TUGAS MAKALAH FILSAFAT ILMU
“Incorporating Nonhuman Knowledge into The Philosophy of
Science”
ANGGOTA KELOMPOK 3B
EMAS PRASASTI 071211133065 MUHAMMAD NURI SHOBRY 071211133027 INDAH DIKARANI 071211131100 IQBAL REZA 071211131019 YOSUA MICHAEL 071211133061 NURIA INNI IZATIKA 071211132027
DEPARTEMEN ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Yang bertanda tangan dibawah ini : ketua : Emas Prasasti
sekretaris : Muhammad Nuri Shobry bendahara 1 : Indah Dikarani
bendahara 2 : Iqbal Reza bendahara 3 : Yosua Michael bendahara 4 : Nuria Inni Izatika
menyatakan bahwa makalah yang kami susun merupakan hasil dari karya dari kelmpok kami sendiri dan tidak ada unsur plagiarisme.
Demikian surat penyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan penuh tanggung jawab.
( Emas Prasasti ) ( Muh. Nuri Shobry ) ( Indah Dikarani )
Judul : Incorporating Nonhuman Knowledge into The Philosophy of Science Penulis : Brian Czech
Resume Jurnal
Filsafat ilmu mempunyai peran penting untuk konservasi satwa liar karena mempengaruhi hasil penelitian para ilmuwan dari semua disiplin ilmu, serta mempunyai pengaruh yang besar pada keanekaragaman hayati. Sayangnya, filsafat menjadi semakin sulit dimengerti, esoteris, dan marjinal bagi ilmu terapan. Ketidakpedulian manusia terhadap adanya realitas independen dari pikiran menyebabkan konstruktivisme dipandang sebagai implikasi berbahaya bagi kesehatan ekosistem dan kondisi manusia secara umum. ”Di sisi lain, filsafat konstruktivis dapat digunakan dengan bijaksana untuk menyelidiki motif dari para pembuat kebijakan dan pemerintah” (Schneider dan Ingram 1997).
Secara singkat eksplorasi terhadap relevansi logika, estetika, dan moral pada filsafat ilmu menggunakan contoh yang akan cenderung berasal dari satwa liar.Pengamatan yang sederhana seharusnya tidak diabaikan, namun manusia memiliki tingkat kepedulian terhadap kualitas estetika spesies bukan manusia. Berdasarkan kriteria estetika murni, ilmu pengetahuan berfungsi untuk melestarikan dan mempunyai peranan dalam menyebarkan spesies bukan manusia.
Banyak ilmuwan sekarang yang bekerja untuk perusahaan seperti instansi pemerintah dan lembaga lain yang telah menunjukkan tujuan perusahaan secara jelas. Apakah aplikasi kemungkinan penelitian mereka akan memberikan kontribusi untuk kemajuan teknologi dalam meningkatkan produktivitas ekonomi, misalnya, hasil dari penelitian dan pengembangan korporasi.
Pandangan menurut beberapa ilmuan politik yakni melayani demokrasi sebagai peran omnibus untuk kebijakan publik, namun menurut pandangan filsuf sains, melayani demokrasi dianggap sebagai peran omnibus untuk ilmu pengetahuan. Salah satu prinsip landasan demokrasi adalah suara mayoritas. Pendapat mayoritas merupakan salah satu metode yang digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan upaya ilmiah untuk melayani kondisi manusia. Penerapan filsafat moral bagi ilmu pengetahuan melalui prinsip demokrasi kekuasaan mayoritas dapat dipastikan dengan mempertimbangkan opini publik, termasuk opini publik tentang konservasi spesies, karena secara tidak langsung spesies harus dipertimbangkan serta diperhatikan dalam lingkup sosial perusahaan.
Satu halyang membedakan filsafat ilmu pengetahuan dengan filsafat pada umumnya adalah bahwa seseorang tidak dapat membuktikan keyakinan ontologis seseorang. Apakah praktisi memandang moralitas sebagai idealis atau realistis adalah masalah filsafat ontologis, apa yang merupakan praktekmoral dalam kedua kasus adalah masalah filsafat moral, bahwa keputusan tentang moralitas suatu usaha ilmiah dapat diinformasikan melalui prinsip-prinsip demokrasi.Jadi prinsip-prinsip tersebut meliputi,
1. Keprihatinan estetika tertentu dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam filsafat ilmu, 2. Para ilmuwan sepanjang spektrum ontologis keseluruhan memiliki dasar moral untuk
berjuang dalam memperbaiki kondisi manusia,
3. Menghasilkan pengetahuan dalam pelayanan kepentingan yang merugikan manusia dalam kondisi tidak bermoral,
4. Menghasilkan pengetahuan untuk kepentingan diri sendiri adalah perbuatan tidak bermoral
5. Menghasilkan pengetahuan untuk kepentingan diri sendiri mungkin tidak bermoral ketika sumber daya yang diinvestasikan dalam menghasilkan pengetahuan tersebut bukannya dapat digunakan untuk menghasilkan pengetahuan demi meningkatkan kondisi manusia.
Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk membangun pengetahuan dengan tujuan memperbaiki kondisi manusia dan bukan demi pengetahuan itu sendiri, maka secara logis hal ini juga untuk mencegah penurunan pengetahuan yang mendukung kondisi tersebut.Semua memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka agar berhasil.Alam telah menyeleksi non-manusia hingga hanya terdapat hewan dengan pengetahuan,meskipun dengan berbagai tingkat kesadaran dan kecerdasan. Non-manusia tidak memiliki daya nalar manusia.Bahkan jika mereka lakukan, mereka mungkin menafsirkan hal-hal secara berbeda.
Tidak seperti pengetahuan manusia, pengetahuan non-manusia tidak bisa dipalsukan, karena tidak ada hipotesis yang dikomunikasikan dan dengan demikian perlu dilakukannya pengujian terhadap hipotesis tersebut sehingga terciptalah fakta. Fakta bahwa binatang memiliki pengetahuan empiris tidak perlu dipertanyakan lagi.
Sifat pengetahuan non-manusia ini berkaitan dengan filsafat ilmu pengetahuan amoral.Jika pengetahuan seperti ini dibangun "untuk kepentingan diri sendiri," mungkin
pengetahuan non-manusia yang paling cocok untuk hal tersebut, karena baik pengembangan maupun aplikasi pengetahuan bukan manusia ini bermotif politik.
Pengetahuan non-manusia memiliki nilai lain bagi manusia.Meskipun kita tidak berkomunikasi secara langsung dengan spesies lain, kita bisa belajar dari mereka.Misalnya pada bidang pertanian manusia dapat mencontoh prilaku beruang di musim semi untuk mengetahui di mana umbi-umbian dan salmon yang berlimpah.
Disisi lain,manusia dapat mengembangkan pengetahuannya dalam jangka pendek melalui likuidasi besar-besaran sebagai modal alam.Modal tersebut bisa dibelanjakan untuk ilmu pengetahuan.Dalam hal ini perilaku manusia dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan non-manusia.
Jika kita bisa mengukur pengetahuan,mungkin formula bisa diturunkan untuk membimbing kita dalam menyeimbangkan pengetahuan manusia dan bukan manusia.
Manusia yang tumbuh dan selalu naik tingkat populasinya,jika hanya mengambil modal dasar alam,maka lembaga pengetahuan(misalnya, perpustakaandan universitas) akan semakin berkurang serta pengetahuan total akan menurun drastis.Tidak akan ada ekonomi manusia dengan nol pengetahuan manusia, dan tidak ada ekonomi manusia dengan nol pengetahuan bukan manusia.Karena Maksimalisasi saham modal alam dan pengetahuan bukan manusia itu memerlukan populasi manusia dari nol
Karena ketidakmungkinan mengukur pengetahuan manusia yang optimal, rasio pengetahuan non manusialah yang mungkin menjadi strategi terbaik untuk menghindari ke ekstreman dari perkembangan ekonomi manusia saat ini.
ANALISIS :
Secara umum, jurnal ini telah sesuai dengan apa yang terjadi pada perkembangan ilmu pengetahuan pada saat ini.Hipotesis daripada penjelasan ilmu pengetahuan yang dibahas pada jurnal tersebut telah terbukti dengan adanya penelitian para ilmuwan yang membuktikan bahwa manusia itu juga membutuhkan pengetahuan spesies non manusia.Jurnal tersebut dapat membantu kita dalam mengukur pengetahuan dan mampu menyeimbangkan antara pengetahuan manusia dan non-manusia karena pengetahuan dari spesies non-manusia ini akan berguna bagi peningkatan kualitas manusia di bumi ini.Permasalahan seperti ekonomi manusia juga dapat diselesaikan jika kita memaksimalkan pengetahuan non-manusia ini pada diri kita,karena secara tidak sadar kita sebenarnya menemukan rumus-rumus untuk pemecahan masalah yang ada selain menggunakan pengetahuan manusia,kita juga menggunakan pengetahuan non-manusia itu.
Kesimpulan
Filsafat ilmu mencakup pembangunan pengetahuan untuk meningkatkan kondisi manusia.Tidak hanya manusia\spesies non-manusia juga memiliki pengetahuan.Untuk melayani jumlah pengetahuan dan kondisi manusia,tujuan ilmu pengetahuan harus diperluas dari konstruksi pengetahuan manusia untuk disertakan dan mencegah agar pengetahuan dari spesies non-manusia tidak hilang.Pengetahuan non-manusia tanpa disadari sering digunakan dalam memperbaiki kondisi manusia,dan manusia sering lupa bahwa pengetahuan non-manusia dapat sangat bermanfaat dalam kehidupan.Dengan tujuan untuk membangun kondisi manusia, pengetahuan non-manusia mungkin lebih penting untuk melindungi dari pengetahuan manusia,karena pengetahuan manusia yang paling mungkin dapat direproduksi oleh pikiran manusia,sedangkan pengetahuan non-manusia tidak bisa.
Penerapan pengetahuan manusia telah mengubah banyak ekosistem dan bahkan pengetahuan non-manusia dapat hilang begitu saja jika manusia lupa atau tidak sadar,walaupun begitu tetap ada pengetahuan non-manusia yang masih utuh.Pembangunan pengetahuan manusia memerlukan modal alam, yang terdiri dari habitat bagi spesies bukan manusia(Czech 2000).Oleh karena itu, dalam aplikasi epistemologis prinsip ekologi pengecualian kompetitif,pengetahuan manusia dan penerapannya diperoleh dengan mengorbankan pengetahuan bukan manusia.Tapi pengetahuan manusia memiliki dasar
yangtidak seimbangdengan pengetahuannon-manusia, dan sekarang keduanyaberada dalam bahaya.
Ekonom ekologi yang mendokumentasikan bukti teoritis dan empiris yang mendukung kesimpulan ini(Krishnan etal1995.).Sekarang waktunya untuk filsuf dan ilmuwan dari semua disiplin ilmu untuk bersatu dan membela dasar pengetahuan non-manusiayang mendukung rumah pengetahuan manusia. Sebuah pertahanan terpadu tidak akan terwujud dari musyawarah ontologis dan epistemologis abadi. Sebuah filosofi holistik ilmu yang mengakui kontribusi pengetahuan non-manusia, mencakup kebajikan moral memajukan kondisi manusia dan melindingi nilai estetika spesies non-manusia.
Relevansi dengan Ilmu Administrasi Negara
Dari jurnal tersebut kita dapat mengambil nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Manusia harus tetap memperhatikan berlangsungnya proses perkembangan pengetahuan yang dimiliki manusia dan non-manusia agar keseimbangan alam tetap terjaga yakni dengan mempertimbangkan segala sesuatu yang akan dilakukan oleh manusia. Perilaku manusia menentukan arah perkembangan ekosistem yakni menuju ke arah progres atau sebaliknya. Sehingga peranan tersebut tergantung dari kebijakan-kebijakan manusia yang harus berdasarkan nilai-nilai logika, estetika dan moral.
Pembuat kebijakan tersebut hendaknya mengetahui bahwa manusia memperoleh pengetahuan yang tidak lain adalah dari non-manusia. Kontribusi non-manusia dalam perkembangan pengetahuan manusia harus dipertimbangkan secara matang karena demi kelangsungan kehidupan non-manusia maupun kelangsungan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan ilmu administrasi negara, pembuatan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada masyarakat luas perlu mempertimbangkan segala sesuatunya dengan penuh tanggung jawab. Kebijakan-kebijakan tersebut diselenggarakan dengan tidak mengabaikan pihak-pihak, baik yang mayoritas maupun minoritas sehingga dapat memberikan keuntungan pada semua pihak. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam jurnal tersebut, pembuatan kebijakan haruslah memperhatikan semua pihak yang bersangkutan tidak memandang apakah pihak tersebut mayoritas ataupun minoritas, apakah pihak tersebut merupakan pihak yang kuat maupun pihak yang lemah