• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Penerapan P (Good Corporate Governance)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Penerapan P (Good Corporate Governance)"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun 2016

Disusun Oleh :

PT. BPR Indobaru Finansia

Jl.Laksamana Bintan, Komplek Tanah Mas Blok.C No.4-5 Kel. eluk Tering, Kec. Batam Kota- Batam. Telp (0778) 460552 Fax: (0778) 460 193

(2)

Laporan P

Laporan P

Laporan P

Laporan Peeeenerapan Tata Kelola

nerapan Tata Kelola

nerapan Tata Kelola

nerapan Tata Kelola

(Good Corporate Governance)

(Good Corporate Governance)

(Good Corporate Governance)

(Good Corporate Governance)

BAB I

Pendahuluan... 3

1.1 Tujuan Penerapan Tata Kelola ... 4

BAB II

Pelaksanaan Tata Kelola

2.1 Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance ... 6

2.1.1 Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris dan Direksi ... 7

2.1.2 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-komite ... 8

2.1.3 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern. ... 9

A. Fungsi kepatuhan ... 9

B. Fungsi audit intern ... 10

C. Fungsi Audit Ekstern ... 10

2.1.4 Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern. ... 10

A.Pengawasan aktif dewan Komisaris dan Direksi. ... 10

B.Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. ... 11

C. Sistem pengendalian intern ... 11

2.1.5 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana

Besar

(Related Party) atau BPMK ... 11

2.1.6 Rencana Strategis Bank ... 12

2.1.7 Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan Yang Belum Diungkap

Dalam Laporan Lainnya. ... 13

2.2 Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi. ... 14

2.3 Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan

Direksi. ... 14

2.4 Paket kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi 15

2.5 Share Option ... 16

2.6 Rasio gaji Tertinggi dan Terendah ... 16

2.7 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ... 16

2.8 Jumlah Penyimpangan Internal (internal Fraud) ... 16

2.9 Permasalahan Hukum ... 17

2.10 Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan ... 17

2.11 Pemberian Dana untuk kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik ... 17

BAB III

3.1 Kesimpulan Umum hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate

Governance ... 18

3.2 Penutup ... 20

(3)

BAB I

Pendahuluan

BPR Indobaru Finansia meyadari bahwa Penerapan tata kelola perusahaan yang

baik (Good Corporate Governance) akan meningkatkan ketahanan usaha dalam

jangka panjang, meningkatkan kinerja perbankan, dan pada akhirnya

memberikan nilai tambah untuk kepentingan shareholders, stakeholders, dan

para pengguna jasa keuangan.

Dengan penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan yang

didukung oleh integritas dan komitmen yang tinggi serta peran aktif dari berbagai

perangkat dalam struktur organisasi, diharapkan GCG tidak hanya akan menjadi

suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Perbankan tetapi menjadi bagian

dari budaya BPR untuk mencapai 5 pilar dasar dari GCG, yaitu: keterbukaan

(transparency),

akuntabilitas

(accountability),

pertanggungjawaban

(responsibility), independensi (independency), dan kesetaraan dan kewajaran

(fairness) atau TARIF. Penerapan 5 pilar dasar tersebut diyakini oleh BPR

sebagai instrumen yang dapat diandalkan dalam mengatur segala aspek bisnis

yang dijalankan, baik oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan segenap karyawan

Perseroan, sehingga diharapkan dapat menciptakan keseimbangan dalam

operasional usaha secara menyeluruh.

(4)

1.1 Tujuan Penerapan Tata Kelola

a. Meningkatkan kinerja Bank dengan menerapkan GCG dalam segala kegiatan

Bank sejalan dengan visi, misi dan rencana strategi usaha yang telah ditetapkan

Bank.

b. Menjaga agar kegiatan operasional Bank mematuhi peraturan internal dan

eksternal Bank, serta perundangan yang berlaku.

c. Meningkatkan pertanggujawaban dan memberikan nilai tambah Bank kepada

Stakeholders.

d. Memperbaiki budaya kerja Bank.

e. Mengelola sumber daya Bank secara lebih amanah.

f. Mendorong dan mendukung pengembangan Bank.

(5)

BAB II

Pelaksanaan Tata Kelola

Pelaksanaan Good Corporate Governance BPR Indobaru Finansia Tahun 2016

disusun sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/Pojk.03/2015

Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat Tanggal 31 Maret

2015, dan surat edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5 /SEOJK.03/2016

Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat Tanggal 10 Maret

2016. Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance BPR Indobaru

Finansia Sekurang-kurangnya terdiri dari:

1. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana

dimaksud pada Pasal 76 POJK Tata Kelola BPR ; dan

2. Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate

Governance sesuai periode penilaian Tingkat Kesehatan Bank dalam 1

(satu) tahun terakhir.

Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance mencakup:

A. Pengungkapan pelaksanaan GCG paling kurang meliputi:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.

2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite-Komite.

3. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern.

4. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern.

5. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan

dana besar (large exposure).

6. Rencana strategis.

7.Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan yang belum diungkap

dalam laporan lainnya.

8. Informasi lain yang terkait dengan GCG.

B. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai

5% (lima persen) atau lebih dari modal disetor, yang meliputi jenis dan

jumlah lembar saham pada ;

1. Bank lain;

(6)

3. perusahaan lainnya; yang berkedudukan di dalam maupun di luar

negeri.

C.Hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris

dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya

dan/atau Pemegang Saham Pengendali.

D. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan

Direksi.

E. Shares Option.

F. Rasio gaji tertinggi dan terendah.

G. Frekuensi rapat Dewan Komisaris.

H. Jumlah penyimpangan internal (internal fraud).

I. Permasalahan hukum.

J. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

K. Buy back shares dan/atau buy back obligasi.

L. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan/atau kegiatan politik selama

periode pelaporan.

2.1 Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance

Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Anggota Dewan Komisaris dan

Direksi telah lengkap sesuai kententuan :

1. Dewan Komisaris berjumlah 2 (dua) orang sama dengan jumlah Direksi.

2. Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dengan komposisi

sebagai berikut :

• Komisaris Utama

: Yohanes Riananto

• Anggota Komisaris

: Handi Suharli.

Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dengan komposisi Sbb;

• Direktur Utama

: JImi Heriza

• Direktur

: Sartono

3. Setiap anggota dewan Komisaris dan direksi telah sepenuhnya lulus

Penilaian Kemamppuan dan Kepatutan (Fit and Proper test).

4. Sesama anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan

keuangan, kepengaruhan, kepemilikan saham dan atau hubungan

keluarga yang mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak

independen.

(7)

2.1.1 Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris dan Direksi

Tugas dan tanggungjawab Dewan komisaris

• Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS.

• Dewan Komisaris telah melakukan tugas pengawasan terhadap kebijakan

Direksi dalam melaksanakan pengurusan bank serta memberikan nasehat

kepada Direksi.

• Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

secara independen.

• Dewan Komisaris wajib memastikan terselengaranya pelaksanaan GCG

dalam setiap kegiatan usaha bank.

• Dewan Komisaris telah membentuk Audit Internal untuk membantu

pelaksanaan tugasnya dalam penerapan GCG.

• Dewan Komisaris berwenang untuk meminta direksi menindaklanjuti hasil

temuan Audit Internal, Bank Indonesia dan pengawas otoritas lainnya.

• Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional bank, kecuali dalam hal ; penyediaan dana kepada pihak

terkait, memberikan persetujuan pada ranahnya komisaris terutama yang

berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan dalam operasional dan

kredit serta hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank

dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.

Tugas dan Tanggungjawab Direksi

• Sepanjang RUPS tidak menetapkan lain, Direksi memiliki kewenangan

untuk menetapkan Job Description (pembagian tugas, wewenang, dan

tanggungjawab setiap Direktur) diaatara para anggota Direksi namun

keputusannya harus mendapat persetujuan Komisaris.

• Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank.

• Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.

• Direksi telah menindaklanjuti temuan audit interen dan auditor Otoritas

Jasa Keuangan.

• Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

Pemegang Saham melalui RUPS.

(8)

Rekomendasi Dewan Komisaris

Rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi sehubungan dengan tugas dan

tanggungjawab, antara lain sebagai berikut :

• Persetujuan Kenaikan Gaji Karyawan 2016

• Persetujuan Perubahan Ketentuan yang Mengatur tentang Hak-hak dan

Kewajiban Komisaris dan Direksi.

• Persetujuan Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Direksi.

• Persetujuan RKAT tahun 2016

2.1.2 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-komite

Struktur keanggotaan keahlian dan independensi anggota komite.

• Anggota Audit Internal : Arif Setiyanto

Audit Interrnal berasal dari Karyawan BPR Indobaru Finansia yang

diposisikan secara Independen.

Tingkat independen dari Audit Internal ini tidak memiliki hubungan

keuangan, kepengurusan, kepemilikan, direksi dan/atau Pemegang Saham

Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen.

Komite Risk Aset

• Anggota Komite Risk Aset terdiri dari :

- Anggota

: Legal

- Anggota

: Reviewer

- Anggota

: Appraisal

- Anggota

: Loan Admin

- Anggota

: Umum

Komite Risk Aset diketuai oleh Direktur Utama, Seluruh Anggota Risk Aset

tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan, direksi

dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank,

yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

(9)

Tugas dan Tanggungjawab Komite

• Tugas dan tanggungjawab Komite Risk Aset, telah diatur dalam Surat

Keputusan Direksi PT. BPR Indobaru Finansia.

• Frekuensi rapat Komite Risk Aset Telah diselenggarakan sesuai dengan

kebutuhan Bank.

• Keputusan Rapat diambil berdasarkan musyawarah mufakat atau suara

terbanyak;

• Hasil rapat merupakan rekomendasi yang dapat dimanfaatkan secara

optimal oleh Direksi sebagai dasar pengawasan.

Program kerja dan realisasinya

• Audit Internal, Komite Risk Aset telah melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya berdasarkan program kerja yang telah dibuat dengan

mengacu pada SOP PT. BPR Indobaru Finansia.

2.1.3 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern.

A. fungsi kepatuhan

• Penunjukkan Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab atas fungsi

kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Direksi dan Dewan komisaris telah menyediakan media yang dapat

diakses oleh seluruh karyawan, antara lain sosialisasi atas ketentuan-

ketentuan terkini yang diundangkan oleh otoritas jasa keuangan maupun

otoritas lainnya yang relevan dengan kegiatan usaha BPR.

• Direksi dan Audit Internal serta komite Risk aset untuk pelaksanaannya,

telah berupaya untuk memastikan bank telah melaksanakan kepatuhan

terhadap sistem dan prosedur operasional (SOP), peraturan Otoritas Jasa

Keuangan, maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(10)

B. fungsi audit intern

• Pelaksanaan fungsi audit intern yang dilaksanakan oleh auditor internal

yang dalam melaksanakan tugasnya telah berjalan baik dan efektif sesuai

Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank.

• Dalam melakukan pemeriksaan audit intern telah berpedoman pada Audit

Intern Berbasis Risiko (Risk Based Audit), seperti SOP Internal, Ketentuan

dan Pertauran Otoritas Jasa Keuangan serta peraturan-peraturan yang

terkait lainnya.

• Audit Internal dalam melaksanakan pemeriksaannya berupa Audit Bulanan

(Rekap hasil Audit Harian, dan Mingguan), dan Audit Khusus yang sesuai

dengan rencana tahunan yang disetujui oleh Direktur Utama dan

Komisaris.

• Audit Internal menyampaikan Laporan Hasil Audit kepada Direktur dengan

Tembusan ke Dewan Komisaris.

• Audit Intern melaksanakan proses audit yang telah direncanakan secara

efektif dan efisien.

C Fungsi Audit Ekstern

• Bank telah menunjuk kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di

Otoritas Jasa Keuangan untuk melaksanakan Audit Laporan Keuangan

secara Independen

• KAP telah menyampaikan hasil audit kepada bank tepat waktu dan

mampu bekerja secara independen.

2.1.4 Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern.

A. Pengawasan aktif dewan Komisaris dan Direksi.

• Dewan Komisaris mempunyai kewajiban untuk melakukan penilaian

secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko serta

penerapan manajemen risiko di bank, dalam menjalankan kewajiban

tersebut Komisaris dibantu oleh Audit Internal.

• Dewan Komisaris melakukan peran aktif dalam pengawasan penerapan

Manajemen Risiko yang dilakukan oleh Direksi, antara lain dengan

menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko, serta

mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan

Manajemen Risiko.

(11)

• Direksi telah bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen

risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh bank secara keseluruhan,

termasuk mengevaluasi dan memberikan arahan strategi manajemen

risiko berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Komite Risk Aset.

B. kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.

• Direksi telah mengevaluasi dan memutuskan transaksi (credit line) yang

memerlukan persetujuan Direksi.

• Telah disusun kebijakan dan limit kewenangan otorisasi transaksi dari

setiap unit bagian

• Telah disusun kebijakan dan limit kewenangan penandatanganan

dokumen-dokumen dan surat berharga.

• PT. BPR Indobaru Finansia telah menetapkan pemisahan fungsi,

tanggung jawab dan wewenang secara tertulis pada setiap unit bagian.

C. sistem pengendalian intern

• Bank telah menyampaikan Laporan pengendalian internal kepada Dewan

Komisaris setiap bulan.

2.1.5 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan

Dana Besar (Related Party) atau BPMK

• Bank tidak pernah melanggar dan melampaui ketentuan BMPK dan

Penyediaan Dana kepada pihak terkait.

• Bank tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan kepada pihak terkait

mengenai penyediaan dana pihak terkait beserta keluarganya.

(12)

• Penyediaan Dana kepada Pihak terkait dan Penyediaan dana Besar

diputuskan oleh Manajemen secara independen.

• Bank telah menyampaikan secara berkala Laporan BMPK kepada OJK.

• Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti posisi Desember

2016 sebagai berikut :

No Penyediaan Dana debitur Nominal (Jutaan Rp) Jumlah 1

Kepada Pihak Terkait

a. Individu 0 0

b. Group 8 77.500

2.1.6 Rencana Strategis Bank

Dalam rangka mewujudkan realisasi rencana kerja tahun 2016 pada PT

Bank Perkreditan Rakyat Indobaru Finansia baik yang berkaitan dengan

penghimpunan dana, penyaluran dana serta pengembangan karyawan bank,

ditetapkan kebijakan manajemen sebagai berikut :

1. Besarnya bunga tabungan harus dibawah bunga deposito berjangka

dengan system bunga floating.

2. Untuk memberikan layanan dan prosedur penyelesaian transaksi yang

berkaitan dengan kepentingan deposan dan penabung, harus tunduk pada

Standar Operasional & Prosedur (SOP) yang berlaku di PT BPR Indobaru

Finansia.

3. Selama tahun 2016 Bank telah melakukan pembelian aktiva tetap berupa

1 Unit kendaraan mobil guna menunjang kebutuhan operasional dan 1

Unit Fire Proof filling cabinet untuk penyimpanan dokumen jaminan asli.

4. Pengembangan karyawan dilakukan melalui peningkatan gaji, insentif dan

tunjangan serta menginstruksikan karyawan untuk mengikuti

pelatihan-pelatihan maupun promosi .

5. Untuk merealisasikan penyaluran dana (pemberian kredit) Bank telah

memperhatikan terlebih dahulu besarnya Cash Rasio, Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK) dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

6. Merealisasikan pemberian kredit sesuai dengan kebijakan dan prosedur

yang telah ditetapkan bank, baik dari mulai permohonan, analisis kredit,

keputusan kredit, adminsitrasi kredit, pemantauan dan penyelesaian kredit

bermasalah.

(13)

7. Penghimpunan dana dan penyaluran dana, telah ditetapkan sebagai

berikut :

• Segmentasi pasar menengah ke bawah, dengan target lokasi

pertokoaan, perumahan, pasar-pasar, sekolah-sekolah yang berada di

wilayah Batam Centre.

• Harga (Credit Rate) dengan menerapkan harga (rate) lebih rendah

atau sama dengan rate pesaing (Harga Penetrasi), sedangkan

untuk funding rate sesuai dengan rate pesaing.

• Tempat (place) layanan yang diberikan untuk menerima setoran /

angsuran kredit dan penarikan tabungan melalui counter BPR

penyetoran deposito dan tabungan dapat dilakukan ditempat usaha

atau rumah nasabah.

• Promosi dengan media personal selling (penjualan langsung/ jemput

bola) dan media mass selling (iklan Batam Pos dan Tribun Batam)

serta brosur dan spanduk.

8. Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) dijadikan alat control /

pengendali dan tindakan operasional oleh direksi.

9. RKAT telah dievaluasi tingkat deviasinya antara rencana dengan

realisasi oleh direksi.

10. Direksi menindaklanjuti dan memperbaiki berbagai temuan pemeriksaan

oleh Otoritas jasa Keuangan.

2.1.7 Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan Yang Belum

Diungkap Dalam Laporan Lainnya.

1. Bank telah menyusun SOP tentang Transparansi Informasi Produk

Bank dan SOP Penyelesaian Pengaduan Nasabah.

2. Bank telah menyampaikan instruksi Direksi tentang Mediasi

Perbankan apabila nasabah tidak puas dengan penyelesaian yang

dilakukan oleh bank.

3. Laporan Tahunan Bank telah disusun dan disajikan kepada pihak

Otoritas Jasa Keuangan tentang Transparansi Kondisi Keuangan

Bank.

4. Laporan Tahunan Bank telah disampaikan kepada pihak Otoritas

Jasa keuangan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Bank telah mempublikasikan Laporan tahunan dan Laporan

Keuangan Publikasi secara tepat waktu.

(14)

6. PT. BPR Indobaru Finansia menyampaikan laporan GCG kepada

Dewan Komisaris dan Otoritas Jasa Keuangan.

2.2 Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

Dewan komisaris dan Direksi tidak memiliki saham pada PT. BPR Indobaru

Finansia, Lembaga Keuangan Bukan Bank & Perusahaan lainnya.

Nama

Jabatan

BPR

Jabatan

BPR lain

Jabatan

Prshn

Lain

PS BPR/

Prshn

lain

Bidang Usaha

Yohanes Riananto Komut

Nihil

Direktur

Nihil

Industri Logam

Handi Suharli

Komisaris Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Jimi Heriza

Dirut

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Sartono

Direktur

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

2.3

Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris

dan Direksi.

A. Hubungan Keuangan

• Anggota Dewan Komisaris PT. BPR Indobaru Finansia tidak memiliki

hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris lainnya, dan dengan

Dewan direksi Bank.

• Komisaris Utama PT. BPR Indobaru Finansia memiliki hubungan

kepengurusan dengan Pemegang Saham Pengendali, namun tidak

dalam industri lembaga keuangan.

• Seluruh anggota Direksi PT. BPR Indobaru Finansia. tidak memiliki

hubungan keuangan dalam hal menerima penghasilan, bantuan

keuangan, atau pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali bank.

B. Hubungan Keluarga

• Dewan Komisaris PT. BPR Indobaru Finansia tidak memiliki hubungan

keluarga sampai dengan derajat kedua antara sesama anggota Dewan

Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali.

• Direktur PT. BPR Indobaru Finansia memiliki hubungan keluarga

sampai dengan derajat kedua dengan Pemegang Saham Pengendali.

(15)

NAMA

JABATAN

Hubungan Keluarga dgn

Hubungan Keuangan dgn

Dekom Direksi PSP

Dekom Direksi PSP

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

Yohanes Riananto

Komut

Handi Suharli

Komisaris

NAMA

JABATAN

Hubungan Keluarga dgn

Hubungan Keuangan dgn

Dekom Direksi PSP

Dekom Direksi PSP

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

Jimi Heriza

Dirut

Sartono

Direktur

2.4 Paket kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan

Direksi

Peket / kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan komisaris dan

Direksi meliputi remunerasi dalam bentuk non natura (gaji, penghasilan

tetap lainnya, antara lain tantiem dan bentuk remunerasi lainnya) selama

tahun 2016 sebesar Rp 786 juta, sedangkan fasilitas lain dalam bentuk

natura (fasilitas tidak tetap lainnya termasuk tunjangan untuk perumahan,

transportasi, kesehatan dan fasilitas lainnya) selama tahun 2016 sebesar

Rp 165,6 juta terlihat pada tabel berikut ini :

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Dewan Komisaris Direksi Orang Nominal Orang Nominal Remunerasi dalam bentuk

non natura (gaji dan penghasilan tetap lainnya, al tantiem dll

2 Rp 363 Juta 2 Rp 423 juta Fasilitas lain dalam bentuk

natura / non natura (fas. Tidak tetap lainnya al, perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dll) yang tidak dapat dimiliki

1 Rp 36 Juta 2 Rp 129,6 Juta

Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket

remunerasi dalam satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat

penghasilan sebagai berikut :

(16)

Di atas Rp 2 miliar

Di atas Rp 1 miliar s.d 2 miliar Di atas Rp 500 juta s.d 1 miliar

Rp 500 juta ke bawah 2 orang 2 orang

2.5 Share Option

Tidak terdapat opsi untuk membeli saham oleh anggota dewan Komisaris,

Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham

atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang

diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif

Bank dan yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

dan/atau Anggaran Dasar Bank.

2.6 Rasio gaji Tertinggi dan Terendah

rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah = 2,55 %

rasio gajji Direksi yang tertinggi dan terendah = 1,20 %

rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah = 1,12 %

Secara rinci adalah sebagai berikut :

No

Jabatan

Tertinggi

Gaji (dalam rupiah) perbulan

Terendah

1

Komisaris

Rp 16,00 juta

Rp 14,25 Juta

2

Direksi

Rp 19,25 Juta

Rp 16,00 Juta

3

Pegawai

Rp 7,65 Juta

Rp 3,00 Juta

2.7 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

a. Rapat Dewan Komisaris telah diatur dengan ketentuan internal Dewan

Komisaris dan pengaturan Rapat Dewan Komisaris juga dicantumkan

dalam SOP GCG tentang Pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi.

b. Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam Risalah

Rapat.

c. Frekuensi rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris sebanyak 5

kali dalam Tahun 2016.

2.8 Jumlah Penyimpangan Internal (internal Fraud)

Penyimpangan / kecurangan Internal Bank yang dilakukan oleh para

pegawai Bank, baik yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat

atau penyalahgunaan kredit di BPR Indobaru Finansia selama tahun 2016

adalah tidak ada/ Tidak pernah terjadi.

(17)

2.9 Permasalahan Hukum

Permasalahan hukum secara perdata atau pidana yang dihadapi oleh PT.

BPR Indobaru Finansia, selama tahun 2016 adalah kredit bermasalah a/n

Nooryani Osman, yang berkaitan dengan gugatan hukum dari BPR

Ukabima Mitra Dana.

2.10 Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan, bank

mampu menghindari transaksi yang mengandung potennsi benturan

kepentingan.

2.11 Pemberian Dana untuk kepentingan Sosial dan Kegiatan Politik

Selama tahun 2016 PT. BPR Indobaru Finansia tidak memberikan dana

untuk kepentingan sosial maupun politik.

(18)

BAB III

3.1 Kesimpulan Umum hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate

Governance

.

Berdasarkan hasil Self Assessment pelaksanaan GCG PT. BPR Indobaru

Finansia periode Desember 2016, disampaikan hal-hal sebagai berikut :

a. Nilai Komposisi GCG sebesar 1.95 dengan prediksi Baik

b. Peringkat masing-masing per Faktor adalah sebagai berikut:

Hasil penilaian penerapan tata kelola BPR Indobaru Finansia periode Tahun

2016 secara umum berpredikat "Baik" dengan nilai angka komposit 1,95.

kendati demikian BPR Indobaru Finansia perlu memiliki kebijakan, sistem dan

prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap

No Aspek yang Dinilai Bobot Peringkat Nilai

1 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi 20.00% 2 0,4

2 Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris 15.00% 2 0,29 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau fungsi Komite 0 3 0 4 Penanganan Benturan Kepentingan 10.00% 2 0,39 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan BPR 10.00% 2 0,29 6 Penerapan Fungsi Audit Intern 10.00% 2 0,17 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 2.50% 2 0,04 8 Penerapan Fungsi Manajemen Risiko termasuk Pengendalian Intern 10.00% 3 0

9 Batas Maksimum Pemberian Kredit 7.50% 2 0,1

10 Rencana Bisnis BPR 7.50% 3 0,13

11 Transparansi KondisiKeuangan dan Non Keuangan Bank, dan laporan Internal 7.50% 3 0,15

Nilai Komposit 100.00% 1,95

(19)

pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan

pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.

c. Kekuatan Pelaksanaan GCG

• Dengan disusunnya SOP GCG PT. BPR Indobaru Finansia, tata kelola

Bank akan berjalan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Dengan adanya pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi, dan

Direksi dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara

efektif.

• Komite-komite dewan Komisaris telah melaksanakan program kerja dan

rapat secara efektif dan efisien yang dapat menjadi acuan bagi

keputusan Dewan Komisaris.

• Fungsi kepatuhan Bank, Fungsi Audit Intern, Fungsi Audit ekstern akan

berjalan sesuai dengan Ketentuan GCG.

Terlampir disampaikan Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate

Governance

PT. BPR Indobaru Finansia tahun buku 31 Desember 2016.

Demikian Laporan ini disampaikan, agar maklum. Terima kasih.

Batam, 13 Januari 2017

PT. BPR Indobaru Finansia

Jimi Heriza Sartono

(Direktur Utama)

(Direktur)

Handi Suharli

Yohanes Riananto

(Komisaris)

(Komisaris Utama)

(20)

3.2 Penutup

Demikian Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance BPR Indobaru

Finansia Tahun 2016 untuk periode penilaian per 31 Desember 2016 disusun

sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/Pojk.03/2015

Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat Tanggal 31 Maret

2015, dan surat edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5 /SEOJK.03/2016

Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat Tanggal 10 Maret

2016. Yang telah mengungkapkan aspek transparansi dan menjelaskan

kesimpulan umum hasil self assessment Pelaksanaan Good Corporate

Governance

sesuai kondisi sebenarnya pada BPR Indobaru Finansia, sehingga

dengan diterbitkannya laporan ini diharapkan dapat menjadi acuan dan kekuatan

untuk mewujudkan standar manajemen perbankan yang lebih baik.

(21)

Lampiran No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan S B B C B K B T B 1 2 3 4 5 1

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Direksi

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

(S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50M:

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

v

Jumlah Direksi 2 orang, dan salah satunya bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50 M:

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di Kota yang sama.

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai

politik atau organisasi kemasyarakatan). v

Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank,

Perusahaan non Bank dan/atau lembaga lain.

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

v

Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga/ semenda sampai derajat kedua baik dengan sesama Direksi maupun Komisaris

(22)

5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

v

Direksi tidak menggunakan

penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional, kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus.

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.

v

Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji kemampuan dan Kepatutan, diangkat & diperpanjang melalui RUPS.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 4 2 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 9

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 6 1,50

Dikali dengan bobot Struktur dan

(23)

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan S B B C B K B T B 1 2 3 4 5 1

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Direksi

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan

tugas dan wewenang tanpa batas. v

Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

v

Direksi

menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif dan hasil pengawasan OJK

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat

waktu kepada Dewan Komisaris. v

Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap kepada Dewan Komisaris.

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

v

Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan

musyawarah mufakat.

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang

ditetapkan RUPS. v

Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan/mengurang i keuntungan BPR, tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

(24)

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan

pegawai BPR dalam

pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

v Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini.

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian. v Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya.

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja,

dan peraturan rapat. v

Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 1

1

0 6 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 17

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 8 2,125

Dikali dengan bobot Struktur dan

(25)

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan S B B C B K B T B 1 2 3 4 5 1

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Direksi

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

v Direksi mempertanggungjawab kan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.

v

Direksi

mengkomunikasikan kepada sebagian besar pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.

v

Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik.

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

v

Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan sebagian pegawai dalam pengelolaan BPR.

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

v

Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 1 6 3 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 10

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 5 2,00

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 10% 0,20

Penjumlahan S + P + H 1,80

Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan

(26)

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan S B B C B K B T B 1 2 3 4 5 2

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Dewan Komisaris

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

(S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50 M: Jumlah anggota Dewan

Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.

v

Dewan Komisaris berjumlah 2 orang

BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50 M:

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.

2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi

sesuai ketentuan. v

Jumlah Dekom tidak melebihi Jumlah Anggota Direksi

3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

v

Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan, diangkat dan

diperpanjang melalui RUPS.

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Salah satu anggota Dekom tinggal di Kota yang sama dengan kantor pusat BPR.

5) BPR memiliki Komisaris Independen: a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

v -

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.

v

Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja

termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.

(27)

7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS

dan/atau Bank Umum. v

Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.

8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan

Komisaris atau Direksi. v

Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan

Komisaris atau Direksi.

9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

v

Salah satu Angota Komisaris memiliki hubungan

kepengurusan dengan pemegang Saham Pengendali, namun tidak dalam industri Lembaga Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 5 6 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 14

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 9 1,56

Dikali dengan bobot Struktur dan

(28)

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan S B B C B K B T B 1 2 3 4 5 2

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab

Dewan Komisaris

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

v

Dewan Komisaris telah melaksanakan

pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi

pelaksanaan kebijakan strategis BPR. v

Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

v

Dewan Komisaris tidak terlibat dalam

pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan

perundangan.

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan. v Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, ekstern, pengawasan Otoritas Jasa

Keuangan dan hasil pengawasan otoritas lainnya.

14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh

seluruh anggota Dewan Komisaris. v

Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal,

menyelenggarakan Rapat paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

(29)

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting

opinion jika terdapat perbedaan

pendapat.

v

Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.

16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan

tindak lanjut Direksi. v

Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

1 1 4

0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 15

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 8 1,88

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 40% 0,75

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

v

Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

(30)

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 2

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 1 2,00

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 10% 0,20

Penjumlahan S + P + H 1,73

Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan

dengan bobot Faktor 2 0,29

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan S B B C B K B T B 1 2 3 4 5 3

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000 (delapan puluh milyar rupiah)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

(S)

1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota

Komite sesuai ketentuan. -

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 0

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 1 0

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 50% 0,00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Komite Audit melakukan evaluasi

terhadap penerapan fungsi audit intern. -

3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.

-

4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.

-

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

(31)

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 0

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 3 0

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 40% 0,00

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.

-

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 0

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 1 0

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 10% 0,00

Penjumlahan S + P + H 0,00

Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan

(32)

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan S B B C B K B T B 1 2 3 4 5

4 Penanganan Benturan Kepentingan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

(S)

1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah

Rapat. v

BPR belum memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 0 0 0 4 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 4

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 1 4,00

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 50% 2,00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki

benturan kepentingan tersebut. v

Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan

Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 0 0 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

(33)

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 1 3,00

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 40% 1,20

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah

terdokumentasi dengan baik. v

Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 0 0 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 3

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 1 3

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 10% 0,30

Penjumlahan S + P + H 3,50

Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan

(34)

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan S B B C B K B T B 1 2 3 4 5

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

(S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit untuk:

a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;

b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan

c. mampu bekerja secara independen.

v

anggota Direksi yang membawahkan fungsi

kepatuhan tidak menangani penyaluran

dana

BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang

berkaitan dengan perbankan. v

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan OJK dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.

3) BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh

milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh

milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

v

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi

operasional.

4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan.

v

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem,

(35)

dan prosedur kepatuhan.

5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.

v

BPR belum memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja

kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 0 2 9 4 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 15

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 5 3

Dikali dengan bobot Struktur dan

(36)

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan S B B C B K B T B 1 2 3 4 5

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan

dan otoritas lainnya. v

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain

termasuk penyampaian laporan kepada

Otoritas Jasa

Keuangan dan otoritas lainnya.

7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.

v

Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan.

8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga

kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada OJK termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari ketentuan OJK dan peraturan perundang-undangan.

9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh

kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR sesuai dengan ketentuan OJK dan peraturan

(37)

perundang-undangan.

10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

v

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 0 8 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 11

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 5 2,2

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 40% 0,88

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan.

v BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan.

12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan disampaikan kepada

Dewan Komisaris. v

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan

menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada

Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris.

(38)

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. v

Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing

Skala Penerapan 0 2 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 8

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 3 2,67

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastruktur Tata Kelola (S): 10% 0,27

Penjumlahan S + P + H 2,65

Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

Berdasarkan laporan dari inseminator, petugas Pemeriksa Kebuntingan (PKB) melakukan pemeriksaan pada sapi potong yang tidak berahi kembali setelah di IB. Pemeriksaan

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

Dari hasil penelitian tersebut rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan pelvic rocking dengan birthing ball adalah 5.07 yang berarti tingkat nyerinya sedang hal

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan

10 SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan