• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT CITRA TUBINDO Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT CITRA TUBINDO Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan Konsolidasi (Tidak Diaudit)

Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Sep 2010 dan 2009

PT CITRA TUBINDO Tbk.

DAN ANAK PERUSAHAAN

(2)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

1

30 September 2010 dan 2009

(Disajikan dalam dolar AS, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2010 2009

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 3 32.428.626 40.295.647

Piutang usaha 4,10

Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

sebesar US$ 1.184.742 pada tahun 2010

dan US$ 355.159 pada tahun 2009 34.578.659 30.136.297

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 5 2.702.129 6.023.635

Piutang lain-lain 335.554 947.320

Piutang hubungan istimewa 5 127.490 5.679

Persediaan - bersih 43.757.793 41.012.768

Biaya dibayar di muka dan uang muka lainnya 3.366.713 5.592.182

JUMLAH ASET LANCAR 117.296.964 124.013.526

ASET TIDAK LANCAR

Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya 8 231.749 981.534

Taksiran tagihan pajak penghasilan 13 2.012.175 2.408.480

Aset pajak tangguhan - bersih 13 1.139.480 399.003

Investasi pada perusahaan asosiasi 5,7 12.738.026 13.950.101

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar US$ 95.562.012 pada tahun 2010dan US$ 90.903.336

pada tahun 2009 9,15 67.849.361 49.315.051

Pinjaman karyawan 52.264 55.558

Biaya ditangguhkan hak atas tanah - bersih 9 3.922.458 4.034.349

Kerugian tangguhan atas jual dan sewa balik 79.063 89.486

Hak keanggotaan yang dapat dipindahkan - bersih 73.686 84.869

Uang jaminan 103.028 76.931

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 88.201.290 71.395.362

JUMLAH ASET 205.498.254 195.408.890

(3)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

2

KEWAJIBAN LANCAR

Pinjaman jangka pendek 10 23.829.989 24.123.170

Hutang Usaha 11

Pihak ketiga 18.246.440 26.021.777

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 5 12.023.250 4.777.164

Hutang lain-lain 302.994 231.420

Beban masih harus dibayar 12 11.236.341 7.443.159

Hutang pajak 13 529.572 999.073

Pendapatan ditangguhkan 49.388 -

Uang muka pelanggan 14 2.601.407 12.498.349

Hutang hubungan istimewa 5 120.845 161.656

Pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo

dalam satu tahun 15 2.428.382 3.078.436

JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 71.368.608 79.334.204

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian

yang akan jatuh tempo dalam satu tahun 15 21.610.831 9.409.497

Kewajiban pajak tangguhan - bersih 13 - 386.242

Kewajiban imbalan kerja karyawan 26 4.058.831 2.520.704

JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 25.669.662 12.316.443

JUMLAH KEWAJIBAN 97.038.270 91.650.647

SELISIH LEBIH NILAI WAJAR ASET BERSIH

ATAS BIAYA PEROLEHAN INVESTASI – BERSIH 145.583 83.820

HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH

ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 792.271 1.150.929

EKUITAS

Modal saham

Modal dasar – 3.200.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh -

800.000.000 saham 17 37.934.802 37.934.802

Agio saham 18 12.764.351 12.764.351

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ( 381.143) (967.303)

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2.513.984 1.331.817

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya untuk

cadangan umum 19 4.213.641 4.213.641

Belum ditentukan penggunaannya 50.476.495 47.246.186

JUMLAH EKUITAS 107.522.130 102.523.494

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 205.498.254 195.408.890

(4)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

3

PENDAPATAN DARI PENJUALAN

DAN JASA 20,25 167.376.803 181.529.001

BEBAN POKOK PENJUALAN

DAN JASA 21,25 129.745.400 154.698.349

LABA KOTOR 37.631.403 26.830.652

BEBAN USAHA 22

Umum dan administrasi 16.264.871 10.247.725

Penjualan 2.080.782 553.005

Jumlah Beban Usaha 18.345.653 10.800.730

LABA USAHA 19.285.750 16.029.922

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan sewa 23b 232.935 231.740

Penghasilan bunga 90.638 357.386

Laba (Rugi) penjualan aset tetap 13.029 403.295

Beban bunga (3.034.921) (2.733.879)

Rugi selisih kurs - bersih (358.747) (550.403)

Lain-lain - bersih 725.262 585.671

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (2.331.804) (605.384)

BAGIAN ATAS LABA BERSIH

PERUSAHAAN ASOSIASI - Bersih 7 85.573 498.959

LABA SEBELUM BEBAN

(MANFAAT) PAJAK 17.039.519 15.923.497

BEBAN (MANFAAT) PAJAK 13

Kini 4.519.748 5.328.619

Tangguhan (454.483) (410.973)

Beban Pajak - Bersih 4.065.265 4.917.646

LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG

DIKONSOLIDASI 12.974.254 11.005.851

HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH

ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 66.534 129.882

LABA BERSIH 13.040.788 11.135.733

LABA BERSIH PER SAHAM 2p 0,0163 0,0139

(5)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

4

dan Entitas Laporan Untuk Cadangan Ditentukan Ekuitas -

Catatan Disetor Penuh Agio Saham Sepengendali Keuangan Umum Penggunaannya Bersih

Saldo 1 Januari 2009 37.934.802 12.764.351 (381.143) (464.399) 4.213.641 38.110.453 92.177.705

Laba bersih - - - 11.135.733 11.135.733

Selisih kurs karena penjabaran

laporan keuangan 2b - - - 1.796.216 - - 1.796.216

Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali - - (586.160) - - - (586.160 ) Dividen kas 19 - - - - - (2.000.000 ) (2.000.000 ) Saldo 30 September 2009 37.934.802 12.764.351 (967.303) 1.331.817 4.213.641 47.246.186 102.523.494 Saldo 1 Januari 2010 37.934.802 12.764.351 (381.143) 1.720.139 4.213.641 50.235.707 106.487.497 Laba bersih - - - 13.040.788 13.040.788

Selisih kurs karena penjabaran

laporan keuangan 2b - - - 793.845 - - 793.845

Dividen kas 19 - - - (12.800.000 ) (12.800.000 )

Saldo 30 September 2010 37.934.802 12.764.351 (381.143) 2.513.984 4.213.641 50.476.495 107.522.130

(6)

5

Catatan 2010 2009

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 156.032.488 187.242.803

Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (142.261.113) (162.170.744)

Kas diperoleh dari aktivitas operasi 13.771.375 25.072.059

Penerimaan dari:

Tagihan pajak perusahaan 643.640 725.067

Penghasilan bunga 209.251 263.666

Penghasilan lain-lain – bersih 57.817 4.383.957

Pembayaran untuk:

Pajak (7.111.927) (9.258.741)

Beban usaha lainnya (3.970.669) (4.081.463)

Bunga dan beban administrasi pinjaman bank (1.931.445) (1.682.772)

Beban lain-lain - bersih (1.296.551) (189.296)

Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 371.491 15.232.477

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan deviden kas dari perusahaan asosiasi 384.000 -

Hasil penjualan aset tetap 30.854 451.158

Perolehan aset tetap (3.753.939) (7.212.007)

Penurunan (kenaikan) piutang hubungan istimewa (32.487) 323.941

Hasil penjualan investasi pada saham - 8.753

Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (3.371.572) (6.428.155)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari pinjaman bank 15.443.589 8.496.011

Pembayaran dividen kas (12.800.000) (2.000.000)

Pembayaran pinjaman bank (9.944.521) (10.041.075)

Pembayaran angsuran kewajiban sewa pembiayaan (71.401) (486.333)

Kenaikan (Penurunan) hutang hubungan istimewa (23.283) 143.851

Kas bersih diperoleh (digunakan) untuk

aktivitas pendanaan (7.395.616) (3.887.546)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH

KAS DAN SETARA KAS (10.395.697) 4.916.776

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 42.824.323 35.378.871

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 3 32.428.626 40.295.647

(7)

6

a. Pendirian Perusahaaan

PT Citra Tubindo Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 23 Agustus 1983 berdasarkan akta notaris R. Sudibio Djojopranoto, S.H. No. 78. Akta pendirian ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3168.HT.01.01.Th.85 tanggal 25 Mei 1985 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 81 Tambahan No. 1208 tanggal 8 Oktober 1985. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Maria Hilaria Salim, S.H. No. 39 tanggal 26 Juni 2008, untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Undang-undang Perseroan Terbatas. Perubahan terakhir ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat No. AHU-0099467.AH.01.09-TH.2008 tanggal 23 Oktober 2008 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 105 Tambahan No. 30268 tanggal 30 Desember 2008.

Perusahaan memulai kegiatan komersialnya yang meliputi penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran pipa dan pembuatan aksesoris sejak tahun 1984 serta pemrosesan pemanasan pipa baja tanpa kampuh (seamless) sejak tahun 1992.

Kantor pusat Perusahaan dan pabriknya terletak di Kabil Indonusa Estate, Jln. Hang Kesturi Km 4, Kabil, Batam. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di pasar lokal dan diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Timur Tengah, Venezuela, Afrika dan Asia.

b. Penawaran umum efek Perusahaan

Kebijakan Perusahaan yang dapat mempengaruhi efek yang diterbitkan (corporate action) sejak tanggal penawaran umum perdana sampai dengan tanggal 30 September 2010, adalah sebagai berikut:

Saham Ditempatkan

Tahun Kebijakan Perusahaan dan Disetor Penuh

1989 *) Penawaran umum perdana sebesar 1.600.000 saham 1.600.000

1990 Pencatatan saham Perusahaan sebesar 3.600.000 saham 3.600.000

1992 Penawaran umum kedua sebesar 800.000 saham 800.000

1993 Saham bonus kepada pemegang saham dengan ketentuan

empat (4) saham baru untuk setiap satu (1) saham yang dimiliki 24.000.000

1994 Penawaran umum terbatas I sebesar 15.000.000 saham 15.000.000

1999 Penawaran umum terbatas II sebesar 5.000.000 saham 5.000.000

Saham bonus kepada pemegang saham dengan ketentuan

tiga (3) saham baru untuk setiap lima (5) saham yang dimiliki 30.000.000

2009 Pemecahan saham dengan ketentuan sepuluh (10) saham

untuk setiap satu (1) per saham 720.000.000

Jumlah 800.000.000

*) Penawaran umum perdana berlaku efektif pada tanggal 28 November 1989.

Seluruh saham Perusahaan, dengan nilai nominal Rp100 per saham, telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

(8)

7 1. UMUM (lanjutan)

c. Struktur Anak perusahaan

Persentase Kepemilikan

(Langsung dan Tidak Saat

Langsung) (%) Dimulainya

Bidang Kegiatan

Anak Perusahaan 2010 2009 Usaha Usaha Domisili

PT Hymindo Petromas Utama (HPU) 99,90 80,00 Sambungan pipa ulir 1988 Batam Citra Tubindo (International) Pte., Ltd. (CTI) 100,00 100,00 Jasa dukungan teknik 2004 Singapura

NSCT Premium Tubular B.V. (NSCT BV) 100,00 100,00 Pemegang paten 2003 Belanda

NS Connection Technology Inc. (NSCT Inc melalui NSCT BV) 100,00 100,00 Pemegang lisensi 2003 Amerika Serikat NS Connection Technology Pte., Ltd. (NSCT PL) 100,00 100,00 Jasa dukungan teknik 2002 Singapura

PT Citra Tubindo Engineering (CTE) 99,99 99,99 Produksi, jasa perbaikan

dan perawatan peralatan

industri minyak dan gas 2007 Batam PT Sarana Citranusa Kabil (SC) 99,92 99,92 Jasa logistik 2000 Batam

PT Citra Pembina Pengangkutan Industries (CPPI melalui SC) 98,92 98,92 Jasa angkutan 1984 Batam PT Bandar Kabil Indonusa (BKI melalui SC) 99,05 99,05 Jasa pelabuhan 2000 Batam PT Citra Madya Cargindo (CMC melalui SC) 97,92 97,92 Jasa kargo 1989 Batam PT Pelayaran Citranstirta Tatasarana (PCT melalui SC) 99,92 99,92 Jasa pengapalan 1990 Batam PT Citra Pembina Logistik (CPL melalui SC) 99,91 99,91 Jasa logistik 2006 Batam PT Dwi Sumber Arca Waja (DSAW) 91,08 91,08 Pengelasan pipa 1998 Batam

double submerged arc

PT Citra Byard (CB) 81,31 81,31 Produksi pengelasan pipa 1999 Batam Citra Tubindo China Investments Pte., Ltd. (CTCI) - 100,00 Jasa dukungan teknik 2005 Singapura

Pada tanggal 21 Juni 2010, Perusahaan membeli senilai Rp430.835.000 (setara dengan AS$46.932) kepemilikan saham Frankie Nurimba sebesar 199.000 saham di HPU atau 19,90% kepemilikan saham. Akuisisi ini menyebabkan kepemilikan saham Perusahaan di HPU meningkat menjadi 99,90%.

Pada bulan Mei 2010, CTCI telah dihentikan operasinya dan Perusahaan telah mengkreditkan ke operasi periode berjalan selisih lebih akumulasi kerugian bersih CTCI atas biaya perolehan investasi Perusahaan sebesar AS$44.573.

Pada tanggal 23 Juni 2009, SC meningkatkan modal dasar sahamnya dari Rp44.750.000.000 menjadi Rp114.134.006.850. Peningkatan modal dasar saham ini seluruhnya disetor oleh Perusahaan sebesar Rp69.384.006.850 (setara dengan AS$6.000.000).

Pada bulan Juni 2009, CPPI menjual 10.000 saham yang dimilikinya di SC kepada PT Citra Agramasinti Nusantara (CAN) dengan harga sebesar Rp89.500.000 (setara dengan AS$8.753). Transaksi ini menyebabkan CPPI mencatat rugi penjualan investasi sebesar Rp700.000 (setara dengan AS$63) sebagai bagian akun “Penghasilan (beban) lain-lain - bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi.

(9)

8 c. Struktur Anak perusahaan (lanjutan)

Pada tanggal 15 April 2009, Perusahaan menjual seluruh saham CPPI yang dimiliki Perusahaan sejumlah 7.920.000 saham kepada SC dengan harga sebesar Rp7.920.000.000 (setara denganAS$684.233). Transaksi ini menyebabkan Perusahaan mencatat rugi penjualan investasi sebesar AS$3.625.244 sebagai bagian akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada neraca konsolidasi. Transaksi ini juga menyebabkan SC mencatat selisih lebih antara nilai buku dari CPPI dengan harga pembelian sebesar Rp26.172.807.318 (setara dengan AS$3.625.244) sebagai bagian akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada neraca konsolidasi. Transaksi ini juga menyebabkan kepemilikan saham Perusahaan di SC menurun menjadi 99,92%.

Pada tanggal 12 Januari 2009, Perusahaan telah melakukan setoran modal sebesar AS$1.581.429 yang mengakibatkan kepemilikan saham Perusahaan di CB menjadi 81,31% dari sebelumnya sebesar 58,57%. Dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham CB, yang diselenggarakan pada tanggal 19 Desember 2008, para pemegang saham CB menyetujui peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh dari AS$1.300.000 menjadi AS$2.881.429.

d. Dewan komisaris dan direksi

Susunan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010

Dewan komisaris Direksi

1. Ir. Suyitno Patmosukismo - Komisaris Utama 1. Kris Taenar Wiluan - Direktur Utama

2. Sri Murwardjo 2. Hedy Wiluan (Hedy Kurniawan) - Direktur Keuangan

Srimardji MSC, FSA.I - Komisaris (Independen) 3. Drs. Frankie Setiadi - Direktur Umum

3. Doktor Ingenieur Ilham 4. Herman Hermanto - Direktur Pengembangan

Akbar Habibie - Komisaris Usaha

4. Jean-Pierre, Robert, Luc Michel - Komisaris 5. DR. Adam Paul Brunet BA MA

D.Phil FIEE C.Eng. - Direktur Teknik

6. Didier, Maurice, Francis Hornet - Direktur Investasi 2009

Dewan komisaris Direksi

1. Ir. Suyitno Patmosukismo - Komisaris Utama 1. Kris Taenar Wiluan - Direktur Utama

2. Sri Murwardjo 2. Hedy Wiluan (Hedy Kurniawan) - Direktur Keuangan

Srimardji MSC, FSA.I - Komisaris (Independen) 3. Drs. Frankie Setiadi - Direktur Umum

3. Doktor Ingenieur Ilham 4. Herman Hermanto - Direktur Pengembangan

Akbar Habibie - Komisaris Usaha

5. DR. Adam Paul Brunet BA MA

D.Phil FIEE C.Eng. - Direktur Teknik

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) bagi perusahaan manufaktur yang menjual sahamnya kepada masyarakat.

(10)

9 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasi (lanjutan)

Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung.

Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar akrual (accrual basis) dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dicatat sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, investasi pada efek yang dinilai pada harga wajar, investasi pada perusahaan asosiasi yang dicatat dengan metode ekuitas dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali.

Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. KEP-654/PJ.42/1998 tanggal 2 Desember 1998, menyetujui permohonan Perusahaan untuk menggunakan bahasa Inggris dan mata uang dolar Amerika Serikat dalam mencatat transaksi dan pembukuan Perusahaan mulai tanggal 1 Januari 1999. Sejak tanggal tersebut, Perusahaan mengubah mata uang pelaporan dan pencatatannya dari rupiah menjadi dolar AS, sebagai mata uang fungsionalnya, sesuai dengan PSAK No. 52, “Mata Uang Pelaporan”. dolar AS telah memenuhi kriteria sebagai mata uang fungsionalnya sesuai dengan PSAK No. 52, karena semua penjualan Perusahaan ditagih dan diterima dalam dolar AS, mesin dan bahan baku di impor dari luar negeri dan beban-beban yang signifikan seperti beban subkontrak, biaya pengiriman, royalti dan gaji tenaga asing dinyatakan dan terhutang dalam dolar AS.

b. Prinsip-prinsip konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki oleh Perusahaan secara langsung maupun tidak langsung, dengan hak suara lebih dari 50% atau Perusahaan memiliki pengendalian atas Anak Perusahaan (Catatan 1c) sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 4, “Laporan Keuangan Konsolidasi”.

Untuk tujuan konsolidasi, akun-akun Anak Perusahaan, yang menggunakan mata uang selain dolar AS sebagai mata uang pelaporannya, dijabarkan ke dalam mata uang dolar AS. Selisih kurs karena penjabaran akun neraca dan akun laporan laba rugi disajikan sebagai “Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan” yang merupakan bagian dari Ekuitas dalam neraca konsolidasi. Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan antara perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Hak minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak Perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Anak Perusahaan tersebut.

c. Investasi pada perusahaan asosiasi

Penyertaan saham Perusahaan atau Anak Perusahaan dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50%, dicatat dengan menggunakan metode ekuitas (equity method). Dengan metode ini, investasi pada perusahaan asosiasi dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah/dikurangi dengan bagian Perusahaan atau Anak Perusahaan atas laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dengan dividen kas yang diterima.

(11)

10 c. Investasi pada perusahaan asosiasi (lanjutan)

Bagian atas laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan jumlah amortisasi secara garis lurus selama dua puluh (20) tahun, atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi pemilikan Perusahaan atau Anak Perusahaan atas nilai wajar aset bersih pada tanggal perolehan (goodwill).

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa goodwill diamortisasi selama 20 tahun adalah sesuai mengingat prospek operasi di masa yang akan datang dari masing-masing perusahaan asosiasi.

Sesuai dengan PSAK No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, selisih antara biaya perolehan dengan bagian pemilikan atas aset bersih Anak Perusahaan yang diakuisisi pada tanggal akuisisi, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, yang merupakan bagian dari Ekuitas dalam neraca konsolidasi.

d. Setara kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan deposito on calls diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

Kas dan deposito berjangka yang dijadikan jaminan untuk bank garansi dan yang dibatasi penggunaannya tidak diklasifikasikan sebagai bagian dari “Kas dan Setara Kas”. Kas dan deposito berjangka ini disajikan sebagai bagian dari “Aset Keuangan Lancar” atau “Aset Keuangan Tidak Lancar”.

e. Penyisihan piutang ragu-ragu

Perusahaan dan Anak Perusahaan membentuk penyisihan piutang ragu-ragu yang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap kolektibilitas piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode.

f. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Semua transaksi signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan/dari pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

g. Persediaan

Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan“, yang menjabarkan perlakuan akuntansi untuk persediaan, dan menggantikan PSAK No. 14 (1994). PSAK revisi ini memberikan panduan dalam menentukan biaya persediaan dan pengakuan selanjutnya sebagai biaya, termasuk penurunan nilai ke nilai realisasi bersih, juga panduan formula biaya untuk digunakan dalam menetapkan biaya ke persediaan.

Penerapan PSAK No. 14 (Revisi 2008) tidak memiliki dampak signifikan terhadap pelaporan dan pengungkapan finansial Perusahaan dan Anak Perusahaan.

(12)

11 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

g. Persediaan (lanjutan)

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan meliputi biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Persediaan barang jadi dan barang dalam proses mencakup bahan baku, upah langsung dan biaya overhead pabrik tetap maupun variabel. Penyisihan kerugian persediaan ditentukan berdasarkan penelaahan kondisi persediaan pada akhir periode untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih.

h. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Aset tetap

Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Perusahaan telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterapkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasi telah direklasifikasi ke saldo laba pada kuartal pertama tahun 2008.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 20

Mesin dan peralatan 5 - 15

Peralatan kantor 3 - 7

Peralatan pengangkutan 4 - 10

Pengembangan prasarana 3

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

(13)

12

i. Aset tetap (lanjutan)

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut secara substansial selesai dikerjakan dan siap digunakan. Penurunan nilai aset tetap dibebankan ke usaha tahun berjalan pada saat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan nilai tercatat aset tidak dapat dipulihkan.

Hak atas tanah milik Perusahaan dan Anak Perusahaan disewa dari Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam dan berlaku sampai tiga puluh (30) tahun.

Biaya yang berkaitan dengan perolehan hak atas tanah, pengurusan hak atas tanah, termasuk jasa legal, jasa notaris, pajak dan jasa lainnya ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama umur hak atas tanah selama tiga puluh (30) tahun.

j. Sewa

Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990) ”Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai lesse

Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Dalam sewa operasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai lessor

Dalam sewa menyewa biasa, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa.

(14)

13 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

j. Sewa (lanjutan)

Pada saat penerapan PSAK revisi ini, Perusahaan dan Anak Perusahaan memilih untuk menerapkan PSAK revisi ini secara prospektif. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelum tanggal 1 Januari 2008 telah tepat.

Laba atau rugi dari transaksi jual-dan-sewa balik yang merupakan sewa pembiayaan, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama masa sewa.

k. Selisih lebih nilai wajar aset bersih atas biaya perolehan investasi

Selisih lebih yang teridentifikasi dari nilai wajar aset bersih atas harga pembelian kepemilikan saham di Anak Perusahaan dicatat sebagai “Selisih Lebih Nilai Wajar Aset Bersih atas Biaya Perolehan” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama dua puluh (20) tahun.

l. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan dari penjualan dan jasa proses perawatan panas dan penguliran pipa serta pengelasan pipa double submerged arc-welding berdasarkan pesanan (job order) diakui pada saat proses selesai dan telah sesuai dengan syarat penjualan.

Pendapatan dari jasa pengangkutan diakui pada saat jasa tersebut diberikan kepada pelanggan. Pendapatan dari jasa dukungan teknik diakui pada saat jasa diberikan kepada pelanggan.

Pendapatan dari jasa perbaikan, perawatan, peningkatan, inspeksi dan pengetesan rigs berdasarkan pesanan (job order) diakui pada saat kontrak selesai dilaksanakan. Pendapatan yang ditagih berdasarkan kontrak, ditangguhkan dan disajikan sebagai akun “Pendapatan Ditangguhkan” dalam neraca konsolidasi. Pendapatan ditangguhkan diakui sebagai pendapatan selama periode sesuai dengan periode pemberian jasa. Pendapatan yang diakui atas kontrak yang telah selesai terhadap jumlah yang telah ditagih disajikan sebagai akun “Pendapatan yang Belum Ditagih” pada neraca konsolidasi.

Beban diakui pada saat terjadinya (dasar akrual).

m. Segmen usaha

Perusahaan dan Anak Perusahaan bergerak dalam bidang usaha jasa penyediaan fasilitas yang berhubungan dengan pipa dan aksesorisnya untuk industri minyak dan gas bumi. Sesuai dengan organisasi dan struktur manajemen dari Perusahaan dan Anak Perusahaan, pelaporan segmen primer informasi keuangan adalah disajikan berdasarkan segmen usaha, dimana risiko dan imbalan sangat dipengaruhi oleh aktivitas usaha yang berlainan. Pelaporan segmen sekunder didasarkan pada lokasi geografis dari aktivitas usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan.

n. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing (selain mata uang fungsional dolar AS)

Transaksi dalam mata uang asing (selain mata uang fungsional dolar AS) dicatat dalam dolar AS berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang selain dolar AS dijabarkan ke dalam dolar AS untuk mencerminkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha periode berjalan.

(15)

14

n. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing (selain mata uang fungsional dolar AS) (lanjutan)

Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, kurs yang digunakan untuk penjabaran pos-pos moneter dalam mata uang asing didasarkan pada rata-rata kurs jual beli uang kertas asing yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

o. Pajak penghasilan

Beban pajak kini dicatat berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak periode berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui untuk beda temporer antara tujuan komersial dan tujuan pajak dari aktiva dan kewajiban pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti kumulatif rugi fiskal, juga diakui sepanjang manfaat tersebut diperkirakan dapat direalisasikan.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau kewajiban diselesaikan, yaitu dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dikreditkan atau dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Perubahan kewajiban pajak dicatat pada saat hasil pemeriksaan diperoleh atau, jika adanya permohonan keberatan dari Perusahaan atau Anak Perusahaan, pada saat hasil permohonan keberatan tersebut ditetapkan.

Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasikan, pengaruh pajak atas beda temporer dan akumulasi rugi fiskal, yang masing-masing dapat berupa aset atau kewajiban, disajikan dalam jumlah bersih.

p. Laba bersih per saham

Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham pada tahun yang bersangkutan. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar adalah sebanyak 800.000.000 saham pada periode sembilan bulan tahun 2010 dan 2009.

q. Penyisihan beban imbalan kerja

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003, tanggal 25 Maret 2003. Berdasarkan PSAK No. 24 (revisi 2004), beban imbalan kerja ditentukan dengan metode penilaian aktuaris “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini manfaat pasti pada tanggal tersebut.

r. Instrumen keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan", dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", yang menggantikan PSAK No. 50, "Akuntansi Investasi Efek Tertentu" dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai".

(16)

15 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

r. Instrumen keuangan (lanjutan)

PSAK No. 50 (Revisi 2006), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus.

PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

r1. Aset keuangan Pengakuan awal

Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Anak Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Aset keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan meliputi kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha dan lain-lain, piutang hubungan istimewa, deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya dan uang jaminan. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan seluruh aset keuangan mereka sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

(17)

16 r. Instrumen keuangan (lanjutan)

r1. Aset keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.

r2.Kewajiban keuangan

Kewajiban keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan mereka pada saat pengakuan awal.

Kewajiban keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Kewajiban keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan meliputi pinjaman jangka pendek, hutang usaha dan lain-lain, beban yang masih harus dibayar, hutang dividen, hutang hubungan istimewa, pinjaman jangka panjang. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan seluruh kewajiban keuangan mereka sebagai pinjaman dan hutang.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

r3. Saling hapus dari instrumen keuangan

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.

r4.Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

(18)

17 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

r. Instrumen keuangan (lanjutan)

r5.Penurunan nilai dari aset keuangan

Perusahaan dan Anak Perusahaan menilai pada setiap tanggal neraca apakah ada bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan. Jumlah kerugian tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Jika, dalam periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai sebelumnya diakui dibalik. Setiap pembalikan berikutnya penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasi pada tanggal pembalikan.

r6.Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan

Aset keuangan

Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “pass-through”; dan baik (a) Perusahaan dan Anak Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan dan Anak Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

Kewajiban keuangan

Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika suatu kewajiban keuangan yang ada digantikan oleh kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substantial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu kewajiban yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan kewajiban awal dan pengakuan kewajiban baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing kewajiban diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.

s. Penggunaan estimasi

Penyajian laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mewajibkan pihak manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang akan mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Karena adanya ketidakpastian bawaan dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa yang akan datang dapat berdasarkan jumlah yang berbeda dengan yang diperkirakan.

(19)

18

t. Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:

• PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”

Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.

• PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”

Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.

• PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

• PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”

Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

• PSAK 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”

Akan diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama.

• PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi”

Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.

• PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.

• PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”

Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui. • PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”

Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.

(20)

19 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

t. Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif (lanjutan) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan):

• PSAK 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”

Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.

• SAK ETAP – Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

Untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik, yaitu yang mana tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) bagi pengguna eksternal.

• ISAK 7 (Revisi 2009) “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (EBK)”

Menentukan pengkonsolidasian EBK jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut.

• ISAK 9 “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa” Diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai PSAK 16 dan sebagai kewajiban sesuai PSAK 57.

• ISAK 10 “Program Loyalitas Pelanggan”

Berlaku untuk penghargaan kredit loyalitas pelanggan yang diberikan kepada pelanggan sebagai bagian dari transaksi penjualan, dan tergantung pemenuhan atas setiap kondisi lebih lanjut yang dipersyaratkan, pelanggan dapat menukar barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga dimasa yang akan datang.

• ISAK 11 “Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik”

Diterapkan untuk distribusi searah (non-reciprocal) aset oleh entitas kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, seperti distribusi aset nonkas dan distribusi yang memberikan pilihan kepada pemilik untuk menerima aset nonkas atau alternatif kas.

• ISAK 12 “Pengendalian Bersama Entitas(PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”

Berkaitan dengan akuntansi venture untuk kontribusi nonmoneter ke PBE dalam pertukaran dengan bagian partisipasi ekuitas PBE yang dicatat baik dengan metode ekuitas atau konsolidasi proporsional.

Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar, Interpretasi dan Pencabutan Standar yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasi.

(21)

20

Kas dan setara kas terdiri dari:

2010 2009

Kas 122.477 49.361

Bank 21.048.854 18.583.341

Setara kas - Deposito berjangka 11.257.295 21.662.945

Jumlah 32.428.626 40.295.647

4. PIUTANG USAHA

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:

2010 2009

Pihak ketiga

Kala Naft Co. Tehran 11.553.090 2.868.262

Total FinaElf E&P Indonesie 10.429.694 163.562

Gorgon MMJV Leighton 2.033.246 -

Bell Tubular Products 1.671.853 347.829

Mc Dermott Indonesia 1.328.958 -

Hallmark Tubular Ltd. 1.105.982 -

Essar Exploration & Production SE Asia Ltd 820.579 1.564.873

BUT Conoco Philip Indonesia 778.468 232.748

Fosta Img 680.000 -

Keppel Limited 574.134 -

NR2T Asia Sdn., Bhd. 527.000 1.545.154

Apache Energi Limited 442.233 -

Oudeh Petroleum Company 372.782 -

Samsung C&T Corporation 275.627 177.499

Aker Solution Malaysia Sdn., Bhd. 275.277 925.120

GeoSea N.V. 249.552 249.552

Self Elevating Platform NV. 220.146 238.557

PT Bredero Shaw Indonesia 217.083 109.369

Chevron Indonesia Company 74.900 471.873

Sime Darby Engineering Sdn., Bhd. 74.705 528.956

Marubeni Itochu Tubular Asia Pte., Ltd. 58.600 267.006

Oil & Energy Industries Development 56.586 492.223

Genting Oil Kasuri Pte., Ltd. - 7.229.768

Deer EZ ZOR Petrolium Company - 1.919.992

Premier Oil Natuna Sea Ltd. - 1.533.033

Petrochina International (Jabung) Ltd. - 1.498.532

Pertamina Hulu Energy ONWJ Ltd. - 1.481.950

PT Chevron Pacific Indonesia - 1.207.575

PT SC Mechanical & Construction - 683.321

Con Drive LLC - 599.310

Kopel Fels Limited - 506.983

Worldwide Pipping Prod. Sdn., Bhd. - 425.877

Interpacific Oil Pipe Ltd. - 347.994

Murphy West Africa Limited - 316.904

(22)

21 4. PIUTANG USAHA (lanjutan)

2010 2009 Lain-lain (masing-masing di bawah AS$200.000) 1.942.906 2.315.830 35.763.401 30.491.456

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (1.184.742) (355.159)

Sub-jumlah pihak ketiga - bersih 34.578.659 30.136.297

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 5) 2.702.129 6.023.635

Bersih 37.280.788 36.159.932

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

2010 2009

Saldo awal periode 388.739 443.695

Perubahan selama periode berjalan

Penambahan penyisihan 812.026 -

Penghapusan piutang (16.085) (88.839)

Selisih nilai tukar 62 303

Saldo akhir periode 1.184.742 355.159

Berdasarkan hasil penelaahan kolektibilitas akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.

5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, terutama yang berhubungan dengan pembelian bahan baku dan bahan pembantu, subkontrak, royalti, uang muka, penggunaan fasilitas serta penjualan produk yang dilaksanakan pada syarat dan ketentuan yang sama dengan/dari pihak ketiga.

Rincian saldo dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Persentase dari

Jumlah Jumlah Aset / Kewajiban (%)

2010 2009 2010 2009

Piutang Usaha

Aqua Terra Logistic Pte., Ltd. 1.270.479 666.819 0,6182 0,3412 PT H-Tech Oilfield Equipment 700.473 5.090.715 0,3409 2,6052 SSH Corporation 418.256 245.140 0,2035 0,1254

Vam Var East Pte., Ltd. 312.921 - 0,1523 -

Lain-lain (masing-masing

di bawah AS$10.000) - 20.961 - 0,0108

Jumlah 2.702.129 6.023.635 1,3149 3,0826

(23)

22 (lanjutan)

Persentase dari

Jumlah Jumlah Aset / Kewajiban (%)

2010 2009 2010 2009

Piutang Hubungan Istimewa

PT H-Tech Oilfield Equipment 124.413 - 0,0605 - Lain-lain (masing-masing di bawah AS$10.000) 3.077 5.679 0,0015 0,0029 Jumlah 127.490 5.679 0,0620 0,0029

Investasi pada Perusahaan Asosiasi

PT H-Tech Oilfied Equipment 10.222.957 10.990.382 4,9747 5,6243 Citra Sumit Valind Investment Pte., Ltd.

dan anak perusahaan 2.515.069 2.959.719 1,2239 1,5146

Jumlah 12.738.026 13.950.101 6,1986 7,1389

Hutang Usaha

Seamless Tubes Asia Pacific Pte., Ltd. 6.192.356 - 6,3813 - Sumitomo Corporation 2.273.339 886.460 2,3427 0,9672 PT Suryasarana Hidupjaya 1.549.789 44.943 1,5971 0,0490 Aqua Terra Logistic Pte., Ltd. 1.192.842 544.096 1,2292 0,5937 PT H-Tech Oilfield Equipment 209.337 2.940.126 0,2157 3,2080 Aqua Terra Global Pte., Ltd. 163.747 - 0,1688 - Vallourec Mannesmann Oil & Gas France 133.952 - 0,1381 - Vallourec & Mannesmann Tubes 76.602 83.610 0,0789 0,0912

PT Kabil Citranusa 60.408 78.879 0,0623 0,0861

PT Kabil Indonusa Estate 35.620 45.015 0,0367 0,0491

PT KS Flow Control 15.649 - 0,0161 - Lain-lain (masing-masing di bawah AS$10.000) 119.609 154.035 0,1233 0,1681 Jumlah 12.023.250 4.777.164 12,3902 5,2124

Hutang Hubungan Istimewa

PT Kabil Indonusa Estate 44.018 39.289 0,0453 0,0429 Lain-lain (masing-masing

di bawah AS$10.000) 76.827 122.367 0,0792 0,1335

Jumlah 120.845 161.656 0,1245 0,1764

Sifat hubungan dan saldo/transaksi antara Perusahaan/Anak Perusahaan dan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa di atas adalah sebagai berikut:

Sifat Saldo Akun/

Perusahaan Hubungan Transaksi

Vallourec & Mannesmann Tubes Pemegang saham Penjualan dan jasa,

pembelian bahan baku

Sumitomo Metal Industries Ltd. Pemegang saham Beban royalti Sumitomo Corporation Perusahaan afiliasi Penjualan dan jasa

(24)

23

5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

Sifat Saldo Akun/

Perusahaan Hubungan Transaksi

PT H-Tech Oilfield Equipment Perusahaan asosiasi Penyertaan saham,

penjualan dan jasa,

beban subkontrak, dan

beban antar perusahaan

Citra Sumit Valind Investment, Pte., Ltd.

dan anak perusahaan Perusahaan asosiasi Penyertaan saham

PT KS Flow Control Perusahaan afiliasi Penggunaan fasilitas

PT Nongsa Pont Marina Perusahaan afiliasi Penggunaan fasilitas

PT Kabil Citranusa Perusahaan afiliasi Penggunaan fasilitas

PT Kabil Indonusa Estate Perusahaan afiliasi Penggunaan fasilitas SSH Corporation Perusahaan afiliasi Penjualan dan jasa,

pembelian bahan baku

Aqua-terra Logistic Pte., Ltd. Perusahaan afiliasi Penjualan dan jasa PT Suryasarana Hidupjaya Perusahaan afiliasi Penjualan dan jasa dan

penggunaan fasilitas

Seamless Tubes Asia Pacific Pte., Ltd . Perusahaan afiliasi Pembelian bahan baku

*) Sejak tanggal 23 Januari 2009, PT Citra Agramasinti Nusantara sudah bukan merupakan pemegang saham utama Perusahaan.

Perusahaan afiliasi merupakan entitas sepengendali yang memiliki pemegang saham dan/atau anggota direksi dan dewan komisaris yang sama dengan Perusahaan atau Anak Perusahaan.

6. PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari:

2010 2009

Barang jadi 4.646.358 6.007.292

Barang jadi - Rig 1.730.811 1.577.646

Barang dalam proses 4.998.112 4.755.830

Barang dalam proses - Rig 18.533.766 18.657.872

Bahan baku dan pembantu 15.174.286 10.539.519

Jumlah 45.083.333 41.538.159

Dikurangi penyisihan kerugian persediaan (1.325.540) (525.391)

Bersih 43.757.793 41.012.768

Mutasi penyisihan kerugian persediaan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Saldo awal periode 1.423.267 525.391

Pembalikan selama periode berjalan (97.727) -

Saldo akhir periode 1.325.540 525.391

(25)

24

Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan kerugian persediaan cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari persediaan.

Persediaan senilai masing-masing AS$20.776.486 dan AS$3.825.357 dijaminkan sehubungan dengan pinjaman jangka pendek dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (catatan 10a) dan pinjaman jangka panjang dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (catatan 15a).

Persediaan diasuransikan terhadap risiko kerugian fisik atau kerusakan berdasarkan suatu paket polis pertanggungan dengan nilai pertanggungan sebesar AS$43.651.799 pada tanggal 30 September 2010. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.

7. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI

Rincian investasi pada perusahaan asosiasi adalah sebagai berikut: 2010

Mutasi selama periode berjalan

Bagian

Penambahan Laba Bersih Penerimaan Saldo Persentase Saldo Awal (Pengurangan) Perusahaan Dividen Akhir Pemilikan (%) Investasi Investasi Asosiasi Kas Investasi

Citra Sumit Valind

Investment Pte., Ltd.

dan Anak perusahaan 48,00 2.873.983 - 25.086 (384.000) 2.515.069 PT H-Tech Oilfield Equipment 45,65 10.162.470 - 60.487 - 10.222.957

Jumlah 13.036.453 - 85.573 (384.000) 12.738.026

2009

Mutasi selama periode berjalan

Bagian

Penambahan Laba Bersih Penerimaan Saldo Persentase Saldo Awal (Pengurangan) Perusahaan Dividen Akhir Pemilikan (%) Investasi Investasi Asosiasi Kas Investasi

Citra Sumit Valind

Investment Pte., Ltd.

dan Anak perusahaan 48,00 2.696.983 - 262.736 - 2.959.719 PT H-Tech Oilfield Equipment 45,65 10.754.159 - 236.223 - 10.990.382

Jumlah 13.451.142 - 498.959 - 13.950.101

Citra Sumit Valind Investment Pte., Ltd. (CSV) dan Anak perusahaan

Pada tahun 1996, Perusahaan membeli 840.000 saham dengan nilai investasi sebesar Sin$840.000 (setara AS$597.143) yang merupakan 30% kepemilikan CSV, perusahaan yang didirikan di Singapura. Selain sebagai perusahaan induk, kegiatan utama CSV adalah penyediaan dukungan teknis kepada Anak Perusahaannya yang bergerak dalam bidang penguliran pipa, perbaikan dan perawatan segala jenis pipa casing dan pipa pengeboran dan memproduksi sambungan pipa untuk aktivitas pengeboran minyak.

(26)

25 7. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan)

Citra Sumit Valind Investment Pte., Ltd. (CSV) dan Anak perusahaan (lanjutan)

Pada tanggal 23 Februari 2006, Perusahaan memasuki perjanjian jual beli saham dengan UMW Citra Maju Sdn., Bhd. (UMW), dimana Perusahaan membeli kepemilikan saham UMW di CSV. Jumlah saham yang dibeli adalah 504.000 saham, yang merupakan 18% kepemilikan. Nilai pembelian investasi sebesar Sin$1.692.000 (setara AS$1.045.875). Dengan pembelian ini, persentase kepemilikan saham Perusahaan di CSV meningkat menjadi 48%.

PT H-Tech Oilfield Equipment (HOE)

Pada tahun 1999, Perusahaan membeli 440.000 saham dengan nilai investasi sebesar Rp3.080.000.000 (setara AS$344.128), yang merupakan 7,10% kepemilikan di HOE, dari pemegang saham Perusahaan, PT Citra Agramasinti Nusantara. Pada tahun 2000, Perusahaan membeli tambahan 990.000 saham dengan nilai investasi sebesar Rp6.930.000.000 (setara AS$776.471) dari Nissho Iwai Corporation, sehingga meningkatkan kepemilikan menjadi 23,07%.

Pada tanggal 27 Desember 2006, Perusahaan mengadakan perjanjian penjualan dan pembelian saham dengan Amalgamated Pipes Investment Limited, Guernsey (APIL), pihak ketiga, dimana Perusahaan membeli kepemilikan saham APIL di HOE, sebesar 1.400.000 saham atau 22,58% kepemilikan saham senilai AS$7.644.000. Dengan adanya pembelian ini, kepemilikan saham Perusahaan di HOE meningkat menjadi 45,65%. HOE bergerak di bidang produksi pipa pengeboran dan jasa yang sesuai dengan Spesifikasi American Petroleum Institute.

8. DEPOSITO BERJANGKA YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Akun ini merupakan deposito berjangka yang ditempatkan pada National Bank of Dubai yang digunakan sebagai jaminan pelaksanaan yang diperlukan untuk kontrak-kontrak tertentu.

9. AKTIVA TETAP

Aktiva tetap terdiri dari:

Penambahan/ Pengurangan/

2010 Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Pemilikan Langsung

Bangunan dan prasarana 37.477.073 1.335.324 268.121 38.544.276

Mesin dan peralatan 92.376.523 2.513.408 689.593 94.200.338

Peralatan kantor 3.557.963 122.983 88.659 3.592.287

Peralatan pengangkutan 1.530.396 405.746 119.746 1.816.396

Pengembangan prasarana 479.190 16.724 - 495.914

Aset dalam Penyelesaian 11.537.946 6.694.264 5.105 18.227.105

146.959.091 11.088.449 1.171.224 156.876.316

Pemilikan Tidak Langsung

Aset sewaan 630.795 6.345.262 441.000 6.535.057 Jumlah 147.589.886 17.433.711 1.612.224 163.411.373 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan dan prasarana 17.233.138 1.175.451 149.109 18.259.480

Mesin dan peralatan 68.627.403 2.843.619 602.879 70.868.143

Peralatan kantor 3.339.143 117.465 81.567 3.375.041

Peralatan pengangkutan 1.210.084 585.286 104.253 1.691.117

Pengembangan prasarana 369.430 92.515 - 461.945

(27)

26

Penambahan/ Pengurangan/

2010 Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

Pemilikan Tidak Langsung

Aset sewaan 190.137 256.871 139.650 307.358

Penurunan Nilai Aset Tetap

Mesin dan peralatan 598.928 - - 598.928

Jumlah 91.568.263 5.071.207 1.077.458 95.562.012 Nilai Tercatat 56.021.623 67.849.361 Penambahan/ Pengurangan/

2009 Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Pemilikan Langsung

Bangunan dan prasarana 32.233.398 2.248.520 - 34.481.918

Mesin dan peralatan 83.947.898 4.958.499 1.195.237 87.711.160

Peralatan kantor 3.375.639 145.918 - 3.521.557

Peralatan pengangkutan 1.341.796 430.074 15.686 1.756.184

Pengembangan prasarana 411.359 281.089 - 692.448

Aset dalam Penyelesaian 198.830 6.742.845 15.165 6.926.510

121.508.920 14.806.945 1.226.088 135.089.777

Pemilikan Tidak Langsung

Aset sewaan 5.272.748 - 144.138 5.128.610 Jumlah 126.781.668 14.806.945 1.370.226 140.218.387 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan dan prasarana 15.328.439 1.809.279 - 17.137.718

Mesin dan peralatan 63.739.718 3.871.913 1.154.924 66.456.707

Peralatan kantor 3.203.248 113.104 - 3.316.352

Peralatan pengangkutan 974.688 299.384 8.782 1.299.222

Pengembangan prasarana 180.016 102.084 - 282.100

83.426.109 6.195.764 1.163.706 88.492.099

Pemilikan Tidak Langsung

Aset sewaan 1.534.574 388.168 76.501 1.812.309

Penurunan Nilai Aset Tetap

Mesin dan peralatan 598.928 - - 598.928

Jumlah 85.559.611 6.583.932 1.240.207 90.903.336

Nilai Tercatat 41.222.057 49.315.051

Pembebanan penyusutan adalah sebagai berikut:

2010 2009

Beban pokok penjualan dan jasa 3.656.670 5.800.620

Beban umum dan administrasi 1.414.537 783.312

Jumlah 5.071.207 6.583.932

Referensi

Dokumen terkait

b) Memiliki Rasa Empati Terhadap Bawahan Sikap ikut mengerti dan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain terutama bawahan adalah sikap yang juga harus dimiliki

Pembatasan ini menyangkut upaya yang dilakukan dalam menimbulkan kepuasan pada diri setiap pasien untuk melindungi kepentingan pemakai jasa pelayanan

Kompetensi absolut PTUN adalah sengketa tata usaha negara yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau Badan Hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat

lebih dimengerti apabila didukung dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Tercapai tidaknya tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran

Beberapa keterampilan sains yang dapat dilatih dan dikembangkan pada anak usia dini seperti keterampilan mengamati, mengelompokkan, menggunakan angka atau bilangan (menghitung),

Mana-mana orang yang memungut zakat atau fitrah atau menyebabkan dipungut zakat atau fitrah tanpa dia dilantik sebagai amil atau selainnya diberi kuasa oleh Majlis

Trisula Textile Industries merupakan perusahaan yang bergerak di bidang retail maka produk yang dihasilkan sebelumnya di pesan terlebih dahulu melalui agen resmi yang telah

Gambar 2.3 Reaksi hidrolisis enzimatik triasilgliserol (sumber: Aehle, 2004) Berdasarkan reaksi hidrolisis pada Gambar 2.3, hidrolisis triasilgliserol secara enzimatik dengan