Proses kinerja tubuh manusia ketika melakukan aktivitas olahraga baik erobik maupun anerobik mutlak Proses kinerja tubuh manusia ketika melakukan aktivitas olahraga baik erobik maupun anerobik mutlak membutuhkan energi. Aktivitas yang dilakukan oleh seseorang mengakibatkan keluarnya cairan dari dalam
membutuhkan energi. Aktivitas yang dilakukan oleh seseorang mengakibatkan keluarnya cairan dari dalamtubuh.tubuh. Karena tubuh mengalami panas
Karena tubuh mengalami panas saat beraktivitas dan usaat beraktivitas dan u ntuk mendinntuk mendinginkan suhu ginkan suhu tubuh, maka tubuh, maka keluar keringat.keluar keringat. Keluarnya cairan dari dalam tubuh baik yang berupa keringat, urin dan uap saat respirasi apabila tidak segera Keluarnya cairan dari dalam tubuh baik yang berupa keringat, urin dan uap saat respirasi apabila tidak segera diganti maka tubuh akan mengalami kekurangan cairan. Dalam upaya mengganti cairan yang keluar dapat diganti maka tubuh akan mengalami kekurangan cairan. Dalam upaya mengganti cairan yang keluar dapat mengkonsumsi air putih dan cairan isotonis. Hal ini dikarenakan cairan yang keluar dari tubuh juga mengandung mengkonsumsi air putih dan cairan isotonis. Hal ini dikarenakan cairan yang keluar dari tubuh juga mengandung elektrolit, di antaranya adalah natrium. Keseimbangan cairan tubuh dalam proses pemberian energi bagi tubuh elektrolit, di antaranya adalah natrium. Keseimbangan cairan tubuh dalam proses pemberian energi bagi tubuh memiliki peran yang sang
memiliki peran yang sangat penting at penting mengingat salah satu fungsi utamengingat salah satu fungsi uta ma cairan dalam ma cairan dalam tubuh adalah sebtubuh adalah seb agai mediaagai media terjadinya reaksi biokimia dalam tubuh. Daya tahan dipengaruhi oleh suplai energi, energi dihasilkan dari proses terjadinya reaksi biokimia dalam tubuh. Daya tahan dipengaruhi oleh suplai energi, energi dihasilkan dari proses biokimiawi tubuh. Cairan tubuh merupakan mediator terjadinya reaksi, jika cairan tubuh tetap homeostasis (baik biokimiawi tubuh. Cairan tubuh merupakan mediator terjadinya reaksi, jika cairan tubuh tetap homeostasis (baik jumlah maupun kandungannya) saat berolahraga maka suplai energi dapat berlangsung dengan baik sehingga akan jumlah maupun kandungannya) saat berolahraga maka suplai energi dapat berlangsung dengan baik sehingga akan berpengaruh pada daya tahan tubuh. Untuk itulah penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui perbedaan berpengaruh pada daya tahan tubuh. Untuk itulah penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui perbedaan pengaruh
pengaruh antara pemberian cairan antara pemberian cairan isotonik dan air biasa teisotonik dan air biasa terhadap tingkat daya tahan erobik.rhadap tingkat daya tahan erobik.
Pengaruh Minuman Isotonik
Pengaruh Minuman Isotonik
Minuman isotonik semakin gencar menyerbu pasaran. Melalui iklan, produk ini dicitrakan mampu Minuman isotonik semakin gencar menyerbu pasaran. Melalui iklan, produk ini dicitrakan mampu mengganti cairan tubuh yang hilang dalam waktu singkat.Di balik kesan kesegarannya, minuman isotonik dapat mengganti cairan tubuh yang hilang dalam waktu singkat.Di balik kesan kesegarannya, minuman isotonik dapat berbahaya apabila dikonsumsi sembarangan.
berbahaya apabila dikonsumsi sembarangan.
Sebuah iklan minuman isotonik di televisi mengatakan,ion di dalam isotonic mampu menjaga kelembapan Sebuah iklan minuman isotonik di televisi mengatakan,ion di dalam isotonic mampu menjaga kelembapan kulit dan tubuh lebih baik daripada air biasa. Iklan lain menyebutkan, kehilangan dua persen cairan tubuh akan kulit dan tubuh lebih baik daripada air biasa. Iklan lain menyebutkan, kehilangan dua persen cairan tubuh akan menurunkan stamina
menurunkan stamina dan konsentdan konsentrasi.Dosen pada Departemen Ilmu darasi.Dosen pada Departemen Ilmu da n Teknn Teknologi Pangan ologi Pangan Institut PertanianInstitut Pertanian Bogor, Fransiska Rungkat Zakaria, mengatakan, iklan produk isotonik sebagian menyesatkan masyarakat.Di iklan, Bogor, Fransiska Rungkat Zakaria, mengatakan, iklan produk isotonik sebagian menyesatkan masyarakat.Di iklan, seolah-olah isotonik bisa diminum siapa saja dan dalam kondisi apa saja.Padahal, Fransiska mengingatkan,isotonik seolah-olah isotonik bisa diminum siapa saja dan dalam kondisi apa saja.Padahal, Fransiska mengingatkan,isotonik tidak bisa dikonsumsi sembarangan karena minuman ini mengandung garam natrium (NaCl)."Coba perhatikan tidak bisa dikonsumsi sembarangan karena minuman ini mengandung garam natrium (NaCl)."Coba perhatikan labelnya, pasti ada kandungan Na dan Cl nya," tutur Fransiska. Ia menambahkan, minuman isotonik itu tidak lain labelnya, pasti ada kandungan Na dan Cl nya," tutur Fransiska. Ia menambahkan, minuman isotonik itu tidak lain adalah larutan garam. Oleh produsennya, larutan itu kemudian diberi tambahan zat lain, seperti vitamin.Ion yang adalah larutan garam. Oleh produsennya, larutan itu kemudian diberi tambahan zat lain, seperti vitamin.Ion yang disebut-sebut sangat bermanfaat bagi tubuh sebenarnya juga tidak hanya terkandung pada isotonik. Setiap garam disebut-sebut sangat bermanfaat bagi tubuh sebenarnya juga tidak hanya terkandung pada isotonik. Setiap garam yang dilarutkan
yang dilarutkan dalam air, kata Fransiska, pasti akan bdalam air, kata Fransiska, pasti akan b erubah menjadi ion Na erubah menjadi ion Na ddan ion Cl. "Jaan ion Cl. "Jadi, ion yangdi, ion yang terkandung dalam sayur lodeh dengan ion dalam isotonik itu sama saja," tutur Fransiska. Karena berisi garam, terkandung dalam sayur lodeh dengan ion dalam isotonik itu sama saja," tutur Fransiska. Karena berisi garam, isotonik tidak boleh diminum sembarangan. Apabila berlebihan, kadar garam dalam tubuh akan menyebabkan isotonik tidak boleh diminum sembarangan. Apabila berlebihan, kadar garam dalam tubuh akan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. "Bila sudah kena hipertensi, tinggal menunggu saja bagian tubuh mana yang tekanan darah tinggi atau hipertensi. "Bila sudah kena hipertensi, tinggal menunggu saja bagian tubuh mana yang jebol duluan," kata Fransiska. Dari makanan Apabila tubuh kita berkeringat, natrium dan klorida yang terkandung jebol duluan," kata Fransiska. Dari makanan Apabila tubuh kita berkeringat, natrium dan klorida yang terkandung dalam cairan tubuh ikut keluar melalui pori-pori kulit. Jika kedua zat itu tidak digantikan, sel-sel tubuh kita dalam cairan tubuh ikut keluar melalui pori-pori kulit. Jika kedua zat itu tidak digantikan, sel-sel tubuh kita lama-lama akan rusak dan mati.Persoalannya, dari manakah zat natrium dan klorida itu diperoleh? Apakah harus dari lama akan rusak dan mati.Persoalannya, dari manakah zat natrium dan klorida itu diperoleh? Apakah harus dari minuman isotonik? Ja
minuman isotonik? Ja wabannya, tidak. Menuwabannya, tidak. Menurut Fransiska, makanan rut Fransiska, makanan yang kita konsyang kita kons uumsi sehari-hari sudah cukmsi sehari-hari sudah cukupup untuk menggantikan natrium dan klorida yang keluar bersama keringat. "Setiap kali masak, kita selalu untuk menggantikan natrium dan klorida yang keluar bersama keringat. "Setiap kali masak, kita selalu menggunakan garam. Itu sudah cukup untuk mengganti garam yang keluar dari tubuh. Bahkan berlebih," papar menggunakan garam. Itu sudah cukup untuk mengganti garam yang keluar dari tubuh. Bahkan berlebih," papar Fransiska.Ia mengingatkan, dalam kondisi normal, tubuh orang dewasa hanya memerlukan 2,3 gram natrium per Fransiska.Ia mengingatkan, dalam kondisi normal, tubuh orang dewasa hanya memerlukan 2,3 gram natrium per hari, sedangkan klorida hanya 50-100 mg. Pada anak-anak, kebutuhan dua zat itu lebih sedikit dibandingkan hari, sedangkan klorida hanya 50-100 mg. Pada anak-anak, kebutuhan dua zat itu lebih sedikit dibandingkan dengan orang d
dengan orang d ewasa. Apabila kita memasak tanpa garam, kebutuhan ewasa. Apabila kita memasak tanpa garam, kebutuhan nnatrium dan klorida juga sudaatrium dan klorida juga suda h bisa dipenuhih bisa dipenuhi dari bahan makanan. Ia mencontohkan, 1 ons daging merah mengandung 70 mg
dari bahan makanan. Ia mencontohkan, 1 ons daging merah mengandung 70 mg
natrium, sementara setiap 10 ons nasi mengandung 10 mg natrium. Bahan makanan lain, seperti telur, natrium, sementara setiap 10 ons nasi mengandung 10 mg natrium. Bahan makanan lain, seperti telur, daging ayam, kacang-kacangan, buah, dan sayur, juga mengandung natrium. "Karena itu, pada kondisi normal, kita daging ayam, kacang-kacangan, buah, dan sayur, juga mengandung natrium. "Karena itu, pada kondisi normal, kita tidak perlu lagi mengganti cairan tubuh dengan isotonik," kata Fransiska.Fransiska mengingatkan, isotonik lebih tidak perlu lagi mengganti cairan tubuh dengan isotonik," kata Fransiska.Fransiska mengingatkan, isotonik lebih cocok dikonsumsi atlet yang menggeluti olahraga berat.Pada atlet olahraga berat, kebutuhan sodium memang lebih cocok dikonsumsi atlet yang menggeluti olahraga berat.Pada atlet olahraga berat, kebutuhan sodium memang lebih tinggi dari orang biasa, yaitu 5-7 gram per hari. Meski begitu, sebaiknya dihitung lebih dulu apakah natrium dan tinggi dari orang biasa, yaitu 5-7 gram per hari. Meski begitu, sebaiknya dihitung lebih dulu apakah natrium dan klorida yang dibutuhkan atlet bersangkutan sudah cukup didapat dari makanan yang dikonsumsi. Bila masih klorida yang dibutuhkan atlet bersangkutan sudah cukup didapat dari makanan yang dikonsumsi. Bila masih kurang, boleh saja ditambah dengan isotonik. Di negara maju, kata Fransiska, ada lembaga yang meneliti dan kurang, boleh saja ditambah dengan isotonik. Di negara maju, kata Fransiska, ada lembaga yang meneliti dan
menghitung berapa jumlah natrium pada makanan yang dikonsumsi atlet. Hasilnya, menu makanan yang dihidangkan tiga kali sehari itu sudah mengand ung 6 gram natrium. Mengecoh Meski isotonik tidak bol eh dikonsumsi sembarangan, beberapa iklan produk isotonik justru memakai model orang biasa (bukan atlet) sebagai konsumen isotonik. Minuman isotonik itu juga ditenggak pada kondisi biasa saja, seperti terjebak macet yang tidak selalu identik dengan keluarnya ion-ion tubuh secara berlebihan. Bahkan disebutkan, tanpa menyebut kondisinya, isotonik lebih baik dari air biasa. Menurut Fransiska, iklan semacam itu sangat menyesatkan masyarakat.
Produsen boleh saja menarik pembeli dengan iklan yang kreatif, tetapi dalam iklan juga harus dicantumkan informasi yang jelas, bukan informasi menyesatkan. Produsen seharusnya juga mencantumkan peringatan minuman itu mengandung garam. Agar konsumen bisa mengambil k eputusan terbaik, harus disebutkan pula b erapa jumlah garam yang dibutuhkan manusia per harinya. "Memang produsen akan ribut. Kalau label itu diberlakukan, produk mereka tidak akan laku.Meski demikian, jangan karena kepentingan ekonomi, kesehatan masyarakat dipertaruhkan, " kata Fransiska. Jadi, meski kelihatannya menyegarkan, hati-hati bila ingin mengonsumsi isotonik...
R
eview Tentang Minuman Isotonik
Apa beda air mineral atau air putih dengan minuman isotonik? Jawabannya, minuman isotonik mengandung berbagai mineral yang diperlukan tubuh. Sebut saja natrium, kalium, kalsium, magnesium, karbohidrat, vitamin dan sebagainya. Tak cuma itu. Ada khasiat yang paling khas dari minuman ini, yakni dapat segera mengganti cairan tubuh yang hilang. Atau dalam bahasa kerennya, mengganti ion atau elektrolit tubuh.
Cairan tubuh berperan penting dalam metabolisme, di antaranya mengangkut dan menyerap zat-zat gizi di dalam darah, membantu proses pencernaan dan menjaga suhu tubuh. Mengingat fungsinya, jangan heran bila tubuh manusia membutuhkan cairan setiap hari untuk mengganti cairan yang keluar melalui pernapasan, keringat, dan urine. Jika cairan ya ng keluar tidak segera digan-tikan, lama-kelamaan tubuh dapat mengalami dehidrasi. Gejala yang muncul antara lain badan lemas, mata berkunang-kunang hingga konsentrasi menurun. Aktivitas fisik yang terlampau berat juga bisa menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan yang ditandai dengan gejala mual, lelah, nyeri kepala, muntah, bahkan kejang otot.
Minuman isotonik dipercaya bukan hanya mampu menggantikan cairan tubuh. Minuman ini juga konon dapat menyembuhkan demam berdarah dan tifus. Apa benar begitu? Sebenarnya, minuman ini hanya membantu mempercepat proses pemulihan penderita. Bila si pasien rajin mengonsumsi minuman isotonik, maka cairan tubuhnya yang hilang akan tergantikan secara efektif. Minuman ini juga baik dikonsumsi saat mengalami dehidrasi atau diare. Boleh dibilang fungsinya serupa dengan oralit. Tak cuma itu. Minuman isotonik juga dinilai mujarab dalam proses penyembuhan sariawan.
Meski begitu, bila dikonsumsi dalam kondisi sedang tidak melakukan aktivitas fisik berat yang sampai mengeluarkan banyak keringat, kandungan ion di dalam minuman ini tak memberikan efek positif. Pasalnya, dalam keadaan normal atau segar bugar, tubuh tak membutuhkan zat-zat elektrolit tersebut. Akhirnya, kandungan mineral minuman jenis ini tak terman-faatkan.
Sekadar ilustrasi, dalam bidang farmasi, cairan isotonik umumnya digunakan untuk membuat larutan infus atau obat suntik. Larutan isotonik dapat dibuat dengan menambahkan garam sampai kepekatan larutan mencapai sekitar 0,9%. Disebut juga larutan garam fisiologis. Nah, larutan ini mengandung elektrolit yang diperlukan tubuh sebagai pengganti elektrolit yang hilang. Penggunaannya dengan cara disuntikkan ke pembuluh darah, bukan diminum a gar larutan cepat diserap tubuh.
Apa sajakah komposisi dalam minuman isotonik? Mengapa isotonik tidak dapat dikonsumsi sembarangan? Isotonik tidak bisa dikonsumsi sembarangan karena minuman ini mengandung garam natrium (NaCl). Kandungan dalam minuman isotonik adalah elektrolit (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-), sedangkan kandungan gula cukup rendah hanya 6%-7% per 100 mL-nya (rata-rata= kurang lebih 26 kkal/ 100 mL, kebutuhan orang dewasa = kurang lebih 2.100 kkal/ hari). Gula dalam hal ini dibutuhkan untuk membantu mempercepat penyerapan elektrolit dan sudah tentu kandungan yang terbanyak adalah air. Komposisi isotonik 98 persen berupa air. Dua persen lainnya berupa ion Natrium Klorida, Kalium Fosfat, Magnesium Sitrat, dan Kalsium Laktat. Fungsi ion-ion ini dapat mengganti elektrolit tubuh yang hilang. Komposisi yang terkandung di dalam minuman isotonik ini sebenarnya sama dengan yang terdapat di dalam cairan infus. Cairan infus yang digunakan dalam dunia medis sebagai asupan bagi pasien yang mengalami dehidrasi atau kesulitan mengonsumsi makanan secara oral (melalui mulut). Ide pertamanya munculnya minuman ini konon juga berasal dari para dokter yang sering melakukan operasi. Pada saat mereka susah mengambil makanan dan minuman untuk konsumsinya, para dokter dan paramedis ini sering menggunakan cairan infus sebagai minumannya. Dengan minum cairan tersebut, stamina dan kebugarannya bisa pulih kembali. Lalu mengapa tidak diproduksi saja cairan infus untuk dikonsumsi
secara luas. Nah, dari situlah akhirnya muncul ide untuk menghasilkan minuman yang komposisinya sama dengan cairan infus. Na mun, karena cairan infus itu tidak enak, akhirnya minuman isotonik tersebut dimodifikasi dengan berbagai bahan perasa yang membuatnya enak dan disukai konsumen. Secara umum minuman isotonik hanya berisi air, gula, garam dan beberapa mineral seperti kalium dan sodium.
Disebut isotonik karena keseim-bangan kepekatan larutan yang masuk sama dengan kepekatan cairan darah. Mengapa harus seperti itu? Karena bila lebih encer, sel-sel darah malah bakal membengkak. Sebaliknya, bila kepekatan larutan yang masuk lebih tinggi, sel-sel darah akan mengerut.
Yang jadi masala h, perkara ilmiah tersebut menjadi ³kabur´ di kalangan awa m. Banyak yang menganggap, dengan mengonsumsi minuman isotonik, seolah-olah penyerapannya dapat berlangsung lebih cepat dibanding mengonsumsi air bening/putih. Alasannya, air bening akan disimpan lebih dulu di lambung, sedangkan minuman isotonik langsung menyebar ke seluruh tubuh. Padahal sebenarnya semua cairan yang masuk melalui mulut tidak bisa langsung masuk ke sel darah, melainkan lebih dulu masuk ke lambung. Kesimpulannya, kecepatan peresapan minuman isotonik dan air putih ya sama saja.
Minuman isotonik umumnya mengandung vitamin C dan B kompleks. Berikut saya perlihatkan kandungan vitamin dalam salah satu kemasan produk isotonik.
y Vitamin C : 111 mg y Vitamin B3 : 6 mg y Vitamin B5 : 3,2 mg y Vitamin B6 : 1 mg y Vitamin B12 : 3 mg
Mengacu pada RDA bahwa jumlah konsumsi harian yang dianjurkan untuk keempat jenis vitamin tersebut sebanyak 45 mg (vitamin C) dan kisaran 1,5-3 mg (vitamin B kompleks). Dilihat dari jumlahnya pun ternyata mencukupi kebutuhan harian kita akan vitamin tersebut kan. Jadi minuman isotonik terbukti sama fungsinya dengan suplemen vita min?
Setelah ditelusuri lebih jauh ternyata kedua produk tersebut tidak bisa dianggap sama meski sa ma-sama mengandung vitamin dalam jumlah sesuai kebutuhan tubuh. Perbedaannya adalah fungsi utama minuman isotonik adalah sebagai pengganti cairan tubuh. Namanya saja sudah ³iso´ yang berarti sama dan ³tonik´ yang berati cairan. Oleh karena itu, cairan isotonik sudah pasti mengandung natrium dan klorida (ingat kalau NaCL atau Natrium klorida itu adalah garam) sehingga bila minuman isotonik dikonsumsi sehari-hari maka kadar garam dalam tubuh akan meningkat. Pengaruh meningkatnya kadar garam hingga level tertentu bisa berbahaya lho akibatnya.
Hati-hati terhadap minuman isotonik. Tidak menutup kemungkinan minuman tersebut mengandung bahan pengawet Penelitian Kombet yang disupervisi oleh Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan (LP3ES) Jakarta dilakukan di tiga laboratorium. Yakni di Sucofindo Jakarta, M-Brio Bogor, dan Bio-Formaka Bogor. Ada dua zat pengawet yang dicari dalam minuman kemasan, yakni natrium benzoate dan kalium sorbat. Riset tersebut dilakukan 17 Oktober hingga 3 November 2006. Pemakaian bahan pengawet tersebut dikarenakan perusahaan ingin mengambil untung yaitu dengan cara menambahkan bahan pengawet. Kebanyakan perusahaan enggan mencantumkan kandungan pengawet dalam kemasan yang terdapat dalam minuman isotonik. Padahal zat pengawet yang ada dalam minuman kemasan itu sangat berbahaya. Pengawet merupakan bahan yang ditambahkan untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan atau pembusukan minuman atau makanan. Dengan penambahan pengawet tersebut, produk minuman diharapkan terpelihara kesegarannya. Akan tetapi penggunaannya tentu harus mengikuti takaran yang dibenarkan. Lantaran itu masyarakat perlu memahami label yang tertera pada kemasan. Sayangnya, pada label kemasan produk banyak tidak dicantuman atau dijelaskan tentang komposisi bahan pengawet yang digunakan. Kalaupun dicantumkan, penjelasan biasanya ditulis dengan huruf yang sangat kecil sehingga sulit dibaca atau menggunakan bahasa asing sehingga tak mudah dipahami konsumen. Ada tiga kelompok produk yang beredar di pasaran. Pertama, produk yang
tidak menggunakan bahan pengawet. Kedua, produk yang menggunakan bahan pengawet dan mencantumkannya pada label. Ketiga, menggunakan bahan pengawet tapi tak mencantumkan pada kemasan. Padahal pencantuman komposisi kandungan bahan pada kemasan produk amatlah penting untuk diketahui. Dampak dari bahan pengawet tentu akan berakibat fatal bagi tubuh. Salah satunya bisa menyebabkan penyakit sistemik lupus ery-the-matosus (SLE), penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Dampak lain dari bahan pengawet minuman dalam kemasan adalah kanker. Dalam sebuah literatur disebutkan bahwa bila dikonsumsi secara berlebihan, dapat timbul efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya cairan di dalam tubuh. Bisa juga naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air oleh natrium.