• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

2017

INOVASI

PELAYANAN LANGSUNG

“KUPAS TAS” BERBASIS

STAKEHOLDERS BAGI WARGA

RENTAN DAN DISABILITAS

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

SIPIL KOTA MAKASSAR

(2)

1 | P a g e

INOVASI

PELAYANAN LANGSUNG “KUPAS TAS”

BERBASIS STAKEHOLDERS

BAGI WARGA RENTAN DAN DISABILITAS

A. GAMBARAN UMUM 1. Kondisi Geografis

Kota Makassar secara administratif sebagai ibukota propinsi Sulawesi Selatan berada pada bagian barat pulau Sulawesi dengan ketinggian, 0-25 m dari permukaan laut. Kota Makassar secara geografis terletak:

508, 6, 19 " Lintang Selatan (LS)

1190 24' 17' 38" Bujur Timur (BT)

Batas administrasi wilayah Kota Makassar berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gowa

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

Secara administratif luas wilayah kota Makassar tercatat 175,77 km2 yang

meliputi 14 kecamatan dan terbagi dalam 143 kelurahan, 971 RW dan 4.789 RT dimana Kecamatan Biringkanaya mempunyai luas wilayah yang sangat besar 48,22 km atau luas kecamatan tersebut merupakan 27,43 persen dari seluruh luas Kota Makassar dan yang paling kecil adalah Kecamatan Mariso 1,82 km atau 1,04 persen

dari luas wilayah Kota Makassar. Diantara kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan

yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.

Kecamatan di kota Makassar telah dikembangkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2015 tentang pembentukan Kecamatan Kepulauan Sangkarrang dalam wilayah Kota Makassar. Kecamatan tersebut terdiri dari tiga kelurahan berasal daerah kepulauan, yakni pulau Barrang Lompo, pulau Barrang Caddi, dan pulau Kodingareng.

(3)

2 | P a g e

2. Kondisi Penduduk

Penduduk Kota Makassar tahun 2017 tercatat sebanyak 1.663.479 jiwa yang terdiri dari 836.419 laki-laki dan 827.060 perempuan. Data tersebut bersumber dari Data Kependudukan Bersih (DKB) Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Semester I tahun 2017. Berikut tabel data kependudukan tersebut :

NO KECAMATAN PENDUDUK LAKI-LAKI PENDUDUK PEREMPUAN JUMLAH 1 MARISO 31.251 31.191 62.442 2 MAMAJANG 30.987 31.692 62.679 3 MAKASSAR 45.124 45.664 90.788 4 UJUNG PANDANG 14.041 14.733 28.774 5 WAJO 19.764 18.823 38.587 6 BONTOALA 33.300 33.482 66.782 7 TALLO 88.041 85.305 173.346 8 UJUNG TANAH 28.685 28.184 56.869 9 PANAKKUKANG 86.875 85.562 172.437 10 TAMALATE 109.164 106.768 215.932 11 BIRINGKANAYA 119.058 117.372 236.430 12 MANGGALA 80.891 79.550 160.441 13 RAPPOCINI 85.507 86.989 172.496

(4)

3 | P a g e

14 TAMALANREA 63.731 61.745 125.476

JUMLAH 836.419 827.060 1.663.479

3. Kondisi Perekonomian

Kemajuan pembangunan ekonomi yang dicapai dalam kurun waktu tahun 2012-2015 Kota Makassar mendorong meningkatnya nilai PDRB yang diciptakan. Pada tahun 2012 angka PDRB Kota Makassar atas dasar Harga Berlaku mencapai Rp.78,01 Trilyun dan nilai PDRB berdasarkan Harga Konstan Rp.70,85 Trilyun. Pada tahun 2015 nilai PDRB Kota Makassar telah mencapai Rp.114,17 Trilyun atas dasar Harga Berlaku dan Rp.88,74 Trilyun atas dasar Harga Konstan. Kontribusi terbesar nilai PDRB Kota Makassar diberikan oleh sektor tersier ( Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa). Jika dikelompokkan, sektor primer kontribusinya sebesar 0,75%, sektor sekunder sebesar 37,07% dan sektor tersier sebesar 62,18%. PDRB Kota Makassar yang terbesar ditunjang oleh sektor (tersier) jasa menunjukkan bahwa Makassar sudah semakin mapan ekonominya. Namun bila dilihat pada tingkat Provinsi, pada tahun 2015 Kota Makassar memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan dari 33,41% pada tahun 2011 menjadi sebesar 33,93%. Hal ini menunjukkan adanya Kabupaten/Kota lain yang perkembangan perekonomiannya yang meningkat dan memberi kontribusi terhadap perekonomian Sulawesi Selatan.

Nilai dan kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Atas Dasar Harga Berlaku menurut lapangan usaha

Di Kota Makassar No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 416.939, 9 492.350,4 651.314,8 752.515,0 663.700,0

(5)

4 | P a g e 2 Pertambangan dan Penggalian 2.231,9 1.824,5 1.702,0 1.679,2 1.600,0 3 Industri Pengolahan 14.166.6 19,8 15.591.39 8,8 17.454.28 8,2 20.081.22 7,0 23.108.00 0,0

4 Pengadaan Listrik dan

Gas 26.762,9 30.401,8 29.668,9 32.108,0 25.000,0

5

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

191.543, 6 204.620,0 243.216,5 240.798,8 252.200,0 6 Konstruksi 9.867.01 2,2 12.284.13 9,2 14.390.27 2,8 16.723.49 6,6 19.585.30 0,0 7

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

13.114.19 4,4 15.160.13 6,8 16.394.36 5,0 18.380.55 4,5 20.909.50 0,0 8 Transportasi dan Pergudangan 1.765.68 7,2 1.974.872 ,9 2.264.796, 2 2.611.225, 7 2.848.100 ,0 9 Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum

1.575.43 0,4 1.866.414 ,2 2.092.316, 9 2.384.264, 8 2.671.200 ,0 10 Informasi dan Komunikasi 6.611.788 ,4 7.996.764 ,2 8.888.045, 8 9.470.994, 9 10.199.80 0,0

11 Jasa Keuangan dan

Asuransi 3.621.86 1,2 4.639.288 ,1 5.371.584, 1 6.043.674, 8 6.834.500 ,0 12 Real Estate 2.584.80 7,9 2.940.453 ,8 3.532.853, 2 4.244.600, 5 4.944.300 ,0 13 Jasa Perusahaan 779.260, 6 879.299,3 1.028.865, 3 1.179.152, 5 1.359.900,0 14 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.752.114 ,6 2.879.540 ,8 3.012.851, 3 3.278.039, 7 4.238.700,0 15 Jasa Pendidikan 6.353.00 9,6 7.137.818 ,7 8.286.793, 2 9.284.585, 1 10.446.200, 0

(6)

5 | P a g e

16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1.779.45 9,7 2.042.872 ,4 2.333.209, 0 2.737.060, 3 3.092.300,0 17 Jasa lainnya 1.673.04 6,7 1.890.841 ,5 2.193.806, 4 2.580.527, 6 2.991.400,0 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 67.281.7 71,0 78.013.03 7,5 88.169.94 9,6 100.026.5 04,9 114.171.7 00,0 Sumber Data : BPS Kota Makassar, 2016

4. Kondisi Sarana dan Prasarana

Kawasan sarana dan prasarana Kota Makassar meliputi :

a. Kawasan Peruntukan Perumahan

Dari rencana pengembangan kawasan permukiman dalam Tata Ruang Kota Makassar, arahan pengembangannya dikelompokkan dalam kategori pengembangan kawasan permukiman yang berkepadatan tinggi, sedang, dan rendah.

Kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi, ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Bontoala, sebagian wilayah Kecamatan Makassar, sebagian wilayah Kecamatan Mamajang, sebagian wilayah Kecamatan Mariso, sebagian wilayah Kecamatan Panakkukang, sebagian wilayah Kecamatan Rappocini, sebagian wilayah Kecamatan Tallo, sebagian wilayah Kecamatan Tamalate, sebagian wilayah Kecamatan Ujung Pandang, sebagian wilayah Kecamatan Tamalanrea, sebagian wilayah Kecamatan Ujung Tanah, sebagian wilayah Kecamatan Manggala, sebagian wilayah Kecamatan Biringkanaya, sebagian wilayah Kecamatan Wajo, dan sebagian wilayah Kecamatan Kepulauan Sangkarrang

Kawasan perumahan dengan kepadatan sedang, ditetapkan disebagian wilayah Kecamatan Biringkanaya, sebagian wilayah Kecamatan Manggala, sebagian wilayah Kecamatan Tamalanrea, sebagian wilayah Kecamatan Mariso, sebagian wilayah Kecamatan Panakkukang, sebagian wilayah Kecamatan Rappocini, sebagian wilayah Kecamatan Tallo, sebagian wilayah Kecamatan Tamalate, sebagian wilayah Kecamatan Ujung Tanah, dan sebagian wilayah Kecamatan Kepulauan Sangkarrang.

(7)

6 | P a g e

Kawasan perumahan dengan kepadatan rendah, ditetapkan disebagian wilayah Kecamatan Biringkanaya, sebagian wilayah Kecamatan Manggala, sebagian wilayah Kecamatan Tamalanrea, sebagian wilayah Kecamatan Panakkukang, sebagian wilayah Kecamatan Tallo, sebagian wilayah Kecamatan Tamalate, sebagian wilayah Kecamatan Ujung Pandang, dan sebagian wilayah Kecamatan Ujung Tanah.

b. Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa

Kawasan perdagangan dan jasa bertujuan untuk menyediakan ruang bagi pengembangan sektor ekonomi melalui lapangan usaha perdagangan dan jasa. Kawasan perdagangan dan jasa terdiri atas :

- Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala pelayanan lingkungan

ditetapkan di Kecamatan Tallo, Kecamatan Mariso, Kecamatan Makassar, Kecamatan Manggala, Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Mamajang, kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalate, Kecamatan Wajo,

Kecamatan Rappocini, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan

Panakkukang, dan Kecamatan Kepulauan Sangkarrang;

- Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala pelayanan kota

ditetapkan di Kecamatan Wajo, Kecamatan Mamajang, Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Biringkanaya, dan Kecamatan Bontoala;

- Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional ditetapkan di

Kecamatan Tamalate, Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Rappocini, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Bontoala, dan Kecamatan Biringkanaya; dan

- Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala internasional,

nasional dan regional ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Mariso dan sebagian wilayah Kecamatan Tamalate.

c. Kawasan Peruntukan Perkantoran

Kawasan perkantoran meliputi : kawasan peruntukan perkantoran pemerintahan di sebagian wilayah Kecamatan Biringkanaya, sebagian wilayah Kecamatan Tamalanrea, sebagian wilayah Kecamatan Manggala,

(8)

7 | P a g e

sebagian wilayah Kecamatan Panakkukang, sebagian wilayah Kecamatan Tallo, sebagian wilayah Kecamatan Ujung Tanah, sebagian wilayah Kecamatan Wajo, sebagian wilayah Kecamatan Bontoala, sebagian wilayah Kecamatan Makassar, sebagaian wilayah Kecamatan Rappocini, sebagian wilayah Kecamatan Ujung Pandang, sebagian wilayah Kecamatan Mamajang, sebagian wilayah Kecamatan Mariso dan sebagian wilayah Kecamatan Tamalate.

5. Kondisi Sosial Budaya

Secara teori, budaya Bugis-Makassar yang tertulis dalam naskah banyak mengandung petuah-petuah atau nasehat yang telah diwariskan nenek moyangnya. Petuah atau nasehat tersebut khususnya mengenai norma dan adat istiadat ketika berinteraksi sosial dikenal istilah 'Appakkeadekkeng/Pangaderang/Assimellereng' ( sikap beradab ). Realisasi dari istilah ini dapat terjabarkan ke dalam 3 ( tiga ) sipa' ( sifat ) yaitu; Sipakatau ( saling menghargai), Sipakalebbi ( Saling menghormati ) dan Sipakainge ( saling mengingatkan ).

Sipakatau ( saling menghargai ) yang secara sederhana merupakan sifat yang memandang manusia seperti manusia. Artinya dalam kehidupan sosial masyarakat selayaknya memandang manusia seperti manusia seutuhnya dalam kehidupan apapun, bermakna bahwa kita seharusnya saling menghormati sesama manusia tanpa melihat status sosialnya dalam keadaan apapun. Sipakalebbi ( saling menghormati ) yang berarti pula suatu sifat yang melarang kita melihat manusia dengan segala kekurangannya. Budaya sipakalebbi membuktikan bahwa masyarakat Bugis-Makassar menghendaki saling memuliakan dan saling memuji yang dapat menjernihkan suasana dan mempererat tali silaturahmi. Sipakainge ( saling mengingatkan ) yaitu suatu sifat yang saling mengingatkan antara yang satu dengan yang lainnya.

Budaya sipakatau, sipakalebbi, dan sipakainge ini merupakan sifat luhur masyarakat Bugis-Makassar yang menjadi Falsafah kehidupan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Maka dengan berdasar falsafah tersebut juga maka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar melaksanakan pelayanan bagi orang-orang yang membutuhkan, yaitu warga rentan dan disabilitas, dengan cara

(9)

8 | P a g e

saling bekerjasama dengan berbagai unsur dalam masyarakat (stakeholdrs). Dalam hal ini melaksanakan Pelayanan Langsung KUPAS TAS Berbasis Stakeholders bagi Warga Rentan dan Disabilitas di kota Makassar.

B. DESKRIPSI BENTUK INOVASI DAERAH 1. Latar Belakang Inovasi Daerah

Penduduk rentan di kota Makassar, yaitu warga yang tinggal di wilayah marginal seperti di kepulauan, wilayah pesisir, warga disabilitas/cacat, keluarga penderita kusta, dan anak-anak panti asuhan sangat merasakan kesulitan dalam mengakses pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil, dalam hal ini pembuatan KTP Elektronik, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan Kartu Anak Makassar. Hal tersebut diakibatkan keterbatasan yang mereka miliki dan rendahnya pengetahuan mereka tentang pentingnya dokumen kependudukan dan pencatatan sipil tersebut.

Terdapat tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea, Biringkanaya di wilayah utara dan barat kota Makassar. Dan satu kecamatan yang letaknya di kepulauan, yaitu kecamatan Sangkarrang. Kecamatan-kecamatan tersebut jaraknya cukup jauh dari kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar yang terletak di kecamatan Rappocini yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Gowa di wilayah bagian selatan kota Makassar. Sehingga untuk dapat mengakses pelayanan, warga harus mengeluarkan banyak biaya transportasi dan waktu yang tidak sedikit untuk datang mengurus dokumen kependudukan dan pencatatan sipil.

Misalnya bagi penduduk yang menetap di kepulauan, untuk menyeberang ke darat mereka harus menginap di Makassar karena jadwal penyeberangan hanya satu kali dalam sehari. Satu kali perjalanan menyeberang dari pulau ke daratan mereka harus membayar sebesar Rp 15.000,-. Lalu biaya transportasi darat yang harus dikeluarkan dari dermaga menuju ke Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar sekitar Rp 15.000,-. Jadi dalam perjalanan pulang pergi biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp30.000,- ini belum termasuk biaya nginap dan akomodasi mereka. Jika mereka menyewa kapal penyeberangan untuk dapat

(10)

9 | P a g e

pulang-pergi dalam satu hari maka mereka harus membayar biaya sebesar Rp 400.000,-.

Adapun kesulitan yang dirasakan bagi warga di wilayah pesisir yang memiliki penghasilan rendah seperti buruh dan nelayan adalah mereka lebih peduli untuk melakukan rutinitas memenuhi nafkah sehari-hari dibandingkan harus ke kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk pergi mengurus dokumen. Karena hal tersebut dapat mengurangi penghasilan mereka pada hari itu. Sehingga mereka terpaksa menggunakan jasa calo. Dari informasi yang kami dapatkan uang yang mereka bayarkan untuk calo berkisar Rp50.000,- hingga Rp200.000,- perdokumen. Bagi masyarakat marginal uang tersebut terasa sangat memberatkan.

Demikian juga bagi warga disabilitas/cacat, keluarga penderita kusta, dan anak-anak panti asuhan dengan keterbatasan yang ada pada mereka tentu saja mereka merasa kesulitan dalam mengakses layanan.

Padahal untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar telah membebaskan segala macam bentuk biaya untuk berbagai kepengurusan dokumen kependudukan dan Pencatatan Sipil berdasarkan Peraturan Walikota Makassar Nomor 14 tahun 2015 Tentang Retribusi Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar. Meskipun demikian ternyata masih banyak kendala yang harus diatasi, seperti yang telah dijelaskan di atas, agar seluruh warga dapat memperoleh dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil secara mudah dan merata.

Oleh karena itu sejak tahun 2015 pemerintah Kota Makassar berinisiatif untuk melaksanakan program Pelayanan Kupas Tas berbasis Stakeholders bagi

Warga Rentan dan Disabilitas yang pada prinsipnya untuk mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat marginal. Bagaiman agar seluruh lapisan masyarakat dapat dilayani dengan baik dengan mudah dan merata sehingga tidak ada lagi yang merasa didiskriminasikan. Dan yang membuat pelayanan ini dapat berjalan dengan baik adalah dengan adanya kerjasama yang dilakukan dengan berbagai elemen masyarakat / stakeholders untuk bersinergi dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan program ini.

(11)

10 | P a g e

Program KUPAS TAS bermakna KUPAS (KTP-elektronik, Kartu Keluarga,

Pencatatan Akta Kelahiran dan Kartu Anak Makassar) dapat ditunTASkan

dengan pelayanan ini. Juga dapat diartikan bahwa program KUPAS TAS adalah untuk memastikan bahwa dokumen kependudukan dan pencatatan sipil warga semua telah lengkap dalam “tas”. Program ini adalah kegiatan pelayanan yang terintegrasi antara perekaman KTP-Elektronik, Kartu Keluarga, pencatatan Akta Kelahiran, dan pembuatan Kartu Anak Makassar (KAM) yang diberikan kepada warga kota masyarakat secara mobile yang bekerjasama dengan berbagai stakeholder yang mendukung program ini.

Kegiatan ini dilaksanakan pada lokasi yang dianggap representatif dan ditentukan sendiri oleh warga melalui koordinasi dengan lurah setempat sehingga mereka bisa lebih dekat dalam mengakses tempat pelayanan. Untuk mengakses lokasi-lokasi yang dimaksud, misalnya ke wilayah kepulauan, tim pelayanan menggunakan perahu untuk mengangkut seluruh peralatan yang dibutuhkan. Seperti komputer, server, printer, genset, dan perlengkapan lainnya. Pelayanan Langsung di wilayah kepulauan dilaksanakan hingga pukul 10 malam hari karena pada siang hari masih banyak warga yang kebanyakan bekerja sebagai nelayan melakukan aktivitas di luar pulau, misalnya pergi melaut dan menjual hasilnya ke kota.

Untuk ke wilayah pesisir atau wilayah terpencil yang letaknya jauh dari pusat kota, tim pelayanan menggunakan mobil bus pelayanan. Kegiatan pelayanan tersebut dilaksanakan pada akhir pekan, hari Sabtu dan Minggu dengan pertimbangan bahwa pada hari Senin - Jumat kebanyakan warga pergi bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi pelayanan langsung dilaksanakan pada akhir pekan sehingga warga dapat dilayani dengan lebih maksimal.

2. Permasalahan Adanya/Dilakukan Inovasi Daerah

Ketika melakukan suatu perubahan tentu saja ada masalah atau tantangan yang dihadapi dalam proses pelaksanaannya. Demikian pula dengan program inovasi ini, antara lain :

(12)

11 | P a g e

Tantangan internal

 Dalam proses pelaksanaan pelayanan terkadang menemui kendala yang

berkaitan dengan permasalahan teknis, seperti sumber listrik yang tidak dapat diakses. Sehingga proses penginputan dan pencetakan Akta Kelahiran dan perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) menjadi terhambat. Jadi tim pelayanan menyiapkan alat genset dalam melakukan pelayanan.

Tantangan eksternal :

 Jauhnya jarak dan kondisi jalan yang kurang baik menuju wilayah pelayanan

sehingga memakan waktu banyak bagi tim pelayanan untuk tiba di lokasi tujuan. Jadi beberapa hari sebelum melakukan pelayanan, tim melakukan survei ke tempet tujuan. Sehingga dapat mengestimasi waktu yang digunakan dalam pelayanan.

 Kondisi wilayah yang kurang representatif sehingga terkadang pelayanan

harus menumpang di rumah warga.

 Masih banyaknya warga yang belum mencatatkan Akta Kelahiran dan

melakukann perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) karena kendala jarak, waktu dan biaya dalam pengurusannya. Sehingga warga yang datang untuk memanfaatkan pelayanan langsung ini sangat banyak / membludak. Kondisi tersebut menyebabkan tim pelayanan harus bekerja keras dan ekstra sabar.

 Masih banyaknya warga yang kurang faham atas kelengkapan berkas yang

harus dipenuhi dalam pembuatan Akta Kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el). Jadi tim melakukan kerjasama dengan paralegal dari lembaga swadaya masyarakat untuk mensosialisasikannya.

 Tingginya antusiasme warga dalam memanfaatkan pelayanan langsung ini

sehingga tidak jarang warga menjadi sulit diatur. Jadi tim melakukan koordinasi dengan pihak kelurahan untuk menertibkan warga.

(13)

12 | P a g e

3. Landasan atau Dasar Peraturan

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Makassar memiliki dasar visi dan misi yang menjadi pedoman dalam melakukan tindakan untuk melindungi warganya. Adapun misi Pemerintah Kota Makassar yang berkaitan

dengan program ini adalah “Mereformasi Tata Pemerintahan menjadi Pelayanan

Publik kelas dunia bebas korupsi”. Dalam skala nasional pencapaian tujuan dalam meningkatkan efektivitas pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat berdasarkan amanat dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013, dimana stelsel aktif yang semula diwajibkan kepada penduduk, diubah menjadi stelsel aktif diwajibkan kepada pemerintah melalui petugas.

Hal tersebut di atas telah menjadi dasar bagi pemerintah kota Makassar, khususnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar untuk melakukan kebijakan pendekatan pelayanan dengan mendekatkan akses pelayanan publik kepada masyarakat. Dalam hal ini bagaimana agar seluruh lapisan masyarakat dapat terpenuhi hak-hak sipilnya sebagai warga negara dengan mendapatkan layanan kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan mudah. Terutama bagi warga rentan yang menetap di kepulauan dan warga yang bermukim di wilayah-wilayah marginal yang letaknya jauh dari Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar. Serta penduduk / anak-anak rentan yang memiliki keterbatasan seperti warga yang mengalami disabilitas / cacat, anak-anak panti asuhan, serta keluarga pengidap penyakit kusta. Mereka diharapkan bisa mengakses layanan tanpa harus mengeluarkan tenaga, waktu dan biaya yang banyak.

Dengan demikian maka Walikota Makassar, melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar memprogramkan suatu kegiatan inovasi Pelayanan Langsung KUPAS TAS Berbasis Stakeholders yang memberikan kemudahan dalam pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil, dalam hal ini pembuatan KTP Elektronik, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan Kartu Anak Makassar dengan bergerak secara mobile ke wilayah-wilayah marginal yang letaknya jauh dari akses pelayanan di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar. Serta membuka akses pelayanan langsung di kantor yayasan Bakti (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) yang bekerjasama dengan

(14)

13 | P a g e

lembaga dan organisasi disabilitas / cacat, panti asuhan dan keluarga penderita kusta untuk melaksanakan program inovasi ini.

Untuk mendukung implementasi pelaksanaan program inovasi ini dibentuk suatu tim internal pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Makassar. Tim tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar Tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan Pelayanan Langsung. Tim yang merupakan stakeholder internal dipimpin oleh Kepala Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh sebuah tim pelaksana dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Makassar dengan cara membangun hubungan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang bersinergi dalam mendukung program ini. Stakeholder tersebut terdiri atas para lurah, camat, RT/RW, paralegal dari Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang perlindungan anak dan

perempuan, UNICEF (the United Nations Children’s Fund), SIPS (Support to

Indonesia’s Islands of Integrity Program for Sulawesi), TNI Angkatan Laut, anggota DPRD dan Yayasan BAKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia).

Untuk mendukung kegiatan operasionalnya, tim pelaksana menggunakan bus yang dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti server, komputer, printer, genset, dll. Dan menggunakan kapal laut untuk mengangkut peralatan tersebut di atas jika pelayanan dilaksanakan di wilayah pulau.

Dengan adanya program inovasi ini maka akses pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil, dalam hal ini pembuatan KTP Elektronik, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan Kartu Anak Makassar dapat dilakukan dengan lebih dekat kepada masyarakat. Jadi hal tersebut sudah sejalan dengan salah satu misi pemerintah Kota Makassar yaitu mereformasi Tata Pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia bebas korupsi, dengan salah satu programnya melaksanakan pelayanan publik langsung dimana warga dapat merasakan pelayanan pemerintahan dengan mudah di tengah-tengah mereka.

4. Maksud dan Tujuan

Dengan dilaksanakannya program inovasi ini maka Administrasi

(15)

14 | P a g e

penyelenggaraan administrasi negara secara merata ke seluruh warga di kota Makassar. Adanya tingkat cakupan kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil yang rendah sebagai akibat dari jauhnya akses layanan, terutama bagi penduduk rentan yakni masyarakat marginal/ miskin serta kurangnya kesadaran mereka akan pentingnya dokumen kependudukan dan pencatatan sipil menjadi penyebab rendahnya cakupan kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil di Kota Makassar. Padahal dari sisi kepentingan penduduk, Administrasi Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak administratif, seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan Dokumen Kependudukan, seperti layanan kesehatan, bantuan sosial, pendidikan, dan lain-lain. Warga masyarakat, terutama bagi warga rentan, kurang memahami bahwa dokumen kependudukan dan pencatatan sipil mempunyai manfaat lebih dari pengetahuan yang mereka pahami selama ini. Untuk itu pemerintah Kota Makassar melaksanakan program inovasi ini untuk mendekatkan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat. Mereka dapat merasakan akses pelayanan yang mudah dan dekat karena berada di tengah-tengah mereka. Dan praktek percaloan yang merugikan dapat diminimalisir.

Selain itu bagi tim pelaksana sumber daya internal, program ini dapat memberikan motivasi suasana kerja yang lebih variatif hingga tidak menimbulkan kejenuhan dengan rutinitas bekerja sehari-hari di kantor. Pekerjaan yang selama ini dianggap hanya dapat dilakukan di kantor juga dapat dilaksanakan di luar kantor.

Dan yang paling penting adalah adanya perubahan mindset aparat bahwa ketika kita akan melakukan perbaikan pelayanan publik yang bersentuhan langsung dengan masyarakat luas tentu akan menjadi nilai yang sangat positif. Proses perbaikan ini tentu saja banyak menemui kendala atau tantangan-tantangan. Namun dengan integritas yang tinggi dan tekad yang baik, maka hal tersebut dapat diatasi. Apalagi dengan adanya dukungan dan kerjasama dengan stakeholder lainnya yang ternyata lebih memudahkan, membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.

Program inovasi ini juga untuk menjawab tantangan bahwa seorang pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu melayani. Hai ini sejalan dengan salah satu misi pemerintah Kota Makassar adalah mereformasi Tata Pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia bebas korupsi, dengan salah

(16)

15 | P a g e

satu programnya melaksanakan pelayanan publik langsung ke rumah. Program inovasi ini juga sudah sejalan dengan amanat undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 dimana pemerintah dalam melakukan pelayanan dengan stelsel aktif. Jadi pemerintah harus secara aktif turun ke masyarakat untuk membantu mereka melakukan pelaporan dokumen kependudukan dan Pencatatan Sipil yakni dalam pembuatan KTP Elektronik, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan Kartu Anak Makassar.

5. Waktu Penyelenggaraan

Program inovasi pelayanan langsung ini mulai dianggarkan dan dilaksanakan mulai pada tahun anggaran 2015 hingga tahun 2019 sesuai dengan perencanaan dalam RENSTRA (Rencana Strategis) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar, dan akan direncanakan kembali selama masih dianggap perlu untuk dilaksanakan. Pelaksanaan pelayanan langsung dijalankan dengan mekanisme menjadwalkan program tersebut ke kelurahan, kecamatan, wilayah kepulauan di wilayah kota Makassar dan kantor Yayasan Bakti secara bergiliran. Dan dilaksanakan di tiap-tiap lokasi selama 2 hari, mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul

16.00 sore hari, dan pada umumnya dilaksanakan pada hari Sabtu – Minggu.

Kecuali di wilayah pulau, pelayanan langsung dilaksanakan hingga pukul 22.00 malam.

Pelayanan langsung dilaksanakan mengikuti jadwal yang telah ditentukan dengan menggunakan bus yang dilengkapi dengan berbagai peralatan operasional seperti server, komputer, printer, genset, dll. Untuk kendaraan operasionalnya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar menyiapkan bus pelayanan dimana di dalam bus tersebut dapat digunakan sebagai ruang perekaman data biometrik kependudukan dan pencetakan. Khusus untuk kegiatan ke wilayah kepulauan, seluruh tim yang bertugas dan peralatan diakomodasikan dengan menggunakan perahu / kapal laut.

6. Indikator Keberhasilan

Sebelum inovasi ini dilakukan pengurusan dokumen kependudukan dan Pencatatan Sipil, yaitu dokumen KTP Elektronik, Akta Kelahiran, Kartu Keluarga,

(17)

16 | P a g e

dan Kartu Anak Makassar hanya dapat dilakukan di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar dan kantor-kantor Kecamatan di Kota Makassar. Namun masih banyak ditemukan keluhan dari warga Makassar yang merasa kesulitan dalam mengakses pelayanan ke kantor meskipun pelayanan yang diberikan gratis. Hal tersebut disebabkan karena jauhnya jarak kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dari wilayah tempat tinggal mereka, terutama yang tinggal di wilayah kepulauan dan wilayah pesisir. Serta adanya keterbatasan yang dimiliki oleh warga disabilitas / cacat, anak-anak panti asuhan dan keluarga penderita kusta. Akibatnya mereka biasanya terlambat dalam mendapatkan fasilitas-fasilitas dari pemerintah. Misalnya untuk mendapatkan bantuan asuransi kesehatan karena untuk mendapatkan asuransi dibutuhkan akta kelahiran, KTP-el dan Kartu Keluarga. Contoh lain misalnya tidak bisa mendapat bantuan kebutuhan pokok bagi warga miskin karena tidak memiliki KTP-el dan Kartu Keluarga. Atau kesulitan mendaftar ke sekolah karena belum memiliki Akta Kelahiran.

Dengan adanya kondisi di atas maka para calo banyak yang memanfaatkan warga masyarakat untuk diuruskan dokumennya ke kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar. Mereka tidak segan meminta bayaran yang cukup besar bagi ukuran masyarakat marginal. Ini juga akibat rendahnya pengetahuan masyarakat marginal sehingga mereka kesulitan jika ingin melakukan pelaporan untuk pembuatan dokumen tersebut.

Selain itu, warga yang melakukan pengurusan KTP Elektronik, Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dan Kartu Anak Makassar membludak pada saat-saat tertentu, misalnya masa penerimaan anak sekolah, adanya program bantuan pemerintah, dll. Karena mereka melakukan pengurusan dokumen tersebut saat dibutuhkan saja tanpa memperhatikan bahwa dokumen-dokumen tersebut seharusnya dilaporkan sedini mungkin.

Oleh karena itu dengan kondisi yang ada maka pemerintah Kota Makassar berupaya mencarikan solusi agar seluruh warga masyarakat Kota Makassar bisa mendapatkan hak-hak sipilnya sebagai warga negara dengan memiliki dokumen kependudukan dan pencatatan sipil dengan mudah. Dengan adanya program inovasi Pelayanan Langsung ini maka seluruh warga masyarakat kota Makassar dapat memperoleh dokumen kependudukan dan Pencatatan Sipil, secara lebih

(18)

17 | P a g e

merata. Karena pelayanan ini memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dan jangkauan yang luas yang dapat melayani beberapa kecamatan, kelurahan dan kantor yayasan Bakti (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) yang membantu memfasilitasi pelaksanaan pelayanan bagi warga disabilitas/cacat, anak-anak panti asuhan dan keluarga penderita kusta.

Karena mereka dapat membuat dokumen kependudukan dan pencatatan sipil secara lebih efektif dan efisien tanpa harus mengeluarkan tenaga, waktu dan biaya yang banyak. Dengan adanya dokumen kependudukan dan Pencatatan Sipil ini mereka dapat memperoleh hak-haknya sebagai warga negara, antara lain hak untuk mendapatkan pendidikan, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak atas kesehatan, hak dalam hukum dan pemerintahan, dll tanpa terkecuali. Tidak boleh ada diskriminasi dalam pelayanan ini.

Setelah program ini dilaksanakan, keluaran konkrit yang dihasilkan adalah :

1. Peningkatan cakupan jumlah kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil di Kota Makassar. Sebelum program inovasi ini dilaksanakan, jumlah warga yang dilayani dalam Pelayanan Langsung ini adalah 0 (nol). Setelah kegiatan Pelayanan Langsung ini dilaksanakan mulai tahun 2015 hingga tahun 2017 adalah :

a. Tahun 2015, jumlah pembuatan Akta Kelahiran sebanyak 4.313, perekaman KTP Elektronik sebanyak 2.398

b. tahun 2016, jumlah pembuatan Akta Kelahiran sebanyak 1.882, perekaman KTP Elektronik sebanyak 1.823, pembuatan Kartu Anak Makassar sebanyak 690, pembuatan Kartu Keluarga sebanyak 403. c. Tahun 2017, jumlah pembuatan Akta Kelahiran sebanyak 1.363,

perekaman KTP Elektronik sebanyak 852, pembuatan Kartu Anak Makassar sebanyak 1.659, pembuatan Kartu Keluarga sebanyak 231. Berikut data Pelayanan Langsung yang dilaksanakan selama tahun 2015 hingga tahun 2017.

(19)

18 | P a g e

a. Hasil pelaksanaan kegiatan Pelayanan Langsung selama tahun 2015 adalah sebagai berikut : NO TANGGAL TEMPAT JUMLAH PEMBUATAN AKTA JUMLAH PEREKAM AN KTP-EL

1 9-12 Maret 2015 Kelurahan Baraya 482 283

2 16-19 Maret 2015 Kelurahan Manggala 853 165

3 23-26 Maret 2015 Kecamatan Tallo 924 617

4 6-9 April 2015 Kecamatan Ujung Tanah 426 209

5 13-16 April 2015 Kecamatan Tamalate 486 507

6 21-22 Mei 2015 Pulau Kelurahan

Kodingareng 440 80

7 10-11 Juni 2015 Kelurahan Untia 115 116

8 29-30 Juli 2015 Kelurahan Bira 199 266

9 30 September – 1 Oktober

2015 Kelurahan Pannampu 388 155

JUMLAH TOTAL 4.313 2.398

b. Hasil pelaksanaan kegiatan Pelayanan Langsung selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : NO TANGGAL TEMPAT JUMLAH PEMBUATAN AKTA JUMLAH PEREKAMAN KTP-EL JUMLAH KAM JUMLAH PEMBUATAN KK

1 17-18 Maret 2016 Kelurahan Antang 267 281 51 60

2 21 Maret 2016 Kelurahan Parang

Tambung 198 378 115 40

3 9-10 Mei 2016 Makassar City Expo

2016 120 52 62 15

4 23-24 Mei 2016 Kelurahan Tamalanrea 145 218 43 34

5 3 Juni 2016 Kelurahan

(20)

19 | P a g e

c. Hasil pelaksanaan kegiatan Pelayanan Langsung selama tahun 2017 adalah sebagai berikut :

2. Tercapainya efektifitas dan efisiensi dari segi jarak dan biaya dari masyarakat (wilayah jangkauan). Dimana masyarakat tidak perlu mengeluarkan banyak biaya dan waktu dalam mengurus dokumen kependudukan dan pencatatan sipil, seperti perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el), kartu Keluarga, pembuatan Akta Kelahiran, dan Kartu Anak Makassar (KAM). Program ini memiliki mobilitas yang tinggi dan sudah dilaksanakan di

6 3-4 Agustus 2016 Isbat Nikah SMKN 5

MKS 47 0 0 0

7 5 Agustus 2016 Kelurahan Barrang

Lompo 445 234 153 103

8 26-27 Oktober

2016 Kelurahan sudiang Raya 169 439 67 52

9 4 Desember 2016 Yayasan Bakti 258 12 124 10 JUMLAH TOTAL 1882 1823 690 403 NO TANGGAL TEMPAT JUMLAH PEMBUATAN AKTA JUMLAH PEREKAMAN KTP-EL JUMLAH KAM JUMLAH PEMBUATAN KK 1 18 Februari 2017 Yayasan Bakti 320 32 147 6 2 15-16 Maret 2017 Kelurahan Pattingalloang 320 107 63 28

3 1-2 April 2017 Kelurahan Kapasa 186 198 71 39

4 8-9 April 2017 Kelurahan Kaluku Bodoa 187 229 722 53

5 5-6 Mei 2017 Pulau Barrang Caddi 132 110 213 20

6 8-9 Juli 2017 Kelurahan Rappokalling 216 152 231 85

7 2-3 Agustus 2017 Sekolah Islam Athirah 2 24 212 0

(21)

20 | P a g e

berbagai wilayah kecamatan dan kelurahan. Terutama di wilayah-wilayah yang jaraknya jauh dari jangkauan kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Makassar. Dan juga pelayanan bagi warga disabilitas / cacat, anak-anak panti asuhan dan keluarga penderita penyakit kusta.

3. Peningkatan pengurusan yang dilakukan secara langsung oleh warga yang bersangkutan sehingga praktek-praktek percaloan yang sangat merugikan masyarakat dapat diminimalisir. Hal ini dikarenakan tingginya antusiasme warga dalam memanfaatkan Pelayanan Langsung ini.

C. ANALISIS KRITERIA PENILAIAN

1. Mengandung pembaharuan seluruh atau sebagian unsur dari obyek inovasi

Dalam pelaksanaan inovasi ini dilakukan pembaharuan secara keseluruhan terhadap obyek inovasi karena inovasi ini belum pernah sama sekali dilakukan sebelumnya untuk pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil, yaitu dokumen KTP Elektronik, Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dan Kartu Anak Makassar terhadap warga rentan dan disabilitas.

Tim internal dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar merencanakan jadwal kegiatan pelaksanaan Pelayanan Langsung berdasarkan telaah dari data server SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan). Analisa yang dilakukan adalah dengan meneliti kecamatan atau kelurahan yang tingkat cakupan akta kelahiran dan kepemilikan KTP Elektronik, Akta Kelahiran dan Kartu Keluarganya masih rendah.

Dalam perencanaan pelaksanaan program inovasi pelayanan langsung ini, tim internal bekerjasama dengan stakeholder eksternal yang terdiri atas ketua RT/RW, lurah, camat, paralegal dari Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang perlindungan anak dan perempuan, lembaga UNICEF ( the United Nation’s Choldren Fund), lembaga SIPS (Support to Indonesia’s Islands of Integrity Program for Sulawesi), TNI Angkatan Laut Republik Indonesioa, dan anggota DPRD kota Makassar untuk kegiatan yang dilaksanakan di kecamatan dan kelurahan. Serta

(22)

21 | P a g e

dengan yayasan Bakti (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) untuk kegiatan pelayanan bagi warga disabilitas/ cacat, anak-anak panti asuhan dan keluarga pengidap penyakit kusta.

Dalam proses pelaksanaannya, stakeholder eksternal memiliki berbagai tugas yang antara lain dijelaskan sebagai berikut :

1. Lurah dan Camat yang bertugas memberikan informasi kepada RT/RW untuk mensosialisasikan jadwal kegiatan pelayanan di wilayah mereka.

2. RT/RW yang bertugas untuk mensosialisasikan jadwal kegiatan pelayanan di wilayah mereka, misalnya di rumah-rumah ibada.

3. Paralegal dari Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang perlindungan anak dan perempuan bertugas untuk mensosialisasikan berkas-berkas persyaratan yang harus dipenuhi untuk membuat Akta Kelahiran dan membagikan formulirnya kepada masyarakat.

4. UNICEF (the United Nations Children’s Fund) yang memberikan usulan

sehubungan dengan proses pelaksanaan kegiatan pelayanan.

5. SIPS (Support to Indonesia’s Islands of Integrity Program for Sulawesi),

sebuah lembaga yang bekerjasama mensupport kegiatan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Makassar, yang didanai oleh CIDA (Canadian International Development Agency), yang yang memberikan usulan sehubungan dengan proses pelaksanaan kegiatan pelayanan. Tim juga mendapatkan pelatihan khusus yang di adakan oleh SIPS. Materi yang diberikan dalam pelatihan adalah mengenai Pelayanan Publik, Dasar-dasar Pendaftaran Penduduk, Dasar-dasar Pencatatan Sipil, Pelatihan dan simulasi Pelayanan Langsung.

6. TNI Angkatan Laut Republik Indonesia yang memberikan bantuan untuk pemakaian kapal Sulu Pari untuk mengangkut tim pelayanan dan barang-barang kebutuhan proses penginputan dan pencetakan Akta Kelahiran, seperti server, komputer, printer, genset, dll ke wilayah kepulauan.

7. Anggota DPRD Kota Makassar yang memiliki dapil di wilayah kepulauan yang memberikan bantuan akomodasi berupa tempat bagi tim pelayanan untuk menginap di Pulau Kodingareng.

(23)

22 | P a g e

8. Yayasan Bakti (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) membantu memfasilitasi sumber daya manusia untuk mengkoordinasikan pengumpulan berkas dan menyediakan tempat pelaksanaan pelayanan bagi warga disabilitas, anak-anak panti asuhan dan keluarga penderita kusta.organisasi yang berkoordinasi dengan yayasan Bakti adalah Permata (Persatuan Mandiri Kusta) Sel, HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia) Sul-sel, LPKSA (Lembaga Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak), YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat) Sul-sel, PKH (Program Keluarga Harapan), Pekerja Sosial (Peksos) Kota Makassar, Perawatan Dini Kusta Tamalanrea, Rumah Konseling Batua.

2. Memberi manfaat bagi daerah dan/atau masyarakat

Inovasi Pelayanan Langsung KUPAS TAS berbasis Stakeholders bagi Warga Rentan dan Disabilitas ini dapat dirasakan manfaatnya :

Bagi warga masyarakat :

 Meminimalisir praktek-praktek percaloan yang merugikan masyarakat.

 Masyarakat marginal dapat mengakses layanan kependudukan dan

Pencatatan Sipil secara lebih efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu.

 Memudahkan warga disabilitas/cacat, anak-anak panti asuhan, dan keluarga

pengidap penyakit kusta untuk mengakses layanan kependudukan dan Pencatatan Sipil.

 Masyarakat lebih mudah memperoleh pelayanan publik lainnya.

Bagi tim pelaksana kegiatan :

Telah terbentuk perubahan mindset Aparat Sipil Negara Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil kota Makassar yang termotivasi untuk melakukan perubahan sikap mental dalam melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya lewat tugas pokok dan fungsinya.

 Dalam melaksanakan tugas pelayanan ini, mereka dapat merasakan suasana

(24)

23 | P a g e

kantor, tapi dengan dilaksanakannya pelayanan langsung ini mereka dapat merasakan suasana kerja yang berbeda dan menantang.

 Terwujudnya kerjasama yang baik dan jaringan kerja yang kuat antar

stakeholder baik internal maupun eksternal yang terlibat dalam program pelayanan langsung ini.

Bagi pemerintah Kota Makassar :

 Terjadi peningkatan kualitas pelayanan publik yang telah diupayakan dengan

meningkatkan efektifitas kinerja birokrasi dan menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik secara bertahap dan terencana.

 Program dan kegiatan ini difokuskan pada penyediaan fondasi yang kuat bagi

penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis pada good governance dengan kebijakan yang berorientasi pada pengembangan budaya tertib hukum, penguatan kelembagaan, efisiensi dan efektifitas pengawasan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, peningkatan kapasitas aparat dan peningkatan pelayanan masyarakat serta kemandirian dan keterlibatan masyarakat.

 Seluruh masyarakat di wilayah kota Makassar bisa mendapatkan hak-hak

sipilnya sebagai warga negara Indonesia tanpa terkecuali.

 Meningkatnya cakupan kepemilikan Akta Kelahiran, KTP-Elektronik, Kartu

Keluarga dan Kartu Anak Makassar.

3. Tidak mengakibatkan pembebanan dan/atau pembatasan pada masyarakat yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan

Keberhasilan suatu program tentu saja harus didukung oleh dukungan finansial maupun sumber daya manusia yang bagus. Namun program Pelayanan Langsung KUPAS TAS Berbasis Stakeholders tidak membutuhkan biaya yang tinggi. Untuk program kegiatan ini dianggarkan dalam kegiatan Pelayanan Langsung Akta Kelahiran sebesar Rp 104.281.000,00 dan kegiatan Pelayanan Pelayanan mobile Dukcapil sebesar Rp 160.447.400,00 dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Makassar Tahun

(25)

24 | P a g e

Anggaran 2015. Kegiatan Pelayanan Langsung Akta Kelahiran sebesar Rp

338.123.500,00 dan kegiatan Pelayanan mobile Dukcapil sebesar Rp

219.403.000,00 dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Makassar Tahun Anggaran 2016. Dan kegiatan Pelayanan Langsung Akta Kelahiran sebesar Rp 357.264.000,00 dan kegiatan Pelayanan mobile Dukcapil sebesar Rp 259.460.350,00 dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Makassar Tahun Anggaran 2017.

Adapun sumber daya manusia terdiri dari tim panitia pelaksana yang bekerjasama dalam pelaksanaan program yang dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar. Tim tersebut terdiri dari Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar beserta jajarannya. Mobilisasi tim tersebut dipimpin secara langsung oleh Kepala Dinas, yang turut terlibat secara langsung dalam setiap kegiatan pelayanan sehingga anggota tim pelaksana kegiatan dapat merasakan motivasi dan dukungan yang sangat baik dalam menjalankan pelayanan, meskipun tidak sedikit tantangan yang dihadapi dalam pelaksanakan program ini. Program ini secara berkala dievaluasi untuk selanjutnya dikembangkan agar dapat memenuhi harapan warga masyarakat dalam proses pelayanan.

4. Merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah

Dalam pelaksanaan program Pelayanan Langsung KUPAS TAS Berbasis Stakeholders ini pemangku kepentingan yang terlibat adalah stakeholder internal yang bersinergi dengan stakeholder eksternal. Kompleksitas implementasi bukan saja ditunjukkan oleh banyaknya aktor atau unit organisasi yang terlibat, tetapi juga dikarenakan proses implementasi dipengaruhi oleh berbagai variabel yang kompleks, baik variabel yang individual maupun variabel organisasional, dan masing-masing variabel pengaruh tersebut juga saling berinteraksi satu sama lain. Meskipun kebijakan telah direkomendasikan oleh policy makers namun bukan jaminan bahwa kebijakan itu akan mudah dan pasti berhasil dalam implementasinya.

(26)

25 | P a g e

Oleh karena itu para pemangku kepentingan tersebut harus dapat bekerjasama untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapai.

Pemangku kepentingan yang terlibat dalam program ini adalah stakeholder internal, yaitu pemerintah Kota Makassar yang secara teknis dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar yang memiliki tujuan agar Kota Makassar Tertib dalam Kepemilikan Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Selain itu terdapat juga stakeholder eksternal yang terdiri dari : 1. Lurah dan Camat,

2. RT/RW

3. Paralegal dari Lembaga Swadaya Masyarakatdan yang bergerak di bidang perlindungan anak dan perempuan,

4. UNICEF (the United Nations Children’s Fund),

5. SIPS (Support to Indonesia’s Islands of Integrity Program for Sulawesi),

6. TNI Angkatan Laut Republik Indonesia, 7. Anggota DPRD Kota Makassar,

8. Yayasan Bakti (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia)

Yang kesemuanya memiliki tujuan yang sama yakni untuk memberikan pelayanan publik yang baik kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Makassar agar mereka dapat memiliki dokumen kependudukan dan pencatatan sipil, yaitu dokumen KTP Elektronik, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan Kartu Anak Makassar sehingga mereka dapat memperoleh hak-haknya sebagai warga negara tanpa terkecuali.

Oleh karena itu, program Walikota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto yaitu mereformasi Tata Pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia bebas korupsi, dengan melaksanakan pelayanan publik langsung, telah mampu diimplementasikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Dipil Kota Makassar. Dengan melibatkan berbagai stakeholder eksternal lurah, camat, RT/RW, beserta berbagai elemen masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program ini.

(27)

26 | P a g e

5. Dapat direplikasi

Program kegiatan inovasi Pelayanan Langsung Berbasis Stakeholders bagi Warga Rentan dan Disabilitas ini memiliki nilai investasi yang rendah namun dengan capaian yang luas karena bergerak secara mobile. Pemerintah daerah tidak perlu membangun atau menyediakan ruang pelayanan yang bersifat permanen pada banyak lokasi. Program kegiatan Pelayanan Langsung ini dapat melayani ke wilayah yang telah ditentukan dimana kegiatan ini dilaksanakan dengan mekanisme menjadwalkan pelaksanaan program ini secara bergiliran. Program ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat secara luas terutama di wilayah yang sulit dijangkau misalnya wilayah di pinggiran kota dan di kepulauan.

Semua itu dapat diwujudkan karena adanya dukungan dari pihak stakeholders yang mendukung secara penuh kegiatan ini. Misalnya kegiatan ini juga dilaksanakan pada kantor yayasan Bakti (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) yang telah bekerjasama sebagai stakeholder dalam mendukung pelaksanaan kegiatan ini bagi anak disabilitas/cacat, keluarga pengidap penyakit kusta dan panti-panti asuhan. Dan juga dukungan dari pihak legislatif dimana terwujud hubungan kerja simbiosis mutualisme, dimana pihak legislatif dapat mewujudkan program kerjanya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dapilnya.

Program inovasi ini ditunjang oleh dukungan sarana dan prasarana yang disiapkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar, seperti armada bus dan perlengkapannya serta sarana teknologi informasi. Selain itu sumber daya tim pelaksana kegiatan yang telah berkomitmen agar program ini dapat terlaksana secara maksimal.

Dengan kelebihan-kelebihannya program kegiatan pelayanan langsung ini dapat pula direplikasi oleh unit-unit kerja lain, misalnya Kantor Pelayanan Perizinan dalam melakukan berbagai pelayanan perizinan, Dinas Pendapatan Daerah juga bisa melaksanakan model pelayanan langsung seperti ini untuk melakukan pelayanan pajak, model pelayanan ini juga dapat dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat, Dinas Perpustakaan juga dapat mereplikasi program ini dengan melakukan pelayanan secara mobile ke sekolah-sekolah.

(28)

27 | P a g e

D. PENUTUP

Kota Makassar adalah kota metropolitan yang tidak luput dari berbagai permasalahan, diantaranya adalah masalah data kependudukan dan pencatatan sipil. Hal tersebut disebabkan oleh urbanisasi yang terus terjadi sehingga jumlah penduduk semakin hari semakin bertambah, diikuti dengan pertumbuhan daerah-daerah kumuh atau marginal. Kependudukan dalam suatu wilayah merupakan isu yang berkaitan dengan komposisi dan distribusi penduduk yang dipengaruhi oleh berbagai komponan diantaranya adalah kelahiran, kematian, perkawinan, perpindahan penduduk. Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan Dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil yang pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Dokumen-dokumen tersebut diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Penduduk kota Makassar masih banyak yang kesulitan untuk mengakses pelayanan tersebut, yang dalam program inovasi ini difokuskan untuk Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el), Kartu Keluarga (KK), Akta Kelahiran dan Kartu Anak Makassar (KAM). Dokumen-dokumen tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan hak-hak sebagai warga negara. Hal ini disebabkan karena jauhnya jarak yang harus ditempuh untuk menuju ke kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar, terutama bagi penduduk yang tinggal di pulau-pulau dan wilayah pesisir / pinggiran kota Makassar. Selain itu adanya keterbatasan yang dimiliki oleh penduduk rentan, seperti penduduk disabilitas / cacat, anak panti asuhan dan keluarga penderita kusta. Sehingga tidak jarang mereka terpaksa menggunakan jasa calo yang harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk membayar jasa para calo tersebut. Padahal seluruh pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar adalah gratis. Dan hal tersebut juga menyebabkan cakupan kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil warga kota Makassar belum maksimal.

Oleh karen itu mengatasi permasalahan di atas maka pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar membuat Program Pelayanan KUPAS TAS Berbasis Stakeholders. Program

(29)

28 | P a g e

Akta Kelahiran dan Kartu Anak Makassar) dapat ditunTASkan dengan pelayanan

ini. Juga dapat diartikan bahwa program KUPAS TAS adalah untuk memastikan bahwa dokumen kependudukan dan pencatatan sipil warga semua telah lengkap dalam “tas”. Program ini adalah kegiatan pelayanan perekaman / penerbitan KTP-Elektronik, Kartu Keluarga, pencatatan Akta Kelahiran, dan pembuatan Kartu Anak Makassar (KAM) yang diberikan kepada warga kota masyarakat secara mobile yang bekerjasama dengan berbagai stakeholder yang mendukung program ini. Stakeholder tersebut terdiri atas para lurah, camat, RT/RW, paralegal dari Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang perlindungan anak dan perempuan, UNICEF (the United Nations Children’s Fund), SIPS (Support to Indonesia’s Islands of Integrity Program for Sulawesi), TNI Angkatan Laut, anggota DPRD dan Yayasan

BAKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia). Pelayanan ini

diperuntukkan bagi penduduk / anak-anak rentan, seperti warga yang mengalami disabilitas / cacat, anak-anak panti asuhan, keluarga pengidap penyakit kusta, warga kepulauan dan warga yang bermukim di wilayah-wilayah marginal yang letaknya jauh dari Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Makassar. Program ini dirancang agar tidak ada lagi warga masyarakat kota Makassar yang

belum melakukan perekaman KTP-elektronik, Kartu Keluarganya belum

diperbaharui, tidak memiliki Akta Kelahiran, serta belum memiliki Kartu Anak Makassar.

Dengan diwujudkannya program KUPAS TAS ini, manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Kota Makassar adalah tercapainya efektifitas dan efisiensi dari segi biaya, jarak, dan waktu dari masyarakat, khususnya bagi penduduk yang tinggal di wilayah- wilayah marginal dan penduduk / anak-anak rentan. Dimana masyarakat

tersebut dapat mengakses dengan mudah dalam mengurus dokumen

kependudukan dan pencatatan sipil, dan praktek-praktek percaloan yang merugikan masyarakat dapat diminimalisir. Pemerintah Kota Makassar berharap bahwa seluruh warga masyarakat, dapat dilayani dengan baik tanpa terkecuali. Dengan demikian juga diharapkan terjadi peningkatan cakupan kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil bagi warga kota Makassar.

(30)

29 | P a g e

E. LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Dokumentasi (Foto-foto Inovasi Daerah yang Diusulkan) 2. Perda atau Perkada atau Peraturan Lainnya

3. Struktur Organisasi Pelaksana Inovasi Daerah 4. Rekapitulasi Pembiayaan atau Sumber Pendanaan 5. Ringkasan Profil (Bahan untuk Dipresentasikan) 6. Hasil Inovasi Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Biasanya, kondisi terbaik dicapai pada konsentrasi HCl 2 N, karena jika konsentrasi HCl sebagai pelarut terlalu tinggi maka pektin yang telah didapat akan

64 Dari langkah-langkah perubahan dan usulan yang dilakukan dapat dibuat menjadi future state map aktivitas perbaikan preventive untuk menunjukkan adanya perbaikan

Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

109 Dari data pada tabel 35 diatas, dapat disimpulkan bahwa pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar dalam memberikan pelayanan akta kelahiran

Alat yang dirancang sudah dapat menampilkan tingkat kebisingan dalam suatu ruangan yang diukur dalam satuan dB yang ditampilkan dalam display dot matrik dengan

Fungsi reflektor parabola karena sifat geometris dari bentuk paraboloidal: jika sudut datang ke permukaan dalam dari kolektor sama dengan sudut refleksi, maka

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta memiliki visi yang jelas yakni mewujudkan tertib administrasi kependudukan dengan pelayanan prima.Salah satu

Pelayanan informasi adalah pelayanan yang diberikan agar masyarakat dapat mengetahui mengenai informasi pelayanan yang ada pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil