• Tidak ada hasil yang ditemukan

perikanan budidaya _seminakel_hangtuah_23_april_2009_prosiding

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "perikanan budidaya _seminakel_hangtuah_23_april_2009_prosiding"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Perikanan Budidaya : Sebuah Model Optimasi Produksi Perikanan Nasional Perikanan Budidaya : Sebuah Model Optimasi Produksi Perikanan Nasional

Hakim Miftakhul Huda

Hakim Miftakhul Huda1)1) dan Sonny Koeshendrajanadan Sonny Koeshendrajana2)2) Abstrak 

Abstrak 

Permintaan terhadap komoditas perikanan baik untuk dalam negeri maupun ekspor semakin Permintaan terhadap komoditas perikanan baik untuk dalam negeri maupun ekspor semakin meningkat. Sedangkan dari sisi pasokan, produksi perikanan tangkap relatif stagnan sehingga diperlukan meningkat. Sedangkan dari sisi pasokan, produksi perikanan tangkap relatif stagnan sehingga diperlukan alternatif peningkatan produksi perikanan dari. Budidaya perikanan merupakan alternatif dalam alternatif peningkatan produksi perikanan dari. Budidaya perikanan merupakan alternatif dalam meningkatkan produksi perikanan nasional. Makalah ini bertujuan untuk menyajikan data dasar mengenai meningkatkan produksi perikanan nasional. Makalah ini bertujuan untuk menyajikan data dasar mengenai   budidaya perikanan dalam meningkatkan volume dan nilai produksi perikanan nasional. Metode penelitian   budidaya perikanan dalam meningkatkan volume dan nilai produksi perikanan nasional. Metode penelitian yang digunakan adalah ’desk study’ berdasarkan penelusuran literatur yang tersedia; sedangkan analisis yang digunakan adalah ’desk study’ berdasarkan penelusuran literatur yang tersedia; sedangkan analisis dilakukan

dilakukan secara deskripsecara deskriptif tabulatif. tif tabulatif. Hasil kajian meHasil kajian menunjukkan bnunjukkan bahwa perikanan ahwa perikanan tangkap matangkap masihsih memperlihatkan kontribusi yang relatif dominan terhadap total produksi ikan nasional. Meskipun demikian, memperlihatkan kontribusi yang relatif dominan terhadap total produksi ikan nasional. Meskipun demikian, kecenderungan produksi perikanan tangkap menunjukkan relatif stagnan; tetapi upaya peningkatan produksi kecenderungan produksi perikanan tangkap menunjukkan relatif stagnan; tetapi upaya peningkatan produksi   perikanan secara nasional masih memungkinkan dilakukan, terutama melalui ekstensifikasi dan intensifikasi   perikanan secara nasional masih memungkinkan dilakukan, terutama melalui ekstensifikasi dan intensifikasi   perikanan budidaya pada berbagai tipe perairan dan pilihan komoditas yang dibudidayakan. Perikanan   perikanan budidaya pada berbagai tipe perairan dan pilihan komoditas yang dibudidayakan. Perikanan  budidaya secara nasional mempunyai peluang besar dan peran vital dalam pembangunan perikanan nasional  budidaya secara nasional mempunyai peluang besar dan peran vital dalam pembangunan perikanan nasional yang berkelanjutan; untuk itu diperlukan peran simultan dan sinergis dari stakeholders. Selain itu, diseminasi yang berkelanjutan; untuk itu diperlukan peran simultan dan sinergis dari stakeholders. Selain itu, diseminasi   berkaitan dengan budidaya perikanan akan menjadi katalis dalam percepatan perkembangan budidaya   berkaitan dengan budidaya perikanan akan menjadi katalis dalam percepatan perkembangan budidaya  perikanan nasional.

 perikanan nasional.

Kata kunci : perikanan budidaya, produksi perikanan, optimasi Kata kunci : perikanan budidaya, produksi perikanan, optimasi

 Aquaculture : A Model for Optimizing National Fisheries Production  Aquaculture : A Model for Optimizing National Fisheries Production

 Abstract   Abstract 

  Demand trends on fisheries commodity for domestic and export have been increasing from year to   Demand trends on fisheries commodity for domestic and export have been increasing from year to   year

  year From fish supply side, capture fisheries was reFrom fish supply side, capture fisheries was relatively stagnant so that an alternative way to increaselatively stagnant so that an alternative way to increase   fisheries production is needed in the near future. Aquaculture is seemed to be the best way to increase   fisheries production is needed in the near future. Aquaculture is seemed to be the best way to increase national fisheries production. This paper aimed at illustrating the aquaculture performance to national  national fisheries production. This paper aimed at illustrating the aquaculture performance to national    fisheries production.. A desk s

  fisheries production.. A desk study method was utudy method was used in this study through a sed in this study through a literature study. literature study. Data weData werere analysed and tabulated descriptively. Results show that capture fishery still contribute dominantly to the analysed and tabulated descriptively. Results show that capture fishery still contribute dominantly to the national fish product

national fish production. ion. Even though Even though the tendency for the tendency for capture fishery capture fishery production was production was stagnant, anstagnant, an alternative to increase national fish production is possible be carried out through an aquaculture, especially alternative to increase national fish production is possible be carried out through an aquaculture, especially through extensivication and intensivication on various many types of environment and species or commodity through extensivication and intensivication on various many types of environment and species or commodity being cultured.

being cultured. Aquaculture has Aquaculture has a great potential and va great potential and vital role in the national fisheries ital role in the national fisheries development; indevelopment; in relation to this, a simulataneous

relation to this, a simulataneous and synergic roand synergic role of many different stake stakehole of many different stake stakeholders are required. lders are required. Apart Apart    from that, dissemination related to aquaculture will be acted as a catalyst in national aquaculture   from that, dissemination related to aquaculture will be acted as a catalyst in national aquaculture

developme

development nt acceleration.acceleration.

 Key words : Aquaculture, fisheries production, optimize  Key words : Aquaculture, fisheries production, optimize

1) 1)

Calon Peneliti pada Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBR-SEKP), Jl. KS. Calon Peneliti pada Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBR-SEKP), Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta 10260. E-mail : hamihud@yahoo.co.id

Tubun Petamburan VI Jakarta 10260. E-mail : hamihud@yahoo.co.id 2)

2)

Peneliti pada Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBR-SEKP), Jl. KS. Tubun Peneliti pada Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBR-SEKP), Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta 10260. E-mail : sonny_koes@yahoo.com

(2)
(3)

Perikanan Budidaya : Sebuah Model Optimasi Produksi Perikanan Nasional Perikanan Budidaya : Sebuah Model Optimasi Produksi Perikanan Nasional

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Permintaan komoditas perikanan baik untuk dalam negeri maupun ekspor semakin meningkat Permintaan komoditas perikanan baik untuk dalam negeri maupun ekspor semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia dan pergeseran pola konsumsi manusia dari “

seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia dan pergeseran pola konsumsi manusia dari “ red meat ””red meat  (daging sapi, kambing, babi, dan lain-lain) ke “

(daging sapi, kambing, babi, dan lain-lain) ke “white meat white meat ” (ayam, ikan, seafood). Peningkatan tersebut erat” (ayam, ikan, seafood). Peningkatan tersebut erat kaitannya dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dan kualitas hidup dari rakyat Indonesia dan kaitannya dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dan kualitas hidup dari rakyat Indonesia dan dunia. Sementara itu, realisasi produksi perikanan nasional, sampai dengan tahun 2007, belum mampu dunia. Sementara itu, realisasi produksi perikanan nasional, sampai dengan tahun 2007, belum mampu memenuhi target yang dicanangkan Departemen Kelautan dan Perikanan dalam rencana strategis tahun memenuhi target yang dicanangkan Departemen Kelautan dan Perikanan dalam rencana strategis tahun 2005-2009. Produksi perikanan pada tahun 2007 hanya memenuhi 95,57% target yang dicanangkan. Sedangkan 2009. Produksi perikanan pada tahun 2007 hanya memenuhi 95,57% target yang dicanangkan. Sedangkan   produksi perikanan sub-sektor perikanan tangkap relatif stagnan dan tidak mampu memenuhi target yang   produksi perikanan sub-sektor perikanan tangkap relatif stagnan dan tidak mampu memenuhi target yang ditentukan. Di sisi yang lain, sub-sektor perikanan budidaya telah mampu memberikan kontribusi yang lebih ditentukan. Di sisi yang lain, sub-sektor perikanan budidaya telah mampu memberikan kontribusi yang lebih  besar dari target yang dicanangkan dalam rencana strategis Departemen Kelautan dan Perikanan tahun  besar dari target yang dicanangkan dalam rencana strategis Departemen Kelautan dan Perikanan tahun

2005-2009 (DKP, 2008). 2009 (DKP, 2008).

Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi, perikanan budidaya diyakini Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi, perikanan budidaya diyakini memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang usaha dan menyerap tenaga kerja. Hal ini mengingat memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang usaha dan menyerap tenaga kerja. Hal ini mengingat   bahwa perikanan budidaya memiliki beberapa karakteristik, yakni: (i) dapat dilakukan oleh seluruh lapisan   bahwa perikanan budidaya memiliki beberapa karakteristik, yakni: (i) dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari pedesaan sampai perkotaan, (ii) mempunyai karakteristik usaha yang cepat masyarakat mulai dari pedesaan sampai perkotaan, (ii) mempunyai karakteristik usaha yang cepat menghasilkan (

menghasilkan (quick yielding quick yielding ) dengan margin keuntungan yang cukup besar, (iii) mempunyai) dengan margin keuntungan yang cukup besar, (iii) mempunyai backward backward dandan   forward linkage

  forward linkage yang cukup luas, sehingga dapat memacu pembangunan industri hulu maupun hilir (sepertiyang cukup luas, sehingga dapat memacu pembangunan industri hulu maupun hilir (seperti   pabrik pakan, tumbuhan

  pabrik pakan, tumbuhan hatcheryhatchery, industri jaring, industri pengolahan,, industri jaring, industri pengolahan, cold storagecold storage, pabrik es dan lain, pabrik es dan lain sebagainya), (iv) dapat mengatasi kemiskinan penduduk, dan (v) teknologi terapan yang tersedia cukup sebagainya), (iv) dapat mengatasi kemiskinan penduduk, dan (v) teknologi terapan yang tersedia cukup   banyak yang dihasilkan oleh Unit Pelaksana Teknis. Disamping itu, karakteristik perikanan juga   banyak yang dihasilkan oleh Unit Pelaksana Teknis. Disamping itu, karakteristik perikanan juga menunjukkan bahwa sebagian besar usaha perikanan budidaya termasuk dalam kategori usaha skala kecil, menunjukkan bahwa sebagian besar usaha perikanan budidaya termasuk dalam kategori usaha skala kecil,  jenis usahanya sangat beragam sesuai dengan kondisi daerah atau paket teknologi, dan memiliki basis lokasi  jenis usahanya sangat beragam sesuai dengan kondisi daerah atau paket teknologi, dan memiliki basis lokasi usaha di pedesaan, sehingga maju mundurnya aktivitas perikanan budidaya memiliki kaitan erat dengan usaha di pedesaan, sehingga maju mundurnya aktivitas perikanan budidaya memiliki kaitan erat dengan ekonomi rakyat di pedesaan (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2007).

ekonomi rakyat di pedesaan (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2007).

Kecenderungan permintaan ikan yang terus meningkat, keunggulan karakteristik perikanan Kecenderungan permintaan ikan yang terus meningkat, keunggulan karakteristik perikanan   budidaya dengan fakta di atas dan dukungan potensi luas lahan budidaya yang masih besar, perikanan   budidaya dengan fakta di atas dan dukungan potensi luas lahan budidaya yang masih besar, perikanan  budidaya pada masa datang diharapkan memberikan kontribusi produksi perikanan nasional yang lebih besar   budidaya pada masa datang diharapkan memberikan kontribusi produksi perikanan nasional yang lebih besar  lagi. Pengembangan perikanan budidaya sangat berpotensi untuk meningkatkan produksi perikanan nasional lagi. Pengembangan perikanan budidaya sangat berpotensi untuk meningkatkan produksi perikanan nasional sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan devisa negara dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan devisa negara dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, optimasi perikanan budidaya di masa datang merupakan sebuah pilihan yang harus dilakukan untuk  optimasi perikanan budidaya di masa datang merupakan sebuah pilihan yang harus dilakukan untuk  meningkatkan produksi perikanan nasional. Sedangkan untuk mencapai produksi perikanan budidaya yang meningkatkan produksi perikanan nasional. Sedangkan untuk mencapai produksi perikanan budidaya yang optimal maka perlu strategi kebijakan perikanan budidaya yang tepat. Makalah ini bertujuan untuk meyajikan optimal maka perlu strategi kebijakan perikanan budidaya yang tepat. Makalah ini bertujuan untuk meyajikan data dasar perikanan budidaya nasional dengan mendeskripsikan kondisi perikanan budidaya nasional data dasar perikanan budidaya nasional dengan mendeskripsikan kondisi perikanan budidaya nasional menggunakan data terkini dan tantangan yang dihadapi. Sehingga dapat menjadi masukan dalam menentukan menggunakan data terkini dan tantangan yang dihadapi. Sehingga dapat menjadi masukan dalam menentukan strategi kebijakan pembangunan perikanan budidaya nasional.

strategi kebijakan pembangunan perikanan budidaya nasional. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah

Metode penelitian yang digunakan adalah desk studydesk study melalui melalui penelusuran penelusuran literatur. literatur. AnalisisAnalisis dilakukan secara deskriptif tabulatif. Makalah ini menggunakan literatur terkait dengan perikanan budidaya dilakukan secara deskriptif tabulatif. Makalah ini menggunakan literatur terkait dengan perikanan budidaya dan data statistik perikanan terkini yang diterbitkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dan dan data statistik perikanan terkini yang diterbitkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dan   Food and Agriculture Organization

  Food and Agriculture Organization (( FAO FAO). Data yang diperoleh dijelaskan secara deskriptif dan). Data yang diperoleh dijelaskan secara deskriptif dan dihubungkan dengan literatur yang mendukung tema makalah ini. Sedangkan sistematika makalah ini dihubungkan dengan literatur yang mendukung tema makalah ini. Sedangkan sistematika makalah ini membahas struktur, produksi dan nilai produksi, potensi lahan, hambatan dan tantangan perikanan budidaya membahas struktur, produksi dan nilai produksi, potensi lahan, hambatan dan tantangan perikanan budidaya nasional, serta upaya optimasi perikanan budidaya nasional.

nasional, serta upaya optimasi perikanan budidaya nasional. Kajian dalam

Kajian dalam makalah ini makalah ini dimulai dengadimulai dengan struktur n struktur perikanan bperikanan budidaya udidaya yang meyang menjelaskannjelaskan   pengelompokkan perikanan budidaya dari berbagai tinjauan. Kajian yang kedua adalah menganalisis   pengelompokkan perikanan budidaya dari berbagai tinjauan. Kajian yang kedua adalah menganalisis  perkembangan produksi dan nilai produksi perikanan budidaya baik berdasarkan wilayah maupun komoditas.  perkembangan produksi dan nilai produksi perikanan budidaya baik berdasarkan wilayah maupun komoditas. Kajian yang ketiga adalah mendeskripsikan potensi perikanan budidaya nasional dan menjelaskan tingkat Kajian yang ketiga adalah mendeskripsikan potensi perikanan budidaya nasional dan menjelaskan tingkat  pemanfaatannya. Kemudian kajian yang keempat adalah mendeskripsikan hambatan dan tantangan baik yang  pemanfaatannya. Kemudian kajian yang keempat adalah mendeskripsikan hambatan dan tantangan baik yang sedang dihadapi maupun yang mungkin akan dihadapi. Selanjutnya yang terakhir adalah mendeskripsikan sedang dihadapi maupun yang mungkin akan dihadapi. Selanjutnya yang terakhir adalah mendeskripsikan upaya optimasi perikanan budidaya nasional baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan.

(4)
(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Perikanan Budidaya Struktur Perikanan Budidaya

Menurut UU Nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan, definisi pembudidayaan ikan adalah kegiatan Menurut UU Nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan, definisi pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Sementara itu, Koeshendrajana

mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Sementara itu, Koeshendrajana et al et al  (2004) menyatakan kegiatan perikanan budidaya mencakup suatu kisaran yang sangat luas, baik menyangkut (2004) menyatakan kegiatan perikanan budidaya mencakup suatu kisaran yang sangat luas, baik menyangkut   jenis ikan (

  jenis ikan ( species species) yang dibudidayakan, lingkungan sumberdaya yang digunakan, sistem budidaya maupun) yang dibudidayakan, lingkungan sumberdaya yang digunakan, sistem budidaya maupun  pengelolaannya.

 pengelolaannya.

Berdasarkan habitat tempat produksi, usaha perikanan budidaya dapat dibedakan menjadi dua jenis, Berdasarkan habitat tempat produksi, usaha perikanan budidaya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu budidaya perikanan berbasis di darat (

yaitu budidaya perikanan berbasis di darat (land-based aquacultureland-based aquaculture) dan budidaya perikanan berbasis di laut) dan budidaya perikanan berbasis di laut ((marine-based aquaculturemarine-based aquaculture) (Dahuri, 2004). Sedangkan berdasarkan sistem produksinya budidaya dibedakan) (Dahuri, 2004). Sedangkan berdasarkan sistem produksinya budidaya dibedakan menjadi budidaya tradisional, budidaya semi intensif, dan budidaya intensif. Menurut eksistensi tipe menjadi budidaya tradisional, budidaya semi intensif, dan budidaya intensif. Menurut eksistensi tipe sumberdaya ya

sumberdaya yang ada perikanan budidaya dapat dikelompokng ada perikanan budidaya dapat dikelompokkan kan menjadi: (a) sumberdaya peramenjadi: (a) sumberdaya perairan tawar iran tawar  (( freshwater aquaculture freshwater aquaculture); (b) sumberdaya perairan payau (); (b) sumberdaya perairan payau ( brackishwater aquaculturebrackishwater aquaculture); dan (c) sumberdaya); dan (c) sumberdaya   perairan laut (

  perairan laut (marine aquaculturemarine aquaculture). Pemahaman struktur perikanan budidaya juga dapat diklasifikasikan). Pemahaman struktur perikanan budidaya juga dapat diklasifikasikan menurut lingkungan/sistem wadah budidaya, yang dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yakni : (a) menurut lingkungan/sistem wadah budidaya, yang dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yakni : (a) kolam (

kolam ( pond  pond ); (b) karamba (); (b) karamba (cagecage); (c) tangki/drum/akuarium (); (c) tangki/drum/akuarium (tank tank ); (d) tancap (); (d) tancap ( pen pen); dan (e) sawah); dan (e) sawah (( paddyfield  paddyfield ) (Koeshendrajana) (Koeshendrajana et al et al , 2004)., 2004).

Masyarakat Indonesia telah lama melakukan kegiatan perikanan budidaya di darat berupa Masyarakat Indonesia telah lama melakukan kegiatan perikanan budidaya di darat berupa  pertambakan untuk budidaya biota laut seperti ikan bandeng, ikan belanak, ikan kakap putih, udang, kepiting  pertambakan untuk budidaya biota laut seperti ikan bandeng, ikan belanak, ikan kakap putih, udang, kepiting  bakau dan teripang. Pemanfaatan potensi pengembangan budidaya perikanan dilakukan melalui pembenihan,  bakau dan teripang. Pemanfaatan potensi pengembangan budidaya perikanan dilakukan melalui pembenihan,   pembudidayaan, penyiapan prasarana, pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan. Kegiatan-kegiatan   pembudidayaan, penyiapan prasarana, pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan. Kegiatan-kegiatan tersebut mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas dan produksi usaha perikanan budidaya tersebut mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas dan produksi usaha perikanan budidaya (Dahuri,2004). Dalam rangka meningkatkan nilai produksi perikanan, maka pengembangan perikanan (Dahuri,2004). Dalam rangka meningkatkan nilai produksi perikanan, maka pengembangan perikanan   budidaya diarahkan kepada budidaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti: udang, kerapu, kakap,   budidaya diarahkan kepada budidaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti: udang, kerapu, kakap,

rumput laut, bandeng, ikan hias, mutiara, kerang-kera

rumput laut, bandeng, ikan hias, mutiara, kerang-kerangan, nila, mas, gurame, dan patin; ngan, nila, mas, gurame, dan patin; mengingat potensimengingat potensi lahan tambak, kolam, dan perairan laut nasional masih besar.

lahan tambak, kolam, dan perairan laut nasional masih besar.

Indonesia mempunyai wilayah dengan topografi, tekstur dan kesuburan yang bervariasi. Sehingga Indonesia mempunyai wilayah dengan topografi, tekstur dan kesuburan yang bervariasi. Sehingga   berimplikasi terhadap jenis komoditas perikanan yang dibudidayakan. Contohnya adalah Pantai Utara Jawa,   berimplikasi terhadap jenis komoditas perikanan yang dibudidayakan. Contohnya adalah Pantai Utara Jawa,

yang umumnya landai dengan hamparan lahan pesisir (

yang umumnya landai dengan hamparan lahan pesisir (coastal land coastal land ) luas, jenis tanah sebagian besar aluvial) luas, jenis tanah sebagian besar aluvial subur, banyak mengalir sungai-sungai besar, dan kondisi laut relatif tenang, merupakan lokasi yang cocok  subur, banyak mengalir sungai-sungai besar, dan kondisi laut relatif tenang, merupakan lokasi yang cocok  untuk budidaya tambak udang, bandeng, dan rajungan. Sebaliknya Pantai Selatan Jawa dengan ciri untuk budidaya tambak udang, bandeng, dan rajungan. Sebaliknya Pantai Selatan Jawa dengan ciri dominannya berpantai terjal (

dominannya berpantai terjal ( ruged coastlineruged coastline), hamparan lahan pesisir yang sempit, dan kondisi laut), hamparan lahan pesisir yang sempit, dan kondisi laut   bergejolak, kurang cocok untuk budidaya tambak. Oleh karena itu, pembangunan pembangunan perikanan   bergejolak, kurang cocok untuk budidaya tambak. Oleh karena itu, pembangunan pembangunan perikanan   budidaya di Indonesia tidak mungkin dilakukan secara seragam. Akan tetapi berdasarkan pada pendekatan   budidaya di Indonesia tidak mungkin dilakukan secara seragam. Akan tetapi berdasarkan pada pendekatan

wilayah sesuai komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di wilayah bersangkutan. wilayah sesuai komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di wilayah bersangkutan. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya

Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya

Produksi dan nilai produksi perikanan budidaya pada tahun 2005-2007 selalu mengalami Produksi dan nilai produksi perikanan budidaya pada tahun 2005-2007 selalu mengalami   peningkatan. Wilayah yang menjadi kontributor terbesar terhadap produksi perikanan budidaya nasional   peningkatan. Wilayah yang menjadi kontributor terbesar terhadap produksi perikanan budidaya nasional adalah Sulawesi kemudian Bali-Nusa Tenggara dan Jawa. Sementara itu, wilayah Maluku-Papua dan adalah Sulawesi kemudian Bali-Nusa Tenggara dan Jawa. Sementara itu, wilayah Maluku-Papua dan Kalimantan kegiatan perikanan budidaya masih belum berkembang dengan baik sehingga produksi perikanan Kalimantan kegiatan perikanan budidaya masih belum berkembang dengan baik sehingga produksi perikanan   budidayanya masih rendah. Sedangkan jika dilihat dari segi nilai produksinya maka wilayah Sumatera   budidayanya masih rendah. Sedangkan jika dilihat dari segi nilai produksinya maka wilayah Sumatera mempunyai nilai produksi perikanan budidaya yang paling besar diikuti oleh Jawa dan Sulawesi. Hal ini mempunyai nilai produksi perikanan budidaya yang paling besar diikuti oleh Jawa dan Sulawesi. Hal ini menunjukkan bahwa di wilayah Sumatera kegiatan perikanan budidaya perikanan banyak dilakukan pada menunjukkan bahwa di wilayah Sumatera kegiatan perikanan budidaya perikanan banyak dilakukan pada   jenis komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, seperti udang dan kerapu. Di Sumatera   jenis komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, seperti udang dan kerapu. Di Sumatera sendiri, yang menjadi basis perikanan budidaya adalah Lampung dan Sumatera Selatan. Sementara itu, Jawa sendiri, yang menjadi basis perikanan budidaya adalah Lampung dan Sumatera Selatan. Sementara itu, Jawa Barat menjadi basis perikanan budidaya di Jawa. Nusa Tenggara Timur menjadi basis perikanan budidaya di Barat menjadi basis perikanan budidaya di Jawa. Nusa Tenggara Timur menjadi basis perikanan budidaya di wilayah Bali-Nusa Tenggara. Sulawesi Selatan menjadi basis perikanan budidaya di Sulawesi. Kalimantan wilayah Bali-Nusa Tenggara. Sulawesi Selatan menjadi basis perikanan budidaya di Sulawesi. Kalimantan Timur menjadi basis perikanan budidaya di Kalimantan. Produksi dan Nilai produksi perikanan budidaya Timur menjadi basis perikanan budidaya di Kalimantan. Produksi dan Nilai produksi perikanan budidaya nasional disajikan pada Tabel 1. berikut.

(6)
(7)

Tabel 1. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya Nasional Berdasarkan Propinsi, 2005-2007 Tabel 1. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya Nasional Berdasarkan Propinsi, 2005-2007 Table 1. Production and Production Value of National Aquaculture Based Province

Table 1. Production and Production Value of National Aquaculture Based Province, 2005-2007, 2005-2007

Propinsi/

Propinsi/ Province Province

Produksi/

Produksi/ Production Production (Ton/MT)(Ton/MT) Nilai Produksi/Nilai Produksi/ Production Value Production Value (ribu(ribu rupiah/

rupiah/thousand rupiahthousand rupiah)) Tahun/

Tahun/Year Year  Tahun/Tahun/Year Year  2005 2005 2006 2006 2007 2007 2005 2005 2006 2006 20072007 Jumlah/ Jumlah/Total Total  2163678 2163678 2682596 2682596 3193565 3193565 21451534152 21451534152 23776084542 23776084542 2792828725027928287250 SUMATERA SUMATERA 373813 373813 438246 438246 508754 508754 7580671481 7580671481 10563002866 10563002866 1166785220511667852205   Nanggroe

  Nanggroe Aceh Aceh Darussalam Darussalam 24434 24434 32265 32265 35667 35667 415216400 415216400 684450141 684450141 693249270693249270 Sumatera

Sumatera Utara Utara 44393 44393 39940 39940 53410 53410 1087043510 1087043510 931636484 931636484 10764594681076459468 Sumatera

Sumatera Barat Barat 32146 32146 39870 39870 55607 55607 342504125 342504125 623509869 623509869 599328519599328519 Riau

Riau 26686 26686 27459 27459 28861 28861 268997526 268997526 152333591 152333591 419591677419591677 Kep.

Kep. Riau Riau 5034 5034 1408 1408 5394 5394 22709432 22709432 41223133 41223133 469343323469343323 Jambi

Jambi 11419 11419 12276 12276 17638 17638 117281653 117281653 126904667 126904667 185450995185450995 Sumatera

Sumatera Selatan Selatan 81725 81725 100435 100435 111869 111869 1080405101 1080405101 1954485471 1954485471 21045410652104541065 Kep.

Kep. Bangka Bangka Belitung Belitung 719 719 966 966 903 903 11451674 11451674 18279014 18279014 1966181619661816 Bengkulu Bengkulu 7514 7514 7782 7782 9427 9427 102874376 102874376 97559936 97559936 126862030126862030 Lampung Lampung 139743 139743 175845 175845 189980 189980 4132187684 4132187684 5932620560 5932620560 59733640425973364042 JAWA JAWA 671988 671988 659610 659610 730950 730950 6580659218 6580659218 6216737160 6216737160 76813421077681342107 Banten Banten 27308 27308 28681 28681 34332 34332 329876434 329876434 36776142 36776142 249425652249425652 DKI

DKI Jakarta Jakarta 8882 8882 4921 4921 5779 5779 56985550 56985550 270402333 270402333 5145246651452466 Jawa

Jawa Barat Barat 301266 301266 355716 355716 391568 391568 2872684657 2872684657 2625987218 2625987218 40794728894079472889 Jawa

Jawa Tengah Tengah 113276 113276 96484 96484 114007 114007 1213180323 1213180323 1187738133 1187738133 14739890381473989038 DI

DI Yogyakarta Yogyakarta 9131 9131 9672 9672 11949 11949 92464317 92464317 96742296 96742296 124361980124361980 Jawa

Jawa Timur Timur 212125 212125 164136 164136 173315 173315 2015467937 2015467937 1999091039 1999091039 17026400821702640082 BALI-NUSATENGGARA

BALI-NUSATENGGARA 487727 487727 732040 732040 764263 764263 1957304228 1957304228 1430405248 1430405248 30107266893010726689 Bali

Bali 165015 165015 168764 168764 156494 156494 752981307 752981307 242286585 242286585 186496166186496166   Nusa

  Nusa Tenggara Tenggara Barat Barat 50338 50338 79547 79547 101942 101942 737526479 737526479 240240 224000 224000 903956733903956733   Nusa

  Nusa Tenggara Tenggara Timur Timur 272374 272374 483729 483729 505827 505827 466796442 466796442 947894663 947894663 19202737901920273790 KALIMANTAN

KALIMANTAN 81637 81637 66015 66015 116776 116776 1446849659 1446849659 1359387744 1359387744 21810712782181071278 Kalimantan

Kalimantan Barat Barat 15500 15500 7693 7693 9268 9268 95804673 95804673 155410386 155410386 195568036195568036 Kalimantan

Kalimantan Tengah Tengah 6159 6159 6517 6517 6417 6417 267070864 267070864 84197129 84197129 9336138993361389 Kalimantan

Kalimantan Selatan Selatan 13725 13725 15009 15009 22 2564 2564 308330591 308330591 198338278 198338278 246669925246669925 Kalimantan

Kalimantan Timur Timur 46253 46253 36793679 6 6 78527 78527 775643531 775643531 921441951 921441951 16454719281645471928 SULAWESI

SULAWESI 540931 540931 774354 774354 1050432 1050432 3488583020 3488583020 4040177945 4040177945 32888175933288817593 Sulawesi

Sulawesi Utara Utara 22642 22642 15119 15119 20907 20907 140905265 140905265 170723620 170723620 193280384193280384 Gorontalo

Gorontalo 8139 8139 8422 8422 10234 10234 40637141 40637141 31727782 31727782 3521387835213878 Sulawesi

Sulawesi Tengah Tengah 136487 136487 182129 182129 202750 202750 296488421 296488421 593865252 593865252 470924849470924849 Sulawesi

Sulawesi Barat Barat - - 15481 15481 5489 5489 - - 760798036 760798036 116282882116282882 Sulawesi

Sulawesi Selatan Selatan 339424 339424 514892 514892 717848 717848 1672463088 1672463088 1918197269 1918197269 21226408132122640813 Sulawesi

Sulawesi Tenggara Tenggara 34239 34239 3838 312 312 99 3205 3205 1338089105 1338089105 564865985 564865985 350474787350474787 MALUKU-PAPUA

MALUKU-PAPUA 7582 7582 12331 12331 22389 22389 397466546 397466546 166373579 166373579 9847737898477378 Maluku

Maluku 869 869 3592 3592 17836 17836 303734858 303734858 30301763 30301763 2331183023311830 Maluku

Maluku Utara Utara 1375 1375 908 908 1546 1546 32562358 32562358 3957944 3957944 1568383715683837 Papua

Papua 5334 5334 1996 1996 2039 2039 61080886 61080886 13351931 13351931 4442663144426631 Papua

Papua Barat Barat 4 4 5835 5835 968 968 88444 88444 118761941 118761941 1505508015055080

Sumber/

Sumber/SourceSource : Departemen Kelautan dan Perikanan/: Departemen Kelautan dan Perikanan/Ministry of Marine and FisheriesMinistry of Marine and Fisheries, 2008, 2008

Pada tahun 2007, berdasarkan nilai produksinya maka udang, rumput laut dan ikan mas merupakan Pada tahun 2007, berdasarkan nilai produksinya maka udang, rumput laut dan ikan mas merupakan komoditas perikanan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai produksi perikanan budidaya komoditas perikanan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai produksi perikanan budidaya nasional. Sedangkan berdasarkan jumlah produksinya maka rumput laut memberikan kontribusi terbesar  nasional. Sedangkan berdasarkan jumlah produksinya maka rumput laut memberikan kontribusi terbesar  dalam produk perikanan nasional yaitu sebesar 1.728.475 ton atau sebesar 54,12% dari total produksi dalam produk perikanan nasional yaitu sebesar 1.728.475 ton atau sebesar 54,12% dari total produksi  perikanan budidaya nasional. Perkembangan produksi dan nilai produksi berbagai jenis komoditas perikanan  perikanan budidaya nasional. Perkembangan produksi dan nilai produksi berbagai jenis komoditas perikanan  budidaya dapat dilihat pada Tabel 2.

(8)
(9)

Tabel 2. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya Nasional Berdasarkan Komoditas, 2005-2007 Tabel 2. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya Nasional Berdasarkan Komoditas, 2005-2007 Table 2. Production and Production Value of National Aquaculture Based Commodity

Table 2. Production and Production Value of National Aquaculture Based Commodity , 2005-2007, 2005-2007

Jenis Komoditi/ Jenis Komoditi/

Commodity Commodity

Produksi/

Produksi/ Production Production (Ton/(Ton/ MT  MT )) Nilai Produksi/Nilai Produksi/ Production Value Production Value (ribu(ribu rupiah/

rupiah/thousand rupiahthousand rupiah)) Tahun/

Tahun/Year Year  Tahun/Tahun/Year Year  2005 2005 2006 2006 2007 2007 2005 2005 2006 2006 20072007 Jumlah/ Jumlah/Total Total  2163678 2163678 2682596 2682596 3193565 3193565 21451534152 21451534152 23776084542 23776084542 2792828725027928287250 udang/ udang/ shrimp shrimp 280629 280629 327610 327610 360096 360096 10671583842 10671583842 13399095952 13399095952 1330276145213302761452 kerapu/

kerapu/ giant see-perch giant see-perch 6493 6493 4021 4021 8035 8035 116891489 116891489 183010245 183010245 730945260730945260 nila/

nila/nile tilapianile tilapia 151363 151363 179934 179934 206904 206904 1136830887 1136830887 1556481650 1556481650 17605005741760500574 ikan mas/

ikan mas/common carpcommon carp 216924 216924 247633 247633 264349 264349 1866164336 1866164336 2191152005 2191152005 27725079772772507977  bandeng/

 bandeng/milk fishmilk fish 254067 254067 212883 212883 263139 263139 2094760473 2094760473 1756853818 1756853818 20896243122089624312 kakap/

kakap/ giant seaperch/  giant seaperch/  barramundi

barramundi

2935

2935 2182 2182 4418 4418 31649457 31649457 35729320 35729320 6326943663269436

 patin/

 patin/cat fishescat fishes 32575 32575 31489 31489 36755 36755 252523203 252523203 205952300 205952300 371619172371619172 lele/

lele/ java barb java barb 69386 69386 77332 77332 91735 91735 486166245 486166245 582655153 582655153 770396821770396821 gurame/

gurame/  giant gouramy  giant gouramy 25442 25442 28711 28711 35708 35708 420405792 420405792 441370270 441370270 599688443599688443 kepiting/

kepiting/mud crabmud crab 4379 4379 5525 5525 6631 6631 83730050 83730050 81877913 81877913 116554984116554984 kekerangan/

kekerangan/ shells shells 16348 16348 18896 18896 15623 15623 1861691930 1861691930 420420 09599 09599 89705228970522 rumput laut/

rumput laut/ seaweed  seaweed  866383 866383 1374463 1374463 1728475 1728475 1151509567 1151509567 1679687566 1679687566 36077494143607749414 lainnya/

lainnya/other other  236754 236754 171917 171917 171696 171696 1277626881 1277626881 1620208751 1620208751 17336988831733698883

Sumber/

Sumber/SourceSource : Departemen Kelautan dan Perikanan/: Departemen Kelautan dan Perikanan/Ministry of Marine and FisheriesMinistry of Marine and Fisheries, 2008, 2008

Potensi Perikanan Budidaya Potensi Perikanan Budidaya

Kondisi geografis Indonesia yang bervariasi merupakan kekayaan alam tersendiri. Karakteristik  Kondisi geografis Indonesia yang bervariasi merupakan kekayaan alam tersendiri. Karakteristik  wilayah yang beranekaragam menyebabkan masing-masing wilayah di Indonesia mempunyai potensi wilayah yang beranekaragam menyebabkan masing-masing wilayah di Indonesia mempunyai potensi   perikanan budidaya yang berbeda. Wilayah yang mempunyai garis pantai panjang, landai dan relatif tenang   perikanan budidaya yang berbeda. Wilayah yang mempunyai garis pantai panjang, landai dan relatif tenang akan lebih cocok digunakan sebagai daerah perikanan budidaya laut daripada pantai yang terjal dan akan lebih cocok digunakan sebagai daerah perikanan budidaya laut daripada pantai yang terjal dan  bergelombang besar. Sedangkan wilayah yang mempunyai kontur tanah subur akan cocok digunakan sebagai  bergelombang besar. Sedangkan wilayah yang mempunyai kontur tanah subur akan cocok digunakan sebagai

lahan perikanan budidaya kolam atau mina padi. lahan perikanan budidaya kolam atau mina padi.

Indonesia memiliki potensi lahan perikanan budidaya yang cukup besar yaitu sebesar 11.744.980 Indonesia memiliki potensi lahan perikanan budidaya yang cukup besar yaitu sebesar 11.744.980 Ha. Pengembangan budidaya perikanan ke depan harus mampu mendayagunakan potensi yang ada, sehingga Ha. Pengembangan budidaya perikanan ke depan harus mampu mendayagunakan potensi yang ada, sehingga dapat mendorong kegiatan produksi berbasis ekonomi rakyat, meningkatkan perolehan devisa negara, serta dapat mendorong kegiatan produksi berbasis ekonomi rakyat, meningkatkan perolehan devisa negara, serta mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat pembudidaya ikan di Indonesia secara keseluruhan. Pada mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat pembudidaya ikan di Indonesia secara keseluruhan. Pada saat yang sama, kegiatan perikanan budidaya harus tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya dan saat yang sama, kegiatan perikanan budidaya harus tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya dan lingkungan dalam rangka mewujudkan kawasan budidaya yang berkelanjutan, berdaya saing dan lingkungan dalam rangka mewujudkan kawasan budidaya yang berkelanjutan, berdaya saing dan  berkeadilan. Adapun potensi lahan perikanan budidaya nasional per propinsi disajikan pada Tabel 3.

 berkeadilan. Adapun potensi lahan perikanan budidaya nasional per propinsi disajikan pada Tabel 3.

Komoditas perikanan yang dihasilkan oleh usaha perikanan budidaya ini tidak hanya dimaksudkan Komoditas perikanan yang dihasilkan oleh usaha perikanan budidaya ini tidak hanya dimaksudkan untuk pasar global guna memperoleh devisa, tetapi juga dalam rangka memenuhi kebutuhan ikan (ketahanan untuk pasar global guna memperoleh devisa, tetapi juga dalam rangka memenuhi kebutuhan ikan (ketahanan   pangan) dalam negeri, sehingga rakyat menjadi semakin cerdas dan kuat. Dengan asumsi target konsumsi   pangan) dalam negeri, sehingga rakyat menjadi semakin cerdas dan kuat. Dengan asumsi target konsumsi ikan penduduk Indonesia 50 kg/kapita/tahun dan jumlah penduduk sebesar 250 juta jiwa maka dibutuhkan ikan penduduk Indonesia 50 kg/kapita/tahun dan jumlah penduduk sebesar 250 juta jiwa maka dibutuhkan ikan sebesar 12,5 juta ton ikan per tahun. Sedangkan suplai dari produksi perikanan tangkap berkisar pada ikan sebesar 12,5 juta ton ikan per tahun. Sedangkan suplai dari produksi perikanan tangkap berkisar pada angka 5,44 juta ton ikan per tahun. Sehingga dibutuhkan pasokan produksi dari perikanan budidaya sebesar  angka 5,44 juta ton ikan per tahun. Sehingga dibutuhkan pasokan produksi dari perikanan budidaya sebesar  7,06 juta ton. Belum lagi untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang pertumbuhannya cukup pesat.

7,06 juta ton. Belum lagi untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang pertumbuhannya cukup pesat.

Produksi perikanan yang besar akan memberikan pendapatan bagi pembudidaya atau devisa negara Produksi perikanan yang besar akan memberikan pendapatan bagi pembudidaya atau devisa negara yang besar pula. Sehingga untuk memaksimalkan nilai produksi perikanan maka kegiatan perikanan yang besar pula. Sehingga untuk memaksimalkan nilai produksi perikanan maka kegiatan perikanan  budidaya diarahkan pada komoditas unggulan yaitu komoditas-komoditas perikanan yang permintaan (pasar)  budidaya diarahkan pada komoditas unggulan yaitu komoditas-komoditas perikanan yang permintaan (pasar) nya tinggi, baik pasar domestik maupun ekspor, atau harga jualnya tinggi. Komoditas unggulan untuk  nya tinggi, baik pasar domestik maupun ekspor, atau harga jualnya tinggi. Komoditas unggulan untuk    budidaya tambak meliputi: udang windu (

  budidaya tambak meliputi: udang windu (  Penaeus monodon  Penaeus monodon), udang vanname (), udang vanname (  Penaeus venamei  Penaeus venamei), udang), udang rostris (

rostris ( Penaeus stylirostris Penaeus stylirostris), kerapu lumpur, bandeng, rajungan, dan rumput laut (), kerapu lumpur, bandeng, rajungan, dan rumput laut (Gracilaria spGracilaria sp.). Sedangkan.). Sedangkan untuk budidaya laut mencakup: berbagai macam jenis kerapu, baronang, kakap, kerang mutiara, dan rumput untuk budidaya laut mencakup: berbagai macam jenis kerapu, baronang, kakap, kerang mutiara, dan rumput laut (

(10)
(11)

Tabel 3. Potensi Lahan Perikanan Budidaya Nasional Tabel 3. Potensi Lahan Perikanan Budidaya Nasional Table 3. P

Table 3. Potency otency of National Aquaculof National Aquaculture Areature Area

Propinsi/

Propinsi/ Province Province

Tambak/ Kolam/

Tambak/ Kolam/ PerairanPerairan Umum/ Umum/ Mina Mina Padi/ Padi/ Budidaya Budidaya Laut/ Laut/  Brackish  Brackish Waterpond  Waterpond  Freshwater  Freshwater   Pond   Pond   Inland   Inland  Openwater  Openwater   Paddy  Paddy Field  Field   Marine  Marine Culture Culture Jumlah-Jumlah-Total Total  1224076 1224076 541100 541100 139336 139336 1476967 1476967 83635018363501 SUMAT SUMATERA ERA 428558 428558 144300 144300 49338 49338 414855 414855 13256601325660   Nangg

  Nanggroe roe Aceh Aceh DarussaDarussalam lam 120309 120309 29000 29000 1036 1036 49202 49202 9034790347 Sumatera

Sumatera Utara Utara 44568 44568 31800 31800 5056 5056 170635 170635 7229672296 Sumatera

Sumatera Barat Barat 32989 32989 24300 24300 1306 1306 55140 55140 3723337233 Riau

Riau 22995 22995 8200 8200 38548 38548 49110 49110 7113971139

Kep.

Kep. Riau Riau - - - - - - - - 1423514235

Jamb

Jambi i 21671 21671 3000 3000 453 453 48299 48299 193470193470

Sumatera

Sumatera Selatan Selatan 28674 28674 8700 8700 704 704 61 61 409889409889 Kep.

Kep. Bangka Bangka Belitung Belitung 55084 55084 - - 50 50 - - 170691170691 Beng Bengkulu kulu 2572 2572 19400 19400 116 116 8154 8154 61726172 Lampung Lampung 99696 99696 19900 19900 2069 2069 34254 34254 260188260188 JAWA JAWA 166740 166740 268000 268000 1136 1136 721304 721304 9960199601 Banten Banten 19511 19511 - - 139 139 14382 14382 4888648886 DKI

DKI Jakarta Jakarta 250 250 - - 5 5 735 735 20012001

Jawa

Jawa Barat Barat 52069 52069 86700 86700 401 401 259606 259606 2399523995 Jawa

Jawa Tengah Tengah 32028 32028 83200 83200 408 408 132841 132841 11231123 DI

DI YogyakartYogyakarta a 675 675 5700 5700 - - 12145 12145

--Jawa

Jawa Timur Timur 62207 62207 92400 92400 183 183 301595 301595 2359623596 BALI-NU

BALI-NUSATENGGARSATENGGARA A 63328 63328 30100 30100 102 102 54408 54408 220915220915 Bali

Bali 2643 2643 9000 9000 41 41 29856 29856 57795779

  Nusa

  Nusa Tenggara Tenggara Barat Barat 49361 49361 14600 14600 50 50 24396 24396 102926102926

  Nusa

  Nusa Tenggara Tenggara Timur Timur 11324 11324 6500 6500 11 11 156 156 112210112210 KALIMAN

KALIMANTAN TAN 286933 286933 11800 11800 39738 39738 49984 49984 15523481552348 Kalim

Kalimantan antan Barat Barat 39879 39879 3500 3500 13226 13226 20403 20403 695607695607 Kalim

Kalimantan antan Tengah Tengah 89172 89172 2 000 2000 6294 6294 3841 3841 439836439836 Kalim

Kalimantan antan Selatan Selatan 38766 38766 5700 5700 10793 10793 24711 24711 133497133497 Kalim

Kalimantan antan TimuTimur r 119116 119116 600 600 9425 9425 1029 1029 283408283408 SULA

SULAWESI WESI 248589 248589 61700 61700 2533 2533 231688 231688 637772637772 Sulaw

Sulawesi esi Utara Utara 638 638 7400 7400 104 104 18789 18789 3901039010 Gorontalo

Gorontalo 11675 11675 - - 51 51 9830 9830 4517745177

Sulaw

Sulawesi esi Tengah Tengah 42094 42094 12100 12100 523 523 22620 22620 386864386864 Sulaw

Sulawesi esi Selatan Selatan 142255 142255 34800 34800 1818 55 55 161660 161660 2933529335 Sulawesi

Sulawesi Barat Barat - - - - - - - -

--Sulaw

Sulawesi esi Tenggara Tenggara 51927 51927 7400 7400 - - 18789 18789 137386137386 MALUKU

MALUKU-PAPUA -PAPUA 29928 29928 25200 25200 46489 46489 4728 4728 45272054527205 Maluku

Maluku 23200 23200 2400 2400 132 132 2407 2407 717899717899

Maluku

Maluku Utara Utara 747 747 5700 5700 95 95 2321 2321 290458290458 Papua

Papua Barat Barat - - - - - - - - 902570902570

Papua

Papua 5981 5981 17100 17100 8113 8113 - -

--Papua

Papua Tengah Tengah - - - - 4752 4752 - - 636399636399

Papua

Papua Timur Timur - - - - 33397 33397 - - 197987197987 99

Sumber/

(12)
(13)

Gambar 1. Potensi luas lahan perikanan budidaya di Indonesia Gambar 1. Potensi luas lahan perikanan budidaya di Indonesia  Figure 1. Potency of Indonesia aquaculture area

 Figure 1. Potency of Indonesia aquaculture area

Grafik di atas menunjukkan beberapa daerah yang bisa menjadi lokasi perikanan budidaya dengan Grafik di atas menunjukkan beberapa daerah yang bisa menjadi lokasi perikanan budidaya dengan memperhatikan karakteristik wilayah. Wilayah Maluku dan Papua dengan garis pantainya yang panjang memperhatikan karakteristik wilayah. Wilayah Maluku dan Papua dengan garis pantainya yang panjang karena banyaknya pulau memiliki potensi besar dikembangkannya budidaya laut. Kemudian Kalimantan dan karena banyaknya pulau memiliki potensi besar dikembangkannya budidaya laut. Kemudian Kalimantan dan Sumatera juga mempunyai potensi budidaya laut yang besar. Sedangkan wilayah Jawa yang mempunyai Sumatera juga mempunyai potensi budidaya laut yang besar. Sedangkan wilayah Jawa yang mempunyai areal persawahan yang cukup luas mempunyai potensi untuk dikembangkannya mina padi. Sedangkan basis areal persawahan yang cukup luas mempunyai potensi untuk dikembangkannya mina padi. Sedangkan basis  perikanan budidaya untuk perairan umum dapat dikembangkan di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Papua  perikanan budidaya untuk perairan umum dapat dikembangkan di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Papua walaupun potensi lahan perikanan budidayanya relatif lebih kecil daripada potensi perikanan budidaya walaupun potensi lahan perikanan budidayanya relatif lebih kecil daripada potensi perikanan budidaya lautnya.

lautnya.

Potensi pemanfaatan lahan perikanan budiaya nasional masih belum optimal. Sampai dengan tahun Potensi pemanfaatan lahan perikanan budiaya nasional masih belum optimal. Sampai dengan tahun 2006, luas lahan perikanan budidaya yang dimanfaatkan baru mencapai 920.501 Ha atau sebesar 7,84% dari 2006, luas lahan perikanan budidaya yang dimanfaatkan baru mencapai 920.501 Ha atau sebesar 7,84% dari total potensi lahan perikanan budidaya nasional. Besarnya pemanfaatan lahan perikanan budidaya sampai total potensi lahan perikanan budidaya nasional. Besarnya pemanfaatan lahan perikanan budidaya sampai dengan tahun 2006 dapat dilihat pada Gambar 2.

dengan tahun 2006 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Potensi lahan perikanan budidaya dan luas lahan eksis, 2006 Gambar 2. Potensi lahan perikanan budidaya dan luas lahan eksis, 2006  Figure 2. Potency of aquaculture area and existing, 2006 

 Figure 2. Potency of aquaculture area and existing, 2006 

Berdasarkan tingkat pemanfaatan lahan perikanan budidaya yang masih rendah tersebut maka Berdasarkan tingkat pemanfaatan lahan perikanan budidaya yang masih rendah tersebut maka kegiatan perikanan budidaya diharapkan memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat, kegiatan perikanan budidaya diharapkan memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, penyediaan bahan baku industri, mendorong memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, penyediaan bahan baku industri, mendorong   pertumbuhan industri dalam negeri, yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi penerimaan   pertumbuhan industri dalam negeri, yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi penerimaan

devisa negara. devisa negara.

(14)
(15)

Potensi luas lahan perikanan budidaya yang luas terasa kurang lengkap jika tidak didukung dengan Potensi luas lahan perikanan budidaya yang luas terasa kurang lengkap jika tidak didukung dengan informasi potensi pemanfaa

informasi potensi pemanfaatannya khususnya tannya khususnya dari aspek ekonomdari aspek ekonomi. Oleh karena i. Oleh karena itu, pada tabel 4. disajikanitu, pada tabel 4. disajikan   beberapa hasil penelitian tentang kelayakan usaha perikanan budidaya ditinjau dari aspek finansial.   beberapa hasil penelitian tentang kelayakan usaha perikanan budidaya ditinjau dari aspek finansial. Walaupun kelayakan finansial yang disajikan kurang sistematis dan belum mencakup semua lini perikanan Walaupun kelayakan finansial yang disajikan kurang sistematis dan belum mencakup semua lini perikanan  budidaya tetapi setidaknya dapat memberikan sedikit gambaran bahwa usaha perikanan budidaya merupakan  budidaya tetapi setidaknya dapat memberikan sedikit gambaran bahwa usaha perikanan budidaya merupakan

usaha yang menguntungkan. usaha yang menguntungkan.

Tabel 4. Kelayakan finansial usaha pada beberapa usaha perikanan budidaya Tabel 4. Kelayakan finansial usaha pada beberapa usaha perikanan budidaya Table 4. Financial feasibility of aquaculture business

Table 4. Financial feasibility of aquaculture business Jenis

Jenis Usaha Usaha LokasiLokasi

Luas Luas Lahan Lahan (m2) (m2) Biaya Biaya Investasi Investasi (Rp) (Rp) Biaya Biaya Operasional Operasional (Rp) (Rp) Keuntungan Keuntungan per tahun per tahun (Rp) (Rp) R/C R/C ratio ratio DF DF (%) (%) NPV (Rp)NPV (Rp) IRR  IRR  (%) (%) Net B/CNet B/C

Budidaya Udang Tradisional

Budidaya Udang Tradisional --- --- --- --- 1900019000 000 000 1825018250 000 000 16750000 16750000 --- --- --- --- 359649359649 36 36 30 30 3,453,45 Penggelo

Penggelondongan ndongan Bandeng Bandeng --- --- 5000 5000 4500000 4500000 7373473734 000 000 13266000 13266000 --- --- --- --- 554295554295 6 6 21 21 1,781,78 Budidaya

Budidaya Bandeng Bandeng Tradisional Tradisional --- --- 35000 35000 11 2750000 2750000 3860038600 000 000 6400000 6400000 --- --- --- --- 955370955370 8 8 46 46 3,073,07 Budidaya Kerapu dengan

Budidaya Kerapu dengan Keramba Jaring Apung Keramba Jaring Apung

---

--- --- --- 2007720077 000 000 6222062220 00 00 303800303800 0 0 --- --- --- --- 797630797630 99 99 91 91 4,404,40

Budidaya Teripang

Budidaya Teripang --- --- 400 400 567500 567500 825000 825000 3015000 3015000 --- --- --- --- 384627384627 6 6 25 25 2,402,40 Budidaya

Budidaya Patin Patin Banjar,Banjar, Kalsel Kalsel

---

--- --- --- --- --- --- --- --- --- 18 18 497136497136 835 835 39 39 1,281,28

Budidaya Windu Intensif 

Budidaya Windu Intensif  --- --- 15000 15000 --- --- --- --- --- --- --- --- 20 20 260540260540 000 000 78 78 1,871,87 Budidaya Kerapu Tikus

Budidaya Kerapu Tikus --- --- --- --- 285285 97500 97500 --- --- --- --- --- --- 18 18 441080441080 000 000 6969 Transplantasi Karang

Transplantasi Karang DenDenpasapasar r --- --- 234442745 234442745 310277353 310277353 40431464 40431464 1,10 1,10 13 13 643156712 643156712 73 73 6,566,56 Budidaya

Budidaya Rumput Rumput Laut Laut Bulukumba,Bulukumba, Sulsel Sulsel

---

--- 1550015500 000 000 17016 667 17016667 32983333 32983333 2,94 2,94 --- --- --- --- --- --- ---

---Sumber/

Sumber/ SourceSource: Syahyuti: Syahyuti et al et al (2004); Huda (2008); Agustina (2005); Zamroni(2004); Huda (2008); Agustina (2005); Zamroni et al et al (2006)(2006)

Berdasarkan tabel kelayakan finansial usaha perikanan budidaya di atas menunjukkan bahwa usaha Berdasarkan tabel kelayakan finansial usaha perikanan budidaya di atas menunjukkan bahwa usaha   perikanan budidaya memberikan keuntungan yang menjanjikan. Beberapa parameter kelayakan usaha yang   perikanan budidaya memberikan keuntungan yang menjanjikan. Beberapa parameter kelayakan usaha yang digunakan memberikan nilai yang besar. Seperti nilai IRR paling kecil sebesar 21% jika dibandingkan digunakan memberikan nilai yang besar. Seperti nilai IRR paling kecil sebesar 21% jika dibandingkan dengan suku bunga deposito bank di Indonesia yang tidak lebih besar dari 15% menunjukkan bahwa dengan suku bunga deposito bank di Indonesia yang tidak lebih besar dari 15% menunjukkan bahwa investasi pada usaha ini lebih menguntungkan. Belum lagi nilai NPV yang besar pada

investasi pada usaha ini lebih menguntungkan. Belum lagi nilai NPV yang besar pada discount factor discount factor antaraantara 13%-20%. Padahal jika menggunakan nilai BI

13%-20%. Padahal jika menggunakan nilai BI raterate sekarang pada kisaran 6,5% yang menjadi acuan sebagaisekarang pada kisaran 6,5% yang menjadi acuan sebagai discount factor 

discount factor maka nilai NPV akan lebih besar lagi.maka nilai NPV akan lebih besar lagi.

Sementara itu, ketersediaan ikan perkapita bagi penduduk dunia pada tahun 2006 masih berada pada Sementara itu, ketersediaan ikan perkapita bagi penduduk dunia pada tahun 2006 masih berada pada angka 16,6 kg/kapita/tahun. Sehingga diperlukan tambahan produksi perikanan dunia. Sedangkan produksi angka 16,6 kg/kapita/tahun. Sehingga diperlukan tambahan produksi perikanan dunia. Sedangkan produksi   perikanan dunia sementara ini masih lebih banyak dipenuhi oleh perikanan tangkap yang kecenderungan   perikanan dunia sementara ini masih lebih banyak dipenuhi oleh perikanan tangkap yang kecenderungan   produksinya sudah mulai menurun. Sehingga kontribusi perikanan budidaya diharapkan mampu menutupi   produksinya sudah mulai menurun. Sehingga kontribusi perikanan budidaya diharapkan mampu menutupi kebutuhan perikanan dunia. Dengan kondisi tersebut maka potensi lahan perikanan budidaya nasional yang kebutuhan perikanan dunia. Dengan kondisi tersebut maka potensi lahan perikanan budidaya nasional yang   besar khususnya laut, merupakan modal berharga untuk menjadikan Indonesia sebagai penghasil utama   besar khususnya laut, merupakan modal berharga untuk menjadikan Indonesia sebagai penghasil utama  perikanan dunia. Berikut ini disajikan keadaan produksi perikanan dunia.

 perikanan dunia. Berikut ini disajikan keadaan produksi perikanan dunia.

Tabel 4. Produksi perikanan budidaya dan perikanan dunia dan pemanfaatannya, 2002-2006 Tabel 4. Produksi perikanan budidaya dan perikanan dunia dan pemanfaatannya, 2002-2006 Table 4. World fisheries and aquaculture production and utilization, 2002-2006 

Table 4. World fisheries and aquaculture production and utilization, 2002-2006 

Produksi/

Produksi/ Production Production 2002 2002 2003 2003 2004 2004 2005 2005 20062006 Juta Ton/

Juta Ton/ Million MT  Million MT  Perairan Darat/

Perairan Darat/ Inland  Inland  Penangkapan Penangkapan 8,7 8,7 9,0 9,0 8,9 8,9 9,7 9,7 10,110,1 Budidaya Budidaya 24,0 24,0 25,5 25,5 27,8 27,8 29,6 29,6 31,631,6 Total Total 32,7 32,7 34,4 34,4 36,7 36,7 39,3 39,3 41,741,7 Laut/ Laut/ Marine Marine Penangkapan Penangkapan 84,5 84,5 81,5 81,5 85,7 85,7 84,5 84,5 81,981,9 Budidaya Budidaya 16,4 16,4 17,2 17,2 18,1 18,1 18,9 18,9 20,120,1 Total Total 100,9 100,9 98,7 98,7 103,8 103,8 103,4 103,4 102,0102,0 Total

Total Penangkapan Penangkapan 93,2 93,2 90,5 90,5 94,6 94,6 94,2 94,2 92,092,0 Total

Total Budidaya Budidaya 40,4 40,4 42,7 42,7 45,9 45,9 48,5 48,5 51,751,7 Total

Total Perikanan Perikanan Dunia Dunia 133,6 133,6 133,2 133,2 140,5 140,5 142,7 142,7 143,6143,6 Pemanfaatan/

Pemanfaatan/UtilityUtility Konsumsi

Konsumsi Manusia Manusia 100,7 100,7 103,4 103,4 104,5 104,5 107,1 107,1 110,4110,4

  Non-Makanan

  Non-Makanan 32,9 32,9 29,8 29,8 36,0 36,0 35,6 35,6 33,333,3 Penduduk

Penduduk Dunia Dunia (Milyar) (Milyar) 6,3 6,3 6,4 6,4 6,4 6,4 6,5 6,5 6,66,6 Ketersediaan

Ketersediaan Ikan Ikan Perkapita Perkapita (Kg) (Kg) 16,0 16,0 16,3 16,3 16,2 16,2 16,4 16,4 16,716,7

Sumber/

(16)
(17)

Gambar 2. Lima besar negara penghasil perikanan budidaya di dunia, 2004 dan 2006 (tidak termasuk  Gambar 2. Lima besar negara penghasil perikanan budidaya di dunia, 2004 dan 2006 (tidak termasuk  tumbuhan air)/

tumbuhan air)/

 Figure 2. The big five country of aquaculture production in the world, 2004 and 2006 (excluding sea weed)  Figure 2. The big five country of aquaculture production in the world, 2004 and 2006 (excluding sea weed) Posisi Indonesia sebagai produsen perikanan budidaya dunia masih berada di bawah Vietnam dan Posisi Indonesia sebagai produsen perikanan budidaya dunia masih berada di bawah Vietnam dan Thailand. Padahal Indonesia mempunyai areal budidaya yang jauh lebih luas dari negara tersebut. Sehingga Thailand. Padahal Indonesia mempunyai areal budidaya yang jauh lebih luas dari negara tersebut. Sehingga diperlukan kerja keras untuk mengoptimalkan produksi perikanan budidaya agar produksi perikanan diperlukan kerja keras untuk mengoptimalkan produksi perikanan budidaya agar produksi perikanan  budidaya nasional mampu memberikan kontribusi lebih besar bagi ketersediaan produksi perikanan dunia.  budidaya nasional mampu memberikan kontribusi lebih besar bagi ketersediaan produksi perikanan dunia.

Hambatan dan Tantangan Perikanan Budidaya Hambatan dan Tantangan Perikanan Budidaya

Sumberdaya lahan perikanan budidaya yang masih sangat luas dan belum sepenuhnya Sumberdaya lahan perikanan budidaya yang masih sangat luas dan belum sepenuhnya dimanfaatkan, sudah seharusnya dapat dijadikan modal dasar, disamping perumusan strategi yang jitu dimanfaatkan, sudah seharusnya dapat dijadikan modal dasar, disamping perumusan strategi yang jitu mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap setiap aspek yang mempengaruhi perikanan mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap setiap aspek yang mempengaruhi perikanan   budidaya. Untuk itu, cakupan komponen perikanan budidaya harus diperluas dari hulu sampai ke hilir,   budidaya. Untuk itu, cakupan komponen perikanan budidaya harus diperluas dari hulu sampai ke hilir, sehingga aktivitas ekonomi perikanan budidaya mencakup pula berbagai kegiatan manufaktur dan jasa yang sehingga aktivitas ekonomi perikanan budidaya mencakup pula berbagai kegiatan manufaktur dan jasa yang   berhubungan langsung dengan kegiatan bisnis perikanan budidaya. Dengan kata lain, kegiatan perikanan   berhubungan langsung dengan kegiatan bisnis perikanan budidaya. Dengan kata lain, kegiatan perikanan   budidaya harus mencakup pula kegiatan industri sarana produksi, pengolahan dan pemasaran hasil dalam   budidaya harus mencakup pula kegiatan industri sarana produksi, pengolahan dan pemasaran hasil dalam suatu sistem yang tangguh (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2007). Besarnya potensi perikanan suatu sistem yang tangguh (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2007). Besarnya potensi perikanan   budidaya bukan berarti tidak ada hambatan atau tantangan yang dihadapi. Dewasa ini hambatan atau   budidaya bukan berarti tidak ada hambatan atau tantangan yang dihadapi. Dewasa ini hambatan atau tantangan yang harus diwaspadai diantaranya adalah globalisasi yang memaksa persaingan bebas sehingga tantangan yang harus diwaspadai diantaranya adalah globalisasi yang memaksa persaingan bebas sehingga diperlukan efisiensi produksi untuk memperkuat daya saing. Kemudian masalah kualitas produk perikanan diperlukan efisiensi produksi untuk memperkuat daya saing. Kemudian masalah kualitas produk perikanan yang menjadi syarat utama agar bisa diterima oleh konsumen dunia. Lebih lanjut adalah masalah perubahan yang menjadi syarat utama agar bisa diterima oleh konsumen dunia. Lebih lanjut adalah masalah perubahan iklim yang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi pola produksi.

iklim yang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi pola produksi.

Sementara itu, Dahuri (2004) menyatakan bahwa dalam usaha budidaya perikanan, faktor-faktor  Sementara itu, Dahuri (2004) menyatakan bahwa dalam usaha budidaya perikanan, faktor-faktor  yang menjadi hambatan/menyebabkan rendahnya produktivitas adalah sebagai berikut:

yang menjadi hambatan/menyebabkan rendahnya produktivitas adalah sebagai berikut: (1)

(1) Kemampuan teknologi Kemampuan teknologi budidaya (mencakup pemilihan budidaya (mencakup pemilihan induk, induk, pemijahan, penetasan,pemijahan, penetasan,   pembuahan, pemeliharaan larva, pendederan, pembesaran, manajemen kualitas air, manajemen   pembuahan, pemeliharaan larva, pendederan, pembesaran, manajemen kualitas air, manajemen   pemberian pakan, genetika (

  pemberian pakan, genetika (breeding breeding ), manajemen kesehatan ikan, dan teknik perkolaman)), manajemen kesehatan ikan, dan teknik perkolaman) sebagian besar pembudidaya ikan masih rendah.

sebagian besar pembudidaya ikan masih rendah. (2)

(2) Kompetisi penggunaan ruaKompetisi penggunaan ruang (lahan perairan) antara usang (lahan perairan) antara usaha budidaya perikanan deha budidaya perikanan dengan kegiatanngan kegiatan   pembangunan lainnya (pemukiman, industri, pertambangan, dan lainnya) pada umumnya   pembangunan lainnya (pemukiman, industri, pertambangan, dan lainnya) pada umumnya merugikan usaha budidaya perikanan. Belum ada Pemerintah Daerah (propinsi atau merugikan usaha budidaya perikanan. Belum ada Pemerintah Daerah (propinsi atau kabupaten/kodya) yang menjadikan kawasan budidaya perikanan sebagai kawasan kabupaten/kodya) yang menjadikan kawasan budidaya perikanan sebagai kawasan khusus/tertentu, yang harus dilindungi dari segenap upaya konversi lahan atau pencemaran, khusus/tertentu, yang harus dilindungi dari segenap upaya konversi lahan atau pencemaran, didalam penyusunan tata ruangnya.

didalam penyusunan tata ruangnya.

(3) Semakin memburuknya kualitas sumber untuk budidaya perikanan, khususnya di kawasan (3) Semakin memburuknya kualitas sumber untuk budidaya perikanan, khususnya di kawasan  penduduk atau tinggi intensitas pembangunannya, sehubungan dengan berkembangnya kegiatan  penduduk atau tinggi intensitas pembangunannya, sehubungan dengan berkembangnya kegiatan industri, pertanian, dan rumah tangga (pemukiman dan perkotaan) yang tidak ramah lingkungan industri, pertanian, dan rumah tangga (pemukiman dan perkotaan) yang tidak ramah lingkungan atau membuang limbahnya ke alam (perairan) tanpa memenuhi ambang batas mutu air buangan atau membuang limbahnya ke alam (perairan) tanpa memenuhi ambang batas mutu air buangan limbah sesuai dengan ketentuan yang berlaku (seperti PP No. 20/1990).

(18)

Gambar

Tabel 1. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya Nasional Berdasarkan Propinsi, 2005-2007Tabel 1
Tabel 2. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya Nasional Berdasarkan Komoditas, 2005-2007Tabel 2
Tabel 3. Potensi Lahan Perikanan Budidaya NasionalTabel 3. Potensi Lahan Perikanan Budidaya Nasional Table 3
Gambar 1. Potensi luas lahan perikanan budidaya di IndonesiaGambar 1. Potensi luas lahan perikanan budidaya di Indonesia  Figure 1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu transfer depo yang berfungsi sebagai tempat pertemuan kendaraan pengumpul yang sudah terisi penuh dengan sampah dengan kendaraan pengangkut, dimana transfer depo ini

A dancer who is used to wearing dancewear, even in practices, would feel uncomfortable without her costume on.. But different people have different tastes in

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal antar karyawan

Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen karena situs Traveloka mampu memberikan layanan, dukungan infrastruktur yang baik, kemanan transaksi dan

[r]

Hasil penelitian yang dilakukan prosentase tertinggi intensitas nyeri disminorea sebelum dilakukan stimulasi kutaneus (slow stroke back massage) Pada Siswi Kelas VII MTS

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pelaksanaan Imbal jasa Penjaminan

Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah: program siap pakai yang direka untuk melaksanakan