• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL SANITASI KABUPATEN FAKFAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL SANITASI KABUPATEN FAKFAK"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Fakfak A. Kondisi Geografis Wilayah

Kabupaten Fakfak setelah mengalami pemekaran berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2002 memiliki luas 14.320 km² dan secara administrasi memiliki batasan sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Teluk Bintuni

• Sebelah Selatan : Laut Arafura & Kaimana • Sebelah Barat : Laut Seram dan Teluk Berau • Sebelah Timur : Kabupaten Kaimana

Terdiri atas 17 (tujuh belas) distrik dan terbagi menjadi 142 kampung dan 7 kelurahan pada tahun 2015. Dari jumlah luas wilayah tersebut diketahui sebesar 15 % telah menjadi wilayah terbangun atau sebesar 2.172,60 km² dengan luasan terbangun di dominasi oleh bagian kawasan perkotan bila dibandingkan dengan wilayah distrik. Beberapa distrik di kawasan perkotaan adalah Distrik Fakfak, Fakfak Tengah, dan Distrik Pariwari. Hasil inventarisasi, luas wilayah terbangun diperuntukkan untuk permukiman kota, ruang aktivitas dan infrastruktur lingkungan serta utilitas perkotaan. Terinci luasan terbangun dan administrasi wilayah Kabupaten Fakfak tersaji berikut.

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Kabupaten Fakfak Menurut Distrik Di Kabupaten Fakfak No Nama Distrik Nama Ibukota Distrik Kampung Jmlh Wilayah Luas

(Km²)

Luas Terbangun (Km²)

1 Fakfak Fakfak 3 233 139,80

2 Fakfak Timur Weri 6 1.020 102,00

3 Fakfak Barat Werba 9 679 135,80

4 Kokas Kokas 14 788 118,20

5 Fakfak Tengah Raduria 13 705 352,50

6 Karas Malakuli 7 2.491 249,10

7 Kramongmongga Kramongmongga 10 746 74,60

8 Teluk Patipi Patipi Pasir 13 786 78,60

9 Bomberay Onim Sari 7 1.023 102,30

10 Pariwari Dulanpokpok 6 587 293,50

11 Wartutin Wartutin 6 1.006 100,60

12 Fakfak Timur Tengah Krabelang 10 701 70,10

13 Arguni Fior 5 334 33,40 14 Mbahamdandara Goras 7 664 66,40 15 Kayauni Kayuni 9 732 73,20 16 Furwagi Rumbati 8 938 93,80 17 Tomage Tomage 9 887 88,70 Jumlah 142 14.320 2.172,60

Sumber : Tata Pemerintahan, Setda Kabupaten Fakfak, 2015 dan Bappeda Kabupaten Fakfak, 2015 BAB II

(2)
(3)
(4)

B. Keadaan Iklim

Kabupaten Fakfak memiliki 2 (dua) musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau terjadi bulan Juni sampai dengan September sedangan musim penghujan terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret. Rata-rata suhu udara yang tercatat di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Fakfak pada temperatur normal berada pada kisaran 22,70-29,30⁰C pada tahun 2014, suhu udara terendah pada bulan Juni yaitu sebesar 22,20⁰C dan suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Maret dan Desember yaitu sebesar 30,40⁰C.

Rata-rata Kelembaban Udara pada tahun 2014 sebesar 84,8 persen, kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 78,0 persen dan kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 90,0 persen. Kecepatan angin yang tercatat di BMKG Fakfak selama tahun 2014 berkisar antara 3,7-5,2 knot. Nilai tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 5,2 knot dan nilai terendah terjadi pada bulan Desember sebesar 3,7 knot. Banyaknya hari hujan yang terjadi di Kabupaten Fakfak sebanyak 233 hari dalam satu tahun. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah tersebut menunjukkan angka yang lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang berjumlah 267 hari hujan atau dapat dikatakan bahwa pada tahun 2013 hujan lebih banyak terjadi daripada tahun 2014. Bila dilihat curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebanyak 30 hari dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober sebesar 13 hari saja. Tekanan udara rata-rata yang terjadi di Kabupaten Fakfak adalah sebesar 994,8 mbs. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata tekanan udara tahun

Gambar 2.3. Suhu Udara Minimum dan Maksimum Tercatat oleh BMKG Fakfak, 2014 Sumber: Fakfak Dalam Angka 2015 31 30,9 30,3 30,5 29,7 28 27,9 27,3 28,1 29,9 30,6 31,1 23,3 23,1 23,3 23,3 23,4 22,4 22,6 22,2 22,6 22,7 23,222,9 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

(5)

sebelumnya yaitu sebesar 993,45 mbs. Dimana tekanan udara terendah terjadi pada bulan Januari sebesar 993,6 mbs dan tekanan udara tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 996,6 mbs. Sedangkan rata-rata penyinaran matahari yang terjadi di Kabupaten Fakfak sebesar 30,7 % dimana penyinaran tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 69,0 % dan penyinaran terendah pada bulan Januari sebesar 3,7 %.

Gambar 2.4. Keadaan iklim di Kabupaten Fakfak

C.Geologi

Struktur geologi Kabupaten Fakfak termasuk daerah yang stabil jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Papua Barat. Bila dilihat dari satuan morfologinya terdiri dari:

• Satuan Morfologi Batuan Kasar, Morfologi ini menempati ketinggian 500-1428 mdpl, satuan batuan pada umumnya batu gamping tersier yang berselingan dengan batu lempung, kondisi seperti ini terdapat di Pegunungan Fakfak yang memanjang antara Barat Laut sampai Tenggara dengan hutan hujan yang cukup lebat.

• Satuan Morfologi Perbukitan Kars, Satuan ini memiliki ketinggian antara 100-5000 mdpl, yang umumnya terdiri dari batu gamping terumbu yang menempati sepanjang pantai utara Kokas dan pulau-pulau di sebelah utara Kokas yaitu P. Ugar, P. Arguni, P. Ogasmumi dan Kep. Sariga.

• Satuan Morfologi Dataran Rendah, Morfologi ini menempati kawasan kaki gunung dengan ketinggian 5-50 mdpl, satuan morfologi ini ditempati oleh endapan aluvial, pasir kuarsa dan lempung yang terdapat di sepanjang sungai dataran Bomberay.

(6)

Tabel 2.2. Tingkat Morfologi dan Ketinggian di Kabupaten Fakfak

No Morfologi Ketinggian (mdpl) Luas (Ha) Persentasi (%)

1 Dataran 0 – 150 mdpl 1.007,412 70,35

2 Perbukitan 150 – 1.500 mdpl 224.967 15,71 3 Pegunungan > 1.500 mdpl 199.621 13,94

Total Luas 1.432.000 100,00

Sumber : RTRW Kabupaten Fakfak, Tahun 2011-2031

Kondisi geologi dipengaruhi oleh aktivitas tektonik yang terjadi mulai pada Jaman Perem sedangkan secara stratigrafi bawah permukaan kelompok batuan penyusunnya dapat diketahui dari beberapa sumur pengeboran dalam yang pernah dilakukan. Keberadaannya tersebar dibawah permukaan di utara lembar dengan ketebalan di duga hingga 407 m dan kelompok batuan gamping lainnya yang merupakan anggota batu gamping Mbaham, Tawar, Rumbati, Batu gamping onim, Kuwama, kelompok besar batu gamping New Guinea, batu pasir Tusuawai dan endapan alluvium yang dijumpai di Fakfak. Susunan batuan yang dijumpai di Kabupaten Fakfak mulai dari yang berumur tua hingga berumur muda mulai dari Kelompok Aifan yaitu batuan yang terjadi pada lingkungan pengendapan laguna yang diperkirakan berasal dari Benua Australia, Kelompok Batu Gamping Bogal (Trub) dengan penyebaran pada bagian barat daya.

D. Topografi dan Kemiringan

Kondisi Topografi Kabupaten Fakfak bervariasi, mulai dari dataran rendah sampai daerah perbukitan. Dilihat dari aspek topografisnya, di dominasi oleh wilayah dengan kondisi kemiringan > 40% yaitu seluas 2.297,964 ha, kemiringan 0-15% seluas 1.434,636 ha serta sisanya merupakan kemiringan yang berkisar antara 15-40 %. Dari pengelompokkan berikut:

• Datar, terletak pada ketinggian 0-50 m dpl di wilayah barat pada sebagian besar Distrik Fakfak, Fakfak Barat, dan Fakfak Timur;

• Berbukit, ketinggian 100-1000 m dpl di antara Fakfak dan Kokas; • Pegunungan diatas 1000 m dpl terletak di bagian Utara Fakfak.

Tabel 2.3. Tingkat Kelerengan Lahan di Kabupaten Fakfak

No Kelas Kelerengan Luas (Ha) Persen (%)

1 0 – 8 % 262.342,40 18,32 2 8 – 15 % 130.455,20 9,11 3 15 – 25 % 223392,00 15,60 4 25 – 40 % 404.235,60 28,23 5 > 40 % 411.556,80 28,74 Total Luas 1.432,000 100,00

(7)

E. Jenis Tanah dan Bentuk Lahan

Jenis tanah di Kabupaten Fakfak berdasarkan data Regional Physical Planning Foor

Program Transmigration meliputi jenis tanah Latosol dan Aluvial, Pedsolik Merah Kuning, Pedsolik

Coklat Kelabu, Organosol (Tanah Gambut) dan Mediteren Merah Kuning. Bentuk dan Jenis lahan dibedakan atas 6 (enam) kelompok yaitu kelompok Aluvial, Marin, Dataran, Perbukitan, Pegunungan dan kelompok Karst.

• Kelompok Aluvial, pada aliran sungai dan berada pada rawa yang tergenang, terdapat di wilayah datar, gelombang dan Berbukit.

• Kelompok Dataran, Bentuk lahan tersusun dari bahan induk deposit, Alufium, Napal dan Batu Pasir. Sistem ini mempunyai bentuk wilayah yang bergelombang, berbukit kecil sampai lereng yang agak curam.

• Kelompok Perbukitan, Terletak pada perbukitan dan kaki-kaki gunung yang memanjang. Bentuk lahan pada kelompok ini tersusun dari bahan induk batu pasir dan serpihan. • Kelompok Pegunungan, Bentuk lahan pada kelompok ini tersebar pada daerah

pegunungan dan perbukitan yang sistemnya pararel, berada pada perbukitan dan pengungan kapur yang terjal. Bentuk lahan dari sistem pegunungan ini tersusun dari bahan induk sepertinik, peridalit, batu di wilayah pesisir, batu gamping dan napal, sekis, filit dan Andesit.

• Karst, Penyebaran sistem karst ini berada pada perbukitan berbentuk kerucut. Tersusun dari lahan Induk batu gamping, batu pasir dan napal.

(8)

F. Hidrologi

Kondisi hidrologi ditandai dengan terdapatnya beberapa sungai yang melintasi wilayahnya. Umumnya sungai-sungai yang ada berbentuk dendritik. Diantaranya Sungai Bomberay, Sungai Werba, Sungai Air Besar, Sungai Budidi, Sungai Tetar dan Sungai Kayuni. Fungsi sungai dimanfaatkan sebagai:

• Prasarana Perhubungan bagi penduduk yang bermukiman di pesisir pantai dan yang tinggal di daerah pedalaman

• Tempat dan mata pencaharian penduduk setempat. • Sebagai sumber kehidupan sehari-hari

Gambar 2.6. Kondisi Hidrologi Kabupaten Fakfak

G. Kebijakan Tata Ruang Berdsarkan RTRW Kabupaten Fakfak

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Fakfak Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Fakfak Tahun 2011-2031, bahwa sesuai dengan rencana tata ruang baik terkait dengan pola dan struktur ruang wilayah, telah ditentukan kawasan dengan yang menjadi arah pengembangan aktivitas permukiman, perdagangan dan jasa yang kecenderungan terjadi pada bagian wilayah perkotaan yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan wilayah dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan jasa skala pelayanan regional sedangkan sesuai dengan rencana pola ruang merupakan kawasan budidaya dengan peruntukkan sebagai kawasan permukiman dan pengembangan sarana prasarana perkotaan. Secara lengkap pola dan struktur ruang tergambar pada peta berikut.

(9)
(10)
(11)

H. Kependudukan Kabupaten Fakfak 1. Kondisi Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Fakfak tahun 2014 sebesar 72.189 jiwa dengan rumah tangga sebanyak 16.884 rumah tangga. Kondisi ini mengalami peningkatan setiap tahunnya bila dibandingkan dengan hasil sensus Penduduk (SP) Tahun 2000 sebesar 45.489 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut dominan untuk proporsi perbandingan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, memiliki besaran yang hampir seimbang. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki 38.033 jiwa (52,69 %) sedangkan perempuan 34.156 jiwa (47,31 %).

Bila dilihat penduduk berdasarkan umur, terdapat golongan umur bayi dan anak-anak 0-4 (8.850 jiwa) dan 5-9 (8.724 jiwa) cukup tinggi, diikuti golongan usia angkatan kerja, golongan usia 20-24 (7.064 jiwa), Usia 25-29 (7.585 jiwa). Angka ini menandakan angka pencari kerja cukup tinggi di Kabupaten Fakfak. Dari tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Fakfak 5,04 orang per km², kepadatan penduduk terbesar di Distrik Fakfak yaitu 78 orang per km² yaitu sebanyak 18.138 jiwa penduduk sedangkan kepadatan terendah berada beberapa distrik di wilayah perdesaan yaitu Distrik Fakfak Timur, Distrik Karas, Bomberay dan Distrik Furwage dengn rata-rata 1 penduduk per km². Rata-rata laju pertumbuhan penduduk 2014 sebesar 1,82 .

Tabel 2.4.

Indikator Kependudukan Kab. Fakfak 2011-2014

No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 1 Jumlah Penduduk 69.098 66.828 71.069 70.902 72.189 2 Laki-laki 35.983 35.409 37.659 35.409 38.033 3 Perempuan 33.115 31.419 33.410 31.419 34.156 4 Sex Ratio (L/P) (%) 109 113 112,7 112,2 111.4 5 Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 4,83 4,67 4,96 4,95 5.04

Jumlah Rumah Tangga 16.683 14.354 16.095 16.524 16.884

(12)

Tabel 2.5.

Kepadatan Penduduk Kabupaten Fakfak Tahun 2014 No Nama Distrik Kampung Jmlh Wilayah Luas

(Km2) Rumah Tangga Jml Pddk Kepadatan Penduduk (km²) 1 Fakfak 3 233 3.512 18.138 78 2 Fakfak Timur 6 1.020 234 1400 1 3 Fakfak Barat 9 679 651 2.900 4 4 Kokas 14 788 737 3013 4 5 Fakfak Tengah 13 705 2.276 10.433 15 6 Karas 7 2.491 612 2.667 1 7 Kramongmongga 10 746 311 1540 2 8 Teluk Patipi 13 786 714 3189 4 9 Bomberay 7 1.023 382 1.398 1 10 Pariwari 6 587 3.771 17.865 30 11 Wartutin 6 1.006 353 1.669 2

12 Fakfak Timur Tengah 10 701 421 2212 3

13 Arguni 5 334 233 977 3 14 Mbahamdandara 7 664 305 1102 2 15 Kayauni 9 732 324 1316 2 16 Furwagi 8 938 211 905 1 17 Tomage 9 887 378 1465 2 Total 142 14.320 16.884 72.189 5

Sumber : Tata Pemerintahan, Setda Kabupaten Fakfak, 2015 dan Bappeda Kabupaten Fakfak, 2015 2. Proyeksi Pendudukan Kabupaten Fakfak 5 Tahun Kedepan

Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan maka pada tahun 2020 dapat, diproyeksikan penduduk Kabupaten Fakfak akan mencapai sebesar 80.072 jiwa yang tersebar di 17 wilayah Distrik. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tersebut, maka pada tahun 2020 Kabupaten Fakfak akan mengalami penambahan jumlah penduduk dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 7.883 jiwa. Selengkapnya proyeksi Penduduk Kabupaten Fakfak tahun 2015 s/d 2020 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.6.

Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Fakfak Tahun 2015-2020 No Nama Distrik

Tahun Proyeksi (Jiwa)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 1 Fakfak 18.468 18.798 19.128 19.458 19.789 20.119 2 Fakfak Timur 1.425 1.451 1.476 1.502 1.527 1.553 3 Fakfak Barat 2.953 3.006 3.058 3.111 3.164 3.217 4 Kokas 3.068 3.123 3.178 3.232 3.287 3.342 5 Fakfak Tengah 10.623 10.813 11.003 11.193 11.382 11.572 6 Karas 2.716 2.764 2.813 2.861 2.910 2.958 7 Kramongmongga 1.568 1.596 1.624 1.652 1.680 1.708 8 Teluk Patipi 3.247 3.305 3.363 3.421 3.479 3.537

(13)

No Nama Distrik

Tahun Proyeksi (Jiwa)

2015 2016 2017 2018 2019 2020

9 Bomberay 1.423 1.449 1.474 1.500 1.525 1.551 10 Pariwari 18.190 18.515 18.840 19.166 19.491 19.816 11 Wartutin 1.699 1.730 1.760 1.791 1.821 1.851 12 Fakfak Timur Tengah 2.252 2.293 2.333 2.373 2.413 2.454 13 Arguni 995 1.013 1.030 1.048 1.066 1.084 14 Mbahamdandara 1.122 1.142 1.162 1.182 1.202 1.222 15 Kayauni 1.340 1.364 1.388 1.412 1.436 1.460 16 Furwagi 921 938 954 971 987 1.004 17 Tomage 1.492 1.518 1.545 1.572 1.598 1.625 Total 73.503 74.817 76.131 77.444 78.758 80.072

Sumber : Hasil Analisis Pokja Sanitasi Tahun 2015 3. Penduduk Miskin Kabupaten Fakfak

Kemiskinan di Kabupaten Fakfak merupakan salah satu agenda utama yang mendapat perhatian pemerintah oleh karena itu berbagai kebijakan dan program sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Fakfak dalam rangkan menurunkan angka kemiskinan. Program-program tersebut dapat berupa program mandiri yang merupakan kebijakan Pemerintah, tetapi dapat pula merupakan program pusat dan provinsi yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Fakfak. Dalam upaya menyukseskan dan mengefektifkan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan tersebut, Pemerintah Kabupaten Fakfak telah melakukan terobosan berupa pengembangan indikator dan parameter kemiskinan berbasis lokal. Dengan penyusunan dokumen SSK dapat menjadi instrumen yang membantu menginventarisasi program dan kegiatan penanganan dalam menuntaskan kemiskinan di Kabupaten Fakfak.

Di lihat dari angka kemiskinan di Kabupaten Fakfak berada pada kisaran 28,7 persen (3.902 RTM) dengan menggunakan indikator moneter untuk mengukur garis kemiskinan yang dipergunakan BPS, yakni pendapatan RT Rp 600.000 per bulan. Dipastikan dengan nilai ini tidak ada keluarga miskin di Kab.Fakfak. Oleh karena itu PSKK menggunakan dasar pendapatan sesuai UMK Papua Barat yakni Rp 1.870.000 per bulan. Dengan kata lain, kemiskinan di Kab. Fakfak bukan merupakan kondisi ketidakberdayaan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang dan papan. Data pengeluaran menunjukkan kemiskinan di Fakfak lebih pada ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan sosial.

Besarnya pengeluaran terhadap transportasi semakin memperparah kemampuan RTM untuk mengakses layanan publik tersebut. Hal ini adalah cerminan dari ketidakberdayaan RTM

(14)

dari aspek geografis karena belum tersedianya infrastruktur jalan yang memadai. Diperkirakan rendahnya akses terhadap pelayanan publik tersebut juga berkaitan dengan aspek motivasi yang belum terbangun untuk memperoleh layanan yang lebih baik (aspek kultur). Aspek struktural turut menentukan pola kemiskinan di Kabupaten Fakfak terbukti dari kesenjangan antar kelompok dan antar wilayah di Kabupaten Fakfak. Berdasarkan garis kemiskinan yang ditentukan sebesar 465.564 rupiah perkapita per bulan, jumlah rumah tangga miskin Kabupaten Fakfak pada tahun 2015 sebanyak 13.579 rumah tangga atau sebesar 28,7 persen.

Tabel 2.7. Garis Kemiskian Kabupaten Fakfak Tahun 2015

No Nama Distrik Cluster Distrik Di atas GK Bawah GK Total

Jml % Jml %

1 Fakfak Barat Fakfak Barat 502 67,3 244 32,7 746 2 Wartutin

3 Fakfak Tengah Fakfak Tengah 1.555 68,8 706 31,2 2.261 4 Fakfak Fakfak Kota 4.935 76,3 1.530 23,7 6.465 5 Pariwari 6 Kramongmongga Kramongmongga 269 60,7 174 39,3 443 7 Kayauni

8 Fakfak Timur Fakfak Timur 374 66,3 190 33,7 564 9 Faktim Tengah 10 Bomberay Bomberay 605 83,0 124 17,0 729 11 Tomage 12 Karas Karas 338 62,2 205 37,8 543 13 Kokas Kokas 580 59,5 395 40,5 975 14 Mbahamdandara 15 Arguni

16 Teluk Patipi Teluk Patipi 519 60,8 334 39,2 853 17 Furwagi

Total 9.677 71,3 3.902 28,7 13.579

Sumber : Hasil Sensus dan Pemetaan Kemsikinan Bappeda Fakfak, 2015

Data menunjukkan bahwa sebagian besar distrik di Kabuparen Fakfak memiliki tingkat kemiskinan di atas rata-rata kemiskinan kabupaten. 3 (Tiga) distrik yang memiliki angka kemiskinan tertinggi adalah Kokas (40,5 %), Kramongmongga (39,3%) dan Teluk Patipi (39,2%). Sementara Distrik Bomberay dan Distrik Fakfak merupakan dua wilayah dengan tingkat kemiskinan yang cukup rendah yaitu masing-masing 17 dan 24 persen.

Secara struktural, dilihat dari tingkat kedalaman kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan maka 3 distrik yang perlu memperoleh perhatian lebih adalah Kramongmongga, Teluk Patipi dan Kokas. Sedangkan berdasarkan indeks Gini, 3 distrik yang perlu memperoleh perhatian lebih adalah Kramongmongga, Karas, dan Fakfak Tengah. Dengan indeks Gini rata-rata 40,7, perlu memperhatikan aspek mengurangi ketimpangan dalam kebijakan pembangunannya.

(15)

2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK

Dilihat dari kemajuan pelaksanaan SSK di Kabupaten Fakfak dalam mengetahui status implementasi SSK baik terkait sistem pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan dan drainase dapat disampaikan bahwa :

a) Untuk menuju pada pelaksanaan implementasi sesuai dengan tahapan pelaksanaan sebelum implementasi program pengembangan sanitasi perkotaan masih di dalam proses penyusunn dokumen yang sesuai dengan pedoman tahun lalu, diawali dengan penyusunan beberapa dokumen diantaranya dokumen buku putih sanitasi (BPS) yang mengambarkan kondisi menyeluruh sanitasi di Kabupaten Fakfak, penyusunan strategi sanitasi kabupaten/kota (SSK) dan memorandum program sanitasi (MPS) sebelum dilakukan implementasi dari ketiga bagian yang menjadi sasaran penting.

b) Tahapan implementasi program sanitasi di Kabupaten Fakfak tetap dilaksanakan namun belum dalam merujuk pada dokumen yang terinci dan teintegrasi dalam menyelesaikan persoalan sanitasi di daerah seperti yang diarahkan di dalam pedoman program PPSP dan perumusan program prioritas sektor sanitasi yang meliputi air limbah, persampahan dan drainase.

c) Status implementasi SSK kabupaten Fakfak bila mengacu pada dokumen sanitasi, masih dalam tahapan penyusunan dan belum dilakukan implementasi atau realisasi sesuai dengan target program PPSP.

Beberapa hal yang menjadi catatan penting di dalam kemajuan pelaksanaan sanitasi di Kabupaten Fakfak termuat pada tabel kemajuan pelaksanaan SSK untuk air limbah domestik, pengolahan persampahan dan drainase di Kabupaten Fakfak berikut.

a. Air Limbah Domestik

Dalam rencana pengembangan strategi sanitasi di Kabupaten Fakfak, pengelolaan air limbah domestik yang direncanakan khususnya terkait dengan air limbah yang berasal dari buangan rumah tangga atau permukiman termasuk didalamnya air buangan yang berasal dari WC, kamar mandi, tempat cuci dan tempat memasak telah di susun untuk dapat dimplementasikan. Terkait dengan kemajuan pelaksanaan strategis sanitasi (SSK) pengelolaan air limbah di Kabupaten Fakfak digunakan hasil identifikasi dan menggunakan data yang akurat sehingga dalam pelaksanaan dapat tercapai. Secara terinci kemajuan pelaksanaan SSK untuk air limbah termuat pada tabel berikut.

(16)

Tabel 2.8.

Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Pengelolaan Air Limbah Di Kabupaten Fakfak Penyusunan Dokumen SSK Sebelumnya SSK (Saat ini)

Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini Perbedaan

Meningkatnya kesadaran masyarakat Berpola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) - Menciptakan Kabupaten Fakfak yang Sehat dan Nyaman dengan penanganan bebas terhadap pencemaran Air Limbah di Tahun 2018 • Inventarisasi data dasar sanitasi dengan melakuka identifikasi dan mendata rumah tangga yang mempunyai jamban keluarga individu maupun komunal. • Pendataan Rumah tangga yang memiliki kloset/fasilitas jamban. • Angka prosentase terhadap rumah tangga dengan menggunakan fasilitas jamban yang layak diperkirakan tercapai 65 %

Data Profil Kesehatan: • Kepemilikan jamban

83,6%

• Tangki septik suspek aman 42,2% • Akses layak untuk air

limbah adalah 57,3% Proporsi Penduduk Dengan Akses Terhadap Sistem Pengelolaan Air Limbah adalah 32,23% Dalam penyusunan SSK yang didukung oleh dokumen BPS Tahun 2014, Pokja Sanitasi Kabupaten Fakfak belum memanfaatkan Studi EHRA

Sumber : Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kab. Fakfak, Tahun 2016

b. Pengelolaan Persampahan

Sistem pengelohan sampah di Kabupaten Fakfak secara umum dilakukan masih secara alamiah dengan di bakar pada tempat-temat tertentu, di buang ke laut/sungai dan sebagian dibuang di TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) yang akan diangkut oleh petugas kebersihan dari tempat pembuangan sampah sementara (TPS) ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Cara tradisional yang sering dilakukan masyarakat adalah ditimbun, dibakar, dan di samping itu ada juga masyarakat yang membuang sampah ke selokan dan laut. Jenis sampah tersebut umumnya terdiri dari sampah basah yang mudah hancur dan terurai. Sisanya berupa kertas, plastik, kaca, logam dari kemasan barang-barang konsumsi dan kebutuhan rumah tangga. secara jelas capaian kinerja kemajuan pelaksanaan SSK untuk persampahan di Kabupaten Fakfak termuat pada tabel berikut.

(17)

Tabel 2.9.

Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Fakfak Penyusunan dokumen SSK Sebelumnya SSK (Saat ini)

Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini Perbedaan

• Meningkatnya kebersihan dan kenyaman lingkungan • Menurunnya tingkat pencemaran lingkungan Menciptakan Kabupaten Fakfak yang Bebas dari Timbunan Sampah Tahun 2018 • Cakupan pelayanan 35 % wilayah untuk sampah yang terangkut ke TPA (5 Kelurahan terlayani dari 7 Kelurahan) • Volume sampah yang di di bakar dan di buang ke laut sebanyak 65 %

Data Profil Infrastruktur & RPIJ2M Fakfak:

• Sampah tidak terangkuat sebanyak 65 %

• Sampah yang tidak diolah di TPA 85 %

• Sampah yang di Bakar 30 %

• Sampah yang dibuang ke laut 35 %

• Cakupan wilayah pelayanan pusat kota dan 5 Kelurahan

Ada pengurangan volume sampah ke TPA karena sudah dilakukan eksekusi dengan cara yang

tidak tepat (pembakaran dan pembuangan ke laut)

Sumber : Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kab. Fakfak, Tahun 2016 c. Drainase

Sistem drainase di Kabupaten Fakfak dengan sasaran pengembangan instalasai/jaringan air hujan yang berada di atas permukaan tanah dengan segera dapat dialirkan dan distribusi air pada dranase berjalan lancar hingga masuk pada saluran-saluran pengumpul dan pembuangan ke lauat atau sungai yang ada di Kabupaten Fakfak. Dengan sistem drainase yang baik akan terjadi kelancaran larian air hujan yang masuk pada pembuangan akhir dan mencegah terjadinya genangan air pada wilayah-wilayah tertentu.

Beberapa lokasi diindikasikan masih terjadi genangan air apabila frekwensi hujan cukup tinggi dalam durasi waktu yang lama. Di lain sisi masih kurangnya optimal fungsi drainase akibat penyumbatan dan tidak terintegrasi dan terbatasnya drainase mikro yang menghubungkan antar pusat permukiman di Kabupaten Fakfak. Hal ini juga disebabkan karena kondisi wilayah Kabupaten Fakfak yang berada pada wilayah dengan topografi dan tingkat kemiringan antara 20-40 %. Terkait dengan kondisi drainase dan kemajuan pencapaian pelaksanaan SSK untuk Drainase di Kabupaten Fakfak dapat dijelaskan pada tabel berikut.

(18)

Tabel 2.10.

Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Dranaise Di Kabupaten Fakfak

Penyusunan SSK Sebelumnya SSK (Saat ini)

Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat Ini Perbedaan Meningkatnya

larian buangan air hujan pada saluran drainase dan sistem drainase yang lancar Membangun saluran dranase yang terintegrasi dan memadai Tahun 2018 • luas/Panjang saluran dranase menjangkau wilayah perkotaan • Luas saluran drainase yang terintegrasi • Luas genangan pada kawasan yang beresiko 96,5 ha

Data Profil Infrastruktur & RPIJ2M Fakfak:

• 65 % saluran drainase yang belum terintegrasi. • Kawasan yang belum

terpenuhi saluran drainase 25 %

• Penduduk yang berada pada kawasan rawan genangan 8,85 ha Telah terjadi pengurangan luasan genangan pada kawasan permukiman penduduk akibat pembangunan drainase dan optimalisasi.

Sumber : Hasil Analisis Pokja Sanitasi Kab. Fakfak, Tahun 2016

2.3. Profil Sanitasi Kabupaten Fakfak Saat Ini

Kondisi sanitasi di Kabupaten Fakfak secara umum mencakup kondisi persampahan, drainase dan kondisi air limbah. Secara umum bila dilihat dari sisi pemanfaatan belum memenuhi standart pelayanan karena belum mampu memberikan pelayanan yang optimal. Dari kondisi sanitasi yang ada di Kabupaten Fakfak dijelaskan secara terinci berikut.

2.3.1. Air Limbah Domestik

Kegiatan masyarakat dalam penanganan air limbah di Kabupaten Fakfak dilakukan dengan cara dibuang ke saluran/laut, di pekarangan belakang namun sebagian sudah memenuhi sistem pengelolaan. Di beberapa daerah khususnya di daerah pusat kota pemanfaatan septik tank sudah banyak digunakan namun dari sekian presentasi tersebut masih juga ada yang menggunakan cara alamiah dengan menggunakan lubang alam (lubang berongga pada struktur batuan). Pola penggunaan septik tank ini kurang sesuai dalam memanfaatkannya sebagai tempat untuk membuang air limbah berupa tinja atau kotoran manusia dari kakus/toilet. Kondisi Pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi air limbah di Kota Fakfak untuk limbah rumah tangga umumnya ditangani dengan membuat kakus atau jamban (septic tank), ada sebagian penduduk membuangnya di sungai, parit ini kurang baik bagi kesehatan penduduk maupun kesehatan lingkungan.

(19)

A. Sistem dan Kondisi Infrastruktur Air Limbah Domestik 1. Sistem Air Limbah Domestik

Pada prinsipnya sarana dan prasarana sanitasi dalam pelayanan air limbah dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu sistem setempat (sanitasi setempat) adalah sistem yang bersifat dan dikelola secara individual dengan menggunakan pengelolahan air limbah dapat berupa septic/cubluk. Sistem Komunal adalah sistem pengolahan yang bersifat dan dikelola secara bersama dalam skala kecil dan sistem terpusat adalah sistem pengelohan air limbah secara bersama dalam skala besar.

Gambar 2.9 Kondisi Saluran Air Limbah yang tidak terkelola baik

Khusus untuk sistem Penanganan air limbah di Kawasan Perkotaan Fakfak dilakukan dengan cara dibuang ke saluran atau laut, di pekarangan belakang namun sebagian sudah memenuhi sistem pengelolaan yang standart.

Di beberapa daerah khususnya pusat kota (Distrik Pariwari dan Distrik Fakfak) pemanfaafan septik tank sudah banyak digunakan. pola penggunaan septik tank ini sudah benar dengan memanfaatkannya sebagai tempat untuk membuang air limbah berupa tinja atau kotoran dari kakus/toilet. Sementara air limbah hasil cuci dan kegiatan dapur dibuang ke saluran atau ke laut atau langsung dibuang ke dalam saluran drainase. Secara umum kondisi air limbah di Kabupaten Fakfak baik dari sisi sumbernya, tingkat layanan, cakupan dan sistem pengelolaan disampaikan sebagai berikut:

a) Sumber air limbah berasal dari buangan rumah tangga (padat dan cair), berasal dari industri pengolahan rumah tangga (Industri olahan khas daerah dan olahan tempe/tahu).

(20)

b) Tingkat pelayanan pembuangan air limbah masih menjadi satu/bercampur dengan saluran drainase, menggunakan lubang alam sebagai tempat pembuangan limbah, dan kebiasaan membuang langsung ke laut.

c) Cakupan pelayanan dan hambatan adalah masih dengan pola penggunaan Limbah dengan sistem individu/komunal kurang berfungsi dan belum tertangani limbah padat maupun cair;

d) Sistem pengelolaan air limbah masih dengan cara pengolahan setempat (on site) secara individual yang terjadi di semua wilayah Kabupaten Fakfak, termasuk pada kawasan-kawasan perdagangan dan jasa yang berada di kawasan reklamasi Thumburuni Fakfak dan belum memiliki instalasi pengolahan air limbah/IPAL Terpadu dan terlihat pada tabel berikut. Sedangkan kondisi prasarana dan sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Di Kabupaten Fakfak tergambar pada tabel berikut.

Tabel 2.11.

Sistem Pengelolaan Air Limbah Di Kabupaten Fakfak

2. Kondisi Infrastruktur Air Limbah Domestik

Kondisi prasarana dan sarana air limbah domestik di Kabupaten Fakfak lebih dominan di kelola dengan menggunakan sistem SPAL setempat. Hal terlihat dari jumlah perangkat sistem on-site yang terjadi dan dimiliki oleh penduduk secara individual. Rata-rata memiliki kondisi yang befungsi baik. Sementara SPAL terpusat tidak dimiliki oleh Kabupaten Fakfak baik IPAL komunal, IPAL kawasan maupun IPAL terpusat. Secara jelas terlihat pada tabel berikut.

(21)

Tabel 2.12.

Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik Di Kabupaten Fakfak No Jenis Satuan Kapasitas Jumlah/ Berfungsi Tak Berfungsi Kondisi Ket SPAL Setempat (Sistem On-Site)

1 Tangki Septik Komunal <10 KK Unit 94 Berfungsi - -

2 MCK Unit 56 Berfungsi - -

3 Truk Tinja Unit - - - -

4 IPLT: Kapasitas m³/hari - - - -

SPAL Terpusat (Sistem Off-Site)

1 Tangki Septik Komunal>100 KK Unit - - - -

2 IPAL Komunal Unit - - - -

3 IPAL Kawasan Unit - - - -

4 IPAL Terpusat Unit - - - -

Sumber : RIP2JM Kabupaten Fakfak, 2014.

3. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestik yang pada umumnya terjadi di Kabupaten Fakfak dapat dilihat dari alurnya. Mulai dari sumber air limbah, cara pengumpulan dan penampungan, proses penganggkutan, semi pengolahan dan sistem pembuangan akhir yang akan tergambar pada diagram berikut.

Produk Input Use Interface Pengumpulan Pengangkutan/ pengaliran Pegolahan Akhir

Terpusat Pembuangan Akhir Limbah

Domestik/Bk Cuci

CLoset/kamar

Mandi Langsung ke Sungai dan Laut

CLoset/kamar

Mandi - - Tanah/Lubang Alam

CLoset/kamar

Mandi - - Tangki Saptik Tank

CLoset/kamar

(22)

4. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Saat Ini

Pada prinsipnya pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi dalam pelayanan air limbah dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu sistem setempat (sanitasi setempat) adalah sistem yang bersifat dan dikelola secara individual dengan menggunakan pengeolahan air limbah dapat berupa septic/cubluk. Sistem Komunal adalah sistem pengolahan yang bersifat dan dikelola secara bersama dalam skala kecil dan sistem terpusat adalah sistem pengelohan air limbah secara bersama dalam skala besar. Dari cakupan layanan air limbah terinci pada tabel berikut.

Tabel 2.13. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Di Kabupaten Fakfak Tahun 2015

No Distrik Pddk

Akses Layak (KK) Akses Dasar (KK)

BABs (KK) * On-Site Off-Site Tangki Septik Individu Tangki Septik Komunal MCK Tangki Septik Komunal IPAL

Komunal Kawasan IPAL IPAL Kota

Tangki Septik Idval Blm Aman Cubluk 1 Fakfak 18.138 1.336 7 985 - - - - 117 - - 2 Fakfak Timur 1400 23 - 98 - - - - 49 - - 3 Fakfak Barat 2.900 35 6 160 10 - - - 52 - - 4 Kokas 3013 358 26 143 - - - - 71 5 - 5 Fakfak Tengah 10.433 135 - 755 - - - - 43 - - 6 Karas 2.667 92 18 352 5 - - - 32 - - 7 Kramongmongga 1540 29 - 76 29 - - - 39 - - 8 Teluk Patipi 3189 5 - 185 6 - - - 23 5 - 9 Bomberay 1.398 23 - 368 - - - - 84 - - 10 Pariwari 17.865 11.012 - 771 - - - - 47 37 - 11 Wartutin 1.669 307 - 126 - - - - 25 15 -

12 Fakfak Timur Tengah 2212 13 - 87 - - - - 31 7 -

13 Arguni 977 27 - 105 - - - - 29 21 - 14 Mbahamdandara 1102 15 - 76 - - - - 32 3 - 15 Kayauni 1316 31 - 43 - - - - 17 5 - 16 Furwagi 905 29 - 142 - - - - 26 12 - 17 Tomage 1465 38 - 198 - - - - 11 5 - Jumlah 72.189 13.508 57 4670 50 - - - 728 115 -

(23)
(24)

B. Kelembagaan dan Peraturan Air Limbah Domestik

Secara khusus kelembagaan yang bertanggung jawab pada sektor air limbah di Kabupaten Fakfak adalah bidang Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak namun dalam implementasinya sektor ini belum menjadi prioritas di dalam proses pembangunan di Kabupaten Fakfak.

Terkait dengan peraturan perundangan-undangan yang digunakan sebagai pedoman dalam mengatur sistem air limbah di Kabupetan Fakfak belum tersedia namun secara umum pedoman yang digunakan dalam mengatur sistem air limbah belum diatur di dalam peraturan daerah Kabupaten Fakfak.

2.3.2. Persampahan

Kondisi persampahan di Kabupaten Fakfak bila dilihat dari kondisi sarana prasarana dan sistem pengelolaan, cara pengelolaan yang ditunjukkan dengan diagram dan besaran timbunan serta kelembagaan yang menangani pengelolaan sampah dapat di jelaskan terinci berikut.

A. Kondisi dan Sistem Persampahan

1. Kondisi Persampahan di Kabupaten Fakfak

Jumlah sampah yang dihasilkan di Kota Fakfak adalah rata-rata 154,33 m3/hari di tahun 2015. Proses pengelolaan sampah dimulai dari produksi sampah hingga diolah. Sampah yang dioleh tidak 100 % dari jumlah sampah yang dihasilkan, tetapi berkurang karena selama pengangkutan dari sumbernya ke pembuangan akhir terjadi penumpahan. Terkait dengan pengelolaan persampahan di Kabupaten Fakfak dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dilihat dari sumber sampah, Produksi sampah paling tinggi berasal dari sampah rumah tangga/domestik dengan produk sampah meningkat setiap harinya.

2. Tingkat pelayanan yang dilihat dari ketersediaan bak sampah di masing-masing lingkungan terbatas dan frekwensi pengakutan sampah ke TPA terbatas 2 x dalam seminggu;

3. Pelayanan dan hambatan dilihat dari pola penanganan sampah belum tertangani baik, Sistem perwadahan terbatas hanya menggunakan potongan drum berkapaitas 40 liter dan komunal kapasitas 1 m3, Banyak TPS yang rusak karena penolakan dari warga dan masih menggunakan sistem Open Dumping;

(25)

4. Wilayah pelayanan lebih tinggi/intensif pada kawasan-kawasan padat penduduk seperti di pusat kota Kabupaten Fakfak, pusat pelayanan daerah di jalan utama kota, pusat kota, daerah komersial dan kawasan permukiman, wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan kompleks perumahan dan perkantoran; serta wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah; Tempat Pembuangan Akhir, pada umumnya masyarakat Kawasan Perkotaan Fakfak dalam pembuangan sampah menggunakan tong sampah yang disediakan sendiri. Karena belum ada penyediaan tempat sampah dari pemerintah daerah setempat. Penanganan sampah di Kawasan Perkotaan Fakfak dikelola oleh Sub Dinas Kebersihan kegiatan pengumpulan Kabupaten Fakfak dan secara umum sudah mengikuti sistem pengelolaan mulai dari tahap pewadahan sampai pembuangan di tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Dalam sistem pewadahan, pada umumnya masyarakat Fakfak menggunakan tong sampah yang dibuat sendiri terbuat dari logam dan sudah memenuhi kaidah sistem pengelolaan.

Gambar 2.11. Kondisi Persampahan di Kabupaten Fakfak

Tabel 2.14.

Jumlah dan kondisi truk Pengangkutan Sampah di Kabupaten Fakfak

No Jenis Truk type Jumlah (Unit) Kondisi

1 Truk Biasa PS 115 5 1 Unit Baik; 2 Unit Rusak 2 Dump Truck KIT Sedang 6 1 Unit Baik; 2 Unit Rusak 3 Container Besar 20 1 Unit Baik; 2 Unit Rusak Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Sub Dinas Kebersihan, Tahun 2015

(26)

Tabel 2.15.

Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Fakfak

No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah Kapasitas

Kondisi

Keterangan Ritasi

/hari Baik Rusak ringan Rusak Berat

1 Pengumpulan Setempat

- Gerobak sampah unit -

- Motor sampah unit 3

- Pick up sampah unit 1

2 Tempat Penampungan Sementara (TPS)

- Bak biasa unit 106 2,48 m³ 1 89 8 9

- Kontainer unit 16 46 m³ 1 10 - 6

- Transfer Depo unit - - - -

- SPA (Stasiun

Peralihan Antara) unit - - - -

3. Pengangkutan

- Dump Truck unit 6 36 m³ 2 6 - -

- Arm Roll Truck unit 2 - 2 1 1 -

- Compactor Truck unit - - - -

4 Pengolahan Sampah

- TPS 3R unit - - - -

- ITF unit - - - -

- Bank Sampah unit 6 12 m³ 12 6 - -

- Incinerator unit 4 1 m³ 1 3 - 1

5 TPA/TPA Regional : Lahan urug saniter Lahan urug terkendali Penimbunan terbuka

- Luas total lahan TPA Ha 5 1,5 jt m³

- Luas sel Landfill Ha 3 0,9 jt m³

- Daya tampung TPA (m3/hari) - -

6 Alat Berat

- Bulldozer unit 1 110 HP - - 1 -

- Excavator / backhoe unit 1 0,8 m³ - - 1 -

- Truk tanah unit - - - -

7 IPL

Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): Efluen di Inlet Efluen di Outlet

g/l - - - Hasil pemeriksaan

Lab tulis di bawah ini :

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Fakfak, 2016 2. Sistem Persampahan di Kabupaten Fakfak

Dilihat dari sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Fakfak dapat dijelaskan bahwa:  Setiap rumah tinggal dan bangunan lainnya diharuskan memiliki bak sampah.

 Sampah dari rumah tinggal dan bangunan lainya selanjutnya diangkut ke tempat penampungan, sehingga disetiap lingkungan perlu disediakan tempat sampah dengan volume yang cukup besar dan dapat menampung sampah 3 (tiga) hari.

(27)

 Dari penampungan sampah tersebut diangkut ke penampungan sementara dengan frekuensi pengangkutan 2 (dua) kali dalam seminggu. Bak penampungan sementara untuk menampung sampah penduduk dialokasikan pada 4 (empat) lokasi, masing-masing pada setiap BWK.

 Dari bak penampungan sementara tersebut, selanjutnya barulah sampah diangkut kelokasi penampungan akhir (TPA).

Sedangkan Pola Penanganan sampah untuk setiap sumber sampah masih belum tertangani secara baik. Namun secara umum sampah-sampah tersebut dikumpulkan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir dengan menggunakan truk sampah. Dari pewadahan, secara umum dilihat dari fungsinya pewadahan sampah di Kota Fakfak dapat dikelompokan atas dua jenis, yaitu wadah individual dan wadah komunal. Bentuk fisik wadah individual yang umum dijumpai adalah potongan drum kapasitas ± 40 liter dan karung plastik kapasitas ± 50 liter. Bentuk fisik wadah komunal yang dijumpai berupa bak pasangan bata dengan kapasitas 1 m3.

Dari sistem pengumpulan, khusus untuk sampah pasar dikumpulkan oleh petugas dengan menggunakan sapu lidi dan keranjang. Untuk daerah yang dapat dilalui gerobak maka setelah penyapuan sampah dikumpulkan dengan menggunakan gerobak dan sebagian lagi dibantu oleh pedagang dibuang langsung ke TPS. Sampah Bukan Pasar, dilakukan oleh petugas dengan menggunakan sapu lidi dan dikumpulkan dengan gerobak kemudian diangkut ke TPA dan sebagian lagi dikumpulkan oleh penduduk setempat dan dibuang ke sungai/ parit atau dibakar. Pengangkutan sampah yang dikumpulkan diangkut dengan menggunakan truk (dump truk) 3 buah dengan kapasitas 6 m3.

Pada tahap pembuangan sampah, umumnya sumber sampah yang berasal dari rumah tangga, industri, maupun fasilitas sosial dibuang ke TPS kemudian diangkut oleh truk biasa yang kemudian dibuang TPA. Apabila lokasi yang tidak ada TPS langsung diambil langsung dengan truk yang kemudian dibuang ke TPA. Operasional pembuangan sampah dilakukan tiap hari.

Gambar 2.12 Sistem pembuangan sampah di Kabupaten Fakfak T

T T

SUMBER TPS

(28)

Umumnya mekanisme pembuangan sampah, telah disediakan TPS dan TPA, dimana sumber sampah yang diperoleh dari rumah tangga, industri, maupun fasilitas sosial, dibuang ke TPS kemudian diangkut oleh truk biasa yang kemudian dibuang TPA. Selain itu apabila lokasi yang tidak ada TPS langsung diangkuta langsung dibuang ke TPA.

Sistem Pengolahan sampah yang dilakukan saat ini adalah dengan menggunakan sistem Open Dumping, yaitu dengan cara sampah ditumpuk kemudian dibuang kelereng atau jurang. Hal ini dilakukan mengingat jurang di lokasi TPA sangat dalam. TPA yang ada sekarang terletak di Puncak (Jalan Lintas Utara) dibangun pada Tahun 1997 berada di lokasi yang topografinya tinggi, karena lahan dan lokasi yang mendukung (cukup strategis) serta jauh dari lokasi penduduk. Pada tahun 2000 dilakukan perbaikan jalan untuk mempermudah truk pengangkut sampah melewati dan bisa mencapai lokasi TPA. Pengolahan sampah dengan cara ini cenderung tidak memberikan proses sanitasi yang baik mengingat cairan sampah (lindi) yang terjadi tidak mengalami pengolahan terlebih dahulu.

Secara umum sistem pengelolaan sampah oleh Sub Bidang Kebersihan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak sudah mengikuti sistem pengelolaan mulai dari tahap pewadahan sampai pembuangan di tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Dalam sistem pewadahan, pada umumnya telah tersedia bak-bak sampah di beberapa lokasi yang permanen dan sudah memenuhi kaidah sistem pengelolaan.

Pada tahap pengumpulan, sarana yang tersedia telah memenuhi namun masih terus ditambah untuk mengantisipasi jumlah produksi sampah rumah tangga. Pada tahap pengangkutan, pemerintah belum mempunyai mekanisme pengangkutan secara terpadu. Hal ini disebabkan karena TPS di lokasi yang masih sulit dijangkau (mengingat kondisi topografi yang tinggi) menyebabkan tidak seluruh timbulan sampah terangkut sampai ke TPA. Pada tahap pembuangan sampah, umumnya sumber sampah yang berasal dari rumah tangga, industri, maupun fasilitas sosial dibuang ke TPS kemudian diangkut oleh truk biasa yang kemudian dibuang TPA.

3. Diagram Sistem Persampahan

Sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestik yang pada umumnya terjadi di Kabupaten Fakfak dapat dilihat dari alur diagram sistem persampahan. Mulai dari sumber air limbah, cara pengumpulan dan penampungan, proses penganggkutan, semi pengolahan dan sistem pembuangan akhir yang akan tergambar pada diagram berikut.

(29)

Produk

Input Interface Use

Pengum-pulan Setempat Penam-pungan Sementara (TPS) Peng-angkutan (Semi) Pengolah an Akhir Terpusat Daur Ulang/ Pembuangan Akhir Sampah Organik dan An Organik

Smbr Sampah Di Buang KeLaut

Smbr Sampah Di Bakar

Smbr Sampah Masuk Bak

Sampah Lalu Di Bakar

Smbr Sampah Di buang TPS Di angkut

dgn truck Masuk TPA

Gambar 2.13. Diagram Pengolahan Persampahan Di Kabupaten Fakfak 4. Besaran Timbunan Sampah di Kabupaten Fakfak

Tabel 2.16. Besaran Timbunan Sampah Di Kabupaten Fakfak Tahun 2015 No Nama Distrik Pddk Jml Timbunan Sampah Sampah di Kelola Mandiri di Sumber Sampah Terproses 3 R Sampah Terangkut ke TPA Sampah Tidak Terproses Total (%) (m³/hari) (%) (m³/hari) (%) (m³/hari) (%) (m³/hari) (%) (m³/hari)

1 Fakfak 18.138 15% 5.986 2% 798 40% 15.961 43% 17.159 100 39.904 2 Fakfak Timur 1400 5% 154 0% - 0% - 95% 2.926 100 3.080 3 Fakfak Barat 2.900 7% 447 0% - 0% - 93% 5.933 100 6.380 4 Kokas 3013 5% 331 0% - 0% - 95% 6.297 100 6.629 5 Fakfak Tengah 10.433 10% 2.295 0% - 25% 5.738 65% 14.919 100 22.953 6 Karas 2.667 5% 293 0% - 0% - 95% 5.574 100 5.867 7 Kramongmongga 1540 2% 68 0% - 0% - 98% 3.320 100 3.388 8 Teluk Patipi 3189 5% 351 0% - 0% - 95% 6.665 100 7.016 9 Bomberay 1.398 5% 154 2% 62 0% - 93% 2.860 100 3.076 10 Pariwari 17.865 12% 4.716 0% - 35% 13.756 53% 20.831 100 39.303 11 Wartutin 1.669 2% 73 0% - 0% - 98% 3.598 100 3.672

12 Fakfak Timur Tengah 2212 2% 97 0% - 0% - 98% 4.769 100 4.866

13 Arguni 977 5% 107 0% - 0% - 95% 2.042 100 2.149 14 Mbahamdandara 1102 3% 73 0% - 0% - 97% 2.352 100 2.424 15 Kayauni 1316 3% 87 0% - 0% - 97% 2.808 100 2.895 16 Furwagi 905 5% 100 0% - 0% - 95% 1.891 100 1.991 17 Tomage 1465 2% 64 0% - 0% - 98% 3.159 100 3.223 Jumlah 72.189 15.397 860 35.456 107.104 158.816

(30)
(31)

B. Kelembagaan dan Peraturan Persampahan

Secara umum sistem pengelolaan sampah oleh Sub Bidang Kebersihan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak sudah mengikuti sistem pengelolaan mulal dari tahap pewadahan sampai pembuangan di tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Dalam sistem pewadahan, pada umumnya telah tersedia bak-bak sampah di beberapa lokasi yang permanen dan sudah memenuhi kaidah sistem pengelolaan.

2.3.3. Kondisi Drainase di Kabupaten Fakfak

A. Kondisi Drainase dan Identifikasi Genangan Areal Terbangun 1. Kondisi Drainase

Saluran drainase di Kabupaten Fakfak digunakan untuk pembuangan limbah cair rumah tangga ataupun industri dan juga untuk mengalirkan air hujan (run off), saluran pembuangan yang digunakan untuk mengalirkan limbah cair dan air limpasan air hujan (run off) adalah bersifat alami dan buatan. Sistem drainase di Kabupaten Fakfak umumnya diarahkan dengan menggunakan pola sebagai berikut :

Air limpasan mengalir secara gravitasi dari catchment area ke saluran-saluran drainase (saluran drainase lahan, perkotaan dan drainase jalan).

 Untuk daerah sekitar sungai, air limpasan dapat mengalir secara langsung ke badan penerima air (sungai).

 Saluran pembuangan di Kabupaten Fakfak digunakan untuk pembuangan limbah cair rumah tangga dan industri serta untuk mengalirkan air hujan (run off) baik bersifat alami maupun buatan.

Sistem drainase di Kabupaten Fakfak umumnya diarahkan dengan menggunakan air limpasan mengalir secara gravitasi dari catchment area ke saluran-saluran drainase, baik itu saluran drainase lahan, perkotaan maupun drainase jalan. Untuk daerah sekitar sungai, air limpasan dapat mengalir secara langsung ke badan penerima air (sungai).

Jaringan saluran drainase sekunder dan tersier di Kabupaten Fakfak tersebar di kawasan terbangun, yakni terletak pada sepanjang kiri kanan. Walaupun demikian banyak wilayah yang belum memiliki sistem saluran dan pengeringan/pematusan air hujan serta buangan rumah tangga dengan sistem peresapan ke tanah secara langsung. Secara keseluruhan saluran drainase masih

(32)

berupa saluran non teknis atau tanah yang digali kedalaman 10-20 cm. Dari sistem sekunder dan tersier langsung berhubungan dengan sungai/laut sebagai sistem penyaluran pembuangan primer.

Gambar 2.15. Kondisi Infrastruktur Drainase di Kabupaten Fakfak Tabel 2.17.

(33)

Tabel 2.18. Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Di Kabupate Fakfak Tahun 2016

No Jenis Prasarana / Sarana Satuan

Bentuk Penam- pang Saluran*

Dimensi Kondisi Frekuensi Pemeli- haraan (kali/tahun) B** H*** fungsi Ber- berfungsi Tdk

1 - S. Primer A m - Saluran Sekunder

A1 m Segi empat 0,6 0,8 Berfungsi - -

- Saluran Sekunder

A2 m Segi empat 0,8 1,0 berfungsi - -

- Saluran Tersier A1 Segi empat 1,0 1,2 Befungsi - - Bangunan Pelengkap

- Rumah Pompa unit - - - -

- Pintu Air unit - - - -

- Kolam retensi unit - - - -

- Trash rack/

saringan sampah unit Segi empat 1,0 1,2 Berfungsi - 1

2 - S. Primer B m - - - -

- Saluran Sekunder

B1 m - - - -

- Saluran Tersier B1 - - - -

. Bangunan Pelengkap

- Rumah Pompa unit - - - -

- Pintu Air unit - - - -

- Kolam retensi unit - - - -

- Trash rack/

saringan sampah unit - - - -

Sumber :

Keterangan:

*Bentuk penampang saluran: segi empat atau trapesium **B: lebar dasar saluran

***H: tinggi saluran

2. Identifikasi Genangan Areal Terbangun

Kondisi genangan air di areal terbangun Kabupaten Fakfak bila di lihat dari luasannya tidak dominan terjadi dan tidak berpotensi menimbulkan resiko. Jumlahnya masih sangat minim sekitar 2 ha yang terdapat di kawasan perkotaan Fakfak pada areal komersial.

Tabel 2.19. Wilayah Genangan Areal Terbangun Di Kabupaten Fakfak

No Genangan Lokasi Luas Ketinggian Lama Wilayah Genangan Frekwensi Penyebab Infrastruktur Jenis Ket ha m jam/hari kali/Tahun

1 Thumburuni 2,0 0,4 2 8 Curah hujan tinggi Dimensi satuan drainase tak mampu menampung

Saluran tertutup, Batu/Beton ber-tulang

(34)

B. Kelembagaan dan Peraturan Mengenai Drainase

Institusi yang bertanggung jawab pada sektor drainase adalah bidang Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Fakfak. Bidang ini mempunyai tugas untuk melaksanakan Perencanaan, Pengawasan, Pengendalian, penyuluhan, bantuan teknik pelaksanaan pengelolaan kegiatan pembangunan, pemelihraan, dan pemanfaatan sarana dan prasrana, namun dalam pelaksanaan tugas semua fungsi tersebut tidak dapat dilaksanakan seperti pengawasan, pengendalian, penyuluhan dan pemeliharaan. Hal ini dikarenakan fungsi-fungsi tersebut masih ditangani oleh Bidang Perumahan dan Penyehatan Lingkungan (P2L) dan Bidang Bina Marga untuk fungsi pemeliharaan. Terkait dengan peraturan perundangan-undangan yang digunakan sebagai pedoman dalam mengatur sistem jaringan drainase di Kabupetan Fakfak belum ada namun secara umum pedoman yang digunakan dalam mengatur sistem jaringan drainase sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

2.3. Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi 2.3.1. Area Beresiko dan Permasalahan Limbah Domestik A. Area Beresiko Terhadap Limbah Domestik

Area beresiko terhadap limbah domestik terbagi atas area dengan resiko sangat tinggi dan resiko tinggi serta resiko dengan tingkat rendah. Untuk area limbah domestik sangat tinggi sesuai hasil pemetaan berada pada wilayah perkotaan yang meliputi 3 distrik dan area dengan resiko tinggi berada pada 4 distrik dengan cakupan pada kampung yang berada di dalam ibu kota distrik. Secara rinci tergambar pada tabel berikut.

Tabel 2.20. Area Beresiko Terhadap Limbah Domestik Didasarkan pada Tingkat Resiko Di Kabupaten Fakfak No Area Beresiko *) Wilayah Prioritas

Distrik/Kecamatan Kelurahan/Kampung/Desa

1 Resiko Sangat Tinggi Distrik Fakfak Kelurahan Fakfak Selatan dan Keluraan Fakfak Utara Distrik Pariwari Kelurahan Wagom dan Wagom Utara

Distrik Fakfak Tengah Kelurahan Danaweria 2 Resiko Tinggi Distrik Teluk Patipi Kampung Patipi Pasir

Distrik Bomberay Kampung Onim Sari Distrik Tomage Kampung Mbima Jaya Distrik Karas Kampung Malakuli

Sumber: Hasil analisis Pokja PPSP Fkfak, 2015

(35)

Gambar 2.16. Peta Area Terhadap Limbah Domestik Beresiko Sangat Tinggi di Kawasan Perkotaan Kabupaten Fakfak B. Permasalahan Mendesak Terhadap Limbah Domestik

Ada 2 (dua) aspek penting yang menentukan permasalahan terhadap penanganan limbah domestik di Kabupaten Fakfak yaitu aspek teknis yang difokuskan pada layanan dalam proses pengelolaan air limbah berupa sarana dan prasarana dan aspek non teknis yang erat kaitan dengan dukungan regulasi, pendanaan, kelembagaan, dan peran serta masyarakat. Secara rinci termuat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.21. Daftar Permasalahan Limbah Domestik Di Kabupaten Fakfak

Aspek Permasalahan Mendesak

1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir- pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis

1. Akses layanan untuk air limbah mencapai 40 %

2. Belum Tersedianya IPAL Komunal dan IPAL Kawasan : 0 % 3. Akses terhadap jamban yang belum layak: 4,31 % (728 KK) 4. Cubluk masih 0,68 % 9115 KK)

5. Jumlah truk tinja tidak tersedia (0 unit) 6. Praktek pengurasan tinja tidak terjadi 7. Tidak ada pengukuran kualitas efluen

8. Belum memiliki Masterplan Pengelolaan Air Limbah dan dokumen pendukung

(36)

Aspek Permasalahan Mendesak 2. Aspek Non Teknis:

Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran serta Masyarakat dan Dunia

Usaha/Swasta, Komunikasi

1. Belum adanya regulsi atau peraturan daerah mengenai pengelolaan air 2. Limbah

3. Kelembgaan belum terbentuk 4. Peran serta masyarakat rendah

5. Keberpihakan terhadap dana untuk program pengelolaan limbah minim 6. Dukungan dunia usaha belum ada

Sumber: Hasil analisis Pokja PPSP Fakfak, 2015

2.3.2. Area Beresiko dan Permasalahan Persampahan A. Area Beresiko Terhadap Persampahan

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Fakfak belum optimal. Hal ini karena masih banyak sampah yang belum terangkut ke TPA secara maksimal akibat meningkatnya volume sampah. Kemudian dukungan terhadap sarana prasarana yang belum memadai dengan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas. Dilihat dari area beresiko terhadap persampahan lebih dominan terdapat pada wilayah bagian perkotaan terutama pada wilayah pusat kota dan kawasan-kawasan komersial seperti di pasar, terminal dan kawasan perkotaan yang paling banyak menghasilkan sampah. Sedangkan resiko sedang hingga tinggi berada pada area yang masih berdekatan dengan kawasan perkotaan. Untuk area persampahan dengan resiko sangat tinggi sesuai hasil pemetaan berada pada wilayah perkotaan yang meliputi 3 distrik dan area dengan resiko tinggi berada pada 4 distrik dengan cakupan pada kampung yang berada di dalam ibu kota distrik. Secara rinci tergambar pada tabel berikut.

Tabel 2.22. Area Beresiko Terhadap Persampahan Didasarkan pada Tingkat Resiko Di Kabupaten Fakfak No Area Beresiko *) Wilayah Prioritas

Distrik/Kecamatan Kelurahan/Kampung/Desa 1 Resiko Sangat Tinggi Distrik Fakfak Kelurahan Fakfak Selatan, Keluraan Fakfak Utara,

Distrik Pariwari Kelurahan Wagom dan Wagom Utara Distrik Fakfak Tengah Kelurahan Danaweria

2 Resiko Tinggi Distrik Teluk Patipi Kampung Patipi Pasir Distrik Bomberay Kmpung Onim Sari Distrik Tomage Kampung Mbima Jaya Distrik Karas Kampung Malakuli

Sumber: Hasil analisis Pokja PPSP Fkfak, 2015

(37)

B. Permasalahan Mendesak Terhadap Persampahan

Beberapa permasalahan dalam penanggulangan sampah di Kabupaten Fakfak dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Belum memadainya sarana prasarana pengelolaan sampah sehingga belum menjangkau semua area dapat terlayani.

b) Penerapan retribusi dan peraturan belum optimal.

c) Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya sehingga banyak sampah yang masih di buang ke laut

d) Kemampuan dan teknologi pengelolaan persampahan masih kategori sederhana. e) TPA tidk mampu menampung muatan sampah akibat keterbatasan daya tampung f) Jumlah TPS/bak sampah yang masih kurang dan belum adanya TPS 3R.

Dari permasalahan persampahan tersebut di atas maka dapat digambarkan lokasi-lokasi area beresiko persampahan di Kabupaten Fakfak berdasarkan hasil pengolahan data, dan persepsi Pokja PPSP yang digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.17. Peta Area Terhadap Sampah yang Beresiko di Kawasan Perkotaan Kabupaten Fakfak

(38)

2.3.3. Areal Beresiko dan Permasalahan Drainase A. Areal Beresiko Terhadap Drainase

Kondisi sistem drainase yang ada di Kabupaten Fakfak terdiri dari drainase makro yang berada pada sungai di Kampung Gwerpe yang mengalir di sebalah Kabupaten Fakfak. Namun demikian drainase yag banyak terbentuk adalah Drainase Mikro yang ada di Kabupaten Fakfak terdiri dari saluran-saluran drainase yang terdapat pada daerah permukiman dan tepi-tepi jalan. Pada umumnya kondisi sistem drainase yang ada belum terencana dengan baik, seperti dari segi dimensinya maupun arah pembuangannya, karena banyak yang terputus-putus (parsial) atau belum terintegrasi menjadi draianse dengan sistem komunal secara terpadu.

Secara umum sistem drainase yang ada di Kabupaten Fakfak masih menggunakan sistem drainase gabungan (mix drain) dimana pembuangan air kotor/air limbah rumah tangga dan air hujan disalurkan dalam satu saluran. Hal tersebut disebabkan karena terbatasnya lahan untuk saluran drainase.

Dilihat dari kondisi drainase yang ada banyak yang tidak berfungsi dengan baik dalam mengalirkan air hujan dengan lancar ke badan air penerima (sungai/laut), karena rusak akibat tertimbun sampah. Kondisi sistem drainase yang ada saat ini di Kabupten Fakfak belum memadai terutama dalam menanggulangi air saat musim hujan dengan tingkat aliran air yang cukup tinggi sehingga biasanya mengenangi beberapa area kota yang datar.

Tingkat pelayanan sistem drainase yang ada relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya saluran drainase yang rusak dan mengalami pendangkalan sehingga tidak berfungsi dengan baik mengalirkan air hujan dengan lancar ke badan air penerima (sungai/laut).

B. Permasalahan Mendesak Terhadapi Drainase

Secara umum permasalahan drainase yang dihadapi oleh Kabupaten Fakfak adalah :

1) Ketersediaan saluaran drainase pada beberapa tempat, belum terbangunnya saluran drainase pada beberapa area sehingga air meluap ke jalan pada saat musim hujan terutama pada lingkungan permukiman masyarkat.

2) Masalah Genangan, berdasarkan identifikasi ditemukan ada 1 titik lokasi daerah genangan kawasan terbangun dengan luas 2 ha selalu mengalami genangan pada saat musim hujan namun tidak terlalu berisiko.

(39)

3) Masalah Sedimentasi, hasil inventarisasi sistem drainase yang ada di Kabupaten Fakfak, diketahui sebagian saluran drainase yang ada telah mengalami pendangkalan akibat sedimentasi lumpur dan sampah pada dasar saluran.

4) Kurangnya pemeliharaan dan perbaikan saluran drainase, yang dilakukan baik rutin maupun berkala oleh instansi terkait.

5) Berdasarkan hasil survei lapangan, diketahui bahwa partisipasi masyarakat rendah untuk menjaga dan merawat drainase yang ada masih sangat minim. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya saluran drainase yang dangkal akibat sampah yang dibuang oleh masyrakat kedalam saluran. Selain itu pada beberapa tempat di kawasan pusat kota dan kawasan perdagangan ditemukan adanya masyarakat yang menutup seluruh badan saluran badan untuk tempat parkir tanpa membuat manhole (lubang). Hal ini mengakibatkan saluran tersebut tidak dapat dibersihkan.

6) Adanya penumpukan sampah di laut diakibatkan bawaan sampah dari saluran draianse yang langsung kelaut.

7) Adanya pembangunan dan permukiman di sempadan pesisir pantai/laut menggunakan sempadan sungai dan saluran sekaligus menjadi sasaran pembuangan sampah.

Gambar 2.18. Area Beresiko terhadap pembuangan drainase di Kawasan Perkotaan Kabupaten Fakfak

Gambar

Gambar 2.3. Suhu Udara Minimum dan Maksimum   Tercatat oleh BMKG Fakfak, 2014  Sumber: Fakfak Dalam Angka 2015 3130,930,330,529,72827,927,3 28,1 29,9 30,6 31,123,323,123,323,323,422,422,622,222,622,723,222,915171921232527293133
Gambar 2.4.  Keadaan iklim di Kabupaten Fakfak   C.Geologi
Tabel 2.2. Tingkat Morfologi dan Ketinggian di Kabupaten Fakfak
Gambar 2.5.  Gambaran jenis tanah dan bentuk lahan di Kabupaten Fakfak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan estetika foto dalam iklan dimajalah Femina yang digunakan oleh Kosmetik Revlon pada tahun 2000 hingga 2014.. Masalah

Dengan melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di perusahaan ini, kami mengharapkan dapat menimba ilmu secara langsung mengenai berbagai ilmu pengetahuan dalam

Cq. KTU, Kabag-Kasubbag, Kabid-Kasubbid,Keuangan, Kepegawaian PA, PPTK dan PPK, Bendahara&amp; SOPD terkait. Purnawarman No.23, Tamansari, Kec.. I Dewa Nyoman Oka No.30, Kotabaru,

Dlsampmg nu anak-anal-. korban tmdak kekerasan senng merasa ketakutan sendin apalagl kalau mell hat orang dengan seragam tertentu., dan seJ3uh ya ng penellt!

Penulisan hukum ini membahas tentang bagaimana analisis terhadap Kebijakan Pertanahan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Pemilikan Hak Milik Atas

Posisi individu atau kelompok dalam kelas atau struktur sosial identik dengan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akan barang-barang

Dengan metode K-Means dan Multiple Linear Regression (MLR) secara bersama- sama, estimasi biaya dengan metode analogi dapat dilakukan sehingga dapat mempercepat proses estimasi