• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TEORI PENUNJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TEORI PENUNJANG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TEORI PENUNJANG

Untuk menunjang laporan kerja praktik ini dibutuhkan beberapa teori – teori penunjang sebagai referensi penuli untuk membuat sebuah perancangan dari proyek yang diberikan perusahaan. Teori penunjang yang diberikan yaitu :

3.1 Pengertian Desain Grafis

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengelolahan gambar, dan page layout. Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif. Desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin.1

Desain Grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain) ataupun produk yang dihasilkan (desain/rancangan). Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman ,desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik yang disebut sebagai “desain interaktif” (interactive design ) atau “desain multimedia” (multimedia design)

Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya.Unsur-unsur tersebut (bentuk, tekstur, garis, ruang ,warna) membentuk prinsip-prinsip keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi (proportion) dan Kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek sruktural komposisi yang lebih luas.

(2)

3.2 Unsur-Unsur Desain

3.2.1 Garis

Garis dalam desain Grafis dibagi menjadi 4, yaitu : Vertikal, Horizontal, Diagonal dan Kurva. Dalam pekerjaan desain grafis, garis digunakan untuk memisahkan posisi antara elemen grafis lainnya di dalam halaman. Selain itu biasa digunakan sebagai penunjuk bagian-bagian tertentu dengan tujuan sebagai penjelas kepada pembaca. Dalam konteks tabloid misalnya kita bisa menggunakan garis untuk memisahkan nama rubrik dengan berita. Garis juga digunakan sebagai pemisah antara dua bagian publikasi yang berbeda atau memberikan penekanan. Seperti yang terlihat dibawah ini garis horizontal diterapkan memisahkan informasi dalam iklan sebuah buku. Dibagian atas garis adalah informasi buku.Sedangkan dibawahnya adalah informasi mengenai penulis. Demikian halnya dengan garis yang memisahkan antara periode terbit sebuah tabloid dengan berita-berita dibawahnya.

Jenis huruf tentu saja ada di sekitar kita dalam desain grafis, tujuannya adalah untuk tidak hanya menempatkan teks saja pada artwork, tetapi lebih untuk memahami dan menggunakannya secara efektif untuk komunikasi. Pilihan font (tipografi) ukuran, alignment, warna, dan jarak semua ikut bermain. Jenis huruf dapat diambil lebih lanjut dengan menggunakannya untuk menciptakan bentuk dan gambar.

3.2.2 Bentuk

Bentuk adalah suatu bidang yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran ataupun karenanya adanya tekstur. Bentuk bisa berupa wujud alam (figure), yang tidak sama sekali menyerupai wujud non alam (non figure). Bentuk memiliki perubahan wujud berupa stilisasi, distorsi, dan transformasi. Makna ini dikontsruksi dalam grafis dua dimensi. Lazim juga disebut area. Sedangkan dalam grafis 3 dimensi bentuk

(3)

3.2.3 Ruang

Ruang terjadi karena adanya persepsi mengenai kedalaman sehingga terasa jauh dan dekat, tinggi dan rendah, tampak melalui indra penglihatan. Elemen ini dalam praktik desain grafis koran misalnya digunakan sebagai elemen ruang berrnafas bagi mata pembaca. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu lelah membaca teks yang terlalu panjang.

Ruang Kosong memberikan penegasan pemisah antar kolom teks koran. Selain itu memberikan kesan desain yang lapang dan rapi. Hal ini diistilahkan dengan white space (ruang kosong ). Ruang Kosong berarti ketidak beradaan teks ataupun gambar. Benar benar kosong dan bukan berarti tempat yang terbuang dan sia-sia, bukan sama sekali. Ruang kosong itu adalah bahasa tersendiri dari desain yang sedang dibuat.

3.2.4 Tekstur

Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan (material) yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, baik dalam bentuk nyata ataupun semu. Misalnya kesan tekstur kayu, bulu, atau gelas. Sedangkan menurut “Kusmiati” dalam “Teori Dasar Desain Komunikasi Visual”, tekstur adalah sifat dan kualitas fisik dari permukaan suatu bahan (material), seperti kasar, mengkilap, pudar, kusam yang dapat diterapkan secara kontras, dan serasi.

3.2.5 Warna

Warna sebuah obyek ditentukan bagaimana cahaya yang jatuh pada obyek dan dipantulkan ke mata kita. Sebab cahaya memiliki spektrum (rangkaian sistematis) warna dan spektrum warna tersebutlah yang membantu manusia mengenali warna. Spektrum warna secara fisika dipresentasikan dengan cahaya putih, semisal dari matahari atau bola lampu. Sebab warna-warna yang dikandungnya dikeluarkan tidak seimbang. Sedangkan jika warna-warna yang dikeluarkan tidak seimbang kita akan melihat warna lain selain putih. Oleh sebab itulah obyek jeruk nipis terlihat

(4)

Panjang gelombang/spektrum warna berikut ini mempresentasikan warna-warna yang dihasilkan cahaya putih. Warna yang bisa dilihat oleh mata manusia adalah warna dalam rentang 400 nm hingga 700 nm. Sedangkan diatas 700 nm adalah sinar infra merah.

Sedangkan dibawah 400 nm adalah sinar ultra violet, sinar x dan sinar Gamma. Warna ditimbulkan oleh perbedaan kualitas cahaya yang direfleksikan atau dipancarkan oleh obyek. Pada saat kita melihat warna, Sebenarnya kita melihat gelombang cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek yang kita lihat. (Wartman, 2004). Sama seperti bentuk, warna memberikan kesan pesan yang lebih sangat mendalam. Warna merah misalnya mengesankan semangat, kegairahan, dan panas api. Atau warna ungu mengesankan kepucatan, layu, dan tidak semangat. Kombinasi antar warna memberikan kesan visual yang bervariasi yang tentu saja berdampak pada kerja desain grafis yang sedang dibuat. Seperti jelas pakar desain grafis “David Dabner” dalam “Design and Layout : Undrestanding and Using Graphics”, warna yang dipilih akan menimbulkan efek yang luar biasa pada kesan desain dan cara orang meresponnya (feedback).

Sedangkan sebuah obyek terlihat bersinar karena memantulkan cahaya ke mata. Obyek akan terlihat transparan karena cahaya menembus permukaannya, menyentuh obyek di belakangnya dipantulkan kembali ke permukaan.

3.2.6 Kesatuan

Kesatuaan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai berai, kacau balau yang akan mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip huungan jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuaan telah tercapai.

(5)

3.3 Prinsip Desain

Prinsip prinsip desain adalah konsep yang digunakan untuk menata atau mengatur unsur-unsur struktural desain atau kita kenal dengan tata letak. Prinsip-prinsip tersebut saling terhubung dan membangun satu sama lainnya untuk menciptakan desain yang menarik, sesuai dengan tujuan dan dapat diterima oleh pengguna.

Prinsip ini dapat dicapai melalui penggunaan yang efektif dan konsisten dari setiap unsure-unsur dan prinsip-prinsip lainnya, namun pola berulang, yaitu mendasari struktur adalah unsur yang paling mendasar untuk rasa yang kuat dalam kesatuan atau kombinasi. Konsistensi bentuk dan warna juga bagian yang dapat menarik komposisi bersamaan.

3.3.1 Keseimbangan

Konsep keseimbangan visual, dan berhubungan dengan indra keseimbangan kita. Ini adalah rekonsiliasi kekuatan yang berlawanan dalam komposisi yang menghasilkan stabilitas visual. Komposisi dalam satu keseimbangan bisa didapat dalam dua cara : simetris atau asimetris. Keseimbangan dalam sebuah objek tiga dimensi lebih mudah dimengerti, jika keseimbangan tidak tercapai, objek diubah atau dipindahkan.

3.3.2 Proporsi

Mengacu pada ukuran relatif dan skala berbagai unsur yang berada dalam desain, yang berarti ini persoalan hubungan antar unsure-unsur keseluruhan dengan unsur ukuran/ruang yang mengacu pada kesatuan/kombinasi. Ini berarti bahwa perlu untuk membahas proporsi dari segi konteks atau standar yang digunakan untuk menentukan proporsi.

3.3.3 Ritme

Dapat didefinisikan sebagai pengulangan pola visual seirama yang biasa kita sebut dengan pattern. Ritme menciptakan kesatuan visual dan gerak, dan diikuti mata, pikiran dan seluruh ruang. Pengulangan elemen

(6)

struktur menciptakan ritme dalam tiga dimensi yang meliputi garis-garis, warna-warna, objek, efek, dll.

3.3.4 Tekanan/Tegasan

Satu metode yang digunakan untuk menarik perhatian pengguna desain. Dengan member unsur-unsur yang kuat mengenai tujuan atau konsep desain tersebut yang biasa kita sebut juga sebagai penggunaan titik fokus. Sehingga tujuan dari sebuah desain dapat terlihat jelas secara keseluruhan. Hal ini menarik sang kreator untuk melihat unsur terpenting didalam konsep untuk menyusuaikannya dengan tujuan desain tersebut.

3.3.5 Kesatuan/Kombinasi

Prinsip dasar yang merangkum semua prinsip-prinsip dan elemen desain. Ini mengacu pada koherensi keseluruhan, artinya bahwa semua bagian-bagian bekerja sama untuk mencapai hasil yang umum, sebuah harmoni dari semua bagian.

3.4 Advertising

3.4.1 Pengertian Advertising

Advertising adalah Periklanan yang mengekspresikan peluang

untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan dan warna yang penuh seni. Advertising adalah medium yang berdaya sebar luas yang memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali. iklan juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing. Periklanan berskala besar oleh seorang penjual menyiratkan hal yang positif tentang ukuran., kekuatan, dan keberhasilan penjual.

Periklanan sering diartikan sebagai komunikasi yang disponsori yang ditempatkan dalam media massa dan bayaran. Dalam pembuatan iklan,

(7)

komunikasi juga sangat dibutuhkan bagi kelancaran proses penyampaian pesan.

Tujuan utama dari kegiatan periklanan adalah:

a. Menyadarkan komunikan dan memberi informasi tentang suatu barang, Jasa atau ide.

b. Menimbulkan dalam diri komunikan suatu peraaaan suka akan barang, jasa ataupun ide yang disajikan, dengan memberikan preferensi kepadanya.

c. Menyakinkan komunikan akan kebenaran tentang apa yang dianjurkan dalam iklan dan karenanya menggerakkannya untuk berusaha memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang dianjurkan.

3.4.2 Unsur-Unsur Advertising

Unsur-unsur penting dalam periklanan (menurut Rhenald Kasali, manajemen periklanan tahun 1995) yaitu :

1. Attention (perhatian) : Iklan yang baik harus dapat menarik perhatian khalayak umum.

2. Interest (minat) : Setelah mendapat perhatian maka harus ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara rinci dalam diri konsumen.

3. Desire (keinginan) : Suatu cara untuk menggerakkan keinginan suatu konsumen.

4. Conviction (rasa percaya) : Untuk mendapat rasa percaya dalam diri konsumen maka sebuah iklan harus ditunjang berbagai kegiatan peragaan seperti pembuktian atau sebuah kata-kata.

5. Action (tindakan) : Tindakan merupakan tujuan akhir dari produsen untuk menarik konsumen agar membeli atau menggunakan produk dan jasanya.

(8)

3.5 Kemasan

Packaging (kemasan) adalah teknik industri dan pemasaran yang digunakan untuk melindungi, mengidentifikasi dan menyegel produk konsumen yang didistribusikan / dipasarkan.

Berdasarkan Iwan Wirya (1999), kemasan yang baik adalah kemasan yang bisa melindungi isi produk tersebut terhadap cuaca dan proses alam lainnya. Kemasan juga digunakan sebagai wadah agar barang mudah dibawa, tetapi harus juga bisa berkomunikasi agar bisa menerangkan dan merefleksikan produk, citra, brand atau merk yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari promosi dan pemasaran, tentunya dengan pertimbangan mudah untuk dikenali, dilihat, dipahami, dan diingat.

Kemudian ia mengatakan bahwa daya tarik suatu kemasan sangatlah penting untuk menarik minat konsumen dan mempengaruhi tindakan konsumen baik secara sadar maupun tanpa disadari. Selain itu desain suatu kemasan yang optimal mampu memberikan impresi spontan dan langsung atas tindakan konsumen di tempat penjualan, karena tujuan akhir dari desain kemasan adalah menciptakan penjualan.

Maka dari itu kemasan selain harus dapat melindungi isi produk terhadap cuara dan proses alam lainnya, juga harus mampu merefleksikan citra dari produk itu sendiri yang mampu dilihat, dikenali, dan diingat oleh konsumen dengan mudah, sehingga akhirnya mampu membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut. Untuk mengedepankan citra produk, yang mampu memberikan suasana yang ceria, fun, dan semangat dimana saja, kapan saja, dan dalam segala aktivitas, maka dalam mendesain kemasan tersebut. Selain itu, penggunaan ilustrasi yang berbeda dari ilustrasi kemasan lainnya yang sejenis, membuat produk menjadi lebih menonjol daripada produk lainnya. Sehingga saat konsumen melihat produk, mereka dapat mampu mengenali dengan mudah, mengingat, dan mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut.

(9)

Kemasan memiliki dua daya tarik, daya tarik visual dan daya tarik fisik. • Daya tarik visual

Mengarah pada penampilan kemasan produk yang mencakup berbagai unsure grafis, antara lain warna, ilustrasi, teks, dan layout.

• Daya tarik praktis

Hal ini merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen, distributor, meliputi penyimpanan dan pemajangan.

Bahwa sesungguhnya estetika melalui kemasan, logo, warna, tampilan iklan, bentuk produk atau tampilan interior outlet, dapat menjadi kunci keunggulan pesaing bagi merk. (Iwan Wirya, kata sambutan Hermawan Kertajaya, Kemasan yang Menjual, Gramedia Pustaka Utama, 1999).

3.5.1 Sejarah Singkat Kemasan

Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin kompleks, barulah terjadi penambahan nilai-nilai fungsional dan peranan kemasan dalam pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan pasar. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi pada jaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang. Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai wadah agar barang mudah dibawa selama dalam perjalanan.

Baru pada tahun 1980-an di mana persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan kalangan produsen saling berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen, bentuk dan model kemasan dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran. Di sini kemasan harus

(10)

mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, dan “membujuk” konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas penjualan pada saat jual beli terjadi.

3.5.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Kemasan

Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan juga dapat diartikan sebagai wadah atau pembungkus yang guna mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu :

1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.

2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.

3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Ruang lingkup bidang kemasan saat ini juga sudah semakin luas, mula dari bahan yang sangat bervariasi hingga bentuk dan teknologi kemasan yan semakin menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, kayu, logam, fiber hingga bahan-bahan yang

(11)

dilaminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan berbentuk kubus, limas tetrapak, corrugated box, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pinta (active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkunga di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. produk dala kantong plastik, dibalut dengan daun pisang, sekarang juga sudah berkemban sampai dalam bentuk botol dan kemasan yang cantik.

3.5.3 Fungsi dan Peran Kemasan

Secara umum fungsi kemasan adalah :

1. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.

2. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.

3. Meningkatkan efisiensi, seperti: memudahkan penghitungan, memudahkan pengiriman dan penyimpanan.

Kemasan juga dapat berfungsi sebagai media komunikasi suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk benda kerajinan. Dari kemasannya orang sudah dapat mengenali rasanya, walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik.

3.6 Kemasan Kertas

3.6.1 Jenis-Jenis Kertas

Ada dua jenis kertas utama yang digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas lunak. Kertas yang digunakan sebagai kemasan adalah jenis kertas

(12)

kasar, sedangkan kertas halus digunakan untuk kertas tulis berupa buku dan kertas sampul. Berikut beberapa jenis kertas kasar yang dapat digunakan untuk kemasan:

a. Kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease proof)

Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti plastisizer bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan unttuk memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas glasin digunakan sebagai bahan dasar laminat.

b. Kertas Perkamen

Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, dan kopi. Sifat-sifat kertas perkamen adalah :

1) Mempunyai ketahanan lemak yang baik,

2) Mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih,

3) Permukaannya bebas serat, 4) Tidak berbau dan tidak berasa,

5) Transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin, dan 6) Tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika

(13)

c. Kertas Lilin

Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya

adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74oC dan dicampur polietilen (titik cair 100-124oC) atau petrolatum (titik cair 4052oC). Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.

d. Kertas Container Board

Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan kartun beralur. Ada dua jenis kertas daluang, yaitu, line board disebut juga kertas kraft yang berasal dari kayu cemara dan corrugated medium yang berasal dari kayu keras dengan proses sulfat.

e. Kertas Chipboard

Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini dijadikan kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan-bahan tambahan-bahan tertentu.

f. Kertas Tyvek

Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density polyethylene). Dibuat pertama sekali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek. Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat keputihan yang baik dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto. Kertas ini bersifat :

1) No grain yaitu tidak menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban,

(14)

3) Bebas dari kontaminasi kapang, dan

4) Mempunyai kemampuan untuk menghambat bakteri ke dalam kemasan

g. Kertas Soluble

Kertas soluble adalah kertas yang dapat larut dalam air. Kertas ini diperkenalkan pertama sekali oleh Gilbreth Company, Philadelphia dengan nama dagang Dissolvo. Digunakan untuk tulisan dan oleh FDA (Food and Drug Administration) tidak boleh digunakan untuk pangan. Sifat-sifat kertas soluble adalah kuat, tidak terpengaruh kelembaban tetapi cepat larut di dalam air.

h. Kertas Plastik

Kertas plastik dibuat karena keterbatasan sumber selulosa. Kertas ini disebut juga kertas sintetis yang terbuat dari lembaran stirena, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1) Daya sobek dan ketahanan lipat yang baik,

2) Daya kaku lebih kecil daripada kertas selulosa, sehingga menimbulkan maslaah dalam pencetakan label,

3) Tidak mengalami perubahan bila terjadi perubahan kelembaban (RH),

4) Tahan terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi kapang, dan 5) Dapat dicetak dengan suhu pencetakan yang tidak terlalu tinggi,

karena polistirena akan lunak pada suhu 80oC.

3.6.2 Kemasan Kertas

Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas

(15)

untuk mengemas bahan pangan adalah sifanya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan.

Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas tahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kertas-kertas ini. Wadah-wadah kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum, cawan-cawan yang tahan air, kemasan tetrahedral dan lain-lain, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan-bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif.

3.7 Logo

Logo merupakan bagian penting dari sebuah desain kemasan, karena logo merupakan fondasi image branding secara keseluruhan. Selain itu, mendesain logo harus melalui proses terencana dan berbagai pertimbangan karena logo terkait dengan tujuan di masa depan. Kita tidak dapat mengubah logo kapan saja kita mau karena untuk menciptakan brand awareness yang baik, sangat ditentukan oleh logo yang konsisten. Logo yang konsisten akan membantu konsumen menginat identitas produk. Fungsi logo adalah membungkus identitas dan kepribadian produk, sehingga dengan melihatnya saja orang tahu persis apa arti produk itu bagi mereka dan karakter produk tersebut.

Menurut Kusnadi Assaini dari Komvis.com2, beberapa prinsip dalam mendesain logo antara lain, yaitu:

1. Distinctiveness dimana desain logo haruslah unik yang bisa membedakan dari yang lain sehingga brand awareness mudah dicapai. Dengan logo untuk dan lain dari yang lain, orang akan lebih mudah mengingatnya.

2 Kusnadi Assaini, “Pengertian Logo”. Dalam http://Komvis.com/pengertian-logo diakses pada tanggal 25 Desember 2013

(16)

2. Convery the right image: Logo haruslah sesuai dengan konsep produk sehingga mendukung tersampaikannya informasi atau karakter produk. Jangan hanya melihat keunikannya saj atanpa melihat apakah logo sesuai dengan karakter produk secara keseluruhan.

3. Legibility: Logo haruslah mudah dibaca, karena logo adalah konsumsi publik dan bukanlah konsumsi pribadi kita sebagai desainer.

3.8 Layout

Menurut Carolyn Knight & Jessica Glasser dalam buku The Graphic Designer’s Guide to Effective Visual Communication (Page One, 2005), untuk menarik perhatian para audiens pada suatu desain, lebih baik hanya memfokuskan pada salah satu dari ketiga elemen utama grafis tersebut. Misalnya, membuat tipografinya saja yang menjadi centre of attention, atau warnanya saja yang eye-catching, atau imagenya saja yang dramatis untuk menarik perhatian para audiens. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian para audiens dulu agar kemudian mereka bersedia menerima informasi lainnya yang tercantum.

Menurut Frank Jefkins (1997), ada beberapa patokan dasar yang dapat dikemukakan dalam merangcang sebuah layout, yaitu:

• The law of unity (kesatuan)

Adalah cara pengorganisasian yang membetuk kesatuan diantara unsur-unsur pendukung layout yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang baik dan enak dilihat. • The law of variety (variasi)

Untuk menghindari kesan monoton/membosankan, salah satu unsur dapat ditampilkan lebih menonjol dari unsur lainnya.

• The law of rhythm (ritme atau irama)

Irama perlu diperhatikan dalam perancangan sebuah layout, sebab suatu irama diperlukan untuk mencapai kesatuan. Irama dapat dicapai dengan kesamaan pengulangan-pengulangan dalam penempatan unsur-unsur layout, pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout, dan pengulangan warna.

(17)

• The law of harmony (harmoni)

Adalah keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur-unsur layout yang memberikan kesan kenyamanan dan keindahan. Nilai harmoni dapat dicapai dengan repetisi (pengulangan) unsur-unsur layout, baik itu bidang, garis, huruf, gambar, warna, dan lainnya.

• The law of proportion (proporsi)

Proporsi merupakan suatu perbandingan yang menujukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, serta hubungan unsure layout dengan dimensi ruang layoutnya.

• The law of scale (kontras)

Merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang, hitam dan putih, besar dan kecil, dari unsur-unsur layout dalam suatu hubungan yang tidak seimbang (kontras).

3.9 Ilustrasi

Ilustrasi pada kemasan menurut Wirya, Irwan (1999, p.32) merupakan salah satu unsur yang penting dan sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan, karena sering dianggap sebagai bahasa universal. Ilustrasi yang sederhana didasarkan pada fungsinya yang khas.

Fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah:

• Untuk menarik perhatian: warna, bentuk, ukuran • Untuk menonjolkan salah satu keistimewaan produk

• Untuk memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen • Untuk merangsang minat membaca keseluruhan pesan

• Untuk menjelaskan suatu pernyataan

• Untuk menciptakan suatu suasana yang khas

• Untuk menonjolkan suatu merk atau menunjang slogan yang ditampilkan

Penggunaan ilustrasi yang berbeda dan warna yang disesuaikan dengan rasa produk dalam kemasan Partea ditujukan untuk menarik perhatian konsumen, sekaligus untuk menyampaikan karakter produk.

(18)

3.10 Tipografi

Menurut Frank Jefkins, tipografi adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan, kemenarikan, desain huruf tertentu yang menciptakan gaya dan karakter atau menjadi sebuah karakteristik subjek yang diiklankan. Tipografi memiliki beberapa prinsip antara lain :

• Legibility atau kemudahan membaca teks dengan jenis huruf yang dipilih • Readibility atau kualitas jenis huruf tersebut dan mudah dibaca

• Clarity atau kejelasan huruf sehingga mudah dibaca • Visibility atau jenis huruf yang mudah dilihat

Gambar

Ilustrasi pada kemasan menurut Wirya, Irwan (1999, p.32) merupakan salah  satu unsur yang penting dan sering digunakan dalam komunikasi sebuah kemasan,  karena sering dianggap sebagai bahasa universal

Referensi

Dokumen terkait

Tahap Input terdiri dari pembuatan matriks Evaluasi Faktor Eksternal atau Matriks EFE (External Factor Evaluation) yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!.. 1) Pendidikan kewarganegaraan merupakan wahana/kendaraan yang akan

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan konsumen yang mengetahui tentang keberadaan produk pengganti tas plastik dan yang tidak mengetahui memiliki nilai

Oleh karena itu, penulis akan membuat modul baru untuk line yang belum mempunyai modul dan memperbaharui modul pelatihan yang sudah ada agar sesuai dengan kondisi

Sintesis Surfaktan Metil Ester Sulfonat Minyak Jarak dari Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).. Skripsi

(1) Menyiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Florence Catharina (2001) menunjukkan bahwa, variabel ambiguitas peran berpengaruh negatif terhadap variabel kinerja,

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menghasilkan data kuantitatif yang akan dideskripsikan dalam bentuk kepuasan / ketidakpuasan investor terhadap penyelenggaraan Pelayanan