• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEBUAH TINJAUAN SINGKAT MENGENAI KUALIFIKASI PEMIMPIN DARI PERSPEKTIF KITAB NEHEMIA (4 PASAL PERTAMA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEBUAH TINJAUAN SINGKAT MENGENAI KUALIFIKASI PEMIMPIN DARI PERSPEKTIF KITAB NEHEMIA (4 PASAL PERTAMA)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

43

SEBUAH TINJAUAN SINGKAT MENGENAI KUALIFIKASI PEMIMPIN DARI PERSPEKTIF KITAB NEHEMIA (4 PASAL PERTAMA)

Luke Eka Putra, S.Kom, M.Div Universitas Pelita Harapan

Abstrak

Tema kepemimpinan dalam dunia kita

sekarang menjadi tema yang cukup luas berkembang. Namun faktor-faktor atau kualifikasi apakah yang harus kita ketahui untuk seseorang menjadi seorang pemimpin dari sudut pandang Alkitab? Sehingga dalam memilih seorang pemimpin kita harus tahu apa yang menjadi

kualifikasinya, sehingga pemimpin yang terpilih dapat mengelola dan memberikan sumbangsih bagi sebuah bangsa yang dipimpinnya demi masa depan. Artikel ini bertujuan membuka dan memberikan wawasan secara pengetahuan tentang kualifikasi pemimpin yang layak memimpin dari perspektif kitab Nehemia 1 – 4 melalui metode eksposisi.

Kata-kata kunci : kepemimpinan Nehemia, doa, mengandalkan Tuhan dan tujuan kepemimpinan

Pendahuluan

Situasi dan kondisi bangsa Indonesia sering menjadi topik pembicaraan, khususnya setelah era pemerintahan presiden Soeharto. Dialog dan diskusi tentang pemimpin yang dikaitkan dengan bangsa ini menimbulkan berbagai macam bahasan dan pendapat. Sebagai latar belakang tulisan ini, maka penulis akan menuangkan beberapa pendapat tentang kebutuhan pemimpin seperti apa yang dibutuhkan bagi negara Indonesia, dalam kurun waktu akhir-akhir ini.

(2)

44

1. Menurut Ibnu Wasisto, yang menuliskan Indonesia Darurat Krisis Kepemimpinan, pada kompasiana.com, pada kolom humaniora, tanggal 11 Februari 20191 : Bangsa Indonesia sedang di pertontonkan bagimana meraih simpatik masyarakat dengan pencitraan, kata pencitraan kerap tampil dalam pembahasan sehari-hari beberapa tahun belakangan ini, saya tidak tahu persis kapan kata pencitraan melekat dalam pembahasan politik, tetaptanya dalah hal kepemimpinan pencitraan dilekatkan oelh masyarakat pada orang-orang yang ingin meraih simpati masyarakat demi sebuah dukungan dengan membentuk sebuah citra yang positif ditambah sorotan media 24 jam.

Misalnya pilkadapara calon pemimpin berlomba menampilkan diri sebagai sosok yang dekat dengan rakyat dan paham agama.

Keadaan yang demikian inilah pada akhirnya dimanfaatkan para calon pemimpin sehingga lihatlah para pemenangan pemilu yang lalu, bukanlah orang-orang yang berhasil mencitrakan diri dengan baik tetapi kemenangan mereka digerakan oleh uang. Maka tak pelak lagi, orang-orang yang memenangi pemilu lalu pada umumnya adalah para kaum pragmatis yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan kekuasaan, sungguh ironi negeri ini ketika para pemimpin hanya mengejar syahwat politiknya dan mengabaikan segala bentuk proses yang positif.

Dalam ilmu Manajemen sering kita dengar kata Right thing at the right place dengan apapun objeknya pemimpin harus terbiasa membuat manajemen yang baik maka anda akan merasa kurang, tidak teratur, jika suatu hal tidak di manage dengan baik.

Efektivitas kepemimpinan seseorang juga di tentukan oleh kemampuan dalam "membaca" situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinan agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan siytuasi tersebut.

Penyesuaian dimaksud adalah kemampuan menentukab cirri kepemimpinan dan perilkaku tertentu karena tuntutan situasi. Bernard M.Bass (1990) membagi kepemimpinan menjadi dua tipe yaitu kepemimpinan transformasional dan transaksional. Karakteristik dari kedua kepemimpinan tersebut terghantung pada standar perilaku, nilai dan moral dari individu kepemimpinan.

1

https://www.kompasiana.com/melinanurins8/580cea24927e611c2a8c4b3f/krisis-kepemimpinan-di-indonesia

(3)

45

Pada kepemimpinan transaksional terdapat transaksi atau pertukaran dalam hubungan anatara pemimpin dan bawahanya sedangakn kepemimpinan transformasional

hubungan anatara pemimpin lebih condong pada timbal balik dan berlandaskan kepercayaan. Dan ini benar terjadi di negeri yang kita cintai.

Dalam budaya bugis sifat, dan sikap kepemimpinan yang dipakai seorang pada saat masa kerajaan sehingga mendapat kejayaan seharusnya sih bagus untuk di contoh untuk memilih pemimpin bangsa Indonesia kelak, nilai hidup yang tertanam yaitu getting (bersikap tegas), Tettong riada tongeng (Konsisten pada pendirian), Lempu (jujur), Tongeng (benar).

Itulah sebabnya nilai-nilai para pendahulu kita harus ditanamkan, dijaga dan

direalisasikan oleh pemimpin Indonesia agar ketika bicara kejayaan Indonesia bukan hanya zaman dahulu tapi kini dan nanti, tentu dengan cacatan mengaplikasikan nilai luhur tersebut.

2. Melina Nurindrasari menuliskan opini: Krisis Kepemimpinan di Indonesia pada tanggal 23 Oktober 20162 - Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah "memimpin" digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan

kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Pemimpin sering juga disebut-sebut sebagai sosok yang sangat berpengaruh dalam suatu kaum atau kelompok. Karena cerminan suatu kaum atau kelompok tergantung pada kualitas pemimpinnya. Begitu pula kualitas suatu bangsa yang dapat kita lihat dari sosok pemimpinnya.

Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Dalam islam, pemimpin harus mempunyai empat sifat, antara lain : Sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), dan tabligh (senantiasa menyampaikan kebenaran). Seorang pemimpin yang mempunyai empat kriteria tersebut merupakan sosok pemimpin sejati. Pemimpin yang dibutuhkan dan pemimpin yang diidamkan oleh anggotanya.

2

https://www.kompasiana.com/melinanurins8/580cea24927e611c2a8c4b3f/krisis-kepemimpinan-di-indonesia

(4)

46

Saat ini di negara kita tercinta sedang terjadi krisis kepemimpinan. Pada saat ini pula banyak pemimpin yang hanya sekedar "memimpin" tetapi tidak mencerminkan perilaku seorang pemimpin. Mereka tidak jujur, mereka membohongi rakyatnya, mereka melupakan janji-janji manis yang telah mereka berikan, mereka perlahan-lahan menggerogoti kekayaan negeri ini untuk keuntungan dan kepuasan mereka sendiri. Apa yang salah dengan bangsa ini? Bangsa yang dulunya dikenal dengan persatuannya, gotong-royongnya, tetapi sekarang nyatanya Indonesia tak lagi seperti Indonesia yang dikenal. Ia tak lagi ramah, ia tak lagi indah. Semua sirna perlahan dan berganti menjadi Indonesia yang menyedihkan.

Apakah bangsa ini akan menjadi lebih buruk di masa yang akan datang? Jawabannya ada pada generasi muda saat ini. Mereka lah yang akan meneruskan cita-cita bangsa ini. Mereka juga yang akan menentukan arah dan tujuan bangsa ini. Untuk itu, kita sebagai pemuda haruslah kritis dalam menghadapi persoalan dan permasalahan yang ada. Kita harus belajar menjadi pemimpin sejati, menjadi pemimpin yang visioner, yang peduli dengan anggotanya, dan yang ingin terus belajar dan diajar. Karena masa depan bangsa ada di tangan para pemuda Indonesia saat ini. Kita harus memperbaiki Indonesia yang telah dirusak oleh para pemimpinnya, kita harus bisa mengembalikan citra Indonesia sebagai bangsa yang utuh, yang ramah, dan terkenal akan kesatuan dan persatuannya.

Menanggapi 2 narasumber diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa kualifkasi pemimpin yang diperlukan oleh bangsa ini adalah yang memiliki sifat& karakter yang jujur, dapat dipercaya, cerdas, senantiasa menyampaikan kebenaran, tegas, dan konsisten pada

pendirian. Dengan kesimpulan seperti ini, apakah ini memang kualifikasi yang tepat bagi seorang pemimpin? Bila bertanya secara spesifik, orang yang seperti ini bisakah ditemukan di negara Indonesia? Atau adakah hal lain yang lebih penting dan mendasar dalam diri seorang pemimpin yang bisa memenuhi kualifikasi sehingga layak untuk dipilih? Indonesia baru selesai menyelesaikan pemilu 2019 (Pemilihan umum wakil rakyat dan presiden masa bakti 2019 - 2024). Ada masa-masa dimana ada kekuatiran tentang siapa yang akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia. Karena semua rakyat indonesia ingin dipimpin oleh pemimpin yang berkualitas dan memberikan dampak bagi rakyat Indonesia, mungkin seperti kulaifikasi yang tertuang diatas.

(5)

47

Dalam kontestasi pemilihan presiden dalam jangka waktu 5 tahun,saat itu rakyat Indonesia memiliki 2 pilihan calon presiden, yaitu bapak Joko Widodo dan bapak Prabowo Subianto3. Bapak Joko Widodo adalah seorang yang meniti karier dalam dunia politik dari Wali kota, kemudian menjadi Gubenur DKI Jakarta dan kemudian menjadi Presiden RI yang ke 7. Selain perjalanan karier yang dapat dikatakan baik, beliau juga mendapat penghargaan dari KPK – anti gratifikasi, Bung Hatta Anti Corruption Award - Meutia Hatta serta menjadi Wali Kota No. 3 Terbaik Dunia - The City Mayors Foundation4. Sedangkan bapak Prabowo,dilahirkan dengan nama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo ini sudah banyak pengalaman di berbagai bidang seperti Militer, Pengusaha serta Dunia Politik. Sebelum masuk dalam dunia politik, karier bapak Prabowo sangat baik di bidang militer. Namun beliau juga sering disebut sebagai Jenderal yang diselimuti berbagai kontroversi. Banyak kontroversi dan dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo Subianto saat ia berkarier di bidang Militer. Pada tahun 1983, kala itu masih berpangkat Kapten, Prabowo diduga pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer. Sasarannya termasuk Jenderal LB Moerdani seperti yang diceritakan oleh Letjen Sintong Panjaitan dalam bukunya ‘Perjalanan Prajurit Para Komando‘ terbitan Kompas5.

Dengan adanya 2 pilihan calon presiden, maka secara pemikiran sederhana, rakyat Indonesia bisa dikatakan terbelah menjadi 2, ada yang memilih pak Joko Widodo dan ada juga yang memilih pak Prabowo sebagai calon presiden republik Indonesia. Alasan rakyat Indonesia memilih beragam dan tujuannyapun bisa dikatakan sangat beragam, ada yang menganggap bahwa lebih baik dipimpin oleh bapak Joko Widodokarena jujur dan memiliki semangat

membangun yang luar biasa (mungkin ini yang disebut sesuai kualifikasi diatas), ada juga yang mengatakan bahwa bapak Prabowo lebih layak memimpin bangsa Indoneisa karena memiliki visi dan misi yang lebih tegas dibanding dengan petahana(ini juga yang mungkin sesuai dengan kualifikasi diatas).

Melalui pemilu yang sudah kita lalui, kita perlu bertanya dan belajar, siapa yang sebenarnya lebih layak atau lebih baik memimpin bangsa Indonesia?Apakah harus seperti kesimpulan penulis diatas, seorang pemimpin harus sesuai dengan kualifikasi-kualifikasi

3 https://nasional.kompas.com/read/2018/09/20/17022411/kpu-tetapkan-jokowi-maruf-dan-prabowo-sandi-sebagai-capres-cawapres 4 https://www.viva.co.id/siapa/read/81-jokowi 5 https://www.biografiku.com/biografi-prabowo-subianto/

(6)

48

tersebut? Mengutip bapak Franz Magnis Suseno : Pemilu bukan untuk memilih yang terbaik, tetapi untuk mencegah yang terburuk berkuasa6. Terburuk disini dipahami dengan sudut pandang karakter7. Sedikit menafsirkan untuk memahami kalimat pak Franz Magnis Suseno, maka sebuah bangsa atau organisasi harus ada pemimpin dan yang terburuk tidak boleh berkuasa, sehingga mari kita bertanya lagi dalam kerangka rumusan masalah karena hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan lebih lanjut.

Mari kita berdasarkan kalimat dari pak Franz Magnis Suseno, melontarkan beberapa pertanyaan yang bisa menjadi sebuah pemikiran bersama :

1. Bagaimana bila sebuah bangsa dipimpin oleh seorang yang masuk dalam kategori pemimpin yang buruk yang tidak memenuhi kualifikasi yang telah disimpulkan penulis?

2. Bila sebuah bangsa harus memilih pilihan yang terbaik dari antara yang terburuk untuk menjadi pemimpin, apakah kondisi bangsa tersebut sudah pasti akan buruk karena yang terbaikpun sudah buruk?

3. Sehingga pertanyaan terakhirnya adalah lebih baik ada pemimpin yang buruk memimpin atau lebih baik sebuah bangsa tidak memiliki seorang pemimpin? Bila menjawab 3 pertanyaan diatas, maka saya akan menjawab dengan tegas semuanya belum tentu atau tidak tahu. Namun ada satu hal yang Alkitab catat berkaitan dengan sebuah bangsa yang tidak ada pemimpin.

1. Dalam Hakim-hakim 21 : 25 - Pada zaman itutidakada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuatapa yang benarmenurutpandangannyasendiri. Ternyata ketiadaan pemimpin menghasilkan :

a. Hilangnya sebuah standard yang seharusnya ada dalam masyarakat. b. Rakyat berprilaku menurut apa yang menurutnya benar

c. Akibat terakhir adalah pasti timbul kekacauan8 karena point 1 dan 2

6

https://geotimes.co.id/komentar/pemilu-bukan-untuk-mencegah-yang-terburuk-berkuasa/(Kontek kalimat pak Franz Magnis Suseno sepertinya bukan dalam rangka pemilu 2019)

7

Numerous leadership theories contend that leaders must be people of character (ethical/moral) in order to have the moral authority to influence followers to achieve goals that serve the greater

good.(Mango, 2018) 8

(7)

49

2. Dalam Amsal 11 : 14 - Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada. Sebuah kalimat dari Amsal yang jelas dan tidak perlu penafsiran bahwa sebuah negara tanpa pemimpin jelas akan jatuh.

Oleh karenanya, mari kita simpulkan secara sederhana,

1. Tidak adanya seorang pemimpin mengakibatkan rakyat hidup menurut standard hidup masing-masing, dan dapat dibayangkan bisa mengakibatkan kekacauan dalam

kehidupan sebuah masyarakat

2. Seorang yang terburuk bila mendapat kesempatan untuk memimpin, bisa jadi memberikan dampak yang lebih buruk pada kondisi dimana rakyat tidak ada pemimpin. Namun bisa juga menghasilkan akibat bahwa kondisinya lebih baik daripada sebuah bangsa tidak ada pemimpin, karena

3. Sebuah bangsa tanpa pemimpin akan jatuh

Jadi adanya pemimpin bagi sebuah bangsa adalah suatu hal yang wajib atau harus ada.Namun perlu ditemukan lebih lanjut, apa yang harus menjadi suatu kriteria yang seharusnya ada dalam diri seorang pemimpin, untuk bisa memimpin sebuah bangsa atau masyarakat? Apakah cukup sifat dan karakter seperti jujur, tegas, dsb menjadi kriteria yang Alkitab ajarkan untuk menjadi soerang pemimpin sehingga ketika seseorang menjadi pemimpin, mampu memimpin dengan baik dan pemimpin tersebut bisa membangun bangsanya?

Mari kita meneliti dari kitab Nehemia,dan hal ini menjadi suatu pembelajaran dan bekal bagi kita dimasa yang akan datang, untuk kita bisa memiliki pemahaman tentangkriteria seorang pemimpin yang baik dan benar

PEMBAHASAN Pasal 1 – 2 :Flazz news

Nehemia adalah Sebagaipengurusminuman raja(1:11, 2:1),

tugasNehemiamemastikananggur yang akandisajikankepada raja tidakmengandungracun. Hanya orang yang paling dipercayadapatmendudukiposisitertinggiinidalamistana raja PersiaArtahsasta I (465-424 sM).

(8)

50

A cup bearer was much more than a servant. He was more like a personal assistant. He held a position of great privilege and responsibility. And what he did was risky. At each meal, the cupbearer tested the king’s wine to make sure it was not poisoned. (George, 2012)9

Sedikit analisa, bahwa dengan pekerjaan yang Nehemia lakukan saat itu, hidupnya seharusnya dapat dikatakan nyaman. Sebuah kehidupan yang mungkin diminati atau diidam-idamkan oleh orang saat itu, karena sebuah pekerjaan yang dekat dengan penguasa saat itu, dan itu sedikit banyak identik dengan sebuah prestasi dalam kehidupan.

Namun lihatlah, perjalanan hidup Nehemia lebih detail. Hidup Nehemia, tidak berhenti dititik kenyamanan serta kemapanan, namun cerita hidupnya masuk dalam sebuah dinamika yang bisa menjadi sebuah pembelajaran buat para pemimpin10.

Cerita kepemimpinannya bermula dari ketika dia mendengar sebuah berita bahwa :

datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda menyampaikan Yerusalem ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar.Saat itu Nehemia sedang berada di Puri Susan11.

Suatu informasi yang kalau kita pikirkan, secara lokasi sangat berbeda. Yerusalem bangsanya sedang terpuruk dan kehidupannya saat itu mapan dan enak. Yang menghubungkan Nehemia dengan peristiwa runtuhnya tembok Yerusalem, adalah Nehemia seorang Yahudi, dan Yerusalem adalah bangsanya / negaranya12. Sehingga inilah yang membuat Nehemia ingin bertindak bagi bangsanya yang sedang terpuruk13.

I. Invisible power : PRAY14 - Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa15 ke hadirat Allah semesta

9

(George, 2012) 10

Nehemiah, although an ordinary man underneath, emerges as one of the most significant leaders in history. He was highly motivated to do a job for God that had many difficult circumstances surrounding it. (Swindoll, 1981)

11

(Brown G. , 2018) - he was 800 miles away from the problem. 12

He knew exactly why he was going to Jerusalem : to help God’s people and restore God’s reputation. And these reasons fueled his determination. (Wiersbe, 1992)

13

Usaha mereka untuk membaharui kehidupan beragama, sosial dan ekonomi dari kota Ibrani itu berakar dalam rasa kebanggan nasionalis akan tradisi nenek moyang bangsa Ibrani (misalnya Nehemiah 2:3) dan perhatian yang tulus untuk mempertahankan reputasi nama Yahweh di tengah-tengah perlawanan orang-orang kafir. (Andrew E. Hill and John H. Walton, 1991)

14

Having a plan is another important element for developing and maintaining determination. And every plan that Nehemiah devised involved a critical component : prayer. (Wiersbe, 1992)

(9)

51

langit(4). Dan di pasal 1, ditutup dengan informasi bahwa saat itu Nehemia adalah Juru minum raja. Dia bukan seorang pemimpin pasukan, atau seorang penguasa dari suatu daerah. Informasi ini menghantar bahwa paling tidak Nehemia akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan raja ketika dia harus membawakan minuman untuk raja. Sehingga, mari kita lanjutkan ceritanya, apa yang terjadi selanjutnya?

a. Pertaruhan hidup : Nehemia mendapat kesempatan membawakan minuman anggur untuk raja, dan belum pernah terjadi bahwa ketika Nehemia melakukan tugasnya, wajahnya muram / sedih. Belum pernah terjadi karena ada aturan secara tidak langsung bahwa raja tidak mau melihat muka pembawa minumnya sedih atau muram. Sehingga bila raja tidak suka, bisa jadi nyawa yang menjadi suatu pertaruhan. Bisa jadi raja langsung menghukum dengan hukuman mati.Namun reaksi raja justru bertanya kepada Nehemia untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab dari muramnya muka Nehemia. Dan Alkitab mencatat bahwa ketika raja bertanya, Nehemia sangat takut16. Dalam kondisi yang tidak berubah Alkitab mencatat bahwa Nehemia menjelaskan tentang penyebab yang membuatnya sedih / bermuka muram.Penjelasan Nehemia, memunculkan suatu reaksi dari raja, tergerak untuk membantu, sehingga menanyakan apa yang Nehemia inginkan? Suatu kesempatan untuk mengutarakan apa yang ada dalam benak Nehemia. Namun apakah yang menjadi reaksi dari Nehemia?

b. Fast prayer17 - Alkitab mencatat bahwa Nehemia kembali berdoa18. Saya menyebutkan fast prayer karena tidak mungkin Nehemia berdoa sekian lama dan

15

We’re not told exactly how long thiswent on, but some estimate that it could have been at least four months. (Getz, 1995)

16

The reason for this is not given. It might be ascribed to two reasons. First, Nehemiah;s sad countenance in festive circumstances might have angered the king. Second, the great moment had arrived for Nehemiah on which he had sat his heart for the preceding four months. He knew of the failure to rebuild the wall of Jerusalem at the beginning of the reign of Ataxerxes (Ezra 4:23). The king even demanded that all biuilding activities must be stopped. Would the king react favorably to his overtures in such circumstances? It was a moment of great anxiety for Nehemiah. How was the king going to react if he heard of Jerusalem, the rebellious city?(Fensham, 1982)

17

If you wnat to develop determination, the kind of resolve that does not give up in the face of opposition, then follow the example of Nehemiah and take every situation to the Lord in prayer, asking Him how things should be done. (Wiersbe, 1992)

18

Nehemiah realized that “prayer is a necessaryleadership habit that enhances communication with God and secures visionfor ministry”. (Clinton, 1993)

(10)

52

membiarkan raja menunggu jawabannya. Meskipun Alkitab tidak menyebut berapa lama Nehemia berdoa, tapi ayat 5 yang memulai dengan kata kemudian, paling tidak memberikan suatu indikasi bahwa selesai berdoa, Nehemia menjawab pertanyaan raja. Jawaban Nehemia : dia ingin membangun kembali kota

Yerusalem yang runtuh. Atas pemintaan Nehemia, raja Artahsasta adalah memberikan waktu dan juga surat yang diperlukan untuk Nehemia membangun kembali Yerusalem.

c. Invisible action but real - Atas semua itu Nehemia menyimpulkan bahwa bukan karena dia yang menjadi tukang minum raja, maka semuanya berhasil, tapi semua karena tangan Allahku yang murah melindungi aku(2:8).

First Conclusion :Seorang pemimpin seperti Nehemia, tidak sekedar memiliki kepekaan

terhadap kondisi bangsanya (apa yang diperlukan oleh bangsanya dan apa yang harus diperbuat untuk bangsanya) tapi juga memiliki kepekaan terhadap pimpinan dan rencana Tuhan atas hidupnya. Oleh karena itu reaksi pertama adalah berdoa kepada Tuhan (1:11) - Nehemiah realized that “prayer is a necessary leadership habit that enhances communication with God and secures vision for ministry” (Clinton, 1993, p. 7).19

Pasal 3 – 4 : Visible Obstacle

Setelah sampai Yerusalem dan memulai pembangunan, apakah semua berjalan dengan lancar? 1. Pembangunan tembok Yerusalem terkesan lancar, pintu-pintu gerbang terbangun

(pintu gerbang Lebak, pintu gerbang Sampah, pintu gerbang Mata Air, dll) dan tembok Yerusalem juga terbangun kembali. Sampai akhirnya gerombolan dari kelompok Sanbalat marah dan mengolok-olok apa yang sedang dikerjakan oleh Nehemia, sedangkan Tobia, orang Amon juga menghina tembok yang sedang dibangun. Mereka menerima olok-olok dan hinaan. Apakah hanya ini kesulitan yang mereka hadapi? Tidak.

2. Ketika Sanbalat dan Tobia serta orang Arab dan orang Amon dan orang Asdod mendengar, bahwa pekerjaan perbaikan tembok Yerusalem maju dan bahwa lobang-lobang tembok mulai tertutup, maka sangat marahlah mereka. Mereka semua mengadakan persepakatan bersama untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan

19

(11)

53

kekacauan di sana. Ada ancaman yang menghampiri mereka. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya hidup atau bekerja dalam sebuah bayang-bayang ancaman seperti ini?

II. Invisible Hammer : PRAY. Ketika mereka dihina, mereka meminta Tuhan mendengar

bagaimana mereka dihina.Ketika mereka diancam20, kembali mereka berdoa memohon kepada Allah.

Why is prayer so important? Here are the four shortest reasons I know.

1. Prayer makes me wait. I cannot pray and work at the same time. I have to wait to act until i finish praying. Prayer force me to leave the situation with god. It make me wait. 2. Prayer clears my vision. Southern California often has an overhanging weahter

problem in the mornings because of its coastal location until the sun ‘burns through’ the morning fog. Prayer does that. When you first face a situation, is it foggy? Prayer will ‘burn through’. Your vision will clear so you can see through God’s eyes. 3. Prayer quiets my heart. I cannot worry and pray at the same time. I am doing one or

the other. Prayer makes me quiet. It replaces anxiety with a calm spirit. Knees don’t knock when we kneel with them.

4. Prayer activates my faith. After praying i am more prone to trust God. And how petty and negative and crititcal I am when I don’t pray. Prayer sets faith on fire.21

Ketika mereka diolok-olok, mereka berdoa dan terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati, sampai tembok terhubung.

Ketika mereka ancam, kembali mereka berdoa. Namun kali ini ada perbedaan dalam respon Nehemiah. Mereka tidak hanya berdoa tetapi mereka juga berjaga-jaga. Kalau sebelumnya seakan-akan hanya menyerahkan kepada Tuhan melalui doa, sekarang ada tindakan yang sangat bijak dan menunjukkan juga suatu tanggungjawab dengan berjaga-jaga. Ada yang bekerja sambil

20

Ada jenis ancaman yang muncul dalam bagian ini : Ridicule, Planting stories that were lies and Threats and plots (Nehemiah Leadership, 2019 -

https://www.scribd.com/document/420070481/Nehemiah-Leadership) 21

(12)

54

memegang tombak / senjata, dan ada yang berjaga-jaga dari fajar sampai munculnya bintang-bintang22.

Bagaimana bila seumpama responnya dibalik, mereka tidak berdoa namun hanya berjaga-jaga? Bila responnya hanya berjaga-jaga dan tidak berdoa, jelas sekali bahwa Nehemia,

mengandalkan kemampuan dan kekuatannya sendiri, dan jelas ini bukan cirikhas dari Nehemia. Sejak awal dia selalu mengandalkan Tuhan sebelum melakukan proses pembangunan terhadap tembok Yerusalem23.

Dan memang inilah yang menjadi cirikhas dari Nehemia, bahwa mengandalkan Tuhan melalui doa menjadi suatu senjata ampuh dalam menghadapi segala permasalahan. Perhatikan penjelasan dari jawaban doanya, Ketika didengar musuh kami, bahwa rencana mereka sudah kami ketahui dan bahwa Allah telah menggagalkannya, maka dapatlah kami semua kembali ke tembok, masing-masing ke pekerjaannya (4:15). Lihat Allah yang menggagalkan rencana mereka sehingga tembok bisa dibangun kembali.

Mungkin kita bertanya-tanya, dengan cara apa Allah menggagalkan rencana itu? Bagaimana caranya? Alkitab tidak menyebutkan caranya dan waktunya kapan Allah

menggagalkan rencana itu. Namun aktifitas Allah yang dicatat dan hasilnya yang nampak. Itulah cara kerja Allah untuk menolong Nehemia yang menghadapi kesulitan.

Second Conclusion : Permohonan doa yang dipanjatkan pertama menghantar Nehemia memulai pembangunan tembok Yerusalem, namun tidak menyelesaikan semua permasalahan dan tantangan yang terjadi dikemudian hari. Namun Menghadapi tantangan yang muncul dalam proses pembangunan tembok Yerusalem, dan apa yang menjadi andalan nehemia ketika menghadapi permasalahan? kembali Nehemia mengandalkan Tuhan melalui doanya dan sekali lagi, terbukti bahwa Tuhan bekerja dan menolong.

Kesimpulan

22

Nehemiah muncul dengan penuh percaya diri, disamping menaruh harap kepada Allah, dan dia memadukan keduanya dalam hal-hal yang praktis. Ayat terkenal yang menggambarkan hal itu adalah 4:9, menceritakan reaksinya ketika mendengar adanya perlawanan terhadap pembangunan kembali proyek itu.(Andrew E. Hill and John H. Walton, 1991)

23

Nehemiah was the kind of man because he never forsook the God of Abraham, Isaac, and Jacob. He had a great love for the Lord and committed himself to keeping the laws of God in spite of his pagan environment. (Getz, 1995)

(13)

55

Mencegah yang terburuk berkuasa bisa dimengerti yang lebih baik harus mendapat kesempatan memimpin. Dan berkaca dari kisah Nehemiah, maka saya menyimpulkan bahwa salah satu kriteria yang harus ada dalam diri seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki relasi yang baik dengan Allah / kualitas kerohanian yang baik, dan yang bisa kita lihat adalah bagaimana doanya24menjadi sebuah senjata pamungkas atau andalan dalam menghadapi segala masalah yang ada25 dan menjaga visi tetap terlaksana.

Dan inilah principles of Godly Leadership in Nehemiah 1 :  Pay attention to detail (1-2)

 Has a heart for his people (3)  Has a heart for his country (3)  Has a heart for his God (4)

 Is a person devoted to prayer (4-11)  Has great respect for the Lord (5)

Seperti yang menjadi penjelasan dalam : Studying nehemiah’s Story is a little like listening to a concerto. Just as a musical concerto features a soloist, this lieterary concerto features Nehemiah. He was not the director, God was the Director. The soloist, however, played his instrument with beaitiful technique.(Swindoll, 1981). Satu poin yang sangat penting, Allah yang mengarahkan dan berkuasa atas segala pemimpin yang berkuasa.

Nehemiah was truly an amazing man! But he was just a man—like you. What set him apart? What made him a leader after God’s own heart? He forged an iron- like faith in God. He was consistently positive. He focused on what needed to be done: He challenged the people of Israel, “Let us build the wall of Jerusalem” (Nehemiah 2:17). And he trusted God and looked to Him for His promised

strength: Those who trust in the LORD will find new strength. They will soar high on wings like eagles. They will run and not grow weary. They will walk and not faint

24

Inthe past Nehemiah has alwaysseemed to this reader to be rather likea s u p e r - saint - always doing justthe right thing, his faith alwaystriumphant, always dependent onGod through prayer and spiritualdiscipline - w hat 1 gained fromthis study was an appreciation ofNehemiah as a person beset withproblems. (Brown R. , 1998)

25

Of all the vital strategies Nehemiah employed, prayer remains the first and foremost, which is why it is intentionally listed first in this essay. It is only through our relationship with God that we are capable of reaching our true purpose.(Patton, 2017)

(14)

56 (Isaiah 40:31 NLT)26.

Nehemia memang seorang tokoh yang luar biasa dalam kisah pembangunan tembok Yerusalem, dan memang sulit menemukan tokoh pemimpin seperti dia. Dalam konteks dunia kita sekarang, hal ini memang menjadi suatu kriteria yang sangat sulit untuk ditemukan dan diketahui. Namun inilah yang diajarkan oleh Alkitab kita dalam menemukan seorang pemimpin yang baik.

Implikasi kepimpinan Nehemia bagi gereja masa kini

Menuliskan apa yang bisa menjadi implikasi langsung bagi kepemimpinan gereja masa kini dan menurut hemat saya juga pada yang akan datang, maka ada 3 implikasi yang mungkin bisa menjadi rangkaian yang menghasilkan suatu tindakan nyata bagi pemimpin gereja. 3 rangkaian implikasi ini adalah :

1. Aspek Rohani - Setia melalui doa

Dalam kehidupan Nehemia, Nehemia menyadari akan pentingnyadoa

dalamkehidupannya, apalagi menghadapi suatu situasi yang saat itu sedang dia rasakan dan semuanya ada diluar kendalinya. Dan kita dipertontonkan dalam pasal 1 & 2, Nehemia memulai semua yang ingin dia kerjakan dengan berdoa, bahkan untuk menjawab pertanyaan rajapun, dia berdoa. Mungkin kita perlu bertanya, apa yang membuat Nehemia setia melalui doa?

 Allah sendiri yang memerintahkan kita untuk berdoa (Mazmur 145:18, Matius 26:41, Efesus 6:18)

 Allah bertindak ketika kita berdoa dan Ia selalu dapat melakukan lebih banyak dalam hitungan detik daripada yang dapat kita lakukan dalam hitungan jam atau minggu atau bahkan, tahun.27

Disinilah kita bisa menyimpulkan bahwa melalui doa kita tidak mengandalkan kekuatan diri kita sendiri, namun melalui doa kita mengandalkan kekuatan Allah yang melampui segala kuasa yang ada di dalam dunia ini, dan tidak ada yang sanggup melawan kuasa Tuhan

Begitupula dengan pemimpin gereja masa kini, bahwa tidak bisa tidak harus setia berdoa karena dengan berdoa, maka pemimpin gereja dalam menjalankan tugasnya sebagai

26

(George, 2012) 27

(15)

57

seorang pemimpin gereja akan mengandalkan kekuatan dari Tuhan dalam menghadapi berbagai macam tantangan dan masalah yang dihadapi ketika menggembalakan umat yang Tuhan percayakan kepadanya.

2. AspekIntegritas (tanggung jawab)

Dengan setia dalam doa kepada Tuhan, maka diharapkan memunculkan kehidupan yang berintegritas dalam kehidupan seorang pemimpin gereja. Mengapa penulis

menunjuk kepada aspek integritas? Karena menurut John C. Maxwell, “Melalui integritas, seorang pemimpin akan dapat: membangun kepercayaan kepada pengikutnya, memiliki nilai pengaruh yang tinggi, memberikan standar-standar yang tinggi, memiliki tujuan sebelum memimpin orang lain, membantu seorang pemimpin menjadi kredibe, bukan hanya pandai saja serta dapat memenangkan sesuatu yang sulit melalui pertarungan yang tepat”.28 Dan hal ini yang bisa kita temukan juga dalam kehidupan Nehemia. Meskipun Alkitab mencatat Nehemia sebagai juru minum raja, namun ia melaksanakan tugas dan tangung jawabnya yang dipercayakan kepadanya dengan penuh tanggung jawab serta setia kepada pekerjaannya. Paling tidak ketika beban pergumulannya berat dan membuat wajahnya muram, dia tetap menjalankan tugasnya, sempai raja mengetahui kondisinya (Nehemia 2 : 2). Nehemia ingin membangun kotanya, tapi dia harus tetap bertanggung jawab kepada tugasnya, tidak mungkin pergi membangun kotanya dan tidak

melaksanakan tanggung jawabnya. Mungkin orang sering berpikir, itu mudah, tinggal cari pengganti dan seakan-akan semua aman. Namun Nehemia, tidak melakukan itu. Dia tetap melaksanakan tugasnya. Mungkin karena raja mengenal bahwa Nehemia orang yang bertanggung jawab dan memiliki integritas, maka raja memberikan kepercayaan untuk membangun tembok Yerusalem.Hal ini terulang ketika Nehemia memimpin orang-orang yang dalam pembangunan tembok Yerusalem, orang-orang tersebut percaya kepada apa yang Nehemia printahkan.

Nehemia adalah sosok pemimpin yang tidak hanya pandai untuk berkata-kata tetapi dia juga membuktikan lewat tindakan, sehingga banyak orang yang percaya kepadanya. Integritas merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan roda

28

(16)

58

kepemimpinandantanpa integritas tidak ada harapan bagi terwujuudnya kehidupan yang langgeng.29

Demikian pula seorang pemimpin gereja yang ada di dalam area kerohanian, haruslah haruslah memiliki rasa tanggung jawab dan integritas. Sebab tanpaitu semua, pemimpin tidak akan mampu mencapai keberhasilan dalam kepemimpinannya, tidak akan mampu menggembalakan jemaat yang Tuhan percayakan dan panutan bagi umatnya.

3. Aspek Visi & Misi

Setelah memiliki kualitas doa, diharapkan pemimpin memiliki integritas dalam memimpin, dan saat memimpin bisa memiliki visi dan misi yang jelas, tahu apa yang sedang dia kerjakan bagi umat gembalaannya dan tidak fokus kepada dirinya sendiri. Bila Nehemia dipanggil untuk membangun tembok Yerusalem, maka gereja dan pemimpin gereja harus mengingat bahwa gereja dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia (Matius 5 : 13 – 14). Itulah yang harus dilakukan oleh pemimpin gereja masa kini. Meski godaan namanya menjadi terkenal itu besar, tapi belajar dari Nehemia, seorang pemimpin harus fokus kepada umat yang dipercayakan Tuhan kepadanya untuk menjadi garam dan terang dunia.

BIBLIOGRAPHY

Alkitab

Andrew E. Hill and John H. Walton. (1991). A survey of The Old Testament. Grand Rapids, Michigan: Zondervan.

Bowlig, J. C. (2001). Kepemimpinan Penuh Kasih Karunia. Jakarta: Metanoia

Brown, G. (2018). Nehemiah: Becoming a Godly Leader: The Bible Teacher's Guide. Gregory Brown.

Brown, R. (1998). The Message of Nehemiah. God's Servant in a Time of Change (BST). Leicester: IVP.

29

(17)

59

Clinton, J. R. (1993). The Making of a Leader : Recognizing the lessons and stages of leadership development. IL: Navpress.

Fensham, F. C. (1982). The Books of Ezra and Nehemiah. Cambridge: Wm. B. Eerdmans.

George, J. (2012). A leader after God's own heart : 15 ways to lead with strength. Eugene, Oregon: Harvest House Publishers.

Getz, G. A. (1995). Nehemiah Becoming a Disiplined Leader. Nashville: Brodman and Holman. Mango, E. (2018). Rethinking Leadership Theories. Open Journal of Leadership, 57-88.

https://mediaindonesia.com/ https://nasional.kompas.com/ https://www.viva.co.id/ https://www.biografiku.com/ https://geotimes.co.id/ https://www.kompasiana.com/ https://www.scribd.com/ https://www.desiringgod.org/

Maxwell, J. C. (2001). Mengembangkan Kepemimpinan di Sekitar Anda. Jakarta: Mitra Media. Patton, C. (2017). WHAT MADE NEHEMIAH AN. The Journal of Applied Christian leadership, 8-14.

Swindoll, C. R. (1981). Hand me another brick. New York: Bantam Books.

Referensi

Dokumen terkait

Informasi keuangan di atas per 31 Desember 2014 diambil dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil (penanggung

(a) Nyatakan satu tabiat yang boleh mengganggu proses hidup manusia.. (i) Nyatakan tabiat buruk yang dilakukan oleh

Kegiatan UPMF FTEK dalam menjalankan fungsi penjaminan mutu internal fakultas selama tahun 2020 telah dilakukan, yaitu dengan pemantauan proses belajar mengajar melalui pemantauan

Dari penelitian tentang kemampuan generik pada pembelajaran Biologi yang dilakukan oleh Rahman (2008) diperoleh hasil bahwa Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan

1) Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi acuan pemahaman bagi perusahaan mengenai pengungkapan sustainability report dan pengaruh

maksimal, mengingat ruang penyimpanan yang kurang efektif; Proses pendistribusian logistik BPBD Provinsi Sulawesi Selatan mempertimbangkan kerawanan bencana tiap daerah;

Salah satu unsur dari keputusan yang dimaksud bahwa keputusan tersebut dibuat oleh Badan atau pejabat Tata usaha Negara.Menurut Pasal 1 angka 2 UUPTUN yang dimaksud

Hasil pengujian menunjukkan bahwa watermark hasil ekstraksi tidak mengalami perubahan dari watermark asal yang disisipkan pada semua jenis audio dan semua variasi