• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Penerapan Media Komik Terhadap Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Berbahasa Arab pada Peserta Didik Kelas XI MAN Pangkep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektifitas Penerapan Media Komik Terhadap Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Berbahasa Arab pada Peserta Didik Kelas XI MAN Pangkep"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

Tesis

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Pendidikan Bahasa Arab pada

Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MARYAM KUSMAWATI WAHYU NIM: 80400214019

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

ii

NIM : 80400214019

Tempat/Tgl.Lahir : Ma’rang Kab. Pangkep, 11 Januari 1992 Program Study : Dirasah Islamiyah

Konsetrasi : Pendidikan Bahasa Arab

Alamat : Jl.Poros Makassar Pare-pare No. 36 Pangkep.

Judul : Efektifitas Media Komik dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Berbahasa Arab pada Peserta didik Kelas XI MAN Pangkep

Menyatatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran, bahwa tesis ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuatoleh orang lain,sebagian atau seluruhnya, maka tesis dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Januari 2017 Peneliti,

Maryam Kusmawati Wahyu NIM : 80400214019

(3)
(4)

iv

Efektifitas Media Komik dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Berbahasa Arab pada Peserta didik Kelas XI MAN Pangkep untuk diajukan guna memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Strata Dua (S2) Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.

Penyelesaian tesis ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, sepatutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang turut memberikan andil, baik secara langsung maupun tidak, moral maupun material. Untuk maksud tersebut, maka pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si, selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Mardan, M. Ag. Selaku wakil Rektor I UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A. selaku wakil Rektor II, Prof. Dr. Hj. Aisyah Kara, M.A, Ph. D, selaku wakil Rektor III, dan Prof. Hamdan Juhannis, M.A, Ph.D, selaku wakil Rektor IV UIN Alauddin Makassar yang berusaha mengembangkan dan menjadikan kampus UIN sebagai kampus yang berperadaban.

2. Direktur Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Sabri Samin, M.Ag., Prof. Dr. H. Achmad Abu Bakar, M.Ag, selaku wakil Direktur I, Dr. H. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag, selaku wakil Direktur II, Dr. Hj. Muliati Amin, M.Ag, selaku wakil Direktur III Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, yang

(5)

v

selaku kopromotor. yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan saran-saran berharga sehingga tulisan ini dapat terwujud.

4. Prof. DR. H. Sabaruddin Garancang, M.A. selaku penguji i utama I dan DR. H. Munir, M.Ag. selaku penguji utama II yang telah memberikan bimbingan, masukan, arahan, dan saran-saran berharga kepada peneliti dalam perbaikan tesis ini.

5. Para Guru Besar dan segenap dosen Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan ilmu dan bimbingan ilmiahnya kepada saya selama masa studi.

6. Kepala Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar beserta segenap stafnya yang telah menyiapkan literatur dan memberikan kemudahan untuk dapat memanfaatkan secara maksimal demi penyelesaian tesis ini.

7. Kepala Sekolah MAN Pangkep beserta jajarannya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, dan para guru yang telah banyak membantu kelancaran pelaksanaan penelitian dan memberikan berbagai informasi penting yang dibutuhkan dalam tesis ini.

8. Kepada Kedua Orang Tua, Ayah H.Wahyu dan Ibu Tercinta Hj. Darmawati beserta Bapak/Ibu Mertua, Bapak Nimo dan Ibu Matahari yang telah memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian tesis ini.

(6)

vi

pembaca sangat diharapkan. Akhirnya, kepada Allah, saya memohon rahmat dan magfirah, semoga amal ibadah ini mendapat pahala dan berkah dari Allah swt. dan manfaat bagi sesama manusia.

Makassar, Februari 2017 Penyusun,

Maryam Kusmawati Wahyu NIM : 80400214019

(7)

vii

PERSETUJUAN TESIS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL/ GAMBAR ... xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB ... x

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1-14 A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 9

C.Hipotesis ... 9

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 9

E.Kajian Pustaka ... 11

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN TEORETIS ... 15-63 A.Pengertian Media Pembelajaran ... 15

B.Pengertian Media Komik ... 30

C.Unsur-unsur Komik ... 36

D.Macam-macam Komik ... 37

E.Kelebihan dan Kekurangan Media Komik ... 39

F. Keterampilan membaca Nyaring ... 40

G.Kerangka Pikir ... 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 64-74 A.Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 64

(8)

viii

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75-97

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 75 B.Prosedur Penerapan Komik ... 80 C.Hasil Penelitian ... 81 1. Keterampilan siswa dalam membaca nyaring

berbahasa Arab tanpa media komik pada siswa kelas XI MAN Pangkep ... 81 2. Keterampilan siswa dalam membaca nyaring

berbahasa Arab melalui media komik pada siswa kelas XI MAN Pangkep. ... 87 3. Efektivitas Penggunaan Media Komik dalam

meningkatkan keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab pada siswa kelas XI MAN Pangkep. ... 94 D.Pembahasan Hasil Penelitian ... BAB V PENUTUP ... 98-99

A.Kesimpulan ... 98 B.Implikasi Penelitian ... 98 DAFTAR PUSTAKA ... 100-102 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

xi

2. Tabel 2. Aspek penilaian 69

3. Tabel 3. Data Siswa 79

4. Tabel 4. Daftar Jumlah Guru MAN Pangkep 80

5. Tabel 5. Hasil Tes Kelas Kontrol Kelas XI MAN Pangkep (Post Tes)

82 6. Tabel 6. Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas

Kontrol Kelas XI MAN Pangkep

84

7. Tabel 7. Kualifikasi Nilai Tes 85

8. Tabel 8. Kualifikasi Nilai Hasil Tes Kelas Kontrol Kelas XI MAN Pangkep.

86 9.

Tabel 9. Hasil Tes Kelas Eksperimen Siswa Kelas XI MAN Pangkep

89

10 Tabel 10. Kualifikasi Nilai Tes Kelas Eksperimen Kelas XI MAN Pangkep

91 10. Tabel 11. Kualifikasi Nilai Hasil Tes Kelas Eksperimen

Kelas XI MAN Pangkep.

93 11. Tabel 12. Tabel Penolong Analisis Regresi Penggunaan

Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Nyaring Berbahasa Arab Pada Siswa Kelas XI MAN Pangkep

95

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman

1. Gambar 1. Unsur-unsur Media Pembelajaran 19

(10)

x A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Nama HurufLatin Nama

ا

alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب

ba b be

ت

ta t te

ث

s\a s\ es (dengan titik di atas)

ج

jim j je

ح

h}a h} ha (dengan titik di bawah)

خ

kha kh ka dan ha

د

dal d de

ذ

z\al z\ zet (dengan titik di atas)

ر

ra r er

ز

zai z zet

س

sin s es

ش

syin sy es dan ye

ص

s}ad s} es (dengan titik di bawah)

ض

d}ad d} de (dengan titik di bawah)

ط

t}a t} te (dengan titik di bawah)

ظ

z}a z} zet (dengan titik di bawah)

ع

‘ain ‘ apostrof terbalik

غ

gain g ge

ف

fa f ef

ق

qaf q qi

ك

kaf k ka

ل

lam l el

م

mim m em

ن

nun n en

و

wau w we

ـﻫ

ha h ha

ء

hamzah ’ apostrof

ى

ya y Ye

(11)

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Contoh:

َﻒـْﻴـَﻛ

: kaifa

َل ْﻮـَﻫ

: haula 3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Nama Huruf Latin Nama

Tanda fath}ah a a

َا

kasrah i i

ِا

d}ammah u u

ُا

Nama Huruf Latin Nama

Tanda

fath}ah dan ya>’ ai a dan i

ْﻰَـ

fath}ah dan wau au a dan u

ْﻮَـ

Nama Harakat dan Huruf Huruf dan Tanda Nama fath}ahdan alif atau ya>’

ى َ ... | ا َ ...

d}ammahdan wau

ﻮــُـ

a>

u>

a dan garis di atas kasrah dan ya>’ i> i dan garis di atas

u dan garis di atas

(12)

ﻰـَﻣَر

: rama>

َﻞـْﻴـِﻗ

: qi>la

ُتْﻮُـﻤـَﻳ

: yamu>tu 4. Ta>’ marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>’ marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh:

َﻷا ُ ﺔـَﺿْوَر

ِلﺎَﻔْﻃ

:raud}ah al-at}fa>l

ُﺔَﻠــِﺿﺎَـﻔـْﻟَا ُ ﺔـَﻨـْﻳِﺪـَﻤـْﻟَا

: al-madi>nah al-fa>d}ilah

ُﺔــَﻤـْﻜـِﺤْـﻟَا

: al-h}ikmah 5. Syaddah (Tasydi>d)

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydi>d(ـّـ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh:

َﺎﻨـَـّﺑَر

: rabbana>

َﺎﻨــْﻴَـّﺠـَﻧ

: najjaina>

ّﻖـَﺤـْـﻟَا

: al-h}aqq

َﻢـِـّﻌُـﻧ

: nu’ima

ﱞوُﺪـَﻋ

: ‘aduwwun

Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ( ّﻰـِــــ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddahmenjadi i>.

Contoh:

ﱞﻰـِﻠـَﻋ

: ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

(13)

lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis men-datar (-).

Contoh:

ُﺲـْﻤـﱠﺸﻟَا

: al-syamsu (bukan asy-syamsu)

ُﺔـَـﻟَﺰـْـﻟﱠﺰﻟَا

: al-zalzalah(az-zalzalah)

ُﺔَﻔـَﺴْﻠـَﻔـْـﻟَا

: al-falsafah

ُدَﻼـِــﺒـْـﻟَا

: al-bila>du 7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contoh:

ْﺄَـﺗ

َنْوُﺮـُﻣ

: ta’muru>na

ُعْﻮـﱠﻨــﻟَا

: al-nau‘

ٌءْﻲـَﺷ

: syai’un

ُتْﺮـِﻣُأ

: umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur’an(dari al-Qur’a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransli-terasi secara utuh. Contoh:

Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

(14)

berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

Contoh:

ِﷲا ُﻦْـﻳِد

di>nulla>h

ِﷲ

ﺎِﺑ

billa>h

Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

ِﷲا ِﺔَﻤـْــﺣَر ِْﰲ ْﻢـُﻫ

hum fi> rah}matilla>h 10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l

Inna awwala baitin wud}i‘a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-Qur’a>n

Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si> Abu>> Nas}r al-Fara>bi> Al-Gaza>li>

Al-Munqiz\ min al-D}ala>l

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu> (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

(15)

B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la>

saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam a.s. = ‘alaihi al-sala>m

H = Hijrah

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

w. = Wafat tahun

QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<li ‘Imra>n/3: 4

HR = Hadis Riwayat

MA = Madrasah Aliyah

MAN = Madrasah Aliyah Negeri

KTSP = Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

K-13 = Kurikulum 2013

KI = Kompetensi Inti

KD = Kompetensi Dasar

TIU = Tujuan Intruksional Umum

TIK = Tujuan Intruksional Khusus

Nas}r H{a>mid Abu> Zai>d, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H{a>mid (bukan: Zai>d, Nas}r H{ami>d Abu>)

(16)

xvi

Judul Tesis : Efektifitas Penerapan Media Komik Terhadap Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Berbahasa Arab pada Peserta Didik Kelas XI MAN Pangkep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Media Komik dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Berbahasa Arab pada Peserta didik Kelas XI MAN Pangkep. Ada beberapa permasalahan pokok penelitian adalah 1) Bagaimana keterampilan siswa dalam membaca nyaring berbahasa Arab tanpa media komik pada siswa kelas XI MAN Pangkep?, 2) Bagaimana keterampilan siswa dalam membaca nyaring berbahasa Arab melalui media komik pada siswa kelas XI MAN Pangkep?, 3) Apakah penggunaan media komik efektif terhadap keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab pada siswa kelas XI MAN Pangkep?

Untuk menjawab masalah tersebut penelitian ini menggunakan penelitian experiment research dengan rancangan penelitian menggunakan posttest only group design yang dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MAN Pangkep tahun ajaran 2015/2016. Sampel penelitian ini yaitu kelas XI MIA 1sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 2 sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik Purpossive Sampling. Data pengujian efektifitas media komik dalam meningkatkan keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab pada kelas XI MAN Pangkep pada penelitian ini menggunakan Uji F dan digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool varian.

Berdasarkan hasil penelitian keterampilan siswa dalam membaca nyaring berbahasa Arab tanpa media komik pada siswa kelas XI MAN Pangkep diperoleh nilai rata-rata 14,13 sedangkan keterampilan siswa dalam membaca nyaring berbahasa Arab melalui media komik pada siswa kelas XI MAN Pangkep diperoleh nilai rata-rata 17,63. Keefektifan penggunaan media komik terhadap keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab pada siswa kelas XI MAN Pangkep diperoleh harga F hitung = 1,297> dari F table = 1,73); ini berarti H0

diterima dan H1 ditolak. Selanjutnya diperoleh ttabel=1,67. Sehingga thit > ttab (8,53 >

1,67). sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga penggunaan media komik

efektif terhadap keterampilan membaca nyaring berbahasa arab pada siswa kelas XI MAN Pangkep.

Efektifitas penggunaan media komik terhadap keterampilan membaca nyaring berbahasa arab pada siswa kelas XI MAN Pangkep dapat diterapkan dan dipertahankan, karena dengan adanya inovasi-inovasi baru yang dilakukan oleh guru seperti media komik , maka tentunya akan sangat membantu para peserta didik untuk meningkatkan pemahaman dalam memahami materi ajar khususnya bidang studi Bahasa Arab.

(17)

1

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kemampuan guru dalam mengelola kelas, terutama kemampuan guru memanfaatkan media yang bisa menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan sehingga dapat menarik minat dan mengaktifkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran, baik secara mandiri ataupun kelompok. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.1

Namun permasalahan yang muncul adalah sejauh mana para pengajar Bahasa Arab dapat mengembangkan sistem pengajarannya agar peserta didik termotivasi untuk mempelajari bahasa Arab. Apalagi dalam dunia pendidikan, manusia diwajibkan menuntut ilmu karena melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan watak dan ditinggikan derajatnya, sebagaimana yang dijelaskan dalam QS al-Muja>dalah/58: 11.

                    Terjemahannya: 1

Abd. Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Ber-Etik (Makassar: Penerbit Graha Guru Printik, 2009), h. 93.

(18)

Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.2

Ayat di atas menjelaskan tentang pentingnya menuntut ilmu, agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif maka dibutuhkan media pembelajaran sebagai pembantu dalam menyalurkan pesan.

Tujuan utama pembelajaran bahasa Asing adalah pengembangan kemampuan pelajar dalam menggunakan bahasa itu baik lisan maupun tulis. Kemampuan menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran bahasa disebut keterampilan berbahasa (mahar>at al-lughah). Keterampilan tersebut ada empat, yaitu keterampilan menyimak (maha>rah al-istima’/listening skill), berbicara (maha>rah al-kala>m/ speaking skill), membaca (maha>rah al-qira>’ah/ reading skill), menulis (maha>rah alkita>bah/ writing skill). Setiap keterampilan itu erat kaitannya satu sama lain, sebab dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya ditempuh melalui hubungan urutan yang teratur.3 Pada keterampilan berbahasa yang ketiga adalah membaca. Keterampilan membaca itu sangat penting karena merupakan kemampuan bagi siswa yang harus dikuasai agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan membacanya. Oleh karena itu pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Membaca adalah hal yang sangat penting dalam hidup ini dan merupakan sumber imu pengetahuan. Di dalam Islam sangat menganjurkan untuk membaca,

2

Depatemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahannya (Cet III; Jakarta: Penyelenggaraan Kitab Suci, 2006), h. 544

3

Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet.II; Bandung: PT. Remaja Rodakarya Offset, 2011), h.129.

(19)

perintah ini dijelaskan pada surah yang pertama kali diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril, Allah berfirman dalam QS al-Alaq/96: 1-5.                                        ... Terjemahnya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (1)Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (2)Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (3)yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4)Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya(5)4

Ayat ini menjelaskan tentang pentingnya membaca untuk memahami berbagai konsep dengan mudah, dengan membaca dapat memperluas wawasan dan mengetahui dunia. Banyak hal-hal baru yang akan ditemukan dalam sebuah bacaan

Membaca adalah suatu proses (dengan tujuan tertentu) pengenalan, penafsiran, dan menilai gagasan-gagasan yang berkenaan dengan bobot mental atau kesadaran total sang pembaca. Ini merupakan suatu proses yang kompleks atau rumit yang tergantung pada perkembangan bahasa pribadi, latar belakang pengalaman, sikap kognitif dan sikap terhadap bacaan.

Kegiatan membaca dalam proses belajar-mengajar di kelas melibatkan beberapa faktor antara lain: faktor guru, siswa, media, metode dan tempat berlangsungnya interaksi balajar-mengajar. Selain itu guru juga berperan penting dalam kegiatan proses belajar mengajar, dalam penyampaian bahan ajar, dan sebagai sosok dalam interaksi belajar-mengajar. Guru sebagai penyampai bahan ajar dituntut

4

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Syamil Cipta Media, Bandung 2005), h. 597.

(20)

untuk dapat menguasai seluruh materi yang akan diajarkan di kelas. Hal tersebut mempunyai peranan penting karena materi pembelajaran akan selalu dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman maka guru harus dapat menguasai teknik membaca yang akan diajarkan untuk siswanya .

Membaca secara garis besarnya terbagi kedalam dua bagian, yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring ( ﺔﻳﺮﻬﳉا ةءاﺮﻘﻟا ) adalah suatu aktitivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang.

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang patut mendapatkan perhatian yang intensif dari guru. Bahasa Arab sebagai bahasa Asing harus mempunyai banyak alternatif dalam proses pembelajarannya. Salah satu alternatif pembelajaran bahasa Arab adalah dengan pemanfaatan media untuk meningkatkan motivasi dan minat para siswa.

Kebanyakan di sekolah yang mengajarkan Bahasa Arab masih banyak yang mengalami kendala dalam belajar membaca nyaring berbahasa Arab. Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan di MAN Pangkep dalam pembelajaran membaca nyaring berbahasa Arab prestasi siswa kelas XI masih kurang dalam hal pelafalan pada saat membaca nyaring bahasa Arab yang belum tepat, masih ada yang membaca dengan intonasi yang tidak sesuai makhroj, membaca yang tidak sesuai dengan ketepatan bacaan (membaca masih terbata-bata), membaca dengan dialek membaca bahasa Indonesia, dan dalam membaca masih seperti membaca Al-Qur’an,

(21)

hal itu terjadi karena siswa tidak mengerti dan tidak paham tentang bagaimana membaca nyaring yang benar. 5

Salah satu upaya seorang pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pesan-pesannya. Hal ini diperuntukkan bagi siswa yang belum dapat menerima pesan yang disampaikan guru, maka penggunaan media sangat dianjurkan. Dengan demikian penggunaan media untuk menyampaikan pesan pembelajaran akan lebih dihayati tanpa menimbulkan kesalapahaman bagi keduanya yaitu siswa dan guru.

Media sebagai sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif memungkinkan audiens (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai tujuan yang ingin dicapai.6

Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati oleh penerima pesan. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media.

Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar.7 Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau diwujudkan melalui

5

Observasi, Tanggal 18 April 2016 di MAN Pangkep 6

Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Prasetyo, Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter (Cet. I; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h.105.

7

(22)

kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Pesan atau informasi yang dimaksud dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman dan sebagainya.8

Dalam bukunya Azhar Aryzad yang berjudul Media Pembelajaran mengemukakan bahwa “pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar membangkitkan kemajuan dan minat yang baru”.9

Pemakaian media dalam mengajar dapat membantu dalam menyalurkan pesan terhadap peserta didik dan membangkitkan minat belajar peserta didik. Selain pemakaian media dibutuhkan guru profesional dalam memafaatkan media sebagai penyalur pesan.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. “Guru adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”.10 Berdasarkan undang-undang tersebut guru diharapkan dapat memanfaatkan media yang ada disekitarnya agar pesan yang disampaikan kepada peserta didik dapat diterima dan tidak terjadi kesalahpahaman antara guru dan peserta didik.

Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

8

Ahmad Rohani, HM, Media Instruksional Edukatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h.1. 9

Azhar Arsyad, Media Pembembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 10. 10

Republik Indonesia, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Cet. IV; Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 3.

(23)

Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga , apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan dan lain-lain.11

Penggunaaan media komik sebagai alternative dalam keterampilan membaca untuk meningkatkan kualitas siswa dalam membaca nyaring berbahasa Arab. Merupakan tugas guru untuk menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses belajar. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran bahasa Arab menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran.

Mengapa komik? Karena anak-anak, sebagaimana orang dewasa juga, menyukai komik. Oleh karena itu, jika media yang menyenangkan ini digunakan

11

(24)

dalam proses pembelajaran, ia akan membawa suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran. Jika siswa mendapati suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, mereka akan terlibat total dalam proses pembelajaran itu. Keterlibatan secara total ini penting untuk melahirkan hasil akhir yang sukses.

Peranan pokok penting dari buku komik dalam pembelajaran adalah kemampuannya menciptakan minat para siswa. Komik merupakan suatu bentuk bacaan yang menarik minat anak membaca tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca.12

Berdasarkan permasalahan yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis merasa perlu menggunakan media komik dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab pada peserta didik kelas XI MAN Pangkep, dengan harapan dapat memecahkan permasalahan keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab serta memotivasi belajar peserta didik dan pada akhirnya dapat berkontribusi dalam pengembangan pendidikan dan keilmuan untuk membangun masa depan pembangunan khususnya pada bidang pendidikan bahasa Arab yang lebih baik lagi.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang dijadikan tonggak bagi peneliti dengan tes mengemukakan problematika.13 Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

12

Nana Sudjana, Media Pengajaran, h.68 13

(25)

1. Bagaimana keterampilan siswa dalam membaca nyaring berbahasa Arab tanpa media komik pada siswa kelas XI MAN Pangkep?

2. Bagaimana keterampilan siswa dalam membaca nyaring berbahasa Arab dengan media komik pada siswa kelas XI MAN Pangkep?

3. Apakah penggunaan media komik efektif terhadap keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab pada siswa kelas XI MAN Pangkep?

C. Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.14 Hipotesis ilmiah mencoba mengantarkan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Berdasarkan kajian teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis dapat dirumuskan bahwa “Pemanfaatan Media Komik efektif dalam meningkatkan kererampilan Membaca Nyaring Berbahasa Arab pada Peserta didik kelas XI MAN Pangkep”.

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memfokuskan penelitian dan membatasi ruang lingkup pembahasannya serta menghindari pemaknaan dan persepsi yang beragam terhadap judul tesis “Pemanfaatan Media Komik terhadap peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring Berbahasa Arab pada Peserta Didik kelas XI MAN Pangkep”. Maka perlu dijelaskan beberapa istilah (variabel) yang terdapat dalam judul tersebut, diantaranya:

14

Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi. Suatu Pengantar (Jakarta: Indeks, 2008), h.10.

(26)

1. Media Komik

Komik merupakan kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca.15 Pada penelitian ini diberikan perlakuan berupa Latihan membaca nyaring berbahasa Arab dengan menggunakan media komik pada kelas eksperimen dan pada tes akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan bacaan yang bersumber dari buku paket bahasa Arab sebagai tes akhir pada penelitian ini.

2. Keterampilan Membaca Nyaring

Keterampilan Membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya didalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuaran tulisan yang dibacanya dengan intonasi yang btepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penuilis. Dari definisi tersebut maka pada penelitian ini akan dilaksanakan teks membaca nyaring pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menilai berdasarkan ketepatan intonasi, ketepatan bacaan, kefasihan, dan kelancaran dalam membaca. Tes membaca nyaring dilaksanakan pada masing-masing kelas dengan menggunakan bacaan yang sama yang bersumber dari buku paket berbahasa Arab kelas XI MAN Pangkep.

15

Daryanto, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2010), h. 128.

(27)

3. Efektifitas

Efektivitas adalah menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan, hasil mendekati sasaran berarti makin tinggi efektivitasnya.16

Pada peneltian ini dapat dikatakan efektif jika pada keterampilan membaca nayring berbahasa Arab mengalami peningkatan dalam hal ketepatan membaca sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian variabel tersebut satu tindakan penelitian untuk melihat pengaruh penerapan media komik terhadap keterampilan membaca nyaring pada peserta didik kelas XI MAN Pangkep.

E. Kajian Pustaka

Kajian Pustaka merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Kajian pustaka disebut juga kajian literature atau literature review. Kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literature yang relevan dengan bidang atau tofik tertentu. Kajian pustaka memberikan tinjauan mengenai apa yang telah dibahas atau dibicarakan oleh peneliti sebelumnya.17Pentingnya penggunaan media dan keterampilan membaca dalam proses pembelajaran menyebabkan banyaknya peneliti dibidang pendidikan melakukan penelitian yang mengarah pada media pembelajaran tersebut. Adapun relevansi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

16

Petter Salim dan Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Cet.V; Jakarta: Modern English Press, 1991), h.21

17

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Cet. I; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 72.

(28)

1. Abd.Rahman dalam tesisnya yang berjudul Strategi Guru Bahasa Arab dalam Mengatasi Kesulitan Membaca dan maemahami Teks Bahasa Arab Peserta didik Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Sungguminasa Kabupaten Gowa. 18 Hasil penelitian ini mengungkap bahwa Kemampuan membaca peserta didik Madrasah Aliyah Syekh Yusuf berada pada kategori kedua dimana peserta didik sudah mampu membaca dengan baik. Pada penelitian ini menjelaskan tentang kesulitan-kesulitan peserta didik dalam membaca sehingga bagaimana strategi guru mengatasi masalah membaca tersebut. Berbeda dengan penelitian ini menjelaskan tentang peranan media komik dalam membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan membaca nyaring.

2. Irmawati dalam tesisnya yang berjudul Strategi Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pencapaian Maha>rah al-Qira>’ah Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Alauddin Makassar.19Penelitian ini memaparkan tentang strategi pembelajaran bahasa Arab dalam menghadapi factor penghambat dan pendukung pada mata kuliah al-qira>ah dan sikap peserta didik terhadap strategi pembelajaran bahasa Arab.

3. Rudianto dalam tesisnya yang berjudul Korelasi Penggunaan Media Visual dan Hasil Belajar Fikih Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Madani Alauddin Paopao Kabupaten Gowa, Hasil penelitian ini mengungkap bahwa pembelajaran dengan menggunakan media visual efektif digunakan pada pembelajaran fikih karena dapat dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar yang lebih

18

Abd. Rahman, Strategi Guru Bahasa Arab dalam Mengatasi Kesulitan Membaca dan maemahami Teks Bahasa Arab Peserta didik Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Sungguminasa Kabupaten Gowa. (Perpustakaan Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar)

19

Irmawati, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pencapaian Maha>rah al-Qira>’ah Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Alauddin Makassar.

(29)

baik. Oleh karena itu, penggunaan media visual senantiasa diterapkan diberbagai materi pembelajaran tidak terbatas pada materi-materi tertentu.

4. Hendra Prasyo dalam tesisnya “Peningkatan Kemampuan Membaca Teks Cerita Berbahasa Arab dengan Metode Pembelajaran Kooperative Pada Siswa Kelas V MI Mangunsari 02 Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang” 2010.

5. Anisah dalam skripsinya yang berjudul “Pemamfaatan Media Komik Terhadap Peningkatan Membaca Nyaring Berbahasa Arab pada Siswa Kelas VII Warung Piring Pemalang, Hasil penelitian ini mengungkap bahwa Media Komik meningkatkan keterampilan membaca nyaring.20Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dan desain penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (classroom action research). Membahas tentang perubahan perilaku laku siswa dalam keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab melalui media komik.

Dari beberapa hasil penelitian yang telah dideskripsikan di atas membahas mengenai kesulitan dalam membaca dan memahami bahasa Arab dan penggunaan media visual dalam pembelajaran bahasa Arab.

F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini, berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan penelitian dalam pembahasan ini adalah untuk :

20

Anisah, Pemamfaatan Media Komik Terhadap Peningkatan Membaca Nyaring Berbahasa Arab pada Siswa Kelas VII Warung Piring Pemalang.

(30)

a. Mendeskripsikan keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab tanpa menggunakan media komik.

b. Mendeskripsikan keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab dengan menggunakan media komik.

c. Menemukan efektivitas penggunaan media komik terhadap keterampilan membaca nyaring berbahasa Arab pada peserta didik kelas XI MAN Pangkep.

2. Kegunaan a. Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini berguna untuk mengembangkan pembelajaran bahasa Arab secara teoritis pada penggunaan media komik agar dapat menjadi lebih baik. b. Kegunaan praktis.

1) Dalam penerapan penelitian ini diharapkan mampu membantu peserta didik dalam keterampilan membaca nyaring dan dapat meningkatkan motivasi belajar khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab.

2) Diharapkan penggunaan media komik ini dapat membantu pendidik, dalam mengajarkan bahasa Arab di MAN Pangkep.

(31)

15 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Heinich, Molenda, dan Russel (1990) diungkapkan bahwa media is channel of communication. Derived from the Latin word for ‘between”, the term refers “to anything that carries information between a source and receiver”.

Media adalah sarana pembelajaran yang digunakan untuk memfasilitasi aktivitas belajar. Media digunakan untuk menunjang terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan menarik. Media secara harfiah berarti “perantara” atau pengantar.1

Menurut NEA (National Education Association), media adalah segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dan dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.

Sedangkan menurut Donald P. Ely Vernon S. Gerlach, media ada dua bagian yaitu dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi. Dalam arti luas yaitu kegiatan yang dapat

1

Safei, Media Pembelajaran, Pengertian, Pengembangan dan Aplikasinya (Cet. 1; Makassar: Alauddin UniversityPers, 2011), h.4-5.

(32)

menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.2

Media sebagai sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif memungkinkan audiens (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai tujuan yang ingin dicapai.3

Ada beberapa tafsiran mengenai media pengajaran. Sebagian orang menyatakan bahwa media pengajaran menunjuk pada perlengkapan yang memiliki bagian-bagian yang rumit. Marshall McLuhan berpendapat bahwa media adalah suatu eksistensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Sesuai dengan rumusan tersebut, media komunikasi mencakup surat-surat, televisi, film, dan telepon, bahkan jalan raya dan jalan kereta api merupakan media yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan orang-orang lainnya.4

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, computer dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan. Misalkan seorang

2

Donald P. Ely Vernon S. Gerlach dalam Hasyim Haddade, Permainan Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Arab(Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2013), h.13-14.

3

Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Prasetyo, Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter, h.104.

4

Marshall McLuhan dalam Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 201

(33)

kepala desa ingin mengajak kerja bakti kepada warganya pada hari dan waktu tertentu, maka ia menuliskan ajakan tersebut dipapan penmgumuman desa. Dalam konteks ini, papan pengumuman merupakan media bagi kepala desa. Seorang presiden memberitahukan kenaikan harga BBM, pemberitahuan itu ia sampaikan melalui televisi, radio atau surat kabar. Alat-alat tersebut dapat dikatatan sebagai media. Dari penjelasan di atas, maka media itu adalah perantara untuk menyampaikan pesan tertentu dari pengirim ke penerima pesan. Dengan demikian media pertama kali digunakan sebagai alat penyalur pesan.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu pendidik ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakkan bahan dapat di konkretkan dengan kehadiran media, dengan demikian peserta didik lebih mudah mencari bahan dengan bantuan media.

Sekarang apa yang dimaksud dengan media pembelajaran? Apakah media pembelajaran sama dengan media itu sendiri?

Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Bagi Rossi media itu sama dengan alat-alat fisik yang mengandung

(34)

informasi dan pesan pendidikan. Pendapat Rossi itu juga dikemukakan oleh AECT (1977) yang menjelaskan media sebagai bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.5

Lesle J. Briggs menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai “the physical means of conveying instrucsional content... book, films, videorapes, etc. Lebih jauh Briggs menyatkan media adalah “alat untuk memberi perangsangan bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.6

Media pembelajaran adalah pelbagai komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Lingkungan itu sendiri cukup luas, meliputi lingkungan yang didesain sedemikian rupa untuk kebutuhan proses pembelajaran seperti laboratorium, perpustakaan, atau mungkin apotek hidup dan lain sebagainya. dan lingkungan yang tidak didesain untuk kebutuhan pembelajaran akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran siswa seperti kantin sekolah, taman, dan halaman sekolah, kamar mandi dan lain sebagainya.7

Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri peserta didik. Dengan perkataan lain, terjadi komunikasi antara peserta didik dengan media atau secara tidak langsung tentunya antara peserta didik dengan penyalur pesan (guru). 8.

5

Rossi dan Breidle dalamWina Sanjaya, Media komunuikasi Pembelajaran (Cet. II; Jakarta: Prenamedia Group, 2012), h.57.

6

Lesle J. Briggs dalam Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008), h. 204.

7

Wina Sanjaya, Media komunuikasi Pembelajaran, h.60 8

(35)

Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting yaitu unsur peralatan perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/ software). Dengan demikian, perlu sekali anda perhatikan bahwa media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah perlatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.

Coba Anda perhatikan gambar berikut ini

Gambar 1.

Unsur-unsur Media Pembelajaran9

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang terencana, terprogram dan bertujuan untuk mengantarkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang minat, pikiran, perhatian, perasaan, dan prilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Jadi media pembelajaran bahasa arab adalah media pembelajaran yang terencana, terprogram dan bertujuan agar pesan materi bahasa arab bisa dengan mudah dimengerti siswa dan mencapai tujuan pembelajaran bahasa arab.

2. Urgensi Media dalam Pengajaran

Media pembelajaran memiliki tiga peranan, yaitu peran sebagai penarik perhatian (attention role), peran komunikasi (communicatioan role), dan peran

9

Muh. Safei, Media Pembelajaran , h.8.

HARDWARE PERALATAN SOFTWARE PESAN MEDIA PEMBELAJAR AN

(36)

retensi (retentioan role). Adapun peranannya sebagai penarik perhatian peserta didk, media bersifat mengundang perhatian peserta didik, meningkatkan rasa keingintahuan siswa serta menyampaikan informasi. Peranannya sebagai media komunikasi mendorong dan membantu siswa dalam memahami pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh guru. Sedangkan dalam peran retensi, media membantu peserta didilk mengingat konsep-konsep penting yang diperoleh selama pelajaran.10

Ada beberapa alasan mengapa media dipandang memiliki urgensi yang tinggi dalam pengajaran. John M. Lannon dalam buku Azhar Arsyad mengemukakan bahwa media pengajaran khusunya alat-alat pandang dapat :

a. Menarik perhatian peserta didik;

Contoh: Menggunakan media shortcut pada pembelajaran bahasa Arab sehingga peserta didik tertarik untuk belajar

b. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran;

Contoh: Menggunakan media gambar dalam pembelajaran sehingga informasi yang disampaikan cepat sampai dan siswa tidak berangan-angan ketika proses pembelajaran berlangsung.

c. Memberikan data yang kuat atau terpercaya; d. Memadatkan informasi;

e. Memudahkan menafsirkan data;

f. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis

10

Umi Mahmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. I; YUogyakarta: UIN Malang Press, 2008), h. 96.

(37)

g. Mengatasi keterbatasan ruang;

h. Pembelajaran lebih komunikatif dan produtif; i. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan

j. Menghilangkan kebosanan peserta didik dalam belajar;

k. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam mempelajari sesuatu; l. Melayani gaya belajar peserta didik yang beraneka ragam; serta m. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan peserta didik.11

3. Fungsi Media Pendidikan

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berfungsi :

1) Menimbulkan gairah belajar

2) Memungkinkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan

3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

d. Mengatasi masalah perbedaan latar belakang dan lingkungan antara pendidik dengan peserta didik, dalam hal ini media berfungsi :

1) Memberikan perangsang yang sama 2) Mempersamakan pengalaman

11

Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 75

(38)

3) Menimbulkan persepsi yang sama.12

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh pendidik sebagai alat, bahan, dan sumber pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.

4. Jenis–jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran bahasa Arab dapat dikalsifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam : 1) Media Audio (al-Was>ail al Sam’iyyah)

Media Audio adalah segala sesuatu yang dapat dimamfaatkan untuk memudahkan pembelajaran bahasa yang dapat ditangkap dan dicerna melalui indra pendengaran. Misalnya: tape recorder, radio transistor, laboratorium bahasa dan sebagainya.

2) Media Visual (al-Wasa>il al-Bashariyyah)

Media Visual adalah segala sesuatu yang dapat dimamfaatkan untuk pembelajaran bahasa yang dapat ditangkap dan dicerna dengan indra penglihatan. Media visual dapat memperlancar pemahaman, dan memperkuat ingatan, dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi

12

Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), h. 17-18.

(39)

pelajaran dengan dunia nyata. 13Misalnya: gambar, slide, buku teks, computer dan sebagainya.

Media ini mengandung materi tertulis, gambar dan grafik. Dari jenis ini:

a) Materi tertulis yang dicetak merupakan media yang paling umum, dan pentingnya buku pelajaran

b) Gambar dan grafik, termasuk didalamnya: (1) Gambar yang dicetak dalam buku

(2) Gambar terstruktur , seperti mading dan kartu flash (3) Penjelasan sendiri dengan materi tertulis atau didengar (4) Papan Tulis14

3) Media Audio Visual (al-Wasa>il al-Samiyyah al-Bashariyyah)

Media Audio Visual adalah segala sesuatu yang dapat dimamfaatkan untuk memudahkan pembelajaran bahasa yang dapat ditangkap dan dicerna melalui indra pendengaran dan penglihatan. Misalnya: televisi, video CD, film layar lebar, dan sebagainya.15

a) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke dalam

b) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

13

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.91. 14

Azhar Arsyad, Metode Pembelajaran Bahasa Arab, (Percetakan UIN Alauddin , 2012), h. 60.

15

(40)

c) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.

d) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya,

e) Media yang diproyeksikan seperti film slide,film stripe, transparansi, computer dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti LCD untuk memproyeksikan komputer. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini akan kurang berfungsi.

f) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar , foto, lukisan, radio dan lain sebagainya.

g) Media juga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya. Kelompok satu: Media grafis, bahan cetak dan gambar diam.

(1) Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide, gagasan melalui penyajian kata-kata, klaimat, angka, symbol, yang termasuk media grafis adalah grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flanel, bulletin board. (2) Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses

pencetakan, printing atau offset. Beberapa hal yang termasuk media bahan cetak adalah buku tes, modul, bahan pengajaran terprogram.

(3) Gambar diam adalah media visual yang dihasilkan melalui PROSES fotografi, yang termasuk dalam media ini adalah foto.

Kelompok kedua: Kelompok media proyeksi diam, yakni media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsure gerakan. Jenis media ini diantaranya: OHP/ OHT, opaque projector, slide dan film stripe.

(41)

Kelompok ketiga: Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya melalui pendengaran. Jenis pesan yang disampaikan berupa kata-kata. Sound effect. Beberapa yang termasuk media ini adalah: radio, kaset tape recorder.

Kelompok keempat: Media audio visual diam adalah media yang penyampaian pesannnya diterima oleh pendengaran dan penglihatan namun gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau memilki sedikit gerakan. Diantaranya adalah: media sound slide, film stripe bersuara.

Kelompok kelima: Film (motion picture), yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak. Ada beberapa jenis film, ada film bisu, film bersuara dan film gelang yang ujungnya saling bersambungan dan tidak memerlukan penggelapan ruangan.

Kelompok keenam: Media televisi adalah media yang menyampaikan pesan audiovisual dan gerak. Diantaranya dalah media televisi, televisi terbatas, dan video cassette recorder.

Kelompok ketujuh: Multimedia, merupakan suatu system penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Misalnya modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.16 Jenis-jenis Media Pendidikan

a. Papan tulis

Papan tulis mempunyai nilai tertentu, seperti penyajian bahan dapat dilakukan secara jelas, kesalahan tulisan mudah diperbaiki, dapat merangsang anak untuk aktif, dapat menarik perhatian.

16

(42)

b. Bulletin board dan display

Alat ini biasanya dibuat secara kusus dan digunakan untuk mempertontonkan pekerjaan siswa, gambar-gambar, badan, poster atau obyek berdimensi lainnya. c. Gambar dan ilustrasi fotografi.

Gambar ini tidakdiproyeksikan, terdapat disekitar kita dan relatif mudah diperoleh untuk ditujukan kepada anak.

d. Slide dan film strip.

Slide dan film strip, merupakan gambar yang diproyeksikan, dapat dilihat dan mudah dioperasikan.

e. Film

Film mempunyainilai tertentu, seperti dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar, memancing inspirasi baru, menarik perhatian, penyajian lebih baik karena mengandung nilai-nilai rekreasi, dapat memperlihatkan perlakuan obyek yang sebenarnya, sebagai pelengkap catatan, menjelaskan hal-hal abstrak, mengatasi rintangan bahasa dan lain-lain.

f. Rekaman pendidikan

Istilah asing dari alat ini adalah recording, yakni alat audio yang tidak diikuti dengan visual. melalui atat ini kita dapat mendengarkan cerita, pidato, musi, sajak, pengajian dan lain-lain.

g. Radio pendidikan.

Radio adalah alat elektronik yang muncul dari hasil teknologi komunikasi. Melalui alat ini orang dapat mendengarkan siaran dari berbagai penjuru dan peristiwa. Radio pendidikan biasanya tidak dipergunakan penuh langsung untuk tujuan pendidikan.

(43)

h. Televisi pendidikan.

Televisi adalah alat elektronik yang berfungsi menyebarkan gambar dan diikuti oleh suara tertentu.pada dasarnya sama dengan gambar hidup bersuara.televisi pendidikan dianggap barang mewah, karenanya sulit dijangkau. i. Peta dan globe.

Peta adalah penyajian visual dari muka bumi, globe adalah bola bumi atau model. Peta dan globe berbeda secara grdual, akan tetapi saling melengkapi.

j. Buku pelajaran.

Buku pelajarean merupakan alat pelajaran yang paling populer dan banyak digunakan ditengah-tengah penggunaan alat pelajaran lainnya.

k. Overhead projector

Proyektor lintas kepala (overhead projector) memproyeksikan pada layar apa yang tergambar atau tertulis pada kertas transparan.

l. Tape recorder.

Alat ini sudah memasyarakat. Alat ini sangat serasi digunakan dalam pelajaran bahasa.

m. Alat teknologi pendidikan lainnya adalah mesin belajar dan belajar berprograma, laboratorium bahasa, komputer, model, pameran, museum sekolah, dramatisasi dan demonstrasi, manusia sumber, survei masyarakat, pelayanan terhadap masyarakat kemah, kerja lapangan dan lain sebagainya juga merupakan media pendidikan yang mengandung nilai-nilai pendidikan.17

17

, Ahmad Izzan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Cet. II; Bandung: Humaniora, 2007), h. 23-25

(44)

5. Prinsip-prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media

Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada peserta didik. Adapun prinsip- prinsip penggunaan media dan pengembangan media pembelajaran menurut Taksonomi Leshin, antara lain: 18

a. Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, kegiatan kelompok, dan lain-lain).

b. Media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan dan lembaga lepas). c. Media berbasis visual (buku, charts, grafik, peta, figur/gambar, transparansi, film

bingkai).

d. Media berbasis audio-visual (video, film, televisi).

e. Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif)

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat memudahkan siswa untuk memahami apa yang dipelajarinya, menarik perhatian, membangkitkan motivasi belajar, mengurangi kesalah pahaman, dan informasi yang disampaikan menjadi lebih konsisten, sehingga apa yang dipelajari siswa menjadi lebih melekat dalam struktur kognitif dan dapat mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan dibandingkan dengan tanpa menggunakan media.19

18

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Cet. I; Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 81-82

19

Ade Kosnandar , “Guru dan Media Pembelajaran” Jurnal Teknodik No.13 Tahun VII, Desember 2003 , h. 77

(45)

Disamping itu, kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan peserta didik bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian, sehingga kegiatan belajar mengajar ini mengandung muatan apa yang disebut dengan komunikasi edukatif artinya tujuan akhir dilakukannya proses komunikasi tersebut adalah mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap anak didik agar menjadi orang yang dewasa.

Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan- penyimpangan sehingga komunikasi tersebut antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan guru dan keluarga, kurang minat dan kegairahan dalam belajar dan sebagainya.

Salah satu di antara cara untuk mengatasi keadaan demikian adalah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji, stimulus, informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengukur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.20

6. Ciri-ciri Umum Media Pembelajaran

a. Media pendidikan merupakan benda-benda yang dapat diamati oleh panca indera b. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis,

sehingga perbedaan persepsi antar peserta didik pada suatu informasi dapat diperkecil.

20

(46)

c. Media pendidikan merupakan alat bantu belajar yang dapat digunakan baik di dalam maupun di luar kelas.

d. Media pendidikan digunakan untuk memperlancar komunikasi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.21

ciri-ciri umum media pembelajaran adalah media mampu merekam, menyimpan, melestarikan, merekonstruksikan, dan mentransportasikan suatu peristiwa atau objek.22

7. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki manfaat sebgai berikut: a. Mengarahkan atau menjaga perhatian dan konsentrasi b. Membantu retensi dan daya ingat

c. Mengurangi keraguan pengertian d. Memperjelas struktur dan sistematika e. Menongkatkan relevansi arah pembicaraan f. Memperpendek waktu dan usaha belajar g. Bahan kajian menjadi lebih utuh dan tuntas.23 B. Pengertian Media Komik

Kata komik berasal dari Bahasa Perancis yaitu Comique, sebagai kata sifat artinya lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda artinya pelawak atau badut.

21

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, h.22 22

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h.10 23

(47)

Komik yang diterbitkan dalam bentuk buku disebut comic book, tapi secara umum seluruhnya disebut komik.24

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komik adalah cerita bergambar (di majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu.25

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, komik adalah cerita serial bergambar yang merupakan perpaduan seni gambar dan seni sastra, gambar-gambar dalam komik umumnya dilengkapi dengan balon-balon kata dan kadang disertai dengan narasi sebagai penjelasan.26

Komik adalah sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca.27

Komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Komik adalah suatu bentuk berita bergambar, terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung, kadang bersifat humor . Perwatakan lain dari komik adalah harus dikenal agar kekuatan medium bisa dihayati.28

24

Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta : PT. Delta Pamungkas, 1997), h. 54 25

Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h. 452

26

Ensiklopedi Nasional Indonesia, h.54 27

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algesindo,2011), Cet. IX, h. 64

(48)

Komik sebagai sebuah media mempunyai karakteristik tersendiri. Jika seorang perupa mengatakan “Sebuah gambar adalah seribu kata-kata”, dan seorang sastrawan menimpali” Sebuah kata adalah seribu gambar”. Maka komik memiliki keduanya, “kekuatan gambar” dan “kekuatan kata”. Karena komik adalah imagery media antara film dan buku. Komik adalah sebuah bahasa Literer Visual yang mengisi ruang yang terdapat diantara kedua media tersebut.

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar- gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Gambar dalam hal ini, menggambar sebuah karakter kartun (karakter bisa merupakan seseorang binatang, tumbuhan ataupun sesuatu obyek benda mati). biasanya, komik dicetak diatas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam Koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri. Atau ada juga yang berpendapat komik adalah dunia tutur kata, suatu rangkaian gambar yang bertutur menceritakan suatukisah dalam membaca gambar ini nilainya kira-kira sama dengan membaca peta, symbol-simbol, diagram dan sebagainya.29

Komik sebagai media instruksional edukatif, komik mempunyai sifat yang sederhana, jelas, mudah, dan bersifat personal. Komik diterbitkan dalam rangka tujuan komersial, dan edukatif (meski tidak semua komik bersifat edukatif).

Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para

29

(49)

pembaca. Apabila kartun sangat bergantung kepada dampak penglihatan tunggal, maka komik terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung.30

Scoud Mc Cloud dalam buku Heru Dwi Waluyanto, berpendapat bahwa komik adalah memiliki arti gambar-gambar serta lambang-lambang atau symbol lain yang berjukta posisi (berdekatan/ bersebelahan) dalam urutan tertentu untuk menyampaikan informasi atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik bukan cuma bacaan bagi anak-anak. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar membuat informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat. Dewasa ini komik telah berfungsi sebagai media hiburan yang dapat disejajarkan dengan berbagai jenis hiburan lainnya seperti film, TV, dan bioskop. Komik adalah juga media komunikasi visual dan lebih daripada sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien.31

Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru bereksperimen dengan medium ini untuk maksud pengajaran. Suatu analisis oleh Thorndike

30Nana Sudjana, Media Pengajaran , h. 64. 31

Heru Dwi Waluyanto, Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran, (Jurnal Nirmala Vol.7, No 1 Januari 2005), h. 51.

(50)

menunjukkan ada segi yang menarik. Dapat diketahui bahwa anak yang membaca sebuah komik setiap bulan, hampir 2 kali banyak kata-kata yang dapat dibaca sama dengan yang terdapat pada buku-buku bacaan yang dibacanya setiap tahun terus menerus .32 Thorndike berkesimpulan bahwa baik jumlah maupun perwatakan dari segi pembendaharaan kata melengkapi secara praktis dalam membaca untuk para pembaca muda.33

Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca. Guru harus membantu para siswa menemukan komik yang baik dan mengasyikkan.34

Perlu disadari oleh para guru bahwa dewasa ini banyak bacaan komik di pasaran yang sifatnya tak selalu mendidik, yang demikian itu harus dipahami oleh peserta didik supaya tidak tersesat dalam oleh bacaan komik yang demikian. Guru harus mengarahkan mereka supaya selektif dalam membaca komik tetapi jangan sampai peserta didik terlalu terlena dengan bacaan komik sehingga lupa dengan buku bacaan pelajaran.35

Charles Thacker dalam artikelnya menyatakan bahwa penggunaan media komik memiliki beberapa keunggulan besar, mulai dari taman kanak-kanak hingga

32

Muh .Safei, Media Pembelajaran, h.8. 33

Nana Sudjana, Media Pengajaran .h.67 34

Nana Sudjana, Media Pengajaran,h. 68 35

(51)

sekolah menengah, komik dapat membantu para siswa meneliti, menyatukan, dan menyerap isi materi pelajaran yang sulit 36

Nilai edukatif media komik dalam proses belajar mengajar tidak diragukan lagi. Menurut Sudjana dan Rivai menyatakan media komik dalam proses belajar mengajar menciptakan minat peserta didik, mengefektifkan proses belajar mengajar, dapat meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat apresiasinya.

Media komik dalam pembelajaran sebaiknya tidak menggunakan kata-kata kotor tetapi menggunakan kata-kata yang mengandung pesanpesan pengetahuan. Gambar-gambar pelaku kekerasan diganti dengan contoh-contoh perilaku bernuansa moral, adegan percintaan diganti dengan adegan yang mengarahkan rasa cinta dan kasih sayang terhadapsesama mahluk dan penciptanya.37

Kelebihan komik yang lainnya dalah penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga membuat pembaca membacanya hingga selesai. Hal inilah juga yang mengispirasi komik yang isinya materi-materi pelajaran. Komik pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan minat siswa untuk membaca, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.38

Media Komik tergolong media berbasis visual, yang memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Media visual dapat memperlancar

36

Charles Thecker, How to Use Comic Life in Classroom, h. 7, dalam nhttp://www..mancinstruct.com/node/69, diakses 25 April 2012

37

Suci Lestari, Media Komik (Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia, 2009), h. 5 38

Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung : PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011), h. 116

Gambar

Tabel  9.  Hasil  Tes  Kelas Eksperimen Siswa Kelas   XI  MAN Pangkep
Tabel 1   Kategori Nilai Akhir
Tabel 2  Aspek Penilaian
Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelas Kontrol Kelas XI MAN Pangkep.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS), price earning ratio (PER), dan price to

mendukung operasi perusahaan, namun sistem akuntansi penjualan ekspor perusahaan masih memerlukan suatu pengembangan, (2) permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan sistem

terhadap nilai-nilai pembentukan sikap dalam pencak silat belum sepenuhnya terlihat, karena masih banyak terlihat mahasiswa yang mengejek sesama teman, namun

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan akurasi prediksi kecepatan angin dengan melihat tingkat

Begitu juga dengan terms tanggal(X,Y,Z) dengan titik(X,Y,Z) adalah tidak seimbang karena nama hubungan atau predikat tidak sama walaupun nama argumen yaitu X, Y,

Sedangkan warga masyarakat khususnya remaja usia sekolah berperan sebagai penerima informasi (Galba, 1995:65-66). Bagi sebagian remaja di Dusun Banyu Putih Timur, Desa

Bagi menjayakan transformasi Malaysia sebagai sebuah negara maju berpendapatan tinggi menjelang tahun 2050, Transformasi Pendidikan Teknikal dan Latihan Vokasional

Sebagaimana yang dikemukakan Mardikanto (1993: 195), bahwa tujuan kelompok dilandasi oleh pemikiran tercapainya tujuan akan sangat ditentukan oleh tindakan atau