• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Keluhan rasa tidak nyaman pada mata merupakan keluhan yang paling sering

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Keluhan rasa tidak nyaman pada mata merupakan keluhan yang paling sering"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluhan rasa tidak nyaman pada mata merupakan keluhan yang paling sering dirasakan karena keluhan tersebut sering mengganggu aktivitas sehari-hari. Disfungsi Kelenjar Meibom (DKM) merupakan kelainan pada kelopak mata dan banyak menimbulkan keluhan rasa tidak nyaman terutama pada pasien berusia diatas 45 tahun. Gangguan sekresi lipid air mata pada DKM dapat menyebabkan gangguan fungsi lapisan air mata. Fungsi lapisan air mata memberikan perlindungan pada permukaan bola mata.

Lapisan air mata manusia terdiri atas lapisan lipid, aqueous, dan musin. Fungsi utama lapisan air mata adalah mempertahankan kelembaban permukaan mata, sebagai media pembersih dari debris, melindungi permukaan mata, dan menyediakan oksigen serta nutrisi kepada epitel kornea (American Academy of Ophthalmology Staff, 2011-2012a). Lapisan air mata bagian anterior berupa lapisan lipid diproduksi oleh kelenjar meibom. Lapisan lipid air mata berfungsi menghambat penguapan air mata, dan mencegah kerusakan bagian permukaan bola mata oleh gesekan tepi palpebra. (American Academy of Ophthalmology Staff, 2011-2012a). Gangguan pada lapisan lipid ini menyebabkan gangguan stabilitas lapisan air mata dan meningkatnya penguapan air mata (Dao et al., 2010; Eom et al., 2013).

(2)

Penyakit mata kering tipe evaporative disebabkan oleh adanya gangguan stabilitas lapisan lipid air mata. Keluhan yang muncul terutama rasa tidak nyaman, berair dan sensasi rasa berpasir pada mata. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan penurunan waktu pecah film air mata atau flourencein break up time (FBUT) dan adanya penurunan fungsi kelenjar meibom (American Academy of Ophthalmology Staff, 2011-2012b).

Kelenjar meibom terletak di tarsus palpebra superior dan inferior. Jumlah kelenjar sekitar 30 sampai 40 kelenjar di palpebra superior dan 20 sampai 30 kelenjar di palpebra inferior. Sebuah kelenjar meibom merupakan kelompok secretory acini yang berada melingkar di sekitar duktus tengah dan masing-masing dihubungkan oleh duktulus penghubung. Sekresi lipid kelenjar meibom ke meniskus air mata melalui orifisium yang terletak di tepi palpebra antara gray line dan mucocutaneous junction (MCJ) (American Academy of Ophthalmology Staff, 2011-2012a; Knop et al., 2011).

Disfungsi kelenjar meibom adalah kelainan pada kelenjar meibom yang kronis dan difus terutama ditandai oleh adanya obstuksi duktus terminal dan atau perubahan sekresi kelenjar secara kuantitatif maupun kualitatif yang menyebabkan perubahan lapisan air mata, keluhan iritasi, tanda peradangan yang jelas dan penyakit permukaan mata (Nichols et al., 2011). Klasifikasi DKM menurut The International Workshop on Meibomian Gland Dysfunction (IWMGD) dibagi menjadi dua kriteria yaitu DKM beraliran kecil (low-delivery ) yang terbagi menjadi DKM hiposekresi dan obstruksi; kriteria kedua yaitu beraliran besar (high-delivery) atau DKM hipersekresi (Nelson et al., 2011).

(3)

Prevalensi DKM dilaporkan lebih tinggi pada populasi Asia dibandingkan pada populasi Kaukasia. Berdasarkan penelitian di Bangkok prevalensi DKM dilaporkan sebesar 46,2% (Lekhanont et al., 2006), di Shihpai Eye study Taiwan dilaporkan sebesar 60,8% (Lin et al., 2003), di Jepang sebesar 61,9% (Uchino et al., 2006) dan di Beijing sebesar 69,3% (Jie et al., 2009). Prevalensi di Asia ini sangat berbeda dengan di populasi kaukasia yaitu 3,5% pada penelitian Salisbury dan 19,9% di Australia (Schaumberg et al., 2011).

Patogenesis terjadinya DKM dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lokal, sistemik dan yang berhubungan dengan medikamentosa. Faktor lokal di mata meliputi blefaritis anterior, penggunaan lensa kontak, demodex folliculorum dan penyakit mata kering. Faktor kelainan sistemik yang mungkin memicu DKM meliputi defisiensi androgen, menopause, proses penuaan, sindrom Sjogren, kadar kolesterol, psoriasis, rosacea, hipertensi dan benign prostatic hyperplasia (BPH). Terapi antiandrogen, pengobatan BPH, terapi hormon pada wanita pascamenopause, antihistamin, antidepresan dan retinoid juga berperan patogenesis DKM (Nichols et al., 2011). Inflamasi pada pemukaan mata diketahui berperan pada patogenesis terjadinya DKM. Inflamasi disebabkan oleh adanya perubahan sekresi meibum baik secara kualitas maupun kuantitas, adanya obstruksi kelenjar dan adanya peranan bakteri permukaan mata yang melepaskan lipase yang memecah lipid dan melepaskan mediator toksik sebagai penyebab inflamasi. (Macsai, 2008; Knop et al., 2011)

Diagnosis DKM ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis adanya obstruksi kelenjar meibom dan kualitas sekresi meibum. Pemeriksaan derajat DKM

(4)

didapatkan dengan melakukan penekanan pada palpebra superior dan inferior kemudian dilakukan pengamatan terhadap kualitas sekresi meibum dan ekspresibilitas kelenjar melalui lampu celah. Kualitas sekresi meibum dibagi menjadi derajat 0 (cairan jernih), 1 (cairan keruh), 2 ( cairan bergranula), 3 ( seperti pasta gigi) dievaluasi pada 8 kelenjar. Skor yang digunakan untuk menilai sekresi meibum adalah skor dengan rentang 0 sampai 3. Ekspresibilitas kelenjar meibom dibagi menjadi skor 0 ( tidak ada obstruksi, meibum mudah keluar), 1 (obstruksi ringan, 3 sampai 4 kelenjar meibum keluar dengan penekanan ringan), 2 (derajat sedang , 1 sampai 2 kelenjar dengan penekanan sedang), 3 ( obstruksi komplit, tidak ada kelenjar yang keluar). Skor kelenjar meibom yang digunakan adalah dengan menjumlahkan skor kualitas sekresi meibum dengan skor ekspresbilitas kelenjar. Skor kelenjar meibom didapatkan dengan rentang 0 sampai 6. Kriteria kelenjar abnormal adalah bila umur <= 20 tahun didapatkan skor lebih besar dari 1 pada kualitas sekresi atau eksresibilitas. Bila umur >= 20 tahun skor 1 pada masing-masing kualitas sekresi dan ekspresibilitas atau skor > 1 pada salah satu kualitas sekresi atau ekspresiilitas kelenjar meibom. (Nichols et al., 2011; Tomlinson et al., 2011)

Dislipidemia merupakan kelainan metabolism lipoprotein meliputi overproduksi maupun defisiensi lipoprotein. Dislipidemia didiagnosis berdasarkan kadar kolesterol darah yaitu : kadar kolesterol total (TC) darah > 200mg/dl dan atau trigliserida (TG) >150 mg/dl dan atau low-density lipoprotein (LDL-c) >130 mg/dl, dan atau high-density lipoprotein (HDL-c) <40 mg/dl.. Dislipidemia merupakan

(5)

faktor risiko terjadinya penyakit jantung iskemik, serebro vaskular, dan penyakit pembuluh darah tepi (Adult Treatment Panel III, 2002).

Penelitian mengenai sekresi kelenjar meibum pada pasien DKM didapatkan adanya peningkatan titik leleh dan perubahan viskositas ekskresinya. Penurunan asam lemak tidak jenuh tunggal khususnya asam oleat dilaporkan menyebabkan perubahan kualitas lipid oleh karena peningkatan viskositas meibum (Knop et al., 2011). Penelitian lain menunjukan adanya perbedaan signifikan pada komponen meibum pada pasien dengan DKM dibandingkan kontrol terutama komponen kolesterol ester yang selalu ada pada pasien dengan DKM. Hal tersebut menunjukkan bahwa kolesterol ester mungkin diperlukan pada pembentukan DKM (Shine and McCulley, 1991).

Hubungan antara DKM dengan dislipidemia masih menjadi kontroversi, berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa hubungan antara DKM dengan dislipidemia belum konsisten. Penelitian oleh Daoet al., (2010) dan Pinna et al., (2013) didapatkan adanya hubungan antara dislipidemia dengan DKM sedangkan penelitian menurut Bukhari, (2013) tidak terdapat hubungan antara DKM dengan dislipidemia, namun didapatkan adanya peningkatan prevalensi kadar trigliserida dan LDL-c yang tinggi dengan meningkatnya derajat DKM.

Omega-3 merupakan lemak esensial yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan perkembangan. Omega-3 didalam tubuh berkompetisi dengan asam arakidonat dalam pembentukan prostaglandin dan leukotrien anti inflamasi pada siklus siklooksigenase dan lipooksigenase (Macsai, 2008). Penelitian oleh Macsai tahun 2008 didapatkan bahwa pemberian suplementasi omega-3 sebesar 6

(6)

gram diketahui menurunkan derajat DKM melalui mekanisme antiinflamasi dan berperan terhadap perubahan jenis dan komposisi asam lemak pada sekresi kelenjar meibom. Hal tersebut bermanfaat kepada stabilitas lapisan air mata dan kemungkinan mencegah stagnasi dan inflamasi di duktus kelenjar meibom. Penelitian lain yang menggunakan omega-3 1,5 gram per hari didapatkan perbaikan pada ekspresibilitas kelenjar meibom dibandingkan sebelum terapi (Olenik et al., 2013).

Penelitian untuk mengetahui manfaat pemberian tambahan omega-3 pada pasien dengan DKM dengan dislipidemia belum pernah dilaporkan serta hubungan antara kadar kolesterol total, trigiliserida, LDL-c dan HDL-c dengan fungsi kelenjar meibom pada pasien dengan dislipidemia masih menjadi kontroversi. Adanya DKM belum menjadi perhatian serius oleh para klinisi dan hubungan dengan dislipidemia yang merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit sitemik menjadi penting. Atas dasar itulah penelitian ini dilakukan utuk dapat mengetahui peranan pemberian omega-3 pada pasien dengan DKM dengan dislipidemia dan dengan harapan mampu mencegah kejadian penyakit sistemik akibat dislipidemia.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terjadi penurunan skor kelenjar meibom pada pasien disfungsi kelenjar meibom dengan dislipidemia setelah diberikan omega-3 dibandingkan sebelum diberikan omega-3?

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah terjadi penurunan skor kelenjar meibom pada pasien disfungsi kelenjar meibom dengan dislipidemia setelah diberikan omega-3 dibandingkan sebelum diberikan omega-3

2. Untuk mencari asosiasi antara kolesterol total, trigliserida, LDL-c, dan HDL-c dengan fungsi kelenjar meibom

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat yang ingin diberikan oleh penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan omega-3 sebagai antiinflamasi terhadap disfungsi kelenjar meibom pada pasien dislipidemia.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan dalam penambahan terapi omega-3 pada penatalaksanaan disfungsi kelenjar meibom

Referensi

Dokumen terkait

Apakah saat mandi anda menggosok dan membersihkan sela-sela jari kaki, tumit, dan area kaki.. Kebersihan yang

Robiatul Adawiah, M.Si Uli Fermin, S.P., M.P Mikrobiologi Pertanian Mikrobiologi Pertanian Mikrobiologi Pertanian Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura Teknologi Budidaya

Selain lokasi, faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah rasa makanan yang kita buat dan cara menyajikannya, sebelum menjualnya, rasa makanan yang kita buat

Setelah itu akan diterangkan tentang trik-trik sederhana untuk membuat banner teks berjalan (sering digunakan pada acara televisi, yaitu teks kecil yang berjalan di bagian

Individu diizinkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak oleh tunjangan pribadi dan pengeluaran non-bisnis tertentu, termasuk pajak bunga hipotek rumah, negara bagian

5embuat galian pada tempat-tempat yang kemiringantanakannya melebihi syarat-syarat maksimum yang ditentukan, sesuai dengan gambar rencana atau petunuk penga*as teknik

 Melalui praktikum siswa dapat menyimpulkan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar dengan benar..  Melalui praktikum siswa dapat menunjukkan bukti perambatan bunyi pada