• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM DI PERPUSTAKAAN BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM DI PERPUSTAKAAN BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI

SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM DI

PERPUSTAKAAN BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN METODE PIECES

Disusun Oleh:

Nama

: Irawan Wisnu Wardana

NIM

: A12.2012.04569

Program Studi

: Sistem Informasi - S1

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2016

(2)

EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI

SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM DI

PERPUSTAKAAN BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN METODE PIECES

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian

Nuswantoro Disusun Oleh:

Nama

: Irawan Wisnu Wardana

NIM

: A12.2012.04569

Program Studi

: Sistem Informasi - S1

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2016

(3)

ABSTRAK

Penggunaan teknologi informasi perpustakaan pada era sekarang ini merupakan suatu wujud dari peningkatan layanan di dalam perpustakaan tersebut. Tujuan penelitian mengevaluasi sistem informasi berbasis webserver Senayan Library Management System (SLiMS) di Perpustakaan Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah (BPMD) untuk mengetahui kinerja dari sistem informasi tersebut terhadap pengguna. Metode yang digunakan PIECES terdiri dari 6 aspek

Performance, Information, Economic, Control, Efficiency dan Service. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa aspek Performance webserver SLiMS ini dinilai sudah baik, aspek Information menunjukkan ketepatan, relevansi, akurasi, dan penyajian informasi juga sudah baik akan tetapi untuk akurasi masih kurang, sedangkan aspek Economic dinilai sudah baik, untuk Control (keamanan) dinilai cukup baik oleh pengguna, untuk Efficiency dinilai cukup baik oleh pengguna dan

Service (Layanan) dinilai cukup baik dengan layanan yang diberikan. Untuk aspek Control (Keamanan) pada webserver SLiMS disarankan agar lebih ditingkatkan

untuk mengurangi tingkat kejahatan yang tidak diinginkan.

Kata Kunci: Evaluasi, Sistem Informasi Perpustakaan, Webserver, PIECES,

.SLiMS

(4)

Persetujuan Laporan Tugas Akhir ... iii

Pengesahan Dewan Penguji ... iv

Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ... v

Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis vi Ucapan Terimakasih ... vii

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar... xv

Daftar Tabel ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

Bab 1 Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Penelitian Terkait ... 6

2.2 Senayan Library Management System ... 8

2.3 Evaluasi Sistem ... 9

2.4 Metode PIECES ... 9

2.4.1 Performance... 10

2.4.2 Information ... 10

(5)

2.4.4 Control... 10

2.4.5 Efficiency... 10

2.4.6 Service... 10

2.5 Webserver... 11

2.6 Acunetix web Vurnerability Scanner ... 11

2.7 Webserver Stress Tools... 11

Bab 3 METODE PENELITIAN ... 13

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 13

3.1.1 Objek dan Lokasi Penelitian... 13

3.1.2 Jenis Data... 14

3.1.3 Sumber Data ... 14

3.2 Teknik Pengumpulan Data... 15

3.3 Metode Analisis ... 17

3.4 Pengujian Data ... 18

3.4.1 Uji Validitas... 19

3.4.2 Uji Reliabilitas... 19

Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1 Hasil Penelitian ... 20

4.1.1 Gambaran Umum BPMD Prov. Jateng ... 21

4.1.2 Visi BPMD Prov. Jateng ... 22

4.1.3 Misi BPMD Prov. Jateng... 22

4.1.4 Struktur Organisasi ... 23

4.2 Sistem Informasi SLiMS Perpustakaan ... 24

(6)

4.3 Evaluasi Pada Web Server SLiMS Perpustakaan BPMD ... 27

4.3.1 Evaluasi Web Server Aspek Control (Keamanan) menggunakan Acunetix Web Vulnerability Scanner ... 27

4.3.2 Evaluasi Web Server Aspek Performance (Kinerja) Menggunakan Web Stress Tools ... 35

4.3.2.1 Hasil pengujian Webserver Stress Tools pada SLiMS Perpustakaan BPMD Prov. Jateng ... 37

4.3.2.1.1 Open Request dan Transferre Data ... 38

4.3.2.1.2 Click Time ... 39

4.3.2.1.3 Protocol Time for All URLs ... 40

4.4 Pengolahan Data Hasil Kuesioner ... 41

4.4.1 Hasil Uji Validitas... 41

4.4.1.1 Hasil Perhitungan Aspek Performance... 42

4.4.1.2 Hasil Perhitungan Aspek Information ... 43

4.4.1.3 Hasil Perhitungan Aspek Economic... 44

4.4.1.4 Hasil Perhitungan Aspek Control ... 44

4.4.1.5 Hasil Perhitungan Aspek Eficiency... 45

4.4.1.6 Hasil Perhitungan Aspek Service ... 46

4.4.1.7 Kesimpulan Uji Validitas... 47

4.4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 48

4.4.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Aspek Performance... 48

(7)

4.4.2.3 Hasil Uji Reliabilitas Aspek Economic... 49

4.4.2.4 Hasil Uji Reliabilitas Aspek Control ... 49

4.4.2.5 Hasil Uji Reliabilitas Aspek Eficiency... 50

4.4.2.6 Hasil Uji Reliabilitas Aspek Service ... 50

4.4.2.7 Kesimpulan Uji Reliabilitas ... 50

4.4.3 Distribusi Hasil Kuesioner ... 51

4.5 Hasil Wawancara ... 55 Bab 5 PENUTUP ... 58 5.1 Simpulan ... 58 5.2 Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN... 62

(8)
(9)

15 15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPMD Prov. Jateng ... 23

Gambar 4.2 Online Public Access Catalog... 24

Gambar 4.3 Area Anggota Perpustakaan ... 25

Gambar 4.4 Masuk Pustakawan (LogIn) ... 25

Gambar 4.5 Sistem Administrasi SLiMS perpustakaan BPMD Prov. Jareng ... 26

Gambar 4.6 Halaman Utama Tools Acunetix Web Vulnerability Scanner Versi 9.5 Build 20140602... 28

Gambar 4.7 Level Threat Hasil scan web server SLiMS diperpustakaan ... 29

Gambar 4.8 Jumlah Peringatan Hasil scan webserver SLiMS diperpustakaan ... 30

Gambar 4.9 Informasi Hasil Uji webserver dengan webserver stress tools... 37

Gambar 4.10 Open Request dan Transferre Data... 38

Gambar 4.11 Click Time, Hits/s, Users/s (all URLs)... 39

(10)

Tabel 2.1 Penelitian Terkait ... 7

Tabel 4.1 Hasil Scan dengan tools Acunetix Web Vulnerability Scanner... 28

Tabel 4.2 Penjelasan Scan Webserver SLiMS Perpustakaan BPMD ... 30

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Aspek Performance ... 42

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Aspek Information ... 43

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Aspek Economic ... 44

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Aspek Control... 44

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Aspek Efficiency ... 45

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Aspek Service ... 46

Tabel 4.9 Keterangan Hasil Uji Validitas ... 47

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Performance ... 48

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Information... 48

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Economic... 49

Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Control ... 49

Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Efficiency... 50

Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Service ... 50

Tabel 4.16 Keterangan Hasil Uji Validitas ... 51

Tabel 4.17 Skor Ideal dalam Distribusi Kuesioner ... 52

Tabel 4.18 Rating Skor ... 52

Tabel 4.19 Distribusi Kuesioner pada Aspek Performance... 52

Tabel 4.20 Distribusi Kuesioner pada Aspek Information ... 53

(11)

Tabel 4.22 Distribusi Kuesioner pada Aspek Control ...54

Tabel 4.23 Distribusi Kuesioner pada Aspek Efficiency ...54

Tabel 4.24 Distribusi Kuesioner pada Aspek Service...54

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Kuesioner ... 64

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Kepuasan Berdasarkan Skala Likert ... 66

Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian ... 67

Lampiran 4. Lembar Kuesioner ... 68

Lampiran 5. Hasil Wawancara ... 72

(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan merupakan suatu instansi yang bergerak pada bidang jasa penyedia berbagai informasi dan wawasan untuk keperluan pengguna. Untuk bisa bertahan pada bidang jasa tersebut perpustakaan harus selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan pengguna dalam hal untuk mencari informasi yang di butuhkan. Oleh karena itu pada era perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, perpustakaan dapat memanfaatkan berbagai celah teknologi informasi untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung perpustakaan. Oleh karena itu pegawai perpustakaan harus selalu melakukan inovasi terbaru untuk membuat perpustakaan lebih bermutu dalam hal prasarana dan penyedia informasi. Sehingga perpustakaan menjadi sebuah tempat yang nyaman untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan.

Penerapan teknologi informasi pada perpustakaan telah menjadi tolak ukur untuk menilai kemajuan perpustakaan. Penggunaan teknologi informasi pada perpustakaan pada era sekarang ini merupakan suatu wujud dari peningkatan layanan di dalam perpustakaan tersebut. Oleh karena itu supaya perpustakaan bisa mempertahankan peranan dan eksistensinya sebagai jasa penyedia informasi dan pegawai perpustakaan bisa melakukan pelayanan tehadap pelanggan secara cepat, tepat dan efisien maka diperlukan sebuah sistem pendukung untuk memudahkan pegawai dalam melayani pelanggan yang hendak mencari informasi.

Pada perpustakaan Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah (BPMD Prov.Jateng) terdapat sebuah sistem informasi perpustakaan Senayan Library Management System (SLiMS) yang digunakan untuk membantu kegiatan pegawai perpustakaan maupun pengunjung perpustakaan dalam mencari sebuah buku maupun majalah yang ada di dalam perpustakaan tersebut. SLiMS adalah sebuah Open Source Software berbasis web yang digunakan untuk memenuhi ke butuhan otomatisasi di dalam kegiatan perpustakaan dalam skala kecil maupun skala besar. SLiMS adalah aplikasi yang dilisensikan di bawah GPL V3. Aplikasi web yang dikembangkan tim dari pusat informasi dan Humas Departemen

(14)

Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini di buat dengan menggunakan PHP, MySQL, dan Pengotrol Versi Git. Pengembangan SLiMS dikerjakan oleh tim

Senayan Developers Community (SDC). SDC ini dikoordinatori oleh Hendro

Wicaksono dan sebagai programmer Wardiyono dan Arie Nugraha. Selain itu juga terdapat programmer dari jerman yaitu Tobiaz Zeumer. [1]

SLiMS yang terdapat pada perpustakaan BPMD Prov. Jateng ini menyediakan banyak fitur untuk pegawai maupun pengunjung web tersebut. Salah satunya fitur yang terdapat dan dapat digunakan oleh pengunjung yaitu Open Public Access

Library (OPAC) menampilkan berbagai buku yang ada didalam perpustakaan

tersebut dalam bentuk katalog buku dan juga fitur pendukung untuk para pegawai perpustakaan dalam melakukan tugasnya sebagai pustakawan. Di perpustakaan BPMD Prov. Jateng SLiMS jarang digunakan pertama kali SLiMS diterapkan ke jaringan server BPMD Prov. Jateng pada bulan Agustus 2014, pada saat itu juga diadakan sosialisasi untuk webserver perpustakaan SLiMS ini kepada semua karyawan BPMD Prov. Jateng. Setelah sistem berjalan selama 1 minggu ternyata tidak banyak juga karyawan yang memanfaatkan web tersebut untuk keperluan diperpustakaan sehingga web tersebut menjadi vacuum, berkaitan dengan hal tersebut dirasakan ada beberapa kekurangan sehingga kinerja dari SLiMS tersebut kurang dimanfaatkan oleh pegawai perpustakaan maupun oleh pengunjung perpustakaan BPMD Prov.Jateng. SLiMS yang memiliki fitur untuk membantu kegiatan pegawai seperti pinjam buku dan pengembalian buku hingga data-data buku yang ada diperpustakaan BPMD Prov. Jateng sehingga segala kegiatan di perpustakaan BPMD Prov. Jateng menjadi terotomatisasi oleh sistem SLiMS tersebut.

Dengan melakukan evaluasi kinerja dari sistem informasi Senayan Library Management System (SLiMS) Metode PIECES dipilih karena memiliki 6 buah variable yang mendukung untuk melakukan evaluasi kinerja sebuah sistem informasi di perpustakaan. 6 (enam) buah variable tersebut diantaranya

Performance, Information, Economic, Control/Scurity, Efficiency, and Service.

Dengan menggunakan metode PIECES diharapkan dapat menjadikan landasan untuk memperbaiki kinerja dari SLiMS tersebut. [2] Metode PIECES merupakan metode yang memiliki 6 (enam) buah variable yaitu :

(15)

1. Performance (evaluasi kinerja) Dalam hal ini kinerja web diukur dari

throughput (jumlah pekerjaan) jumlah output yang dihasilkan dalam membuka

sebuah website dan response time (waktu tunggu) yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah output berupa halaman website. 2. Information (evaluasi informasi) evaluasi terhadap kemampuan sistem

informasi yang menghasilkan sebuah informasi bermanfaat bagi pengguna, seperti halnya di sistem informasi perpustakaan setiap minggu harus mengupload buku-buku terbaru dari pesanan para pegawai yang memesan buku sehingga pegawai tidak perlu datang ke perpustakaan untuk bertanya tentang buku yang dipesan seminggu yang lalu.

3. Economic (evaluasi ekonomi) evaluasi terhadap kebutuhan umum dalam suatu proyek. Misalnya dalam hal anggaran untuk pengembangan web dan perawatan atau maintance untuk web di perpustakaan BPMD Prov. Jateng.

4. Control (evaluasi keamanan) keamanan yang lemah dalam web adalah input data yang tidak baik misal terdapat data yang tidak sepenuhnya benar atau kesalahan penulisan oleh admin,

5. Efficiency (evaluasi efisiensi) untuk mendata jumlah pengunjung disediakan daftar pengunjung yang diisi setiap pengunjung datang dan akhir bulan pegawai harus melakukan input data untuk dijadikan laporan berupa grafik hal ini menjadikan kegiatan di perpustakaan menjadi tidak efisien sehingga banyak waktu yang terbuang untuk dapat dimanfaatkan melakukan pekerjaan lain. 6. Service (evaluasi layanan) menilai sebuah prosedur yang ada apakah masih

dapat diperbaiki kemampuannya untuk meningkatkan sebuah layanan yang berkualitas dari web di perpustakaan BPMD Prov. Jateng.

Oleh karena itulah metode ini dipilih sebagai metode evaluasi kinerja sistem yang digunakan penulis, untuk mengevaluasi SLiMS yang ada di perpustakaan BPMD Prov. Jateng. Maka penulis akan mengambil judul “Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Senayan Library Management System Di Perpustakaan Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah Dengan Metode Pieces”.

(16)

1.2 Perumusan Masalah

Dari latarbelakang yang telah di paparkan diatas didapatkan rumusan yang mendasari evaluasi ini adalah :

1. Bagaimana Performance dari SLiMS yang ada di perpustakaan BPMD Prov. Jateng dari segi jumlah output dan waktu tunggu dari website tersebut ? 2. Bagaimana Information dari SLiMS yang ada di perpustakaan BPMD Prov.

Jateng apakah sudah akurat, relevan, dan disajikan tepat waktu ?

3. Bagaimana Economic dari SLiMS yang ada di perpustakaan BPMD Prov. Jateng apakah dapat menurunkan anggaran untuk perpustakaan ?

4. Bagaimana Control dari SLiMS yang ada di perpustakaan BPMD Prov. Jateng apakah keamanan data dan hak akses dari perpustakaan dapat terjaga dengan baik ?

5. Bagaimana Efficiency dari SLiMS yang ada di perpustakaan BPMD Prov. Jateng apakah dapat mengurangi jumlah inputan dan menghasilkan output yang sebanyak-banyaknya ?

6. Bagaimana Service dari SLiMS yang ada di perpustakaan BPMD Prov. Jateng apakah dapat meningkatkan layanan untuk pengguna perpustakaan ?

1.3 Batasan Masalah

Dari luas dan banyaknya permasalahan yang ada dan supaya tujuan pembahasan penelitian lebih terarah, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Analisis dilakukan berdasarkan Sistem Informasi SLiMS yang diterapkan di

Perpustakaan BPMD Prov. Jateng

2. Analisis focus terhadap 6 variable dari metode PIECES yaitu Performance,

Information, Economic, Control/Scurity, Efficiency, and Service. 1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian penulisan proposal ini antara lain sebagai berikut.

1. Mengetahui kinerja SLiMS sebagai sistem informasi perpustakaan BPMD Prov. Jateng.

(17)

2. Mengetahui ke akuratan, relevan dan tepat waktu informasi dapat tersampaikan dengan baik terhadap pengguna.

3. Mengetahui anggaran dengan adanya sistem informasi web tersebut merugikan atau menguntungkan.

4. Mengetahui kemanan hak akses informasi maupun penyimpanan database. 5. Mengetahui berapa banyak outuput yang dihasilkan oleh sistem dengan inputan

yang sedikit mungkin.

6. Mengetahui kepuasan pengguna terhadap sistem informasi perpustakaan tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa didapat dari evaluasi ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai masukan untuk meningkatkan kefektifitasan sistem informasi yang ada diperpustakaan BPMD Prov. Jateng.

2. Sebagai masukan untuk evaluasi kinerja sistem informasi perpustakaan 3. Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas sistem informasi perpustakaan

(18)

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terkait

Sistem informasi di perpustakaan beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat dengan adanya teknologi baru seperti sistem informasi berbasis web pada perpustakaan untuk membantu pengunjung maupun pegawai perpustakaan itu sendiri dalam memenuhi kebutuhannya, hal tersebut tidak terlepas dari semakin mudahnya untuk mendaptkan akses ke suatu teknologi informasi secara cepat. Dengan adanya hal tersebut timbul ketertarikan sebagian besar orang untuk melakukan penelitian terkait evaluasi kinerja sistem informasi perpustakaan. Mahdia (2011:8) dalam sebuah penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja SLiMS Sebagai Sarana Temu Kembali Informasi di Perpustakaan DPR RI” evaluasi kinerja SLiMS ini di fokuskan terhadap kefektifan Online Public Access Catalog (OPAC) sebagai sarana temu kembali informasi. Public Access Catalog (OPAC) sering di sebut sebagai katalog dari sebuah perpustakaan yang berisikan daftar-daftar buku yang ada diperpustakaan untuk memudahkan pengunjung dan pegawai perpustakaan untuk mengetahui letak atau posisi buku yang sedang dicari. Dengan menggunakan OPAC semua informasi mengenai buku yang diinginkan akan mudah untuk ditemukan. Untuk mengevaluasi kinerja dari OPAC peneliti mencoba untuk mengupas sejauh mana tingkat recall dan precision, respon’s time, upaya pengguna, dan segi penyajian pada software SLiMS di perpustakaan DPR RI. [3] Cahyono (2013:6) dalam sebuah penelitian dengan judul “Analisis Pemanfaatan Senayan Library Management System (SLiMS) di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga” analisis ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan teknologi informasi dari SLiMS yang diterapkan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga sejak 2010. Dengan menggunakan teori Technology Acceptance

Model (TAM) untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap sistem yang akan

mempengaruhi sikap pengguna, dengan menggunakan 2 buah variable yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan

(19)

(case of use). Kedua variable tersebut memiliki determinan yang validitas dan tinggi dan sudah teruji secara empiris (Davis, 1989). [4]

Pada penelitian terkait diatas dapat dirangkum pada table dibawah ini:

Table 2.1 Penelitian Terkait

No Nama dan Judul Peneliti

Tahun Masalah Metode Hasil

1 Mahdiah, Evaluasi Kinerja SLiMS Sebagai Sarana Temu Kembali

Informasi di Perpustakaan DPR RI.

2011 1. Bagaimana tingkat kinerja SLiMS dari segi recall and precision, respon’s time.

2. Upaya yang dihadapi pengguna dan pustakawan.

3. Apa saja yang dilakukan pustakawan dalam meningkatkan kefektifan OPAC dari SLiMS. Kuantitatif Deskriptif 1. Mengetahui tingkat efektifitas kinerja SLiMS. 2. Mengetahui hambatan yang di hadapi pengguna. 3. Mengetahui upaya yang dilakukan pustakawan dalam meningkatkan kefektifan OPAC dari SLiMS.

2 Jefri Eko Cahyono, Analisis Pemanfaatan Senayan Library Management System (SLiMS) di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga.

2013 Analisis Pemanfaatan Senayan Library Management System (SLiMS) di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga. Menggunakan Teori Technology Acceptance Model (TAM). Penerapan SLiMS di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga mampu memberikan manfaat yang sangat besar untuk

pengelola maupun pemustaka.

Dari dua penelitian tersebut, terdapat perbedaan metode yang digunakan untuk mengevaluasi tentang System Library Management System (SLiMS). Penelitian pertama yang dilakukan Mahdia menggunakan metode kuantitatif deskriptif menghasilkan kefektifan OPAC dari SLiMS. Sedangkan penelitian kedua, yang

(20)

dilakukan oleh Jeffry Eko Cahyono demgam menggunakan Teori Technology

Acceptance Model (TAM) menghasilkan manfaat SLiMS bagi pustakawan maupun

pemustaka. Berdasarkan hasil yang didapat dari kedua penelitian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan evaluasi sistem informasi SLiMS yang digunakan oleh perpustakaan BPMD dengan menggunakan Metode PIECES untuk penelitian selanjutnya, karena hasil yang didapatkan dari penelitian sebelumnya hanya menghasilkan manfaat serta keefektifan SLiMS untuk pustakawan maupun pemustaka.

2.2 Senayan Library Management System (SLiMS)

Senayan Library Management System (SLiMS) merupakan sebuah perangkat lunak

sistem manajemen perpustakaan yang sangat bermanfaat untuk sistem informasi disebuah perpustakaan. Sebelum menggunakan SLiMS Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta menggunakan program manajemen perpustakaan Alice. Alice merupakan sebuah perangkat lunak yang dibuat oleh softlink sumbangan pusat kebudayaan Inggris, British Council.

Dengan berjalannya waktu, manajemen Perpustakaan Depdiknas menghadapi banyak masalah dalam menggunakan sistem Alice. Pasalnya, fitur yang digunakan alice terasa kurang seiring perkembangan Teknologi Informasi yang kian pesat. Terbatasnya dalam menambahkan fitur-fitur baru antara lain kebutuhan manajemen serial, meng-online kan katalog di web dan kostumisasi report yang sering berubah-ubah kebutuhannya. Untuk penambahan fitu harus meminta modul resmi dari developer Alice dan hal tersebut membutuhkan dana yang cukup besar, dan juga di Indonesia tidak ada distributor resmi dari Alice sehingga mengharakan bantuan dari pihak inggris. Ditambah lagi dengan beberapa syarat yang membutuhkan infrastruktur mahal seperti dedicated public IP untuk bisa menjadikan Alice online. Masalah berikutnya muncul yaitu, sulit untuk melakukan redistribusi sistem Alice. Alice merukana perangkat lunak yang memiliki lisensi yang tidak mungkin untuk diredistribusi oleh pengelola Depdiknas secara bebas, semuanya harus memiliki ijin dan membutuhkan biaya. Pada November 2006, menurut Hendro Wicaksono dan Arie Nugraha, selaku anggota tim pengembang senayan. Pada saat itu, pengelola

(21)

perpustakaan program manajemen Depdiknas di Jakarta kebingungan dengan Program Manajemen Perpustakaan Alice karena masa pakainya telah habis. Akhirnya pengelola perpustakaan Depdiknas melakukan review dalam penggunaan sistem Alice yang ada diperpustakaan Depdiknas. Akhirnya perngelola ingin beralih ke sistem operasi open Source (GNU/Linux dan FreeBSD). Kemudian pengelola melakukan banding software sistem informasi perpustakaan open source. Beberapa software yang dicoba adalah antara lain phpMyLibrary, OpenBiblo, KOHA, EverGreen. Karena tidak menemukan sistem yang dibutuhkan sehingga Depdiknas memutuska untuk mengembangkan sendiri aplikasi sistem perpustakaan yang diberi nama “Senayan” Versi awal (1.0). setelah dikembangkan hingga beberapa Versi sampai saat ini Versi terakhir yaitu SLiMS (versi 7.0) memiliki fitur-fitur yang dirasa cukup lengkap untuk kegiatan perpustakaan diantaranya, Pengatalog yaitu memudahkan pengelola untuk menambahkan data-data yang ada diperpustakaan seperti buku dan pengunjung. Kemudian ada OPAC (Online Public

Access Catalog) yaitu untuk menemukan beberapa koleksi buku yang dimiliki oleh

perpustakaan. [1]

2.3 Evaluasi Sistem

Menurut Gordon B Davis dan Margrethe H. Olson, Evaluasi adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengetahui nilai teknis, pendayagunaan sistem dan pelaksanaan operasional sistem dan juga evaluasi sistem informasi dikerjakan dengan berbagai cara dengan tingkatan yang berbeda tergantung pada tujuan evaluasinya. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa baik sistem tersebut berjalan. [5]

Menurut Swanson dari buku yang berjudul Introduction to Modern Information

Retrieval yang dikutip oleh Chowdhury, menyatakan studi evalusi memiliki

beberapa tujuan, diantaranya :

1. Untuk menilai tujuan dan rencana program sebelum melaksanakan program tersebut.

(22)

3. Untuk menentukan alasan atau penyebab dari keberhasilan maupun kegagalan program tersebut.

4. Untuk mengungkapkan prinsip-prinsip yang mendasari suatu program yang berhasil.

5. Untuk mengeksplorasi teknik yang dapat meningkatkan efektivitas peogram. 6. Untuk memperbaiki cara yang digunakan dalam mencapai tujuan.

2.4 Metode PIECES

Metode PIECES adalah sebuah metode yang digunakan untuk menganalisis atau mengidentifikasi suatu masalah. Al Fatta (2007:51) dengan menggunkan metode 6 variable atau PIECES ini, dapat menghasilkan sebuah acuan untuk menjadi evaluasi dari beberapa kekurangan sistem supaya sistem bisa berjalan lebih baik untuk kedepannya. Metode PIECES memiliki 6 variable yaitu Performance, Information,

Economic, Control/Scurity, Efficiency, and Service. [2] Masing-masing variable

tersebut dibagi menjadi beberapa indikator untuk melakukan evaluasi terhadapt sistem terkait, diantaranya :

2.4.1 Performance

Performance adalah kemampuan dalam menyelesaikan tugas bisnis dengan cepat sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi (throughput) dan waktu tanggap (response time) dari suatu sistem. Jumlah produksi (throughput) adalah jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan selama waktu tertentu. Waktu tanggap (reponse time) adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi tersebut.

2.4.2 Information

Informasi merupakan komoditas krusial bagi pengguna akhir. Evaluasi terhadap kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat perlu dilakukan untuk menyikapi peluang dan menangani masalah yang muncul.

(23)

2.4.3 Economic

Alasan ekonomi barangkali merupakan motivasi paling umum bagi suatu proyek. Pijakan bagi kebanyakan manajer adalah biaya atau rupiah. Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya.

2.4.4 Control

Tugas-tugas bisnis perlu dimonitor dan dibetulkan jika ditemukan kinerja yang di bawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah, atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data, dan persyaratan

2.4.5 Efficiency

Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin.

2.4.6 Service

Layanan perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas dari sistem. Sehingga sistem dapat memberikan layanan terhadap pengguna dengan menghasilkan sebuah informasi yang akurat, konsisten, dan dapat dipercaya.

2.5 Webserver

Solichin, dalam diktat kuliah pemrograman website mengatakan bahwa yang dimaksud dengan webserver adalah sebuah perangkat lunak yang terinstall di dalam komputer server, yang berfungsi untuk menerima permintaan dan juga request berupa halaman website melalui HTTp atau HTTPS dari user atau client, dan kemudian mengirimkannya kembali dalam bentuk halaman web yang berbentuk dokumen HTML. [6]

Fungsi utama dari webserver adalah untuk mentransfer sebuah berkas terhadap permintaan pengguna dari protokol komunikasi yang sudah ditentukan oleh pengguna. Pengguna, biasanya dari sebuah aplikasi seperti web browser seperi mozil firefox, meminta layanan untuk berkas maupun layanan web yang terinstal di dalam computer server, kemudian server akan memberikan respon balik terhadap permintaanyang telah ditulisakan dengan mengirimkan sebuah halaman yang

(24)

diinginkan pengguna ataupun menolak permintaan tersebut jika sebuah halaman permintaan tidak tersedia. [7]

2.6 Acunetix Web Vulnerablility Scanner

Acunetix web vulnerablility scanner (Acunetix) merupakan software yang

direkomendasikan oleh para security dan developer web untuk melakukan scaning terhadap keamanan website. Metode yang digunakan oleh Acunetix di antaranya : 1. Version Check, melakukan check terhadap kelemahan Web Servers seperti,

PHP 4.3.0 penyimpanan berkas dan kemungkinan eksekusi kode, CGI Tester, check masalah dalam web server.

2. Parameter Manipulation, melakukan pengujian lebih dari 25 variasi Cross Site

Scripting (XSS), XSS merupkan jenis serangan injeksi code (Code Injection Attack). XSS biasanya menyerang dengan cara memasukkan kode ke HTML

atau Client Script Code ke dalam situs lainnya. Akibat yang timbul dari serangan ini adalah penyerang bisa mendapatkan informasi dan data-data penting dari HTML yang diserang.

2.7 Webserver Stress Tools

Webserver Stress Tools adalah aplikasi tes HTTP - client / server yang dirancang untuk menentukan masalah kinerja penting dalam situs web anda atau web server. Dengan mensimulasikan permintaan HTTP yang dihasilkan oleh ratusan atau bahkan ribuan pengguna secara simultan , Anda dapat menguji kinerja server web anda dan memastikan bahwa informasi dan layanan penting yang tersedia memiliki kecepatan yang diharapkan oleh pengguna. [8]

Log pengujian yang rinci dan beberapa cara yang mudah untuk membaca grafik dan membuat hasil analisis dalam sekejap . Stress Tool webserver dapat digunkanan untuk Windows ( 2003 R2 , Vista , 7 , 2008), dapat menjadi Benchmark hampir di setiap server HTTP ( misalnya halaman statis , JSP / ASP , atau CGIS ) untuk kinerja , beban , dan stress - tes. [8]

(25)

13

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data

3.1.1. Objek dan Lokasi Penelitian

Perpustakaan BPMD Prov. Jateng yang terletak dibagian paling depan kantor BPMD Prov. Jateng dan beralmat di Jalan Mgr. Soegiyopranoto No. 1 Semarang. Instansi pemerintahan ini bergerak di bidang penananman modal ke daerah-daerah yang memiliki potensi untuk dijadikan sebuah tempat usaha, wisata dan tempat produksi.

Visi dari BPMD Prov. Jateng “Menjadi Lembaga Yang Mampu Mewujudkan Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan

Berdikari”. Dan juga memiliki beberapa Misi untuk mencapai tujuan dari BPMD Prov. Jateng diantarnya : [9]

1. Meningkatkan daya tarik penanaman modal dan pengembangan kerjasama antar daerah/pelaku usaha.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal secara professional. 3. Meningkatkan pengendalian dan pengembangan penanaman modal. 4. Mengoptimalkan kapasitas kelembagaan penanaman modal.

5. Mengupayakan peningkatan dan penyebaran penanaman modal. 6. Mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur penunjang

penanaman modal.

Objek dalam penelitian ini adalah Evaluasi Kinerja Sistem SLiMS Perpustakaan BPMD Prov. Jateng. Dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap sistem informasi perpustakaan SLiMS dengan menggunakan beberapa tools pendukung, wawancara dan Kuesioner untuk mengetahui kinerja dari webserver yang menyediakan informasi seputar perpustakaan untuk BPMD Prov. Jateng.

(26)

Perpustakaan BPMD Prov. Jateng memiliki visi dan misi tersendiri untuk memajukan minat baca para pegawai di perpustakaan BPMD Prov. Jateng. Visi dari perpustakaan Alfiah (2015) “Menjadikan sumber ilmu yang mengalir tiada henti yang sadar akan informasi’’, untuk misi dari perpustakaan yaitu :

1. Membangun dan menciptakan kebiasaan membaca.

2. Mencerdaskan dan mengembangkan kemitraan di bidang perpustakaan.

3.1.2. Jenis Data

1. Data Kualitatif

Data kualitaitf adalah sebuah data yang berbentuk skema, gambaran dan berbagai macam informasi tertulis. [10] Misalnya sistem informasi perpustakaan BPMD Prov. Jateng yang berada pada web server dan beralamat di http://10.10.10.2/perpustakaan,

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah sebuah data yang didapat dari hasil penelitian populasi tertentu menggunakan instrument penelitian yang bertujuan untuk menguji hitpotesis yang ditetapkan. [10] Misalnya evaluasi berdasarkan 6 variable metode PIECES, responden yang digunakan berjumlah 5 orang secara acak dari setiap bidang dengan jumlah total 40 responden.

3.1.3. Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer diperoleh langsung dari sumber. [11] Data primer dalam penelitian ini diantaranya adalah hasil kuesioner, wawancara dengan pegawai perpustakaan dan admin, hasil observasi terhadap sistem informasi perpustakaan BPMD Prov. Jateng, dan data-data tentang informan.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2005:62) data sekunder merupakan data yang tidak langsung diberikan data kepada peneliti, peneliti akan memperoleh data dari oran lain atau mencari document terkait. [12] Data ini dimaksudkan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka,

(27)

buku, penelitian terdahulu dan lain sebagainya. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi :

a. Sejarah BPMD Prov. Jateng

b. Struktur Organisasi BPM Prov. Jateng c. Visi dan Misi BPMD Prov. Jateng

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Tatang M. Amirin mengemukakan bahwa teknik-teknik yang bisa digunakan untuk menggali data adalah tes, angket (kuesioner), wawancara (interview), pengamatan (observasi), dan dokumen. Selanjutnya Sutrisno Hadi memaparkan bahwa teknik pengumpulan data dibedakan menjadi tiga macam yaitu observasi, kuesioner, dan wawancara. Jadi untuk mendapatkan sebuah data banyak caranya berikut metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Metode observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai jenis proses biologis dan psikologis. [13] Hal dalam terpenting dalam observasi yaitu proses pengamatan dan ingatan untuk menyusun data-data hasil observasi. Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan cara mengamati sistem informasi perpustakaan BPMD Prov. Jateng di alamat server

http://10.10.10.2/perpustakaan . 2. Metode Kuesioner

Menurut Sugiyono (2008), Angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. [14] Dalam penelitian ini untuk mendapatkan respon dari sistem informasi perpustakaan di BPMD Prov. Jateng memberikan pertanyaan kepada pegawai BPMD Prov. Jateng dan user untuk menilai sistem informasi perpustakaan BPMD Prov.Jateng dengan jumlah sampel 40 orang terdiri dari :

a. Bidang Promosi dan Kerja Sama

Terdiri dari 13 orang dan akan diambil sampel sebanyak 5 orang yaitu Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama, Kepala Sub Bidang Promosi, Kepala Sub Bidang Kerjasama, dan 2 staff secara random.

(28)

b. Bidang Perizinan

Terdiri dari 11 orang dan akan diambil sampel sebanyak 5 orang yaitu Kepala Bidang Pelayanan Perizinan, Kepala Sub Bidang Izin Usaha dan Non Izin, Kepala Sub Bidang Pelayanan Izin Operasional, dan 2 staff secara random.

c. Bidang Pengendalian dan Pengembangan Penanaman Modal

Terdiri dari 13 orang dan akan diambil sampel sebanyak 5 orang yaitu Kepala Bidang Pengendalian dan Pengembangan Penanaman Modal, Kepala Sub Bidang Pengembangan Penanaman Modal, Kepala Sub Bidang Pengendalian Penanaman Modal dan 2 staff secara random. d. UPT Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Terdiri dari 11 orang dan akan diambil sampel sebanyak 5 orang yaitu Kepala UPT PTSP, Kepala Sub Bagian TU UPT PTSP, Kasie Pelayanan Perizinan PTSP, Kasie Pelayanan Non Perizinan UPT PTSP dan 1 staff secara random.

e. Kepala Sub Bagian Program dan 5 anggotanya. f. Kepala Sub Bagian Keuangan dan 5 anggotanya.

g. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dan 8 anggotanya. h. Kepala BPMD Prov. Jateng

i. Sekertaris BPMD Prov. Jateng

40 sampel diatas diambil dari jumlah 109 pegawai yang ada di BPMDProv. Jateng.

3. Metode Wawancara

Metode wawancara merupakan sebuah metode pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data melalui Tanya jawab, dialog secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. [15] Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap admin atau pegawai perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang sisem informasi perpustakaan di BPMD Prov. Jateng dan 1 orang pegawai BPMD Prov. Jateng yang sering datang ke perpustakaan dilihat dari daftar pengunjung.

(29)

3.3. Metode Analisis

Dalam mengevaluasi webserver sistem informasi SLiMS perpustakaan BPMD Prov. Jateng penulis menggunakan metode PIECES. Metode ini menggunakan 6 variable yaitu Peformance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, dan Service. [2] Berikut sedikit penjelasan singkat tentang

masingmasing variable:

1. Performance (kinerja) : kecepatan akses yang dibutuhkan untuk membuka

webserver Perpustakaan BPMD Prov. Jateng, dilakukan pengujian dengan

menggunakan tools webserver stress tools Versi 8.0.

2. Information (informasi) : menilai apakah webserver Perpustakaan BPMD

Prov. Jateng bisa dijadikan sebagai penghasil informasi yang baik dan masihkah dapat diperbaiki sistem tersebut sehingga kualitas dari informasi

yang dihasilkan akan semakin baik.

3. Economics (ekonomi) : menilai apakah penyelenggaraan biaya dapat

diturunkan dan meningkatkan manfaatnya (nilai gunanya).

4. Control (Keamanan) : menilai apakah webserver perpustakaan BPMD Prov.

Jateng memiliki keamanan yang baik agar data terjaga dari kejahatan, kemudian akan dilakukan pengujian dengan aplikasi scanner Acunetix Web

Vulnerability Scurity Versi 9.5.

5. Efficiency (efisiensi) : menilai apakah webserver perpustakaan BPMD Prov.

Jateng bisa menghasilkan outpu yang sebanyak mungkin dengan input sekecil- kecilnya.

6. Service (layanan) : menilai apakah webserver perpustakaan BPMD Prov.

Jateng dapat memberikan layanan untuk karyawan dan pengunjung sehingga kualitas dari layanan dapat meningkat.

3.4 Pengujian Data

Pengujian data adalah menguji suatu data untuk mengetahui Validitas dan Reliabilitas. Suatu data supaya dapat diolah menjadi sebuah informasi yang memiliki tingkat Validitas Reliabilitas tinggi.

Menurut Sugiyono (2006) Uji Validitas suatu langkah untuk pengujian yang dilakukan terhadap isi dari suatu instrument, dengan tujuan untuk mengukur

(30)

ketepatan instrument yang digunakan dalam penelitian. jika tingkat validitas dari hasil Kuesioner tersebut tinggi maka Kuesioner tersebut semakin mengenai sasaran dan semakin menunjukkan apa yang seharusnya ditunjukkan. [16]

Menurut Arikuto (2006) “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. [17]

Dalam melakukan pengujian kuesioner akan digunakana alat bantu software penghitung statistika yaitu SPSS versi 16.0. Pengujian data dengan SPSS ini diharapkan untuk mendukung pengujian agar data lebih akurat dan tepat dalam menyimpulkan kevaliditasan dan reliabilitas dari kuesioner ini.

3.4.1 Uji Validitas

Untuk menguji validitas hasil kuesioner, perhitungan korelasi pada masing-masing variable dengan skor total akan dihitung dengan menggunakan tools SPSS Versi 16. Untuk item yang memiliki nilai correlation lebih besar dari nilai rProduct Moment maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut telah valid, jika kurang dari nilai rProduct Moment maka item tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk melakukan penelitian.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Dalam pengujian reliabilitas digunakan rumus Cronbach Alpha karena untuk mengukur kuesioner dalam bentuk skala rumus Cronbach Alpha sangat cocok digunakan. Dalam menentukan reliabilitas jika koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari rProduct Moment maka dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel (Johnson & Christensen, 2012). [18] Dalam perhitungan reliabilitas menggunakan tools SPSS Versi 16.

(31)

19

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan membahas webserver sistem informasi perpustakaan

Senayan Library Management Syste (SLiMS) dengan metode PIECES yang terdiri

dari 6 variable Performance, Information, Economic, Control. Efficiency, dan

Service dengan menggunakan angket untuk mengetahui kepuasan pegawai BPMD

terhadap webserver Senayan Library Management System sebagai evaluasi terhadap system dan 2 buah tools yang digunakan untuk mengetahui Performance dan Control (Keamanan) yang ada pada webserver tersebut.

4.1.1 Gambaran Umum BPMD Prov. Jateng

Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) merupakan instansi pemerintah yang bergerak di bidang investasi. Kegiatan investasi merupakan suatu tahapan awal proses pembangunan yang strategis namun krusial. Strategis, karena harus mengelola sumberdaya pembangunan untuk membangun aset-aset produksi agar menghasilkan barang dan jasa untuk keperluan domestik maupun ekspor. Krusial, karena memerlukan daya visioner yang jauh ke depan untuk memprediksi permintaan pasar, sehingga apabila tidak tepat sasaran akan terjadi pemborosan sumberdaya nasional. Sehubungan dengan itu diperlukan koordinasi, sinkronisasi dan sinergisitas peran dan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat lainnya dalam mengelola kegiatan investasi untuk membangun Provinsi Jawa Tengah. Sebagai dasar pengaturan investasi maka pemerintah membuat UU no. 1 Tahun 1967 tentang penanaman modal asing (PMA) setahun kemudian UU no 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Nodal Dalam Negeri (PMDN) keluar untuk memunculkan investor-investor dalam negeri.

(32)

Tahun 1970, kedua undang-undang tersebut direvisi lagi dengan dikeluarkannya UU No. 11 Tahun 1970 tentang PMA dan UU No.12 Tahun 1979 tentang PMDN. Guna melaksanakan kedua UU tersebut dibentuklah lembaga yang menangani masalah penanaman modal di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Di pemerintah pusat dibentuk suatu lembaga yang dinamakan Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kepres No.53 Tahun 1977 Juncto Kepres No.33 Tahun 1981 tentang BKPM. Surat izin PMA diberikan oleh presiden, sedangkan untuk PMDN izinnya dikeluarkan oleh BKPM atas nama presiden. Untuk daerah dibentuk lembaga yang menangani penanaman modal yaitu Badan Kordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) yang tugasnya membantu Gubernur dala bidang penanaman modal dan lembaga ini hanya berada di tingkat Provinsi. Namun pada masa kepresidenan Prof. Dr. BJ. Habibie ada perubahan mengenai tugas dan fungsi BPMKD yang diatur dengan Kepres No.26 Tahun 1980 diperbarui dengan Kepres No. 116 Tahun 1998.Setahun kemudian, kepres tersebut dirubah lagi dengan kepres No. 122 tahun 1999 yang memberikan Kewenangan BPMKD untuk menerbitkan izin PMA/PMDN. Untuk menindak lanjuti Kepres No. 122 Tahun 1999 di provinsi Jawa Tengah diterbitkan keputusan Gubernur No.49 Tahun 1999.

Pada tahun 2000, pemerintah mervisi kembali dengan peraturan pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 dimana dijelaskan tentang diperbolehkannya perbedaan nama, sepanjang tugas dan urusannya sama. Sementara diberlakukannya peraturan baru yaitu UU No. 22 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jawa Tengah memutuskan untuk dibetuk lembaga baru yang meliputi setda, setwakan badan, dinas, kantor yang ditetapkan dengan perda dalam hal ini BPM dibentuk berdasar peraturan Daerah No. 8 Tahun 2001 tertanggal 21 Mei bersama-sama dengan lainnya.

BPM kemudian diganti lagi menjdai Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Provinsi Jawa Tengah yang diatur dalam peraturan daerah provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, inspektorat dan lembaga teknis daerah Provinsi Jawa Tengah yang tertanggal 7 juni 2008. Kantor BPM terletak di daerah Jl. Mgr Soegiyoptanoto No. 1 Semarang- Jawa Tengah.

(33)

4.1.2 Visi BPMD Provinsi Jawa Tengah

BPMD dalam mencapai tujuannya sebagai instansi penanaman modal atau investasi untuk Negara maupun Manca Negara, dibentuk sebuah visi yaitu “Menjadi Lembaga Yang Mampu Mewujudkan Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing

Menuju Jawa Sejahtera Dan Berdikari.” Visi ini di publikasikan pada tanggal 01 September 2014. [19]

4.1.3 Misi BPMD Provinsi Jawa Tengah

BPMD sebagai instansi yang bergerak dibidang investasi memiliki misi yang di publikasikan pada tanggal 01 September 2014. [19] Misi dari BPMD adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan daya tarik penanaman modal dan pengembangan kerjasama antar daerah/pelaku usaha

2. Meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal secara professional 3. Meningkatkan pengendalian dan pengembangan penanaman modal 4. Mengoptimalkan kapasitas kelembagaan penanaman modal

5. Mengupayakan peningkatan dan penyebaran penanaman modal.

6. Mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur penunjang penanaman modal.

(34)

4.1.4 Struktur Organisasi BPMD Provinsi Jawa Tengah

(35)
(36)

4.2 Sistem Informasi SLiMS Perpustakaan

Sistem Informasi SLiMS perpustakaan pada BPMD Prov. Jateng digunakan untuk mendukung kegiatan yang ada di perpustakaan dari peminjaman buku dan Online

Public Access Catalog (OPAC) melalui SLiMS yang ada di perpustakaan BPMD

Prov.Jateng. didalam sistem ini juga terdapat banyak fitur yang dapat digunakana oleh pegawai perpustakaan dalam mengolah data perpustakaan dari data anggota perpustakaan, data buku perpustakaan, data peminjam, dan data pengembalian buku. Untuk melakukan evaluasi sistem informasi terhadap pengguna berdasarkan aspek-aspek dari metode PIECES yaitu Performance, Information, Economic,

Control, Efficiency, dan Service. berikut merupakan sistem informasi SLiMS yang

digunakan oleh perpustakaan BPMD Prov. Jateng.

4.2.1 Halaman Utama OPAC

Pada halaman ini berisikan fitur pencarian catalog, untuk menemukan buku dengan search engine yang telah disediakan oleh sistem.

(37)

4.2.2 Halaman Area Anggota

Halaman LogIn untuk anggota berfungsi sebagai informasi dari data-data tentang statusnya sebagai anggota perpustakaan BPMD Prov. Jateng dan juga dapat mengatahui buku apa saja yang sedang dipinjam dan belum dikembalikan. Pada gambar 4.3 menunjukkan area login untuk member.

4.2.3 Masuk Pustawakan (LogIn)

Digunakan hanya untuk pegawai perpustakaan saja yang bertindak sebagai admin dari sistem informasi tersebut untuk bisa mengakses segala informasi data-data yang ada diperpustakaan yang telah dimasukkan kedalam sistem. Pada gambar 4.4 menunjukkan halaman LogIn utntuk pustakawan atau admin dari perpustakaan.

Gambar 4.3 Area Anggota Perpustakaan

(38)

4.2.4 Sistem utama SLiMS

Sistem utama ini hanya dapat diakses oleh pustakawan yang memiliki hak akses sebagai admin. Ada berbagai macam fitur yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan pustakawan dalam melakukan pekerjaan. Fitur-fitur tersebut diantaranya

Bibliography, Membership, Master File, Reporting, System, Circulation, Stock, Table, dan serial control. Pada gambar 4.5 menunjukkan sistem administrasi

Berikut keterangan dari beberapa fitur yang ditampilakan di menu utama administrasi perpustakaan BPMD Prov. Jateng :

1. Bibliography

Digunakan untuk memasukkan data-data buku yang ada di rak perpustakaan ke dalam sistem informasi yang akan disajikan kepada anggota.

2. Circulation

Digunakan untuk memasukkan data anggota yang sedang meminjam dan riwayat dari peminjaman buku.

(39)

3. Membership

Digunakan untuk mengisi data anggota baru dan berisikan data-data anggota perpustkaan.

4. Stock Table

Digunakan untuk mengetahui keadaan inventaris buku yang ada diperpustakaan.

5. Master File

Digunakan untuk menambahkan kriteria didalam memasukkan data buku ke dalam bibliography.

6. System

Digunakan untuk mengatur tampilan UI (User Interface) didalam OPAC maupun sistem administrasi.

7. Reporting

Digunakan untuk menampilkan hasil laporan dari daftar anggota, data peminjaman dan pengembalian buku, daftar buku, rekapitulasi buku berdasarkan eksemplar, dan daftar statistik pengunjung.

8. Serial Control

Digunakan untuk membuat laporan buku yang termasuk tebitan berseri.

4.3 Evaluasi Pada Web Server SLiMS Perpustakaan BPMD

Evaluasi pada SLiMS Perpustakaan menggunakan 2 buah tools untuk mengetahui Kinerja (Performance) dan juga Keamanan website tersebut (Control). Tools yang akan digunakan yaitu Acunetix web vulnerablity scanner, untuk mengetahui

keamanan system informasi website SLiMS perpustakaan BPMD Prov. Jateng, sedangkan untuk kinerja menggunakan web strees tools yang digunakan untuk mengetahui performance (kinerja) dari suatu web server.

(40)

4.3.1 Evaluasi Web Server Aspek Control (Keamanan) menggunakan

Acunetix Web Vulnerability Scanner

Dalam pengujian control (keamanan) akan dilakukan dengan menggunakan tools berupa perangkat lunak yang digunakan untuk menguji keamanan aplikasi webserver. Tools yang digunakan adalah Acunetix Web Vulnerability Scanner yang digunakan untuk menguji yaitu Acunetix Web Vulnerability Scanner Versi 9.5 Build 20140602. Pada gambar 4.6 menunjukkan halaman utama dari software

Acunetix Web Vulnerability Scanner.

9.5 Build 20140602

Pada table 4.1 menunjukkan informasi tentang server yang digunakan oleh webserver dari scan sistem keamanan web server dengan menggunakan tools

Acunetix Web Vulnerability Scanner.

.

(41)

Table 4.1 Hasil Scan dengan tools Acunetix Web Vulnerability Scanner Sumber : Data yang diolah

Scan information Server information

Starttime 12 /1/2015 1:31:12 PM Responsive True

Finish time 12 /1/2015 2:17:12 PM Server banner Apache/2.4.7 (Ubuntu)

Scan time 46 minutes, 1 seconds Server OS Unix

Profile Default Server technologies PHP

Dalam menentukan tingkat Vulnerabilities Acunetix WVS menetapkan 4 level kategori untuk keparahan yang ada pada web.

1. High Risk Alert level 3 – dikategorikan sebagai Vulnerabilities yang paling berbahaya, yang menempatkan sebuah situs pada risiko maksimum untuk hacking dan data pencurian.

2. Medium Risk Alert level 2 - Vulnerabilities yang disebabkan oleh Server miskonfigurasi dan situs-coding kelemahan, yang memfasilitasi gangguan server dan intrusi.

3. Low Risk Alert level 1- Vulnerabilities berasal dari kurangnya enkripsi lalu lintas data, atau keterbukaan jalur direktori.

4. Informational Alert - Situs yang rentan terhadap pengungkapan informasi melalui pencarian Google hacking string, atau pengungkapan alamat email. Setelah dilakukan scan terhadap webserver perpustakaan yang beralamat di

http://10.10.10.2/perpustakaan didapatkan tingkat Vulnerabilities pada Level 3 :

High. Level 3 : High ditunjukkan pada gambar 4.7 dengan ini dapat diambil

kesimpulan bahwa dari hasil scan webserver perpustakaan sangat rentan terhadap pencurian data dan hacking dan pada level ini ditetapkan sebagai resiko masksimal terjadinya hal tersebut.

(42)

Gambar 4.7 Level Threat Hasil scan web server SLiMS diperpustakaan

Dari jumlah peringatan pada gambar 4.8 akan di jelaskan lebih lanjut pada table 4.2, pada table akan di jelaskan apa saja peringatan yang menjadi ancaman pada sebuah web server tersebut dan juga solusi untuk masalah dari peringatan tersebut. Berikut table 4.2 untuk penjelasan gambar 4.8.

Gambar 4.8 Jumlah Peringatan Hasil scan webserver SLiMS diperpustakaan

Threat level

Acunetix Threat Level 3 Oneor more high

- severity type vulnerabilities have been discovered by the scanner. malicious user can exploit these vulnerabilities and And / or deface your website.

(43)

Table 4.2 Penjelasan Scan Webserver SLiMS Perpustakaan BPMD (Peringatan)

Sumber : Data yang diolah

Jenis Peringatan Tingkat Keparahan Jumlah Peringatan Description Cross site scripting

High 56 XSS merupakan salah satu jenis serangan injeksi code (code

injection attack). XSS dilakukan oleh penyerang dengan cara

memasukkan kode HTML atau client script code lainnya ke suatu situs. Script pada website masih rentan terhadap serangan Cross Site Scripting (XSS), biasanya seranga berupa java script.

*Solusi : Script harus mampu menyaring metacharacters dari inputan pengguna.

Application error message

Medium 48 Halaman ini biasanya berisi pesan-pesan yang mengungkapkan informasi yang sensitive.

*Solusi : Meninjau source code untuk membenahkan script.

HTML form without CSRF protection

Medium 19 Serangan terhadap form dari website melalui CSRF, CSRF merupakan suatu teknik hacking untuk mendapatkan atau bahkan menguasai suatu account dengan cara menyerang web yang dieksekusi atas wewenang korban, tanpa dikehendakinya. serangan ini biasanya mengeksploitasi

situs dimana website sepenuhnya jatuh ke tangan penyerang.

*Solusi : Melakukan checking pada form apakah memerlukan perlindungan CSRF jika perlu maka implementasikan CSRF untuk penanggulangan serangan.

(44)

Multiple vulnerabilities fixed in PHP versions 5.5.12 and 5.4.28

Medium 1 PHP Versi 5.5.12 and 5.4.28 pada webserver SLiMS ini banyak ditemukan kerentanan yang merupakan ancaman dari berbagai sisi seperti :

1. Fixed bug # 61019 (Out of memori pada stream_get_contents perintah).

2. Fixed bug # 64330 (stream_socket_server () menciptakan salah soket Abstrak Namespace UNIX). 3. Fixed bug # 66182 (exit dalam aliran penyaring menghasilkan segfault).

*Solusi : melakukan upgrade ke versi PHP terbaru yaitu PHP Versi 7.0.2 Released 07 Januari 2016.

(http://php.net/downloads.php) Slow HTTP

Denial of Service Attack

Medium 1 Webserver SLiMS pada Perpustakaan BPMD Prov. Jateng ini masih rentan terhadap serangan HTTP Denial Of Service (DoS). Slow HTTP DoS Attack merupakan serangan ke server yang bertujuan untuk menghabiskan sumber daya (Resource) yang dimiliki oleh komputer server tersebut, kemudian akan mengakibatkan beberapa fungsi dari komputer tersebut tidak dapat berjalan sehingga untuk mengakses layanan pada komputer tersebut menjadi tergangggu.

Solusi : Melakukan konsultasi kepada pengembang terhadap refrensi web untuk informasi melindungi webserver terhadap jenis serangan.

(45)

User credentials are sent in clear text

Medium 2 Credentials pengguna ditransfer tidak jaringan yang

terenkripsi. Hal ini bisa menyebabkan informasi yang dikirim akan mudah untuk dibajak seseorang untuk mengubah keaslian informasi yang ada. Informasi harus selalu ditransfer melalui saluran yang terenkrispi (HTTPS) untuk menghindari pencurian informasi untuk merubah informasi tersebut.

Solusi : Harus melakukan pengalihan pengiriman Credentials melalui HTTPS untuk menjaga keaslian infomasi yang dikirim.

Clickjacking: X-Frame-Options header missing

Low 1 Merupakan teknik penipuan yang digunakan untuk mengeksekusi suatu program yang ditanamkan pada Header suatu website dengan cara user tanpa sadar mengklik button yang terlihat normal akan tetapi setelah di klik akan muncul hasil yang berbeda dari yang diharapkan. Istilah lain dari Clickjacking yaitu UI Redressing.

Soulsi : Konfigurasi selalu webserver untuk membenarkan link-link yang ada.

Documentation file

Low 2 Terdapat beberapa type file dokumen misalnya ( readme.txt, CHANGELOG.txt ) ditemukan pada direktori webserver ini. File-file tersebut dapat membantu melakukan penyerangan terhadap webserver dengan mengidentifikasi webserver melalui file dokumen pada direktori.

Solusi : memindahakn file direktori ke media penyimpanan lain untuk refrensi atau juga bisa menghapus file tersebut dan membatasi hak akses terhapat file tersebut.

Login page passwordguessing attack

Low 1 Pada halaman login masih rentan terhadap brute-force yaitu upaya untuk menemukan password dengan sistematika mencoba dan mengkombinasikan huruf, angka dan symbol untuk menemukan karakter yang benar.

(46)

Solusi : menambahkan atau menginmplementasikan sistem keamanan login seperti menggunakan Chaptcha yang berbentuk gambar maupun huruf yang abstrak.55

Possible sensitive directories

Low 4 Terdapat direktori yang ditemukan dan tidak terkait oleh webserver. Hal ini akan mengakibatkan penyerang dapat dengan mudah mencari sumber daya umum yang sensitive seperti file, password, file konfigurasi, file log, data statistic dan database dump.

Solusi : membatasi hak akses dan menghapusnya dari situs web.

Possible virtual host found

Low 1 Virtual hosting adalah metode untuk hosting beberapa nama domain (dengan penanganan yang terpisah masing-masing nama) pada server tunggal. Hal ini memungkinkan satu server untuk berbagi sumber daya, seperti sebagai memori dan prosesor siklus, tanpa memerlukan semua layanan yang disediakan untuk menggunakan host yang sama nama.

Solusi : Konsultasikan konfigurasi virtual host dan memeriksa apakah virtual host ini dapat diakses oleh public atau tidak.

Session Cookie without HttpOnly flag set

Low 14 Cookie merupakan sebuah history yang menyimpan pengaturan-pengaturan yang dilakukan oleh pengguna website tersebut. Pada webserver ini cookie tidak diatur dengan keamanan HyperText Transfer Protocol (HTTP) atau

HyperText Transfer Protocol Secure (HTTPS) sehingga

dapat menyebabkan serangan seperti Cross-Site Scripting (XSS) yang dapat mencuri cookie dari website tersebut.

Solusi : mengatur alamat HTTP untuk Session Cookie menjadi agar lebih aman.

(47)

Content type is not specified

Informatio nal

2 Terdapat content yang tidak spesifik hal ini dapat mengakibatkan masalah pada keamanan sistem.

Solusi : menetapkan value header Content-Type unuk halaman tersebut.

Email address found

Informatio nal

1 Terdapat spam bots dari alamat email yang sama kepada webserver hal ini memungkinkan penyusup untuk menjelajahi informasi dari webserver. Spam Bots adalah program yang mencari alamat email pada situs web, mereka akan mencari string seperti myname@mydomain.com dan kemudian merekam setiao alamat email yang ditemukan.

Solusi : Memasang SPAM Proofing

Password type input with autocomplete enabled Informatio nal

2 Memungkinkan penyimpanan otomatis password dan username kedalam chace browser, hal

ini dapat mengakibatkan pengaksesan sistem secara illegal.

Solusi : harus menon-aktifkan auto seved password dan username. Possible internal IP address disclosure Informatio nal

31 Terdapat kesamaan String pada internal IPv4 pada halaman tersebut, hal ini dapat membuat skema pengalamatan IP melalui jaringan internal dan dapat digunakan untuk menyerang informasi sensitive dari webserver.

Solusi : melakukan pencegahan terhadap informasi yang ditampilkan untuk pengguna.

Possible server path disclosure (Unix)

Informatio nal

4 Terdapat kemungkinan penyerang mempelajari sturktur sistem file dari webserver untuk informasi lebih lanjut dalam penyerangan.

Solusi : mencegah informasi ini dari yang ditampilkan untuk pengguna.

(48)

Dari hasil scan pada gambar 4.7 Acunetix menetapkan skala 1 sampai 3 untuk menyatakan tingkat kerentanan atas suatu sistem terhadap ancaman menunjukkan bahwa webserver SLiMS Perpustakaan BPMD Prov. Jateng tingkat ancaman berada pada level 3 (high). Hal tersebut menunjukkan bahwa webserver tersebut sangat tinggi tingkat ancaman terhadap bahaya seperti akses illegal yang berpotensi mampu merusak sistem yang ada di dalam webserver. Dapat dilihat dari gambar 4.8 hasil Scan Web Server SLiMS Perpustakaan BPMD (Web Alert), bahwa terdapat 190 peringatan, yaitu 56 alert pada level high, 71 alert pada level medium, 23 alert pada level low dan 40 alert pada level informational.

Dengan hasil scan ini untuk segi keamanan (Control) pada web server di perpustakaan BPMD Prov. Jateng harus lebih ditingkatkan kembali. Karena dengan melakukan peningkatan keamana serangan-serangan yang memungkinkan terjadi tidak akan bisa menyerang web server di perpustakaan dengan ini web server menjadi lebih secure.

4.3.2 Evaluasi Web Server Aspek Performance (Kinerja) Menggunakan Web Stress Tools

Pada evaluasi webserver Aspek performance ini menggunakan tools web stress tools, web stress tools merupakan tools yang digunakan untuk menguji ketahanan suatu aplikasi berbasis web server. Tujuan dilakukan pengujian ini untuk mengetahui jumlah respon time pada sebuah website guna mendukung kepuasan pengguna semakin ceoat akses yang didapat pengguna semakin nyaman dan puas dengan performance (kinerja) dari webserver penyedia informasi tentang perpustakaan tersebut.

Adapun elemen yang akan diujikan pada web stress tools yaitu :

1. Click Time, waktu yang dibutuhkan pengguna saat melakukan click mouse untuk mengirim request kepada link tertentu.

(49)

3. Time for DNS, waktu yang digunakan dalam memecah URL domain namen dengan menggunakan sistem client DNS server yang terkonfigurasi.

4. Time to connet, waktu yang dibutuhkan untuk membuat koneksi ke server

5. Request Time, waktu untuk request suatu HTTP missal frames, image, halaman HTML.

6. Sent request, jumlah request yang dikirimkan server dalam satu waktu.

7. Received request, respon yang dikirim oleh server dalam satu waktu.

8. Error rates, jumlah request yang gagal dalam satuan per waktu, per user maupun per URL.

Dalam pengujian ini ada beberapa tahap, tahapan pertama yaitu untuk menentukan jumlah user yang aktif dalam waktu yang telah ditentukan juga, pada pengujian ini di berlakukan 5 user dengan waktu online selama 5 menit. Hal ini sudah cukup untuk mengetahui beberapa elemen yang akan diuji. Terdapat 3 uji dalam webserver stress tools ini yaitu click, time dan RAMP.

Pada pengujian ini menggunakan uji time yaitu pengujian untuk mengetahui waktu ketahanan suatu web server saat terdapat lonjakan user dalam kurun waktu tertentu. Pengujian ini berjalan dalam jumlah menit yang telah ditentukan. Biasa pengujian ini untuk burn in test yaitu membiarkan server berada pada full load sepanjang 10 jam ketentuan masing-masing penguji.

Pengujian ini menggunakan jenis uji Time Test dengan waktu sepanjang 5 menit, kemudian untuk jumlah user yang aktif yaitu 5 user, kemudian webserver yang akan diuji http://10.10.10.2/perpustakaan/ dengan data username = admin dan password = admin ketika akan masuk ke halaman login untuk login pengguna. Webserver stress tools harus mencocokan username dan password untuk dapat menerima input username dan password dengan benar.

(50)

4.3.2.1 Hasil pengujian Webserver Stress Tools pada SLiMS Perpustakaan BPMD Prov. Jateng

Setelah tahapan pengujian selesai, maka akan muncul report tentang hasil pengujian berupa HTML ataupun juga dapat berupa Word. Ada beberapa hal yang langsung dapat dilihat dari hasil pengujian tersebut diantaranya :

1. Settings yang terdiri dari Test Configuration dan URL.

2. Results and Graphs yang terdiri dari Click Times and Errors, Click Time, Hit/s, & Click/s, Protocol Times, Hierarchy, Open Request & Traffic, Test Client Health, Volume and Bandwith, Click Time Spectrum, Results per User, Results per URL.

3. Log files yang terdiri dari Detailed Log.txt, Summary Log.txt, dan log dari masing-masing user dalam bentuk file text.

Dalam pembahasan ini hasil yang akan dibahas dalam bentuk graphic karena banyaknya hasil dalam pengujian ini, hasil dalam bentuk grapich sudah cukup untuk mewakili dari hasil keseluruhan. Beberapa graphic yang akan di bahas dibawah ini yang meliputi elemen dari aspek performance. Pada gambar 4.9 menunjukkan hasil test dari tools Webserver Stress Tools versi 8.00

Gambar 4.9 informasi hasil pengujian webserver dengan webserver stress Sumber : Data yang diolah

(51)

Sumber : Data yang diolah

Grafik dalam gambar 4.10 menunjukkan jumlah request yang dapat dilayani (garis warna merah) dari ke-5 user pada detik ke-33 sampai mencapai semua request dipenuhi pada puncak detik ke-43 jadi membutuhkan waktu sekitar 43 sampai 45 detik untuk melayani 5 user saat melakukan 3 request secara bersamaan dalam kurun waktu 1 menit.

Kemudian untuk jumlah request dikirim (garis warna hijau) dan diterima (garis warna biru), terlihat jumlah yang dikirim dan diterima dalam waktu ke waktu sejak uji dimulai memperlihatkan kestabilannya dalam mengirim dan menerima request dari beberapa user.

4.3.2.1.1 Open Request dan Transferre Data

Gambar 4.10 Open Request dan Transferre Data

(52)

Sumber : Data yang diolah

Pada gambar 4.11 Click time grafik menunjukkan jumlah waktu rata-rata user dalam menunggu request untuk di proses, keberhasilan per detiknya dan user per kliknya. Dapat dilihat dari Hits/s (garis warna hijau) merupakan tingkat kegagalan dalam request dan Clicks per second (garis warna biru) berada pada sumbu x atau konsisten lurus horizontal dengan sumbu x.

4.3.2.1.2 Click Time Gambar 4.11 Click Time, Hits/s, Users/s ( all URLs )

Gambar

Table 2.1 Penelitian Terkait
Table 4.1 Hasil Scan dengan tools Acunetix Web Vulnerability Scanner   Sumber : Data yang diolah
Gambar 4.7 Level Threat Hasil scan web server SLiMS diperpustakaan   Dari jumlah peringatan  pada gambar 4.8 akan di jelaskan lebih lanjut  pada table  4.2, pada table akan di jelaskan apa saja peringatan yang menjadi ancaman pada  sebuah web server terseb
Table 4.2 Penjelasan Scan Webserver SLiMS Perpustakaan BPMD   (Peringatan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

8 Padahal berdasarkan hasil penelitian Iyan (1991) pada perkebunan kelapa menunjukkan bahwa pendapatan bersih petani kelapa yang telah melakukan peremajaan lebih besar

Mengenai sanksi yang dapat dijatuhkan terhadap seorang anggota Tentara yang terbukti bersalah melakukan tindak pidana menurut Bapak Lettu Sukemi

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan automasi dengan software SLIMS (Senayan Library Management System) di Kantor Perpustakaan Arsip dan

Senayan, atau lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS), adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang

Untuk memperoleh solusi analitik European put option disertai dividen dengan regime-switching, digunakan invers Fourier pada penyelesaian persamaan diferensial biasa

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Pengaruh pemberian vitamin

Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas sitotoksik dari ekstrak metanol daun srigading (Nyctanthes arbor-tristis L.) terhadap kematian 50% larva udang (Artemia

Terdapat hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan zakat perniagaan karet di Kecamatan Bajubang yaitu seperti Kurangnya pemahaman pengusaha karet mengenai jenis