• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

Manusia sebagai mahluk sosial adalah manusia yang berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Komunikasi merupakan alat dalam berinteraksi. Melalui komunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan emosional dan meningkatkan kesehatan mentalnya. Hal ini dahulunya telah berhasil dibuktikan oleh Kaisar Frederick II, penguasa Romawi abad ke-13 yang melakukan percobaan terhadap bayi, hasil dari penelitian beliau tersebut berhasil menyimpulkan bahwa manusia tidak dapat hidup jika manusia tidak berinteraksi dan tidak berkomunikasi (Floyd, 2012 : 5). Sedangkan komunikasi menurut Hovland, Janis & Kelley dalam (Miller, 2005:4) adalah suatu proses dimana seseorang atau yang biasa disebut komunikator menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya.

Harold D. Lasswell berpendapat bahwa cara yang tepat untuk menjelaskan arti dari komunikasi adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan, yang salah satu diantaranya adalah : What In Which Channel? atau dengan saluran apa?. Saluran yang biasanya disebut media, media yang di maksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) (Cangara, 2009: 19-25).

Media yang dapat digunakan manusia dalam berkomunikasi sangat beragam. Manusia berkomunikasi pada saat ini dimudahkan oleh perkembangan media komunikasi itu sendiri yang beriringan dengan perkembangan teknologi komunikasi. Pada masa lalu media komunikasi masih terbatas, seperti media alat indera manusia pada komunikasi tatap muka (face-to-face) dan media surat untuk melakukan komunikasi jarak jauh masih membutuhkan waktu yang relatif lama. Pada saat ini media komunikasi telah berkembang pesat yang merupakan tanda dari perkembangan peradaban manusia yang selalu berkembang.

(2)

Sebagaimana hal yang diungkapkan oleh Alvin Toffler dalam (Ardianto, 2011: xiv) tentang perkembangan peradaban manusia yang memiliki tiga gelombang terdiri dari era pertanian, industri dan era reformasi/komunikasi:

Gelombang pertama atau disebut gelombang pembaruan (800 SM-1500 M) pada gelombang ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian yaitu merubah dari kebiasaan berpindah-pindah menjadi menetap disatu tempat. Gelombang kedua (1500 M-1970 M) adalah masyarakat industri, yang disebut “manusia ekonomis” yang rakus yang lahir dari Renaissance (pencerahan Eropa). Gelombang ketiga (1970-2000 M) adalah masyarakat informasi pada gelombang ketiga ini kadang disebut Knowledge Age, pada gelombang ini ditandai dengan ditemukan dan digunakannya satelit telekomunikasi, kabel optik dalam jaringan internet, manusia sudah mulai mampu berkomunikasi melalui kabel optik dalam jaringan internet, manusia sudah mampu berkomunikasi online.

Perkembangan dari teknologi komunikasi, manusia berinteraksi dan berkomunikasi tanpa harus bertatap muka (face-to-face), melainkan bisa melalui telepon dan media komunikasi yang sering digunakan pada masa ini adalah berkomunikasi online dengan jaringan internet.“Internet merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus-menerus berbentuk pesan-pesan elektronik” (Severin & Tankard, 2008: 6).

Kehadiran Internet membuat segalanya menjadi mudah, ekonomis dan efisien. Salah satu alasan mengapa internet cukup diminati pada saat ini dikarenakan internet sudah dapat diakses melalui telephone genggam sehingga memungkinkan untuk menggunakannya kapan saja dan dimana saja.

Didalam kehidupan, manusia berinteraksi dengan beberapa bentuk komunikasi. Komunikasi yang sering digunakan oleh manusia salah satunya adalah komunikasi antar pribadi atau disebut juga komunikasi interpersonal. Komunikasi komunikasi antar pribadi merupakan satu proses sosial dimana orang orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Menurut De Vito dalam (Liliweri, 1997:12) komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain orang dengan efek dan umpan balik langsung.

(3)

Pada masa ini manusia berkomunikasi antar pribadi tidak harus bertatap muka seperti masa lampau. Penyampaian pesan antar pribadi dapat di mediasi oleh perangkat komputer. Kehadiran internet telah melahirkan beberapa inovasi yang dapat mempermudah manusia dalam penyampaian pesan komunikasi. Sebagaimana Walther dalam (Severin & Tankard, 2008: 462) telah memberi sebutan komunikasi hiperpersonal yakni sebutan untuk komunikasi dengan perantara komputer yang secara sosial lebih menarik daripada komunikasi langsung. Walther telah menyadari fenomena yang telah terjadi dikehidupan bersosial, bahwasannya manusia lebih tertarik berkomunikasi dengan perantara komputer daripada komunikasi langsung

Kehadiran teknologi komunikasi baru tersebut memiliki beberapa ciri sebagaimana yang diungkapkan oleh Rogers dalam (Rahardjo, 2011: 8-9) yang menguraikan tiga ciri utama yang menandai kehadiran teknologi komunikasi baru yaitu: interactivity, de-massification, dan asynchronous. Interactivity merupakan kemampuan sistem komunikasi baru (biasanya berisi sebuah komputer sebagai komponennya) saling berhubungan aktif untuk berbicara balik kepada penggunanya hampir seperti seorang individu yang berpartisipasi dalam sebuah percakapan. Dengan kata lain, sifat interaktif komunikasi melalui media baru yang tingkatannya mendekati sifat interaktif komunikasi secara tatap muka. Media komunikasi yang interaktif ini memungkinkan para partisipannya ataupun penggunanya dapat berkomunikasi secara lebih akurat, lebih efektif, dan lebih memuaskan. De-massification atau tidak bersifat massal. Maksudnya, suatu pesan khusus dapat dipertukarkan secara individual diantara partisipan yang terlibat dalam jumlah yang besar. De-massification ini juga bermakna bahwa control atau pengendalian sistem komunikasi massa biasanya perpindah dari produsen pesan kepada konsumen media. Asynchronous bermakna bahwa teknologi komunikasi baru mempunyai kemampuan untuk mengirimkan dan menerima pesan pada waktu-waktu yang dikehendaki oleh setiap individu peserta.

Jejaring sosial atau media sosial (social media) merupakan salah satu inovasi dari internet yang merupakan media baru dan sangat diminati. Media sosial adalah bentuk layanan internet yang ditujukan sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki kesamaan aktivitas, ketertarikan pada bidang tertentu,

(4)

atau kesamaan latar belakang tertentu. Media sosial merupakan struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Media sosial menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Media sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Layanan media sosial berupa berbasis web, yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging, email, video, chat suara, share music, share

photo, share file, blog, dan diskusi grup.

Media sosial memungkinkan penggunanya mempunyai profil, melihat list yang tersedia, serta mengundang teman atau menerima teman untuk bergabung. Pada era ini media sosial merupakan media online yang sangat diminati dalam berkomunikasi. Media sosial merupakan hal yang wajib dimiliki oleh seseorang pada masa ini. Tidak dapat dipungkiri pada saat ini setiap orang memiliki akun di media sosial yang sedang menjadi trend, karena akun di media sosial tersebut dapat menjadi identitas dari penggunanya.

Untuk membuat sebuah akun di media sosial tidak membutuhkan dana, hal ini yang menyebabkan media sosial banyak digunakan dari berbagai kalangan dan menjadi sangat lumrah untuk dimiliki dalam (Luik, 2011: 113). Media sosial mempermudahkan seseorang untuk memperluas pertemanan dari daerah yang berbeda, baik itu berbeda Provinsi, Negara dan Benua. Namun, kecendrungan pada masa ini yang penulis amati adalah kegunaan media sosial atau jejaring sosial itu sendiri digunakan oleh penggunanya sebagai alat untuk pengungkapkan diri. “Trenholm berpendapat bahwa seseorang memiliki beberapa pertimbangan utama ketika berkomunikasi melalui internet yang sama seperti komunikasi tatap muka (face-to-face), yaitu memiliki kesamaan sikap, saling menyukai satu sama lain, saling melontarkan humor dan permainan kata-kata yang cerdas dan

self-disclosure” (http://repository.usu.ac.id).

Sebagaimana Johnson berpendapat pengungkapan diri atau self-disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang

(5)

berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini tersebut (Supratiknya, 1995 : 14).

Pengungkapan diri atau self-disclosure di media sosial merupakan hal yang biasa dan lumrah pada saat ini, bahkan terkadang media sosial atau jejaring sosial pada saat ini dibuat seperti catatan harian atau lebih seperti buku harian. Apa yang dilakukan semua dapat dibagikan melalui media sosial atau jejaring sosial ini. Apa yang di rasakan atau curahan hati soleh pengguna, lagi dimana, dengan siapa, mau kemana dengan siapa semua diungkapkan dan diberitahukan lewat media sosial atau jejaring sosial. Ketertarikan melakukan pengungkapan diri di dalam media sosial tersebut, karena adanya kecendrungan psikologi komunikator yang ingin mencari perhatian dan komentar dari komunikan. Hal ini berlandaskan oleh banyak survey-survey yang dilakukan.

Seperti halnya hasil dari salah satu survey, yang telah di lakukan yakni tujuh dari sepuluh orang menggunakan jejaring sosial sebagai tempat mencurahkan isi hati. Jejaring sosial dinilai sebagai cara terbaik untuk mendapatkan perhatian. Saat seseorang memperbarui status, sebenarnya mereka ingin mendapatkan simpati dari orang lain (www.psikologizone.com).

Hal ini juga sejalan dengan pendapat dari Dr Ida Ruwaida, sosiolog dari Universitas Indonesia,yang berpendapat bahwa ruang sosial yang makin terbatas dan ikatan emosional yang rendah terutama di kota-kota besar menimbulkan perubahan dalam pola interaksi masyarakat. Akhirnya, teknologi digital menjadi alat untuk menyalurkan emosi alias katarsis lewat media sosial. Sementara, menurut Irwan Hidayana, antropolog dari Universitas Indonesia, ekspresi generasi muda lewat media sosial tidak terlepas dari faktor eksternal yang dialaminya. Misalnya, mereka tidak bisa mengekspresikan perasaannya pada lingkungan terdekatnya, termasuk orangtua. Orang yang tinggal di kos juga tidak bisa curhat pada keluarganya seleluasa orang yang tinggal bersama keluarga.“Seringkali kita menghadapi masalah yang memengaruhi suasana hati, misalnya macet, hujan, dan banjir. Padahal, kita tetap butuh ruang ekspresi. Karena keterbatasan ruang sosial, akhirnya media sosial jadi sarana curhat,” ujar Irwan yang merupakan antropolog dari Universitas Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa dunia maya pun punya kultur sendiri, yang terkadang justru membuat kita terjebak dalam masalah baru (http://female.kompas.com)

Path merupakan media sosial atau jejaring sosial yang akhir akhir ini

(6)

ini Path hanya bisa digunakan oleh pengguna gadget berbasis Android dan iOs. Layanan jejaring sosial Path didirikan oleh Dave Morin, mantan eksekutif Facebook. Path berhasil menyerang kelemahan Facebook yang telah disesaki oleh orang tidak dikenal serta penuh dengan informasi yang kurang relevan. Situs jejaring sosial Path, yang hanya dapat terhubung maksimal 150 orang. Facebook yang semakin gencar menambahkan aplikasi, merombak tampilan, memperluas fitur chatting, dan segalanya yang mendorong pengguna agar terhubung dengan pengguna lain. Namun,

Path hadir dengan kesederhanaan (http://tekno.kompas.com).

Path sangat personal, Path menarik penggunanya untuk berbagi moment

personal dalam hidup anda dengan teman-teman dalam kelompok kecil dibanding jaringan luas hal ini merupakan salah perbedaan Path dengan media sosial lainnya. Sebab pada saat ini seperti keluasan pertemanan di dalam media sosial dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan pengguna itu sendiri. Seperti halnya seseorang mem-posting sesuatu lalu dikomentar oleh orang yang tidak dikenalnya secara personal. “Path the smart journal that help you share life with the ones you

love” (www.Path.com).

Path yang memiliki arti dalam bahasa yaitu “Jalan”. Diluncurkan pada

bulan November 2010. Path telah berkembang untuk memasukkan lebih dari dua juta orang berbagi hidup dengan teman-teman dekat dan keluarga di seluruh dunia. Perusahaan ini berkantor pusat di pusat kota San Francisco (www.Path.com).

Didalam media sosial atau jejaring sosial Path pengguna / pemilik akun dapat berbagi moment baik berupa tulisan di kolom What’s on your mind?. Tulisan yang bisa dikomentari dengan emoticon yang tersedia tersenyum, sedih, tertawa seperti halnya media sosial atau jejaring sosial lainnya. Bangun tidur maupun mau tidur dapat dibagikan di dalam Path dengan cara menyentuh icon bergambar bulan sabit dan memilih pertanyaan Would you like to go to sleep?. Berbagi moment lokasi maksud dari lokasi disini seperti sedang berada dimana dan dengan siapa, hal ini bisa di-share di dalam Path dengan adanya google map yang tercantum di Path tersebut. Kelebihan lainnya adalah berbagi musik lagu-lagu terkenal kepada teman, video, film-film terkenal, dan juga foto dan dapat langsung di edit melalui Path. Path memiliki fitur editing foto yang akan

(7)

Gambar1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3

Setiap postingan moment di dalam Path di jaga kerahasiannya sehingga lebih aman dan nyaman menggunakannnya. Bahkan, siapa teman yang melihat postingan moment dari pengguna tersebut dapat terlihat di Path. Tampilan Path lebih simple dan menarik dikarenakan Path itu sendiri hanya digunakan oleh

gadget berlayar sentuh sehingga dapat lebih menyenangkan menggunakannya dari

pada media sosial atau jejaring sosial yang lainnya. Seperti halnya media sosial yang sudah ada sebelumnya Path juga memiliki fitur untuk connect dengan media sosial lainnya yaitu Facebook, Twitter dan Foursquare. Moment yang di share dalam Path dapat disambungkan dan secara otomatis dapat dishare ke media sosial lainnya yang penggunanya miliki.

Batasan yang diberikan dalam penggunanya untuk bertemanan Path dapat memungkinkan bagi pengguna lebih selektif menerima pertemanan. Selektif dalam menerima pertemanan dan hal ini memungkinkan si pemilik akun hanya menerima orang-orang yang memiliki kedekatan pertemanan (personal

relationship) dengan si pemilik akun tersebut. Hal ini menyebabkan media sosial Path dan yang akan berkomentar atas postingan moment dari si pemilik akun,

merupakan orang yang dikenal saja, tidak seperti media sosial atau jejaring sosial lain yang sebelumnya. Bahkan, ketika seseorang teman berkunjung ke halaman

(8)

profil pengguna, akan ada pemberitahuan kepada pengguna bahwa seorang teman tersebut telah berkunjung untuk melihat profile pengguna.

Dibandingkan dengan banyak followers di Twitter yang tidak dibatasi, banyak teman dan di media sosial Facebook yang mungkin tidak terlalu peduli tentang hal yang biasanya pemilik akun lakukan sehari-hari. Hal ini adalah keuntungan dan kelebihan dari aplikasi Path, yaitu merangkul kelompok jejaring sosial yang lebih kecil dan menikmati komunikasi yang lebih baik, nyaman dan lebih peduli.

Penggunaan Path menjadi media sosial yang dapat menjadi ajang pengungkapan diri seperti media sosial lain yang sebelumnya. Beberapa aplikasi didalam Path tersebut yang memungkinkan seseorang untuk berbagi hal apa yang ia fikirkan, musik apa yang sedang ia dengarkan, film apa yang lagi ditonton, berbagi foto dan video kepada orang yang memiliki pertemanan dengannya di

Path. Secara garis besar pengungkapan diri di media sosial Path lebih mengarah

kepada orang-orang yang memiliki kedekatan interpersonal atau kedekatan hubungan pribadi (personal relationship).

Sebagaimana dijelaskan oleh Verderber et al., dalam (Budyatna & Ganiem, 2011: 36) personal relationship dimana ketika seseorang berhubungan dengan orang lain, mengungkapkan informasi terhadap satu sama lain dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi satu sama lain. Setiap individu juga dapat menggolongkan orang lain ketika berhubungan menempatkan seseorang tersebut sebagai kenalan, teman, dan sahabat kental atau sahabat dekat.

Awalnya Path dibuat sebagai cara untuk posting foto dan video kepada teman dan keluarga, aplikasi ini diluncurkan kembali pada bulan ini sebagai sebuah “jurnal pintar” yang memungkinkan pengguna membagi lebih banyak hal tentang kehidupan mereka. Wakil presiden perusahaan Path yaitu Matt Van Horn mengungkapkan Path adalah jejaring yang lebih kecil yang dibangun untuk orang-orang yang penggunanya cintai seperti teman dekat dan keluarga, Path adalah tempat pengguna untuk membagikan konten yang lebih intim (http://www.bisnis-jabar.com).

Di Indonesia sendiri, Path baru saja digandrungi karena gadget berbasis

(9)

(iphone dan ipad) berhasil menjadi trend atau gaya hidup. Terlihat dari angka penjualan Android yang meningkat di Indonesia, yang perlahan menyingkirkan

blackberry yaitu smartphone yang terkenal mendunia sebelumnya, yang

digunakan oleh semua kalangan.

Menurut International Data Corporation (IDC) tahun 2012 menunjukkan bahwa; Android di Indonesia berhasil menguasai 52% pangsa pasar

smartphone dalam negeri. Darwin Lie (Market Analyst for Client Devices,

IDC Indonesia) mengakatan bahwa pertumbuhan telepon berbasis Android di Indonesia dipicu bukan cuma karena keterjangkauan dari sisi harga, banyaknya aplikasi yang ditawarkan serta makin populernya layar sentuh ikut berpengaruh pada pertumbuhan Android (http://www.tabloidpcplus.com).

Gadget seperti handphone ataupun tablet berbasis Android, iphone dan ipad berbasis iOs sudah menjadi gaya hidup di Indonesia itu sendiri. Peneliti juga

melihat Indonesia sangat tidak mau ketinggalan untuk berkomunikasi melalui media sosial apapun itu, termasuk media sosial Path yang masih dikatakan baru. Indonesia merupakan salah satu Negara yang konsumtif akan media sosial, dari semua kalangan dan golongan termasuk mahasiswa. Gadget termasuk di dalamnya perangkat computer dan smartphone sudah menjadi “makanan” dan gaya hidup mahasiswa terlebih masyarakat di kota-kota besar (http://gayahidup.inilah.com).

Manusia merupakan makhluk dinamis yang terus mengalami perkembangan dan perubahan. Peneliti sadar akan adanya suatu fenomena dimana kebanyakan mahasiswa yang memiliki gadget seperti Android, tablet, iphone dan

ipad yang notabene mengunduh Path. Peneliti juga sadar bagaimana mahasiswa

khususnya mahasiswa Indonesia sangat konsumtif terhadap gadget dan penggunaan media sosial itu sendiri. Mahasiswa Ilmu Komputer merupakan salah satu penjurusan mahasiswa yang sadar akan adanya perkembangan teknologi. Ilmu yang di pelajari oleh Mahasiswa Ilmu Komputer yang merupakan program studi berkenaan dengan komputer dan teknologi informasi sehingga peneliti tertarik untuk meneliti mahasiswa yang berkecimpung dalam bidang tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Path sebagai media sosial yang memiliki fitur yang banyak dan

(10)

masih terbilang media sosial yang baru digunakan untuk melakukan Pengungkapan diri Mahasiswa jurusan Ilmu Komputer di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah maka penulis mefokuskan masalah penelitian ini, sebagai berikut: “Bagaimana Path digunakan sebagai media pengungkapan diri mahasiswi program studi Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik pengguna Path pada mahasiswa/i program studi Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.

2. Mengetahui alasan penggunaan Path dikalangan mahasiswa/i program studi Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.

3. Mengetahui topik pengungkapan diri seperti apa yang diposting Path oleh mahasiswa/i program studi Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berguna dalam memperkaya khasanah penelitian Ilmu Komunikasi.

2. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dan pembaca khususnya Departemen Ilmu Komunikasi khususnya didalam media sosial yang pada masa ini digunakan sebagai pengungkapan diri. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan masalah penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

bernada satu berpola tidak datar seperti dalam teori Dari gabungan dua kata yang diujarkan terbentuk kombinasi jenis nada seperti dalam Tabel 1.3 berikut ini.. Tabel 1.3 Paparan

Jadi dapat disebutkan bahwa lukisan tradisional Pengosekan adalah salah satu gaya seni lukis tradisional Bali yang muncul pada tahun 1980-an, dan merupakan pengembangan dari seni

• Penyusunan kebijakan/peraturan dibidang impor yang ditujukan untuk pemenuhan bahan baku/penolong dan barang modal bagi industri yang berorientasi ekspor, serta mendukung

2.1 Measurement in classical fringe analysis 7 2.2 Schematic diagram of Michelson interferometer 16 2.3 Schematic diagram of Mach-Zehnder interferometer 17 2.4

Kepada Jemaat yang baru pertama kali mengikuti ibadah dalam Persekutuan GPIB Jemaat “Immanuel” Depok dan memerlukan pelayanan khusus, dapat menghubungi Presbiter yang

Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2014, Poltekkes Kemenkes dapat melakukan kerja sama

berbeda. Masing-masing responden akan diberikan 10 daftar tanyaan, kemudiaan akan diakumulasikan hasil dari angket yang sudah diisi oleh responden. Kemudian, setelah

Peramalan dengan metode Bayesian Model Averaging adalah salah satu metode kalibrasi dimana metode ini dilakukan untuk memperbaiki peramalan ensemble yang mempunyai