• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA CEPAT, TEPAT, MENYENTUH RAKYAT. DR. Syamsul Maarif, Msi Kepala BNPB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA CEPAT, TEPAT, MENYENTUH RAKYAT. DR. Syamsul Maarif, Msi Kepala BNPB"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

DR. Syamsul Maarif, Msi Kepala BNPB Arahan dalam Rakornas BNPB-BPBD

Jakarta, 10 Maret 2014

PENANGGULANGAN

BENCANA

DI INDONESIA

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

CEPAT, TEPAT,

MENYENTUH RAKYAT

(2)

TERIMA MASIH & PENGHARGAAN

KEPADA SELURUH JAJARAN

BPBD PROVINSI DAN KAB/KOTA SE-INDONESIA

ATAS KERJA KERAS UNTUK

KEMANUSIAAN, MELAYANI MASYARAKAT

DAN PENANGGULANGAN BENCANA

PERMASALAHAN & TANTANGAN PENANGGULANGAN BENCANA AMAT KOMPLEKS, DAN TIDAK MUDAH UNTUK MENGATASINYA.

(3)

SELAMAT BERGABUNG

SAYA UCAPKAN SELAMAT KEPADA SEKDA, KALAKSA DAN

SELURUH PEJABAT BPBD PROVINSI DAN KAB/KOTA SE-INDONESIA YANG DITEMPATKAN DALAM TUGAS MULIA DI BPBD.

BAGI YANG BARU MENJABAT DAN TAHUN LALU TIDAK MENGIKUTI RAKORNAS 2013, SAYA UCAPKAN SELAMAT BERGABUNG.

BAGI YANG LAMA, BERARTI ANDA SEKALIAN MASIH DIPERCAYA PIMPINAN DAN RAKYAT MENGEMBAN TUGAS-TUGAS

KEMANUSIAAN.

WELCOME TO THE CLUB

BNPB DAN BPBD ADALAH SATU

“SATU TEKAD, SATU NIAT, SATU HATI UNTUK KEMANUSIAAN”

SAAT INI SUDAH TERBENTUK 425 BPBD YAITU 33 BPBD PROVINSI DAN 392 BPBD KAB/KOTA

(4)

CEPAT, TEPAT, MENYENTUH RAKYAT

4

Saat ini di masyarakat kita ketika terjadi bencana tumbuh fenomena ibaratnya “SLANKERS”, yaitu gejala dimana BNPB dan BPBD dirindukan

oleh rakyat.

BNPB dan BPBD milik semua masyarakat Indonesia

. Hampir setiap hari, media memuat upaya yang dilakukan oleh BNPB dan BPBD.

Bahkan ada kajian di LIPI, bahwa dengan kehadiran BNPB dan BPBD rakyat menjadi tenang dan merasa terlindungi.

Ini FAKTA. 6 tahun perjalanan BNPB bersama BPBD

penuh dinamika. Kita selalu

kompak

dan terus

bersinergi

menanggulangi bencana. Ada momen-momen tertentu dimana kita harus memperlihatkan kepada rakyat bahwa kita selalu kompak

dan bersatu merespon kebutuhan rakyat

(5)

Kita harus berusaha menjadi first responder bersama

rakyat mengatasi bencana.

Bencana tidak kenal jam dan waktu. Semua hari adalah

Senin dan siang hari.

Kita harus cepat berada di depan. Segera buat official

statement. Tidak perlu menunggu semuanya lengkap.

5

CEPAT:

• Apa yang kita lakukan harus tepat. Mengatasi semua masalah yang ada.

• Seorang pemimpin harus bisa membuat respon yang tepat. Namun respon tersebut bisa tidak efektif jika tidak

dilakukan secara real time.

(6)

• Bagi seorang pemimpin, satu aset yang paling mahal adalah kepercayaan rakyat. Kepercayaan rakyat itu sulit ditebak dan sangat mudah berbalik arah.

• Kepercayaan rakyat berfungsi seperti bursa atau nilai tukar

mata uang: kadang konstan, namun lebih sering naik turun. Begitu kepercayaan ini sirna, akan sulit sekali untuk

mendapatkannya kembali. Rakyat biasanya mempunyai toleransi yang kecil terhadap pemimpin yang

mengecewakannya.

• Pemimpin, harus selalu menunjukkan keberpihakan pada

rakyat. Harus selalu konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat walau pun dengan risiko tidak populis.

• APBN dan APBD harus menyentuh rakyat. Berapa pun

besar-kecilnya harus bermanfaat untuk rakyat.

(7)

Presiden berulang kali menyampaikan PEMDA

HARUS BERADA DI DEPAN SAAT BENCANA

7

1. Pemda Kabupaten/Kota menjadi

penanggung jawab utama penyelenggaraan penanggulangan bencana di wilayahnya.

2. Pemda Provinsi segera merapat ke daerah

bencana untuk memberikan dukungan serta mengerahkan seluruh sumberdaya yang ada di tingkat Provinsi jika diperlukan

3. Pemerintah memberi bantuan sumberdaya

yang secara ekstrim tidak tertangani daerah. 4. Libatkan TNI dan POLRI.

5. Laksanakan secara dini

(8)
(9)

PEMAHAMAN BENCANA SELALU DINAMIS

Penanggulangan bencana selalu berkembang dari masa ke

masa. Selalu dinamis . Satu tempat dengan lainnya

berbeda cara menanggulanginya. Bencana menjadi urusan

bersama. Pemerintah dan Pemda menjadi penanggung

jawab utama.

Ada 4 persepsi bencana:

1. Bencana menyerupai peperangan 2. Bencana adalah produk dari kerentanan

3. Bencana sebagai sebuah krisis dan penuh ketidakpastian  perlu crisis of leadership

(10)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BENCANA

KOMBINASI ANTARA ALAM DAN ANTROPOGENIK

10

1. Dampak Perubahan Iklim Global 

temperatur meningkat & pola hujan berubah  bencana hidrometeorologi meningkat,

penyebaran penyakit, gagal panen dll

2. Kependudukan 

kerentanan, urbanisasi.

3. Lemahnya Penegakan Hukum 

99% penyebab karlahut dan bencana asap adalah dibakar. Peraturan & kewenangan

dimiliki tetapi lemah implementasinya.

4. Degradasi lingkungan & Tata Ruang

5. Lemahnya Leadership

(11)

Dampak perubahan iklim di Indonesia

1. Meningkatnya bencana hidrometeorologi (banjir, kekeringan, tanah longsor, banjir bandang, puting beliung dan gelombang pasang). Di banyak tempat di dunia, frekuensi dan intensitas bencana ini cenderung meningkat (Sivakumar, 2005).

2. Ancaman terhadap gagal panen dan puso lahan pertanian. Rata-rata

kekeringan lahan pertanian 220.380 ha/tahun dan banjir 158.787 ha/tahun (KLH, 2007).

3. Berkurangnya pasokan air karena berubahnya pola hujan sehingga berkurangnya air bersih dan produksi listrik (Bappenas, 2009).

4. Kerusakan ekosistem terumbu karang. Pemutihan terumbu karang (coral

bleaching) telah terjadi di bagian Timur Pulau Sumatera, Jawa, Bali dan

Lombok (Wetland Internasional, 2005).

5. Meningkatnya penyebaran penyakit seperti malaria, demam berdarah, diare, kolera, dan penyakit akibat vektor lainnya (WHO, 2008).

6. Tenggelamnya pulau-pulau kecil. Dalam kurun 2005-2007 telah hilang 24 pulau kecil (KLH 2007).

(12)

Apa dampak bencana di

Indonesia?

(13)

Jenis Bencana Kejadian Jumlah

Korban Kerusakan Meninggal &

Hilang Luka-luka Menderita & Mengungsi

Rumah Rusak Berat Rumah Rusak Sedang Rumah Rusak Ringan Rumah

Terendam Pendidikan Sarana Peribadatan Sarana Kesehatan Sarana (jiwa) (jiwa) (jiwa) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit)

Gempa Bumi 236 201 220 63,028 3,529 398 3,352 8,577 24 18 6 Tsunami 10 174,112 3,988 4,789,340 2,336 - 827 - 1,262 29 254 Gempa Bumi Dan Tsunami 109 1,515 41,080 6,248 - - - - - - - Letusan Gunungapi 224 4,224 2,373 33,203 8 - 11 - - - - Banjir 5,167 21,394 194,756 18,810,679 81,144 6,073 156,520 2,329,065 5,961 2,046 2,026 Tanah Longsor 2,851 342 2,477 263,696 30,550 11,554 78,292 7,193 550 287 66 Banjir Dan Tanah Longsor 1,698 29 1 2,500,975 552 48 414 1,301 1 - 16 Kekeringan 28 324 1,233 4 - - - - - - - Kebakaran Lahan Dan Hutan 181 10 34,005 4,354 6 - - - 2 1 - Gelombang Pasang 405 7,618 40,802 998,233 12,087 1,137 25,299 102,840 1,050 262 245 Puting Beliung 2,207 2,165 2,180 84,811 8,544 1,013 11,088 1,478 111 134 17 Kecelakaan Transportasi 300 17,043 72,220 3,368,607 241,083 6,159 355,882 6,069 21,735 9,040 1,858

Total 13.416 228.977 395.335 30.923.178 379.839 26.382 631.685 2.456.523 30.696 11.817 4.488

REKAPITULASI KEJADIAN BENCANA DAN DAMPAKNYA

TAHUN 1815 - 10 FEBRUARI 2014

• Selama 1815-2014 telah terjadi 13.416 kejadian bencana.

• Dampak: 228.977 meninggal dunia, lebih dari 395.335 luka-luka, hampir 31 juta jiwa menderita dan mengungsi, dan kerusakan rumah dan lainnya.

(14)

Sebaran Kejadian Bencana di Indonesia (1815-2014)

• Bencana terjadi merata di wilayah Indonesia.

• Konsentrasi bencana hidrometerologi terjadi di Pulau Jawa karena daya dukung dan daya tampung Pulau Jawa sudah terlampaui sejak tahun 2007 (Bappenas & KLH, 2008). Selain itu juga sekitar 60% dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di Jawa .

(15)

GRAFIK JUMLAH KEJADIAN BENCANA

PER PROVINSI TAHUN 1815-2014

507 477 430 162 265 344 79 317 34 51 161 2.016 2.760 226 1.648 279 229 288 505 152 117 367 324 6 169 216 595 442 111 95 145 60 19 110 - 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 PE M ERI N TA H A CE H SU M AT ER A U TAR A SU M AT ER A B AR AT RI AU JA M BI SU M AT ER A SE LA TAN BE N GK U LU LA MP U N G BAN GK A-BE LIT UN G KE PU LAU AN R IAU DK I J AK AR TA JA W A B AR AT JA W A T EN GAH DI Y O GY AK AR TA JA W A T IM UR BA N TE N BA LI N U SA T EN GG AR A BAR AT N US A T EN GG AR A TIM UR KAL IM AN TAN B AR AT KAL IM AN TAN T EN GAH KAL IM AN TAN SE LA TAN KAL IM AN TAN T IM U R KAL IM AN TAN U TAR A SUL AW ES I UT AR A SU LA W ESI T EN GAH SU LA W ESI SE LA TAN SU LA W ESI T EN GG AR A GOR ON TA LO SU LA W ESI B AR AT M ALU KU M AL UK U UT AR A PAP UA B AR AT PA PU A

(16)

GRAFIK JUMLAH KEJADIAN BENCANA DAN

KORBAN MENINGGAL DAN HILANG

TAHUN 1815-2014

28 5.167 406 5 235 297 10 18 179 1 30 227 1.692 109 108 125 2.835 2.223 12 324 21.394 7.645 - 201 17.031 174.112 40 10 - 107 4.220 2 1.515 6.486 78.616 330 2.177 6.476 - 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 180.000 200.000 - 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000

(17)

- 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000 Jum la h K ej adi an Be nc ana Tahun Aksi Teror/Sabotase Konflik/Kerusuhan Sosial Kebakaran Lahan dan Hutan Kecelakaan Transportasi Kecelakaan Industri Gelombang Pasang/Abrasi Puting Beliung Kekeringan Banjir

Banjir dan Tanah Longsor Tanah Longsor

Letusan Gn. Api Tsunami

Gempa Bumi dan Tsunami Gempa Bumi 432 798 609 764 838 1.113 1.287 1.999 1.663 1.842 165 1.387 267

GRAFIK JUMLAH KEJADIAN BENCANA

TAHUN 2002-2014

• Secara umum, tren bencana di Indonesia meningkat dari tahun 2002-2013.

• Hampir 80% dari total kejadian bencana per tahunnya adalah bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, kekeringan, karlahut, gelombang pasang). Trend ke depan bencana ini akan terus meningkat karena terkait antropogenik.

(18)

STRATEGI KITA

Kita kerahkan dan satukan semua potensi &

sumber daya

Berpikir lebih cerdas, bekerja lebih keras  semua

hari adalah Senin. Bencana tidak mengenal istilah

libur.

Kata kunci adalah LEADERSHIP. Kita adalah

Pemimpin, bukan Manajer. Bencana adalah kondisi

krisis sehingga perlu crisis of leadership.

Kita harus selalu tampil di depan. Segera buat

(19)

ARAHAN KEPALA BNPB

1. Pastikan BPBD memiliki kesiapsiagaan mengatasi

bencana.

a) Susun protap, SOP atau Juknis penanggulangan bencana di tingkat lokal.

b) Protap menghadapi bencana harus dimengerti dan dilatihkan.

c) Jika terjadi bencana BPBD dan Pemda harus sangat aktif --- sebelum BNPB dan Pusat memberikan bantuan.

d) Peringatan dini harus sungguh dimengerti, dilatihkan dan dijalankan secara efektif.

e) Libatkan TNI, Polri dan relawan dalam penanganan bencana.

(20)

2. Pastikan program dan kegiatan

penanggulangan bencana berhasil baik

a) Jangan ada yang meleset

b) Jika ada masalah segera carikan jalan keluarnya

c) “Sapa libatisme” semua stakeholder

d) Terus kembangkan “public private partnership”

3. Pastikan penyimpangan & korupsi tidak ada

a) Kedepankan tertib administrasi, transparan dan

akuntabilitas dalam penggunaan anggaran.

b) Konsultasikan dengan BPKP atau aparat

setempat

(21)

4. Jadikan penanggulangan bencana menjadi prioriotas dalam RPJMD 2014-2019.

5. Perkuat BPBD di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Bagi yang belum membentuk BPBD segera dibentuk.

6. Isi BPBD dengan personil yang ahli dan profesional. Jangan mudah diganti/dimutasi personil BPBD yang sudah terlatih. Ingat, ini untuk kemanusiaan bukan sekedar pekerjaan normal saja  Ada BPBD yang Kalaksanya diganti 4 kali dalam setahun. 7. Berilah dana tak terduga untuk penanganan darurat bencana

dan perkuat kapasitas BPBD.

8. Terus tingkatkan profesionalisme di lingkungan BPBD. Client kita adalah masyarakat. Masyarakat adalah stakeholder utama.

Selama masih ada keluhan, kritik, dan tanggapan berarti kita harus terus meningkatkan pelayanan kemanusiaan kepada masyarakat

(22)

9. Sukseskan pelaksanaan Masterplan PRB Tsunami bagi

daerah-daerah yang terlibat dalam MP Tsunami 2014. Ada 4 program besar:

1. Penguatan rantai peringatan dini tsunami  pembangunan

sirine, informasi, alat deteksi gempa dll.

2. Pembangunan dan peningkatan tempat evakuasi

sementara  pembangunan shelter, jalur evakuasi, rambu,

sosialisasi.

3. Penguatan kapasitas kesiapsiagaan dan PRB

pembangunan pusdalops, desa tangguh, peraturan, latihan, logistik, peralatan, renkon.

4. Pembangunan kemandirian industri kebencanaan

industri instrumentasi, UKM.

10. Rawat dan gunakan sebaik-baiknya semua bantuan logistik, peralatan, pusdalops, dan lainnya untuk penanggulangan bencana di daerah.

(23)

MEMIMPIN DALAM KRISIS

23

1. Dalam krisis, Pemimpin harus selalu berada di depan.

Mengambil keputusan dimana saja, kapan saja. Seorang pemimpin menjadi crisis leader harus selalu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

2. Merespon masalah secara real time. Pemimpin harus

melihat langsung kondisi rakyatnya. Apalagi jika ada

persoalan yang berat. Pemimpin itu, bisnisnya mengambil keputusan. Ingat: quick to see, quick to think/analysis, quick to decide, and quick to take action.

3. Mengubah krisis menjadi peluang. Setiap masalah ada

solusinya  contoh tsunami Aceh menyebabkan perdamaian di Aceh

4. Thinking outside the box  dalam situasi krisis,

(24)

MEMIMPIN DALAM PERUBAHAN

1. Dobrak birokrasi!  birokrasi seringkali

menghambat penanganan bencana.

2. Pemimpin harus bisa melakukan transformasi diri.

3. Pemimpin harus selalu berasumsi skenario

terburuk.

4. Memimpin = menghormati para pendahulunya.

5. Energi positif versus energi negatif.

6. Memimpin harus rasional, taat sistem dan

peraturan.

7. Pemimpin harus mencari solusi masalah.

(25)

Terima Kasih.

25

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jl. Ir. H.Juanda No. 36 Jakarta Pusat 10120

Telp. : 021-3458400 Fax. :021-3458500 Email : contact@bnpb.go.id Website : www.bnpb.go.id Facebook : www.facebook.com/bnpb.indonesia Twitter : @BNPB_Indonesia YouTube : BNPBIndonesia

Gambar

GRAFIK JUMLAH KEJADIAN BENCANA  PER PROVINSI TAHUN 1815-2014
GRAFIK JUMLAH KEJADIAN BENCANA DAN  KORBAN MENINGGAL DAN HILANG
GRAFIK JUMLAH KEJADIAN BENCANA   TAHUN 2002-2014

Referensi

Dokumen terkait

Post Test Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan unjuk sikap Referensi Mills, Geoffry, et.all (1990), Modern Office Management, London:

Kopling manual atau mekanis yang dikenal juga dengan istilah kopling sekunder adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh handel kopling. Kopling manual

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melepasliarkan 1.000 ekor ikan Capungan Banggai atau yang biasa dikenal sebagai Banggai Cardinal Fish (BCF) dan 25 ekor

• Perseroan alami penurunan penjualan bersih sebesar 52,15 persen menjadi US$153,50 juta per Juni 2013 dibandingkan dengan penjualan bersih periode sama tahun sebelumnya yang

11. Semua pihak yang telah membantu, memberikan masukan konstruktif dalam penyelesaian Tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari masih

Gambar 6 Jumlah komposisi hasil tangkapan pada tiap tropik level berdasarkan fase bulan untuk unit penangkapan bagan apung. Gambar 7 Kelompok konsumen berdasarkan tropik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berbagai tingkat asam sulfat (H 2 SO 4 ) pada proses pikel berpengaruh (P<0,05) terhadap nilai keasaman (pH), dan kadar krom (Cr 2

Proses pendampingan dalam program PDBK telah dilakukan dalam kegiatan yang terintegrasi dengan program yang ada di Dinas Kesehatan yang bertujuan meningkatkan pencapaian indikator