• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ANATOMI DAUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH ANATOMI DAUN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANATOMI DAUN ANATOMI DAUN

MAKALAH MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Anatomi Tumbuhan Anatomi Tumbuhan

yang dibina oleh Ibu Dr. Hj. Endang Kartini Ariani Murwani M.S., Apt yang dibina oleh Ibu Dr. Hj. Endang Kartini Ariani Murwani M.S., Apt

oleh oleh

Kelompk 7/ offering C-C Kelompk 7/ offering C-C Dianti

Dianti Wulandari Wulandari (1203414219(120341421941)41) Mustika

Mustika Ayu Ayu Wulansari Wulansari (1203414219(120341421947)47)  Nadian Yudistirachman

 Nadian Yudistirachman (1203414219(120341421943)43) Shabrina

Shabrina Hibatul Hibatul Wafi Wafi (1203414219(120341421948)48)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

September 2013 September 2013

(2)

ANATOMI DAUN ANATOMI DAUN

Daun terdiri dari tangkai daun, lamina, kosta, dan vena.Tangkai daun Daun terdiri dari tangkai daun, lamina, kosta, dan vena.Tangkai daun memiliki struktur anatomi yang mirip dengan batang. Daun yang memiliki lamina memiliki struktur anatomi yang mirip dengan batang. Daun yang memiliki lamina umumnya menampilkan secara jelas spesialisasi sebagai struktur fotosintesis pada umumnya menampilkan secara jelas spesialisasi sebagai struktur fotosintesis pada laminanya.Kosta dan vena merupakan lanjutan dari batang tetapi memiliki arah laminanya.Kosta dan vena merupakan lanjutan dari batang tetapi memiliki arah tumbuh menyamping, sehingga letak berkas pengangkut terbalik dengan berkas tumbuh menyamping, sehingga letak berkas pengangkut terbalik dengan berkas  pengangkut pada batang.

 pengangkut pada batang.

Umunya ada dua tipe daun, yaitu daun dorsiventral atau bifasial(umunya Umunya ada dua tipe daun, yaitu daun dorsiventral atau bifasial(umunya  pada

 pada tumbuhan tumbuhan dikotil) dikotil) dan dan daun daun isobilateral isobilateral disebut disebut juga juga isolateral isolateral atauatau ekuifasial(umumnya pada tumbuhan monokotil). Daun dorsiventral biasanya ekuifasial(umumnya pada tumbuhan monokotil). Daun dorsiventral biasanya tumbuh dalam arah horisontal dengan permukaan atas dan bawah yang berbeda, tumbuh dalam arah horisontal dengan permukaan atas dan bawah yang berbeda,  permukaan

 permukaan atas atas memperoleh memperoleh penyinaran penyinaran yang yang lebih lebih kuat kuat dibanding dibanding permukaanpermukaan  bawah.

 bawah. Perbedaan Perbedaan struktur struktur dalam dalam antara antara permukaan permukaan atas atas dan dan bawah bawah daundaun dorsiventral dikarenakan penyinaran yang tidak imbang tersebut. Daun isobilateral dorsiventral dikarenakan penyinaran yang tidak imbang tersebut. Daun isobilateral menggantung vertikal sehingga kedua permukaan daun menerima sinar matahari menggantung vertikal sehingga kedua permukaan daun menerima sinar matahari langsung dengan jumlah yang imbang. Daun isobilateral mempunyai struktur langsung dengan jumlah yang imbang. Daun isobilateral mempunyai struktur yang seragam pada permukaan atas dan bawah.

yang seragam pada permukaan atas dan bawah.

Daun terdiri atas sistem jaringan dermal(epidermis), jaringan pembuluh, Daun terdiri atas sistem jaringan dermal(epidermis), jaringan pembuluh, dan jaringan dasar(menempati daerah mesofil). Pada sisik tunas dapat terbentuk dan jaringan dasar(menempati daerah mesofil). Pada sisik tunas dapat terbentuk  periderm.

 periderm.

A.

A. EPIDERMIEPIDERMIS S DAUNDAUN

Lapisan terluar dari sel yang membentang di seluruh permukaan daun Lapisan terluar dari sel yang membentang di seluruh permukaan daun disebut epidermis. Sel-sel epidermis yang rapat pada daun serta terdapatnya disebut epidermis. Sel-sel epidermis yang rapat pada daun serta terdapatnya kutikula dan stomata di epidermis merupakan tampilan

kutikula dan stomata di epidermis merupakan tampilan utama epidermis daun. Halutama epidermis daun. Hal tersebut berhubungan dengan fungsi daun sebagai organ transpirasi dan tersebut berhubungan dengan fungsi daun sebagai organ transpirasi dan fotosintesis.

fotosintesis.

Ada berbagai tipe sel yang menyusun epidermis, yaitu sel epidermis yang Ada berbagai tipe sel yang menyusun epidermis, yaitu sel epidermis yang menyusun massa pokok jaringan epidermis, sel penutup stomata yang biasanya menyusun massa pokok jaringan epidermis, sel penutup stomata yang biasanya didampingi sel pengiring, berbagai macam trikoma, sel silika dan sel gabus pada didampingi sel pengiring, berbagai macam trikoma, sel silika dan sel gabus pada gramineae, sel kipas bisa juga disebut sel motor atau sel buliform (ada pada gramineae, sel kipas bisa juga disebut sel motor atau sel buliform (ada pada tumbuhan monokotil), dan sel seperti serabut. Epidermis berlapis dapat ditemukan tumbuhan monokotil), dan sel seperti serabut. Epidermis berlapis dapat ditemukan

(3)

 pada berbagai tumbuhan. Sel-sel bawah permukaan pada epidermis berlapis sering  besar, berdinding tipis, tidak berwarna dan dianggap sebagai sel penyimpan air.

Pada tumbuhan vaskular tingkat tinggi yang hidup di darat, epidermis daun adalah jaringan hidup dan secara khas tidak mengandung kloroplas. Tetapi ada tumbuhan tertentu yang epidermisnya mengandung banyak kloroplas. Namun mungkin pada tumbuhan air juga memiliki kloroplas lebih banyak di epidermis dibandingkan yang ada di dalam parenkima bawahnya. Sedangkan pada plastida epidermis daun tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah klorofil kecil, terkait dan tidak terkait dengan kondisi lingkungan khusus apapun.

Kesinambungan epidermis merupakan salah satu ciri pemberian kontribusi  pada keefektifannya dalam melindungi jaringan daun dari kehilangan air secara  berlebihan dan pemberi kekuatan. Struktur dinding epidermis daun sangat  beragam, ciri khas yang umum, yaitu keberadaan kutin dalam dinding, khususnya dinding luar, dan lapisan kutikula di permukaan epidermis. Kutikula adalah sel epidermis tipis yang tidak berwarna, kutikula memiliki struktur yang lunak, tidak tembus air, yang mencegah kekeringan pada jaringan di bawahnya, dan mencegah luka. Dinding epidermis tipis pada tumbuhan mesomorfik dan hidromorfik. Pada tumbuhan seromorfik, yaitu tumbuhan yang dapat bertahan hidup di lingkungan kering atau habitat serofitik, memiliki epidermis berdinding tebal dan berlignin. Tetapi pada rerumputan memiliki ciri khas yaitu terdapat penimbunan silika pada dinding epidermis dan dapat mengisi penuh lumen sel.

Pada epidermis daun juga terdapat stomata. Stomata terdapat pada bagian epidermis baik adaksial maupun abaksial maupun keduanya. Letak stomata juga disesuaikan dengan lingkungan hidup tumbuhan. Letak stomata dapat sejajar dengan sel epidermis disebut stomata faneropor dan yang lebih rendah dari sel epidermis disebut kriptopor, stomata yang menonjol dikaitkan dengan habitat yang ketersediaan airnya banyak (hidrofitik), sedangkan stomata yang tenggelam dikaitkan dengan habitat yang ketersediaan airnya sedikit (serofitik). Daun dikategorikan dalam berbagai macam tipe berdasarkan keberadaan stomata, yaitu sebagai berikut.

1. Daun epistomatik, yaitu stomata terdapat di bagian adaksial.

(4)

3. Daun amfistomatik, yaitu stomata terdapat pada kedua epidermis daun.

Gambar 1. Anatomi Daun (sumber: micro.magnet.fsu.edu)

B. MESOFIL

Jaringan antara epidermis atas atau epidermis adaksial dan epidermis  bawah atau epidermis abaksial, dan di antara tulang-tulang daun terdiri atas  parenkima berdinding tipis disebut mesofil. Jaringan ini membangun bagian utama dalam daun. Mesofil biasanya terspesialisasi sebagai jaringan fotosintetik. Pada tumbuhan dikotil tipe mesomorfik, mesofil umumnya berdiferensiasi menjadi parenkima palisade dan sponsa. Jaringan palisade terdiri atas sel-sel memanjang tegak lurus terhadap epidermis dan teratur seperti deretan tiang. Sedangkan parenkima sponsa nampak kurang teratur.

Sel-sel secara individu pada parenkima palisade umumnya berbentuk  prismatik memanjang. Tetapi pada beberapa tumbuhan sel palisade berbentuk

tidak teratur. Sel palisade terdapat tepat di bawah lapisan permukaan epidermis. Parenkima sponsa memperlihatkan berbagai bentuk sel, ada yang hampir isodiametris, atau memanjang dalam arah sama seperti sel-sel palisade dan dihubungkan antara sel yang satu dengan lainnya oleh penjuluran lateral dengan  panjang yang bervariasi atau memanjang sejajar dengan permukaan daun.

(5)

Tingkat diferensiasi mesofil dan proporsi parenkima palisade dan sponsa  beragam sehubungan dengan spesies tumbuhan dan habitat. Perkembangan  jaringan palisade daun yang selama diferensiasi terkena sinar lebih kuat dibanding dengan daun-daun yang berkembang di tingkat berbeda pada tumbuhan yang sama, merupakan fenomena yang pada akhirnya terkait dengan kondisi sinar selama pertumbuhan berbagai daun. Perbedaan organisasi parenkima palisade nampaknya menjadi jaringan fotosintetik yang paling terspesialisasi. Pada daun yang mesofilnya berdiferensiasi menjadi parenkima palisade dan sponsa, kloroplas terdapat lebih banyak pada parenkima palisade. Karena bangun dan aturan sel-sel palisade maka kloroplas dapat berada pada letak yang sesuai terhadap sinar. Selama terjadi fotosintesis yang aktif, kloroplas berderet satu lapis tebalnya pada dinding sel palisade, permukaan dinding yang luas pada sel-sel  palisade yang ramping memungkinkan banyak kloroplas menempati posisis satu

lapis. Tonjolan seperti lengan pada sel palisade memperluas permukaan dinding. Sistem ruang antar sel yang luas menyebabkan permukaan dinding sel luas yang terbuka terhadap ruang sel itu, hal ini berarti mesofil mempunyai permukaan yang luas. Permukaan mesofil ini disebut permukaan internal daun, sedangkan  permukaan epidermis yang terbuka terhadap udara luar adalah permukaan

eksternal daun.

Sehubungan dengan jumlah kloroplas, jaringan palisade memperlihatkan tingkat spesialisasi yang tinggi terhadap aktivitas fotosintetik juga keterkaitannya terhadp sistem ruang interseluler.

(6)

C. SISTEM VASKULER/ PEMBULUH

Tulang daun tersusun dari berkas vaskuler. Pada daun berkas vaskuler yang besar mengandung xilem dan floem dalam jumlah yang sebanding dengan  berkas yang terdapat pada tangkai daun. Tangkai daun mempunyai anatomi yang

mirip dengan batang. Sedangkan kosta dan vena merupakan lanjutan dari batang tetapi memiliki arah tumbuh menyamping sehingga letak berkas pengangkut di  batang terletak di sebelah dalam floem sedangkan pada daun xilem berada di atas floem. Tulang daun yang besar pada daun dikotil dapat mempunyai jaringan  primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang kecil biasanya primer seluruhnya. Tulang daun ada berbagai macam ukuran, selain yang terkecil mempunyai trakea pada xilemnya dan pembuluh tapis pada floemnya.

Sehubungan dengan keberadaan tulang daun dan tampilan jaringan non vaskuler telah ditemukan korelasi secara bermakna terkait dengan pengaruhnya  pada pengangkutan. Dengan demikian makin besar volume jaringan yang memiliki kontak lateral kecil di antara sel-selnya, makin rapat berkas-berkas vaskularnya. Daun yang terkena sinar memiliki jaringan palisade yang  berkembang kuat dan mengandung jauh lebih banyak tulang daun daripada daun

yang tidak terkena sinar.

Gambar 3. Susunan Jaringan Pembuluh dalam Tulang Daun Tengah(A,C,E,G) dan Tangkai Daun(B,D,F,H) dari daun Dikotil (Sumber:Esau,2006)

(7)

D. TANGKAI DAUN

Jaringan-jaringan yang ada pada tangkai daun mempunyai kesamaan dengan jarngan primer batang. Terdapat kesamaan yang erat antara tangkai daun dan batang, epidermis daun merupakan kelanjutan epidermis batang. Parenkima dasar tangkai daun seperti korteks batang dalam hal aturan sel-sel dan jumlah kloroplas yang lebih sedikit dibanding yang ada pada mesofil. Jaringan penguat tangkai daun adalah kolenkima dan sklerenkima. Terkait dengan susunan jaringan vaskular pada batang, berkas vaskular pada tangkai daun juga dapat kolateral, floem primer berdiferensiasi pada batang maupun tangkai daun. Di bawah ini akan dijelaskan ciri anatomi tangkai daun.

1. Epidermis

Epidermis tangkai daun tersusun dari sel-sel rapat, memanjang secara radial atau membujur, tanpa ruang antar sel. Dinding luar sel-sel epidermis biasanya mengalami kutikularisasi.

2. Hipodermis

Umumnya hipodermis berlapis yang terdiri atas sel-sel kolenkima terdapat tepat di  bawah epidermis tangkai daun. Kolenkima dansklerenkima adalah jaringan  penguat yang juga terdapat pada tangkai daun.

3. Jaringan dasar

Tepat di bawah hipodermis terdapat jaringan dasar, yang tersusun dari sel-sel  parenkima berdinding tipis dengan ruang-ruang antar sel yang nyata. Umumnya  berkas vaskuler teratur sebagai lingkaran penuh atau setengah lingkaran atau

tersebar di dalam jaringan dasar. 4. Berkas vaskuler

Berkas vaskuler dapat bervariasi ukurannnya pada tangkai daun yang sama, umumnya berkas vaskuler terbesar terletak ke arah permukaan bawah sedangkan  berkas lateral lebih kecil ukurannnya. Setiap berkas terdiri atas xilem dan floem.

Pada tangkai daun, xilem terletak ke arah sisi bawah seperti yang ada pada helaian daun. Umumnya berkas terbesar di pusat dikelilingi satu lapis selubung endodermis yang selanjutnya mungkin diikuti pleh perisikel berlapis atau mungkin perisikel tidak ada.

(8)

E. ZONA ABSISI

Daun-daun secara berkala gugur pada tumbuhan menahun. Selama  pengguran, daun terlepas dari batang tanpa menimbulkan kerusakan terhadap  jaringan hidup di batang dan permukaan yang baru terbuka itu juga dilindungi dari  pengeringan dan infeksi. Kejadian pemisahan daun-daun dari batang berlangsung di daerah tertentu pada tumbuhan yang disebut daerah absisi atau zona absisi. Fenomena secara keseluruhan disebut pengguguran daun. Zona absisi terdiri atas lapisan pemisah dan lapisan pelindung, pada lapisan pemisah itulah terjadi  pelepasan daun yang sebenarnya.

Pada daun tunggal tumbuhan dikotil, zona absisi terdapat di tangkai daun atau pangkal tangkai daun. Pada daun majemuk zona absisi terdapat di tangkai daun bersama dan di pangkal setiap anak daun. Zona absisi merupakan bagian terlemah pada tangkai daun. Setelah daun menjadi dewasa maka zona absisi menjadi nyata, terjadi suatu lekukan dangkal di luar dan di zona absisi ini terjadi  perubahan warna epidermis. Diameter berkas vaskuler di zona absisi mengalami  pereduksian. Kolenkima tidak ada dan sklerenkima menjadi lemah atau tidak ada

sama sekali.

(9)

F. ANATOMI DAUN DIKOTIL

Umumnya daun dikotil herba mesofilnya tidak berdiferensiasi. Jaringan  palisade tidak ada atau perkembangannya sedikit, volume antar selnya besar,

daunnya tipis, epidermis berkutikula tipis, stomata sejajar epidermis atau agak menonjol. Jaringan penguat dalam daun dikotil adalah kolenkima atau sklerenkima dan jaringan pembuluh juga merupakan jaringan penyokong dari helai daun. Kolenkima terdapat sepanjang tulang daun yang besar di bagian atas dan di bagian bawahnya serta di bagian xilem dan floem yang tak berfungsi untuk  penghantar. Sklerenkima terdapat dalam bentuk seludang pembuluh atau sklereida

dalam mesofil.

Tangkai daun dikotil di dalamnya terdapat jaringan yang sama dengan  batang. Pada epidermisnya terdapat stomata dan jaringan dasarnya mengandung

kloroplas. Kolenkima dan sklerenkima terdapat sebagai jaringan penguat. Jaringan  pembuluh menunjukkan berbagai macam variasi susunannya.

1. Epidermis

Permukaan atas dan bawah daun tertutup oleh satu lapis epidermis. Dinding luar epidermis tebal dan dilapisi kutin. Permukaan luar epidermis dilapisi kutikula tipis dan tebal. Lapisan kutikula tersusun dari kutin. Fungsi epidermis, yaitu mencegah masuknya patogen ke dalam daun dan sebagai pelindung jaringan internal yang lunak.

Pada daun dorsiventral, stomata paling banyak terdapat pada epidermis  bawah, sedangkan pada epidermis atas stomata sedikit atau bahkan tidak

ditemukan. Pada daun yang mengapung, stomata terbatas pada epidermis atas saja, sedangkan pada daun yang tenggelam tidak mempunyai stomata. Pada daun serofitik, stomata mungkin tengelam atau terletak di dalam suatu lekukan. Setiap stoma dikelilingi dua sel penutup, sel penutup hidup dan mengandung kloroplas, sel penutup mengatur pembukaan dan penutupan stomata. Stomata pada daun dikotil tersebar. Fungsi stomata yaitu berperan dalam pertukaran gas antara tumbuhan dan udara luar.

2. Jaringan Mesofil

Jaringan mesofil terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah dan di antara tulang-tulang daun terdiri atas parenkima berdinding tipis. Pada

(10)

umumnya mesofil berdiferensiasi menjadi parenkima palisade dan parenkima sponsa atau jaringan bunga karang. Parenkima palisade umumnya tersusun dari sel-sel yang kurang lebih silindris dan memanjang yang berhimpitan antara satu dengan lainnya dengan sumbu panjannya tegak lurus terhadap epidermis.

Sel-sel palisade tertata dekat dengan permukaan atas daun, tempat menerima sinar matahari dan melangsungkan fungsi fotosintesis. Kloroplas di dalam jaringan palisade lebih banyak dibanding yang ada di jaringan sponsa, karena itu warna daun sebelah atas hijau gelap dan lebih gelap dibandingkan sebelah bawah daun. Kerapatan parenkima palisade tergantung pada intesitas sinar, daun yang menerima sinar matahri langsung mengembangkan parenkima yang lebih rapat dibanding dengan daun yang berkembang di tempat teduh.

Bagian bawah mesofil disebut parenkima sponsa atau jaringan sonsa. Jaringan sponsa tersusun dari sel-sel berdinding tipis, tidak teratur dan longgar yang memiliki ruang anatarsel yang luas. Sel parenkima sponsa juga mengandung kloroplas dan melakukan fotosintesis, namun jika dibandingkan dengan  parenkima palisade kloroplas pada jaringan sponsa lebih sedikit. Ruang udara

yang luas pada jaringan sponsa menyebabkan jaringan sponsa lebih sesuai untuk  pertukaran gas antar sel dan udara luar.

3. Penguat Daun

Tulang daun dan tulang cabang berfungsi sebagai memperkuat daun. Jaringan-jaringan penting yang memberi kekuatan mekanik terhadap daun adalah kolenkima, sklerenkima, parenkima turgid dan xilem berkayu.

a. Kolenkima

Pada daun dikotil, di pusat bagian atas ibu tulang daun tepat di bawah epidermis umumnya ada sekelompok sel-sel yang memberi kekuatan melalui dindingnya yang tebal dan selnya turgid. Sekelompok sel-sel yang sama seperti itu umumnya terdapat pula tepat di atas epidermis bawah. Sel-sel tersebut membangun kolenkima. Kolenkima terdapat di bagian-bagian ibu tulang daun, yaitu tempat yang paling membutuhkan bahan penguat.

b. Sklerenkima

Pada umumnya sel-sel sklerenkima menyatu dengan jaringan vaskular daun. Sel-sel sklrenkima adalah berdinding tebal, mati dan berlignin. Posisinya

(11)

yang tepat di luar floem berdinding tipis berperan sebagai pelindung terhadap floem.

c. Parenkima Turgid

Daerah di antara sel-sel kolenkima dan bagian pusat ibu tulang daun ditempati sel-sel parenkima. Sel parenkima berdinding tipis, namun sehubungan dengan turgiditasnya parenkima memperkuat ibu tulang daun.

d. Xilem

Fungsi utama trakea dan trakeida xilem adalh sebagai penghantar air, namun oleh dindingnya yang tebal maka sel-sel tersebut juga memberi kekuatan terhadap daun. Unsur-unsur xilem terdiri atas sel mati berlignin.

4. Orientasi Jaringan Vaskular

Pada daun dikotil, floem hanya terdapat di bawah xilem, namun meskipun  jarang ada juga tumbuhan yang menampilkan floem di atas maupun di bawah

xilem dalam daunnya. 5. Sistem pengangkut

Jaringan yang membangun sistem pengangkut terletak di dekat atau di  pusat ibu tulang daun. Sistem pengangkut ini mempunyai berbagai bangun, misalnya berbentuk lingkaran, untuk yang berbentuk lingkaran biasanya terdapat sel parenkima. Bagian dalam lingkaran tersusun dari xilem dan floem. Xilem tersusun dari trakea, trakeida, serabut kayu dan parenkima kayu. Xilem berfungsi menyalurkan air, bahan baku/ makanan mentah, dan juga pemberi kekuatan mekanik pada daun. Loem terdiri atas buluh tapis, sel pengiring dan parenkima floem. Floem berfungsi dalam tranlokasi bahan makanan siap (hasil fotosintesis) dari mesofil daun.

6. Tulang Daun

Tulang daun melintas dari pangkal helaian daun menuju ke ujung atau tepi daun, ulang daun mengalami penurunan ukuran, dan strukturnya sederhana. Tulang daun yang kecil tersusun dari hanya sedikit sel-sel pengangkut. Xilem selalu terletak ke arah permukaan atas dan floem ke arah permukaan bawah,  bahkan pada tulang yang sangat kecil sekalipun. Klorenkima umumnya teratur

(12)

sedemikian, sehingga pengangkutan bahan-bahan menuju dan dari tulang-tulang daun memperoleh kemudahan.

7. Selubung Berkas Pengangkut

Berkas vaskular yang lebih besar pada daun dikotil tetap dikelilingi oleh  parenkima dengan sedikit kloroplas, sedangkan berkas vaskular yang kecil berada

di mesofil. Namun demikian, berkas-berkas yang kecil ini tidak berhubungan langsung dengan ruang-ruang antar sel, melainkan umumnya diselubungi selapis  parenkima yang tertata rapat yang disebut selubung berkas pengangkut. Pada

tumbuhan dikotil selubung berkas pengangkut disebut juga sebagai parenkima  pembatas. Selubung berkas pengangkut daun dikotil biasanya terdiri atas sel-sel

yang memanjang sejajar dengan jalur berkas vaskular dan mempunyai dinding setipis dengan dinding mesofil di dekatnya. Selubung berkas pengangkut bersifat  parenkimatis adalah yang paling umum, namun pada tumbuhan dikotil tertentu  berkas-berkas vaskular dengan berbagai ukuran diselubungi oleh sklerenkima.

Contoh anatomi daun dikotil diantaranya daun Ortosiphon stamineus (kumis kucing) dan Glycine max (kedelai).

a. Anatomi daun

Ortosiphon stamineus

Daun Ortosiphon stamineus  memiliki epidermis atas, dengan trikoma nonglanduler dan trikoma glanduler. Trikoma nonglanduler terdiri dari 3-4 sel yang tersusun dalam satu deret dan sel paling ujung runcing. Trikoma glanduler  berbentuk sisik dengan satu tangkai dan empat sel kepala.Bagian kosta di bawah

epidermis atas dan bawah ditemukan kolenkima sudut, diikuti dengan  parenkima.Berkas pengangkut bertipe kolateral terbuka.Xilem berada di bagian

adaksial dikuti kambium dan floem. Bagian lamina di bawah epidermis atas terdapat palisade parenkima yang terdiri dari dua lapis. Sel-sel palisade tersebut  banyak mengandung kloroplas. Jaringan sponsa terdapat di sebelah bawah  palisade terdiri dari sel-sel isodiametrik dengan ruang antar sel yang kecil. Stomata ditemukan di kedua permukaan daun, bentuk sel penutup ginjal diapit dengan dua sel tetangga yang memiliki poros panjang tegak lurus dengan poros sel penutup, dengan demikian tipe stomata pada Ortosiphon  ini dinamakan diasitik.Tipe daun Ortosiphon  ini dinamakan bifasial karena memiliki struktur

(13)

yang berbeda kalau dilihat dari permukaan atas dan permukaan bawah.Ditinjau dari keberadaan stomata daun ini memiliki tipe amfistomatik.

(Sumber:www.e-learning.um.ac.id)

b. Anatomi Daun

Glycine max

(Kedelai)

Daun Glycine max  ini memiliki epidermis atas dan bawah yang dilapisi dengan kutikula yang tipis. Stomata lebih banyak ditemukan di permukaan bawah meskipun juga ditemukan di permukaan atas.Bagian kosta di bawah epidermis atas dan di atas epidermis bawah terdapat kolenkima sudut.Kolenkima atas dan  bawah dihubungkan oleh sel-sel parenkima yang berbentuk isodiametrik.Tipe  berkas pengangkut kolateral terbuka dengan xilem berada di bagian atas dan floem di bawah.Kambium tidak aktif sehingga tidak tampak terlalu jelas. Parenkima palisade terdapat di sisi kiri dan kanan berkas pengangkut,  berhubungan langsung dengan palisade yang berada di lamina. Kristal kalisum

oksalat dengan bentuk prisma ditemukan di epidermis .

Lamina tersusun dari lapisan epidermis atas diikuti oleh dua lapis palisade  parenkima yang banyak mengandung kloroplas. Sel-sel sponsa berbentuk segitiga  berujung tumpul dan mengandung kloroplas lebih sedikit disbanding dengan  palisade.Ruang-ruang antar sel banyak ditemukan pada jaringan ini.Epidermis

(14)

 bawah terdiri dari selapis sel dengan stomata yang anomositik tetapi sebagian ada yang bersifat anisositik.Trikoma glanduler dengan satu sel tangkai dan satu sel kepala. Trikoma nonglanduler terdiri dari beberapa sel yang tersusun dalam satu deret dengan sel paling ujung runcing.

(Sumber:www.e-learning.um.ac.id)

G. ANATOMI DAUN MONOKOTIL

Daun tumbuhan monokotil beragam dalam bangun dan struktur, dan  beberapa mirip dengan daun dikotil. Daun monokotil mungkin terdiri atas tangkaian dan helaian daun, namun kebanyakan berdiferensiasi menjadi helaian dan pelepah, dan helaiannya relatif sempit. Secara tipikal tulang daun sejajar.

Struktur daun monokotil merentang dari yang hidromofik sampai seromorfik yang ekstrem. Hidrofit tumbuhan monokotil memperlihatkan tampilan dasar yang sama dengan daun dikotil. Sebagian besar daun monokotil hampir tegak daun kurang lebih kedua permukaan daunnya menerima sinar matahari secara langsung dan sama banyak. Struktur dalam pada daun demikian ini kurang lebih sama pada bagian atas dan bawah. Epidermis pada kedua sisi memiliki stomata dan mesofil biasanya tidak berdiferensiasi menjadi parenkima palisade

(15)

dan sponsa, melainkan hanya terdiri atas sel-sel parenkima yang mempunyai kloroplas dan ruang-ruang antar sel.

Contoh-contoh anatomi daun monokotil di antaranya daun  Lilium sp. dan Cymbopogon nardus.

1. Anatomi Daun

Lilium

sp

.

Daun  Lilium  sp. memiliki tulang daun sejajar, secara anatomis daun tersebut memiliki lapisan epidermis atas dan bawah yang terdiri dari satu lapis sel dengan bentuk kuboid.dan memiliki kutikula tipis.Stomata ditemukan di  permukaan atas dan bawah, sel penutup berbentuk ginjal yang dikelilingi oleh

empat sel tetangga. Jumlah stomata pada sisi adaksial dan abaksial sama sehingga daun ini disebut dengan daun yang amfistomatik. Daun lilium  sp. juga dapat disebut dengan daun yang bersifat unilateral atau unifasial karena mesofilnya tidak berdiferensiasi sehingga kalau dilihat dari sisi abaksial dan abaksial memiliki susunan yang sama. Mesofil tidak berdeferensiasi menjadi palisade dan sponsa tetapi terdiri dari sel-sel parenkimatik yang berbentuk isodiametrik. Kloroplas lebih banyak terdapat di lapisan parenkima mesofil adaksial di  bandingkan dengan di sisi abaksial.Berkas pengangkut bersifat kolateral tertutup.

(16)

2.Anatomi Daun

Cymbopogon nardus

Daun Cymbopogon nardus  memiliki tulang daun sejajar dengan bagian kosta yang lebih besar dari yang lain. Bagian adaksial kosta terdiri dari satu lapis epidermis, diikuti beberapa lapis serabut sklerenkima yang berkelompok dilanjutkan dengan parenkima yang berbentuk isodiametris dan terdiri dari  beberapa lapis.Berkas pengangkut pada kosta memiliki ukuran paling besar,  bertike kolateral tertutup fibrofaskuler. Di beberapa tempat tertentu, xilem terdiri dari dua trakea besar yang mengapit ruang reksigen dan satu buluh cincin sedang di tempat lain buluh cincin dan ruang reksigen belum tampak jelas tetapi yang ada trakea yang diameter lebih kecil diapit oleh parenkima. Floem terdiri dari buluh tapis yang didampingi oleh sel pengiring yang berukuran lebih kecil dan  parenkima floem. Berkas pengangkut dikelilingi oleh selapis sel-sel yang  berbentuk isodiametrik dan mengandung sedikit kloroplas dan di luarnya sel-sel  berbentuk palisade dan mengandung lebih banyak kloroplas. Di bagian atas xilem dan di bawah floem ditemukan jaringan sklerenkima yang menghubungkan epidermis atas dan bawah.

(Sumber:www.e-learning.um.ac.id)

Lamina epidermis atas memiliki sel-sel kipas yang ukurannya lebih besar disekelilingnya.Sel kipas terdiri dari 5 atau lebih, stomata ditemukan pada

(17)

epidermis bawah dan atas. Sel penutup berbentuk halter yang dikelilingi 2 sel tetangga. Stomata terdapat dalam satu deretan.Trikoma kelenjar yang terdiri dari satu sel ditemukan pada epidermis yang berada di tulang daun.

H. ANATOMI DAUN TUMBUHAN BIJI TERBUKA

Daun tumbuhan biji terbuka kurang beragam dalam struktur dibandingkan dengan daun tumbuhan biji tertutup dan sangat bebas terhadap kondisi lingkungan. Sebagian besar tumbuhan biji terbuka tergolong tumbuhan hijau baka kecuali Ginkgo, larix, dan Taxodium.

Daun  Pinus  merupakan perkembangan cabang yang kerdil. Epidermis mempunyai stomata banyak pada satu sisi atau seluruh sisi. Pada  Pinus, stomata tampil dalam deretan membujur sejajar dengan berkas vaskular. Permukaan muka stomata secara tipikal berisi bahan penyumbat berongga atau granular yang gelap atau agak pipih.

Mesofil terdiri atas sel-sel parenkima dengan lipatan-lipatan yang menjulur seperti rigi-rigi vertikal ke dalam lumen sel, disebut mesofil berlipat. Mesofil tidak berdiferensiasi menjadi parenkima palisade dan sponsa.

Daun tumbuhan buju terbuka mempunyai saluran resin dalam mesofil. Saluran resin Pinus dilapisi dengan sel-sel epitel sekretori yang berdinding tipis. Di sebelah luar lapisan sel-sel ini ada selubung serabut dengan dinding berlignin menebal sklerenkima ini berhubungan dengan hipodermis.

Jaringan vaskuler membentuk satu atau dua berkas bersebelahan dan terletak pada posisi sentral daun menjarum, Xilem terletak pada posisi adaksial sedangkan floem di sisi abaksial. Xilem terdiri atas protoxilem dan metaxilem.

Jaringan transfusi yang mengelilingi berkas vaskuler pada daun  Pinus terdiri atas dua macam sel, yaitu sel-sel parenkima hidup dengan dinding tak  berlignin dan trakeida berdinding tipis namun berlignin dengan noktah dalam. Di dekat xilem trakeida transfusi agak memanjang, lebih jauh dari berkas vaskular, trakeida transfusi lebih pendek dan bentuknya menyerupai sel-sel parenkima.

Endodermis yang mengelilingi jaringan transfusi pada daun  Pinus  terdiri atas sel-sel berdinding tebal. Lapisan sel ini berdiferensiasi jelas pada Pinaceae dan pada tumbuhan berkonus lainnya, sebaliknya endodermis sulit ditentukan.

(18)

I. ADAPTASI DAUN TERJADAP LINGKUNGAN

Struktur anatomi daun disesuaikan dengan lingkungan tumbuh tumbuhan.Adaptasi terjadi pada lingkungan yang kekurangan air dan air  berlimpah.Adaptasi juga dilakukan terhadap intensitas sinar.Sebagai contoh daun-daun yang memiliki struktur adaptasi lingkungan kering yaitu daun-daun  Pinus merkusii  dan  Ficus benjamina; lingkungan banyak air di antaranya melati air, daun Pinus merkusii, dan Xanthosoma.

1. Anatomi daun melati air

Daun ini memiliki urat-urat daun melengkung dan menonjol.Bagian kosta lebih menonjol ke arah abaksial.Epidermis atas terdiri dari satu lapis dengan kutikula tipis, diikuti oleh beberapa lapis sel sklerenkima.Berkas pengangkut  berukuran kecil dengan tipe kolateral tertutup fibrovaskuler langsung terdapat di  bawah sklerenkima.Jaringan parenkima membatasi antara berkas pengangkut yang berukuran kecil tadi dengan berkas pengangkut yang berukuran lebih  besar.Berkas pengangkut yang besar juga bertipe kolateral tertutup

fibrovaskuler.Berkas pengangkut ini dikelilingi oleh aerenkima yang memiliki ruang antra sel yang luas.Sel-sel penyusun aerenkima berbentuk isodiametrik dan  berukuran kecil. Di sebelah bawah aerenkima ditemukan dua berkas pengangkut kecil lagi yang bertipe sama, dikelilingi oleh aerenkima yang ruang antar selnya lebih kecil dibanding dengan ruang antar sel di atasnya. Antara epidermis bawah dengan berkas pengangkut terdapat sklerenkima.

(19)

Lamina terdiri dari epidermis atas dan epidermis bawah. Di bawah epidermis atas ditemukan satu lapis palisade yang mengandung kloroplas, diikuti sponsa yang tersusun oleh sel-sel isodiametrik yang bersifat parenkimatik dengan ruang antar sel yang kecil. Stomata ditemukan di bagian epidermis atas dan  bawah, dengan sel penutup berbentuk ginjal.

2. Anatomi daun Pinus merkusii

Daun Pinus merkusii memiliki mesofil yang susunannya terpusat sehingga disebut dengan daun yang bertipe sentris.Epidermis terdiri dari satu lapis dengan kutikula tebal dan letak stomata tenggelam.Sklerenkima terdiri dari 2 sampai 3 lapis terdapat di bawah epidermis.Parenkima dengan dinding yang berlipat-lipat terdapat di bawah sklerenkima.Saluran hars dengan satu lapis epitel banyak dijumpai di daerah parenkima tadi.Endodermis terdiri dari satu lapis dengan ukuran sel yang besar dengan bentuk oval diikuti oleh selapis perisikel yang  bersifat parenkimatis.Empulur terdiri dari sel-sel parenkimatis dan bagian tengah

terdapat berkas pengangkut dengan tipe kolateral terbuka.Daun ini menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan kering karena pada umumnya Pinus hidup di daerah yang tinggi atau di kutub yang sumber airnya sangat dalam.Lapisan kutikula yang tebal dan letak stoma tenggelam menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan yang kurang air.Daun Pinus ini dikatakan memiliki sifat xeromorfik.

(20)

3. Anatomi daun

F icus benjamina

 (beringin)

Daun  Ficus benjamina  memiliki epidermis yang terdiri dari 2 sampai 3 lapis.Lapisan terluar memiliki ukuran paling kecil dan dilapisi oleh kutikula tebal.Litosis ditemukan pada lapisan epidermis atas.Stomata terdapat di epidermis  bawah dengan sel penutup stoma berbentuk ginjal dan terletak tenggelam. Mesofil terdiferensiasi menjadi palisade dan sponsa. Palisade ditemukan di permukaan atas dan bawah. Ukuran sel-sel palisade yang di atas lebih besar dibandingkan dengan palisade di permukaan bawah. Palisade yang terdapat di bagian atas terdiri dari dua lapis sedang yang di bawah hanya satu lapis, keduanya banyak mengandung kloroplas. Sponsa terdiri dari sel-sel parenkimatik yang berbentuk segitiga yang berujung tumpul dengan ruang-ruang antar sel yang banyak.Tipe  berkas pengangkut bikolateral fibrovaskuler tetapi sklerenkima hanya terdapat  pada bagian bawah floem dalam.

(Sumber:www.e-learning.um.ac.id)

4. Anatomi daun

 Xanthosoma

 sp.

 Xanthosoma  sp. biasanya ditanam di pematang sawah yang intensitas sinarnya tinggi sepanjang hari. Xanthosoma  termasuk monokotil yang pada umumnya parenkima mesofilnya tidak mengalami diferensiasi. Struktur anatomi daun  Xanthosoma  meunjukkan adaptasi terhadap intensitas sinar yang tinggi

(21)

dengan membentuk lapisan palisade yang lebih dari satu lapis. Bagian kosta daun  Xanthosoma terdiri dari satu lapis epidermis atas yang berbentuk kuboid dengan kutikula tipis. Di sebelah dalam epidermis ditemukan 2-3 lapis palisade yang tersusun rapat dan mengandung kloroplas yang banyak. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel dengan bentuk kuboid dan dilapisi oleh kutikula tipis yang  berombak.Di atas epidermis bawah ditemukan sklerenkima yang berkelompok.Di

sebelah dalam terdapat parenkima yang berbentuk isodiametrik dan bersifat  parenkimatik dan di bagian yang lebih dekat dengan sisi adaksial terdapat aerenkima yang memiliki ruang udara yang luas.Berkas pengangkut yang bertipe kolateral tertutup terdapat di dalam daerah yang terdiri dari parenkima dan aerenkima kosta.Kristal kalsium oksalat yang berbentuk jarum terdapat di dalam sel-sel parenkima tersebut.

Lamina terdiri dari selapis epidermis atas dan bawah yang memiliki  bentuk yang sama dengan epidermis kosta. Mesofil berdiferensiasi menjadi  palisade dan sponsa. Rafida defensif ditemukan di dalam mesofil.Stomata terdapat

di epidermis atas dan bawah dengan sel penutup berbentuk ginjal.

(22)

Struktur morfologis daun ada yang berasal dari tangkai daun yang memipih disebut dengan filodia dan berasal dari batang yang memipih yang disebut kladodia.Salah satu contoh filodia adalah daun  Acasia auriculiformis, sedang contoh kladodia adalah daun Muehlenbeckia platycada.

1. Anatomi Filodia

 Acasia auriculiformis

Penampang melintang tangkai filodia dari Acasia seperti pada penampang melintang batang.Epidermis terdiri dari satu lapis melingkar dan di bawahnya terdapat 1 sampai 2 lapis klorenkima diikuti berkas pengangkut yang bertipe kolateral terbuka fibrovaskuler yang tersusun dalam satu lingkaran.Setiap berkas  pengangkut terdiri dari floem yang berada di sebelah luar xilem.Serabut sklerenkima terdapat di sebelah luar floem.Bagian paling dalam tersusun dari sel-sel parenkimatik yang berbentuk isodiametrik.

(Sumber:www.e-learning.um.ac.id)

Bagian yang tampak seperti lamina memiliki struktur anatomi yang sedikit yang berbeda dengan bagian tangkai. Bagian ini memiliki struktur pipih ke arah horisontal dengan ujung yang memiliki berkas pengangkut bersambungan dengan  berkas pengangkut lain yang berada di abaksial dan adaksial. Dua berkas  pengangkut besar di bagian sentral menyatu sehingga terlihat seperti satu berkas  pengangkut dengan susunan sklerenkima-floem-xilemf-floem-sklerenkima.Berkas

(23)

 pengangkut di dalam mesofil terletak berderet beraturan dengan tipe kolateral terbuka fibrovaskuler. Epidermis tersusun dari satu lapis sel diikuti dengan 2 lapis  palisade yang mengandung kloroplas. Dua berkas pengangkut berukuran kecil dipisahkan oleh jaringan parenkimatik yang sel-selnya berbentuk isodiametrik dan tidak mengandung kloroplas.sehingga terkesan seperti empulur pada  batang.Kutikula yang melapisi epidermis tebal, stomata terletak tenggelam.

(Sumber:www.e-learning.um.ac.id)

2. Anatomi Kladodia

 Muehlenbeckia platycada

Epidermis membentuk lingkaran eliptik, terdiri dari satu lapis sel dengan lapisan kutikula yang tebal. Palisade terletak di sebelah dalam epidermis membentuk kelompok-kelompok yang diselingi oleh sklerenkima. Bagian terdalam terdiri dari sel-sel parenkimatik yang berbentuk isodiametrik.Di dalamnya ditemukan berkas pengangkut yang tersusun melingkar.Berkas  pengangkut bertipe kolateral terbuka fibrovaskuler dengan floem terletak di

sebelah luar xilem dan dilindungi oleh sklerenkima. Kedua ujung elips memiliki daerah sklerenkima yang lebih luas dibanding dengan bagian lain.

(24)
(25)

DAFTAR PUSTAKA

Davidson, Michael W. 2011. Molecular Expressions, (Online), (micro.magnet.fsu.edu,), diakses 01 September 2013.

Evert, Ray F. 2006. E  sau’ Plant Anatomy Meristems, Cells, and Tissues of the  Plant Body: Their Structure, Function, and DevelopmentThird Edition.

Canada: A John Wiley & Sons, Inc., Publication. Kartini, Endang. 2010. Daun, (Online),

(http://www.e-learning.um.ac.id/mod/resource/view.php?id=1319), diakses 30 Agustus 2013.

Setjo, Susetyoadi, Endang Kartini, Murni Saptasari, Sulisetijono. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sulasmi, Eko Sri..Struktur dan Perkembangan Daun. Malang: Universitas Negeri Malang.

(26)

2. Anatomi daun Pinus merkusii

Daun Pinus merkusii memiliki mesofil yang susunannya terpusat

sehingga disebut dengan daun yang bertipe sentris. Epidermis terdiri dari

satu lapis dengan kutikula tebal dan letak stomata tenggelam. Sklerenkima

terdiri dari 2 sampai 3 lapis terdapat di bawah epidermis. Parenkima

dengan dinding yang berlipat-lipat terdapat di bawah sklerenkima.

Saluran hars dengan satu lapis epitel banyak dijumpai di daerah

parenkima tadi. Endodermis terdiri dari satu lapis dengan ukuran sel yang

 besar dengan bentuk oval diikuti oleh selapis perisikel yang bersifat

parenkimatis. Empulur terdiri dari sel-sel parenkimatis dan bagian tengah

terdapat berkas pengangkut dengan tipe kolateral terbuka. Daun ini

menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan kering karena pada umumnya

Pinus hidup di daerah yang tinggi atau di kutub yang sumber airnya sangat

dalam. Lapisan kutikula yang tebal dan letak stoma tenggelam

menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan yang kurang air. Daun Pinus

ini dikatakan memiliki sifat xeromorfik.

Gambar

Gambar 1. Anatomi Daun (sumber: micro.magnet.fsu.edu )
Gambar 2. Penampang Melintang (sumber: Fahn, 1989: 230)
Gambar 3. Susunan Jaringan Pembuluh dalam Tulang Daun Tengah(A,C,E,G) dan Tangkai Daun(B,D,F,H) dari daun Dikotil (Sumber:Esau,2006)
Gambar 4. Absisi Daun (Sumber: Pandey, 1980)

Referensi

Dokumen terkait

Jadi yang menentukan kekerasan pada paduan tersebut bukan ukuran butir tetapi kemungkinan besar fasa kedua ZrMo 2. Hal ini mengingat pada konsentrasi 1% pemadu,

Fasilitas Short Message Service (SMS) adalah fasilitas dalam teknologi seluler GSM yang memungkinkan pengguna mengirim dan menerima pesan pendek di telepon

Hasil persilangan pertama yang membentuk domba komposit (K) penelitian ini menunjukkan bahwa bobot sapih domba komposit generasi pertama (F1) ini adalah sekitar 51,6% lebih

Selain itu deskripsi data kedua indikator manajemen waktu belajar di rumah dapat diketahui masih ada juga siswa kelas X IPS SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang

Dengan demikian, ada pengaruh model pembelajaran IDEAL problem solving terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMPN 2 Balongbendo pada materi persegi dan

Sumber data :Angket Siswa Aplikasi nilai-nilai yang terkandung dalam surah Ali Imran ayat 159. Berdasarkan tabel tersebut di atas memberikan informasi

Berikut ini adalah proses pembuatan miniatur kapal kayu mulai dari tahap persiapan yang meliputi 1) mencari ide, 2) memilih contoh gambar yang akan dibuat miniaturnya, 3)

Cukup  rasional  bahwa  pH  tanah  yang  lebih  tinggi  diduga  ikut  berperan  pada  kesupresifan  tanah  di  Tawangmangu.  Banyak  laporan  penelitian