• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Ibu Balita Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Dan Kejadian Diare Pada Balita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perilaku Ibu Balita Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Dan Kejadian Diare Pada Balita"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Penerbit: Poltekkes Kemenkes Padang , http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm 45

Perilaku Ibu Balita Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Dan Kejadian Diare

Pada Balita

Putri Lavena , Sri Lestari Adriyanti (Poltekkes Kemenkes Padang)

Abstract

The type of this research is descriptive that is to see the description of mother toddler's behavior about handwashing with soap and diarrhea occurrence at toddler in RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh of Padang City. The population of this study is the mother who has a toddler who numbered 103 people and a sample of 51 people. This research was done by interview and observation and data analysis was done univariate analysis. The result of this research is found 54.9% the mother of toddlers has low knowledge, the mother of toddlers has negative attitude 52,9%, the mother of toddlers has bad action 60,8% and incidence of diarrhea in toddler is 58,8%. Health center should more often socialize the way and the importance of washing hands with soap regularly by using media poster and leaflet or counseling homes of the community. For the mother of toddler should follow counseling from health center and also dig information about handwashing with soap from social media and other print media.

Keywords: CTPS, Toddler Diarrhea, Mother of toddlers, Behavior PENDAHULUAN

Pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang memiliki target tercapainya peningkatan ekonomi global atau tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015 dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik. Pada tahun 2015 konsep MDGs telah berakhir dan sekarang digantikan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan yang bergeser kearah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian dan kemitraan yang memiliki 17 tujuan global, dimana 4 diantaranya merupakan bidang kesehatan, terdiri dari tanpa kelaparan, kesehatan yang baik, kesetaraan jender, air bersih dan sanitasi (Anung, 2015).

PHBS di rumah tangga memiliki 10 indikator yang salah satunya adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). CTPS adalah cara yang dilakukan untuk mencegah berbagai penyakit khususnya yang berkaitan dengan saluran pencernaan dan pernafasan. Ada 6 waktu penting CTPS yaitu setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang hewan, berkebun dan lain-lainya), sebelum makan dan menyuapi anak, sesudah buang air besar, sesudah menceboki anak, sebelum memegang makanan dan sebelum menyusui bayi (Pusat Komunikasi Publik Sektretariat Jendral Kemenkes RI, 2013).

Hasil studi Environmental Health Risk Assessment di 55 kabupaten di 16 provinsi pada tahun 2013 di Indonesia, menunjukkan bahwa baru 18,5% masyarakat yang telah

(2)

Penerbit: Poltekkes Kemenkes Padang , http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm 46

melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan benar di lima waktu penting. Melakukan CTPS setelah menceboki anak hanya 35,1%, yang melakukan CTPS setelah buang air besar sebanyak 70,8%, yang melakukan CTPS sebelum makan sekitar 75,1%, yang melakukan CTPS sebelum memberikan makan anak hanya 30,1%, dan yang melakukan CTPS sebelum menyiapkan masakan hanya 37,8% (Dinkes Padang, 2015).

Menurut Dinas Kesehatan Kota Padang, penyakit diare pada balita tahun 2015 masih termasuk dalam urutan 10 penyakit terbanyak di Kota Padang, penyakit diare pada balita berada diurutan ke-4 dengan jumlah 3.230 kasus, setelah ISPA pada urutan pertama dengan jumlah 30.719 kasus, di ikuti oleh febris dengan jumlah 4.960 kasus dan penyakit kulit 4.185 kasus (Notoatmodjo, 2010).

Wilayah kerja Puskesmas Pauh yang berada di Kecamatan Pauh Kota Padang memiliki 9 Kelurahan, Kelurahan paling tinggi kejadian diare pada balita yaitu Kelurahan Limau Manis Selatan sebanyak 57 balita menderita diare, diikuti oleh Kelurahan Limau Manis 39 balita menderita diare, Kelurahan Cupak Tangah 30 balita menderita diare, Kelurahan Binuang Kampuang Dalam 26 balita menderita diare, Kelurahan Piai Tangah 25 balita menderita diare, Kelurahan Lambung Bukit 25 balita menderita diare, Kelurahan Pisang 24 balita menderita diare, Kelurahan Kapalo Koto 24 balita menderita diare dan Kelurahan Koto Luar 19 balita menderita diare.

Di Kelurahan Limau Manis Selatan terdapat 8 RW. Diantara 8 RW yang ada di Kelurahan Limau Manis Selatan, RW VI merupakan penduduk pribumi Kelurahan Limau Manis Selatan yang mana di RW ini.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif yaitu untuk memperoleh gambaran perilaku ibu balita tentang cuci tangan pakai sabun dan kejadian diare pada balita di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian diperoleh melalui analisis univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan, sikap dan tindakan ibu balita tentang cuci tangan pakai sabun serta distribusi frekuensi kejadian diare pada balita di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2017. jumlah Ibu yang memiliki balita sebanyak 103 orang dan sebagian besar masyarakat RW VI memiliki pendidikan SMA kebawah.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran perilaku ibu balita tentang cuci tangan pakai sabun dan kejadian diare pada balita di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2017”.

(3)

Penerbit: Poltekkes Kemenkes Padang , http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm 47

Penelitian dilakukan di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang pada bulan Desember 2016 s/d Mei tahun 2017.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Ibu yang memiliki balita di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang yang berjumlah 103 orang.

Hasil Penelitian Perilaku Ibu Balita tentang CTPS dan Kejadian Diare pada Balita Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Balita tentang CTPS dan Kejadian Diare

pada Balita di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kota Padang Tahun 2017

Variabel Positif (%) Negatif (%)

Pengetahuan 45,1 54,9

Sikap 47,1 52,9

Tindakan 39,2 60,8

Diare Balita 41,2 58,8

Tabel 1 diketahui bahwa dari 4 varibel, didapatkan semua variabel mayoritas dengan kategori negatif yaitu pengetahuan 54,9%, sikap 52,9%, tindakan 60,8%, dan diare balita 58,8%.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang CTPS di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kota Padang Tahun 2017

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Rendah 28 54,9

Tinggi 23 45,1

Total 51 100

Tabel 2 diketahui bahwa dari 51 responden, didapatkan sebagian besar 28 (54,9%) responden berpengetahuan rendah tentang cuci tangan pakai sabun.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Balita dalam CTPS di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kota Padang Tahun 2017

Sikap Frekuensi Persentase (%)

Negatif 27 52,9

Positif 24 47,1

Total 51 100

Tabel 3 diketahui bahwa dari 51 responden, didapatkan sebagian besar 27.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tindakan Ibu Balita dalam CTPS di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kota Padang Tahun 2017

Tindakan Frekuensi Persentase (%)

Tidak Baik 31 60,8

Baik 20 39,2

Total 51 100

Tabel 4 diketahui bahwa dari 51 responden, didapatkan sebagian besar 31 (60,8%) responden memiliki tindakan tidak baik dalam cuci tangan pakai sabun.

(4)

Penerbit: Poltekkes Kemenkes Padang , http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm 48

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare Pada Balita di RW VI Kelurahan Limau

Manis Selatan Kota Padang Tahun 2017

Kejadian Frekuensi Persentase (%)

Diare 30 58,8

Tidak Diare 21 41,2

Total 51 100

Tabel 5 menunjukan bahwa dari 51 responden, didapatkan sebagian besar 30 (58,8%) balita mengalami diare.

PEMBAHASAN

Pengetahuan Ibu Balita tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Berdasarakan tabel 1 didapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu balita tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 28 orang (54,9%) dan yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 23 orang (45,1%). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu balita memiliki pengetahuan rendah tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS) yaitu sebanyak 28 (54,9%) responden. Hasil ini berbeda dengan penelitian Gustimade (2014) yang menyatakan bahwa kurang dari separoh yaitu 31,25% ibu di Kelurahan Ampenan Tengah Kota Mataram berpengetahuan rendah tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS) (Laksmi,2017).

Rendahnya pengetahuan ibu balita dipengaruhi oleh informasi dan kegiatan penyuluhan yang kurang didapatkan mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS). Hal ini dapat dilihat dari ibu balita di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan yang tidak mendapatkan penyuluhan mengenai cuci tangan pakai sabun secara rutin atau berkala dari petugas kesehatan karena hanya 6 Kelurahan yang mendapat penyuluhan cuci tangan pakai sabun secara berkala dari petugas kesehatan yaitu 1 kali 3 bulan. Penyuluhan ini juga tidak menggunakan media seperti poster atau leaflet, namun hanya mendemonstrasikan cara cuci tangan pakai sabun mengunakan sabun dan air. Selain itu faktor pekerjaan juga mempengaruhi pengetahuan ibu balita dalam keterpaparan informasi.

Berdasarkan data responden dimana sebagian besar pekerjaan ibu balita adalah ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 84,3%. Ibu rumah tangga memiliki keterbatasan interaksi dengan lingkungan sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) karena lebih sering berada dirumah untuk menjaga dan mengawasi anak serta kurangnya kesadaran ibu balita untuk mengikuti penyuluhan.

Sikap Ibu Balita dalam Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Berdasarakan tabel 2 didapatkan hasil bahwa sikap ibu balita dalam cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang negatif sebanyak 27 orang (52,9%) dan yang positif sebanyak 24 orang (47,1%). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu balita memiliki sikap negatif dalam cuci tangan pakai sabun (CTPS) yaitu sebanyak 27 (52,9%) responden. Hasil

(5)

Penerbit: Poltekkes Kemenkes Padang , http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm 49

ini berbeda dengan penelitian Gustimade (2014) yang menyatakan bahwa kurang dari

separoh yaitu 43,75% ibu di Kelurahan Ampenan Tengah Kota Mataram bersikap negatif dalam cuci tangan pakai sabun (CTPS) (Laksmi,2017).

Tindakan Ibu Balita dalam Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil bahwa tindakan ibu balita dalam cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang memiliki tindakan yang tidak baik sebanyak 31 (60,8%) responden dan tindakan yang baik sebanyak 20 (39,2%) responden. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu balita memiliki tindakan yang tidak baik dalam cuci tangan pakai sabun (CTPS) yaitu sebanyak 31 (60,8%) responden. Hasil ini berbeda dengan penelitian Gustimade (2014) yang dilaksanakan di Kelurahan Ampenan Tengah Kota Mataram tindakan ibu balita yang tidak baik dalam cuci tangan pakai sabun (CTPS) rendah hasilnya yaitu 31,75% (Laksmi,2017).

SIMPULAN DAN SARAN

Sebagian besar ibu balita berpengetahuan rendah sebanyak 54,9% tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS) di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang, Sebagian besar ibu balita bersikap negatif sebanyak 52,9% dalam cuci tangan pakai sabun (CTPS) di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang, Sebagian besar ibu balita bertindak tidak baik sebanyak 60,8% dalam cuci tangan pakai sabun (CTPS) di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang, Sebagian besar balita mengalami diare sebanyak 58,8% di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang.

Sebaiknya ibu balita di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang lebih sering menggali informasi-informasi dari media sosial mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang baik dan benar, serta mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh puskesmas sehingga dapat memahami, mempraktekan dan mengajarkan kepada anak-anak mereka dikehidupan sehari-hari.

Sebaiknya ibu balita di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang membiasakan mencuci tangan harus menggunakan sabun dan air mengalir yang dilakukan minimal 15- 20 detik. 3.Sebaiknya ibu balita di RW VI Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang menerapkan mencuci tangan pakai sabun dan air menggalir dengan 6 langkah cara cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Sebaiknya Puskesmas Pauh lebih sering mensosialisasikan cara dan pentingnya cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar dengan menggunakan media poster dan leaflet maupun dengan penyuluhan langsung kerumah-rumah masyarakat dan sebaiknya peran kader lebih dimaksimalkan lagi agar ibu balita dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cuci tangan pakai sabun.

(6)

Penerbit: Poltekkes Kemenkes Padang , http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm 50

DAFTAR PUSTAKA

Anung. Kesehatan dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) [serial online] 2015 Desember [Diakses tanggal 15 November 2016] Tersedia dari: URL: http://www.pusat2.litbang.depk es.go.id/SDGs.pdf

Atikah, Eni. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta : Nuha Medika; 2012 Anik, Maryunani. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta : Trans Info Media; 2013. Buletin Diare [Serial Online] 2011 [Diakses tanggal 16 November 2016] Tersedia dari: URL:

http://www.depkes.go.id

Pusat Komunikasi Publik Sektretariat Jendral Kemenkes RI. Turunkan Angka Penyakit Menular Melalui STBM [Serial Online] 2013 Oktober [Diakses tanggal 17 Dessember 2016] Tersedia dari: URL: http://www.depkes.go.id

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta; 2010 Handy, Fransisca. Penyakit Langganan Anak. Jakarta : Pustaka Bunda; 2006

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta; 2005 Suharyono. Diare Akut. Jakarta : Rineka Cipta; 2008.

Made, Gusti. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Ketersediaan Sarana dengan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun untuk Mencegah Diare dan Ispa pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Ampenan Tengah Kota Mataram. [Serial Online] 2014 [Diakses tanggal 14 Mei 2017] Tersedia dari: URL: http://www.ipsdimataram.com

Gambar

Tabel    5  menunjukan  bahwa  dari  51  responden,  didapatkan  sebagian  besar  30  (58,8%)  balita mengalami diare

Referensi

Dokumen terkait

Wilayah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan merupakan kawasan yang mempunyai potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang cukup besar dan

Telah dilakukan penelitian analisis besi dan aluminium dalam tanah lempung secara spektrofotometri serapan atom.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan besi

Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan menerapkan

Hasil dari penelitian ini adalah Koperasi XYZbertanggung jawab atas pengenaan berbagai macam pajak, yaitu PPh pasal 21 atas gaji 7 orang karyawan tetap, PP 46 tahun

Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman mengenai perencanaan karir yang yang matang baik dari aspek pekerjaan maupun dalam hal studi lanjutan atau (belajar),

Pada salah satu kepuasan pelanggan tersebut antara lain data hasil produksi barang yang tepat waktu maka dibutuhkan suatu informasi yang cepat, tepat dan akurat

sekarang cara menghafalnya sama seperti sebelumnya yaitu dengan cara memegang kembali semua anggota badan yang anda gunakan u/ menghafal cirri-ciri Virus : dimulai dari

8 Dari pendapat tersebut dapat disim- pulkan OPAC merupakan suatu sistem temu balik informasi yang berbasis teknologi in- formasi dan dapat digunakan oleh