ANALYSIS OF SCOUTING TERMS AT DEVOTION SECRETARIAT SCOUT MOVEMENT RACANA PAGARUYUANG
STKIP PGRI WEST SUMATERA (SEMANTIC REVIEW)
Vovi Ingkra1, Wahyudi Rahmat2, Ria Satini2 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
Vovi.ingkra22@gmail.com ABSTRACT
This research was conducted to discuss the terms in the field of scouting in terms of semantics. The background of the problem in this research is because the scouting terms in Devotion Secretariat Scout MovementRacana Pagaruyuang STKIP PGRI West Sumatera meaning differently with the real meaning, it will lead to misunderstanding in communication if reunited in an activity. The problem that will be discussed in this research is how the meaning of the term and the type of change its meaning. This study aims to describe the meaning of words, the meaning of the term, and changes in the meaning of the term scouting in Devotion Secretariat Scout movement Racana Pagaruyuang STKIP PGRI West Sumatera.This type of research is qualitative by using descriptive method in the form of oral words from the observed person. The data in this study is the term scouting both in the form of oral and written in the form of words. The source of the data in this scouting terms is the Racana Pagaruyuang Scout member of PGRI PGRI West Sumatera. Data collected by basic technique: tapping technique and as advanced technique that is technically competent, recording technique, and record technique. The data is analyzed by classifying, classifying data based on the term form both in terms of meaning of terms as well as changing their meaning and drawing conclusions. The results of this study can be summarized as follows. There are 62 words in the field of scouting in Racana pagaruyuang STKIP PGRI West Sumatera is,father, apple, flagship, mother, nautical, help, barung, brownie, cikal, cub, crew, gang, gate, instructor, jamboree, cabaret, Brother, krisher, krida, leader, like, medium, beginning, mutation, nesting, stake, paraffin, penggalang, penegak, pandega, pioneer, experiment, army, purwa, pradana, pionering, builder, raimnuna, team, raft, ramu, rover, survival, siaga, studio, sulung, survey, tata, terap, tetampan, topography, troop, and prime. Data in the form of meaning of the term amounted to 62, and the data that changed the meaning of 58. Changes in the meaning of the widespread number of 22 data, changes in the meaning of narrowed amounted to 11 data, change the meaning of total change amounted to 27 data, change the meaning of the beautify amount of one data, which has not changed the meaning of four data.
PENDAHULUAN
Pendidikan kepramukaan
adalah proses pendidikan yang
dilakukan di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah yang sasaran akhir terbentuknya watak kepribadian dan akhlak mulia.
Kegiatan kepramukaan yang
dilakukan di sekolah merupakan teori pengantar untuk anggota pramuka sebelum melakukan proses kegiatan di lapangan. Salah satu teori yang
disampaikan adalah bagaimana
anggota pramuka mampu
bermusyawarah dengan
menggunakan bahasa yang baik dan mampu berkomunikasi dengan baik
sesama anggota pramuka,
masyarakat, dan keluarga. Hal ini juga bersamaan dengan kepramukaan di perguruan-perguruan tinggi.
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat adalah perguruan tinggi yang bergerak di bidang
pendidikan. Untuk menunjang
kemampuan nonakademik
mahasiswa berdirilah sebuah sanggar kepramukaan yaitu Sanggar Bakti
Gerakan Pramuka Racana
Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera
Barat. Sanggar ini merupakan sangar pramuka yang aktif melakukan
kegiatan kepramukaan. Setiap
tahunnya sanggar ini selalu
melaksanakan kegiatan kemah bakti tingkat Penegak SMA se-Wilayah X,
yaitu propinsi Sumatera Barat,
Jambi, Riau, dan Kepulauan Riau. Dengan demikian, dari berbagai etnis tersebut akan berpengaruh terhadap bahasa anggota pramuka di Racana Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera
Barat. Salah satunya yaitu
penggunaan istilah-istilah dalam
bidang kepramukaan.
Menurut Waridah (2014:18), istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang
dan yang dengan cermat
mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan teknologi, dan seni. Berdasarkan pengamatan peneliti istilah-istilah
kepramukaan di Sanggar Bakti
Gerakan Pramuka Racana
Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat secara makna mengalami
perbedaan dengan makna
sebenarnya. Hal ini bisa
kebahasaan. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, perbedaan makna istilah di bidang kepramukaan dengan makna
sebenarnya, maka akan
memunculkan kesalahpahaman
dalam komunikasi jika dipertemukan
dalam suatu kegiatan. Kedua,
anggota pramuka di Sanggar Bakti
Gerakan Pramuka Racana
Pagaruyuang berasal dari budaya dan bahasa yang berbeda-beda sehingga menimbulkan makna istilah yang
berbeda-beda. Ketiga, istilah
kepramukaan di Sanggar Bakti
Gerakan Pramuka Racana
Pagaruyuang masih terdapat
menggunakan istilah-istilah asing.
Hal ini akan memungkinkan
masyarakat tidak tahu istilah dalam bahasa Indonesianya serta mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan budaya sendiri. Untuk itu, sangat
perlu dilakukan penelitian
kebahasaan khusunya istilah-istilah dibidang kepramukaan di Sanggar Bakti Gerakan Pramuka Racana Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat.
Proses pembentukkan istilah
akan memunculkan terjadinya
perubahan makna. Istilah
kepramukaan di Sanggar Bakti
Gerakan Pramuka racana
Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat dengan makna sebenarnya
banyak mengalami perbedaan
makna. Dalam ilmu semantik disebut dengan perubahan makna. Menurut Chaer (2009:140), perubahan makna
sebagai akibat usaha dalam
pembentukan istilah seperti kata-kata
canggih, gaya tampak, paket,
menayangkan, dan menggalakkan. Perubahan makna dapat bersifat meluas, menyempit, perubahan total, menghalus, mengasar, menegas, dan mengindah. Selain itu, dari proses perubahan makna tersebut akan berpengaruh terhadap proses PBM di sekolah. Bagi guru akan mengalami kesulitan menjelaskan tentang makna
kata atau istilah di bidang
kepramukaan dikarenakan proses perubahan makna tersebut, bagi siswa hal ini dapat membingungkan untuk memaknai kata atau istilah yang sebenarnya. Hal ini dapat menjadi acuan untuk menemukan makna istilah yang sebenarnya dan
mengelompokkan bagaimana proses perubahan makna itu terjadi.
Alasan dipilihnya Sanggar Bakti Gerakan Pramuka Racana Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera
Barat menjadi sumber data
penelitian, dikarenakan prestasi dan kegiatan pramuka yang aktif di tingkat provinsi setiap tahunnya. Selain itu, meninjau latar belakang daerah, kultural serta bahasa anggota
yang berbeda-beda, tentu akan
berdampak pada bahasa yang
digunakan dalam kegiatan
kepramukaan dan salah satunya bisa ditinjau dari bentuk istilah-istilah kepramukaan. Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan istilah
dalam bidang kepramukaan di
Sanggar Bakti Gearakan Pramuka Racana Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat.
Alasan dipilihnya masalah tentang penggunaan istilah-istilah dalam bidang kepramukaan adalah
sebagai berikut. Pertama,
pentingnya perkembangan tentang istilah sebagai bahan pengajaran
kosakata di sekolah khususnya
sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 karena pramuka
merupakan kegiatan wajib yang harus dipelajari siswa di sekolah,
serta dapat digunakan sebagai
inventarisasi dan dokumentasi istilah kepramukaan di Indonesia. Kedua, sebagai pedoman bagi kelompok atau komunitas yang bergerak di bidang kepramukaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini perlu dilakukan pada bentuk analisis istilah
kepramukaan di Sanggar Bakti
Gerakan Pramuka Racana
Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian
kualitatif. Metode penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari objek yang diamati Moleong (2010:21). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa istilah-istilah tertulis dan lisan dari Sanggar Bakti UKM Gerakan Pramuka Racana Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat. Data adalah bahan yang diolah
dalam dalam suatu penelitian. Menurut Siswanto (2008:70), data adalah sumber informasi sebagai
bahan analisis yang akan
dikumpulkan. Data dalam penelitian ini adalah istilah-istilah berupa data lisan dan data tulisan dalam bentuk kata. Sumber data penelitian ini yaitu anggota pramuka Sanggar Bakti UKM Gerakan Pramuka Racana Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat. Penelitian ini merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, menganalisis data, dan pada akhirnya menjadi hasil penelitian
(Moleong, 2010:168). Dalam
penelitian ini yang menjadi
instrumen penelitian adalah peneliti sendiri untuk pengumpulan data. Menggunakan alat-alat pengumpulan data berupa alat perekam dan alat
tulis untuk mencatat istilah
kepramukaan tersebut.
Menurut Sudaryanto
(1993:132), tahap penyediaan data dibedakan menjadi dua metode, yaitu metode simak dan cakap. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak
dengan teknik dasar dan
lanjutanTeknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik dasar dan lanjutan. Teknik Dasar yaitu Teknik Sadap, Teknik lanjutan: Teknik Simak Libat Cakap, Teknik Rekam, Teknik Catat. Teknik yang digunakan dalam menguji keabsahan data ini adalah teknik triagulasi. Pada penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik triangulasi penyidik. Sebagai triangulator dalam penelitian ini yaitu Refa Lina Tiawati R, M. Pd. Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode Padan dan agih. Metode yang
digunakan yaitu referensial,
translasional, dan pragmatis. metode agih yang digunakan dalam analisis data yaitu teknik ganti dan teknik lesap.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di Sanggar Bakti Gerakan Pramuka Racana Pagaruyuang STKIP PGRI
Sumatera Barat. Penelitian ini
dilakukan tanggal 08-17 Juni 2017. Data penelitian ini adalah istilah berupa kata dari anggota pramuka baik lisan maupun tulisan di Racana Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera
Barat.Pada bagaian ini akan diurakan data yang diperoleh baik dalam bentuk makna istilah maupun jenis perubahan maknanya.
1. Makna Istilah Kepramukaan di Sanggar Bakti Gerakan Pramuka Racana Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat
Dalam penelitian ini, data
dalam bentuk makna istilah
kepramukaan di Sanggar Bakti
Gerakan Pramuka Racana
Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat ditemukan sebanyak 62 istilah. Adapun makna istilah tersebut adalah sebagai berikut. Ayahanda, apel, andalan, bunda, bahari, bantu, barung brownie, cikal, cub, crew, gang, gapura, instruktur, jambore, kabaret, kakak, kerani, krida, kurvey, kwartir, keris, leader, laksana, madya, mula, mutasi, nesting, patok,
parafih, penggalang, penegak,
pandega, perintis, pencoba,
penobrak, pelaksana, pack, pakcik, pandu, panorama, pasukan, purwa,
pradana, pionering, pembina,
raimnuna, regu, rakit, ramu, rover, survival, siaga, sanggar, sulung,
survey, tata, terap, tetampan,
topografi,troop, dan utama. Makna istilah kepramukaan di Sanggar Bakti
Gerakan Pramuka Racana
Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat di analisis berdasarkan teknik analisis data.
2. Jenis Perubahan Makna Istilah Kepramukaandi Sanggar Bakti Gerakan Pramuka Racana Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat
Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah sebanyak 62. Data yang mengalami perubahan
makna berjumlah 58. Jenis
perubahan makna yang meluas
berjumlah 22 data, perubahan makna
menyempit berjumlah 11 data,
perubahan makna perubahan total berjumlah 27 data, dan perubahan makna yang mengindah berjumlah satu data.
Jadi, dari keempat jenis perubahan makna kata dan istilah tersebut, istilah kepramukaan yang banyak mengalami perubahan makna yaitu perubahan makna perubahan
total, meluas, menyempit, dan
menghalus. Selain itu, jumlah data
ditemukan sebanyak empat data
yaitu, istilah kurvey, pandega,
pionering, dan raimuna.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat istilah
kepramukaan di Sanggar Bakti
Gerakan Pramuka Racana
Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera Barat. Jumlah istilah kepramukaan ditemukan sebanyak 62 data. Dalam
melakukan komunikasi, di
kepramukaan mempunyai istilah-istilah khusus untuk menyatakan atau
menamakan sesuatu. Walaupun
istilah berdasarkan kata mengalami persamaan, namun sebagai makna
banyak mengalami perubahan
makna.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka, disarankan beberapa hal sebagai berikut, (1) Peneliti, untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam proses pembelajaran, (2) Pembaca, untuk dapat memahami dan mengerti tentang makna kata dan makna istilah dan perubahan makna yang terjadi dalam Sanggar Bakti
Gerakan Pramuka racana
Pagaruyuang STKIP PGRI Sumatera
Barat, (3) Implikasi dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia,
supaya guru mampu memahami lebih mengenai makna kata dan istilah dan perubahan makna ketika mengajar
tentang kata dan istilah, (4)
Diharapkan kepada mahasiswa
jurusan bahasa dan sastra Indonesia supaya penelitian ini bermanfaat sebagai acuan atau pedoman dalam
penelitian selanjutnya, dan (5)
Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan bidang kebahasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Siswanto. 2008. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka
Teknik Analisis Bahasa.
Yogyakarta. Duta Wacana University Press
Waridah, Ernawati. 2014. Pedoman Kata Baku & Tidak Baku. Bandung: Ruang Kata.