• Tidak ada hasil yang ditemukan

BKPM (BUKU KERJA PRAKTEK MAHASISWA) ELECTRONIC HEALTH RECORD (Semester IV ) OLEH : Tim Dosen Electronic Health Record

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BKPM (BUKU KERJA PRAKTEK MAHASISWA) ELECTRONIC HEALTH RECORD (Semester IV ) OLEH : Tim Dosen Electronic Health Record"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BKPM

(BUKU KERJA PRAKTEK MAHASISWA)

ELECTRONIC HEALTH RECORD (Semester IV )

OLEH :

Tim Dosen Electronic Health Record

PROGRAM STUDI D-IV REKAM MEDIK JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER TAHUN 2014

(2)

PRAKATA

Puji syukur pada Allah swt, atas tersusunnya Buku Kerja Praktek (BKPM) Mata Kuliah Electronic Health Record. Semoga BKPM ini dapat membantu mahasiswa rekam medis terhadap penguasaan teori sehingga dapat mahasiswa mampu mengidentifikasi menu pada EHR, mampu merencanakan EHR, dan mampu menghitung cost benefit penerapan EHR. Pada pelayanan kesehatan EHR sangat bermanfaat untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan serta dapat melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap suatu masalah kesehatan serta dapat mendukung pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan.

Sebelum menggunakan BKPM ini, mahasiswa diharapkan memperhatikan instruksi dosen/ teknisi dan membeca petunjuk dengan seksama. Semoga tujuan praktikum dapat tercapai dan bermanfaat bagi kita semua.

(3)

DAFTAR ISI

BKPM...1

Elektronic Health Record pada Pelayanan Kesehatan Primer dan Sekunder...6

Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)...10

Pendokumentasian Data Biomedis...17

HL7...22

Rekam Medik Elektronik...29

Sistem Pendukung Keputusan Klinis...35

Cost Benefit Penerapan EHR...40

Penerapan EHR...48

(4)

Acara : 1

Pokok Bahasan : Elektronic Health Record pada Pelayanan Kesehatan Primer dan Sekunder. Acara Praktikum : Mengenal menu EHR

Alokasi Waktu : 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menjelaskan komponen Elektronic Health records pada pelayanan kesehatan primer dan sekunder.

B. Dasar Teori

1. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi baik pemerintah atau swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azwar, 1996). Pelayanan kesehatan terdiri dari pelayanan kesehatan primer seperti Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas, Poliklinik, Praktek dokter swasta, Balai pengobatan dan pelayanan kesehatan sekunder seperti rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai rumah sakit tipe A (Juanita, 2002).

2. Elektronic Health records dan Electronic Medical Record

Terkadang kita rancu dengan istilah Elektronic Health records dan Electronic Medical Record. Berikut perbedaan EHR dan EMR :

(5)

a. Kumpulan informasi dari beberapa pelayanan kesehatan

b. Bersifat kewilayahan c. Software milik pemerintah d. Memungkinkan diakses oleh

pasien dan bersifat interaktif

a. Catatan klinis setiap pasien b. Milik Rumah sakit

c. Software diperoleh dari vendor

d. Memungkinkan diakses oleh pasien tapi tidak bersifat interaktif

(Garets Dave, 2006) 3. Manfaat EHR

a. Peningkatan efisiensi dalam hal waktu b. Perbaikan akurasi

c. Ketersediaan informasi

d. Produktivitas yang tingi dalam pelayanan kesehatan. e. Control secara internal,

f. Pengendalian biaya (Terpos et al., 1995) C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain: 1. Alat tulis 2. Komputer 3. LCD Projector 4. Simklinik 5. Sim-RS 6. SIKDA Generik D. Prosedur Kerja

1. Memperkenakan menu Simklinik pada pelayanan kesehatan primer. 2. Memperkenakan menu Sim-RS pada pelayanan kesehatan sekunder. 3. Memperkenakan menu SIKDA Generik.

(6)

4. Mahasiswa melakukan simulasi pengisian Simklinik, Sim-RS dan SIKDA Generik.

5. Mahasiswa diminta untuk menyebutkan menu EHR pada Simklinik, Sim-RS dan SIKDA Generik.

6. Mahasiswa diminta untuk menyebutkan perbedaan menu EHR pada pelayanan kesehatan primer dan sekunder.

E. Lembar Kerja

1. Menu EHR pada pelayanan kesehatan primer

(7)

3. Perbedaan Menu EHR pada pelayanan kesehatan primer dan sekunder

F. Evaluasi

(8)

Acara : 2

Pokok Bahasan : Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Acara Praktikum : Mengidentifikasi dan Menggunakan Aplikasi

SIKDA Generik Alokasi Waktu : 2 X 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat mengidentifikasi menu-menu SIKDA Generik dan mampu menggunakan Aplikasi SIKDA Generik.

B. Dasar Teori

1. Sistem Informasi Kesehatan Daerah

Sistem kesehatan di Indonesia dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkat sebagai berikut:

a. Tingkat Kabupaten/ Kota

Terdapat puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar lainnya, dinas kesehatan kabupaten/ kota, instalasi farmasi kabupaten/ kota, rumah sakit kabupaten/ kota, serta pelayanan kesehatan rujukan primer lainnya.

b. Tingkat Provinsi

Terdapat dinas kesehatan provinsi, rumah sakit provinsi, dan pelayanan kesehatan rujukan sekunder lainnya.

c. Tingkat Pusat

Terdapat Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Pusat, dan Pelayanan kesehatan rujukan tersier lainnya.

(9)

Pengelolaan SIK manual, pengelolaan SIK komputerisasi offline dan pengelolaan SIK komputerisasi online. Tergantung dari kemampuan masing-masing daerah

2. Model SIKDA Generik

Sumber: (Pusat data dan informasi, 2011)

Gambar 1. Model Sikda Generik

Keterangan :

1. Fasilitas/ institusi kesehatan yang masih manual/ paper based, data dientri di computer entry station SIKDA Generik yang ada di kantor dinas kesehatan kab/ kota. Data yang dientri bisa berbentuk data individual maupun agregat. Khusus untuk data puskesmas, data dientri melalui Sub Sistem SIM Puskesmas pada SIKDA Generik sehingga data yang diinput adalah data pasien secara individual.

2. Puskesmas yang telah memiliki perangkat komputer tetapi belum menggunakan aplikasi SIMPUS dapat menggunakan aplikasi SIKDA Generik, yang terhubung ke data base lokal di puskesmas tersebut atau langsung terhubung ke data base SIKDA Generik di Server SIKDA Generik yang ditempatkan di Kantor Dinkes kab/ Kota melalui jaringan internet online.

3. Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang sudah menggunakan komputer ataupun aplikasi sistem informasi manajemen lainnya, dapat melakukan eksport/sinkronisasi/migrasi file data base secara

(10)

online melalui internet melalui Sub Sistem Komunikasi Data pada SIKDA Generik.

4. Setiap pemangku kepentingan dapat mengakses informasi kesehatan pada SIKDA Generik melalui Sub Sistem Executive Information Dashboard, yang berisi indikator-indikator kesehatan kab/kota yang merupakan rangkuman dari data-data puskesmas, rumah sakit, dan instalasi farmasi kab/kota. Laporan/informasi disajikan secara ringkas dalam bentuk grafik, tabel, maupun statistik, dengan berbagai kriteria yang dapat ditentukan sesuai keinginan pengguna.

3. Komunikasi Data

Sesuai dengan tujuan dikembangkannya SIKDA Generik, yaitu untuk membangun suatu data base kesehatan Indonesia yang komprehensif, SIKDA Generik harus mampu menghimpun, mengolah dan mendistribusikan semua data kesehatan dari berbagai pelaksana kesehatan di Indonesia, baik pelaksana kesehatan yang telah memiliki sistem informasi elektronik maupun masih paper based. Dengan berbagai sistem pengelolaan informasi yang berbeda-beda, maka SIKDA Generik dituntut untuk dapat berkomunikasi secara interaktif, memiliki kemampuan interoperabilitas yang tinggi, sehingga dapat berkomunikasi dan melakukan pertukaran data kesehatan dengan sistem lainnya yang sudah berjalan. Kemampuan interoperabilitas adalah kemampuan sistem untuk saling tukar menukar data atau informasi dan saling dapat mempergunakan data atau informasi tersebut. Interoperabilitas bukan berarti penentuan atau penyamaan penggunaan platform perangkat keras, atau perangkat lunak semisal operating system tertentu, bukan pula berarti penentuan atau penyeragaman data base. Namun berupa penyamaan format pertukaran data yang digunakan, misalnya dengan menggunakan format data dalam bentuk data base SQL, Access, Excell, maupun dalam format XML. 4. Format Data

Ada beberapa bentuk format standar yang dapat digunakan untuk melakukan pertukaran data, yang umum digunakan adalah XML. XML atau eXtensible

(11)

Markup Language merupakan format data yang sering digunakan dalam dunia world wide web. XML terdiri atas sekumpulan tag yang terdiri dari data. Satu set data dalam XML dimulai dengan tag pembuka dan diakhiri dengan tag penutup. XML adalah sebuah format dokumen yang mampu menjelaskan struktur dan semantik (makna) dari data yang dikandung oleh dokumen tersebut. Berbeda dengan HTML yang lebih berorientasi pada tampilan (appearance), XML lebih fokus pada substansi data, sehingga lebih cocok digunakan sebagai media pertukaran data. Kelebihan XML dibandingkan format teks biasa adalah struktur data yang ditransfer tidak “hilang”, demikian juga deskripsi tentang semantik datanya. Dengan karakteristik demikian XML telah menjadi standar de-facto bagi pertukaran data antar aplikasi komputer. Spesifikasi format telah distandarkan untuk menjadi referensi yang sama bagi tiap aplikasi komputer yang memerlukan

5. Konten Data

Selain format data, konten data yang dipertukarkan juga harus seragam, misalnya dalam penulisan kode dan penamaan variabel data dan definisi operasionalnya, sehingga pada saat proses import dan eksport data, semua data dapat tersinkronisasi dengan baik dan lengkap serta sesuai dengan yang diinginkan

6. Desain Sistem

Berdasarkan ruang lingkup Sistem Kesehatan Daerah, maka SIKDA Generik dirancang mengikuti komponen pelaksana kesehatan yang ada didalamnya yaitu Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi. Sehingga SIKDA Generik terbagi menjadi beberapa sub sistem sebagai berikut: Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPuskesmas), Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan (SIM Dinkes), Sistem Informasi Eksekutif dan Sistem Komunikasi Data. (Pusat data dan informasi, 2011)

(12)

Alat dan bahan yang digunakan dalam menggunakan simulasi penggunaan aplikasi SIKDA Generik ini antara lain:

1. Alat tulis 2. Komputer 3. LCD Projector 4. SIKDA Generik D. Prosedur Kerja

1. Membagi kelompok, 1 kelompok 10 mahasiswa 2. Mengidentifikasi menu SIKDA Generik

3. Mahasiswa secara bergantian berperan sebagai petugas pendaftaran, dokter dan pasien

4. Menuliskan kesan-kesan dalam menggunakan aplikasi SIKDA Generik E. Lembar Kerja

1. Menu SIKDA Generik 1. Transaksi :

a. Gudang b. Sarana

Menu Utama, yang terdiri dari sub menu transaksi untuk pelayanan pasien yang terdiri dari pelayanan : loket, rawat jalan, rawat inap, ruang obat, laporan dan menu utama untuk kembali

2. Data kesehatan: a. Data dasar b. Data KIA c. Data Gizi d. Data KB e. Data Imunisasi f. Data KESLING g. Data UKS

h. Data kegiatan Puskesmas i. Data kematian Ibu j. Data Kematian Bayi k. Data PROMKES l. Data Gigi m. Data UKGS 3. Laporan Laporan bulanan : a. LB1 b. LB2 c. LB3 d. LB4

(13)

e. Laporan kunjungan f. Laporan ansuransi g. Laporan data dasar h. Laporan KIA i. Laporan KESLING j. Laporan Gizi

k. Laporan kegiatan puskesmas l. Laporan PROMKES

m. Laporan UKGS n. Laporan KB o. Laporan Imunisasi p. Laporan kematian bayi q. Laporan kematian ibu r. Laporan kematian UKS 4. Pengaturan

Atur aplikasi : a. Pengguna b. Group pengguna 5. Import data

(14)

2. Kesan-kesan dalam menggunakan aplikasi SIKDA Generik SIKDA Generik ini merupakan aplikasi sistem informasi kesehatan yang mengintegrasikan sistem-sistem informasi di puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik milik pemerintah atau pun milik sawsta.

Menurut saya, dari sistem ini kita lebih mudah menyampaikan laporan puskesmas dan rumah sakit karena adanya ketersediaan dan kualitas data dan informasi kesehatan, efisiensi kerja, dan mengetahui informasi yang signifikan secara cepat dan hemat waktu, karena dengan online kita sudah bisa mengetahui angka morbiditas dan mortalitas dari suatu puskesmas dan rumah sakit.

F. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi

Acara : 3

(15)

Acara Praktikum : Mengidentifikasi Data Biomedis pada EMR Alokasi Waktu : 2 X 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menjelaskan data biomedis pada EMR.

B. Dasar Teori

1. Data, informasi dan pengetahuan

a. Data merupakan bentuk jamak dari Datum yaitu simbul atau kumpulan dari fakta yang mewakili suatu kejadian.

b. Informasi adalah hasil pemrosesan data, dapat juga diartikan sebagai data yang terkumpul terproses dan bermakna

c. Pengetahuan adalah pemahaman yang diperoleh dari akumulasi informasi. (Zins, 2007)

2. Data biomedis

Data biomedis meliputi hasil temuan klinis, struktur genetika dan juga termasuk data perilaku pasien maupun data sosial pasien (Teodoro et al., 2009).

3. Kedudukan data biomedis

Data biomedis sangat dibutuhkan terutama oleh dokter, peneliti, ahli biologi, ahli epidemiologi maupun steakholder. Pendekatan Bioinformatika terhadap data biomedis diperlukan untuk mengidentifikasi secara visual daerah molekuler dan seluler yang dapat ditargetkan dengan intervensi klinis, sehingga memberikan wawasan yang lebih baik terhadap molekul dan seluler penyakit (Sarkar, 2010). C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain: 1. Alat tulis

2. Komputer 3. LCD Projector 4. RME

(16)

D. Prosedur Kerja

1. Identifikasi data biomedis pada EMR

2.Menjelaskan sumber data biomedis pada EMR 3. Menjelaskan pemanfaatan data biomedis E. Lembar Kerja

(17)
(18)
(19)

F. Evaluasi

(20)

Acara : 4

Pokok Bahasan : HL7

Acara Praktikum : HL7 sebagai Protokol Pertukaran Data elektronik di Sarana Palayanan Kesehatan Alokasi Waktu : 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat memahami protokol HL7 dan mampu menggunakan HL7 vocabulary.

B. Dasar Teori

1. Standardisasi Data

Setiap data hendaknya dikode dengan kode yang sama secara internasional, sehingga akan memudahkan dalam membaca dan menginterpretasikan juga memudahkan pertukaran data antar unit di rumah sakit atau antar rumah sakit.

Standardisasi data dalam dunia kesehatan terdiri dari:

a. UMLS. Merupakan kumpulan standar yang dikelola oleh National Library of Medicine.

b. SNOMED CT untuk terminologi medis c. RXNORM/RXNAV. Standar data obat d. HL7. Standar pertukaran data

e. LOINC. Standard data tes diagnostik f. ICD10. Standard kodefikasi penyakit g. CPT-4 dan lain-lain

(21)

2. Health Level Seven Standards (HL7 Standards)

HL7 (Health Level Seven) merupakan salah satu standar American National Standards Institute (ANSI), yang telah terakreditasi oleh Standards Developing Organizations (SDO) dan digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan (Ricky, 2009).

HL7 terdiri dari data klinis dan administratif yang bertujuan untuk membangun struktur data logis berupa kode pada system informasi pelayanan kesehatan yang mendukung pelayanan pasien dan dapat tukar menukar data diantara aplikasi komputer namun data tersebut tetap memiliki makna yang sama. Sehingga saat ini pertukaran data antar system di pelayanan kesehatan, bahkan antar rumah sakit di suatu Negara atau beberapa Negara sangat mudah dilakukan dengan protocol HL7.

Health Level Seven (HL7) merupakan sebuah konsep yang menunjang integrasi sistem pelayanan kesehatan pada institusi medis, memuat data medis dan administrasi. Health Level Seven (HL7) menyediakan comprehensive framework seputar standar pertukaran dan integrasi data antar software pelayanan kesehatan. Tujuan dari HL7 ini adalah menciptakan suatu standar universal sebagai pedoman atau acuan aplikasi healthcare sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi setiap institusi maupun organisasi kesehatan dalam memberikan informasi dan pelayanan kesehatan.

Health Level Seven (HL7) dikategorikan sebagai Level tertinggi (application layer) dari model OSI (Open System Interconnection) pada International Organization for Standarization (ISO) dan 35 negara telah menggunakannya (Warsito, 2010).

HL7 tidak mengembangkan aplikasi software healthcare atau hospital information system melainkan hanya mengembangkan konsep, metodologi, spesifikasi dan standar yang akan memungkinkan beberapa aplikasi software kesehatan yang berbeda dapat bertukar data satu dengan yang lainnya

(22)

3. Mekanisme HL7

HL7 merupakan pertukaran data antar system, data didefinisikan dengan baik sehingga tidak ambigu bentuk data adalah kode, dibentuk oleh komite kosakata teknis yang mengatur pertukaran data sehingga pengirim dan penerima memiliki pemahaman yang sama.

Pertukaran data berupa data klinis (perawatan klinis, penelitian klinis, uji klinis, pertimbangan klinis) dan data administratif yang mendukung pelaporan pada pemerintah atau pihak yang berwenang.

Contoh Pesan Pada HL7

MSH|^~\&|GHH LAB|ELAB-3|GHH OE|BLDG4|200202150930||ORU^R01| CNTRL-3456|P|2.4

PID|||555-44-4444||EVERYWOMAN^EVE^E^^^^L|JONES|19620320|F|||153 FERNWOOD DR.^^STATESVILLE^OH^35292||(206)3345232|(206)752-121|||| AC555444444||67-A4335^OH^20030520

OBR|1|845439^GHH OE|1045813^GHH LAB|15545^GLUCOSE|||

200202150730|||||||||555-55-5555^PRIMARY^PATRICIA P^^^^MD^^||||||||| F||||||444-44-4444^HIPPOCRATES^HOWARD H^^^^MD

OBX|1|SN|1554-5^GLUCOSE^POST 12H CFST:MCNC:PT:SER/PLAS:QN||^182| mg/dl|70_105|H|||F

Bila melihat contoh di atas, pesan berupa elemen data logis dan unik dan terlihat agak primif, tidak seperti pesan pada umumnya, namun merupakan format pesan dengan komponen yang kompleks sehingga mudah untuk proses pertukaran data.

Tampilan pesan adalah identifikasi unik untuk konteks di mana pesan yang dihasilkan. Tampilan pesan terdiri dari huruf besar dan dua digit. Sebagai contoh, A01 adalah untuk masuk/ pemberitahuan mengunjungi dan A61 adalah untuk mengubah konsultasi dokter. Baik A01 dan A61 dikelompokan pada pesan ADT ditampilkan pada segmen header pesan.

(23)

4. Struktur Pesan

Sumber: (Gonzalo A. Brusella, 2011)

Gambar 2. Struktur Pesan Pada HL7

Sruktur pesan adalah struktur data yang digunakan untuk mengekspresikan sebuah asosiasi dari pesan tampilan pesan. Setiap struktur pesan juga berisi ID yang unik. Struktural terdiri dari daftar yang didefinisikan dengan baik segmen HL7. Segmen dapat opsional atau pilihan, dan dapat berulang. Tidak ada batasan berapa kali segmen berulang.

Segmen dapat dikumpulkan bersama untuk membentuk sebuah kelompok segmen, yang bisa mengulang juga. Dalam spesifikasi standar, kelompok segmen ditandai dengan {} atau [], di mana {} menandakan pengulangan dan [] menandakan Optionality. Posisi relatif segmen dalam struktur pesan dan kelompok segmen didefinisikan dengan baik. Pada tingkat struktur pesan, segmen adalah tipe data atomik.

Struktur pesan didefinisikan oleh kedua jenis pesan dan peristiwa. Salah satu jenis pesan bisa terkait dengan lebih dari satu peristiwa, tapi satu peristiwa hanya bisa dikaitkan dengan tepat satu jenis pesan. Selain itu, beberapa peristiwa dengan tipe pesan yang diberikan diasosiasikan dengan struktur pesan yang

Physical (layer 1) Data Link (layer 2)

Network(layer 3) Transport (layer 4)

Session (layer 5) Presentation(layer 6)

(24)

5. Struktur Pesan ADT_A61

ADT^A61^ADT_A61 ADT Message

MSH Message header

EVN Event type

[ PD1 ] Additional demographics

[ {ROL} ] Roll

[ PV2 ] Patient visit–additional information

6. Segmen

Segmen adalah daftar atribut yang jelas, masing-masing dari tipe data HL7. Semua segmen mulai dengan tiga kasus ID segmen atas. Atribut segmen dapat opsional dan dapat mengulang. Jumlah maksimum berapa kali sebuah atribut dapat mengulang telah ditentukan. Berbagai tabel menentukan validitas nilai atribut tertentu.Catatan: Posisi relatif dari atribut segmen yang signifikan tergantung bagaimana mendefinisikannya.

Setiap segmen berakhir dengan segmen terminator, baik carriage return ASCII atau x0D.

HL7 Bidang atribut segmen. Standar ini menetapkan sebuah pembatas, yang nilainya didefinisikan oleh pengguna per dasar pesan contoh untuk bidang yang terpisah, ketika mengulangi suatu bidang, standar menunjuk pembatas yang ditetapkan pengguna, yang nilainya didefinisikan atas dasar setiap pesan, tanda pembatas digunakan untuk mengulangi pesan, yang digambarkan pada tabel di bawah ini: Separator Character Segment \x0D Field Repeat ~ Null Value “” 1st Level Field | 2nd Level Field ^

3rd Level Field &

User Defined String 1 \

(25)

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EHR ini antara lain: 1. Alat tulis 2. Komputer 3. LCD Projector 4. HL7 vocabulary D. Prosedur Kerja 1. Mengenal Protokol HL7 2. Membaca pesan HL7 G. Lembar Kerja 1. Protokol HL7

(26)

3. Sebutkan terminologi HL7 untuk "Male" (Laki-laki)

4. Kode HL7 untuk "Wife" (Istri)

5. Sebutkan terminologi HL7 untuk "Wife" (Istri)

H. Evaluasi

(27)

Acara : 5

Pokok Bahasan : Rekam Medik Elektronik Acara Praktikum : Mengenal Menu RME Alokasi Waktu : 3 X120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menjelaskan menu pada EMR.

B. Dasar Teori

1. Dasar hukum penerapan RME

Sarana pelayanan kesehatan boleh menyelenggarakan rekam medis elektronik sesuai dengan Permenkes no 269 tahun 2008 Bab II pasal 2 bahwa: “Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri” (Kementrian-Kesehatan-RI, 2008).

Hal ini didukung oleh UU RI no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik suatu informasi harus berbentuk tertulis atau asli. Informasi Elektronik dan atau Dokumen Elektronik dianggap sah sepanjang informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu keadaan. Tanda tangan elektronik juga memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut: Data pembuatan tanda tangan elektronik terkait hanya kepada Penandatangan, data pembuatan tanda tangan elektronik pada saat proses penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan, segala perubahan terhadap tanda tangan elektronik yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui, segala perubahan

(28)

tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui Terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa Penandatangannya. terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah memberikan persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait (Pemerintah, 2008). 2. Kegunaan Rekam Medik Elektronik :

Rekam medis elektronik merupakan sistem informasi yang memiliki framework lebih luas dan memenuhi satu set fungsi, menurut (Amatayakul, 2004) rekam medis elektronik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: Mengintegrasikan data dari berbagai sumber (Integrated data from multiple source), mengumpulkan data pada titik pelayanan (Capture data at the point of care), mendukung pemberi pelayanan dalam pengambilan keputusan (Support caregiver decision making), rekam medis elektronik terdapat dalam sistem yang secara khusus dirancang untuk mendukung pengguna dengan berbagai kemudahan fasilitas untuk kelengkapan dan keakuratan data, memberi tanda waspada atau peringatan, memiliki sistem untuk mendukung keputusan klinik dan menghubungkan data dengan pengetahuan medis serta alat bantu lainnya. 3. Model Sukses Implementasi Rekam Medik Elektronik:

Ada enam faktor yang menyebabkan suksesnya implementasi rekam medis elektronik diantaranya:

a. Proses bisnis yang jelas

Penilaian terhadap proses bisnis pelayanan sangatlah perlu untuk mengetahui seberapa jelas alur bisnis di pelayanan kesehatan, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan. Bila proses bisnis jelas, maka akan diketahui hambatan-hambatan penerapan rekam medis elektronik.

b. Dukungan dokter

Dukungan dokter untuk implementasi rekam medis elektronik sama dengan dukungan manajemen organisasi. Bila implementasi rekam medis tidak didukung oleh para dokter, maka implementasi menjadi gagal.

c. Perhatian utama dalam proyek

Penggunaan rekam medis elektronik di suatu pelayanan kesehatan merupakan kebanggaan tersendiri bagi organisasi pelayanan kesehatan sehingga banyak organisasi pelayanan kesehatan ingin

(29)

mengimplementasikannya bahkan tanpa memperdulikan dukungan dokter.

d. Fase perencanaan

Perencanaan awal implementasi rekam medis elektronik merupakan suatu hal yang sangat penting. Perencanaan meliputi sasaran, tujuan, sumber daya, waktu dan lain sebagainya. Perencanaan yang baik akan menentukan keberhasilan implementasi rekam medis elektronik.

e. Kekuatan skill (kemampuan) manajemen proyek

Perlu memperhitungkan jumlah dan spesifikasi tenaga yang akan membuat rekam medis elektronik atau bila dalam organisasi tidak ditemukan tenaga yang ahli untuk membuat aplikasi, maka dapat memanfaatkan vendor. Kemampuan tenaga kesehatan/ dokter dalam mengembangkan rekam medis elektronik, perlu juga dipertimbangkan. Bila kurangnya kemampuan, maka dapat ditambah dengan pelatihan penggunaan rekam medis elektronik.

f. Rekayasa ulang proses bisnis

Aplikasi rekam medis elektronik dapat diintegrasikan dengan aplikasi di bagian lain seperti bagian keuangan untuk menentukan biaya pelayanan dari data medis (Mackinnon & Wasserman, 2009).

4. Tantangan penggunaan rekam medis elektronik

Tantangan dalam pre-implementasi rekam medis elektronik adalah permasalahan penggunaan teknologi informasi, yaitu kebutuhan dokter terhadap penggunaan teknologi serta diperlukan pelatihan sebelum menggunakan teknologi. Perlu diperhitungkan kebutuhan desain tempat kerja untuk kelancaran pelayanan serta tingginya praktisi yang resisten terhadap perubahan karena mereka telah terpola dan masih senang dengan pekerjaan lama, yaitu menggunakan rekam medis kertas. Alur kerja dengan rekam medis elektronik dinilai efektif namun untuk pre-implementasi peningkatan produktifitas belum dapat dirasakan karena masih dalam fase adaptasi. Keamanan dan kualitas data pasien masih diragukan, biaya yang tinggi dalam adopsi rekam medis elektronik serta gaji praktisi yang akan dibayarkan sesuai dengan produktivitas (Zandieh, et al., 2008).

(30)

I. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam mengenal menu EMR ini antara lain: 1. Alat tulis

2. Komputer 3. LCD Projector 4. RM-Elektronik J. Prosedur Kerja

1. Memperkenakan menu RME

2. Mahasiswa melakukan simulasi pengisian RME 3. Mahasiswa diminta untuk menyebutkan menu RME

4. Mahasiswa diminta membedakan antara sistem informasi kesehatan dan RME K. Lembar Kerja

(31)
(32)

A. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

Acara : 6

Pokok Bahasan : Sistem Pendukung Keputusan Klinis

Acara Praktikum : Mengidentifikasi Sistem Pendukung Keputusan Klinis.

Alokasi Waktu : 2 X 120 Menit

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat mengidentifikasi menu Sistem Pendukung Keputusan Klinis serta mampu mengoprasikannya.

B. Dasar Teori

1. Definisi Sistem pendukung keputusan klinis

Sistem pendukung keputusan klinis atau clinical decision support system adalah sistem komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan klinis bagi dokter terhadap pasiennya. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan medis (Berner, 2009).

2. Pelaksanaan CDSS

Faktor yang berkorelasi utama pelaksanaan CDSS sukses adalah : Memberikan peringatan/ pengingat secara otomatis sebagai bagian dari alur kerja, memberikan saran pada waktu dan lokasi dimana keputusan

(33)

sedang dilakukan, memberikan rekomendasi ditindaklanjuti dan komputerisasi seluruh proses pelayanan.

3. Gambaran proses CDSS secara umum

Sumber : (Kong, et al., 2008)

Gambar 3. Mekanisme Clinical Decision Support Systems

Berdasarkan gejala-gejala dan tanda-tanda klinis serta hasil laboratorium dan penunjang yang lain, data di input ke dalam mesin komputer di program CDSS, lalu komputer berdasarkan pengetahuan yang berasal dari data base pasien dalam rekam medis elektronik serta data base diagnosis dan terapi sebelumnya memberikan mekanisme penyimpulan, sehingga diperoleh keputusan tentang diagnosis, terapi serta rekomendasi yang tepat untuk pasien.

CDSS mempunyai kemampuan membuat kesimpulan. Oleh karena itu sangat penting membangun pengetahuan pada sistem sehingga dapat menghasilkan keputusan klinis yang tepat (Kong, et al., 2008).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam desain implementasi CDSS, yaitu alur kerja pelayanan kesehatan, sehingga sistem yang akan dibuat sesuai dengan alur kerja, data-data yang akan menjadi input dalam sistem CDSS seperti data riwayat pasien dalam rekam medis elektronik, sehingga dapat diintegrasikan dalam sistem dan dapat dijadikan pedoman untuk penilaian atau penegakan

Clinical signs, symtoms laboratory results……

Diagnostic & tEHRapeutic recommendations

(34)

system, sehingga CDSS lebih efektif meningkatkan keselamatan pasien, reminder sebagai tanda waspada terhadap interaksi obat yang dapat menimbulkan reaksi alergi terhadap pasien atau bertentangan dengan riwayat pasien sebelumnya juga duplikasi pemeriksaan.

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam Mengenal Menu Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Klinis serta mampu mengoprasikannya ini antara lain:

1. Alat tulis 2. Komputer 3. LCD Projector

4. Aplikasi CDSS penentu diagnosis untuk tenaga paramedis D. Prosedur Kerja

1. Memperkenalkan menu CDSS penentu diagnosis untuk tenaga paramedis 2. Mahasiswa melakukan simulasi pengisian CDSS

3. Mahasiswa diminta untuk menyebutkan menu CDSS 4. Mahasiswa menjelaskan kembali tentang CDSS E. Lembar Kerja

(35)
(36)

B. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

Acara : 7

Pokok Bahasan : Cost Benefit Analysis Penerapan EHR Acara Praktikum : Menghitung Cost Benefit Penerapan EHR. Alokasi Waktu : 3 X 120 Menit

(37)

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menghitung Cost Benefit Penerapan EHR.

B. Dasar Teori

Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode ‘Cost & Benefits Analysis’.

1. Procurement Cost

Biaya pengadaan adalah semua biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pengadaan hardware.

Seperti: biaya konsultasi pengadaan hardware, biaya pembelian hardware, biaya instalasi hardware, biaya fasilitas (ruang, ac, dll.), biaya modal untuk pengadaan hardware, biaya manajerial dan personalia untuk pengadaan hardware.

2. Start Up Cost

Biaya persiapan operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan sebagai upaya membuat sistem siap untuk dioperasionalkan.

Seperti : pembelian software system informasi berikut instalasinya, biaya instalasi perangkat komunikasi/jaringan, biaya reorganisasi, biaya manajerial dan personalia untuk persiapan operasional.

3. Project Related Cost/ Biaya Proyek

Biaya yang berkaitan dengan biaya mengembangkan sistem termasuk biaya penerapannya.

Biaya analisis system; seperti biaya mengumpulkan data, biaya dokumentasi (kertas, fotocopy, dll), biaya rapat, biaya staff analis, biaya manajerial dalam tahap analisis sistem; biaya disain sistem; seperti biaya dokumentasi, biaya

(38)

rapat, biaya staff analis, biaya staff pemrograman, biaya pembelian software aplikasi, biaya manajerial dalam tahap desain sistem.

Biaya penerapan sistem; seperti biaya pembuatan form baru, biaya konversi data, biaya pelatihan sumber daya manusia, biaya manajerial dalam tahap penerapan sistem.

4. Ongoing and Maintenance Cost

Ongoing and Maintenance Cost atau biaya operasional adalah biaya untuk mengoperasikan sistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik. Sedangkan biaya perawatan adalah biaya untuk merawat sistem dalam masa pengoperasionalannya.

Yang termasuk biaya operasi dan perawatan sistem adalah : biaya personalia (operator, staff administrasi, staff pengolah data, staff pengawas data), biaya overhead (telepon, listrik, asuransi, keamanan, supplies), biaya perawatan hardware (reparasi, service), biaya perawatan software (modifikasi program, penambahan modul program), biaya perawatan peralatan dan fasilitas, biaya manajerial dalam operasional sistem, biaya kontrak untuk konsultan selama operasional sistem, biaya depresiasi.

Biaya operasional dan perawatan biasanya terjadi secara rutin selama usia operasional sistem.

5. Komponen Manfaat

a. Manfaat atau efisiensi yang didapat dari pengurangan biaya.

b. Manfaat atau efektifitas yang didapat dari pengurangan kesalahan-kesalahan. c. Manfaat atau efisiensi yang didapat dari peningkatan kecepatan aktivitas. d. Manfaat atau efektifitas yang didapat dari peningkatkan perencanaan dan

pengendalian manajemen. 6. Tangible benefits

a. Efisiensi biaya operasional b. Efisiensi biaya telekomunikasi c. Efisiensi kesalahan proses d. Peningkatan penjualan

(39)

e. Efisiensi biaya persediaan f. Efisiensi kredit tidak tertagih 7. Intangible Benefits

a. Peningkatan pelayanan b. Peningkatan kinerja sdm

c. Peningkatan keputusan manajerial

8. Metode Penghitungan Cost Benefit Analysis a. Payback period method

Penilaian proyek investasi menggunakan metode ini didasarkan pada lamanya investasi tersebut dapat tertutup dengan aliran-aliran kas masuk, dan faktor bunga tidak dimasukan dalam perhitungan ini.

Misal :

Sebuah Proyek Sistem Informasi Manajemen bernilai Rp. 20.000.000 cash inflow tiap tahunnya adalah sama, yaitu sebesar Rp. 6.000.000 Maka periode pengembalian investasi ini adalah : Rp. 20.000.000,-/Rp. 6.000.000,- = 3,333 tahun.

Ini berarti proyek investasi sistem informasi manajemen tersebut akan tertutup dalam waktu 3 tahun 3 bulan.

b. Return On Investment

Metode pengembalian investasi digunakan untuk mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya.

(40)

Manfaat : Manfaat tahun ke 1 = Rp. 346.000.000,- Manfaat tahun ke 2 = Rp. 440.000.000,- Manfaat tahun ke 3 = Rp. 565.000.000,- Manfaat tahun ke 4 = Rp. 627.500.000,- + Total Manfaat = Rp. 1.978.500.000,- Biaya : Biaya tahun ke 0 = Rp. 788.500.000 Biaya tahun ke 1 = Rp. 61.000.000,- Biaya tahun ke 2 = Rp. 67.500.000,- Biaya tahun ke 3 = Rp. 79.000.000,- Biaya tahun ke 4 = Rp. 85.250.000,- + Total Biaya = Rp. 1.081.250.000,- ROI untuk proyek ini adalah sebesar :

= ((Rp. 1.978.500.000 – Rp. 1.081.250.000,-)/ Rp. 1.081.250.000,-) x 100%

= 82,98 %

Apabila suatu proyek investasi mempunyai ROI lebih besar dari 0 maka proyek tersebut dapat diterima. Pada proyek ini nilai ROI nya adalah 0,8298 atau 82,98%, ini berarti proyek ini dapat diterima, karena proyek ini akan memberikan keuntungan sebesar 82,98% dari total biaya investasinya.

c. Net Present Value Method

Metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang.

Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi cash inflow atau arus dari uang.

(41)

d. Internal Rate of Return Method

Sama seperti NPV metode tingkat pengembalian internal atau IRR juga merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang.

IRR, kita justru akan menghitung tingkat bunga tersebut. Tingkat bunga yang akan dihitung ini merupakan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari tiap-tiap cash inflow yang didiskontokan dengan tingkat bunga tersebut sama besarnya dengan nilai sekarang dari initial cash outflow atau nilai proyek.

Dengan kata lain tingkat bunga ini adalah merupakan tingkat bunga persis investasi bernilai impas, yaitu tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan.

(Prabantoro, 2000)

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam menghitung cost benefit analysis antara lain. 1. Alat tulis

2. Komputer 3. LCD Projector D. Prosedur Kerja

1. Menentukan kebutuhan klinik untuk menerapkan sistem informasi, termasuk jumlah, umur ekonomis dan harga satuannya.

(42)

E. Lembar Kerja

(43)
(44)

F. Evaluasi

Penilaian dilakukan dari lembar kegiatan dan presentasi.

Acara : 8

Pokok Bahasan : Penerapan EHR

Acara Praktikum : Menyusun Rancangan Penerapan EHR. Alokasi Waktu : 2 X 120 Menit

(45)

Tempat : Ruang Praktikum TI

A. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah selesai tatap muka diharapkan mahasiawa dapat menyusun rancangan penerapan EHR.

B. Dasar Teori

Langkah-langkah penerapan EHR 1. Mengumpulkan team eksekutif

Penerapan EHR merupkan investasi yang samgat besar dan dapat mengubah alur pelayanan/ perawatan di rumah sakit, oleh karena itu langkah penting yang harus dilakukan adalah:

a. Mengedukasi dewan pengurus untuk mendapatkan dukungan. b. Membuat tim penerapan EHR

Selain kedua hal tersebut, yang tidak kalah penting adalah mengundang setiap bagian kepala operasi, keuangan, medis, keperawatan, informasi dan sumber daya manusia untuk menentukan visi EHR. Hal ini sangat penting karena tim ini akan bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan dan melibatkan karyawan dan dokter.

Perencanaan harus fokus pada peningkatan kualitas pelayanan, teknologi harus dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan ini.

2. Mengembangkan rencana strategis

Tim eksekutif berkumpul untuk mengembangkan rencana mengembangkan EHR sesuai tujuannya. EHR membantu meningkatkan komunikasi sehingga meningkatkan keselamatan pasien. EHR juga diharapkan dapat bermanfaat untuk upaya kesehatan di masyarakat.

(46)

Menilai apakah sistem informasi yang ada saat ini mendukung penerapan EHR serta menilai apakah aplikasi di rumah sakit sesuai untuk kebutuhan yang akan datang.

4. Mengembangkan rencana proyek

Memilih vendor dengan tetap melibatkan dokter atau tenaga medis lain untuk perencanaan, sehingga EHR benar-benar sesuai kebutuhan.

5. Memulai Perubahan

Merubah alur kerja dengan memperhatikan nilai-nilai budaya kerja. Merubah mekanisme pelayanan namun sebelumnya karyawan diberi pemahaman bahwa perubahan dengan inovasi teknologi informasi diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan.

6. Mendisain kembali alur kerja

Penggunaan teknologi informasi berpengaruh terhadap perubahan alur kerja, sehingga perlu didesain kembali.

7. Implementasi EHR

Awal Implementasi EHR diawali dengan kegiatan pelatihan terhadap pengguna, sehingga pengguna terbiasa dengan sistem baru. Organisasi harus

mempersiapkan staf yang adapat membantu apabila terjadi masalah dengan sistem.

(Chime Collage of Health Care Information Executives, 2010)

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam menyusun rancangan Penerapan EHR analisis antara lain.

1. Alat tulis 2. Komputer 3. LCD Projector 4. Aplikasi StarUML 5. Aplikasi OpenProj

(47)

G. Prosedur Kerja

1. Membuat kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 10 mahasiswa . 2. Membuat simulasi penerapan EHR

3. Membuat skema penerapan EHR dengan StarUML 4. Merencanakan EHR dengan aplikasi Open Proj H. Lembar Kerja

1. Skema penerapan EHR dengan StarUML

(48)
(49)

I. Evaluasi

(50)

Gambar

Gambar 3. Mekanisme Clinical Decision Support Systems

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sensitivitas Agensia Penyebab Penyakit Bakteri pada Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus yang Berasal dari Kampung Lele, Boyolali terhadap Berbagai Antibiotic.. Perbandingan

“ PENGARUH RISIKO KREDIT, PROFITABILITAS, LOAN TO DEPOSIT RATIO , BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL DAN UKURAN BANK TERHADAP KECUKUPAN MODAL BANK KONVENSIONAL

Dalam ketentuan Pasal 21 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis telah memberikan perlindungan, dimana

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang didapat dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran Biologi

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suhu pembakaran optimum 1000ÚC, jumlah maksimum limbah lumpur pengolahan air yang dapat digunakan dalam pembuatan batu bata

'DODP PHPDKDPL PDVDODK VLVZD ODNL ² ODNL WLGDN GDSDW PHQXOLVNDQ GDWD \DQJ GLNHWDKXL GHQJDQ EHQDU GDQ OHQJNDS 'DODP PHQ\XVXQ UHQFDQD SHQ\HOHVDLDQ PDVDODK VLVZD ODNL ² ODNL WLGDN

Sementara itu, perubahan sosial yang cenderung menjadi kendala bagi asimilasi orang Cina dan Melayu-Bangka, adalah: perubahan ekonomi, yakni mulai berkurangnya peranan