan

berdampak buruk pada kesehatan organ kewanitaan, seperti timbulnya keputihan. Adapun faktor yang ditimbulkan dari keputihan itu sendiri tidak lain karena adanya bakteri, jamur, parasit, virus yang masuk kedalam vagina akibat dari cebok tidak bersih, daerah sekitar kemaluan lembab maupun kondisi tubuh yang terlalu stress (Susi, 2009). Keputihan tidak hanya menyebabkan kemandulan dan hamil diluar kandungan, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang bisa menyebabkan pada kematian. Selain itu keputihan yang

dialami akan mengakibatkan

kecemasan, ketidaknyamanan dan berkurangnya rasa percaya diri. Oleh karena itu melakukan vulva hygiene

(3)

Hubungan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian Keputihan

3

tidak dilakukan dengan baik maka dapat

berdampak pada terjadinya gangguan kesehatan reproduksi wanita.

Peran profesi keperawatan dalam hal ini yaitu lebih intensif atau aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan pada remaja putri tentang keputihan dan bagaimana cara mencegah dan menangani keputihan tersebut sehingga para remaja akan lebih meningkatkan kebersihan genetalia. Masalah keputihan dapat dicegah dengan selalu menjaga kebersihan daerah kewanitaan yaitu dengan mengetahui cara cebok yang benar (dari depan ke belakang), menjaga kebersihan dengan mengganti celana dalam minimal 2x/hari, tidak memakai sabun pembersih secara berlebihan dan menjaga kebersihan saat menstruasi. Selain itu diperlukan dukungan dari keluarga dalam

memberikan bimbingan dalam

menghadapi perubahan dalam diri remaja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku vulva hygiene dengan kejadian keputihan pada santri putri pondok pesantren ABU Dzarin Kabupaten Bojonegoro.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional

(assosiasi) sedangkan jenis

penelitiannya menggunakan jenis desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Mei 2016 sampai 21 Agustus 2016 , pada penelitian ini populasinya adalah Santri Putri Pondok Pesantren ABU Dzarin Kabupaten Bojonegoro dengan jumlah populasi 115 dengan jumlah sampelnya adalah 89 orang. Penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling dengan kriteria inklusi santri

putri yang bersedia menjadi responden, dan santri putri yang sudah mengalami menstruasi. Variabel Independent dalam penelitian ini adalah perilaku vulva

hygine dan variabel dependent adalah

kejadian keputihan.

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan alat berupa kuesioner. Kuesioner pada penelitian ini

menggunakan jenis kuesioner tertutup sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada. Analisis data menggunakan SPSS versi 16 dan analisis bivariat menggunakan uji Chi

Square.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian meliputi data umum yang merupakan karakteristik responden dan data khusus (hasil analysis bivariat).

1.

Karakteristik Responden penelitian Tabel 1 : Distribusi Frekuensi

Responden Berdasarkan Usia di Santri Putri Pondok Pesantren ABU Dzarin Bojonegoro No Usia N % 1 ≤ 15 9 10,1 2 16 50 56,2 3 17 22 24,7 4 18 8 9,0 Jumlah 89 100 Berdasarkan tabel 1

menunjukkan bahwa dari 89 responden sebagian besar berumur 16 tahun yaitu sejumlah 50 responden (56,2%).

2.

Karakteristik Perilaku Vulva Hygiene

Remaja Putri

Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Vulva

Hygiene Remaja Putri di

Santri Putri Pondok Pesantren ABU Dzarin Bojonegoro

Berdasarkan tabel 2

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku negatif tentang vulva hygiene yaitu sebanyak 54 responden (60,7%). No Perilaku N %

1 Positif 35 39,3

2 Negatif 54 60,7

(4)

Hubungan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian Keputihan

4

3.

Karakteristik Kejadian Keputihan

Tabel 3 Distribusi frekuensi

Berdasarkan Kejadian

Keputihan Santri Putri Pondok Pesantren ABU Dzarin Bojonegoro

Berdasarkan tabel 3

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami keputihan yaitu sebanyak 53 responden (59,6%)

4.

Tabulasi Silang Berdasarkan Hubungan Perilaku Vulva Hygiene

dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri

Tabel 4 Hasil pengolahan data Perilaku Vulva Hygiene

dengan Kejadian Keputihan pada Santri Putri Pondok Pesantren ABU Dzarin Bojonegoro

Hasil tabulasi diatas didapatkan data bahwa dari 89 responden didapatkan responden yang memiliki perilaku positif sebanyak 35 responden (39,3%) yaitu 12 responden (13,5%) mengalami keputihan dan 23 responden (25,8%) tidak mengalami keputihan, sedangkan responden yang memiliki perilaku negatif sebanyak 54 responden (60,7%) yaitu 41 responden (46,1%) mengalami keputihan dan 13 responden (14,6%) tidak mengalami keputihan.

Berdasarkan hasil uji Chi Square,

ditujukkan bahwa hasil nilai p - value

pada kolom sig ( 2 tailed ) didapatkan nilai 0.000 lebih kecil dari level of

significant α 0,05 ( 0,000 < 0,05 ) maka

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima. Berarti ada hubungan perilaku vulva

hygiene dengan kejadian keputihan

pada remaja putri kelas XI di Santri Putri

Pondok Pesantren ABU Dzarin Kabupaten Bojonegoro.

Gejala keputihan yaitu bau yang tidak enak (busuk, anyir, amis), sekret berwarna keputihan, menimbulkan rasa gatal, jumlah cairan yang banyak dari vagina yang keruh dan kental. Bau yang tidak enak dari cairan keputihan dan disertai rasa gatal pada vagina membuat mereka merasa sangat tidak nyaman sehingga mengganggu aktifitas (Iqoh,2007).

Penyebab fluor albus atau keputihan bermacam-macam antara lain infeksi, gangguan hormonal, kelainan bawaan, kurangnya kebersihan genetalia wanita (Farida, 2009).

Perawatan vagina memiliki beberapa manfaat, antara lain : menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman, mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan gatal-gatal serta menjaga agar Ph vagina tetap normal (3,5 – 4,5) (Siswono, 2001).

Menurut Lawrence Green faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku meliputi faktor predisposisi

(Predisposisisng Factor) mencakup

pengetahuan dan sikap, tradisi atau kepercayaan masyarakat, system nilai yang dianut, tingkat pendidikan, social, ekonomi. Faktor pemungkin (Enabling

Factor) mencakup ketersediaan sarana

dan prasarana. Faktor penguat

(Reinforcing factor) meliputi faktor sikap

dan perilaku remaja putri.

Seorang remaja yang berperilaku positif cenderung akan berusaha menjaga kebersihan organ genetalianya dengan baik seperti melakukan cebok dengan benar dari arah depan ke belakang, penggunaan celana dalam yang mudah menyerap keringat dan penggantian celana dalam minimal 2x sehari serta pemakaian antiseptic yang tidak berlebihan. Jadi seorang remaja putri yang memiliki perilaku positif tentang vulva hygiene akan cenderung terhindar dari keputihan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : No Keputihan N % 1 Terjadi 53 59,6 2 Tidak Terjadi 36 40,4 Jumlah 89 100 Perilaku Vulva Hygiene Kejadian Keputihan

Iya Tidak Total

N % N % N %

Positif 12 13,5 23 25,8 35 39,3

Negatif 41 46,1 13 14,6 54 60,7

(5)

Hubungan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian Keputihan

5

1.

Perilaku vulva hygiene Santri Putri di

Pondok Pesantren ABU Dzarin Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa sebagian besar responden (60,7%) memiliki perilaku negatif sebanyak 54 responden.

2.

Kejadian keputihan di Pondok Pesantren ABU Dzarin Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa sebagian besar responden (59,6%) mengalami keputihan sebanyak 53 responden.

3.

Ada hubungan perilaku vulva hygiene dengan kejadian keputihan pada Santri Putri Pondok Pesantren ABU Dzarin Kabupaten Bojonegoro dengan nilai signifikasi 0,000 ( p < 0,05 ).

SARAN

1. Bagi Responden

Hendaknya remaja putri selalu menjaga kebersihan diri terutama pada daerah genetalia dan selalu memanfaatkan sumber informasi untuk menambah pengetahuan sehingga remaja putri terhindar dari keputihan.

2. Bagi tenaga kesehatan

Lebih intensif atau aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan pada remaja putri tentang keputihan dan bagaimana cara mencegah dan menangani keputihan tersebut sehingga para remaja akan lebih meningkatkan kebersihan genetalia. 3. Institusi Pendidikan

Dapat meningkatkan kualitas pengembangan kurikulum melalui penambahan literatur, khusus yang berkaitan dengan perilaku vulva

hygiene dengan kejadian keputihan.

4. Profesi Keperawatan

Digunakan sebagai masukan dalam

upaya untuk meningkatkan

pendidikan dan pelayanan kepada

masyarakat dengan cara

memberikan health education,

khususnya tentang perilaku vulva

hygiene dengan kejadian keputihan.

DAFTAR PUSTAKA

Farida. 2009. Pengetahuan tentang

Flour Albus.. Tersedia di

http://www.docstoc/kehamilan/arti kel.html.

Iqoh. 2007. Tanda-Tanda dan Bahaya

Keputihan dan Penanganan. 16

November 2011. http://www. wordpress.com.

Manuaba. 2005. Ilmu Kebidanan dan

Penyakit Kandungan. EGC.

Jakarta

_______. 2006. Kesehatan Reproduksi

Wanita. EGC. Jakarta

Notoatmodjo, S, 2007, Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Rineka Cipta.

Jakarta

_____________. 2007. Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Rineka Cipta. Jakarta

_____________. 2010. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Nursalam & Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Penyusunan Metodologi

Riset Keperawatan. Sagung Seto.

Surabaya

Setyowulan, Wiwiek. 2002. Tips

Mengatasi Keputihan. Rumpun.

Jakarta Siswono. 2016. Perawatan Genetalia. 20 Agustus 2016. Tersedia di http://creasoft.wordpress.com/200 9/04/16/perawatan-organ-reproduksi-eksternal-wanita. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang

Remaja dan Permasalahannya.

CV Sagung Seto. Jakarta Sugiono. 2010. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Alfabeta Bandung

Syarif. 2007. Cara Perawatn Genetalia

Eksternal. 21 Agustus 2016.

Tersedia di

(6)

Hubungan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian Keputihan

6

09/04/16/perawatan-organ-reproduksi-eksternal-wanita. Widyastuti, Yeni, Dkk. 2009. Kesehatan

Reproduksi. Fitramaya.

Yogyakarta

Wisnuwardhani, Dyan Siti. 2010. Si

Putih yang Meresahkan

Perempuan. 10 Agustus 2016.

http://hidupsehatsumberide.com. Wiwiek. 2004. Tips Mengatasi

Gambar

Tabel 3  Distribusi  frekuensi  Berdasarkan  Kejadian  Keputihan  Santri  Putri  Pondok  Pesantren  ABU  Dzarin   Bojonegoro

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat Wadaslintang kemudian memanfaatkan pohon kelapa untuk pembuatan gula Jawa (gula hitam). Wadaslintang juga terkenalsebagai sentra penghasil Gula

Hasil dari Penelitian ini adalah Pada perencanaan pengadaan RSUD Kota Semarang tidak membuat kerangka acuan kerja dan berita acara serah terima, pengadaan obat

Puji dan syukur ke Hadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir yang berjudul “Analisa Pelayanan Putaran

Judul : Perbedaan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Right Issue, Dividen Tunai, Dan Stock Split Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa

Since most metals cannot withstand temperatures above about 600°C, the reheat cycle is often used to prevent liquid droplet formation: the steam passing through the turbine

Set elah proses klarifikasi it u dilakukan dan pihak keluarga belum dapat menerima at au t idak puas dengan alasan dan penjelasan at au argument asi yang disampaikan

Dari pengertian tersebut maka hakekat persaingan dalam kepariwisataan tidak sama dengan persaingan pada sektor-sektor lainnya, karena hakekat persaingan dalam

Dalam penelitian ini, pemaknaan atau decoding yang dilakukan oleh. khalayak pembaca berita dapat dilihat dalam komunitas yang