• Tidak ada hasil yang ditemukan

OKUMEN Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) KabKota Bidang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "OKUMEN Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) KabKota Bidang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1-1

(2)

1-2

1.1

LATAR BELAKANG

OKUMEN Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kab/Kota Bidang

Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota

dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan

mengacu pada rencana pembangunan, rencana tata ruang dan rencana Wilayah

Pengembangan Strategis (WPS). Dokumen RPIJM yang sudah ada perlu diperbaharui

karena adanya pemutakhiran Amanat Pembangunan Bidang Cipta Karya, penyesuaian

Sasaran Strategis, dan perubahan Nomenklatur Bidang Cipta Karya.

Dalam proses penyusunan dokumen RPIJM perlu mengacu pada Rencana Pembangunan

Daerah, Amanat Penataan Ruang/Spasial, Amanat Pembangunan Nasional, dan Amanat

Pembangunan bidang PU/CK, dan Amanat Internasional. Acuan amanat penataan ruang

tercermin pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, yaitu RTRW

Nasional/KSN, RTR Pulau, RTRW Propinsi/Kab/Kota. Acuan Amanat Pembangunan

nasional tercermin pada RPJPN 2005-2025, RPJMN 2015-2019, UU No. 23/2014, MP3EI,

MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden. Acuan amanat pembangunan bidang PU/CK

tercermin pada UU No. 1 /2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, UU No.

20/2011 tentang rumah susun, UU No. 28/2002 tentang bangunan gedung, UU No.

18/2008 tentang pengelolaan persampahan, UU No. 7/2004 tentang SDA, PP No.

16/2005 tentang pengembangan SPAM, PP No. 81/2012 tentang pengelolaan sampah RT

dan sampah sejenis, PP No. 36/2005 tentang peraturan pelaksanaan UU BG, SPM bidang

PU dan PR, dan RPIJM Bidang Cipta karya. Amanat internasional tercermin pada Agenda

Habitat I dan II, RIO + 20, MDGs dan SDGs.

RPIJM sebagai dokumen perencanaan Bidang Cipta Karya juga merupakan integrasi dari

strategi pembangunan sektor Bidang Cipta Karya (Rencana Induk Sektor). Masterplan

Infrastruktur Bidang Cipta Karya diantaranya; Strategi Pengembangan Infrastruktur

Permukiman yaitu Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

(SPPIP), Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan Lingkungan (RTBL), dan

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISSPAM), Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten/Kota, dan Visi Misi Pemimpin Daerah Kabupaten/Kota di dalam

RPJMD/Renstra SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi bidang Cipta Karya.

RPIJM sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran pembangunan

(3)

1-3

bermanfaat dalam mendorong pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam

rangka memacu pertumbuhan kab/kota dan pemerataan pembangunan. RPIJM juga

merupakan dokumen perencanaan yang dibuat oleh kab/kota dalam mendorong

keterpaduan penanganan infrastruktur Bidang Cipta Karya berdasarkan entitas.

RPIJM yang disusun diharapkan juga dapat menggambarkan multi sumber pendanaan

dan multi stakeholders dalam investasi infrastruktur permukiman baik dari Pemerintah

Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), Swasta (Dunia Usaha),

Masyarakat, dan Pinjaman/Hibah Luar Negeri. Dengan demikian RPIJM yang disusun

merupakan Consolidated Feasibility Study yang dapat diterima oleh semua pihak.

Arahan kebijakan Ditjen Cipta Karya tahun 2014 menekankan kepada penerapan

pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (leaveable) dan berkelanjutan (sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai dengan pendekatan entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga harus melihat prospek kedepan

dengan membaca perkembangan global (agenda sustainable cities and human

settlements), serta pembangunan diwujudkan secara inklusif, mewujudkan kelembagaan yang efektif, serta menjalin kemitraan internasional. Satker Randal

sebagai koordinator pelaksanaan keciptakaryaan di daerah memiliki tanggung jawab

yang besar dalam melakukan fungsi koordinasi dan fasilitasi terhadap Kab/kota dalam

mengawal kebijakan tersebut. Randal juga diharapkan menjadi pusat informasi dan

konsolidasi data-data keciptakaryaan (bank data) yang sangat diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi pembangunan keciptakaryaan.

Dalam penyusunan dokumen RPIJM, Ditjen Cipta Karya mengacu pada rencana

(4)

1-4

PUPR melakukan Pendekatan Wilayah yang dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan

Strategis.

Pembangunan berbasis WPS merupakan suatu pendekatan pembangunan yang

memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven

mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memfokuskan

pengembangan infrastruktur pada suatu wilayah strategis dalam rangka mendukung

percepatan pertumbuhan kawasan strategis dan mengurangi disparitas antar kawasan di

dalam WPS.

Untuk itu diperlukan keterpaduan perencanaan antara infrastruktur dengan

pengembangan kawasan strategis dalam WPS, seperti perkotaan, industri, dan maritim/

pelabuhan industri dan sinkronisasi program antar infrastruktur yang mendukung

pertumbuhan kawasan-kawasan di dalam WPS (fungsi, lokasi, waktu, besaran, dan

dana).

Beberapa isu strategis Bidang Cipta Karya Tahun 2015-2019 terkait dengan perlunya

dilakukan kegiatan penyusunan/review dokumen RPIJM kabupaten/kota antara lain:

Standar Pelayanan Minimal, Mitigasi & Adaptasi Perubahan Iklim, dan Sustainable Development Goals. Isu Standar Pelayanan Minimal muncul berdasarkan UU No. 23/2014 tentang Pemerintah Daerah, bidang PU-PR merupakan urusan wajib yang bersifat

pelayanan dasar yang pelaksanaannya berpedoman pada SPM (Permen PU No. 1 Tahun

2014). Isu mitigasi & adaptasi perubahan iklim muncul berdasarkan Perpres No. 61/2011

tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, maka Kementerian

PU-PR turut mendukung dengan berpedoman pada Permen PU No. 11/PRT/M/2012

tentang Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Tahun 2012-2020

Kementerian PU. Isu Sustainable Development Goals, muncul berdasarkan SDGs Goal 6:

Menjamin ketersediaan dan pengelolaan berkelanjutan air dan sanitasi bagi semua dan

SDGs Goal 11: Mewujudkan perkotaan dan kawasan permukiman yang inklusif, aman,

berketahanan, dan berkelanjutan.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi isu strategis Bidang Cipta Karya

Tahun 2015-2019 adalah menetapkan arah kebijakan pembangunan tahun 2015-2019

dengan mengacu pada NAWACITA Pemerintah tahun 2015-2019, yaitu membangun

Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Hal ini dilakukan untuk pencapaian

target RPJMN 2015-2019 bidang infrastruktur, yaitu: ketersediaan infrastruktur sesuai

(5)

1-5

air dan terpenuhinya penyediaan air minum untuk kebutuhan dasar pengembangan

infrastruktur perdesaan mendukung pertanian; pemenuhan kebutuhan hunian didukung

sistem pembiayaan jangka panjang; dan terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.

Pencapaian target RPJMN III Bidang Cipta Karya (100-0-100) pada kenyataannya

terbentur oleh permasalahan Bidang cipta Karya di Indonesia antara lain cakupan

pelayanan nasional tahun 2014 terhadap akses air minum baru mencapai 70,5%, luas

kawasan kumuh perkotaan masih sekitar 10% dari luas kawasan permukiman kumuh, 53%

kabupaten/kota belum memiliki Perda Bangunan gedung, dan cakupan pelayanan

nasional tahun 2014 terhadap akses sanitasi baru mencapai 62%. Untuk mengatasi

permasalah tersebut Kebijakan dan strategi dalam pencapaian target RPJMN III Bidang

Cipta Karya (100-0-100 100) adalah dengan penerapan program permukiman

berkelanjutan 100-0-100 dengan strategi pelaksanaan dan strategi kemitraan guna

mencapai sasaran-sasaran: (1) tercapainya akses air minum yang aman menjadi 100%

melalui penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di

perkotaan maupun di perdesaan; (2) tercapainya pengentasan permukiman kumuh

perkotaan menjadi 0% melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431

hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan; dan (3)

meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah

dan drainase lingkungan) menjadi 100% pada tingkat kebutuhan dasar melalui

penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di

perkotaan maupun di perdesaan.

Dalam pencapaian target RPJMN III Bidang Cipta Karya (100-0-100), Kebijakan Prioritas

Nasional Ditjen Cipta Karya 2015-2019 antara lain: (1) mendukung pengembangan

sistem perkotaan nasional 2015-2019 yaitu 7 kawasan metropolitan eksisting, 5 kawasan

metropolitan baru, 20 kota sedang, 10 kota baru, dan 39 kawasan pusat pertumbuhan

baru (RPJMN 2015-2019); (2) mendukung keterpaduan Infrastruktur bidang Cipta Karya

di 35 Wilayah Pengembangan Strategis, 24 Pelabuhan Strategis, 10 Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional, dan 15 Kawasan Industri Prioritas (BPIW, 2015); (3) mendukung

Keterpaduan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kawasan Perbatasan dengan

membangun 7 Kawasan Pos Lintas Batas Negara, dan 9 Kawasan Permukiman Non-PLBN

(Inpres No. 6 Tahun 2015); (4) mendukung Keterpaduan Infrastruktur bidang Cipta Karya

di 30 Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (DJCK, 2014); (5) mendukung kegiatan

(6)

1-6

mendukung keberlanjutan kegiatan Multiyears Contract.

Arah Kebijakan Ditjen Cipta Karya 2015-2019 dalam pencapaian target RPJMN III Bidang

Cipta Karya (100-0-100) antara lain dengan pendekatan pembangunan, keterpaduan

pembangunan, dan strategi pembiayaan. Pendekatan pembangunan yang akan

diterapkan diarahkan dengan membangun sistem, memfasilitasi pemerintah daerah, dan

memberdayakan masyarakat. Keterpaduan pembangunan diarahkan di KSN (Kawasan

Strategis Nasional), PKSN (Pusat Kawasan Strategis Nasional), 30 Kawasan Kumuh, PKN

(Pusat Kegiatan Nasional), PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), 15 KIP (Kawasan Industri

Prioritas), 10 KSPNP (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Prioritas), 35 WPS (Wilayah

Pengembangan Strategis), 24 Pelabuhan Strategis, 9 Non PLBN, dan 7 Pos PLBN. Adapun

strategi pembiayaan yang dilakukan untuk perencanaan tahun 2015-2019 adalah pusat

35%, daerah 25%, swasta 15%, PHLN 10%, dan masyarakat dll 15%.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan infrastruktur

Bidang Cipta Karya dilaksanakan secara bersama (concurrent) antara pemerintah daerah dan pusat untuk mewujudkan target gerakan nasional 100-0-100. Dalam mendukung

perwujudan permukiman yang layak huni, perlu sinergitas RPJMN, Renstra Bidang

Cipta Karya dan RPJMD sehingga tercipta keterpaduan pembangunan yang sesuai

dengan tujuan amanat pembangunan nasional. Oleh karena itu, Satker Randal Provinsi

perlu menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) Gerakan 100-0-100 di Tingkat Provinsi

sebagai Rangkuman Target Capaian Bidang Cipta Karya Tahun 2015-2019 dan

Pemerintah Kab/Kota wajib menyusun RPIJM Bidang Cipta Karya sebagai acuan dalam

menyusun Memorandum Program Bidang Cipta Karya Provinsi, yang akan diproses lebih

lanjut untuk Usulan Program Tahunan APBN DJCK.

Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu wilayah yang telah memiliki kegiatan

kontraktual Bantuak Teknis (Bantek) Penyusunan/Review Dokumen RPIJM

Kabupaten/Kota oleh Satker Randal Provinsi tahun anggaran 2016. Beberapa hal yang

melatarbelakangi perlunya dilakukan kegiatan Bantuan Teknis (Bantek)

Penyusunan/Review Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota antara lain: (1) Kebijakan

pembangunan infrastruktur permukiman tahun 2015-2019 menekankan kepada

penerapan strategi 100-0-100 melalui tersusunnya dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya;

(2) Adanya beberapa permasalahan yang terjadi dalam penyusunan RPIJM

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur, yaitu tidak adanya legalisasi dari

(7)

1-7

terpadunya dokumen RPIJM dengan dokumen-dokumen Cipta Karya lainnya seperti

RTBL, RISPAM, SSK, dll; dan (3) Diperlukan penilaian dan evaluasi terhadap dokumen

RPIJM serta fasilitasi melalui bimbingan teknik sebagai bentuk usaha dalam peningkatan

dan kesetaraan pemahaman untuk mewujudkan dokumen RPIJM yang lebih berkualitas,

dan dapat menjadi acuan dan pedoman pembangunan di setiap daerah di Provinsi

Kalimantan Timur. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan kualitas dokumen RPIJM

bidang Cipta Karya hasil penyusunan baru maupun review dari tahun sebelumnya lebih

meningkat.

Adapun permasalahan utama dalam pembangunan di Provinsi Provinsi Kalimantan Timur

terkait dengan keterpaduan program pencapaian 100-0-100 dan pendampingan review

RIPJM Kab/Kota serta Memorandum Program Kab/Kota adalah belum meratanya

pelayanan infrastruktur dan belum terciptanya kualitas hidup yang baik dan sehat.

Permasalahan tersebut berdampak pada permasalahan bidang cipta karya di Kalimantan

Timur yaitu: (1) Perumahan: Backlog Perumahan Sekitar 102.849 unit Rumah, Rumah

Tidak Layak Huni 35.597 unit Rumah, dan Prasarana Sarana Utilitas (PSU), Perijinan,

Lahan; (2) Permukiman: Banyaknya Permukiman Kumuh; (3) Air bersih, yaitu: cakupan

layanan baru mencapai 54%, Idle capacity 530 lt/dt, dan masih Rendahnya SPM; (3) Air

limbah, yaitu: perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS), terjadi di Selokan, Sungai,

bahkan di rumah kita sendiri (septictank tidak aman), penelitian BLH : 70% Mahakam

tercemar bakteri ecoli, dan adanya limbah Batu Bara dan Rumah Tangga; (4)

Persampahan, yaitu: 98% design pengelolaan sampah sudah Sanitary Landfill tapi

pelaksanaannya masih open dumping, Buang Sampah Sembarangan, dan belum

teridentifikasi pengelolaan sampah dengan pola 3R. (Sumber Data : Diolah dari berbagai sumber, Data KDA, PPLS 2011, Profil PDAM 2015, BLH, dll ).

Beberapa permasalahan lain terkait dengan keterpaduan program pencapaian 100-0-100

dan pendampingan review RIPJM Kab/Kota serta Memorandum Program Kab/Kota

antara lain: (1) pada RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018 untuk mendukung

program 100-0-100 telah ada namun belum optimal mengingat penetapan Perda RPJMD

Kalimantan Timur sudah ditetapkan sebelum Perpres RPJMN 2015-2019; (2) UU No.

23/2014, membatasi kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk

(8)

1-8

kegiatan ini diharapkan beberapa permasalahan di Provinsi Kalimanatan Timur dapat

terselesaikan.

Mengingat pentingnya RPIJM dalam mendorong terwujudnya keterpaduan bidang Cipta

Karya di Kab/kota, maka Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program

Infrastruktur Permukiman, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, Ditjen

Cipta Karya melakukan Bantuan Teknis Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota dengan cara

Pendampingan teknis kepada Kabupaten/Kota yang termasuk dalam Wilayah

Pengembangan Strategis (WPS) Prov. Kalimantan Timur untuk menyusun Revisi/Review

Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya yang berkualitas dan terpadu. Melalui penugasan

Pihak Konsultan sebagai konsultan pendamping Kabupaten/Kota dalam melakukan

pendampingan penyusunan/Review Dokumen RPIJM mengacu pada Pedoman

Penyusunan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya (edisi 2016), maka target tersusunnya

Dokumen RPIJM pada Kabupaten/Kota yang termasuk dalam WPS sebagai dokumen

perencanaan, pemrograman, dan penganggaran infrastruktur permukiman Bidang Cipta

Karya akan tercapai. Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini, dapat mendorong

pembangunan di bidang infrastruktur permukiman bidang Cipta Karya yang lebih baik.

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan dokumen RPIJM Kabupaten Kutai Timur ini adalah mewujudkan

kemandirian Kabupaten Kutai Timur dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman

yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Tujuan dari penyusunan dokumen RPIJM Kabupaten Kutai Timur ini adalah sebagai

dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten Kutai Timur.

1.3

KEDUDUKAN RPIJM

Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada sistem perencanaan pembangunan Bidang

(9)

1-9

Sumber: Pedoman Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota

Gambar 1.1 Kedudukan RPJM Bidang Cipta Karya pada

Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya, mengacu pada renstra

Dirjen Cipta Karya 2015-2019 dan Renstra Cipta Karya/RAD Gerakan Nasional 100-0-100

Provinsi, juga mengintegrasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten/Kota dan Renstra SKPD Kabupaten/Kota dalam rangka

mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

1.4

MUATAN RPIJM

Muatan RPIJM Kabupaten Kutai Timur ini terdiri dari:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan

RPIJM Bidang Cipta Karya, serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya.

Bab 2 Profil Kabupaten/Kota

Bagian ini membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi

(10)

1-10

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisi arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan

rencana strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Pada Bagian ini membahas tentang analisis sosial, ekonomi, dan lingkungan

antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan analisis kemiskinan.

Bab 5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bagian ini membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan, dan

alternatif pendanaan.

Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten Kutai Timur

Bagian ini membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi

yang ada di Kabupaten Kutai Timur.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Bagian ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang

Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan

Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan

Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis

kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing

sektor.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisi mengenai matriks program investasi RPIJM Kabupaten Kutai

Timur dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan RPJM Bidang Cipta Karya pada

Referensi

Dokumen terkait

"pabila individu sudah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif, maka ia akan maju pada fase tawar menawar dengan memohon kemurahan tuhan. 6espon ini sering di

Untuk megetahui pengaruh simultan Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Cash Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) variabel terhadap harga saham perusahaan makanan dan

Habermas untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa kelas XI IPS SMA Bina Bangsa Palembang dalam pelaksanaannya ditemukan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru

Dalam penelitian ini akan dilakukan kegiatan evaluasi Usaha Kecil dan Menengah dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya berupa evaluasi kelengkapan

Disesuaikan dengan banyaknya para pihak dan sesuai dengan radius domisili Pemohon Peninjauan Kembali dan Termohon Peninjauan Kembali, sudah termasuk hak-hak kepaniteraan yang

Secara substansi, dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 ini sudah merupakan langkah yang baik dalam penegakan hukum di bidang tindak pidana narkotika, akan

Operator perbandingan digunakan untuk membandingkan suatu data dengan data lain yang menghasilkan nilai logika benar atau salah.Tentu saja antara dua data yang dibandingkan

Berdasarkan difraktogram yang diperoleh dari XRD, dapat dilihat perubahan yang terjadi akibat proses penumbuhan PANi pada permukaan zeolit yang ditunjukan pada Gambar 1 dan