RISET HARIAN RISET HARIANRISET HARIAN RISET HARIAN
RISET HARIAN Rabu, 27 April 2011Rabu, 27 April 2011Rabu, 27 April 2011Rabu, 27 April 2011Rabu, 27 April 2011 HIGHLIGHT
HIGHLIGHTHIGHLIGHT HIGHLIGHT HIGHLIGHT
MARKET PREVIEW MARKET PREVIEWMARKET PREVIEW MARKET PREVIEW MARKET PREVIEW BEI STATISTIC BEI STATISTIC BEI STATISTIC BEI STATISTIC BEI STATISTIC
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET COMMODITIES COMMODITIES COMMODITIES COMMODITIES COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET GRAFIK IHSG
GRAFIK IHSGGRAFIK IHSG GRAFIK IHSG GRAFIK IHSG
Perdagangan saham kemarin didominasi aksi jual investor terutama terhadap sejumlah saham big-caps seperti ASII dan TLKM. Hampir sepanjang perdagangan indeks bergerak di teritori negatif dengan rentang 47 poin. Level Support IHSG di kisaran 3745 terlihat cukup kuat. Setelah sempat terkoreksi hingga level 3743, pelaku pasar melakukan pembelian balik sehingga berhasil membuat IHSG ditutup di 3774,871, atau terkoreksi 13,669 poin (0,36%). Aksi beli terutama melanda saham-saham Grup Bakrie seperti ENRG, ELTY, UNSP, dan DEWA. Hal ini merespon pertumbuhan labanya pada kuartal pertama 2011 yang melampaui ekspektasi pasar sebelumnya. Nilai transaksi di Pasar Reguler mencapai Rp.3,13 triliun dengan asing melakukan penjualan bersih Rp.126,68 miliar. Koreksi sejumlah harga saham unggulan dalam dua hari terakhir dinilai bersifat temporer. Pelaku pasar akan kembali mengakumulasi saham-saham tersebut mengingat kinerja usahanya yang tumbuh cukup kuat pada kuartal pertama tahun ini. Dari sentimen kawasan, koreksi yang terjadi di bursa Indonesia juga paralel dengan yang terjadi pada sejumlah bursa Asia lainnya. Investor saat ini masih mengambil sikap wait
and see menunggu sinyal yang akan diberikan oleh The
Fed pekan ini terkait dengan keberlangsungan kebijakan ‘dana murah’ yang selama ini diterapkan. Apabila The Fed mempertahankan kebijakannya tersebut, dipastikan dana-dana asing akan terus mengalir ke pasar Asia. Perdagangan hari ini diperkirakan masih akan bervariasi dengan aksi beli selektif akan mewarnai perdagangan terutama merespon keluarnya laporan keuangan emiten kuartal pertama. IHSG diperkirakan akan berpotensi
rebound terbatas dan akan kembali berusaha menembus
level 3800. Saham-saham tambang logam dan batubara berpeluang menguat. Dengan dukungan beberapa saham lapis dua dan tiga.
IHSG 3745-3830
- Laba bersih ENRG Q1 2011 Rp. 14,4 miliar. - Laba AALI naik 140%.
BERITA TERKINI BERITA TERKINI BERITA TERKINI BERITA TERKINI BERITA TERKINI
Laba Astra Agro Naik 140% Jadi Rp 682 Miliar.
Laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) melonjak 140% di triwulan I-2011 menjadi Rp 682,23 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 284,209 miliar. Naiknya laba ini didorong pertumbuhan penjualan juga harga jual minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Penjualan AALI naik 69% di tiga bulan pertama tahun ini menjadi Rp 2,76 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,63 triliun. Beban penjualan juga ikut naik di triwulan I-2011 menjadi sebesar Rp 1,69 triliun, lebih tinggi dari beban penjualan tahun lalu pada periode yang sama sebanyak Rp 1,07 triliun. Perseroan juga mencatat kenaikan laba usaha dari Rp 437 miliar di tiga bulan pertama tahun 2010 menjadi sebesar Rp 919 miliar tahun ini. (Detikcom)
Pemerintah Minta Telkom Setor Dividen Rp 6,34 Triliun. Pemerintah berniat meminta porsi setoran
dividen sebanyak 55% dari laba bersih PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tahun 2010. Jumlahnya setoran dividennya sekitar Rp 6,34 triliun. Pada akhir 2010 lalu, perusahaan pelat merah itu sudah membukukan laba bersih sebanyak Rp 11,53 triliun, naik tipis dari tahun sebelumnya Rp 11,39 triliun. Dengan porsi 55% maka jumlah setoran dividennya sekitar Rp 6,34 triliun.Porsi ini masih belum final karena harus melalui persetujuan seluruh pemegang saham. Angka ini hanya permintan pemerintah terhadap BUMN komunikasi tersebut. (Detikcom)
Energi Mega Raih Laba Bersih Rp14,4 Miliar. PT
Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatatkan laba bersih sebesar Rp14,4 miliar pada kuartal I-2011. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp21,73 miliar. Selain itu, Ebitda perusahaan juga meningkat 374 persen ke Rp194 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp75,2 miliar. Sementara penjualan berish perseroan meningkat jadi Rp421,56 miliar dari sebelumnya Rp257 miliar. Pada kuartal pertama tahun ini, harga komoditas memang mengalami kenaikan harga. Perseroan pun menjual minyak hasil produksinya diharga USD108,1 per barel, naik dibanding sebelumnya yang sebesar USD78 per barel. Sementara harga jual gasnya naik jadi USD3,5 per mcf dari sebelumnya USD2,5. Produksi minyaknya juga naik menjadi 7.056 barel per hari, naik dari periode sebelumnya yang sebesar 6.733 barel per hari. Sementara produksi gas juga naik jadi 43,2 juta kaki kubik per hari dari sebelumnya 41 juta kaki kubik per hari. (Okezone)
Pertumbuhan Ekonomi Korea Naik 1,4% di Kuartal I. L. Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan di kuartal I
mengalami kenaikan akibat lonjakan ekspor. Berdasarkan data yang dirilis Bank of Korea, Produk Domestik Bruto Korsel naik 1,4% dalam tiga bulan pertama 2011 dari kuartal IV 2010 yang waktu itu hanya naik 0,5%. Kendati begitu, pertumbuhan tersebut masih berada di bawah estimasi analis yang mematok pertumbuhan 1,5%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekonomi Negeri Ginseng itu sudah tumbuh 4,2%. (Kontan Online)
JSMR Siap Terbitkan Obligasi Infrastruktur. PT Jasa
Marga Tbk (JSMR) sebagai salah satu BUMN yang bergerak di sektor infrastruktur mengaku siap dan mendukung rencana pemerintah untuk menerbitkan obligasi infrastruktur. Kendati belum mendapat paparan mendetail mengenai konsep penerbitan obligasi infrastruktur dari pemerintah, JSMR berpendapat obligasi tersebut nantinya seperti Surat Utang Negara yang diperuntukkan untuk mendanai pembangunan infrastruktur. (Kontan Online)
Laba Bersih BTPN Naik 75,8%. PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) membukukan laba bersih kuartal I 2011 sebesar Rp. 271 miliar atau naik 75,85 dari tahun 2010 sebesar Rp. 154 miliar. Kenaikan ini dikarenakan naiknya pendapatan bunga sebesar 33,63%. Selain itu BTPN berhasiul menekan biaya opersional sehingga laba opersional naik 66%. Saat ini BTPN diperdagangkan pada P/E 11,11 kali.
SAHAM PILIHAN AALI 22400—23400. PT Astra Agro Lestari Tbk
(AALI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih lebih dua kali lipat mencapai Rp.682,23 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp.284,21 miliar. Marjin bersih naik menjadi 24,68% dari 17,40%. Pertumbuhan laba tersebut ditopang lonjakan penjualan hingga 69,29% mencapai Rp.2,76 triliun dibandingkan periode yang sama 2010. Pertumbuhan penjualan tersebut dikontribusikan dari kenaikan volume penjualan CPO dan kenaikan harga jual rata-rata CPO pada kuartal pertama 2011 (1Q11) dibandingkan periode yang sama 2010. Volume penjualan CPO AALI pada 1Q11 tumbuh 27,3% mencapai 284.249 ton. 96% penjualan tertuju pada pasar domestik. Sedangkan harga jual rata-rata CPO naik menjadi Rp.8.278/kg dari periode yang sama 2010 sebesar Rp.6.544/kg. Laba usaha perseroan sebelum beban bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) naik 99% dengan marjin EBITDA mencapai 36% naik dari 31%. Dengan asumsi pencapaian pada 1Q11, laba bersih tahun ini diperkirakan mencapai Rp.2,63 triliun dengan EPS Rp.1681,16. Pada harga Rp.22950 harga AALI
ditransaksikan dengan PE 13,65x proyeksi 2011. Dengan merujuk pada harga historisnya setahun terakhir, saham AALI ditransaksikan dengan PE tertinggi 21,59x dan terendah 13,31x. Pada PE rata-rata 17,45x harga saham AALI berpeluang mencapai Rp.29000, ada potensi penguatan 26% dari harga penutupan kemarin. Harga terbaik melakukan pembelian di kisaran Rp.22400-Rp.22800. Target resisten awal ada di Rp.23400. Maintain Buy.
TLKM 7250-8200. Setelah menguat mencapai
Rp.7850 (20/4), harga saham TLKM dalam tiga hari terakhir cenderung terkoreksi, turun 5% ditutup di Rp.7450 pada perdagangan kemarin. Namun koreksi ini dinilai lebih pada aksi ambil untung para pemodal jangka pendek, mengingat kondisi pasar yang tengah konsolidasi. Pelaku pasar saat ini tengah menanti kinerja TLKM kuartal pertama tahun ini (1Q11). Apabila TLKM berhasil mencatatkan pertumbuhan laba di atas 5%, respon pasar akan kembali positif. Tahun ini laba TLKM diperkirakan tumbuh 8,32% mencapai Rp.12,50 triliun. Perseroan berencana melakukan
buy-back saham tahap IV sebanyak 2,07% saham
atau 416,67 juta saham dengan dana yang disiapkan mencapai Rp.3 triliun. Pada harga saat ini, saham TLKM ditransaksikan dengan PE 11,86x menggunakan proyeksi laba tahun 2011.Valuasi berdasarkan PE, harga saham perseroan saat ini masih lebih murah ketimbang saham emiten telekomunikasi seperti ISAT dan EXCL yang saat ini ditransaksikan dengan masing-masing PE
22,51x dan 14,05x. Telkom juga akan membagikan dividen tahun buku 2010 dimana diperkirakan akan mencapai 55% laba bersihnya atau sekitar Rp.322,65/saham. Desember lalu perseroan telah membagikan dividen interim sebesar Rp.26,75. Sisa dividen yang berpotensi dibagi sebesar Rp.296/saham. Pada harga Rp.7450, dividen yield berpotensi mencapai 3,9%. Ini merupakan angka yang cukup menarik bagi investor dan berpeluang mengangkat kembali harga saham perseroan. Harga saham perseroan dalam jangka pendek akan kembali berpeluang menembus Rp.7800 dengan support ada di Rp.7400. Pada valuasi PE rata-rata 16x, harga saham TLKM ditargetkan mencapai Rp.10000 untuk satu tahun ke depan. Maintain Buy.
Perhatikan : BUMI 3250-3425
ENRG 131-167
SMCB 2150-2300
NIKL 410-455
UNTR 23850-25000
ELTY 138-151
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.