• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERJUDIAN MENURUT HUKUM POSITIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERJUDIAN MENURUT HUKUM POSITIF"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

3.1.1. Pengertian Perjudian

Judi atau permainan “judi” atau “perjudian” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Permainan taruhan dengan menggunakan uang atau barang. Berjudi ialah mempertaruhkan sejumlah uang atau harta dalam permainan tebakan berdasarkan kebetulan, dengan tujuan mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar dari pada jumlah uang atau harta semula.

Kartini Kartono mengartikan judi sebagai “Pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa, permainan pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak/belum pasti hasilnya (Kartono, 2005: 56).

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana dalam Pasal 303 ayat (3) judi diartikan sebagai: tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapatkan untung tergantung pada mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya, yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.” Dari rumusan ini terdapat dua pengertian perjudian, yakni sebagai berikut (Chazawi, 2007:166):

1. Suatu permainan yang kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan atau nasib belaka. Pada macam perjudian ini menang atau kalah dalam arti mendapat untung atau rugi hanyalah bergantung pada keberuntungan atau secara kebetulan. Misalnya dalam permainan judi dengan menggunakan alat dadu.

2. Permainan yang kemungkinan mendapat untung atau kemenangan sedikit atau banyak bergantung pada kemahiran atau keterlatihan si

(2)

pembuat. Misalnya permainan melempar bola, permainan dengan memanah, bridge atau domino.

Dua pengertian perjudian di atas, diperluas juga pada dua macam pertaruhan, yaitu (Chazawi, 2007: 167):

1. Segala bentuk pertaruhan tentang keputusan perlombaan lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain. Misalnya dua orang bertaruh tentang suatu pertandingan sepak bola antara dua kesebelasan, di mana yang satu bertaruh dengan menebak satu kesebelasan sebagai pemenangnya dan yang satu pada kesebelasan lainnya.

2. Segala bentuk pertaruhan lainnya yang tidak ditentukan. Dengan kalimat yang tidak menentukan bentuk pertaruhan secara limitatif, maka segala bentuk pertaruhan dengan cara bagaimanapun dan dalam segala hal manapun adalah termasuk perjudian. Seperti beberapa permainan kuis untuk mendapatkan hadiah yang ditayangkan pada televisi termasuk juga pengertian menurut pasal ini. Tetapi permainan kuis itu tidak termasuk permaninan judi yang dilarang, apabila terlebih dulu telah mendaptkan izin dari instansi atau pejabat yang berwenang.

Sedangkan menurut Dali Mutiara, dalam tafsiran KUHP menyatakan bahwa permainan judi berarti harus diartikan dengan artian yang luas juga termasuk segala pertaruhan tentang kalah menangnya suatu pacuan kuda atau lain-lain pertandingan, atau segala pertaruhan, dalam perlombaan-perlombaan yang diadakan antara dua orang yang tidak ikut sendiri dalam perlombaan-perlombaan itu, misalnya totalisator dan lain-lain (Kartono, 2011: 58).

Dalam UU No 7 Tahun 1974 perjudian adalah salah satu penyakit masyarakat yang manunggal dengan kejahatan, yang dalam proses sejarah dari generasi ke generasi ternyata tidak mudah diberantas. Oleh karena itu, pada tingkat dewasa ini perlu diusahakan agar masyarakat menjauhi melakukan perjudian, perjudian terbatas pada lingkungan sekecil-kecilnya

(3)

dan terhindarnya ekses-ekses negatif yang lebih parah, untuk akhirnya dapat berhenti melakukan perjudian.

3.1.2. Dasar Hukum Perjudian

Dalam perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak pidana (delict). Dalam Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dinyatakan bahwa semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan. Bahwa pada hakekatnya perjudian bertentangan dengan Agama, Kesusilaan dan Moral Pancasila, serta membahayakan penghidupan dan kehidupan masyarakat, Bangsa dan Negara.

Pemerintah telah berupaya membuat peraturan tentang larangan melakukan perjudian, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 303 dan 303 bis KUHP atau UU No. 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian dinyatakan bahwa semua bentuk perjudian adalah kejahatan (Djaja, 2009: 87). Sebagaimana hukuman bagi orang yang melakukan perjudian telah diatur dalam Pasal 303 (KUHP&KUHAP, 2013: 97) yang berbunyi:

(1) Di ancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, barang siapa tanpa mendapat izin:

1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu;

2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara;

3. Menjadikan turut serta pada permainan judi seperti pencarian Di dalam Pasal 303 bis juga diatur tentang hukuman perjudian yang berbunyi:

(4)

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sepuluh juta rupiah

1. Barang siapa menggunakan kesempatan main judi, yang diadakan

dengan melanggar ketentuan pasal 303;

2. Barang siapa ikut serta main judi di jalan umum atau dipinggir jalan

umum atau di tempat yang dapat dikunjungi umum, kecuali jika ada izin dari penguasa yang berwenang yang telah memberi izin untuk mengadakan perjudian itu.

(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak ada pemidanaan yang menjadi tetap karena salah satu dari pelanggaran ini, dapat dikenakan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak lima juta rupiah.

Selain itu, pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya PP No. 9 Tahun 1981 tentang pelaksanaan UU No. 7 Tahun 1974 tentang penertiban perjudian pasal 1 yang berbunyi:

(1) Pemberian izin penyelenggaraan segala bentuk dan jenis perjudian dilarang, baik perjudian yang diselenggarakan di kasino, di tempat-tempat keramaian, maupun yang dikaitkan dengan alasan-alasan lain.

(2) lzin penyelenggaraan perjudian yang sudah diberikan, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi sejak tanggal 31 Maret 1981

3.2. Unsur-unsur, Bentuk-bentuk dan Sanksi Perjudian 3.2.1. Unsur-unsur Tindak Pidana Perjudian

Dalam rumusan pasal 303 KUHP diatas memuat lima macam kejahatan mengenai perjudian yang terdapat dalam ayat (1) yaitu (Chazawi, 2007: 158):

a. Dalam butir 1, memuat dua kejahatan b. Dalam butir 2, memuat dua kejahatan;

(5)

Sedangkan dalam ayat (2) memuat tentang dasar pemberatan pidana, dan ayat (3) memuat tentang pengertian judi yang ada dalam ayat (1).

Lima macam kejahatan mengenai perjudian yang tersebut di atas mengandung unsur tanpa izin, dalam unsur tanpa izin inilah melekat unsur melawan hukum dari semua perbuatan dalam lima macam kejahatan mengenai perjudian itu (Chazawi, 2007: 159-165).

1. Kejahatan Pertama

Kejahatan ini dimuat dalam butir pertama,yaitu kejahatan yang melarang orang tanpa izin dengan sengaja memberikan atau menawarkan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai mata pencaharian. Adapun unsur-unsur kejahatan tersebut adalah:

Unsur-unsur Objektif:

a. Perbuatannya: menawarkan dan memberikan kesempatan; b. Objek: untuk bermain judi tanpa izin

c. Dijadikannya sebagai mata pencaharian. Unsur Subjektif:

a. Dengan sengaja

Dalam kejahatan pertama ini, si pembuat tidak melakukan perjudian. Dalam kejahatan ini tidak termuat larangan untuk bermain judi, tetapi perbuatan yang dilarang adalah:

(a) Menawarkan kesempatan bermain judi (b) Memberikan kesempatan berjudi.

Menawarkan kesempatan disini berarti si pembuat melakukan apa saja untuk mengundang atau mengajak orang-orang untuk bermain judi, dengan menyediakan tempat atau waktu tertentu. Dalam perbuatan ini mengandung pengertian belum ada orang yang melakukan perjudian. Sementara itu memberikan kesempatan berarti

(6)

menyediakan peluang dengan sebaik-baiknya dengan menyediakan tempat tertentu untuk bermain judi.

Dalam hal ini sudah ada orang yang bermain judi. Perbuatan menawarkan dan memberikan kesempatan haruslah dijadikan sebagai pencaharian, artinya perbuatan itu tidak dilakukan seketika melainkan berlangsung lama, dan dari perbuatan itu pembuat mendapatkan uang yang dijadikan sumber pendapatan untuk kehidupnnya.

2. Kejahatan Kedua

Kejahatan yang kedua yang juga di muat dalam butir I adalah melarang orang yang tanpa izin dengan sengaja turut serta dalam suatu kegiatan usaha permainan judi. Adapun unsur-unsur dari kejahatan tersebut sebagai berikut:

Unsur Objektif.

a. Perbuatannya: Turut serta;

b. Objek : dalam suatu kegiatan usaha permainan judi tanpa izin. Unsur Subjektif.

a. Dengan sengaja.

Pada kejahatan perjudian jenis ke 2 ini, perbuatannya adalah turut serta, artinya dia ikut terlibat dalam usaha permainan judi bersama orang lain. Seperti pada bentuk pertama, dalam bentuk kedua ini juga memuat unsur dengan sengaja, akan tetapi kesengajaan ini lebih kepada unsur perbuatan turut serta dalam kegiatan usaha permainan judi, artinya bahwa si pembuat menghendaki untuk

melakukanperbuatan turut serta dan didasarnya bahwa

keturutsertaannya itu adalah kegiatan permainan judi. 3. Kejahatan Ketiga.

Kejahatan perjudian bentuk ketiga ini adalah tanpa izin dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi. Unsur-unsurnya adalah :

(7)

Unsur Objektif.

a. Perbuatan: menawarkan atau member kesempatan; b. Objek: Kepada khalayak umum;

c. Untuk bermain judi tanpa izin. Unsur Subjektif.

a. Dengan sengaja.

Kejahatan perjudian ketiga ini sangat mirip dengan kejahatan perjudian bentuk pertama. Persamaannya adalah unsur perbuatan, yaitu menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi. Sedangkan perbedaannya adalah sebagai berikut:

1. Pada bentuk pertama, perbuatan menawarkan atau memberikan

kesempatan tidak disebutkan kepada siapa ditujukan, bisa kepada seseorang atau beberapa orang, sedangkan kepada khalayak umum, jadi tidak berlaku kejahatan bentuk ketiga ini jika hanya ditujukan pada seseorang atau beberapa orang saja.

2. Pada bentuk pertama, secara tegas disebutkan bahwa kedua

perbuatan itu dijadikan sebagai mata pencaharian, sedangkan pada bentuk ketiga ini tidak disebutkan unsur dijadikan sebagai mata pencaharian.

4. Kejahatan Keempat

Kejahatan perjudian bentuk keempat dalam pasal 303 ayat (1) KUHP adalah larangan dengan sengaja turut serta dalam menjalankan kegiatan usaha perjudian tanpa izin. unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:

Unsur Objektif

a. Perbuatannya : Turut serta;

b. Objeknya : dalam kegiatan usaha permainan judi tanpa izin; Unsur Objektif

(8)

Bentuk keempat ini juga hampir sama dengan bentuk kedua, perbedaanya terletak pada unsur turut sertanya. Pada bentuk kedua, unsur turut serta ditujukan pada kegiatan usaha perjudian sebagai mata pencaharian, sedangkan dalam bentuk keempat ini, unsur turut sertanya ditujukan bukan untuk mata pencaharian.

5. Kejahatan Kelima

Pada bentuk kelima ini kejahatan mengenai perjudian adalah melarang orang yang melakukan perbuatan turut serta dalam permainan judi tanpa izin yang dijadikannya sebagai mata pencaharian. Unsur-unsurnya adalah:

a. Perbuatannya turut serta

b. Objek : dalam permainan judi tanpa izin c. Sebagai mata pencaharian.

Perbuatan turut serta terdapat pada kejahatan bentuk kedua, keempat dan kelima. Pengertian perbuatan turut serta telah diterangkan secara cukup pada saat pembicaraan bentuk kedua, sehingga tidak perlu diterangkan lagi.

Pada bentuk kelima ini unsur dalam menjalankan kegiatan usaha tidak dimuat lagi. Artinya si pembuat di sini tidak ikut serta dalam menjalankan usaha permainan judi. Menjalankan usaha adalah berupa perbuatan menawarkan kesempatan dan memberikan kesempatan bermain judi. Pada bentuk kelima ini, si pembuat ikut terlihat bermain judi bersama orang lain yang bermain, dan bukan terlihat bersama pembuat yang melakukan kegiatan usaha perjudian yang orang ini tidak ikut bermain judi.

Dalam pasal 303 bis KUHP juga terdapat dua bentuk kejahatan perjudian yaitu:

1. Bentuk Pertama

Pada bentuk pertama terdapat unsur-unsur sebagai berikut : a. Perbuatan : Bermain judi;

(9)

b. Dengan menggunkan kesempatan yang diadakan dengan melanggar pasal 303 KUHP.

Kejahatan dalam pasal 303 bis, tidak berdiri sendiri, melainkan bergantung pada terwujudnya Pasal 303 KUHP. Tanpa terjadinya pelanggaran Pasal 303 KUHP, maka pelanggaran Pasal 303 bis KUHP juga tidak ada.

Dalam Pasal 303 telah dibicarakan lima bentuk kejahatan mengenai perjudian, diantara lima kejahatan ini ada dua bentuk kejahatan yang perbuatan materilnya berupa menawarkan kesempatan dan memberikan kesempatan, yakni:

a. Perbuatan menawarkan kesempatan dan memberikan kesempatan untuk bermain judi sebagai mata pencaharian.

b. Perbuatan menawarkan kesempatan dan memberikan kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi.

Dengan telah dilakukannya dua kejahatan di atas, terbukalah kesempatan untuk bermain judi bagi siapa saja. Oleh sebab itu, barang siapa yang menggunakan kesempatan itu untuk bermain judi, dia telah melakukan kejahatan Pasal 303 bis yang pertama ini.

Kejahatan Pasal 303 bis, tidaklah dapat dilakukan oleh satu orang, karena perbuatan bermain judi tidak mungkin terwujud tanpa hadirnya minimal dua orang. Kejahatan ini termasuk pernyertaan mutlak. Penyertaan mutlak adalah suatu tindak pidana yang karena sifatnya untuk terjadinya mutlak diperlukan dua orang. Kejahatan permainan judi ini, kedua-duanya dipertanggungjawabkan dan dipidana yang sama.

2. Bentuk Kedua

Pada bentuk kedua ini unsur-unsurnya sebagai berikut : a. Perbuatan : ikut serta bermain judi;

b. Tempatnya : Jalan umum,pinggir jalan,tempat yang dapat kunjungi umum ;

(10)

c. Perjudian itu tanpa izin dari penguasa yang berwenang.

3.2.2. Bentuk-bentuk Perjudian

Di dalam PP No.9 Tahun 1981 Pasal 1 tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian, perjudian dikategorikan dalam tiga macam,yaitu : a. Perjudian di Kasino,antara lain terdiri dari;

(1) Roulette (2) Black jack (3) Boccart (4) Creps (5) Keno (6) Tombola (7) Super pingpong (8) Lotto fair. (9) Pauk yu. (10) Sataan. (11) Slot machine. (12) Jie sie wheel. (13) Chick a luck. (14) Big sie wheel.

(15) Lempar paser, bulu ayam pada sasaran, atau pada papan nama yang berputar.

(16) Foker. (17) Twenty one. (18) Hwa-hwee. (19) Kiu-kiu.

b. Perjudian di tempat keramaian antara lain terdiri dari perjudian dengan:

(1) Lempar paser. (2) Lempar gelang. (3) Lempar koin.

(11)

(4) Kim. (5) Pancingan.

(6) Menembak sasaran yang tidak berputar. (7) Lempar bola.

(8) Adu ayam. (9) Adu kerbau. (10) Adu sapi.

(11) Adu domba atau kambing. (12) Pacuan kuda.

(13) Pacuan anjing. (14) Hailai.

(15) Moyang atau mencak. (16) Kerapan sapi.

(17) Erek-erek.

c. Perjudian yang berkaitan dengan alasan-alasan lain, antara perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan-kebiasaan seperti misalnya:

(1) Adu ayam. (2) Adu sapi. (3) Adu kerbau. (4) Kerapan sapi. (5) Pacuan kuda.

(6) Adu domba atau kambing.

d. Penjelasan tersebut dikatakan bentuk-bentuk perjudian yang terdapat dalam sub c, di atas seperti adu ayam, adu Sapi sebagainya itu, tidak termasuk perjudian apabila kebiasaan yang bersangkutan berkaitan dengan upacara keagamaan sepanjang hal itu tidak merupakan perjudian.

3.3. Sanksi Pidana Perjudian Menurut Hukum Positif

Sanksi perjudian dalam hokum positif, ini dimasukkan dalam tindak pidana kesopanan, diatur dalam pasal 303 KUHP dan pasal bis KUHP jo, dan UU No. 7 Tahun 1974 tentang penertiban perjudian. Dalam

(12)

Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1974 yang mana menyebutkan ancaman pidana perjudian yaitu dengan hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun atau pidana denda sebanyak-banyaknya Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). Dan diperjelas dalam KUHP Pasal 303 ayat (1) yang berbunyi:

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, barang siapa tanpa mendapat izin :

1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu; 2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada

khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara;

3. Menjadikan turut serta pada permainan judi seperti pencarian. Sedangkan bagi orang yang ikut serta dalam permainan judi akan dikenakan sanksi sebagaimana yang telah diatur dalam KUHP Pasal 303 bis yang berbunyi:

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sepuluh juta rupiah

1. Barang siapa menggunakan kesempatan main judi, yang diadakan dengan melanggar ketentuan pasal 303;

2. Barang siapa ikut serta main judi di jalan umum atau dipinggir jalan umum atau di tempat yang dapat dikunjungi umum, kecuali jika ada izin dari penguasa yang berwenang yang telah memberi izin untuk mengadakan perjudian itu.

(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak ada pemidanaan yang menjadi tetap karena salah satu dari pelanggaran

(13)

ini, dapat dikenakan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak lima juta rupiah.

3.4. Kasus Perjudian Dalam Putusan Nomor; 191/Pid.B/2016/Pn.Pdg 3.4.1. Isi putusan

PUTUSAN

Nomor : 191/Pid.B/2016/PN.PDG

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Padang yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Pertama dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan putusan dalam perkara terdakwa:

Nama lengkap : Derwin Saputra Pgl Win Bin Dohu Juni

Tempat lahir : Padang

Umur/Tanggal lahir : 29 tahun/9 juni 1986

Jenis kelamin : laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Pekerjaan : Buruh

Alamat :Jl, Seberang Palinggam Rt.04 Rw.05

Kel.Seberang Palinggam Kec. Padang Selatan Kota Padang

Agama : Islam

Pendidikan : SD

A. Terdakwa ditangkap tanggal 16 januari 2016

B. Terdakwa telah ditahan berdasarkan Surat Perintah/Penetapan Penahanan:

1. Penyidik tanggal 17 Januari 2016 No.SP.Han.08/l/2016/Reskrim sejak tanggal 17 Januari 2016 s/d tanggal 5 februari 2016

2. Perpanjangan penuntutan Umum tanggal 02 Februari 2016 No.256/N.3.10/Ep.1/02/2016 sejak tanggal 06 Februari 2016 s/d tanggal 16 maret 2016

(14)

3. Penuntut umum tanggal 10 maret 2016 No.Print.856/N.3.10/Ep.2/03/2016 sejak tanggal 10 maret 2016 s/d tanggal 29 maret 2016

4. Hakim pengadilan Negeri Padang tanggal 22 Maret 2016 No.190/Pen.Pid/2016/PN.PDG sejak tanggal 11 Maret 2016 s/d tanggal 09 April 2016

5. Perpanjangan penahanan oleh ketua Pengadilan Negeri Padang tanggal 01 April 2016 no.191/Pen.Pid/2016/PN.PDG sejak tanggal 10 April 2016 s/d tanggal 08 Juni 2016;

Pengadilan Negeri tersebut;

Telah membaca berkas perkara, surat-surat yang berhubungan

dengan perkara ini serta telah membaca surat dakwaan penuntut Umum, telah mendengarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa serta telah memperhatikan barang bukti yang diajukan dipersidangan dan mendengar tuntutan pidana dari penuntut Umum No. Reg perk : PDM-186/Ep.2/ PADANG/ 03/ 2016 tanggal 25 April 2016 pada pokoknya menyatakan sebagai berikut:

1. Menyatakan terdakwa DERWIN SAPUTRA Pgl WIN terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Tanpa mendapat izin dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk pemain judi dan menjadikannya sebagai pencarian atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu” sebagaimana dakwaan Kedua Pasal 303 ayat (1) ke-1 KUHP

2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 3 (tiga) bulan

3. Menyatakan barang bukti berupa:

Uang sebanyak Rp.25000, (dua puluh lima ribu rupiah), dirampas untuk negara.

(15)

4. Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.1000, (seribu rupiah).

Menimbang, bahwa atas tuntutan Penuntut Umum tersebut para terdakwa telah mengajukan pembelaan/pledeo pada tanggal 25 April 2016 yang disampaikan secara lisan dipersidangan yang pada pokoknya menyatakan bahwa para terdakwa mohon keringanan hukuman yang seringan-ringannya dengan alasan bahwa terdakwa mengakui bersalah dan menyesali perbuatan terdakwa dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan disamping itu terdakwa adalah tulang punggung oleh istri dan anak-anaknya.

3.4.2. Kronologis perkara

Pada hari sabtu tanggal 16 januari 2016 sekitar pukul 23:00 wib, salah seorang anggota masyarakat memberikan informasi bahwa ada beberapa orang yang sedang melakukan permainan judi di sebuah rumah di Seberang palinggam Kecamatan Padang Selatan Kota Padang, kemudian anggota polisi langsung ke lokasi dan langsung melakukan penangkapan terhadap terdakwa dan teman-teman terdakwa yang sedang bermain judi jenis song dengan menggunakan uang sebagai taruhannya, sedangkan terdakwa sebagai penyedia tempat untuk bermain judi jenis song tersebut, teman-teman terdakwa yang bermain judi adalah saksi Ardiman, saksi Hatoli Zebua, saksi Glori Allwin Blessing Gulo, saksi galuh nduhu.

Bermain judi jenis song adalah duduk mengelilingi meja saling berhadap-hadapan kemudian salah seorang pemain bertindak selaku bandar mengambil kartu remi sebanyak 2 lakon/set tersebut di gabung dan di kocok setelah itu kartu tersebut dibagikan kepada masing-masing pemain sebanyak 20 lembar kartu remi dan sisa kartu sebanyak 8 lembar di letakkan di samping kemudian seorang pemain menurunkan kartu remi yang angkanya minimal 3 angka dan apabila salah seorang pemain

(16)

ada mempunyai kartu as skop dan joker merah, maka itu di sebut kawin dan pemain yang lain membayar sebesar Rp.3000.

Selanjutnya berurutan sampai kartu salah seorang pemain habis dan jika kartu salah satu pemain tidak habis, maka dia menyiram sebesar Rp.1000, yang di letakkan ke dalam 1 buah kaleng susu merk procol gold yang telah di sediakan dan setelah tidak ada lagi kartu di turunkan kemudian di hitung dan siapa yang jumlah kartunya paling kecil maka dialah sebagai pemenangnya dan pemain yang lain nomor 2 kecil jumlah kartunya akan membayar kepada pemenang tersebut sebesar Rp.2000, pemain nomor 3 kecil kartunya membayar sebesar Rp.3000, lanjut pemain nomor 4 kecil kartunya membayar Rp.4000, demikian seterusnya dan seandainya salah satu kartu pemain habis atau di namakan song dan pemain yang lain membayar kepada pemenang tersebut sebesar Rp.4000, dan pemenang song tadi berhak mengambil uang yang ada di dalam sebuah kaleng susu merk procol gold yang telah di kumpulkan sebelumnya oleh para pemain dan pemenang song tadi akan bertindak sebagai bandar untuk permainan berikutnya dan begitu lah seterusnya permainan judi jenis song tersebut. Sedangkan uang yang di dalam kaleng susu merk procol gold adalah sebesar Rp.310.000, (tiga ratus sepuluh ribu rupiah) sedangkan uang sebanyak Rp.25.000, (dua puluh lima ribu rupiah) di berikan kepada terdakwa untuk sewa menyediakan tempat.

3.4.3. Keterangan saksi

a. Saksi Ardiman panggilan Didi

1) Benar saksi tahu duduk dipersidangan sebagai saksi dalam perkara perjudian yang dilakukan oleh terdakwa pada hari Sabtu tanggal 16 januari 2016 sekira jam 23:30 Wib, bertempat di rumah terdakwa di Seberang Palinggam Rt.004/Rw.003, kelurahan Seberang Palinggam, Kecamatan Padanag Selatan Kota Padang.

(17)

2) Benar saksi ikut bermain judi jenis song di rumah terdakwa. 3) Bahwa saksi bersama-sama membeli kartu remi dengan cara

iyuran dan terdakwa kami berikan uang sebesar Rp.25.000, (dua puluh lima ribu rupiah) untuk sewa tempat saksi bermain judi. 4) Benar bahwa terdakwa tidak ikut bermain judi jenis song pada

waktu itu terdakwa hanya menyediakan tempat untuk kami bermain judi.

5) Benar bahwa saksi bersama-sama dengan teman saksi bermain judi jenis song dengan menggunakan uang sebagai taruhannya. 6) Benar bahwa saksi bermain judi jenis song dengan menggunakan

taruhan uang sebesar Rp.1000, (seribu rupiah) dan Rp.3000, (tiga ribu rupiah).

7) Benar bahwa sewaktu saksi dan teman-teman di tangkap oleh pihak kepolisian di temukan barang bukti berupa kartu remi dan uang sebesar Rp.310.000 (tiga ratus sepuluh ribu rupiah). Dan sewa tempat yang saksi berikan kepada terdakwa sebesar Rp.25.000, (dua puluh lima ribu rupiah).

8) Benar bahwa saksi dan terdakwa tidak ada izin dari pihak yang berwenang untuk bermain judi.

b. Saksi Hatoli Zebua panggilan Toli

1) Benar bahwa saksi tahu duduk dipersidangan sebagai saksi dalam perkara perjudian yang dilakukan oleh terdakwa pada hari Sabtu tanggal 16 januari 2016 sekira jam 23:30 Wib, bertempat di rumah terdakwa di Seberang Palinggam Rt.004/Rw.003, kelurahan Seberang Palinggam, Kecamatan Padanag Selatan Kota Padang.

2) Benar bahwa saksi ikut bermain judi jenis song di rumah terdakwa.

3) Benar bahwa saksi bersama-sama membeli kartu remi dengan cara iyuran dan terdakwa kami berikan uang sebesar Rp.25.000,

(18)

(dua puluh lima ribu rupiah) untuk sewa tempat saksi bermain judi.

4) Benar bahwa terdakwa tidak ikut bermain judi jenis song pada waktu itu terdakwa hanya menyediakan tempat untuk kami bermain judi.

5) Benar bahwa saksi bersama-sama dengan teman saksi bermain judi jenis song dengan menggunakan uang sebagai taruhannya. 6) Benar bahwa saksi bermain judi jenis song dengan menggunakan

taruhan uang sebesar Rp.1000, (seribu rupiah) dan Rp.3000, (tiga ribu rupiah).

7) Benar bahwa sewaktu saksi dan teman-teman di tangkap oleh pihak kepolisian di temukan barang bukti berupa kartu remi dan uang sebesar Rp.310.000 (tiga ratus sepuluh ribu rupiah). Dan sewa tempat yang saksi berikan kepada terdakwa sebesar Rp.25.000, (dua puluh lima ribu rupiah).

8) Benar bahwa saksi dan terdakwa tidak ada izin dari pihak yang berwenang untuk bermain judi.

c. Saksi Glori Allwin Blessing Gulo panggilan Glori

1) Benar bahwa saksi tahu duduk dipersidangan sebagai saksi dalam perkara perjudian yang dilakukan oleh terdakwa pada hari Sabtu tanggal 16 januari 2016 sekira jam 23:30 Wib, bertempat di rumah terdakwa di Seberang Palinggam Rt.004/Rw.003, kelurahan Seberang Palinggam, Kecamatan Padanag Selatan Kota Padang.

2) Benar bahwa saksi ikut bermain judi jenis song di rumah terdakwa.

3) Benar bahwa saksi bersama-sama membeli kartu remi dengan cara iyuran dan terdakwa kami berikan uang sebesar Rp.25.000, (dua puluh lima ribu rupiah) untuk sewa tempat saksi bermain judi.

(19)

4) Benar bahwa terdakwa tidak ikut bermain judi jenis song pada waktu itu terdakwa hanya menyediakan tempat untuk kami bermain judi.

5) Benar bahwa saksi bersama-sama dengan teman saksi bermain judi jenis song dengan menggunakan uang sebagai taruhannya. 6) Benar bahwa saksi bermain judi jenis song dengan menggunakan

taruhan uang sebesar Rp.1000, (seribu rupiah) dan Rp.3000, (tiga ribu rupiah).

7) Benar bahwa sewaktu saksi dan teman-teman di tangkap oleh pihak kepolisian di temukan barang bukti berupa kartu remi dan uang sebesar Rp.310.000 (tiga ratus sepuluh ribu rupiah). Dan sewa tempat yang saksi berikan kepada terdakwa sebesar Rp.25.000, (dua puluh lima ribu rupiah).

8) Benar bahwa saksi dan terdakwa tidak ada izin dari pihak yang berwenang untuk bermain judi.

d. Saksi Galui Nduru panggilan Galui

1) Benar bahwa saksi tahu duduk dipersidangan sebagai saksi dalam perkara perjudian yang dilakukan oleh terdakwa pada hari Sabtu tanggal 16 januari 2016 sekira jam 23:30 Wib, bertempat di rumah terdakwa di Seberang Palinggam Rt.004/Rw.003, kelurahan Seberang Palinggam, Kecamatan Padanag Selatan Kota Padang.

2) Benar bahwa saksi ikut bermain judi jenis song di rumah terdakwa.

3) Benar bahwa saksi bersama-sama membeli kartu remi dengan cara iyuran dan terdakwa kami berikan uang sebesar Rp.25.000, (dua puluh lima ribu rupiah) untuk sewa tempat saksi bermain judi.

(20)

4) Benar bahwa terdakwa tidak ikut bermain judi jenis song pada waktu itu terdakwa hanya menyediakan tempat untuk kami bermain judi.

5) Benar bahwa saksi bersama-sama dengan teman saksi bermain judi jenis song dengan menggunakan uang sebagai taruhannya. 6) Benar bahwa saksi bermain judi jenis song dengan menggunakan

taruhan uang sebesar Rp.1000, (seribu rupiah) dan Rp.3000, (tiga ribu rupiah).

7) Benar bahwa sewaktu saksi dan teman-teman di tangkap oleh pihak kepolisian di temukan barang bukti berupa kartu remi dan uang sebesar Rp.310.000 (tiga ratus sepuluh ribu rupiah). Dan sewa tempat yang saksi berikan kepada terdakwa sebesar Rp.25.000, (dua puluh lima ribu rupiah).

8) Benar bahwa saksi dan terdakwa tidak ada izin dari pihak yang berwenang untuk bermain judi.

e. Saksi Adri Maizal, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

1) Benar bahwa saksi tahu duduk dipersidangan sebagai saksi dalam perkara perjudian yang dilakukan oleh terdakwa pada hari Sabtu tanggal 16 januari 2016 sekira jam 23:30 Wib, bertempat di rumah terdakwa di Seberang Palinggam Rt.004/Rw.003, kelurahan Seberang Palinggam, Kecamatan Padanag Selatan Kota Padang.

2) Benar bahwa saksi ikut melakukan penangkapan terhadap terdakwa.

3) Benar terdakwa menyediakan tempat untuk orang-orang bermain judi jenis song dengan menggunakan uang sebagai taruhannya. 4) Benar bahwa saksi mengetahui bahwa teman-teman terdakwa

sedang bermain judi karena mendapat informasi dari masyarakat bahwa terdakwa menyediakan tempat untuk bermain judi.

(21)

5) Benar bahwa waktu dilakukan penangkapan disita barang bukti kartu remi dan uang taruhan sebesar Rp.310.000, (tiga ratus sepuluh ribu rupiah).

6) Benar bahwa terdakwa dan teman-temannya tidak ada izin dari pihak yang berwenang untuk bermain judi.

3.4.4. Hal-hal yang memberatkan

Terdakwa tidak mengindahkan program pemerintah daerah yang sedang giat-giatnya memberantas perjudian.

3.4.5. Hal yang meringankan

a. Terdakwa belum pernah dihukum.

b. Terdakwa berlaku sopan dalam persidangan dan mengakui perbuatannya sehingga tidak menyulitkan jalannya persidangan. c. Terdakwa menyesali perbuatnnya dan berjanji tidak akan mengulangi

lagi.

d. Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga istri dan anak.

Menimbang, bahwa putusan yang diambil menurut Majelis telah memenuhi rasa keadilan, baik keadilan bagi terdakwa maupun keadilan bagi masyarakat.

Mengingat ketentuan pasal 303 ayat 1 ke-2 KUHP serta ketentuan hukum lain yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

1. Menyatakan bahwa terdakwa Derwin Saputra panggilan Win telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ‘Tanpa Hak Dengan Sengaja Memberi Kesempatan Kepada Khalayak Umum untuk Melakukan Permainan Judi’ sebagaimana dalam dakwaan alternative kedua.

2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 7 bulan dan 15 hari.

(22)

3. Menetapkan masa penangkapan dan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

4. Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan.

5. Memerintahkan barang bukti berupa uang sebanyak Rp.25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) dirampas untuk Negara.

6. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.2000 (dua ribu rupiah).

Referensi

Dokumen terkait

Dan kejadian kedua yaitu pada hari Senin tanggal 18 November 2012 sekira jam 14.00 wib yang mana terdakwa memegang kedua- payudara saksi korban dan memarahi

PUSPITA DEWI Alias DEWI (dalam berkas perkara terpisah) pada hari Sabtu tanggal 24 Januari 2015 sekira pukul 14.30 wib atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu

Bahwa benar pada hari Sabtu tanggal 1 September 2012 sekira pukul 00.45 Wit, Terdakwa diajak keluar oleh Saksi II dengan menggunakan kendaraan mobil Renjer warna Silver

• bahwa pada hari Selasa tanggal 19 Agustus 2014, sekira pukul 17.45 WIB terjadi pertengkaran antara korban dengan terdakwa ; • bahwa pada saat kejadian, saksi sedang

Bahwa sebelumnya pada hari Kamis tanggal 5 Januari 2006 sekira jam 18.00 Wib terdakwa HERU PURNANTO telali mempunyai rencana dan niat untuk melakukan

Awalnya pada hari dan tanggal yang tidak ingat lagi dalam bulan Desember 2005 sekira jam 17.00 Wib istri terdakwa (saksi DEW1 NATALIA) menyuruh terdakwa untuk

Bahwa terdakwa FERY JANOSKY Bin DARWAN DAHAR pada hari Sabtu tanggal 09 Juni 2012 sekira jam 08.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu kurun waktu dalam tahun

Berdasarkan fakta dipersidangan yang dipertimbangkan hakim adalah keterangan saksi, keterangan ahli, surat dan keterangan terdakwa.. 11 Selanjutnya dalam perkara