• Tidak ada hasil yang ditemukan

REFORMASI PENDIDIKAN DI ERA DISINFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REFORMASI PENDIDIKAN DI ERA DISINFORMASI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

REFORMASI PENDIDIKAN DI ERA DISINFORMASI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

(2)

2 REFORMASI PENDIDIKAN DI ERA DISINFORMASI

A. Pendahuluan

Pendidikan pada dasarnya adalah bagian integral dari hidup manusia. Sejak dalam kandungan, lahir dan selama hidup, manusia membutuhkan pendidikan (long life education). Pendidikan sangat berperan dalam pembentukan pribadi manusia dalam kaitannya untuk pengembangan secara individual, kelompok, masyarakat dan bangsa. Akan tetapi, realitas dewasa ini, di satu pihak kita melihat perkembangan-perkembangan yang cukup berarti di bidang pendidikan, di pihak lain kita menyaksikan dengan kasat mata terdapat sejumlah keprihatinan dalam dunia pendidikan Indonesia.

Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama di era disinformasi (arus informasi). Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu arus informasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus informasi membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan reformasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah–sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing sebagai mata pelajaran wajib sekolah. Selain itu,

(3)

3 berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas internasional.

Reformasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan reformasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri.

Sejak isu reformasi pendidikan digulirkan, maka banyak bermunculan gagasan-gagasan pembaharuan pendidikan. Reformasi sebagai sebuah gerakan yang memiliki perspektif sejarah politik monumental, karena era reformasi menjadi era pemerintahan substitusi pemerintahan orde baru. Tentunya gagasan reformasi pendidikan ini memiliki momentum yang amat mendasar dan berbeda dengan gagasan yang sama pada era sebelumnya. Salah satu gagasan yang muncul adalah lahirnya UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah yang meletakkan sektor pendidikan sebagai salah satu sektor pembangunan yang berbasis kedaerahan lainnya dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai pengganti UU No. 2 tahun 1989. Kedua undang-undang tersebut membawa perspektif baru yang amat revolusioner dalam konteks perbaikan sektor pendidikan, yang mendorong pendidikan sebagai urusan publik dan urusan masyarakat baik dalam kebijakan kurikulum, manajemen maupun berbagai kebijakan pengembangan institusi pendidikan itu sendiri.

(4)

4 Arah reformasi dalam mewujudkan pengembangan pendidikan terkait dengan kebijakan kurikulum adalah ikut diperbaharuinya kurikulum yang ada sebelumnya dari kurikulum 1994 diperbaharui menjadi kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Selang dua tahun kemudian KBK pun telah mengalami pembaharuan kembali menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) atau kurikulum 2006. Dari perubahan yang terjadi, menurut Ki Supriyoko, mengatakan bahwa ganti kurikulum sebagai problem baru pendidikan. Berkaitan dengan waktu, penggantian kurikulum di Indonesia terdapat semacam konvensi bahwa penggantian kurikulum biasanya dilakukan sekitar sepuluh tahun dari masa berlakunya, kurikulum 1975 usianya sembilan tahun ketika diganti dengan kurikulum 1984. Kurikulum 1984 usianya sepuluh tahun ketika diganti dengan kurikulum 1994 dan kurikulum 1994 usianya sepuluh tahun ketika diganti dengan KBK atau kurikulum 2004. Namun, menimbulkan suatu pertanyaan, ketika KBK diganti KTSP. KBK yang seharusnya diganti sekitar tahun 2014, tetapi dalam jangka waktu dua tahun sudah berganti dengan KTSP, kenapa? Oleh karena itu, problem pendidikan di Indonesia masih cukup kompleks. Di mana hal itu membutuhkan pemecahan yang serius dan kontinyu. Sehingga outcome pendidikan tersebut berkualitas dan mampu menghadapi berbagai tantangan zaman yang global serta tidak lepas dari nilai-nilai etika-moral yang ada. Dengan kata lain, tercipta insan seutuhnya.

B. Pengaruh Arus Informasi terhadap dunia Pendidikan

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan arus informasi, di mana ilmu pengetahuan dan

(5)

5 teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan dampak positif dan negatif dari pengaruh arus informasi dalam pendidikan:

1. Dampak Positif Arus Informasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia a. Pengajaran Interaktif Multimedia

Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus informasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi. Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek.

(6)

6 Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.

b. Perubahan Corak Pendidikan

Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya.

c. Kemudahan dalam Mengakses Informasi dunia pendidikan.

Teknologi hasil dari melambungnya arus informasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjauhan tempat tinggalnya.

(7)

7 d. Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa

Dulu, didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan dan sekarang akan diterapkan kurikulum 2013. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.

2. Dampak Negatif Arus Informasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia a. Komersialisasi Pendidikan

Era disinformasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. b. Bahaya Dunia Maya

Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya:

(8)

8 pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.

c. Ketergantungan

Mesin-mesin penggerak arus informasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.

C. Alasan Perlunya Reformasi dalam Dunia Pendidikan

Secara teoretis, pandangan filsafat proses-evolutif, bahwa kehidupan ini berproses menuju pada penyempurnaan. Begitu pula dalam perkembangannya pendidikan terus berproses. Salah satunya dalam hal kurikulum. Kurikulum mestinya perlu dievaluasi bahkan dirubah dalam periode tertentu (Tanner, 1980, dalam Sagala, 2003:234). Digulirkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi karena memang sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan zaman.

Secara praktis, kenyataan bahwa pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami banyak tantangan dan masalah. Di antaranya output yang tidak berkualitas dan kesejahteraan para tenaga kependidikan yang kurang memadai (Suparno, 2002:9). Maka reformasi undang-undang dan sistem pendidikan yang

(9)

9 menjamin peningkatan kualitas pendidikan tak dapat dihindari. Usaha-usaha reformasi sistemik nampaknya sudah ada, misalnya dengan adanya UU Sisdiknas No. 20 thn 2003, dan RUU Guru dan Dosen, No, 14 thn 2005. Secara komprehensif-managerial, reformasi pendidikan dan pengajaran dewasa ini menunut pengembangan secara menyeluruh pada seluruh aspek manajemen pendidikan. Berkembangnya pendidikan sebagai suatu sistem manajemen apabila terjadi pembaharuan yang konstruktif dalam organisasi, struktur, personalia, finansial, informasi, dan lingkungan.

D. Gagasan Reformasi Pendidikan dan Pembelajaran di Indonesia

Pembelajaran hendaknya tidak lagi hanya menekankan segi kognitif (misalnya Nilai Ujian Nasional) yang lebih mengembangkan Intelligence Quotient

(IQ) tetapi juga kecerdasan secara majemuk, yakni Multiple Intelligences (MI).

Tujuan pendidikan harus menyeluruh, yakni mengembangkan seluruh aspek hidup dari para siswa. Karena bisa saja orang pintar dan punya pengetahuan akan tetapi tidak punya integritas moral dan kepribadian. Misalnya ia tahu bahwa korupsi tidak boleh dilakukan akan tetapi tetap saja terjadi. Bisa saja orang memiliki kekayaan dan kemampuan manajerial tentang meningkatkan kesejahteraannya, akan tetapi mereka memiliki kekosongan tentang arti hidupnya. Dalam arti mereka tidak memiliki kemampuan spiritual yang mendalam.

Pembelajaran bukan lagi menekankan keaktifan guru tetapi siswa yang aktif untuk mengembangkan diri dan mengkonstruksi pengetahuan dan kehidupan mereka. Pendidikan tidak lagi secara sentralistik-otoriter tetapi pendidikan yang lebih desentralisasi, otonomi, demokratis dan dialogal, serta global (Tilaar,

(10)

10 2004:210-212). Pendidikan tidak lagi memperhatikan hasil akhir tetapi sebagai proses yang memperkembangkan anak didik, maka kurikulum bukan lagi berorientasi pada banyaknya materi tetapi memperhatikan konsep dasar, tantangan zaman, dan juga kebutuhan lokal (Suparno, 2002:108).

Reformasi pendidikan di Indonesia dewasa ini merupakan suatu desakan yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Reformasi mesti ditempatkan dalam konteks pemahaman tentang pendidikan itu sendiri dan dilakukan secara menyeluruh. Tidak dilakukan setengah hati dan hanya menekankan pada satu aspek saja. Prinsip utama dalam reformasi pendidikan adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melihat para siswa (peserta didik) sebagai manusia yang bermartabat yang memiliki banyak kemampuan. Reformasi pendidikan perlu juga didukung oleh komitmen politik (political will) terutama dari pemerintah untuk mengupayakan pembaharuan-pembaharuan di bidang pendidikan.

E. Kesimpulan

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia

Dampak positif arus informasi terhadap dunia pendidikan Indonesia meliputi pengajaran interaktif multimedia, perubahan corak pendidikan, kemudahan dalam mengakses informasi dunia pendidikan, dan pembelajaran berorientasikan kepada siswa. Sedangkan, dampak negatif arus informasi terhadap

(11)

11 dunia pendidikan Indonesia meliputi komersialisasi pendidikan, bahaya dunia maya, dan ketergantungan

Repormasi pendidikan di Indonesia dewasa ini merupakan suatu desakan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.Reformasi mesti ditempatkan dalam konteks pemahaman tentang pendidikan itu sendiri dan dilakukan secara menyeluruh.Tidak dilakukan setengah hati dan hanya menekankan pada satu aspek saja. Prinsip utama dari dalam reformasi pendidikan adalah untuk menungkatkan mutu pendidikan dengan melihat para siswa ( peserta didik) sebagai manusia yang bermartabat yang memiliki banyak kemampuan.Reformasi pendidikan juga perlu didukung oleh semua pihak dengan komitmen politik yang tinggi terutama dari pemerintah untuk mengupayakan pembaharuan-pembaharuan dibidang pendidikan.

(12)

12 DAFTAR PUSTAKA

Asri B. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Faizah, F. 2009. Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan, (Online), Hamalik, Oemar. 2006. Bahan Kajian Inovasi Pendidikan. Bandung: UPI

Bandung

(http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127), diakses 18-10-2011. Munir. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani,

Anggota IKPI.

Surya, M. 2002. Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusat penerbitan Universitas Terbuka. Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.

Referensi

Dokumen terkait

Secara alami, ekosistem dalam keadaan seimbang dan memiliki kemampuan untuk me- nye imbangkan diri terhadap gangguan lingkungan. Ekosistem memiliki kemampuan untuk

Perencanaan, Pada siklus I, peneliti mempersiapkan kegiatan dengan langkah- langkah sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan

Adapun temuan penelitian lain yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki intensitas aset tetap yang lebih tinggi cenderung semakin besar kemungkinannya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan perlakuan dosis ekstrak rimpang rumput teki memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan ketebalan zona cadangan

Untuk menghasilkan SB pada skala yang besar, proses fermentasi perlu dilakukan pada keadaan yang paling optimum bagi mendapatkan produk yang maksima dan menjimatkan kos..

Hasil penelitian menunjukkan pola perilaku waria di Kelurahan Siabu pada siang hari berpenampilan laki-laki bekerja sebagai karyawan salon, beroperasi pada malam hari

Secara teoritis, semiotika komunikasi hadis dapat dijabarkan dengan penjelasan bahwa Nabi Muh } ammad merupakan source atau komunikan dalam komunikasi lintas ruang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan prestasi belajar menulis yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan siswa