• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DINAMIKA KEAMANAN DI ASIA SELATAN. Selatan merupakan sebuah kawasan yang tak luput dari pengembangan nuklir akibat dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DINAMIKA KEAMANAN DI ASIA SELATAN. Selatan merupakan sebuah kawasan yang tak luput dari pengembangan nuklir akibat dari"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB III

DINAMIKA KEAMANAN DI ASIA SELATAN

Doktrin-doktrin memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan sebuah negara untuk menggunakan kekuatan guna mendukung kebijakan mereka. Kawasan Asia Selatan merupakan sebuah kawasan yang tak luput dari pengembangan nuklir akibat dari keadaan kawasan yang tidak stabil karena terjadinya berbagai konflik yang mengakibatkan perang. Negara yang termasuk dalam kawasan Asia Selatan adalah India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan, Nepal dan Sri Lanka. Negara- negara di kawasan ini memiliki pola hubungan internasional yang khas akibat dari konflik yang pernah terjadi. Contohnya adalah konflik yang masih berlangsung antara India dengan Pakistan dan Sri Lanka. Dengan jumlah penduduk India yang paling besar dibanding negara tetangga lainya dan perilaku India yang

cenderung hegemonik menyebabkan kekhawatiran muncul diantara negara tetangganya.1

Akibat dari kekhawatiran tersebut, negara- negara besar seperti Rusia, China dan Amerika ikut menentukan sikap berdiplomasi di Asia Selatan. Kaitanya dengan negara besar bukan karena kepentingan negara luar kawasan tetapi karena kebutuhan negara Asia Selatan, misalnya India yang beraliansi dalam rangka menghindari ancaman. Kondisi ketidakstabilan di kawasan ini juga disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor Sejarah: sejarah kemerdekaan negara-negara di kawasan. India merdeka dari Inggris atas perjuangan Mahatma Gandhi dengan Swadeshi dan tindakan anti kekerasan untuk mencapai kemerdekaan telah membekas

1 Analysts of South Asian security have drawn attention to at least three such paradoxes: the instability/stability

paradox, the vulnerability/invulnerability paradox and the independence/dependence paradox. Simply put, the instability/stability paradox states that by precluding general war, the destructiveness of nuclear weapons seems to open the door to limited conflicts. The vulnerability/invulnerability paradox refers to the increased risks of unauthorized use, accidents and theft of nuclear assets that arise from attempts to secure them against preemptive strikes. The dependence/independence paradox refers to the inability of the feuding nuclear rivals to effectively manage situations of crisis without the involvement of the third parties. For an excellent discussion of the dilemmas posed by each of these three paradoxes see Michael Krepon, “The Stability-Instability Paradox: Misperceptions and Escalation Control in South Asia,” Stimson Centre Report (Washington, D.C.: Henry L. Stimson, May 2003), Scott D.Sagan, “Perils of proliferation” Asian Survey (November 2001), Feroz Hassan Khan, “the Independence-Dependence Paradox: Stability Dilemmas in South Asia,” Arms Control Today

(2)

48 di hati masyarakat India yang mayoritas beragama Hindu. Sepeninggalnya Inggris dari kawasan ini melahirkan potensi konflik yang bersuhu tinggi. Seperti yang terjadi di teluk Persia, konflik di Asia Selatan meledak menjadi perang saat kemerdekaan India lahir karena

tak lama kemudian Pakistan lahir dan memisahkan diri dari India.2

Faktor Agama: salah satu pemicu perang antara India dan Pakistan adalah karena

perbedaan agama. Pakistan memisahkan diri dari India karena merasa bahwa aspirasi umat islam tidak dapat disalurkan. Faktor Politik: Pakistan memisahkan diri dari India menjadi Pakistan timur dan barat. Dalam perjalananya Pakistan timur merasa tidak dapat tertampung aspirasi politiknya, dengan dukungan India Pakistan timur berpisah dengan Pakistan barat yang kemudian mendirikan negara baru yaitu Bangladesh. Faktor Intervensi: setelah Perang Dunia II melahirkan Perang Dingin dimana negara-negara adidaya selalu berusaha untuk memperluas lingkungan pengaruhnya. Pada saat itu Uni Soviet dan Amerika Serikat berlomba-lomba untuk menanamkan pengaruhnya di kawasan Asia Selatan. Kemudian Pakistan berlindung di bawah kekuatan Amerika Serikat untuk menghadapi India.

Faktor Keamanan: merasa adanya ancaman dari negara-negara besar seperti India,

Pakistan dan Sri Lanka merasa penting untuk memiliki senjata.terutama Pakistan yang sering merasakan ancaman ideologi yang dilatarbelakangi agama hindu. Hal ini mengakibatkan interaksi yang terjadi diantara negara-negara di kawasan dilandasi atas dasar kecurigaan. Perbedaan agama dan ideologi antara India dan Pakistan telah melahirkan perlombaaan senjata. Dapat dikatakan bahwa pacuan senjata di kawasan ini dipicu oleh kecurigaan terutama dari Pakistan ke India maupun sebaliknya. Faktor persaingan pengaruh: kedua negara besar di kawasan ini saling bersaing untuk memantapkan pengaruh di Asia Selatan dan ikut

2 Percaturan Strategi di Asia Selatan, yang diakses melalui http://www.

Globalisasi.com.wordpress.com/2006/07/10/percaturan-strategi-di-asia-selatan/,yang diakses pada 15 Februari 2017

(3)

49 mempengaruhi negara-negara besar di luar kawsan untuk masuk kedalam kawsan. India dan Pakistan berusaha untuk menjadi regional leader meskipun secara de facto India lebih dominan untuk memimpin Asia Selatan. Faktor ekonomi: meskipun terjadi persaingan untuk memperebutkan pengaruh dan saling curiga satu sama lain, namun kerjasama ekonomi dan teknik di kawsan ini terjalin dengan baik. Terbentuknya SAARC merupakan bukti dan puncak

dari adanya usaha kerjasama.3

Asia Selatan secara terang-terangan mengembangkan nuklir pada bulan Mei 1998 dan pada saat terjadinya Perang kargil 1999. Perang Kargil merupakan konflik bersenjata antara India dan Pakistan yang terjadi antara Mei dan Juli 1999 di distrik Kargil, Kashmir. Penyebab konflik ini adalah masuknya pasukan Pakistan dan militan Kashmir ke wilayah India pada Line of Control, yang merupakan perbatasan de facto antara kedua negara.. Tentara Pakistan dan militan Kashmir masuk ke sisi India dan mengambil alih puncak vital di Kargil. Angkatan bersenjata India yang didukung oleh Angkatan Udara India menyerang balik Pakistan, dengan bantuan diplomatik internasional yang memaksa mundurnya Pakistan. Nuklirisasi yang terjadi di kawasan ini merupakan akibat dari perang berlarut-larut yang terjadi antara India dan

Pakistan.4

A. Intensitas Ancaman Keamanan Regional Asia Selatan

Kondisi keamanan di Asia selatan sampai saat ini masih belum stabil. Berbagai konflik masih muncul dan belum terselesaikan. Secara umum beberapa konflik intenal yang pernah terjadi antara negara-negara di kawasan Asia Selatan dapat dibagi menjadi 4 konflik:

3 Ibid

4 Shireen M. Mazari, The Kargil Conflict, 1999:Separating Fact from Fiction (Islamabad: Islamabad Institute of

(4)

50 1. Konflik Teritori

a. India dan Pakistan: konflik gletser Siachen, Kargil, Sir creek serta konflik Kashmir

b. Afghanistan dan Pakistan: konflik garis batas Durand.

c. India dan bangladesh: Bangladesh menginginkan pembagian yang adil dari Sungai Gangga dengan menentang pembangunan Farrakha Barrage di India, dan konflik teritori New Moor island (South Talpatty) serta isu pengungsi kelompok pemberontak dari masing-masing negara.

2. Terorisme lintas batas

a. India dan Pakistan : adanya tuduhan antar negara terhadap tindakan terorisme dari masing-masing negara.

b. Aksi terorisme di kawasan perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan. 3. Konflik imigran dan Pengungsi

a. Imigran ilegal Bangladesh yang menyusup ke India

b. Pakistan menutup kamp pengungsi untuk Afghanistan karena tingginya tekanan militansi lintas batas

c. Nepal dan Bhutan: pengungsi dari Bhutan. 4. Nuklir

Persaingan antara India dan Pakistan yang akhirnya memicu nuclear deterrence.

Setiap negara di Asia Selatan mempunyai masalah yang dapat mengancam stabilitas keamanan. Berbagai konflik yang pernah terjadi adalah konflik politik di Bangladesh, konflik Kashmir, konflik pengaturan air antara India dan Bangladesh, terorisme, konflik India dan Sri Lanka, konflik India dengan Nepal dan masih banyak yang lainya. Namun, konflik bilateral yang sering terjadi dikawasan ini bersifat India-sentris. Setiap konflik yang terjadi melibatkan

(5)

51 India yang mencerminkan sebagian besar aspirasi hegemonik India dan didukung oleh

supremasi militer India di wilayah tersebut.5

1. Konflik Perbatasan Antara China, India dan Pakistan

Konflik yang terjadi antara China, India dan pakistan merupakan konflik perbatasan. Konflik ini terjadi di wilayah Khasmir yang terletak di wilayah jantung Asia yang idapit oleh China disebelah timur, India di selatan, Pakistan dan Afghanistan di barat, serta CIS di sebelah utara. Latar belakang terjadinya konflik antara India dan Pakistan adalah perebutan wilayah Kashmir. Hal ini bermula pada tahun 1941 ketika gulab Singh dan penggantinya menguasai Kashmir. Pada sensus penduduk tahun 1941, wilayah Kashmir memiliki jumlah penduduk sebesar 4.021.698 orang dan 3.101.247 diantaranya adalah penduduk muslim. Sehinggga 94% dari wilayah Kashmir yang sedang bergejolak adalah penduduk muslim.

Pada saat itu, rakyat Khasmir bangkit melawan kekuasaan penguasa Khasmir yang terkenal dengan kekejamannya terutama pada saat proses penumpasan pemberontakan yang terjadi pada tahun 1931. Kemudian tahun 1932, Sheikh Abdullah membentuk partai politik di Kashmir yang kenal dengan the Jammu & Kashmir Muslim Conference (yeng pada tahun 1939 dirubah namanya menjadi National Conference). Dengan dibentuknya partai diharapkan mampu menjadi tempat untuk menampung aspirasi masyarakat. pada akhirnya penguasa Khasmir memberikan kesempatan kepada rakyat untuk berdemokrasi namun secara terbatas, yaitu dengan didirikanya DPR. Namun, rakyat tetap bersikeras ingin memisahkan diri dari kekuasaan penguasa Khasmir.

Berdasarkan instrumen pembagian India, mereka dibebaskan untuk memilih bergabung dengan India atau dengan Pakistan. Namun, mereka disarankan untuk membentuk wilayah

5 W. Lawrence Prabhakar, “The challenge of Minimal Nuclear Deterrence,” in Michael Krepon and Chris

Gagne, Eds. The Impact of US BallisticMissile Defenses on Southern Asia Report No. 46 (Washington, D.: The Henry L. Stimson Center, 2002), p. 51

(6)

52 sendiri dengan pertimbangan wilayah geografi dan masalah etnik. Disinilah awal mula konflik anatara india dan Pakistan yang merebutkan wilayah Khasmir. Dalam perspektif agama, wajar jika Khasmir dan Pakistan berkeinginan untuk memisahkan diri dari India yang didominasi oleh masyarakat hindu. Khasmir dan Pakistan adalah negeri islam. Sedangkan dalam bidang lainya, seperti ekonomi, politik maupun strategi militer, Pakistan memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap Khasmir. Potensi alam Khasmir menjadi rebutan. Terdapat tiga sungai besar di Khasmir yang menentukan kondisi perairan Pakistan. Jika sungai tersebut

sepenuhnya di alirkan ke India maka Pakistan akan mengalami kekeringan.6

Dari segi militer Khasmir sangat strategis digunakan untuk membangun kekuatan militer. Inilah sebabnya Khasmir menjadi rebutan karena apabila ada yang menguasai wilayah ini maka akan dengan mudah menguasai wilayah lain disekitarnya. Konflik yang terjadi berlarut-larut ini mulai memanas dejak tahun 1947 bersamaan dengan terpecahnya India menjadi dua yaitu Pakistan barat dan India timur. Peristiwa ini memiliki empat kejadian perang, tiga diantaranya merupakan perang utama. Setiap perang yang terjadi penyebab utamanya adalah perebutan wilayah Khasmir, kecuali perang yang terjadi antara India-Pakistan pada tahun 1971 yang disebabkan oleh masalah wikayah Pakistan Timur. Proses perang antara India dan Pakistan adalah sebagai berikut:

 Perang 1947 : Pakistan merebut sepertiga Khasmir (Pakistan mengklaim Khasmir

sebagai wilayahnya) dengan bantuan Pashtun. Hindu dan Sikhs dihilangkan dai wilayah Khasmir dan Pakistan. India membalas dengan mengirim pasukan ke Gurdaspus.

 Perang 1965 : Pasukan Pakisan berusaha memasuki wilayah teoriti Khasmir India

untuk memicu pemberontakan di Khasmir. Rencana ini dapat digagalkan oleh India

(7)

53 kemudian India membalas hal ini. Perang ini diakhiri dengan gencatan senjata dan India dapat merebut sebagian teoriti Pakistan.

 Perang 1971 : Bangladesh meminta merdeka dari Pakistan. Namun tidak dikehendaki

oleh Pakistan. Tentara Pakistan melakukan pembunuhan dan pemerkosaan besar-besaran di Bangladesh dan genoside penduduk Bengali. Juataan pengungsi pindah ke India, kemudian India membantu Mukti-Bahini Bangladesh dan menaklukan Pakistan sehingga Bangladesh dapat merdeka dari Pakistan dan Pakistan menyerah seluruhnya.

Hingga saat ini kedua negara tersebut gencar melakukan perombakan militer dan melakukan pembangunan miilteristik. Kedua negara juga menggandeng negara-negara besar seperti AS dan Rusia untuk membangun senjata nuklir. Dengan mengetahui kekuatan militer satu sama lain, kedua negara akan berfikir dua kali untuk menyerang satu sama lain karena

keduanya sama-sama memiliki senjata nuklir.7

2. Konflik India dan China

India dan China merupakan dua negara tetangga namun salling bersaing satu sama lain. Hubungan India dan china sangat kompleks dengan persaingan, ketidakpercayaan dan persaingan geografis. Secara historis India dan china berada dalam kondisi rivalitas dilema keamanan. Keduanya termas uk dalam raksasa ekonomi dunia. Saat ini China merupakan kekuatan ekonomi dunia dan mengalahkan Amerika Serikat dan pengaruhnya di Asia. Salah satu cara agar china dapat melebarkan pengaruhnya di Asia adalah dengan memperlambat pertumbuhan India dan mendukung program nuklir Pakistan.

Perang antara India dan China terjadi pada tahun 1962 terkait masalah garis McMahon. Perebutan wilayah berawal pada saat pemerintah kolonial Inggris menarik garis perbatasan antara China dan India yang dikenal sebagai garis McMahon yang menyebabkan daerah

7 M.V. Ramana and Zia Mian, “The Nuclear Confrontation in South Asia,” in SIPRI Yearbook

(8)

54 Khasmir terbagi. Namun, kedua negara pada awalnya selalu beretikat baik untuk berdiplomasi mengenai masalah ini. Pada tahun 2008, Perdana Mentri Manmohan Singh datang ke China untuk membicarakan masalah ini. Disaat kesepakan mengenai masalah ini belum tercapai, pada tahun 2009 PM Manmohan Signh telah melakukan tindakan militansi di daerah sengketa tanpa ijin China.

Hingga saat ini hubungan antara China dan India masih belum kondusif. Pada 18 Agustus 2014 The Times of India melaporkan tentara China yang telah memasuki wilayah Ladakh India, menyeberang garis Kontrol Aktual sejauh 25 hingga 30 km dengan membawa bendera provokasi yang menyatakan bahwa daerah tersebut adalah milik China. Selain konflik perbatasan india dan China juga terlibat dalam konflik perebutan hegemon di kawasan Asia

Selatan.8 India merasa ancaman dari china berasal dari berbagai sudut, terutama karena

kebijakan ‘Hexian Gongda’ yang diterapkan China di Asia Selatan. Maksud dari kebijakan ini ialah ‘bersatu dengan yang kecil (Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, Nepal, Maladewa) untuk melawan yang besar (India). china melakukan pembangunan di wilayah Aksai Chin disaat India mewaspadai pergerakan Pakistan. Untuk mewujudkan hegemoninya di wilayah Asia Selatan, China juga melakukan investasi di bidang pembangunan bagi negara-negara Asia Selatan.

3. Ancaman Keamanan di Perairan Asia

Beberapa negara mulai mencari pengaruh untuk menjadi negara yang diperhitungkan dalam bidang politik, militer dan ekonomi begitun juga dalam lingkup maritim di Asia. Terdapat India, China dan Pakistan yang terus melakukan pembaruan sistem persenjataan dan

8 Strategi India Dalam Menghadapi Hegemoni Tiongkok Di Kawasan Asia Selatan 2005-2014 yang diakses

melalkui download.portalgaruda.org/article.php?article=319239&val=6444&title= Strategi India Dalam Menghadapi Hegemoni Tiongkok Di Kawasan Asia Selatan 2005-2014. Diakses pada 18 Februari 2017. Pukul 21.10.

(9)

55

meningkatkan status maritimnya menjadi kekuatan yang handal.9 Perkembangan China dan

kemajuan India mempengaruhi dinamika keamanan di Asia. Pergeseran kekuatan ke Asia Pasifik akan menjadi sebuah transisi yang panjang dan akan menjadi tantangan yangbesar bagi Asia, ketidakstabilan hubungan antar negra dan permasalahan maritim seperti Laut China

Selatan.10

Isu maritim yang terjadi di Laut China Selatan telah menimbulkan banyak ketegangan. Amerika Serikat telah menyediakan sabilitas maritim di Asia Pasifik, namun terus ditantang oleh China serta India juga semakin ambisius. Laut China Selatan dapat menjadi pemecah belah persatan di kawasan dengan China yang semakin memandang daerah tersebut sebagi miliknya dan menyangkal klaim-klaim dari beberapa negara saingan China di beberapa rantai

kepulauan termasuk Spratlys.11

Selain masalah perebutan wilayah, keamanan maritim di kawasan Asia juga terganggu dengan adanya perompak laut di Somalia yang kegiatanya mulai memasuki wilayah perairan Asia. Perompak Somalia mulai jadi sorotan saat peristiwa pembajakan kapal tanker super milik Arab Saudi seharga 100 juta dolar dan satu kapal Ukraina yang membawa senjata dalam jumlah

besar termasuk 33 tank asal Rusia.12 Kejahatan perompak Somalia tidak hanya mengganggu

perdagangan internasional tetapi juga keamanan dunia karena melibatkan banyak negara menjadi korban. Dengan semakin bertambahnya ancaman maritim di Asia , India menyadari

9 Daftar Negara Dengan Senjata Nuklir, diakses melalui

http://id.wikipedia.org/wikiDaftar_negara-dengan_senjata_nuklir, yang diakses pada 18 Februari 2017.

10 M.V. Ramana and Zia Mian, “The Nuclear Confrontation in South Asia,” in SIPRI Yearbook

2003, Disarmament and International Security (London: Oxford University Press, SPRI, 2003), p. 201

11 Pergeseran Kekuatan Di Asia Membawa Potensi Konflik, diakses melalui

http://erabaru.nett/opini/65-opini/18473-pergeseran-kekuatan-ke-asia-membawa-potensi-konflik, diakses pada 18 Februari 2017.

12 Stabilitas dari Laut, yang diakses melalui

(10)

56 bahwa kepentingan nasionalnya tergantung dari sejauh mana negara tersebut dapat

mengamankan negaranya. Indiapun meningkatkan stabilitas angkatan lautnya. 13

India memandang Samudera Hindia dengan perairan disekitarnya merupakan akses bagi pertumbuhan ekonomi india. Bagi India keamanan akan terjamin apabila negara ini memperluas pengaruh kekuatan lautnya diseluruh kawasan Samudera Hindia dari pantai Afrika

sampai pantai barat Australia dan dari selat hormuz ke selat Malaka.14

4.Terorisme

Terdapat dua kelompok besar terorisme yang diduga bermarkas di Asia Selatan. Kedua kelompok tersbut adalah Taliban dan Al-Qaeda. Antara india dan Pakistan bahkan dunia internasional menduga bahwa Taliban berada di Pakistan dan Al-Qaeda berada di Afghanistan. Kelompok- kelompok ini menggunakan cara kasar untuk menunjukan kekuatan politiknya. Taliban bahkan telah menguasai beberapa desa di Pakistan dan menerapkan hukum syariat. Kelompok Taliban muncul pada awal tahun 1990an di Pakistan Utara setelah tentara Uni Soviet di tarik mundur dari Afghanistan. Kelompok jaringan ini juga menjadi salah satu kekuatan di Afghanistan. Sebagai kelompok yang mayoritas adalah etnis Pashtun, Taliban mulai di kenal

di Afghanistan pada tahun 1994.15 Janji Taliban di wilayah Pasthun yang terletak di perbatasan

Pakistan dan Afghanistan adalah jika kekuasaan akan menciptakan kembali perdamaian dan keamanan serta menerapkan shariah islam.

Sementara Organisasi terorisme internasional Al-Qaeda didirikan oleh Osama Bin Laden pada tahun 1988 ketika pasukan mujahidin Afghanistan sedang berperang melawan Uni

Soviet.16 Tujuan Al-Qaeda adalah untuk mendirikan Pan Islamic atau Khalifal Islam yang

13 Ibid.

14 Pembangunan Kekuatan AL India, diakses melalui

http://damnthetorpedo.blogspot.com/2008/10/pembangunan-kekuatan-al-india-html, yang diakses pada 18 Februari 2017.

15 Bruce Vaughn, et.al.,Terrorism in South East Asia, CRS Report for Congress, February 7, 2005 16 Ibid

(11)

57 meliputi semua negara islam di dunia. Alqaeda mendirikan beberapa sel pelatihan untuk melawan dominasi negara barat terutama AS. Pusat sel pelatihan jaringan Al-Qaeda berada di Afghanistan, kemudian menyebar di Asia, Afrika, timur Tengah dan kaukakus. Pada 1990-an kamp pelatihan Taliban dan Al-Qaeda melatih 70.000 dan 120.000 pemuda muslim untuk berjuang di Filipina (Mindanao), indonesia (maluku dan Poso), Myanmar, china (Xinjiang), Kashmir, Bosnia, Kosovo, Chechnya, Degestan, Nagorno-Karabakh, Algeria, Mesir, Yordania

dan yaman.17

5. Konflik India-Sentris

 Konflik India dan Sri Lanka

Pada abad ke-13 etnis Tamil dari India bermigrasi ke Sri Lanka sehingga membentuk komunitas kecil yang sebagian besar beragama Hindu. Adanya emigrasi dari masyarakat Indo-Arya juga membentuk populasi etnis Sinhala yang menjadi etnis mayoritas di Sri Lanka. Pada awal abad ke-16 Inggris membuat perkebunan besar untuk menanam kopi yang terdapat di Ceylon. Ekspor kopi berkembang pesat sehingga sebagian besar pekerja India dibawa untuk bekerja di perkebunan. Selain kopi, kelapa dan karet juga menjadi komoditas utama di Sri Lanka. Pada tahun 1910 Sri Lanka memilih anggota dewan legislatif, namun tidak memuaskan sehingga pada 1931 Sri lanka diberikan konstitusi baru. Sri Lanka kemudian meminta kemerdekaan penuh dan Inggris memberikanya pada tahun 1947. Sri Lanka merdeka pada 4 Februari 1948. Ketika Inggis meninggalkan Sri Lanka, kedua etnis ini mulai merebutkan kekuasaan.

Dari zaman penjajahan etnis Sinhala banyak menduduki kursi pemerintahan, sehingga hal tersebut membuat etnis ini merasa lebih unggul dari pada etnis Tamil. Hal ini yang kemudian menyebabkan ketidakadilan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan. Misalnya,

(12)

58 keputusan menggunakan bahasa Sinhala sebagai bahasa nasional Sri Lanka. Pada tahun 1956 terjadi ekskalasi konflik etnis Sinhala dan Tamil. Etnis Tamil sebagai etnis minoritas tidak terima atas penetapan bahasa Sinhala sebgai bahasa nasional dan agama Buddha sebagai agama resmi. Keteganggan semakin bertambah dimana etnis Tamil mulai menyerang pemerintah yang akhirnya pecah menjadi perang Saudara.Pemerintah India secara terbuka menyatakan dukunganya terhadap etnis Tamil. Pada saat pemerintah Sri lanka ingin mengambil alih kontrol wilayah utaranya, India hadir untuk menyelamatkan Tamil.

Munculah berbagai kelompok pemberontak yang bertujuan untuk mendapatkan kembali hak-hal yang setara sebagai warga negara. Akibatnya terjadilah kejahatan perang dan kemanusian yang dilakukan oleh pemerintah Sri Lanka. Salah satu bentuk kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah Sri Lanka terjadi pada 12 Mei 2009. Kejahatan tersebut adalah penembakan secara sengaja yang dilakukan oleh pasukan keamanan pemerintah di rumah sakit dan pusat kesehatan darurat yang banyak dihuni oleh para pengungsi. Pasukan keamanan Sri Lanka juga menembaki pekerja kemanusiaan dan bom udara pada 11 Mei di utara Sri Lanka yaitu di kota Mullaitivu dimana konflik itu terjadi pada tahun 2009 yang di huni oleh warga sipil.18

 Konflik India-Bangladesh

Hubungan India dan Bangladesh memburuk akibat sengketa pengairan. India dan Bangladesh di airi oleh Sungai Gangga. Diantara kedua negara telah sepakat untuk berbagi dengan adil. Pada 1990-an hubungan kedua negara mulai memburuk akibat snegketa Barrage Farakka. India membangun sebuah kanal pengumpan untuk mengalihkan air. Apabila air sedang melimpah India membuka kanal sehingga Bangladesh menjadi banjir, sebaliknya jika air sedang menyusut India menutup kanalnya sehingga Bangladesh mengalami kekeringan.

(13)

59 Tidak hanya itu, beberapa konflik pun terus terjadi antara India dan Bangladesh. Misalnya, pada 1980-an untuk menghentikan arus imigran legal yang masuk ke Benggala barat, India membangun pagar di perbatasan internasional India-Bangladesh dan konflik perebutan wilayah (Pyrdiwah dan Pulau sungai Muhurichar) di perbatasan pada tahun 2001. Kedua negara juga saling curiga, dimana India menuduh Bangladesh bersekutu dengan Pakistan yang bertindak sebagai penyalur operasi teroris anti India. Bangladesh menuduh India memberikan dukungan

terhadap pemberontak anti-Dhaka, Chakma.19

 Konflik India dan Nepal

Sebuah contoh manuver hubungan politik dimana India sebagai negara dengan kekuasaan yang besar lebih berkuasa dibanding dengan negara kecil. Nepal mempertahankan kemerdekaanya meskipun secara ekonomi bergantung dengan India. Konflik yang terjadi di antara kedua negara ini lebih sering karena masalah ekonomi. Hubungan kedua negara semakin tegang pada saat India menolak tawaran Nepal mengenai zona keamanan internasional. Protes resmi juga dilakukan oleh pemerintah India atas Nepal yang telah mengakui persenjaaan China. India khawatir akan kehilangan hegemonya atas nepal dan kehilangan pengaruh di

Katmandu.20

B . Persaingan Pengembangan Senjata Nuklir di Asia Selatan

India dan Pakistan merupakan dua dari tujuh negara yang terdapat di Asia Selatan yang sering mengancam kondisi keamanan kawasan akibat dari pengembangan senjata nuklir.

19 “Konflik di kawasan Asia Selatan” diakses melalui

www.kompasiana.com/isharyanto/konflik-di-kawasan-asia-selatan_552e1d006ea834473f8b45b8 pada 19 April 2017

(14)

60 Pasalnya kedua negara ini telah terlibat konflik yang berkepanjangan. Sebagai negara dunia ketiga, kepemilikan nuklir kedua negara ini telah membuat dunia merasa terancam. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengembangan nuklir dan merasa terancamnya dunia adalah karena adanya dukungan dari negara-negara besar kepada India dan Pakistan.

Pengembangan nuklir di India telah banyak mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat. Salah satu dukungan yang diberikan Amerika Serikat untuk India berupa teknisi ahli dan beberapa bahan baku dari Amerika untuk pengembangan reaktor nuklir di India pada tahun 1956 yang merupakan titik awal bagaimana negara besar masuk dalam pengembangan senjata

nuklir di India. India juga mendapatkan dukungan dari Kanada.21 Dalam perkembangan

selanjutnya, peran Kanada dan Amerika Serikat semakin meningkat dan tidak dapat dilepaskan. Hal ini semakin signifikan pada saat Amerika Serikat merasa terancam akibat China berhasil melakukan tes nuklir pertamanya pada tahun 1964. Permasalahan ini pun menjadi ancaman jelas bagi India setelah mereka mengalami kekalahan ketika perang dengan China dalam masalah perbatasan kedua negara pada tahun 1962. Hal ini juga menjadi salah satu faktor pendorong India untuk mempunyai senjata nuklir yang pada akhirnya di tahun 1974 India

berhasil melakukan tes senjata nuklir yang diberi nama Pokhran I.22

Keberhasilan uji coba nuklir India menjadikan Pakistan semakin terancam mengingat berbagi konflik militer yang cukup intens terjadi diantara keduanya. Ditambah lagi, Pakistan pernah mengalami kekalahan dalam perang yang terjadi pada tahun 1971 dengan India. Keberhasilan India dalam mengembangakan senjata nuklir mengakibatkan respon yang cepat dari Pakistan. Abdul Qadeer Khan, yang merupakan salah satu ilmuwan yang sangat ahli dalam bidang metalurgi dan bekerja di salah satu perusahaan Eropa yang bergerak di pengayaan

21 Marie Izuya & Sinichi Ogawa. “The Nuclear Policy of India and Pakistan”, NIDS Security Report, No.4 (March

2003), hlm. 59-60. Yang diakses melalui http://www.nids.go.ip/english/publication/kiyo/pdf/bulletin e2002 3.pdf.

(15)

61 Uranium merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam perkembangan senjata nuklir di Pakistan – dia pun dikenal sebagai the father of Pakistan’s nuclear weapon development program.23

Pengembangan fasilitas nuklir Pakistan menjadikan negar atersebut mendapatkan respon negatif dari Amerika Serikat. Sebagi bentuk respon negatif tersebut Amerika Serikat mengeluarkan embargo baik secara ekonomi maupun militer pada tahun 1977. Dengan situasi yang sangat komplek pada saat itu di kawasan tersebut dengan munculnya permasalahan perang Afghanistan yang melibatkan Uni Soviet, serta persaingan antara China dengan Amerika Serikat dan pada India, memberikan keuntungan tersendiri bagi Pakistan. Pada tahun 1985, Pakistan mulai memproduksi weapon-grade enriched uranium yang dianggap

mendapatkan bantuan China atas kondisi tersebut.24 Akhirnya Pakistan berhasil melakukan uji

coba senjata nuklirnya pada Mei 1998 sebagai respon atas uji coba senjata nuklir yang dilakukan India sebelumnya.

Hal tersebut telah memperlihatkan adanya persaingan antara India dan Pakistan dalam mengembangkan senjata nuklir. Walaupun terlihat motivasi India untuk mengembangkan senjata nuklir adalah sebagi bentuk balancing terhadap China, dengan upaya balancing yang sama yang dilakukan Pakistan terhadap India, menjadikan arms dinamyc antara India dan Pakistan berjalan secara terus menerus. Kedua negara tersebut juga pada akhirnya memanfaatkan situasi persaingan diluar keduanya sebagai dukungan dari pihak eksternal terhadap masing-masing negara, seperti dukungan Amerika Serikat terhadap India serta

dukungan China terhadap Pakistan.25

23 Ibid.

24 Ibid. Hlm. 65.

25 Rifki Ahmad Z.S. Kepemilikan Senjat Nuklir India-Pakistan: Melihat Kemungkinan Terjadinya Perang Nuklir

(16)

62

A. Upaya Pelucutan Senjata: studi kasus KBSN (Kawasan Bebas Senjata Nuklir)

Tindakan india yang terus mengembangkan nuklirnya menimbulkan reaksi di negara-negara kawasan Asia Selatan. Terutama bagi Pakistan yang merupakan saingan utama India di kawasan tersebut. Pakistan juga memiliki kemampuan memproduksi nuklir, meskipun pada awalnya pemimpin-pemimpin Pakistan menyangkalnya. Untuk menunjukkan “good will” – nya, Pakistan telah beberapa kali mengusulkan berbagai usulan pengaturan denuklirisasi dengan India, seperti aksesi bersama terhadap traktat NPT, penerimaan bersama full-scope safeguards IAEA, inspeksi bilateral terhadap semua instalasi nuklir, membuat pernyataan

resmi untuk tidak memproduksi s enjata nuklir, dan pembentukan KBSN (Kawasan Bebas

Senjata Nuklir) Asia Selatan.26

Pada tahun 1974 Pakistan juga menyampaikan usul di SMU-PBB bagi pembentukan suatu KBSN di Asia Selatan melalui Resolusi No. 3265 (XXIX) “Declaration and establishment of a nuclear-free zone in South Asia” yang disahkan pada 9 Desember 1974.

Dalam alasannya, Pakistan menyebutkan bahwa semua negara di kawasan itu telah menyatakan secara terbuka oposisi mereka terhadap senjata nuklir dan hampir semua syarat yang diperlukan bagi pembentukan KBSN terpenuhi. Semua negara di kawasan Asia Selatan telah membuat pernyataan sepihak untuk tidak mendapatkan, mengembangkan atau membuat senjata nuklir. Mereka juga menyatakan sikap menentang masuknya senjata nuklir ke dalam kawasan dan terus mendesak dilakukannya upaya multilateral untuk menciptakan pelucutan senjata secara efektif.27

Namun, India menolak usulan Pakistan tersebut dan senantiasa menentang resolusi PBB yang mendukung gagasan pembentukan KBSN itu. India beranggapan bahwa gagasan tersebut tidak tepat karena tidak merupakan hasil negosiasi sebelumnya di antara negara-negara

26 Dian Wirengjurit. Kawasan Damai dan Bebas Senjata Nuklir. Op.Cit. 27 Ibid.

(17)

63 yang berkepentingan di kawasan tersebut. Dalam pandangan India, pengajuan konsep denuklirisasi regional semacam itu akan “inappropiate”. India juga berpandangan bahwa pelucutan senjata nuklir merupakan masalah yang memerlukan pendekatan global dan bukan pendekatan regional. India menolak pembentukan suatu KBSN dikawasan tersebut dengan alasan kamanan yang tidak stabil. Dengan sikap seperti itu, yang terus dipertahankan India hingga saat ini di berbagai forum pelucutan senjata, India menegaskan bahwa semua pembahasan masalah senjata nuklir harus dilakukan dalam skala global atau multilateral dan bukan regional.

Pada dasarnya India mendukung pembentukan KBSN apabila kondisi di kawasan tersebut sudah memungkinkan dan gagasan tersebut berasal dari dan disepakati oleh semua negara di kawasan. India juga mempertanyakan keabsahan (validity) anggapan Asia Selatan sebagai sub-kawasan dari kawasan Asia Pasifik. Menurut India, Asia Selatan tidak dapat dipisahkan dari bagian integral dari kawasan Asia dan Pasifik. Dalam pandangan India, suatu KBSN di kawasan Asia Selatan dinilai kurang maknanya mengingat kehadiran negara nuklir di Asia yaitu Cina, dilaksanakanya uji coba nuklir di Pasifik oleh Perancis, kehadiran pangkalan militer Amerika Serikat di Diego Garcia dan kehadiran kapal-kapal perang nuklir AS, Inggris dan Rusia di kawasan. Hal tersebut hanya akan membuat lingkungan keamanan di kawasan Asia Selatan semakin kompleks dan rawan yang oleh India dianggap tidak memenuhi

syarat bagi pembentukan suatu KBSN.28

Usulan berbagai negara kawasan Asia Selatan yang digagas oleh Pakistan mengenai KBSN ini adalah salah satu dari berbagai inisiatif pengawasan senjata yang pernah diajukan Pakistan kepada India dalam berbagai kesempatan. Berbagai usulan Pakistan lainya adalah bilateral terhadap Traktat NPT, pemerintahan bersama full-scope IAEA safeguard, pengaturan

(18)

64 inspeksi bilateral terhadap semua fasilitas nuklir dan pernyataan bersama untuk tidak mengembangkan senjata nuklir, juga tidak ditanggapi oleh India. India beranggapan bahwa usulan Pakistan tersebut sebagai cara untuk membatasi atau menghambat program senjata nuklirnya sambil berusaha mengembangkan program nuklirnya sendiri.

Dalam SMU-PBB tahun 1974 India mengajukan rancangan resolusinya mengenai gagasan pembentukan KBSN di kawasan-kawasan Asia bukan hanya untuk Asia Selatan. Sementara itu Pakistan secara konsisten mempertahankan sikapnya bahwa kondisi yang dibutuhkan untuk pembentukan KBSN di Asia Selatan sudah lama ada dan semua negara di kawasan tersebut telah menyatakan oposisi mereka mengenai kepemilikan dan introduksi senjata nuklir di kawasan. Kelima negara nuklir juga telah menyatakan dukungan dan penerimaan mereka terhadap konsep pembentukan KBSN. Sementara dalam pandangan India, gagasan pembentukan KBSN dinilai tidak realistis serta pergerakan dan penggelaran senjata-senjata nuklir oleh kelima negara nuklir di berbagai bagian dunia pada dasarnya tidak sejalan dengan pembentukan KBSN. Dalam sidang khusus PBB mengenai pelucutan senjata kedua (SSOD II) pada tahun 1982 Menteri Luar Negeri India secara tegas menyatakan bahwa India tidak mengikuti atau menyetujui legitimasi dari kepemilikan senjata nuklir berdasarkan pada

pandangan kekuatan.29

Langkah menuju arah pelucutan senjata antara Pakistan dan India yang merupakan dua negara konflik sebenarnya cukup terbuka dan langkah pertama pada tanggal 1988 kedua negara telah menandatangani perjanjian untuk tidak saling menyerang instalasi nuklir masing-masing, yang mulai berlaku pada tanggal 27 Januari 1991. Sementara itu pada tanggal 6 April 1991 kedua negara juga menyepakati perjanjian mengenai “advance notification” dari latihan militer dan pencegahan pelanggaran udara oleh pesawat terbang masing-masing pihak.

(19)

65 Pakistan juga mengusulkan diadakanya “Five-Power nuclear disarmament talks” dimana AS, Rusia dan Cina akan menjadi mediator antara India dan Pakistan, meskipun dalam prakteknya pembicaraan tersebut tidak pernah berlangsung. Kemudian AS memperbaharui kembali gagasan tersebut, juga menghimbau India untuk ikut serta dalam diskusi lima negara tersebut yang diharapkan dapat merintis jalan ke arah pembentukan KBSN di Asia Selatan. Namun, sejauh ini India masih belum mau bergabung.

Tujuan untuk mencapai non-proliferasi di kawasan Asia Selatan pertama-tama diarahkan untuk mengurangi kemungkinan pecahnya perang nuklir antara India dan Pakistan dan kemudian mencari jalan untuk membekukan dan kemudian menghapuskan kemampuan nuklir yang ada pada kedua negara. Langkah-langkahyang ditempuh ke arah tersebut dapat mencakup meningkatkan CBM regional dan menggiatkan kontak bilateral secara langsung untuk kemudian mengembangkannya kearah pelanggaran uji coba dan produksi nuclear weapon useable materials secara regional. Sejauh ini India bersikap bahwa pemecahan

regional tidak cukup dalam menghadapi ancaman perang nuklir dimana secara tersirat hal ini juga merujuk pada ancaman dari Cina. Sementara pada berbagai kesempatan Pakistan justru mendorong pemecahan regional meupakan salah satu cara untuk menghadapi kemacetan dalam

masalah nuklir antara India dan Pakistan.30

Pada bulan November 1992 India mulai mempertimbangkan gagasan tersebut karena negara-negara besar kini telah lebih mengutamakan pendekatan global terhadap masalah-masalah non-proliferasi. Pendekatan seperti ini mencakup pengurangan senjata-senjata nuklir secara sepihak dan bilateral, pembatasan penggelaran senjata-senjata nuklir dan kemungkinan tercapainya kesepakatan mengenai larangan uji coba nuklir yang komprehensif. India kini juga mulai menunjukan niatnya untuk menggunakan pendekatan regional. Kemudian juga adanya

(20)

66 upaya pemberian jaminan (NSA) kepada negara-negara non-nuklir akan dapat digunakan untuk membangun momentum bagi KBSN Asia Selatan , termasuk kemungkinan pengembangannya hingga mencakup suatu kawasan denuklirisasi India dan Pakistan. Sejak beberapa tahun terakhir juga negara-negara barat mulai mengusulkan dimulainya negosiasi mengenai pembentukan traktat pelarangan fissile material di berbagai forum pelucutan senjata

internasional.31

Hingga saat ini, India menolak adanya larangan uji coba nuklir regional. India terus mendesak diberlakukanya larangan uji coba nuklir secara komprehensif dan global. Negara-negra nuklir lainya, kecuali Cina, juga telah mengindikasi dukunganya terhadap gagasan tersebut. Jika Cina dapat diyakinkan untuk menandatangani larangan tersebut, India dan Pakistan juga dapat dilibatkan dalam setiap pembicaraan mengenai larangan uji coba nuklir. Menggunakan peraturan global untuk mencapai tujuan regional memerlukan kesepakatan dan tindakan nyata dari semua negara khususnya negara nuklir. Saat ini masih terdapat sejumlah masalah yang sangat mempengaruhi perdamaian di Asia Selatan, diantaranya : upaya Pakistan untuk memiliki senjata nuklir, penjualan perlengkapan dan teknologi senjat anuklir dai Cina kepada Pakistan, dan upaya AS untuk mengehentikan perlombaan senjata (nuklir) diantara kedua negara dengan dengan mempromosikan dan mengembangkan dialog diantara kedua negara, serta menjaga agar Cina tetap menahan diri.

Sementara sikap-sikap negara Asia Selatan terhadap pembentukan Kawasan Bebas Senjata Nuklir juga belum menyatu. Selain India, Bhutan juga menolak gagasan ini, sedangkan Pakistan, Sri Lanka, Nepal dan Maldives secara terbuka telah menyatakan dukunganya. Upaya pelucutan senjata lainyapun senantiasa di gagas oleh berbagai negara termasuk lima negara nuklir. Pembuatan berbagai traktat perjanjian masih belum di sepakati dengan maksimal.

(21)

67 Sejauh ini pembuatan KBSN di kawasan Asia Selatan masih belum ada kemajuan dan menunjukan ke arah kegagalan meskipun gagasan ini selalu di bahas di dalam sidang PBB dan

mendapat dukungan dari PBB.32

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan model genangan banjir rob yang ditunjukkan pada Gambar 14, hampir seluruh kelurahan di Kecamatan Semarang Utara terkena dampak dari banjir rob, yang

Dari semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah serangkaian proses penentuan tindakan masa depan yang disertai pertimbangan yang logis

Selanjutnya yaitu validasi produk yang meliputi ahli materi, ahli bahasa, ahli desain, serta guru geografi. Hasil tersebut merupakan hasil perhitungan seluruh jumlah

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh informasi sebagai berikut. 1) Sebagian besar responden menyatakan bahwa kemampuan dalam berbahasa Inggris sangatlah kurang atau jelek,

Tujuan dari penelitian ini, Untuk mengidentifikasi dan mendeteksi kerusakan bantalan akibat korosi pada pompa sentrifugal dengan kondisi yang telah ditentukan melalui

Pada tanggal 5 April tahun 1950, lahir Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah. Undang-Undang tersebut

Publikasi yang diusulkan pada Bidang B (Penelitian) harus memperhatikan linearitas juga (point nomor 4), yaitu harus sesuai dengan bidang ilmu pendidikan terakhir

Pesantren yang telah berdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) dan Pesantren Sunan