• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesadaran Warga Negara Terhadap Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Di Kota Pati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kesadaran Warga Negara Terhadap Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Di Kota Pati"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Kesadaran Warga Negara Terhadap Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk

Di Kota Pati

Angger Sutiana (09110038) Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang

ABSTRAK

Judul Kesadaran Warga Negara Terhadap Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Latar belakang dari penelitian ini adalah ada beberapa permasalahan di dalam masyarakat yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk. Yang pertama adalah timbul dari diri pribadinya seperti masyarakat yang melalaikan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk karena dipengaruhi oleh ketidaktahuan dan ketidakpahaman akan keberadaan hukum yang mengaturnya. Yang kedua adalah proses pembuatan Kartu Tanda Penduduk yang rumit, yang berbelit belit. Permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar kesadaran warga negara terhadap kepemilikan Kartu Tanda Penduduk di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesadaran warga terhadap kepemilikan Kartu Tanda Penduduk di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Metode yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena data akan dianalisis dengan menggunakan kata-kata. Sumber data yang diperoleh berasal dari hasil jawaban informan, serta dokumentasi. Lokasi penelitian di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Fokus penelitiannya adalah gambaran umum kesadaran warga, sosialisasi pejabat pemerintahan desa dan upaya yang dilakukan oleh pejabat desa dalam rangka mengatasi kepemilikan Kartu Tanda Penduduk di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah bahwa warga masyarakat Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati memiliki keasadaran yang cukup tinggi untuk membuat Kartu Tanda Penduduk. Saran penelitian ini adalah bahwa untuk membuat KTP tidak perlu ditunda – tunda mengingat KTP sangat penting kegunaannya bagi masyarakat. Proses pembuatannya pun tidak memerlukan waktu yang lama.

Kata Kunci : Kesadaran Warga Negara, Kepemilikan KTP

PENDAHULUAN

Dalam meningkatkan masyarakat yang baik terhadap hukum yang berlaku membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah kewajiban bagi masyarakat Indonesia. KTP merupakan salah satu bentuk taat pada hukum. Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah nama resmi kartu identitas seseorang di Indonesia yang diperoleh setelah seseorang berusia di atas 17 tahun. KTP berlaku selama lima tahun dan tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan, khusus warga yang berusia 60 tahun keatas, mendapat KTP seumur hidup yang tidak perlu diperpanjang setiap lima tahun sekali. Pada tanggal 4 April 2008, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

KTP berlaku untuk jangka waktu 5 tahun, kecuali manula (berusia diatas 60 tahun ), KTP berlaku seumur hidup. Berakhirnya masa berlaku KTP, sesuai dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan KTP yang rusak, hilang atau berubah data, seperti perubahan alamat,

(2)

memiliki KTP adalah anggota perwakilan negara asing. Organisasi-organisasi internasional, corps diplomatik beserta anggota keluarganya dan penduduk sementara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 14 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan, pernyataan tegas ini jelas tercantum dalam peraturan negara kita, tapi melihat kondisi negara yang sedang diguncang musibah, bukan musibah karena alam saja krisis perekonomian dan krisis pengetahuan yang dapat mempengaruhi tingkat kesadaran hukum masyarakat. Seperti tercermin dalam permasalahan masyarakat yang tidak memiliki KTP. Dalam kehidupan masyarakat yang tidak sadar akan kepemilikan KTP, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi masyarakat tidak sadar hukum timbul dari dalam diri pribadinya seperti masyarakat yang melalaikan kepemilikan KTP karena dipengaruhi oleh ketidaktahuan dan ketidakpahaman akan keberadaan hukum yang mengaturnya. Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi masyarakat tidak sadar hukum yaitu oleh pihak luar yang mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat terhadap hukum. Hal tersebut mempengaruhi tingkat kesadaran dalam kepemilikan KTP, karena selain masyarakat tidak mengetahui dan memahami keberadaan hukum, yang menjadi faktor utama masyarakat tidak memiliki KTP yaitu prosesnya rumit, yang berbelit-belit dan biaya pembuatan KTP yang tidak sesuai dengan peraturan. Padahal untuk menumbuhkan kesadaran setiap warga masyarakat itu tidak hanya dari diri sendiri masyarakatnya saja, melainkan petugas-petugas yang terlibat dalam pembuatan KTP tersebut juga.

Oleh karena itu, akibat dari kurang kerjasama antara masyarakat dan petugas pengelola pembuatan KTP tersebut. Masyarakat bukan saja tidak sadar akan hukum dan kewajibannya, tapi mereka tidak mengerti dan tidak paham akan kewajibannya itu, sehingga tidak sedikit warga masyarakat yang melalaikan kepemilikan KTP. Padahal kepemilikan KTP itu telah memiliki kepastian dan kekuatan hukum yang apabila melanggar mendapatkan sanksi atau hukuman.

Desa merupakan kesatuan masyarakat/ hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul, adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan dibawah kabupaten. Pemerintah desa adalah yang dipimpin oleh kepala desa dan perangkat desa, sedangkan pemerintah desa adalah kegiatan pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa.

Letak geografis Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati sangat strategis, yaitu dekat dengan terminal kota, pasar tradisional, swalayan atau pusat perbelanjaan lainnya. Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada masyarakat Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati, maka penulis bermaksud mengkaji lebih dalam melalui penelitian dengan mengambil judul skripsi :

“Kesadaran Warga Negara Terhadap Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Di Kota Pati (Studi Kasus Kepemilikan Ktp Di Desa Dengkek Kec. Pati Kab. Pati”

(3)

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kesadaran

Kesadaran didefinisikan sebagai tingkat kesiagaan individu pada saat ini terhadap rangsangan eksternal dan internal, artinya terhadap peristiwa-peristiwa lingkungan dan suasana tubuh, memori dan pikiran.

Menurut penerapannya kesadaran yang didasarkan pada kesadaran statis sudah barang tentu tidak manusiawi, karena manusia bukan robot. Manusia sesuai dengan kodratnya yang memiliki cipta, rasa, dan karsa yang bisa mengembangkan kemampuan dan tanggung jawabnya yang dilandasi sadar kehendak dan sadar hukum. Kesadaran yang patut adalah kesadaran yang dinamis, dimana manusia dan masyarakat mempunyai keinginan yang kuat untuk meningkatkan dan mengembangkan lebih lanjut. Kesadaran tidak hanya untuk mengerti, mentaati ketentuan dan peeraturan yang ada melainkan juga mentaati etika dan moral sesuai dengan adat dan kebiasaan yang ada hidup dalam masyarakat.

Konsekuensi logisnya, kesadaran ini tidak hanya tergantung pada kelengkapan perundang-undangan saja melainkan juga dikaitkan dengan kesadaran pribadi terhadap moral, etika dan lingkungan. Apabila tiap manusia memiliki kesadaran moral maka masyarakat akan tertib dan aman, jadi konsep-konsep kesadaran dalam pengertian etika berkaitan dengan baik buruk, dan melaksanakan kapanpun dan dimanapun.

Pengertian Kepemilikan KTP

Kepemilikan adalah kekuasaan yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara eksklusif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi.

Sedangkan KTP (kartu tanda penduduk) merupakan sistem administrasi yang menyangkut seluruh masalah kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan data informasi kependudukan, patut menjadi perhatian untuk mewujudkannya. Karena sampai saat ini peraturan perundang-undangan yang mendukungnya masih terpisah-pisah, berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kaitan satu dengan yang lainnya. Perwujudan suatu sistem memang sangat didambakan oleh masyarakat. Bahkan sebagai ciri dari penyelenggaraan negara yang modern khususnya bidangpelayanan masyarakat.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Pada penelitian tentang kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati, waktu yang digunakan oleh peneliti yaitu mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013.

2. Tempat Penelitian

(4)

Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk survey dengan analisis materi penelitian berupa deskriptif analitik. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian melalui prosedur penulisan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Margono, 2002:105). Pendekatan kualitatif ini dimanfaatkan peneliti untuk mencari data tentang kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

Fokus Penelitian

Penelitian ini yang meneliti tentang kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati, difokuskan pada :

a. Gambaran umum kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

b. Sosialisasi pejabat pemerintah desa tentang kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

c. Upaya yang dilakukan oleh pejabat desa dalam rangka mengatasi kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

Data, Sumber Data, dan Nara Sumber a. Data

Data pada penelitian ini diperoleh dari semua hal yang berkaitan dengan kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati, yang terdiri dari hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil dokumentasi penelitian.

b. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini ada 2 (dua), yaitu sumber data primer dan sumber data sekunde.

1) Sumber Data Primer

Sumber data primer ini berasal dari hasil jawaban informan yang ditetapkan dengan menggunakan teknis purposive sampling (pengambilan sampel bertujuan) yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian, dan pelaksanaannya melalui kuesioner dalam bentuk check list (daftar pertanyaan) yang berisi beberapa pertanyaan dengan beberapa opsi jawaban, sehingga informan tinggal memberikan tanda centang/contreng (√) pada opsi jawaban yang dipilih oleh informan yang bersangkutan.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu :

a) Data-data tertulis dan fakta-fakta yang diperoleh peneliti tentang kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati

(5)

b) Dokumentasi dan kepustakaan, serta bahan-bahan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis, yaitu yang membahas tentang kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati. c. Nara Sumber

Dalam penelitian ini, nara sumber yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati adalah sebagai berikut :

1) Kepala Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati

2) Pejabat pemerintah Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati

3) Warga Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati yang sudah wajib mempunyai KTP Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Interview (wawancara)

Metode Interview (wawancara), ialah metode wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada informan untuk memperoleh data penelitian (Hadi, 2002:102). Dalam wawancara ini, penulis mengajukan sejumlah pertanyaan dengan menggunakan check list (daftar pertanyaan) yang berisi beberapa pertanyaan dengan beberapa opsi jawaban, sehingga informan tinggal memberikan tanda centang/contreng (√) pada opsi jawaban yang dipilih oleh informan yang bersangkutan. Wawancara ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh informasi tentang kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

b. Metode Observasi

Metode observasi ialah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik, fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 2002:136). Dalam penelitian ini observasi dilakukan di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi ialah metode yang digunakan penulis untuk menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2005:149). Metode dokumentasi ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh data-data dan informasi serta pengetahuan kepustakaan yang berkaitan dengan materi penelitian dalam penyusunan skripsi ini yaitu tentang kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati.

Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis melalui tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, sebagaimana tertera dalam penjebaran skema berikut :

a. Reduksi Data

(6)

b. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan untuk memeriksa, mengatur, serta mengelompokkan data sehingga menghasilkan data yang deskriptif.

c. Penarikan Kesimpulan

Dalam penarikan kesimpulan ini, didasarkan pada reduksi data dan sajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Teknik analisis yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data, adalah teknik inetraktif dari Miles dan Huberman, sebagaimana tertera dalam skema berikut :

Data dalam penelitian ini yaitu data tentang kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati yang diperoleh dari hasil wawancara dengan memberikan check list kepada informan dan dokumentasi data. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis berdasarkan sumber aslinya sesuai dengan penyajian data. Tahap berikutnya adalah reduksi data, dan kemudian penarikan kesimpulan yang disertai dengan verifikasi. Dengan demikian, pada kesimpulan yang dibuat benar-benar menunjukkan adanya keabsahan.

Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian ilmiah, diperlukan adanya keabsahan data. Adapun keabsahan data dalam penelitian ini diupayakan dengan teknik triangulasi, dengan tujuan untuk membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Dalam mengecek keabsahan atau validitas data menggunakan teknik triangulasi, S. Nasution (2001:35), mengungkapkan bahwa data atau informasi dari satu pihak harus dichek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Adapun pendapat dari Lexy Moleong (2007: 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa triangulasi sebagai salah satu teknik pemeriksaan data secara sederhana dapat disimpulkan sebagai upaya untuk mengecek data dalam suatu penelitian, dimana peneliti tidak hanya menggunakan satu sumber data, satu metode pengumpulan data atau hanya menggunakan pemahaman pribadi peneliti saja tanpa melakukan pengecekan kembali dengan penelitian lain.

2. Pengumpulan Data

1. Penyajian Data

4. Kesimpulan dan

Verifikasi

3. Reduksi

(7)

Selain itu, dapat diketahui juga bahwa triangulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Oleh karena itu, beberapa cara pandang tersebut akan bisa dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul, dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya.

Penggunaan teknik triangulasi juga dapat meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti baik mengenai fenomena yang diteliti maupun konteks di mana fenomena itu muncul. Bagaimana pun, pemahaman yang mendalam (deep understanding) atas fenomena yang diteliti merupakan nilai yang harus diperjuangkan oleh setiap peneliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini teknik triangulasi dilakukan dengan membandingkan serta check dan recheck informasi dari data primer penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara tentang kesadaran warga negara terhadap kepemilikan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabuapten Pati, yang dipeoleh dari :

a. Kepala Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati

b. Pejabat pemerintah Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati

c. Warga Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati yang sudah wajib mempunyai KTP

Penggunaan triangulasi sebagaimana disebutkan di atas, diharapkan dapat menjamin tingkat kepercayaan data, serta untuk mencegah bahaya-bahaya subyektif. Dengan dilakukannya wawancara kepada informan tersebut di atas, maka dapat untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan, dengan kata lain bahwa pihak peneliti dapat melakukan ‘check and recheck’ temuan-temuannya dengan cara membandingkan hasil dari wawancara sebagai data primer dan hasil data sekunder berupa hasil observasi serta dokumentasi penelitian.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini mengangkat masalah kesadaran masyarakat dalam pembuatan KTP di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Untuk dapat mengungkap masalah tersebut, peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada warga Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati sebagai subyek penelitian.

Pada bulan Agustus tahun 2012 di Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati pejabat desa memberikan surat undangan kepada seluruh warga desa yang sudah wajib memiliki KTP untuk membuat e-KTP atau KTP elektronik. Di dalam undangan tersebut sudah ditentukan tanggal dan waktu yang berbeda agar warga datang ke Kantor Kecamatan untuk proses pembuatan e-KTP. Proses pembuatan e-KTP meliputi pengambilan foto pemohon KTP, membubuhkan tanda tangan pada alat perekam tanda tangan, melakukan rekam sidik jari, dan scan retina mata.

Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di

(8)

tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu adalah sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena pertama, biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain. Kedua, bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat – gurat sidik jari akan kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores. Ketiga unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar.

E-KTP memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki pada KTP lama, yaitu pada KTP lama masih ada tanda tangan Kepala Kelurahan, sedangkan di e-KTP sudah tidak ada lagi tanda tangan sang pejabat itu. Pada KTP lama ada stempel kelurahan, sedangkan di e-KTP sudah tidak ada lagi. Pada KTP lama tidak ada kolom kewarganegaraan, di e-KTP tersedia keterangan kewarganegaraan. Pada KTP lama tidak ada hologram, sedangkan di e-KTP tanda hologram sangat jelas. E-KTP juga dilindungi dengan keamanan pencetakan sedangkan seperti relief text, microtext, filter image, invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar ultra violet serta anti copy design.

Fungsi dan kegunaa e-KTP adalah pertama sebagai identitas diri. Kedua berlaku nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening di bank, dan lain sebagainya. Ketiga, mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP, terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan.

E-KTP tentu saja memiliki perbedaan dari KTP Nasional sebelumnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : lihat di lampiran

Berdasarkan data yang penulis peroleh, warga Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati yang datang untuk membuat e-KTP adalah 2000 warga dari total yang mendapatkan undangan 2052 warga.

Melihat dari banyaknya warga yang datang, bisa disimpulkan bahwa warga Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk membuat KTP. Kesadaran masyarakat ini perlu mendapatkan apresiasi yang baik, terutama dari pegawai atau Kantor Kecamatan, sebab pada umumnya masyarakat desa belum atau tidak mempunyai kesadaran dalam pembuatan KTP seperti halnya yang dilakukan dan dimiliki oleh warga Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati ini.

Kesadaran yang mereka miliki ini diperoleh berdasarkan pengalaman yang telah mereka alami. Hal ini diketahui melalui interview yang dilakukan oleh penulis langsung kepada warga. Contoh nyata yang mereka temui adalah untuk memperoleh pinjaman di bank, untuk pergi berobat ke dokter atau rumah sakit, untuk mengurus KK, dan kepentingan kepentingan lainnya yang mensyaratkan warga harus memiliki KTP.

Pejabat pemerintah desa juga melakukan sosialisasi kepada warga tentang kepemilikan KTP yaitu dengan cara mensosialisasikan ke masing-masing RT agar warga membuat KTP dan melakukan perpanjangan KTP yang dilakukan satu bulan sekali pada forum rapat RT, koordinasi kepala desa

(9)

kepada masing-masing ketua RT untuk memberikan himbauan kepada warganya pada forum rapat yang bertempat di balai desa. Selain mensosialisasikan KTP, pejabat pemerintah desa juga melakukan upaya-upaya dalam rangka mengatasi kepemilikan KTP yaitu memerintahkan kepada warga agar membuat KTP bagi yang sudah wajib memiliki KTP, memerintahkan kepada warga untuk melakukan perpanjangan KTP bagi yang KTP nya sudah habis masa berlakunya, bagi pasangan yang baru menikah diperintahkan untuk segera membuat KTP baru karena terjadi perubahan status.

Pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor Kecamatan juga sangat mempengaruhi pembuatan KTP bagi warga masyarakat Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Pada umumnya warga desa disibukkan oleh pekerjaan, sehingga bila mereka harus mengurus pembuatan KTP tentu memerlukan waktu (meninggalkan pekerjaan). Masyarakat enggan membuat atau mengurus KTP bila prosedurnya berbelit-belit dan menghabiskan waktu. Namun tidak demikian halnya yang terjadi pada lokasi penelitian, mereka suka dan memiliki kesadaran untuk membuat KTP, salah satunya dipengaruhi oleh pelayanan pegawai Kantor Kecamatan yang ramah dan sopan sehingga warga masyarakat merasa nyaman untuk mengurus KTP. Dan hal ini pula yang membuat masyarakat memiliki secara penuh tentang arti penting dan kegunaan dari KTP bagi warga.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil sajian dan analisis data serta pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Warga masyarakat Desa Dengkek Kecamatan Pati Kabupaten Pati telah memiliki kesadaran yang tinggi dalam pembuatan KTP. Karena tanpa memiliki KTP mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa.

2. Kesadaran yang mereka miliki ini diperoleh berdasarkan pengalaman yang telah mereka alami. Contoh nyata yang mereka temui adalah untuk memperoleh pinjaman di bank, untuk pergi berobat ke dokter atau rumah sakit, untuk mengurus KK, dan kepentingan kepentingan lainnya yang mensyaratkan warga harus memiliki KTP.

3. Hal ini didukung oleh sosialisasi dari pejabat desa tentang kepemilikan KTP, yaitu mensosialisasikan ke masing-masing RT agar warga membuat KTP dan melakukan perpanjangan KTP yang dilakukan satu bulan sekali pada forum rapat RT, koordinasi kepala desa kepada masing-masing ketua RT untuk memberikan himbauan kepada warganya pada forum rapat yang bertempat di balai desa. Upaya-upaya dari pejabat desa dalam rangka mengatasi kepemilikan KTP, yaitu memerintahkan kepada warga agar membuat KTP bagi yang sudah wajib memiliki KTP, memerintahkan kepada warga untuk melakukan perpanjangan KTP bagi yang KTP nya sudah habis masa berlakunya, bagi pasangan yang baru menikah diperintahkan untuk segera membuat KTP baru karena terjadi perubahan status. Pelayanan pegawai Kantor Kecamatan yang ramah dan tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat KTP.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1988, Prosedur Penelitian, Jakarta : Bina Aksara

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta

Bogdan, Robert c. Dan S. K. Biklen. (1982). Qualitative Research for education : Inntroduction to

theory and methods, Allyn and Bacor Boston

Hadi, Sutrisno, 2002, Metodologi Research, ANDI : Yogyakarta.

Moeloeng, J. Lexy, 2000, Metode Penelitian Kualitatif Naturalistik. Jakarta : Sinar Grafika Moeloeng, J. Lexy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya Nasution, S, 2003, Metode Penelitian Naturalistik, Bandung : PT. Tarsito

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Kualitatif Naturalistik. Jakarta : Sinar Grafika Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum

Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 14 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil

S. Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan tarik dan struktur mikro pada hasil pengelasan FCAW pada material baja karbon rendah ST 41 dengan menggunakan

NILAI DAN SIKAP TERHADAP PEKERJAAN Satu ciri utama yang lazimnya sinonim dengan komuniti muara ialah kebergantungan sumber ekonomi mereka kepada sungai dan laut sebagai

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diketahui bahwa dari 8 variabel yang diteliti terdapat 3 variabel yang berhubungan dengan kejadian kapasitas vital paru

Menurut Kuipers (1993), besarnya tenaga tarik efektif dari traktor untuk menarik sebuah alat sangat tergantung pada kemampuan roda penggerak (bagian belakang)

Di dalam tubuh carbimazole akan diubah menjadi bentuk aktifnya methimazole dengan pemotongan gugus samping karboksil pada saat metabolisme lintas pertama (Bahn et al ,

Simetris di sini berarti untuk setiap pasangan bilangan, kedua titik yang mewakili bilangan itu terletak pada jarak yang sama dari titik nol, tetapi

Produktivitas dan Pemanfaatan Tanaman Leguminosa Pohon Indigofera zollingeriana pada Lahan Kering.. Balai