• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

CV. ARTAKONA

Jl. Balang Caddi No.17

Makassar

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. LATAR BELAKANG

Seiring berjalannya roda perekonomian masyarakat, pemerintah dituntut untuk selalu sigap memberikan respons tiap kebutuhan untuk menunjang dan mendukung usaha-usaha mencapai kesejahteraan bagi rakyatnya. Kesigapan pemerintah ini diwujudkan dengan memfasilitasi dan membangun infrastruktur-infrastruktur penunjang yang kiranya dapat membangkitkan perekonomian bangsa.

Pembangunan infrastruktur ini menyesuaikan dengan berbagai keperluan masyarakat antara lain dalam kegiatan pendistribusian khususnya prasarana transportasi. Pelabuhan merupakan prasarana transportasi yang menunjang dan bermanfaat besar sekaligus memiliki kapasitas yang besar dalam menampung tiap kegiatan baik pendistribusian barang atau manusia.

Tuntutan akan pelabuhan yang dapat memenuhi tiap kebutuhan perekonomian merupakan hal yang tidak lazim. Meniru akan Negara tetangga kita Singapura, yang dilihat dari besarnya area kalah banding dengan Negara kita Indonesia. Namun, karena kemampuan dalam kelola tiap infrastruktur yang ada termasuk pelabuhan, maka Singapura sendiri menjadi salah satu Negara terdepan dalam pengolahan jasa khususnya pelabuhan.

Perkembangan pelabuhan yang ada, memberikan arti dan makna yang besar pada pembangunan di negara kita. Bahkan perekonomian masyarakat berjalan maju dikarenakan aktivitas pendistribusian barang dalam jumlah yang cukup besar yang disalurkan melalui pelabuhan. Selain itu, melalui pelabuhan kita dapat melakukan perjalanan menuju ke beberapa tempat.

Semakin berkembangnya perekonomian masyarakat memaksa semua komponen transportasi tidak terkecuali pelabuhan untuk meningkatkan pelayanan yang ada. Namun dalam pelabuhan sendiri, kesemua hal dapat berjalan dengan baik jikalau perencanaan pelabuhan dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan keperluan masyarakat bukan hanya pada saat tersebut namun juga mendasari perencanaan untuk masa yang akan datang.

(3)

I. 2. MAKSUD DAN TUJUAN

I.2.1. Maksud Kegiatan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan pekerjaan yang diawasi selama pelaksanaan sesuai yang diharapkan dalam TOR/KAK.

I.2.2. Tujuan Kegiatan

Mengawasi pekerjaan yang telah dibuat dalam gambar-gambar perencanaan agar mutu pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan RKS (Rencana Kerja & Syarat) yang telah ditetapkan dalam kontrak dan digunakan sebagai dasar bagi pelaksanaan konstruksi

I. 3. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup pekerjaan Layanan Konsultan Supervisi adalah :

a. Memberikan keputusan terhadap usulan untuk melaksanakan bagian kegiatan pekerjaan dari pelaksanaan konstruksi sesuai kewenangan yang diberikan oleh pengguna jasa.

b. Memberikan pendapat kepada pengguna jasa atau memberikan keputusan berdasarkan kewenangan dari pengguna jasa terhadap pekerjaan dan atau rencana kerja pelaksanaan dari pelaksanaan konstruksi.

c. Memberikan laporan hasil pengawasan setiap bagian pekerjaan dan laporan akhir pengawasan untuk mendapatkan persetujuan pengguna jasa.

d. Memberi pendapat kepada pengguna jasa terhadap usulan penyerahan pertama hasil akhir pekerjaan dari pelaksanaan pekerjaan.

e. Dapat menolak/menerima hasil bagian kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan tanpa mendapat izin terlebih dahulu dari pengawas konstruksi.

f. Dapat menolak/menerima hasil bagian pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan kerja konstruksi dan atau rencana kerja yang telah disetujui pengguna jasa atau pengawas konstruksi.

g. Mengajukan usulan rencana kerja pengawasan.

h. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas serta laju pencapaian volume pekerjaan.

i. Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi ketepatan waktu serta biaya produksi.

j. Menyusun Berita Acara Persetujuan Kemajuan Pekerjaan Konstruksi untuk pembayaran angsuran pekerjaan serta Serah Terima I dan II pekerjaan konstruksi. k. Menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala.

l. Menyusun kekurangan-kekurangan dan cacat pekerjaan selama masa pemeliharaan.

(4)

I. 4. Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Secara prinsip konsultan Perencana menggunakan metode yang telah digariskan dalam Dokumen Seleksi Umum Pengadaan Barang/Jasa Konsultasi Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Pulau Kalukalukuang, Kabupaten Pangkep, yang terdiri dari :

 Kerangka Acuan Kerja (KAK);

 Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS).

I. 5. LOKASI KEGIATAN

Lokasi proyek Pembangunan ini berada di Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkajene dan kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan.

I. 6. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Tahapan pelaksanaan kegiatan Pengawasan Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Pulau kalukalukuang, diestimasikan berlangsung mulai bulan Juli 2014 selama 150 (seratus delapan puluh) hari kalender atau dihitung selama 5 (enam) bulan kalender.

I. 7. KELUARAN DAN PRODUK

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah bahwa Konsultan memberikan : a. Laporan Pendahuluan : sebanyak 3 (tiga) buku laporan.

b. Laporan Bulanan : sebanyak 3 (tiga) buku laporan/bulan c. Laporan Akhir : sebanyak 3 (tiga) buku laporan. d. Laporan Kalendering : sebanyak 2 (dua) buku laporan. e. Dokumentasi

BAB II

PROGRAM DAN RENCANA KERJA

II. 1. PROGRAM KERJA

Rencana Kerja Team Pengawas Lapangan meliputi : 1. Masa Mobilisasi Kontraktor.

(5)

2. Masa Konstruksi. 3. Masa Pemeliharaan.

4. Pengaturan Lalu Lintas dan Keselamatan Kerja.

Waktu yang disediakan untuk Layanan Jasa Konsultan adalah 160 (seratus enam puluh) hari kalender.

Untuk mengetahui keterlibatan masing-masing personil dalam program kerja pada jasa Mobilisasi, Masa Konstruksi dan Masa Pemeliharaan maka perlu dibuat Matrix Tanggung Jawab Tugas Konsultan Pengawas.

A. Masa Mobilisasi Kontraktor

Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, Team Pengawas Lapangan akan menyerahkan Manual Sistem dan Prosedur Kerja Pengawasan Lapangan kepada Pemberi Tugas untuk dapat disetujui. Manual Sistem dan Prosedur Kerja Pengawasan Lapangan yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas akan dipakai sebagai dasar bagi Team Pengawas Lapangan dalam melaksanakan tugasnya. Rencana Kerja Konsultan Pengawas pada masa Mobilisasi Kontraktor seperti yang dijelaskan sebelumnya tentang Detail Pendekatan Masalah dan Metodologi adalah sebagai berikut :

 Mobilisasi personil Konsultan Pengawas setelah diterbitkannya Surat Perintah Kerja oleh Pemberi Tugas.

 Menyiapkan implementasi sistem informasi pengendalian proyek yang dapat memberikan informasi status sumber daya, progres pelaksanaan pekerjaan (barchart, kurva S) dan bersifat multi project, yang secara terintegrasi dan on line dengan Kantor Pusat Pemberi Tugas.

 Memeriksa data survey yang akan digunakan.

 Menyediakan untuk Kontraktor titik data survey tersebut.

 Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas didalam tahapan kegiatan pelaksanaan.  Membantu Pemberi Tugas untuk memeriksa dan memecahkan masalah yang mungkin

akan timbul untuk mencegah klaim dari Kontraktor.

 Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan didatangkan, fasilitas Base Camp dan lokasi penempatan peralatan.

 Mengecek dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas lingkup asuransi dari Kontraktor.

(6)

 Mengecek dan mempersiapkan cara penghitungan kuantitas dan prosedur pemeriksaan mutu (quality kontrol).

 Mengecek dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas didalam proyek.  Mengecek dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang disediakan oleh

Kontraktor.

 Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan dan standart format pelaporan kemajuan proyek.

 Memeriksa kelengkapan Dokumen Kontrak yang ada.

 Melaksanakan Review terhadap data dan Dokumen yang ada.  Penjelasan terhadap Dokumen Kontrak.

 Mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor.

 Mengevaluasi Rencana Mobilisasi Alat dan Personil Kontraktor

 Mengevaluasi kelengkapan persyaratan Kontrak yang harus disiapkan oleh Kontraktor yaitu jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, asuransi tenaga kerja, asuransi pekerjaan, asuransi terhadap Pihak Ketiga. Pada masa mobilisasi ini, Konsultan akan memberikan beberapa alternative methode pelaksanaan pekerjaan.

B. Masa Konstruksi

Pada masa Konstruksi, Tim Konsultan Pengawas akan bertugas penuh dalam pengawasan dan pengendalian pelaksanaan guna tercapainya :

a. Tepat Waktu b. Tepat Biaya c. Tepat Mutu

Program kerja untuk mendapatkan hasil pekerjaan tepat waktu akan dilakukan dengan monitoring terhadap jadual pelaksanaan pekerjaan yaitu dengan membandingkan realisasi pekerjaan nyata terhadap rencana kemajuan pekerjaan. Sila terjadi keterlambatan, maka akan dicari penyebabnya dan akan diinformasikan kepada Kontraktor untuk segera mengejar keterlambatan tersebut.

Program kerja untuk mendapatkan hasil pekerjaan tepat biaya akan dilakukan dengan monitoring terhadap volume pekerjaan nyata yaitu dengan membandingkannya dengan volume yang ada dalam kontrak. Apabila terdapat perbedaan maka akan diadakan penyesuaian kembali yaitu dengan membuat Change Order, hal ini perlu dilaksanakan guna mempertahankan biaya proyek yang ada. Program kerja untuk mendapatkan hasil pekerjaan tepat mutu, akan dilakukan dengan

(7)

melaksanakan pengujian terhadap material dan hasil pekerjaan agar sesuai dengan semua persyaratan yang ada dalam spesifikasi dan gambar rencana.

Adapun Program kerja Konsultan Pengawas pada masa Konstruksi akan disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang diperkirakan sebagai berikut :

 Memobilisasi personil Konsultan Pengawas lainnya sesuai dengan jadual penugasannya.  Melaksanakan dan mengevaluasi rekayasa teknik lapangan serta memberikan

rekomendasi untuk persetujuan Pemberi Tugas. Memeriksa dan menyetujui gambar kerja yang diusulkan oleh Kontraktor.

 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pekerjaan sesuai dengan prosedur, metoda pelaksanaan yang benar dan persyaratan yang ada dalam dokumen kontrak.

 Melaksanakan koordinasi dari waktu ke waktu kesemua pihak yang terkait guna penyelesaian semua masalah yang timbul agar pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan baik.

 Membuat laporan kepada Pemberi Tugas sesuai dengan ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak.

 Menyiapkan dan merekomendasi perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan untuk persetujuan Pemberi Tugas.

 Memeriksa dan merekomendasi rancangan sertifikat pembayaran untuk persetujuan Pemberi Tugas.

 Perjanjian I perwasitan untuk klaim dari Kontraktor.

 Membantu Pemberi Tugas dalam pemeriksaan administrasi proyek dan pemeriksaan lapangan untuk Serah Terima Sementara.

 Pemeriksaan Serah Terima Sementara termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara Serah Terima Sementara yang diperlukan dan menerbitkan Sertifikat Penerimaan Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).

 Memeriksa dan menyetujui Gambar Terbangun I As Built Drawing yang disiapkan oleh Kontraktor.

 Pemeriksaan Serah Terima Akhir termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara Serah Terima Akhir yang diperlukan dan menerbitkan Sertifikat Penerimaan Akhir (Certificate of Final Acceptance). Detail dari masing-masing pekerjaan tersebut diatas akan disesuaikan kembali dengan kegiatan Kontraktor yang sebenarnya.

(8)

Program kerja untuk pengawasan pekerjaan tersebut diatas akan dikoordinir oleh Resident Engineer yang dibantu oleh semua Professional Staff dan Staff Teknisi.

Konsultan Pengawas Lapangan dalam melaksanakan tugasnya akan selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pihak Pemberi Tugas. Koordinasi dan konsultasi ini dirasakan sangat penting agar semua permasalahan yang muncul dapat segera teratasi sehingga tidak menghambat jalannya pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

Koordinasi dan konsultasi akan direncanakan sebagai berikut :

 Diadakan pertemuan berkala (tiap minggu atau tiap dua minggu). Pertemuan khusus pada tiap awal kegiatan untuk mendapatkan pengarahan dan petunjuk dari pihak Pemberi Tugas.

 Pertemuan khusus pada tiap akhir "kegiatan untuk melaporkan hasil tiap kegiatan yang telah dilakukan.

 Pertemuan khusus diluar jadual pertemuan berkala bila ada permasalahan yang harus segera diatasi.

C. Masa Pemeliharaan

Dalam periode masa pemeliharaan yang ditentukan oleh Pemberi Tugas jasa layanan Konsultan Pengawas akan berlangsung selama masa tersebut. Rencana Kerja Konsultan Pengawas pada bulan kesatu masa pemeliharaan adalah :

 Membantu Pemberi Tugas dalam mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh untuk pembuatan Sertifikat Akhir. Memeriksa dan menyetujui Gambar Terbangun I As Built Drawing. Menyusun draft laporan akhir :

 Mencatat kerusakan (defect) dan kekurangan (deficiency).

 Mengusulkan cara perbaikan yang perlu dilakukan.

 Meneliti hasil overlay secara berkala.

 Menyusun manual pemeliharaan.

 Demobilisasi Personil Konsultan.

Rencana Kerja Konsultan Pengawas pada bulan terakhir masa pemeliharaan adalah :

 Membantu Pemberi Tugas dalam pemeriksaan administrasi dan lapangan untuk menyiapan Serah Terima Akhir Hasil Pekerjaan.

(9)

 Membantu Pemberi Tugas untuk menyiapkan Berita Acara Serah Terima Akhir Hasil Pekerjaan.

 Menyusun laporan akhir.

 Demobilisasi Personil Konsultan.

D. Program Kerja Pengaturan Lalu Lintas dan Keselamatan Kerja

Selama masa pelaksanaan Pekerjaan, tidak boleh menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas akibat keluar masuknya kendaraan proyek, personil proyek, material proyek ataupun akibat penyempitan lajur yang ada. Ruas jalan tersebut harus tetap dibuka untuk lalu lintas umum. Agar pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak mengganggu pengguna jalan maka diperlukan pembatas/pengaman selama masa pelaksanaan. Pengaturan Lalu Lintas harus mengikuti standar yang berlaku dan selalu berkoordinasi dengan Petugas terkait. Pemasangan pembatas/pengaman tersebut diharapkan tidak menyebabkan

terjadinya penurunan kapasitas dan tetap akan memberikan dampak kepada pengguna jalan untuk berhati-hati pada saat memasuki lokasi proyek. Dampak tersebut dapat dikurangi dengan membuat rencana pengaturan lalu lintas dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Adanya informasi kepada Pemakai jalan tentang adanya pekerjaan yang sedang berlangsung.

 Pemasangan rambu peringatan dan rambu petunjuk pada lokasi sebelum memasuki lokasi pekerjaan yang cukup jelas agar dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti oleh Pemakai jalan.

 Pemasangan Concrete Barrier, Traffic Cone dan Rambu - rambu petunjuk pada lokasi yang sedang dikerjakan untuk mengarahkan lalu lintas Pemakai Jalan.

 Pemasangan lampu peringatan (flashing light) yang dinyalakan pada malam hari, pad a saat turun hujan atau sesuai peraturan untuk memberi peringatan kepada Pemakai Jalan.  Adanya Petugas yang bertugas sepanjang siang dan malam hari (bila diperlukan) yang

dilengkapi dengan alat komunikasi untuk memantau kondisi arus lalu lintas.

 Kemungkinan tidak melakukan pekerjaan pad a siang hari (dilakukan pada malam hari) bila terjadi lonjakan volume lalu lintas (pada hari sabtu, minggu dan hari libur). Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi gangguan dari peralatan konstruksi terhadap lalu lintas Pemakai Jalan.

(10)

 Pemanfaatan bahu jalan bagian luar (outer shoulder) yang ada untuk sementara dapat dipakai sebagai jalur lalu lintas. Keselamatan kerja merupakan hal penting dalam pelaksanaan suatu proyek. Keselamatan kerja ini bukan saja berlaku bagi personil proyek, namun berlaku juga bagi pemakai jalan dan masyarakat sekitarnya.

Pada prinsipnya kontraktor harus berusaha menempatkan personil untuk mengatur dan menjamin keamanan untuk setiap pelaksanaan pekerjaan. Beberapa aktivitas penting yang sangat perlu dijamin keselamatannya antara lain :

Pergerakan kendaraan berat kontraktor.

Pekerja yang sedang bekerja pada ketinggian tertentu. Pekerja yang sedang bekerja tidak jauh dari lalu lintas.

Kontraktor dengan pengarahan dari Team Pengawas Lapangan dan Petugas Pengatur Lalu lintas, selama masa pelaksanaan harus dapat melaksanakan pengaturan lalu lintas dengan baik. Dan Team Pengawas Lapangan akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengaturan lalu lintas tersebut serta melakukan perbaikan bila pelaksanaan pengaturan lalu lintas oleh Kontraktor dianggap kurang memadai.

E. Pelaporan

Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa Laporan yang berisi kegiatan pengawasan teknis yaitu :

 Laporan pendahuluan

 Laporan bulanan (termasuk laporan harian dan mingguan)  Laporan teknis

 Laporan pengujian mutu  Laporan akhir

Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan benar Ukuran kertas masing-masing laporan adalah A4 (210 x 297 mm), jumlah dan pengiriman laporan ditetapkan sebagai berikut :

(11)

Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya Jasa, Konsultan harus menyerahkan 4 (empat) rangkap/buku laporan pertama yang isinya melaporkan mengenai jadwal rencana kerja dan tahapan pelaksanaan pekerjaan secara lengkap dan terperinci termasuk kuantitas masing-masing pekerjaan serta personil-personil pendukung Konsultan yang telah disetujui aktif dilapangan.

b) Laporan Bulanan

Setiap akhir bulan, Tim Pengawas Lapangan (SE) akan menyerahkan laporan kemajuan secara singkat yang menggambarkan pencapaian pemenuhan untuk masing-masing kegiatan-kegiatan proyek , seperti:

1. Cara mengatasi masalah Penyedia Jasa (salah satu, administrasi/teknis untuk keuangan). 2. Memberikan rekomendasi bagaimana masing-masing penyelesaian masalah.

Secara substansional Laporan Bulanan terdiri atas 4 format standar yang dilengkapi oleh masing-masing pengawas, adalah sebagai berikut:

a. Surat pengantar;

b. Satu halaman "Progress Summary", rangkuman status fisik dan keuangan dari proyek dan identifikasi permasalahan yang berdampak pada kemajuan pekerjaan dan biaya; c. Jadwal Pelaksanaan dilengkapi “S” Curve.

d. Satu halaman laporan "Supervision Consultants".

Suatu contoh dari format ditunjukkan dalam halaman berikut. Masing-masing laporan bulanan harus sudah lengkap setiap minggu pertama bulan berikutnya. Laporan beserta copy dokumen yang dibuat SE harus didistribusikan oleh PPK.

c) Laporan Teknis

Direksi Teknis akan membuat laporan sesuai keperluan, laporan teknis dan/atau persetujuan teknis yang muncul selama berlangsungnya kegiatan. Terutama, untuk perubahan pekerjaan utama yang memerlukan pembicaraan sebelumnya dengan pihak Pengguna Jasa, Field Team akan membantu PPK untuk mempersiapkan suatu laporan justifikasi teknis atau revisi desain yang terdiri atas data original yang menjadi dasar desain tender dibuat :

a. Rekaman semua data desain yang lengkap berkaitan dengan revisi desain.

b. As-built drawing yang menunjukan lokasi dan detail dimensi dari semua pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai kontrak.

(12)

c. Foto copy dari Change Order dan Addendum kontrak sebelumnya yang telah disetujui.

d. Foto copy dokumen lelang Penyedia Jasa, termasuk semua analisa harga satuan dan harga satuan bahan,upah, analisa peralatan.

e. Suatu penjelasan mengenai asumsi desain yang digunakan.

f. Gambar yang secara jelas menunjukan gambar desain original dan revisinya.

g. Penjadwalan ulang daftar kuantitas dan biaya, berkaitan dengan usulan revisi desain. h. Gambar yang menunjukan lokasi yang tepat dari usulan perubahan desain.

d) Laporan Pengujian Mutu

Laporan ini dibuat sebanyak 4 (empat) rangkap/buku, bilamana terdapat kegiatan pengujian bahan dan/atau mutu hasil pekerjaan, baik dilaboratorium maupun dilapangan yang dilaksanakan pada bulan sebelumnya. Isi laporan ini berupa kesimpulan yang disertai dengan rekapitulasi dari semua hasil pengujian tersebut di atas, sedangkan data otentik/bukti pengujian pada formulir laboratorium/lapangan cukup disertakan beberapa lembar yang mewakili. Laporan ini diserahkan sebelum tanggal 14 pada bulan berikutnya.

e) Laporan Akhir

Dengan berakhirnya jasa pelayanan Direksi Teknis (akhir kegiatan konstruksi untuk tiap-tiap kontrak), suatu laporan akhir harus diserahkan, merupakan ringkasan metode konstruksi, pelaksanaan pengawasan konstruksi, rekomendasi pada kebutuhan pemeliharaan di masa yang akan datang, semua aspek teknis yang muncul selama masa konstruksi pekerjaan trestel/dermaga, causeway dan lapangan penumpukan, permasalahan potensial untuk konstruksi baru yang mungkin muncul, dan pemberian solusinya, jika ada, untuk beberapa variasi perbaikan dalam kegiatan akan datang dengan tampilan yang sama dalam lingkup tanggung jawab Pengguna Jasa. Laporan akhir juga melampirkan foto kegiatan dan foto copy "As Built Drawing" dari hasil pekerjaan.

Masing-masing laporan terdiri dari suatu ringkasan laporan akhir pengawasan lapangan dan kegiatan-kegiatan mereka selama periode pelayanan Direksi Teknis. Satu bulan sebelum

(13)

berakhirnya pelayanan sebuah draft Iaporan akhir sudah harus diserahkan ke PPK yang berisi penjelasan sebagai berikut :

o Deskripsi mendetail dari pelaksanaan pelayanan, dan pemenuhan penyelesaiannya, dalam kerangka perbaikan kegiatan-kegiatanPengawasan di lingkungan unit kerjanya. o Rekomendasi dalam perubahan kebijakan-kebijakan, prosedur, dan operasional dengan

maksud memperbaiki kemampuan pengawasan pada program pekerjaan di lingkungan unit kerjanya.

Secara umum rencana kerja akan mengikuti konsepsi metodologi yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, yakni terdiri atas:

1. PERSIAPAN, mencakup : a. Persiapan Tim;

b. Desk studi atau pra-studi

c. Penyiapan dan pembekalan Tim Teknis d. Mobilisasi Tim

2. INVENTARISASI DAN KOMPILASI DATA, mencakup : a. Studi Pustaka (Semua Data Sekunder)

b. Studi Lapangan (Survey Lapangan) c. Tabulasi dan Kompilasi Data 3. TAHAP ANALISA, mencakup :

a. Analisa umum aspek administrasi dan Kondisi Wilayah, aspek Perikanan, aspek Sosial Ekonomi dan lingkungan.

b. Analisa Teknis Aspek Fisik Lokasi, aspek sosial ekonomi dan lingkungan di lokasi rencana. 4. TAHAP SUPERVISI TEKNIS, mencakup :

a. Pembahasan Komprehensif data hasil analisis;

b. Perhitungan, pemilihan jenis konstruksi dan drafting gambar kerja; 5. PEMBUATAN DOKUMEN LAPORAN KEGIATAN, mencakup :

a. Laporan harian Pekerjaan; b. Laporan Mingguan pekerjaan; c. Laporan Bulanan Pekerjaan; d. Laporan Akhir;

(14)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Metodologi merupakan langkah-langkah teknis penyelesaian pekerjaan dalam bentuk tahapan pelaksanaan yang terdiri dari :

1. Memeriksa gambar-gambar design, perhitungan-perhitungan dan spesifikasi peralatan yang akan dipasang dan membuat koreksi-koreksi bila diperlukan dan menyetujui bila sudah sesuai (approval).

2. Memeriksa rencana detail jadwal pembangunan, jadwal kerja di lokasi serta mengontrol pelaksanaannya dan membuat usulan-usulan koreksi bila diperlukan.

3. Memeriksa daftar pengadaan bahan/material, peralatan berdasarkan kualitas dan kuantitas sesuai spesifikasi teknis, serta melakukan tindakan-tindakan pencegahan

(preventif) berupa teguran-teguran lisan maupun tertulis seandainya diperkirakan

terjadi keterlambatan pelaksanaan.

4. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

(15)

5. Memeriksa gambar-gambar akhir sesuai dengan pembangunan, dengan membubuhkan stempel/ paraf Penyedia Jasa Konsultansi.

6. Membantu Pengguna Jasa Konsultansi dalam mengklaim Penyedia Pekerjaan Konstruksi bila terdapat kekurangan-kekurangan secara teknis sesuai kontrak.

7. Memeriksa dan menyiapkan Berita Acara tingkatan kemajuan fisik pembangunan sesuai yang dibutuhkan dalam Kontrak Pengadaan Pekerjan Supervisi Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Pulau Kalukalukuang. TA 2014.

8. Selama pelaksanaan pembangunan, membuat dan mempersiapkan Berita Acara/Addendum Kontrak dalam hal permasalahan teknis bila diperlukan. Dalam hal ini termasuk membuat saran kepada Pengguna Jasa Konsultansi bila terdapat hal-hal yang menyimpang dari kontrak dan spesifikasi dan atau terdapat hal-hal yang tidak lazim.

9. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan bila terjadi penyimpangan-penyimpangan kontrak yang mengakibatkan adanya denda.

10. Mempersiapkan Berita Acara Penyerahan Pekerjaan dengan semua kelengkapannya. 11. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Penyedia Jasa Konsultansi harus menjaga agar

kehadirannya dalam pekerjaan tersebut selalu tepat waktu sesuai jadwal yang sudah disepakati.

Metode yang akan digunakan dalam studi ini, secara teknis mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang dalam implementasinya mempertimbangkan pendekatan-pendekatan studi, sebagaimana yang telah diuraikan

Agar hasil dari Supervisi teknis yang dihasilkan nantinya bisa dimanfaatkan dan diimplementasikan dengan baik, maka harus dilakukan pendekatan berikut :

A. Pelaksanaan Pengawasan Mutu

Tujuan adanya pengawasan mutu seperti disinggung terdahulu bahwa harus ada jaminan seluruh persyaratan teknis dalam spesifikasi dapat terlaksana dengan baik. Seluruh persyaratan teknis maupun norma dan peraturan-peraturan lainnya dapat terlaksana apabila adanya suatu tim pengendali yang terorganisir dengan baik serta mempunyai pengalaman dan keahlian yang memadai atau professional, secara individu

(16)

maupun secara tim. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka diperlukan konsep dasar pengawasan.

Konsep dasar pengawasan sekurang-kurangnya ada tiga hal yaitu :

 Pekerjaan harus tepat mutu

 Pekerjaan harus tepat waktu dan

 Pekerjaan harus tepat biaya

Ketiga hal tersebut, secara integrasi akan menjadi konsep dasar di dalam pelayanan jasa konsultan supervise, sehingga akan mendukung suksesnya proyek.

1. Pengendalian Mutu

Untuk setiap jenis pekerjaan yang menyangkut mutu, Konsultan akan selalu mengawasi sehingga seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam dokumen kontrak.

Untuk itu Konsultan akan menerapkan pola manajemen pengendalian mutu sebagaimana dikenal dengan istilah "Pola 3-2-5", yang artinya bertahap 3 (tiga), berlingkup 2 (dua) dan berstruktur 5 (lima).

Pola tersebut dapat diuraikan lebih jauh sebagai berikut :

- Tahapan Pengujian

1. Pengujian bahan baku 2. Pengujian bahan olahan 3. Pengujian bahan jadi - Lingkup Pengujian 1. Dimensi 2. Kualitas - Struktur Pengujian 1. Jenis pemeriksaan 2. Metode pemeriksaan 3. Frekwensi Pemeriksaan 4. Spesifikasi

5. Toleransi hasil pekerjaan

3. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu yang akan dilakukan oleh konsultan adalah meliputi :

material yang akan digunakan, pengolahan metode kerja, peralatan yang digunakan dan hasil pekerjaan. Sebagai dasar pengendalian mutu akan dipakai spesifikasi teknik yang ada dan setiap material yang akan digunakan harus dilakukan pengetasan di laboratorium terlebih dahulu.

(17)

Apabila hasil test tidak memenuhi syarat, maka contoh material tersebut akan ditolak dan harus diganti dengan material lain yang memenuhi syarat.

Demikian juga material yang dikirim ke lapangan akan diperiksa secara berkala untuk memastikan apakah material yang dikirim tersebut sudah sesuai dengan contoh yang ada, yaitu dengan melakukan pengujianpengujian terhadap material yang dikirim ke lapangan secara acak. Prosedur pengendalian mutu seperti terlihat pada Gambar (1) berikut ini :

(18)
(19)

Hasil pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor merupakan aspek penting yangakan menjadi perhatian konsultan dalam melakukan pengawasan agar mutu hasil pekerjaan benar-benar sesuai dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi teknik.

I. Request.

Pada setiap akan dimulainya suatu tahapan pekerjaan, kontraktor harus mengajukan permohonan pelaksanaan pekerjaan (Request) kepada konsultan.

Request merupakan dokumen permohonan suatu kegiatan yang diajukan oleh kontraktor kepada konsultan pengawas untuk diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan :

a.Supaya setiap pekerjaan yang dilakukan kontraktor dapat diawasi dan dimonitor oleh konsultan pengawas.

b. Supaya hasil pekerjaan kontraktor dapat dipertanggung jawabkan dengan tepat mutu dan kuantitas sesuai dengan rencana.

c.Kontraktor harus bekerja mengikuti prosedur yang sudah ditentukan sesuai dengan dokumen kontrak dan spesifikasi teknik.

d. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.

II. Pemeriksaan Material

Sumber material (quarry) dan bahan mentah yang akan digunakan pada pembangunan harus melalui tahap pengujian awal. Dengan ditentukan quarry pada suatu lokasi tertentu diharapkan dapat mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan, efisien waktu dan biaya, mempermudah pemeriksaan material harian atau periodic dan perkiraan volume material.

Selain itu pengujian material dilakukan agar material yang akan dipergunakan dapat dipertanggung jawabkan factor kekerasan, keawetan, kebersihan dan lain-lain sesuai syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknik. Pengujian yang dilakuakan di dokumentasikan Yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi quarry adalah :

a. Jumlah bahan mentah yang ada.

b. Jarak lokasi dari permukiman sebaiknya cukup jauh untuk menghindari polusi udara dan suara.

(20)

d. Jalan akses atau jalan sementara menuju lokasi. e. Ijin penambangan dan pemakaian bahan peledak. f. Sosialisasi ijin penambangan.

Pengawasan awal yang dilakukan pada lokasi quarry meliputi sebagai berikut : a. Batuan atau agregat : pengetesan kekuatan/keausan.

b. Tanah : pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah sehingga diketahui sifat-sifat tanahnya. c. Air : harus bersih dari kotoran organic/kandungan Lumpur, larutan kimi yang membahayakan, dan lain-lain.

III. Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi.

Pengujian ini dilakukan untuk mencapai keseragaman mutu hasil pekerjaan, sehingga hasil pekerjaan tepat mutu sesuai dengan yang disyaratkan. Selain itu mengevisiensikan waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan karena keslahan-kesalahan akibat mutu bahan yang tidak sesuai dapat dihindari.

IV. Laporan Ketidaksesuaian.

Yang dimaksud dengan laporan ketidaksesuaian adalah laporan yang dibuat oleh konsultan kepada pemberi tugas mengenai ketidaksesuaian suati jenis pekerjaan di lapangan baik mengenai mutu bahan, hasil pekerjaan, prosedur pembuatan, volume pekerjaan maupun penampilan hasil pekerjaan.

V. Pemeriksaan Mutu Pelaksanaan.

Pemeriksaan mutu pelaksanaan dilakukan setiap jenis pekerjaan sesuai dengan prosedurnya masing-masing. Adapun prosedur pemeriksaan mutu pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Minimal 24 jam sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mengajukan requaest untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilakukan.

b. Konsultan dan staff lapangan dari pemberi tugas akan mengecek kesiapan kontraktor mengenai kesiapan pelaksanaan untuk masingmasing jenis pekerjaan.

c. Hasil evaluasi lapangan secepatnya direkomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi kembali.

(21)

d. Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan pekerjaan setelah mendapat rekomendasi dari konsultan pengawas.

Dalam program pengendalian mutu, konsultan akan melaksanakan hal-hal sebagai berikut : a.Melakukan pengetesan material secara rutin dengan test di laboratorium maupun di

lapangan.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap semua material yang akan digunakan di lapangan. c.Membuat prosedur standard test beserta frekwensi test.

d. Melakukan pengetesan pada setiap tahap pekerjaan.

e.Menyiapkan prosedur pengawasan yang harus diikuti dalam setiap aktivitas pekerjaan di lapangan.

f. Membuat laporan harian yang berisi tentang kegiatan pekerjaan, masalah-maslah yang timbul berikut penyelesaiannya, lokasi pekerjaan, kondisi iklim, jumlah personil, jenis dan jumlah alat serta perkiraan kuantitas yang telah dikerjakan.

Bagan alir pengendalian mutu seperti terlihat pada gambar dibawah ini

2. Pengendalian Waktu

(22)

yang ditetapkan di dalam program kerja Kontrak Konsultan akan mengendalikan waktu dengan metode tertentu, sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai periode kontrak. Metode pengendalian waktu yang lazim dijalankan yaitu dengan revise kurva "S" setelah dilakukan langkah- langkah administratif yaitu rapat-rapat pembuktian (Show Couse Meeting). Rapat pembuktian biasanya diikuti dengan crash program yaitu menambahkan jam kerja dan peralatan kontraktor.

Hal ini harus ditempuh dengan langkah-langkah yang terencana baik dan efektif serta dapat dipahami dan dilaksanakan oleh Kontraktor. Bagan Alir pengendalian waktu yang diusulkan Konsultan seperti terlihat pada gambar dibawah

(23)

Gambar (2) Bagan Alir Pengendalian Waktu Pengawasan Pekerjaan

(24)

a. Penyusunan Program Kerja

Program kerja disusun oleh kontraktor dan dibahas pada rapat pra konstruksi. Tujuan penyusunan program kerja adalah untuk mempermudah pengelolaan proyek dengan suatu system yang teratur dan memberikan system informasi manajemen (Management Information System/MIS) secara jelas dan tepat guna sehingga :

I. Kontraktor dapat menyiapkan kebutuhan dana, kebutuhan material, kebutuhan peralatan dan tenaga kerja untuk setiap minggunya.

II. Program ini harus diperbaharui (update) setiap minggu sesuai dengan kenyataan di lapangan.

III. Program ini berkaitan erat dengan metoda lintasan kritis (critical path method/CPM).

IV. Jenis pekerjaan atau kegiatan apa saja yang berada pada garis lintasan kritis diprioritaskan untuk dilaksanakan, karena ketinggalan satu hari saja secara keseluruhan proyek ketinggalan satu hari.

V. Penangan yang dilakukan terhadap jenis pekerjaan yang berada pada lintasan kritis adalah melaksanakan kerja ekstra atau lembur. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan pekerjaan, Quantity Engineer/Project Control Specialist akan terus memonitor kemajuan pekerjaan dengan tugas utama :

 Memperhatikan metoda lintasan kritis (Critical Path) dengan memberikan prioritas utama pada pekerjaan di lintasan kritis.

 Memperbaharui data (update) dan program setiap minggu.  Mendokumentasikan arsip secara tertib dan teratur.

b. Pengendalian Proyek

Pada tahap pelaksanaan pekerjaan, Quantity Engineer/Project Contril Specialist akan terus memonitor kemajuan pekerjaan dengan menggunakan perangkat lunak dengan tugas utama :

1. Memperhatikan metoda lintasan kritis (Critical Path Method) dengan memberikan prioritas utama pada pekerjaan di lintasan kritis.

2. Memperbaharui data (update) dan program setiap minggu. 3. Mendokumentasikan arsip secara tertib dan teratur.

Pemantauan kemajuan pekerjaan akan dilakukan dengan menggunakan manajemen informasi system (MIS) untuk visual monitoring. MIS merupakan perangkat lunak system informasi manajemen (Management Information System) dimana prestasi kerja kontraktor ditampilkan dalam bentuk gambar dan grafik atau narasi secara akurat, terinci dan selalu diperbaharui.

(25)

Pembaharuan data akan dilakukan setiap hari, oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik antara petugas lapangan dan petugas pembaharuan data di kantor.

Dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dari peroyek, maka konsultan akan melakukan pengawasan dan mengamati perkembangan proyek secara cepat, akurat dan terbaru, sehingga permasalahan yang mungkin timbul dapat segera ditanggapi agar sasaran proyek dapat dicapai, untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebaga berikut :

 Pengembangan format pelaporan yang jelas, lengkap dan informative.

 Pelaporan progress pekerjaan kepada Pemberi Tugas secara cepat, akurat dan terbaru.  Melakukan implementasi system informasi pemantauan proyek yang berbasis computer

dan mampu memberikan peringatan dini terhadap permasalahan penyelesaian pekerjaan. Untuk keperluan tersebut disampaikan suatu sistem yang memiliki kemampuan dalam pengendalian proyek dari pelaksanaan hingga pelaporan (reporting).

Tujuan penggunaan system ini adalah agar proses ketiga fase tersebut dapat dilakukan secara terintegrasi. Dengan system tersebut maka berbagai indikasi dan informasi penting yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dapat diakomodir dan dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi manajemen.

Selain hal diatas juga akan dibuat suatu format dan prosedur standar pelaporan proyek. Dimana dengan format dan prosedur yang standar akan lebih meningkatkan afisiensi, efektifitas dan optimasi sinergi kerja. Berikut ini diuraikan lebih rinci langkah-langkah diatas :

a. Pemilihan Perangkat Lunak

Paket perangkat lunak manajemen proyek Digunakan software project management yang menggunakan teknologi computer seperti : Client/Server Technology, Windows GUI dan Operator SQL Standard Dabase.

Project Management Software ini mempunyai fasilitas dan kemampuan untuk Project Management, dibawah ini diuraikan fasilitas dan kebutuhannya sebagai berikut :

I. General Features :

 Mampu mengelola data dalam jumlah yang besar dengan menggunakan Standard SQL Database.

(26)

 Menyediakan fleksibilitas yang tinggi untuk kastemisasi (adanya tools untuk pengembangan/window programming, baik untuk database programming maupun grafhical tools) sehingga pengembangan akan dilakukan dengan mudah untuk memenuhi kebutuhan proyek.

 Easy to use (Windows GUI).

 Scalable (dapat dikembangkan untuk jaringan computer yang lebih besar).  Planning and Schedule.

 Mengelola proyek menggunakan metode CPM dalam bentuk Procedure Network.  Mampu menyampaiakan dengan 99 versi dari semua plan untuk perbandingan laporan.  Time Analysis :

- Perhitungan otomatis yaitu : foreward dan backward calculation, total float anf free dari setiap aktifitas maupun spil activity.

- Resource or this limite leveling. - User defined calendar pattern

 Construct Network menggunakan fasilitas grafhical editor (Interactive Barchart Editor).  Fasilitas agregasi untuk roll up data berdasarkan struktur yang diinginkan.

 Multivel Planning.

 Kapabilitas untuk mengidetifikasikan project data struktur dari banyak view seperti PBS, WBS dan OBS.

 Bias mengidentifikasikan sampai 20 views

 Roll up data dari lowest network activitien sampai top summary.  Grafhical Reporting

Barchart :

 Standard Barchart.  Sectioned Barchart.

 Combination with milestone  Logic Barchart.

 Coparison Barchart.  Network Drawing

 S Curve for cost/quantity requirement vs availability vs actual  Histogram for cost/quality requirement vs available vs actual  Combination of A Curve, histogram, table.

 Structure. II. Database

Database yang bias digunakan akan open SQL Standard database sehingga memudahkan untuk mengikuti perkembangan dimasa depan.

a. Customized Application.

Sampai dengan saat ini tidak ada paket program yang langsung dapat memenuhi seluruh kebutuhan dari pemakainya, untuk itu perlu adanya penyesuaian-penyesuaian dengan kebutuhan

(27)

agar pemanfaatan system dapat optimal. Penyesuaian yang dimaksud terdapat di dalam penambahan modul-modul antara lain :

i. Modul Pembobotan dengan tujuan untuk menentukan project progress. ii. Proses roll up progress/bobot.

iii. Inspection yang mencakup data pembukaan kualitas dari pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan.

iv. Report-report tambahan yaitu bentuk dari jenis report yang disesuaikan dengan system yang sudah dikembangkan di Bina Marga.

3. Pengendalian Biaya

Pengedalian biaya dengan cara mengarahkan Kontraktor dalam mengoptimalkan hasil kerja dari tenaga kerjanya dan pendayagunaan peralatannya sehingga diperoleh hasil yang pendayagunaan peralatannya sehingga diperoleh hasil yang mungkin atau tidak melebihi dari perkiraan biaya yang tercantum dalam kontrak.

Pengendalian biaya yang dijalankan yaitu dengan seminimal mungkin adanya pekerjaan tambah dan disiplin dalam pelaksanaan metode kerja. Bagan alir pengendalian biaya yang diusulkan yang dikaitkan dengan progress fisik dan kualitasnya dapat dilihat pada gambar

(28)

Langkah-langkah konsultan untuk pengendalian biaya konstruksi adalah sebagai berikut :

I. Monitoring dan mengevaluasi kuantitas pekerjaan.

Kuantitas pekerjaan yang terdapat dalam bill of quantity adalah kuantitas prakiraan yang dapat berubah setiap saat. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring dari waktu ke waktu untuk mengetahui apakah kuantitas pekerjaan yang ada mencukupi atau tidak. Selanjunya mengambil langkah-langkah tertentu bila terjadi penambahan atau pengurangan kuantitas sehubungan

(29)

dengan hal-hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang dapat mempengaruhi nilai kontrak yang ada.

Monitoring kuantitas pekerjaan dilakukan dengan mengakumulasikan kuantitas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan sisa pekerjaan. Bila terdapat satu item pekerjaan yang diperkirakan kurang maka untuk mencukupi akan diambilkan dari kuantitas item pekerjaan lain yang diperkirakan lebih atau berprioritas lebih rendah. Sehingga dengan demikian nilai kontrak secara keseluruhan tetap dapat dipertahankan.

II. Melakukan Change Order

Dalam hal ini perlu dilakukan penyesuaian kuantitas pekerjaan baik karena keadaan lapangan ataupun mempertahankan biaya secara keseluruhan maka change order dapat dilakukan. Konsultan atas masukan dari kontraktor akan menyempaiakan lebih dahulu kepada Pemberi Tugas tentang adanya change order yang harus dilakukan disertai sengan data pendukung, gambar detail, prakiraan kuantitas, kebutuhan alat dan personil serta waktu yang dibutuhkan. Pada rapat prakualifikasi cara perhitungan volume pekerjaan harus disepakati bersama antara Pemberi Tugas, konsultan pengawas dan kotraktor. Ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam menghitung kemajuan volume pekerjaan kontraktor dan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan yang akan ditagihkan melalui Monthly Certificate.

5. Pengendalian Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja akan dikendalikan hari demi hari dengan memeriksa metode kerja yang akan dipakai dan memeriksa kondisi kerja actual.

Program pengamanan pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan untuk menjamin dipenuhinya peraturan standar keamanan kerja.

Prosedur standar untuk pekerjaan pemeliharaan peralatan, pengoperasian peralatan, pemadam kebakaran, alat komunikasi dan fasilitas pertolongan pertama harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan termasuk pengaturan lalu lintas dengan pemberian tanda peringatan seperti tanda jalan, marka jalan, penghalang, lampu penerangan dan petugas pengatur lalu lintas. Program keselamatan kerja ini diterapkan untuk seluruh personil proyek, semua lalu lintas yang melewati loksi proyek, masyarakat sekitarnya dan pada seluruh tahapan pekerjaan.

(30)

Kelestarian lingkungan akan dijaga dengan mengendalikan bangunanbangunan, tanah dan puing-puing dengan mengevaluasi peralatan dan mesin guna mengurangi kebisingan dan getaran-getaran.

Prosedur pengendalian keselamatan kerja dapat dilihat pada Gambar (3).

Gambar ( 3) Bagan Alir Pengendalian Keamanan dan Keselamatan Kerja

(31)

1. Adanya informasi kepada pemakai jalan tentang adanya pekerjaan yang sedang berlangsung.

2. Pemasangan rambu-rambu peringatan dan rambu-rambu pentunjuk sebelum memasuki lokasi pekerjaan.

3. Pemasangan concrete barrier, traffic cone dan rambu-rambu petunjuk pada lokasi pekerjaan.

4. Pemasangan lampu peringatan (flashing light) yang dinyalakan pada malam hari/pada saat turun hujan, untuk memberi peringatan kepada pengguna jalan.

5. Adanya petugas yang bertugas sepanjang siang dan malam hari yang dilengkapi dengan alat komunikasi untuk membantu kondisi arus lalu lintas.

6. Kemungkinan tidak melakukan kerja disiang hari bila terjadi lonjakan arus lalu lintas pada hari sabtu, minggu dan hari libur.

(32)

B. Kerangka Kerja Pekerjaan Supervisi

Kerangka kerja pekerjaan supervisi akan meliputi pengawasan pelaksanaan pekerjaan fisik dalam 3 (tiga) tahapan sebagai berikut :

 Tahap persiapan / mobilisasi  Tahap konstruksi

 Tahap pemeliharaan / serah terima

Setiap tahapan dalam konstruksi akan selalu mengacu kepada aspek

pengendalian waktu, biaya dan mutu serta evaluasi untuk mendapatkan hasil yang memenuhi persyaratan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.

(33)

Agar pelayanan jasa konsultan supervisi menghasilkan kinerja yang baik dan dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan adanya koordinasi yang baik dengan instansi terkait khususnya di Kementerian Perhubungan, Dit. Pelabuhan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kantor UPP Kelas III Biringkassi, dan instansi terkait lainnya. Kantor konsultan supervisi akan berkedudukan disekitar proyek, sehingga dalam pelayanan jasa Konsultan Supervisi dapat secara efektif melaksanakan tugas pengawasan dan konsultan serta asistensi dengan Kantor UPP Kelas III Biringkassi.

b. Keselamatan Kerja

Pengendalian keselamatan kerja yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan kerja baik terhadap publik (umum) merupakan salah satu sasaran dari Manajemen Konstruksi. Untuk mencapai sasaran, prosedur yang dipakai oleh manajemen konstruksi dari pra pelaksanaan sampai akhir pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pekerjaan, diperkirakan akan ada beberapa aktivitas antara lain :

 Pekerjaan Umum  Pekerjaan dermaga  Pekerjaan Trestle

 Pekerjaan penerangan dermaga  Pekerjaan timbunan

 Pekerjaan rehab talud  Pekerjaan paving block

Semua kegiatan tersebut diatas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek. Oleh karena itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal dan seminimal mungkin akibat buruk yang ditimbulkannya.

c. Pekerjaan Upper structure wharf

Umum

Untuk mencapai hasil konstruksi struktur wharf yang sesuai dan memenuhi semua criteria teknis dalam perencanaan struktur upper wharf yang telah dituangkan dalam gambar rencana, maka pekerjaan upper structure dalam proyek ini perlu mengacu pada semua persyaratan teknis yang telah digunakan di dalam perencanaannya. Persyaratan teknis penting yang diperlukan

(34)

didalam konstruksi beton bertulang wharf meliputi Standard, spesifikasi Material, Alat Kerja, Persiapan yang harus dilakukan dan prosedur pemancangan tiang pancang beton, spesifikasi ini meliputi pengadaan, transportasi, pabrikasi dan instalasi beton bertulang wharf termasuk pengawasan dan pengujian pekerjaan beton dan check sertificate mill material beton bertulang.

Standard

Adapun standar teknis dalam melaksanakan Pekerjaan Supervisi Pembangunan

Pelabuhan Laut Pulau Kalukalukuang, TA. 2014. Menggunakan daftar referensi

teknis sebagai dasar pelaksanaan, referensi dimaksud adalah : a. Beton

- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971 NI – 2 atau Pedoman Beton 1989 SKBI -1.4.53.1988.

b. Semen

- Peraturan Semen Portland Indonesia (NI 8-1972) - Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)

- Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk sedang (SK SNI T-15-1991-03)

- Portland cement type IV dalam SII 0013-81 c. Agregat

- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956) - Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1991)

- Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk gedung (SK SNI T-1991-03)

d. Air

- Peraturan Beton Indonesia (N1,2 1971) e. Kayu cetakan beton

- Kayu mutu klas II (PPKI 1970) f. Pekerjaan besi beton

- Peraturan Beton Indonesia (NI,2-1971)

- Jenis Baja Mutu U-24 untuk D < 13 mm dan U-42 (fy = 420 Mpa) untuk D > 13 (Ulir)

g. Tata cara penghitungan struktur beton untuk bangunan gedung : SK SNI T -15- 1991-03 dan PBI 1991 N.I-2

h. Standar Industri Indonesia (SII) i. American Concrette Institute (ACI) j. American Welding Society (AWS)

k. American Society For Testing and Materials (ASTW) l. British Standard Code of Practice BS-8004 and BS-8110 m. ASTM A252 Grade 2

(35)

 Kontraktor harus mengajukan usulan secara mendetail mengenai cara penyambungan tiang pancang pipa baja, procedure pengelasan dan electrode yang akan dipakai serta jadwal dan gambar kerja (shop drawing) kepada Direksi pengawas untuk mendapat persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pabrikasi dimulai.

 Usulan mengenai detail mengenai metode dan peralatan pemancangan harus diserahkan kepada Direksi pengawas untuk mendapat persetujuan paling lambat 28 hari sebelum mobilisasi dilakukan.

 Kontraktor harus juga menyerahkan detail lengkap mengenai peralatan dan metode pengujian pembebanan yang akan diusulkan paling lambat 28 sebelum mobilisasi peralatan pengujian pembebanan.

Pelaporan Pengendalian Mutu

 Sebelum melakukan pembelian material beton bertulang, material bangunan konstruksi sisi darat lainya, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi pengawas salinan yang sah.

 Kontraktor juga harus menyerahkan jenis contoh material.

d. Pekerjaan Beton

Pekerjaan beton adalah pekerjaan yang meliputi :

1) Seluruh pembuatan struktur beton Wharf termasuk tulangan dan struktur plat precast lantai Wharf.

2) Penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan beton akan dilaksanakan seperti bekisting termasuk juga galian pondasi.

3) Penyiapan dan pemeliharaan pondasi pemompaan air untuk galian pondasi, pengukuran dan pembersihan lokasi bekas pekerjaan jika diperlkan atau dalam konstruksi Causeway.

Agar diperoleh mutu beton yang seragam untuk suatu elemen konstruksi maka perlu diupayakan sebagai berikut :

1) Menyamakan masing - masing jenis bahan - bahan yang dipakai. 2) System dan prosedur dibuat sama.

3) Menyamakan campuran dengan menggunakan rancangan campuran (job mix formula) yang sama pula atau yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis mutu beton tinggi K-300 dan K-350.

Pada pelaksanaan pekerjaan beton perlu diperhatikan antara lain :

1) Kegiatan awal :

 Penelitian rencana kerja kontraktor, spesifikasi teknik yang dipakai, rancangan campuran (job mix formula) dan gambar kerja.

(36)

 Toleransi yang diijinkan untuk pengukuran disesuaikan dengan berita acara rapat pro pelaksanaan (Pre Construction Meeting).

 Cek kalibrasi alat, kesiapan peralatan dan bahan.

2) Persiapan Pengecoran :

 Pengecekan kelurusan dan kerataan permukaan ada bekisting Wharf.

 Penggalian pada pekerjaan pondasi atau drainase, lokasi, ukuran bentuk dan persiapan permukaan.

 Bekisting, perancah (scaffolding), disesuaikan dengan rencana pekerjaan beton mengenai kekuatannya.

 Pemasangan tulangan, seperti ukuran diameter, panjang, pembengkokan, angkur pinggir dan ujung, jumlah batang, tulangan minimum, pemotongan serta cara pengikatan dengan kawat, dudukan dan pengatur jarak maupun kebersihan (tidak ada kawat lepas).

 Pengecekan kesiapan.

 Peralatan tetap di lapangan atau, batching plant mengenai siap pakai, kebersihan, kalibrasi, kondisi dan kecepatan operasi.

 Peralatan bergerak seperti truck mixer, dan dump truck mengenai jumlah dan siap pakai.

 Tenaga Kerja.

 Perlindungan lokasi terhadap hujan, cuaca panas atau dingin.

3) Saat Pengecoran beton :

 Kondisi kerja cuaca yaitu siang atau malam, penerangan untuk kerja malam, penutup dan perlindungan apabila hujan.

 Alat pengaduk dimonitor terus hasil produksi beton dihasilkan.  Mobilitas pengiriman perlu diperhatikan mengenai :

- Waktu minimum, disebabkan truck mixer terlambat di batching plant.

- Waktu maksimum, mengakibatkan truck mixer antri di lokasi pengecoran.

 Lalu lintas di lokasi pengecoran sendiri harus diatur sedemikian rupa, sehingga pekerjaan pengecoran tidak mengalami hambatan.

 Pengendalian konsistensi, pengamatan waktu pengecoran dengan pengujian slump, dan penyesuaian air atau bahan.

 Pengecoran beton harus seragam, pengecoran terus menerus perhatikan jarak ketinggian jatuh jangan sampai terjadi segregasi tidak ada aliran pasta semen setelah pengecoran.

 Pemadatan, harus merata clan menyeluruh.

 Penyelesaian pekerjaan, pekerjaan perapihan atau meratakan permukaan beton setelah pengecoran.

(37)

 Jadwal pengujian beton.

4) Pemeliharaan beton (curing ) :

 Perlindungan terhadap kerusakan, seperti benturan, beban berlebihan dan cacat permukaan.

 Pengembalian atau pelepasan bekisting atau scaffolding setelah beton cukup umur (28 hari) dan kuat tekan karateristik beton sudah tercapai, kecuali untuk beton yang menggunakan additive, pelepasan bekisting bisa lebih cepat sesuai spesifikasi bahan additive yang ditambahkan pada adukan beton, pelepasan bekisting atau.

 Perawatan beton, sampai umur 28 hari permukaan beton diusahakan senantiasa basah atau lembab.

5) Pengujian Beton :

 Pengujian kekuatan tekan beton pada sampel benda uji.  Hammer Test (penekanan dengan palu/rebound deflection.

6) Catatan dan Pelaporan

 Catatan mengenai bahan, perhitungan, campuran, pengadukan pengecoran dan perawatan.

 Laporan, mengenai laporan harian, buku harian didokumentasikan.

 Photo dokumentasi.

Sama seperti semua pekerjaan yang lain pekerjaan beton juga mengikuti prosedur yang sudah ditentukan, yaitu :

1. Kontraktor mengajukan request pekerjaan 24 jam sebelum pekerjaan dimulai. 2. Selama waktu tersebut konsultan pengawas teknik mengevaluasi semua kesiapan

administrasi teknik.

3. Konsultan pengawas teknik merekornendasikan kepada pemberi togas untuk dapat dimulainya pelaksanaan pekerjaan atau belum bias dilaksanakan pekerjaan tersebut.

4. Setelah pekerjaan selesai request pekerjaan ditutup dengan verifikasi pekerjaan beton.

d. Kontrol Kualitas (Quality Control)

Semua material bahan konstruksi harus dilakukan kontrol kualitas. Kontrol kualitas dilaksanakan sebagai berikut :

(38)

Uji raw material alam, yaitu material bahan yang dipakai sebagai bahan konstruksi seperti : batu, agregat halus, agregat kasar dan lain – lain.

1. Uji bahan campuran, yaitu material konsruksi yang berupa campuran dua atau lebih material sehingga dalam campuran itu didapat sifat karateristik yang disyaratkan spesifikasi seperti beton dan lain-lain.

2. Uji material/bahan campuran yang terpasang / dihamparkan seperti uji kepadatan pada tanah, dan beton (kuat tekan).

3. Uji material/bahan produk jadi buatan pabrik.

Kontrol kualitas bahan/material secara rinci dan komprehensif diajukan dalam bentuk matriks, sebagaimana terdapat pada tabel 2. 1.

Pengujian untuk material/bahan utama idealnya harus, ada fasilitas laboratorium di proyek yang memadai, sedangkan untuk material / bahan yang sifatnya minor atau khusus dapat diujikan di laboratorium independent yang ada.

Frekuensi/kuantitas pengujian (routline kontrol) bahan utama dilaksanakan sesuai spesifikasi atau setidak-tidaknya seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2. Frekuensi/Kuantitas Pengujian.

No. Kelompok Material Jenis bahan yang

diuji Macam pengujian

1. Beton

Uji kuat tekan/Uji kuat lentur slump

- Setiap 100 m3. 8 pasang Contoh pengujian untuk 7 dan 28 hari ± truck mixer 1 contoh.

- Slump setiap truck mixer - Tambahan pengujian

dilaksa nakan sesuai keperluan.

(39)

2. - Wearing Course - Binder Course - ATB 1 set pengujian - Kepadatan lab. - Ekstraksi - Gradasi - Marshal Pengujian - Kepadatan dan ketebalan - Ekstraksi, gradasi

- Setiap produksi harian, sesuai jenis bahan, dan atau setiap 250 ton produksi 1 set pengujian.

- Setiap jarak 200 m - Bila perlu (dari test pit)

E.2. PROGRAM KERJA

Penyusunan program kerja adalah suatu proses dimana kontraktor harus menguraikan jadwal (schedule) kerja menjadi bagian - bagian, antara lain Jaringan rencana kerja (net work planning), menjadi ;

o Jadwal tenaga kerja (Man Powe Schedule). o Jadwal peralatan (Equipment Schedule). o Jadwal material (Material Schedule). o Pengalokasian dana (Cash Flow). o Jadwal pelaksanaan kerja.

Kesemuanya itu dilengkapi dengan uraian dan penjelasan metoda kerja, atau prosentasi kemajuan pekerjaan. Penyusunan program kerja dibuat untuk mempermudah pengelolaan proyek dengan suatu system yang teratur dan memberikan system informasi manajemen (Manajemen Informasi Sistem/MIS), secara jelas dan tepat guna..

o Untuk setiap minggu, sehingga kontraktor dapat menyiapkan dana kebutuhan material, kebutuhan peralatan dan kebutuhan tenaga setiap minggu.

(40)

lapangan.

o Program ini berkaitan erat dengan metode lintasan kritis (Critical Path Method/CPM).

o Jenis pekerjaan/kegiatan apa saja yang berada pada garis lintas kritis diprioritas untuk dikerjakan, karena ketinggalan 1 hari saja, secara keseluruhan proyek ketinggalan 1 hari.

o Penanganan/jalan keluar yang dilakukan melaksanakan kerja ekstra atau lembur pada lintasan kritis.

Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa program/jadwal kerja yang diajukan oleh Kontraktor. Dan akan meninjau program kerja ini dari berbagai aspek, seperti misalnya apakah pekerjaan dapat atau tidak dilaksanakan secara efektif dan apakah pekerjaan ini dapat dilaksanakan dalam waktu dan biaya seperti tercantum dalam kontrak, dan lain – lain.

Jadwal kerja ini akan disesuaikan dengan ketersediaan alat, sumber daya manusia/tenaga dan material yang dapat dimobilisasikan oleh Kontraktor.

Masa jaminan terhadap kerusakan adalah mulainya pemeliharaan hasil pekerjaan yang dihitung dari mulai tanggal perkiraan pekerjaan 100% berdasarkan rekomendasi konsultan pengawas teknik sampai dengan berakhirnya kontrak pekerjaan yang sudah disetujui.

Tujuan masa jaminan terhadap kerusakan adalah :

1. Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk memperbaiki, menyempurnakan hasil pekerjaan yang belum dapat diterima atau memuaskan tim panitia penilai serah terima pada waktu kunjungan ke lapangan mengenai kualitas dan kuantitas pekerjaan.

2. Memberikan waktu kepada Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan minor yang belum terselesaikan dan lain-lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masa jaminan terhadap kerusakan adalah sebagai berikut :

1. Kontraktor harus melaksanakan perbaikan pekerjaan yang telah disepakati/ disetujui.

2. Pekerjaan perbaikan atau penyempurnaan harus sesuai dengan : - Syarat-syarat kontrak dan spesifikasi teknik

- Catatan dan tim panitia penilai serah terima  Lokasi

(41)

 Kerusakan, ketidak sempurnaan

 Cara perbaikan dan penyempurnaan dan lain-lain. - Lama perbaikan tidak boleh lebih dan masa pemeliharaan.

Panitia Penilai Serah Terima akan mengadakan pemeriksaan ulang ke lapangan, apakah perbaikan - perbaikan yang sudah didaftar itu sudah dilaksanakan semua atau belum. Apakah bila dianggap sudah selesai maka dibuat Berita Acara pemeriksa hasil pekerjaan yang disampaikan kepada Pemberi tugas yakni Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Biringkassi.

c). Serah Terima Akhir (Final Hand Over / FHO)

Serah terima akhir (Final Hand Over/FHO) adalah suatu kegiatan serah terima akhir lapangan dan kontraktor kepada Pemberi Tugas, setelah kontraktor menyelesaikan seluruh perbaikan terhadap kekurangan yang ada pada daftar perbaikan yang dibuat oleh panitia penilai serah terima setelah kunjungan kedua di lapangan.

Maksud pelaksanaan FHO adalah sebagai berikut :

1. Pernyataan berakhirnya masa kontrak pekerjaan antara Kontraktor dengan Pemberi Tugas.

2. Pernyataan bahwa tanggung jawab Kontraktor dengan Pemberi Tugas secara keseluruhan sudah selesai.

3. Hasil pekerjaan Kontraktor berupa fisik maupun administrasi secara keseluruhan dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan hasil pekerjaan tersebut sudah bisa dipakai untuk umum.

Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan FHO adalah sebagai berikut : 1. Rekomendasi dan Konsultan Pengawas teknik bahwa Kontraktor telah

menyelesaikan seluruh pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak dan telah memperbaiki/menyempurnakan semua kekurangan yang diminta dalam daftar perbaikan serah terima awal waktu kegiatan serah terima awal.

2. Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontrak. 3. Pengembalian jaminan pelaksanaan (Bank Guarantee) kepada pihak

Kontraktor.

(42)

administrasi, formulir-formulir, data disket, photo pelaksanaan pekerjaan, dIl) sudah terdokumentasikan dengan baik.

5. Yang perlu ditekankan adalah unsur-unsur :  Kelengkapan administrasi

 Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik  Kesesuaian dengan perencanaan

Sehubungan dengan pelaksanaan FHO, sebelumnya Konsultan Pengawas akan mengevaluasi dan memeriksa persyaratan kelengkapan yang harus dipenuhi yaitu pekerjaan seluruh selesai setelah masa pemeliharaan berakhir. Kemudian Konsultan Pengawas memberikan rekomendasi kepada Pemberi Tugas untuk selanjutnya Panitia Serah Terima akan diundang kembali untuk proses Serah Terima Akhir (FHO).

1. PENGAWASAN ADMINISTRASI

Pengawasan administrasi yang merupakan bagian integral dan keseluruhan layanan Konsultan Supervisi memuat mengenai proses-proses pekerjaan seperti tindakan yang berkaitan dengan kontrak antara Pemberi Tugas dengan Konsultan, hubungan antara Pemberi tugas, Kontraktor dan Konsultan, Kewenangan Engineer, Asuransi dan Garansi, Perubahan Kontrak Pekerjaan (OCO), Sertifikat Bulanan (MC), Request, Verifikasi dan lain sebagainya.

1. Penyerahan Lapangan

Setelah penandatanganan kontrak yang dilanjutkan dengan penerbitan Surat Perintah Kerja Kontraktor akan segera menerima penyerahan area apangan secara keseluruhan dari Pemberi Tugas untuk memulai melakukan pekerjaannya. Apabila hanya sebagian pekerjaan yang diserahkan kepada Kontraktor perlu diyakinkan bahwa area tersebut sudah memadai untuk dikerjakan dengan mempertimbangkan “cost effective” terhadap pelaksanaan pekerjaan. Agenda pertemuan mengenai penyerahan lapangan ini harus secara jelas menyatakan tanggal terakhir penyerahan area berikutnya untuk dikerjakan oleh Kontraktor.

2. Kewenangan Engineer

Kewenangan yang didelegasikan oleh Pemberi Tugas kepada Site Engineer secara umum telah didefinisikan secara jelas di dalam Dokumen Kontrak. Penunjukan dan kewenangan Site Engineer akan dinyatakan secara tertulis oleh Pemimpin

(43)

Proyek agar supaya pihak - pihak yang terlibat di dalam proyek memahami dan saling mengetahui hal-hal yang harus menjadi tanggung jawab/kewenangan Site engineer.

3. Asuransi dan Garansi

Asuransi adalah jaminan yang diberikan, disebabkan oleh :

- Orang atau manusia, apabila mendapat kecelakaan, cacat tubuh atau kematian pada saat bekerja.

- Kerusakan meliputi, kerusakan pada konstruksi pekerjaan, peralatan konstruksi di luar kesalahan kontraktor.

- Kehilangan yang mungkin terjadi untuk setiap harta benda, pada masa kontrak berlangsung.

4. Perubahan Kontrak Pekerjaan (CCO)

Yang dimaksud perubahan kontrak kerja (Contract Change Order / CCO) adalah perubahan volume atau jenis pekerjaan dari suatu dokumen kontrak pekerjaan yang sedang berlangsung antara pemberi tugas dan kontraktor setelah direkomendasikan oleh Konsultan Pengawas Teknik.

Maksud penerbitan perubahan kontrak pekerjaan (C.C.O) adalah :

- Sebagai data pendukung kelengkapan administrasi perubahan dokumen kontrak apabila ada pemeriksaan.

- Memberikan kepastian kepada kontraktor bahwa perubahan pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dibayar.

- Sebagai data pendukung sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) Kontraktor.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan CCO adalah :

- Perubahan volume atau perubahan jenis pekerjaan tidak merubah nilai kontrak secara keseluruhan atau kurang dari 5% terhadap total kontrak. - Perubahan jenis pekerjaan tersebut tidak mengurangi maksud dan tujuan

dari proyek tersebut..

- Pengajuan permohonan perubahan kontrak pekerjaan (Contract Change Order/CCO) masih dalam waktu pelaksanaan (Time Schedule). - Dengan terbitnya berita acara perubahan kontrak pekerjaan

(Contract Change Order/COO) maka kontrak awal maupun Change Order ama tidak berlaku lagi.

(44)

Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan mengevaluasi usulan Kontraktor mengenai CCO dan akan membuat Technical Justification sebagai dasar bahwa perubahan dapat dilaksanakan.

Bagan alir prosedur perubahan kontrak (CCO) diperlihatkan pada

gambar 2.16.

5. Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate/MC)

Yang dimaksud sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) adalah sertifikat pembayaran bulanan yang diajukan Kontraktor kepada Pemberi Tugas untuk dibayar sesuai kemajuan pekerjaan di lapangan setelah diperiksa dan direkomendasikan oleh Konsultan Pengawas Teknik untuk dapat dibayar.

Tujuan sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) adalah :

- Hasil pekerjaan Kontraktor dapat dibayar sesuai kemajuan pekerjaan yang telah dikerjakan di lapangan.

- Pemberi Tugas dapat memonitor hasil pekerjaan fisik atau cash flow setiap bulan.

- Merupakan tambahan modal Kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan.

Dalam penyiapan sertifikat bulanan perlu diperhatikan sebagai berikut :

a) Pengukuran Lapangan (Opname)

Guna menghindari kesalahpahaman mengenai kemajuan pekerjaan yang akan disertifikasikan menjadi sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC), maka perlu diadakan pengukuran bersama di lapangan antara Kontraktor, Konsultan Pengawas Teknik dan Staff Pemberi Tugas mengenai :

- Kuantitas pekerjaan. - Kualitas pekerjaan.

- Penampilan (performance) hasil pekerjaan.

- Hasil pengukuran dibuat dalam berita acara pekerjaan (manual check volume).

b) Data pendukung sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) :

Data pendukung (Back up) kelengkapan sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) antara lain :

(45)

- Data pendukung kuantitas pekerjaan bulanan.

- Data pendukung kualitas pekerjaan bulanan (hasil test laboratorium).

- Data pendukung perubahan kontrak (kalau ada).

- Gambar-gambar atau sket hasil pekerjaan yang merupakan pendukung pembuatan gambar terlaksana (As built Drawing) nantinya.

- Data pendukung harus diserahkan setiap tanggal 25 setiap akhir bulan atau cara pembayaran yang telah dijelaskan dalam Kontrak Pekerjaan Konstruksi.

c) Cara pembuatan serfifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) :

Sertificate bulanan (Monthly Certificate/MC) bersifat kumulatif dan pembayaran bulan berikutnya diberikan sebesar jumlah kumulatif dikurangi jumlah pembayaran sebelumnya. Dikurangi advance payment ditambah pembayaran material on site kalau ada.

Atas pengajuan tagihan dari Kontraktor, Konsultan Pengawas akan memeriksa semua perhitungan beserta back up data kualitas dan kuantitas, setelah lengkap dan benar diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk mendapatkan persetujuan.

6. Requaest

Request adalah salah satu dokumen pembuka arsip (folder) suatu kegiatan yang diajukan Kontraktor kepada Konsultan Pengawas Teknik untuk diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas sebagai permohonan sebelum melaksanakan pekerjaan di lapangan.

Maksud pengajuan request adalah :

a. Supaya setiap pekerjaan Kontraktor dapat diawasi dan dimonitor oleh Konsultan Pengawas Teknik.

b. Supaya hasil pekerjaan Kontraktor dapat dipertanggung jawabkan dan tepat, mutu kuantitas dan sesuai rencana.

c. Kontraktor bekerja harus mengikuti prosedur yang sudah ditentukan sesuai dokumen kontrak dan spesifikasi teknik.

d. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Format request terdiri dari :

a. Unsur-unsur yang harus diisi : - Tanggal pengajuan

Gambar

Tabel 2.2.  Frekuensi/Kuantitas Pengujian.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya-upaya tersebut adalah dengan mengemas suatu bentuk penawaran dengan mempertimbangkan aspek-aspek, yaitu program paket acara keagamaan pada bulan Ramadhan,

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan. Program

Mengetahui dan menganalisis aspek kepastian hukum kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam melakukan tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

Setelah peneliti meninjau data yang telah diperoleh, dari aspek insentif yang diberikan kepada karyawan, lingkungan kerja yang ditempati karyawan, dan disiplin kerja yang

Kalau kita bekerja maka jantung akan lebih cepat berkonstriksi sehingga darah lebih banyak dialirkan ke seluruh tubuh: Kerja jantung dapat diketahui dengan jalan memeriksa

Unit ini berlaku untuk elemen memeriksa program kerja dalam melakukan separasi fluida reservoir, memeriksa kondisi dan lokasi unit separasi fluida

Rencana kerja konsultan dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Master Plan Air Bersih Kecamatan Silangkitang dituangkan dalam tabel jadwal pelaksanaan dimana waktu yang

ABSTRAK Paper ini meninjau aspek kesehatan dan keselamatan kerja pada proyek atau pekerjaan pembangunan Menara Pusat Kuliner dan Cendramata Kota Palopo di Kota Palopo.. Fokus utamanya