• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Gendongan Salatiga. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan target peneliti.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

3.1.2 Subjek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas IV sejumlah 32 peserta didik yang terdiri dari 17 peserta didik laki-laki dan 15 peserta didik perempuan.

3.1.3 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas jenis kolaborasi. Dalam penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas IV, guru kelas V dan peneliti.

(2)

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini meliputi 2 variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) :

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) berbantuan blok pecahan. Model pembelajaran ini lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari beberapa sumber yang akhirnya dipresentasikan didepan kelas dengan cara setiap anak mendapatkan nomor tertentu, dan setiap nomor mendapat kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam meguasai materi.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah motivasi dan hasil belajar. Motivasi adalah sebagai suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar diri individu untuk melakukan aktivitas dan usaha yang maksimal serta berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik yang mencakup bidang kognitif, bidang afektif dan bidang psikomotor.

3.3 Rencana Tindakan

Rencana Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan II siklus yaitu siklus I dan siklus II dan dalam empat tahap. Yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

(3)
(4)

2) Identifikasi masalah dan perumusan masalah untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan guru kelas tentang model pmbelajaran NHT (Numbered Head Together).

3) Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran dari mata pelajaran Matematika yang akan diajarkan.

4) Membuat nomor kepala untuk tiap kelompok.

5) Menyusun pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 6) Menyiapkan materi pembelajaran dan media pembelajaran yang

diperlukan.

7) Menyusun lembar kerja kelompok yang akan digunakan. 8) Menyusun instrumen tes (soal evaluasi) untuk peserta didik.

9) Menyusun format observasi tindakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran.

b. Tahap implementasi tindakan

Tahap implementasi tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1) Tahap implementasi tindakan sesuai dengan yang telah disusun dalam RPP.

2) Guru meminta siswa untuk duduk berkelompok- kelompok. 3) Masing- masing anggota diberi nomor.

4) Setelah selesai, guru memanggil nomor (baca nomor anggota) untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

5) Guru tidak memberitahukan nomor berapa yang akan berpresentasi selanjutnya.

6) Guru memanggil siswa hingga semua nomor terpanggil.

7) Peserta didik bersama guru membahas hasil diskusi dan membuat kesimpulan bersama.

(5)

c. Tahap observasi

Tahap observasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1) Dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2) Observer mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta kegiatan peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

3) Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengn mengisi lembar observasi peserta didik dan guru. 4) Observer menilai hasil tindakan sesuai format observasi yang telah

disiapkan dan memberikan kesan pendapat. d. Tahap refleksi

Tahap refleksi dilakukan untuk mencatat dan mengevaluasi semua hasil yang ditemukan, baik kelemahan dan kelebihan yang muncul pada siklus pertama, selanjutnya hasil refleksi pada siklus pertaman dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus kedua.

Siklus II

Apabila pada siklus I belum memenuhi kriteria ketentusan yang ditetapkan, maka akan dilanjutkan siklus II dan seterusnya dengan hasil refleksi dari siklus sebelumnya. Pada siklus II, kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I.

3.4 Data dan Cara Pengumpulan Data

Instrumen pengumpul data berarti instrumen atau perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data.Menurut Sugiyono (2013:148) instrumen adalah alat atau fasilitas yang dipergunakan oleh peneliti dalam mengukur fenomena alam maupun sosial.Dalam hal ini fenomena yang diukur adalah variabel penelitian.

(6)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui motivasi dan peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV pada mata pelajaran Matematika di SD Kanisius Gendongan setelah menerapkan model pembelajaran (Numbered Head Together) diperlukan sebuah instrumen atau alat pengumpul data.

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, data dikumpulkan melalui : 1. Observasi

Observasi lapangan untuk mengamati aktifitas siswa dan guru kelas 4 SD Kanisius Gendongan selama proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru, dan lembar observasi guru untuk memperoleh data tentang jalannya proses pembelajaran sesuai dengan RPP dan juga melihat tingkat efektifitas proses serta hasil pembelajaran.

2. Tes

Menurut Suharsimi, Arikunto (2008: 139) menegaskan bahwa teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. Tes objektif, misalnya bentuk uraian, pilihan ganda, jawaban

singkat atau isian, benar salah dan bentuk menjodohkan.

2. Tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat dilakukan secara objektif) dan tes uraian non objektif (penskorannya sulit dilakukan karena non objektif.

Berdasarkan uraian para ahli, instrumen dalam penelitian ini digunakan teknik tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda.

(7)

3. Angket

Teknik angket digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan berbantu blok pecahan dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) di kelas IV SD Kanisius Gendongan Salatiga.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui minat dan peningkatan hasil belajar Matematika peserta didik kelas IV di SD Kanisius Gendongan setelah menerapkan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) adalah:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berupa lembar observasi terhadap praktik pembelajaran dengan implementasi model pembelajaran NHT (Numbered Head Together). Pengisian lembar observasi ini dilakukan oleh observer dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang ada sesuai dengan hasil yang diamati oleh observer terhadap aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran.Untuk mendapatkan data observasi yang valid digunakan lembar observasi (terlampir) yang telah disesuaikan berdasarkan kisi-kisi observasi pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Siklus I

No. Aspek No Item Jumlah

1.  Menyiapkanperlengkapan belajar 1 3  Melakukan kegiatan apersepsi 2

 Memberikan motivasi 3

2.  Menyampaikan tujuan pembelajaran

4 4

 Menyampaikan materi secara runtut

(8)

 Menggunakan blok pecahan dalam menjelaskan konsep pecahan

6  Mengaitkan materi dengan

realitas kehidupan

7  Mengarahkan siswa dalam

pembagian kelompok

 Memberikan nomor pada setiap siswa

8 9

2

 Mengajukan pertanyaan yang bervariasi

10 2

 Membagi kartu soal pada setiap kelompok

11  Melakukan kerja kelompok

untuk menyelesaikan kartu soal  Memfasilitasi siswa dalam

mengerjakan kartu soal

 Membimbing siswa dalam kerja kelompok

12 13 14

3

 Memanggil salah satu nomor siswa secara acak

 Mempresentasikan hasil kerja kelompok

15 16

2

 Melakukan pembahasan hasil kerja kelompok

17 1

 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa

18, 19 2  Menggunakan media secara

efektif dan efisien

20 1

 Melakukan konfirmasi 21 1

 Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan

22 3.  Melaksanakan evaluasi sesuai

tujuan pembelajaran

23 1

 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

24

 Melaksanakan tindak lanjut 25 1

Presentase 10000 maksimal skor Jumlah diperoleh yang skor Jumlah  

(9)

Kriteria Penilaian :

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Lembar Observasi Guru Siklus I

No. Presentase Kategori

1. >76 % Baik Sekali

2. 51 – 75 % Baik

3. 26 – 50 % Cukup Baik

4. <25 % Kurang

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

No Aspek/ Indikator No. Item

1 Kehadiran 1

2 Bertanya dengan guru tentang materi yang belum jelas

2 3 Berusaha menjawab pertanyaan dari guru 3 4 Berani mengemukakan pendapat/ gagasan 4

5 Kerjasama dengan Kelompok 5

6 Melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh

6

Kriteria Penilaian :

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Observasi Siswa

Interval Kategori

19 – 24 A (tinggi)

13 – 18 B (sedang)

7 – 12 C (rendah)

2. Lembar Angket

Pengisian lembar angket ini dilakukan dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom. Pada lembar observasi kinerja guru dan siswa digunakan Skala Likert) dengan rentang skor 1-4.

(10)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

No Aspek Indikator Positif/

Favorable Negatif/ Unfavorable Total 1 Tanggung Jawab pribadi terhadap tugas Siswa termotivasi untuk menyelesaikan tugas dari guru

1, 4, 6, 17, 8 5, 24, 9 8

2

Umpan balik atas perbuatan(tugas) yang dilakukan Dorongan untuk mendapatkan suatu penghargaan 21 20, 22 3 3 Tugas yang bersifat moderat Keinginan untuk meningkatkan hasil belajar 2, 23, 13 25 4

4 Tekun dan ulet dalam bekerja Siswa banyak berlatih untuk mendapatkan nilai yang diharapkan 10 11 2 5 Tidak berspekulasi dalam tugas Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas 7, 16 15 3 6 Keberhasilan tugas Siswa termotivasi selalu belajar dalam berbagai situasi dan kondisi 14, 18, 12 3, 19 5 Jumlah 15 10 25 Kriteria Penilaian : Tabel 3.6

Kriteria Angket Motivasi Belajar Siswa Interval Kategori

>76 Sangat Tinggi 51 – 75 Tinggi 26 – 50 Sedang <25 Rendah

(11)

3. Soal Tes

Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Test ini diberikan setelah akhir pembelajaran.Guru memberikan tes kepada siswa adalah sebagai sarana mengevaluasi siswa guna mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Alat pengumpulan data berupa tes tertulis di bagi menjadi dua yaitu butir soal tes untuk siklus 1 dan butir soal tes untuk siklus 2 berbentuk tes pilihan ganda.. Berikut tabel kisi-kisi instrumen soal siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Siklus I

No. Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

Indikator Item Soal

1. 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah 6.3 Menjumlahkan pecahan 6.3.1 Melakukan operasi hitung penjumlahan pecahan berpenyebut sama. 6.3.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama. 1, 3, 6, 7, 10, 12, 14, 16, 18, 20 2, 4, 5, 8, 9, 11, 13, 15, 17, 19 Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Siklus II

No. Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

Indikator Item Soal

1. 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah 6.3 Mengurangkan pecahan 6.3.1 Melakukan operasi hitung pengurangan pecahan berpenyebut sama. 6.3.2 Melakukan operasi hitung pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. 1, 3, 6, 7, 10, 12, 14, 16, 18, 20 2, 4, 5, 8, 9, 11, 13, 15, 17, 19

(12)

3.4.3 Teknik Analisis Instrumen

3.4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) berbantuan blok pecahan.

Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas IV SD Kanisius Gendongan. Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item To Total Correlation). Menurut Sugiyono (2013: 178) jika semua item mencapai koefisien korelasi minimal ≥ 0,30 daya pembedanya dianggap kuat/memuaskan. Jadi bila harga korelasi dibawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.Hasil perhitungan validitas menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.9 dan 3.10.

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Siklus I

Hasil Uji Validitas Siklus I

Jumlah Soal Valid Tidak Valid Soal yang digunakan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 ,28, 29, 30 1, 3, 4, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, 30 2, 5, 10, 16, 17, 22, 28 1, 3, 4, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 25, 26, 27, 30 Jumlah 30 23 7 20

Analisis validitas instrumen soal didasarkan pada korelasi antara skor butir soal dengan skor total. Berdasarkan Tabel 3.9 tetang hasil uji validitas siklus 1 dapat diketahui bahwa terdapat 7 soal yang tidak valid, yaitu butir soal nomor: 2, 5, 10, 16, 17, dan 22. Terdapat 23 soal yang valid, yaitu butir soal nomor: 1, 3, 4, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, dan 30. Penulis akan

(13)

menggunakan soal sebanyak 20 butir soal. Soal yang valid, namun penyebarannya terlalu banyak pada setiap indikator, akan ikut dibuang bersama soal yang tidak valid. Butir soal valid yang ikut dibuang adalah soal nomor 15, 23 dan 29.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Siklus II

Hasil Uji Validitas Siklus I

Jumlah Soal Valid Tidak Valid Soal yang digunakan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 ,28, 29, 30 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, 30 2, 5, 9, 10, 11, 16, 17, 18, 28 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 14, 15, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, 30 Jumlah 30 21 9 20

Analisis validitas instrumen soal didasarkan pada korelasi antara skor butir soal dengan skor total. Berdasarkan Tabel 3.10 tetang hasil uji validitas siklus 2 dapat diketahui bahwa terdapat 9 soal yang tidak valid, yaitu butir soal nomor: 2, 5, 9, 10, 11, 16, 17, 18, dan 28. Terdapat 21 soal yang valid, yaitu butir soal nomor: 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, dan 30. Penulis akan menggunakan soal sebanyak 20 butir soal. Soal yang valid, namun penyebarannya terlalu banyak pada setiap indikator, akan ikut dibuang bersama soal yang tidak valid. Butir soal valid yang ikut dibuang adalah soal nomor 13

Tabel 3.11

Hasil Uji Validitas Angket Motivasi

Koefisien Corrected Item Kevaliditasan Instrumen Jumlah Soal

≤0,3 Tidak Valid 0

≥0,3 Valid 25

.

Mendasarkan pada tabel 3.11 menunjukkan bahwa ada 25 soal memilki koefisien corrected item to total correlation lebih dari 0,3 maka butir-butir tersebut dinyatakan valid dan dipergunakan untuk penelitian.

(14)

3.4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Sugiyono (2010: 97) menyatakan, bahwa reliabilitas adalah hasil penelitian dimana terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Pengujian reliabilitas dapat dikemukakan dengan rumus dan Spearman Brown teknik belah dua dan (split half). Maka untuk keperluan itu, butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap. Selanjutnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total, skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya. Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6.Reliabilitas sering disebut dengan keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh sugiyono (2010:98) dalam Tabel 3.12.

Tabel 3.12

Tingkat Reliabilitas Instrumen

Indeks Kriteria α ≥ 0.8 α ≥ 0.7 α ≤0.6 Reliabilitas baik Reliabilitas dapat diterima

Reliabilitas kurang baik

Hasil uji reliabilitas instrumen yang diolah dengan SPSS 16,0 for windows pada saat uji instrumen tes, reliabilitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.13 dan tabel 3.15.

(15)

1. Uji Reliabilitas Siklus I

Tabel 3.13

Hasil Uji Reliabilitas Awal

Tabel 3.14

Hasil Uji Reliabilitas Data Analisis Ulang

Berdasarkan tabel 3.14 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,900 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang dipakai pada tingkat reliabilitas baik.

2. Uji Reliabilitas Siklus II

Tabel 3.15

Hasil Uji Reliabilitas Awal

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .884 .880 30 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .900 .899 23 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .859 .855 30

(16)

Tabel 3.16

Hasil Uji Reliabilitas Analisis Ulang

Berdasarkan tabel 3.16 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom Cronbach's Alpha menunjukkan 0,885, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang dipakai pada tingkat reliabilitas baik.

Tabel 3.17

Hasil Uji Reabilitas Angket Motivasi

Reliabilitas terhadap angket motivasi memiliki nilai 0,895 sehingga dinyatakan reliabilitasnya baik.

3.4.3.3 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya (Arikunto, 2010). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah:

TK

=

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .886 .885 20 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .895 .891 25

(17)

Keterangan rumus:

TK = Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal

N = banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.18

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0, 00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00 Sulit Sedang Mudah Keterangan tingkat kesukaran soal:

0,00- 0,30 = soal tergolong sulit artinya 0- 30% siswa menjawab benar 0,31-0,70 = soal tergolong sedang artinya 31- 70% siswa menjawab benar 0,71- 1,00 = soal tergolong mudah artinya 70-100% siswa menjawab benar

Uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat perhitungan selengkapnya pada tabel 3.19 dan 3.20.

Tabel 3.19

Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah

0, 00 – 0,30 Sulit 5, 8, 13, 17, 20 5

0,31 – 0,70 Sedang 2,3,4, 6, 9, 11, 16, 18, 19 9

0,71 – 1,00 Mudah 1, 7, 10, 12, 14, 15 6

Jumlah 20

Berdasarkan tabel 3.19, terdapat 5 soal dalam kategori sulit, 9 soal dalam kategori sedang, dan 6 soal dalam kategori mudah.

(18)

Tabel 3.20

Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah

0, 00 – 0,30 Sulit 3, 9, 14 3

0,31 – 0,70 Sedang 2, 6, 9, 10, 15, 16, 18, 19, 20 9 0,71 – 1,00 Mudah 1, 4, 5, 7, 8, 11, 12, 13 8

Jumlah 20

Berdasarkan tabel 3.20, terdapat 3 soal dalam kategori sulit, 9 soal dalam kategori sedang, dan 8 soal dalam kategori mudah.

3.5 Indikator Keberhasilan

3.5.1 Indikator Proses

Indikator hasil dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil jika semua langkah-langkah pembelajaran terlaksanakan minimal 80% dari sintak.

3.5.2 Indikator Hasil

Indikator hasil dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT(Numbered Head Together) berbantuan blok pecahan dikatakan berhasil jika ketuntasan telah mencapaiKKM ≥ 75, atau minimal 80% dari jumlah siswa. Sedangkan motivasi siswa dengan kriteria sangat tinggi harus mencapai 80%. Berikut pedoman skor motivasi dan hasil belajar siswa :

Skor motivasi belajar yang akan dicapai siswa yaitu: A :≥ 76 Sangat tinggi

B: 51 – 75 Tinggi C : 26 – 50 Sedang D : ≤ 25 Rendah

Hasil belajar siswa yang akan dicapai siswa yaitu: < 75 Belum tuntas

(19)

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui apakah NHT (Numbered Head Together) berbantuan blok pecahan dapat meningkatkan hasil belajar matematika atau tidak, perlu diadakan analisis data. Analisis data adalah suatu kegiatan meneliti, menguraikan dan mengaitkan setiap informasi untuk mendapatkan kesimpulan dari tindakan yang dilakukan.

Dalam penelitian menggunakan analisis komparatif, analisis dilakukan dari awal pelaksanaan penelitian yaitu pada siklus 1 sampai 2. Siklus 2 merupakan kegiatan perbaikan tindakan dari siklus pertama. Antara siklus I dan siklus II dibandingkan, seberapa besar peningkatan nilai antara siklus 1 dan 2 lah yang dianalisis. Analisis tersebut merupakan analisis deskriptif komparatif, jika hasil penelitian di siklus 2 lebih baik dari siklus pertama dan siswa mampu mencapai KKM maka penelitian berhasil.

Kemudian mengenai keberasilan kelas juga akan menentukan keberasilan penelitian ini. Dalam penelitian ini jika keberasilan kelas mencapai 100% maka penelitian dinyatakan berhasil.

Instrumen yang digunakan dalam analisis tersebut adalah nilai hasil tes pada tiap siklus. Observasi dianalisis secara deskriptif kualitatif agar dapat diketahui seberapa besar respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan secara kualitatif. Pengamatan selama proses pembelajaran meliputi respon siswa terhadap pembelajaran, antusiasnya dan keaktifanya selama proses pembelajaran.

Gambar

Tabel 3.7  Kisi-kisi Soal Siklus I

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberi kemudahan, kesabaran, kekuatan serta hikmah yang terbaik

Untuk mengukur volume ekspirasi dan inspirasi menggunakan alat respirometer rakitan, ditarik nafas secara normal lalu dilepaskan ujung selang dari mulut anda

belakang tersebut peneliti memilih judul &#34;Pengaruh Persepsi Merek Mewah, Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Niat beli Konsumen ZARA di Surabaya “. 1.2

Penelitian ini merupakan pemodelan geologi bawah permukaan menggunakan data gayaberat pada Lembar Tanjungkarang untuk menentukan batas-batas formasi batuan dan endapan granit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan sikap ilmiah dapat dilakukan dengan mengembangkan perangkat kegiatan pemanfaatan kit Optik dalam pembelajaran, meliputi:

pat digunakan dengan hasil baik, (2) perangkat pembelajaran IPA Terpadu yang telah dikem- bangkan ini dapat meningkatkan kemampuan- kemampuan siswa yang terdiri dari: kemampuan

Hasil pengklasteran menunjukkan bahwa 94 kecamatan di Bakorwil 2 Jawa Timur paling baik diklaster menjadi 5 cluster, terdapat 6 kecamatan yang termasuk kedalam daerah rawan

Latar belakang dari penelitian ini yaitu rendahnya kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa kelas IV MI darul Muta’allimin. Siswa akan merasa kesulitan saat diberikan