• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN (MAINTENANCE) 3.1.1 Definisi Pemeliharaan Dan Perawatan

Pemeliharaan dan perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang optimal, baik dan siap pakai, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian (Suhartono, 1991).

3.1.2 Tujuan Perawatan

Tujuan perawatan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut : - Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat

kerja, bangunan, dan isinya). Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian.

- Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (jasa) dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin.

- Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu misalnya, Unit cadangan, unit pemadam kebakaran, dan penyelamat.

- Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

3.2 JENIS PERAWATAN Keterangan :

(2)

Pemeliharaan : suatu kombinasi dari setiap tindakan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk

memperbaikinya sampai kondisi yang diterima. Pemeliharaan terencana : Pemeliharaan yang di organisasi dan dilakukan

dengan pemikiran kemasa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Pemeliharaan darurat : Pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.

Pemeliharaan Pencegahan : Pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima. Pemeliharaan berjalan : Pemeliharaan yang dapat dilakukan selama

mesin dipakai.

Pemeliharaan berhenti : Pemeliharaan yang hanya dapat dilakukan selama mesin berhenti.

Pemeliharaan Korektif : Pemeliharaan yang dilakukan untuk

memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah berhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.

3.2.1 ISTILAH – ISTILAH DALAM PERAWATAN

Istilah – istilah pekerjaan dalam perawatan (maintenance) secara garis besar adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keadaan yang dapat diterima menurut standar yang berlaku dalam tingkat biaya yang lebih relatif kecil.

(3)

a) Preventive Maintenance

Preventive Maintenance adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mencegah

kerusakan mesin dan alat-alat. Jadi merupakan tingkatan yang diambil sebelum kerusakan terjadi (Tarigan, & Grimting, 2013).

b) Routline Maintenance

Routline Maintenance adalah pekerjaan yang dilakukan secara rutin atau terus

menerus seperti penggantian oli, penggantian air radiator, panggantian filter atau saringan. Pada hakekatnya sama dengan Preventive Maintenance.

c) Predictive Maintenance

Predictive Maintenance adalah merupakan suatu perubahan bentuk baru dari planed Maintenance dimana penggantian komponen atau suku cadang dilakukan

lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan secara prediksi. d) Running Maintenance

Running Maintenance adalah merupakan Preventive Maintenance yang dilakukan pada saat mesin dan alat-alat menjalankan fungsinya (untuk mesin produksi). e) Corrective Maintenance

Corrective Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang merupakan koreksi

atau perbaikan terhadap suatu kerusakan yang telah terjadi. f) Repair Work

Repair Work adalah suatu maintenance yang perlu untuk memperbaiki kerusakan-

kerusakan yang terjadi. g) Break Down Maintenance

Break Down Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan setelah

terjadi kerusakan mesin, tetapi yang masih masuk ke dalam planning. h) Emergency Maintenance

Emergency Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan karena

terjadi kerusakan yang tidak diduga-duga. i) Down Time

Down Time adalah periode waktu dimana fasilitas keadaan yang tidak dapat

dipakai atau diproduksi. j) Availibility

Availibility adalah periode waktu dimana fasilitas dalam keadaan dapat beroperasi.

(4)

k) Maintenance Management

Maintenance Managementadalah organisasi maintenance dalam suatu kebijakan

yang telah disetujui bersama. l) Maintenance Schedule

Maintenance Schedule adalah suatu daftar yang menyeluruh yang berisi kegiatan maintenance dan kejadian-kejadian yang menyertainya.

m) Planed Maintenance

Planed Maintenance adalah pengorganisasian pekerjaan maintenance yang

dilaksanakan berdasarkan perencanaan dan pengontrolan. 3.2.2 PERAWATAN OVERHAUL

Pekerjaan overhaul merupakan suatu aktivitas perawatan (maintenance) pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap fasilitas atau sebagian sehingga mencapai standar yang diterima (Tarigan, & Grimting, 2013).

Dalam pelaksanaan overhaul, tindakan-tindakan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Penghentian mesin impact press.

b. Pembongkaran seluruh bagian mesin impact press. c. Membersihkan bagian-bagian mesin yang dibongkar.

d. Memperbaiki bagian mesin yang telah rusak dan yang baru mengalami gejala kerusakan.

e. Penggantian sparepart mesin yang telah aus. f. Pemasangan kembali.

g. Penyetelan.

h. Pengetesan mesin impact press.

3.3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3.3.1 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Definisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) umumnya terbagi menjadi 3 versi di antaranya ialah pengertian K3 menurut Filosofi, Keilmuan serta menurut OHSAS 18001:2007.

(5)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

 Pengertian K3 Menurut Keilmuan

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah semua ilmu penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaraan, peledakkan dan pencemaran lingkungan.

 Pengertian K3 Menurut OHSAS 18001:2007

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

3.3.2 Jenis Kecelakaan Kerja

Adapun jenis kecelakaan yang terjadi di tempat pekerjaan meliputi : - Terjatuh.

- Terjepit.

- Tertimpa benda. - Terkena arus listrik.

- Terkena bahan-bahan berbahaya/radiasi.

3.4 TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Tujuan dari keselamatan kerja adalah :

- Agar pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. - Setiap pegawai dapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.

- Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya. - Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

- Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan lingkungan kerja. 3.5 ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan kerja yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya potensi bahaya di lingkungan tempat kerja terhadap kecelakaan, alat pelindung diri juga dipakai secara rutin atau berkala dengan tujuan pemeliharaan atau perbaikan alat-alat dan mesin yang terdapat di lingkungan kerja (Dickson, 2015).

(6)

3.5.1 Pemeliharaan dan Penyimpanan APD  Pemeliharaan APD dapat dilakukan dengan cara :

- Penjemuran di panas matahari untuk menghilangkan bau dan mencegah tumbuhnya jamur dan bakteri.

- Pencucian dengan air sabun untuk pelindung diri seperti helm, kacamata, yang terbuat dari karet, sarung tangan kain/kulit/karet dan lain-lain.

- Penggantian cartirgde dan canister pada respirator setelah dipakai beberapa kali.

 Penyimpanan APD dapat dilakukan dengan cara :

- Tempat penyimpanan yang bebas dari debu, kotoran, dan tidak terlalu lembab, serta terhindar dari gigitan binatang.

- Penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehingga mudah diambil dan dijangkau oleh pekerja dan diupayakan disimpan di lemari khusus APD. 3.5.2 Macam-Macam Alat Pelindung Diri (APD)

PT. International Chemical Industry menyediakan alat pelindung diri kepada setiap karyawan, guna mencegah/mengurangi dampakjika terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Adapun alat pelindung diri di PT. Intercallin yaitu :

 Alat Pelindung Kepala

Tujuan pemakaian alat pelindung kepala adalah untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan benda tajam atau benda keras, baik yang sifatnya jatuh, melayang atau meluncur. Contoh alat pelindung kepala adalah safety helmet, topi plastik berlapis asbes, topi alumunium, dan topi logam. Namun di PT. INTERCALLIN sendiri, alat pelindung kepala hanya menggunakan topi.

(7)

Gambar 3.1 Alat pelindung kepala (Sumber:Dickson, 2015)  Alat Pelindung Mata (Eye Protector)

Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak dengan bahaya karena percikan atau kemasukan debu-debu, gas-gas, uap, cairan korosif, partikel-partikel melayang atau terkena radiasi gelombang elektromagnetik.

Gambar 3.2 Alat pelindung mata (Sumber:Dickson, 2015)  Alat Pelindung Telinga (Hearing Protection)

Alat pelindung telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga dalam. Alat ini diperlukan apabila tingkat kebisingan di tempat kerja sudah mencapai 85 dB diatas 8 jam sehari. Alat pelindung telinga terdiri dari 2 macam, yaitu :

(8)

- Sumbat telinga (Ear Plug) mempunyai daya atenuasi suara sebesar 25-30 dB.

- Tutup telinga (Ear Muff) mempunyai daya atenuasi suara sebesar 10-15 dB lebih besar dari sumbat telinga.

Gambar 3.3 Alat pelindung telinga (Sumber: Dickson, 2015)  Alat Pelindung Pernapasan (Respiratory Protection)

Alat pelindung pernapasan diperlukan di tempat kerja dimana udara didalamnya tercemar. Secara umum ada 2 macam alat pelindung pernapasan, yaitu:

- Masker Respirator. Alat ini berfungsi untuk membersihkan udara yang akan dihirup oleh pekerja. Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya pernapasan kabut, asap, dan gas.

- Masker Biasa. Memilik fungsi yang tidak jauh beda dengan masker respirator yaitu untuk memberikan udara bersih atau oksigen kepada pekerja yang menggunakannya. Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya pernafasan debu.

(9)

Gambar 3.4 Alat pelindung pernapasan (Sumber: Dickson, 2015)  Alat pelindung tangan dan jari-jari (Hand Gloves)

Alat pelindung tangan ini paling banyak digunakan, karena kecelakaan yang paling banyak terjadi pada tangan dari keseluruhan kecelakaan yang ada. Menurut bentuknya, sarung tangan dapat dibedakan menjadi:

- Sarung tangan biasa (Gloves).

- Sarung tangan yang dilapisi dengan plat logam (Grantlet) yang digunakan di lengan.

- Sarung tangan untuk proses pengelasan.

- Sarung tangan latex / karet sarung tangan ini memiliki keunggulan yaitu tidak berpori, sehingga cocok digunakan untuk bahan-bahan yang mengandung cairan kimia, terutama asam.

Gambar 3.5 Alat pelindung tangan dan jari-jari (Sumber: Dickson, 2015)

Alat Pelindung Kaki (Foot Cover)

Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda berat, percikan asam dan basa yang korosif, cairan panas dan terinjak

(10)

benda-benda tajam. Contoh alat pelindung kaki seperti sepatu kulit, sepatu karet, sepatu bot karet, sepatu anti slip, sepatu dilapisi baja, sepatu plastik, sepatu dengan sol kayu/gabus, pelindung betis, tungkai dan mata kaki.

Gambar 3.6 Alat pelindung kaki (Sumber: Dickson, 2015) 3.6 PROSES PEMBUATAN CAN

Akan dibuat zinc can untuk masing - masing ukuran battery yaitu R6, R14, dan R20.

Zinc coin tersebut dimasukkan kedalam hopper melalui jalur conveyor yang dipanasi

oleh heater dengan suhu ±250 – 350˚C, dan untuk can tipe R20 350˚C. Pada proses pembuatan zinc can ini , zinc slug yang telah dikerjakan sebelumnya akan di press sehingga menjadi kaleng. Kekuatan tiap punch untuk masing – masing zinc slug sama. Hasil press can yang telah terbentuk kaleng dipisahkan dengan menggunakan 2

OUTPUT

Dimensi Battery Can

PROSES

Mesin Impact Press Trimming INPUT

(11)

satu tempat lagi digunakan sebagai wadah untuk menampung potongan kaleng yang tidak sesuai dengan spesifikasi, dan hasil potongan akan dilebur kembali dalam dapur peleburan zinc slug. Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk can adalah ± ½ detik.

Gambar 3.7 Zinc Can Tipe R20 (sumber: PT. Intercallin, 2006)

3.6.1 Alat Ukur Yang Digunakan Dalam Proses Pembuatan Zinc Can Sikmat / Varnier Caliper

Alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus millimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Dan digunakan untuk mengukur tinggi, lebar serta diameter dalam can.

Gambar 3.8 Sikmat (Sumber : PT. Intercallin, 2006)

(12)

 Micrometer Sekrup

Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur yang bisa mengukur sebuah benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian sampai dengan 0.01 mm. Dan alat ukur ini digunakan untuk mengukur ketebalan dinding can.

Gambar 3.9 Mikrometer Sekrup (sumber : PT. Intercallin, 2006)  Timbangan

Timbangan merupakan salah satu alat penting untuk menentukan berat benda dari can setelah proses press can.

Gambar 3.10 Timbangan (Sumber : PT. Intercallin, 2006)

3.6.2 Mesin Impact Press

Mesin ini berfungsi untuk membuat can (kaleng) dari battery tersebut. Kekuatan tiap

punch untuk masing – masing zinc slug sama. Mesin ini dijalankan dengan tenaga

penggerak motor listrik. Setelah terbentuk can dari zinc slug yang telah di bentuk di mesin press can tadi akan dimasukkan ke dalam mesin can cutting.

(13)

 Speed Mesin untuk tipe : R03 = 82 spm R06 = 250 spm R14 = 90 spm R20 = 300 spm

3.6.3 Proses Trimming

Proses Trimming adalah proses akhir dari pembuatan zinc can setelah proses zinc can

press, proses ini hanya memangkas hanya memangkas bagian atas zinc can dengan

mata pisau, agar ukuran tinggi can sesuai dengan standar yang telah di tetapkan di dalam PT. International Chemical Industry.

Gambar

Gambar 3.1 Alat pelindung kepala  (Sumber:Dickson, 2015)
Gambar 3.3 Alat pelindung telinga  (Sumber: Dickson, 2015)
Gambar 3.4 Alat pelindung pernapasan  (Sumber: Dickson, 2015)
Gambar 3.6 Alat pelindung kaki  (Sumber: Dickson, 2015)  3.6  PROSES PEMBUATAN CAN
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pabrik FJL adalah salah satu bagian dari perusahaan perum perhutani yang sangat memberi keuntungan, karena bahan baku yang digunakan dalam pembuatan FJL adalah bahan baku

emosionalnya untuk memusatkan perhatian atas tugas-tugasnya memiliki pikiran yang jernih.akibatnya prestasi belajar kurang baik, berdasarkan uraian diatas dapat dipahami

T{ant}a>wi> melihat teks ayat ini, tidak seperti al-’Asma>wi> yang ‘meng abaikan’ penafsiran teks sebelum dan sesudahnya, sejatinya ter fokus ( mah all al-sha } >

[r]

a. Mengidentifikasi biaya ke dalam berbagai aktivitas, meliputi: gaji, layanan pendidikan, bahan, pemeliharaan sarana, penyusutan gedung, penyusutan peralatan,

Dari pendapat yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa desain peneltian merupakan suatu rancangan penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam melakukan

Pada pembuatan liposom digunakan metoda hidrasi lapis tipis karena lebih murah dan lebih sederhana dibandingkan dengan metoda pembuatan liposom lainnya tetapi metoda hidrasi

Terdapat beberapa simpulan yang diperoleh, yaitu sebagai berikut. 1) Berdasarkan hasil tahapan studi penda- huluan, diketahui bahwa pemahaman konsep sebagian besar