• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesia SMP Modul_KK G_Profesional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Indonesia SMP Modul_KK G_Profesional"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

GURU PEMBELAJAR

MODUL

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kelompok Kompetensi G

Profesional: Menulis Puisi

Mengapresiasi Teks Drama

Pedagogik: Komunikasi Efektif

Penulis Dra. Elina Syarif, M.Pd dkk

Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayan

(2)
(3)

Penulis

1.Dra. Elina Syarif, M.Pd. HP: 082112694792

e-mail: inap4tkb@gmail.com

2. Drs. Esep HP: 08129859212 e-mail: ese.muhamad@gmail.com

3. Dra. Karnita HP: 08128209782

e-mail: karnita.13@gmail.com

Penelahaah :

1. Dr. Yety Mulyeti, M. Pd HP. 087821486596

e-mail: yetymulya@yahoo.com 2. Dr. Syam Chaniago, M.Pd HP: 0818803442

e-mail: samakalahari@yahoo.com

Copyright © 2016

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Matematika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(4)
(5)

i

KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik profesional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan kombinasi (blended) tatap muka dengan online.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar tatap muka dan daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Guru Pembelajar memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan program Guru Pembelajar ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

(6)
(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul

Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP dan

SMA, Bahasa Inggris SMP dan SMA, Bahasa Arab SMA, Bahasa Jerman SMA,

Bahasa Perancis SMA, Bahasa Jepang SMA, dan Bahasa Mandarin SMA. Modul

ini merupakan dokumen wajib untuk kegiatan diklat bagi guru pembelajar.

Program diklat guru pembelajar merupakan tindak lanjut dari hasil Uji

Kompetensi Guru (UKG) dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaranyang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat,

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(PPPPTK) Bahasa pada tahun 2015 melaksanakan pengembangan modul yang

berisi materi-materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh para peserta selama

mengikuti program diklat tersebut.

Modul diklat guru pembelajar bahasa ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.

Saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada

para pejabat, widyaiswara di PPPPTK Bahasa, dosen perguruan tinggi, dan guru

(8)
(9)

KOMPETENSI PROFESIONAL

MENULIS PUISI DAN MENGAPRESIASI TEKS

DRAMA

Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayan

(10)
(11)

v

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN………... : i

KATA PENGANTAR………... : iii

DAFTAR ISI...……….... : v

DAFTAR TABEL………... : vi

PENDAHULUAN………...…... : 1

A. Latar Belakang...………...… : 1

B. Tujuan...………... : 2

C. Ruang Lingkup...………... : 2

D. Cara Penggunaan Modul...………... : 3

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1...……… : 5

A. Tujuan Pembelajaran...………... : 5

B. Indikator Pencapaian Kompetensi...………..… : 5

C. Uraian Materi...……… : 5

D. Aktivitas Pembelajaran...………... : 30

E. Latihan/Tugas/Kasus...……… : 31

F. Rangkuman...……… : 43

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut...……… : 35

H. Pembahasan Kasus/LK...……… : 36

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2...……… : 39

A. Tujuan Pembelajaran...………....……… : 39

B. Indikator Pencapaian Kompetensi...……… : 39

C. Uraian Materi...……… : 39

D. Aktivitas Pembelajaran...….……… : 48

E. Latihan/Tugas/Kasus...……… : 49

F. Rangkuman...……… : 50

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut...………..………… : 53

H. Pembahasan Kasus/LK...……… : 54

PENUTUP...……… : 57

DAFTAR PUSTAKA...……… : 59

(12)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Peta Kompetensi Profesional...2

Tabel 2: Indikator Pencapaian Kompetensi...5

Tabel 3: Struktur Teks Pantun………...9

(13)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa

profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan

berdasarkan standar kompetensi sesuai bidang tugasnya dan pelaksanaan

pengembangan keprofesian berkelanjutan sepanjang hayat. Kompetensi

merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan.

Dari sisi hak, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak

memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, memperoleh

pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Dari sisi kewajiban,

guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

Profesi guru menjadi profesi yang sangat penting untuk selalu meningkatkan

kompetensinya, baik dari sisi kompetensi pedagogik maupun kompetensi

profesional. Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan

berbagai cara, salah satunya dengan mengikuti program Guru Pembelajar.

Hal ini sesuai dengan jabatan fingsional guru yang memerlukan penilaian

dalam angka kredit yang diatura dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Modul Guru Pembelajar ini disusun berdasarkan hasil analisis UKG dan

dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok kompetensi (A–J) berdasarkan

pemetaan standar kompetensi guru (SKG) yang tertuang dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Modul ini diharapkan dapat

(14)

2 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G kebutuhan guru sesuai dengan hasil UKG-nya melalui diklat tatap muka

mapun online.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan modul Guru Pembelajar kelompok kompetensi G ini

adalah sebagai berikut.

1. Anda dapat memahami teori, genre sastra Indonesia dan menulis puisi

2. Anda dapat memahami teori, genre sastra Indonesia dan mengapresiasi

teks drama Indonesia

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu

pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut.

Tabel 1: Kompetensi Profesional

Kompetensi Utama Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mata Pelajaran

Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup modul ini terdiri atas dua kegiatan pembelajaran sebagai

berikut.

Kegiatan Pembelajaran 1. Menulis Puisi

Kegiatan Pembelajaran 2. Mengapresiasi Teks Drama Indonesia

Kegiatan Pembelajaran 3. Melakukan Komunikasi Secara Efektif

Setiap kegiatan pembelajaran mencakup: A) Tujuan, B) Kompetensi dan

Indikator Pencapaian Kompetensi, C) Uraian Materi, D) Aktivitas

Pembelajaran, E) Latihan /Tugas/Kasus, F.Rangkuman, G) Umpan Balik

(15)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 3

Sebagai bahan penilaian modul Guru Pembelajar ini disajikan bahan evaluasi

berupa soal pilihan Ganda. Bagian akhir modul ini terdapat Penutup, Daftar

Pustaka, dan Glosarium.

E.

Cara Penggunaan Modul

Cara menggunakan Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP

kelompok kompetensi G adalah sebagai berikut.

1. Gunakan modul ini secara berurutan bagian per bagian dimulai dari

pengantar, pendahuluan, kegiatan-kegiatan hingga glosarium.

2. Bacalahpendahuluan modul ini, cermatilah setiap tujuan, peta kompetensi

dan ruang lingkupnya.

3. Ikutilah langkah-langkah aktivitas pembelajaran dan model/teknik

pembelajaran yang digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam

modul ini.

4. Pada setiap kegiatan pembelajaran pada modul mencakup: A) Tujuan, B)

Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi, C) Uraian Materi, D)

Aktivitas Pembelajaran, E) Latihan /Tugas/Kasus, F. Rangkuman, G)

Umpan Balik dan Tindak Lanjut, H) Pembahasan Latihan/ Tugas /Kasus

5. Gunakan LK-LK yang telah disediakan untuk menyelesaikan setiap

tugas/latihan/studi kasus yang diminta.Melalui kegiatan-kegiatan

pembelajaran yang dilakukan, Anda diharapkan dapat menghasilkan

produk seperti berikut ini.

a. portofolio hasil belajar

b. rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan Guru Pembelajar.

(16)
(17)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 5

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

MENULIS PUISI INDONESIA

A. Tujuan

Setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda dapat meningkatkan keterampilan

mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

B.

Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Guru

Indikator

20.7 Mengapresiasi karya

sastra secara reseptif dan

produktif

20.7.2 Menulis puisi Indonesia (puisi lama: pantun, gurindam, syair, puisi baru: stanza, Soneta; prosa lirik: Sabai nan Aluih, Kaba Minangkabau).

C. Uraian Materi

1. Pengertian Pengertian Puisi dan Menulis Puisi

a. Pengertian Puisi

Mendengar kata puisi, sering kali kita menjumpai kesulitan untuk

menjelaskan pengertian puisi. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya

ragam puisi, sehingga rumusan pengertian tentang puisi, untuk salah

satu bentuk puisi sesuai, bila diterapkan pada puisi yang lain tidak. Pada

dasarnya perumusan pengertian puisi itu sendiri tidaklah penting karena

yang penting adalah mampu memahami dan menikmati puisi yang ada.

Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima

„membuat‟ atau poeisis „pembuatan‟, dan dalam bahasa Inggris disebut

poem dan poetry. Puisi diartikan „membuat‟ dan „pembuatan‟ karena

lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia

tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana

(18)

6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G Dengan mengutip pendapat Mc. Caulay, Hudson dalam Aminuddin

(1987: 134) mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang

sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk

membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang

menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan

pelukisnya. Rumusan pengertian puisi di atas, sementara ini dapatlah

kita terima karena kita sering kali diajuk oleh suatu ilusi tentang

keindahan, terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan dengan

keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun

suasana tertentu sewaktu membaca suatu puisi.

Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif.

Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias

dan makna lambing (majas). Dibandingkan dengan bentuk karya sastra

yang lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanya lebih memiliki

kemungkinan banyak makna. Hal ini disebabkan adanya

pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam

puisi. Struktur fisik dan struktur batin puisi juga padat. Keduanya

bersenyawa secara padu bagaikan telur dan adonan roti (Reeves, 1978:

26). Selanjutnya Thomas Caelyle menyatakan bahwa puisi merupakan

ungkapan pikiran yang bersifat musikan (Kennedy, 1971: 331).

Clive Sansom (1960: 6) memberikan batasan puisi sebagai bentuk

pengucapan bahasa yang ritmis, yang mengungkapkan pengalaman

intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional. Sementar itu, T. S.

Elliot menambahkan bahwa yang diungkapkan dalam puisi adalah

kebenaran (Kennedy, 1971: 331).

Dari fisiknya James Reeves (1978: 26) memberi batasan bahwa puisi

adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat. Menurut

Coleridge (1960: 5) bahwa bahasa puisi adalah bahasa pilihan, yakni

bahasa yang benar-benar diseleksi penentuannya secara ketat oleh

penyair. Karena bahasanya harus bahasa pilihan, maka gagasan yang

dicetuskan harus diseleksi dan dipilih yang terbagus pula.

Beberapa pengertian yang diuraikan di atas adalah berkenaan dengan

(19)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 7

lazim disebut pula dengan bahasa dan isi atau tema dan struktur atau

bentuk dan isi. Marjorie Boulton (1979: 17 dan 129) menyebut kedua

unsur pembentuk puisi itu dengan bentuk fisik (physical form) dan

bentuk mental (mental form).

Struktur puisi pada dasarnya mempunyai dua unsur yaitu struktur fisik

dan struktur batin. Struktur fisik puisi berkaitan dengan bentuk,

sedangkan struktur batin berkaitan dengan isi dan makna. Menurut

Herman J. Waluyo (2008: 76), bahwa struktur fisik yang disebut juga

dengan metode puisi terdiri dari (1) diksi, (2) pengimajian, (3) kata

konkret, (4) bahasa figurasi atau majas, (5) versifikasi, dan (6) tata

wajah atau tipografi. Struktur fisik atau metode puisi tersebut juga

dipengaruhi pula oleh penyimpangan bahasa dan sintaksis dalam puisi.

Adapun struktur batin adalah struktur yang berhubungan dengan tema,

perasaan, nada dan suasana, amanat atau pesan. Puisi terdiri dari dua

unsur pokok yaitu struktur fisik dan struktur batin. Kedua bagian itu

terdiri dari unsur-unsur yang saling mengikat keterjalinan dan semua

unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh.

Dalam penafsiran puisi tidak dapat lepas dari faktor genetik puisi. Faktor

genetik puisi dapat memperjelas makna yang dilatarbelakangi oleh

kebudayaan khas penyair. Unsur genetik itu adalah penyair dan

kenyataan sejarah. Pendekatan ekspresif merupakan pendekatan yang

menitik beratkan pada pengekspresian luapan perasaan pengarang

yang dituangkan dalam karya sastra. Pendekatan ekspresif disebut juga

pendekatan emotif. Pendekatan ini sangat tepat digunakan

dalam pengapresiasian sastra secara reseptif. Hal ini dikarenakan

pendekatan tersebut memiliki tujuan yang hampir sama yaitu menitik

beratkan pada penikmatan, pemahaman serta pengkajian karya sastra.

Misalnya saja ketika kita sedang membaca puisi, Selama kita membaca

puisi kita secara tidak langsung melakukan proses pengkajian terhadap

unsur penyusun puisi yang sedang kita baca. Setelah kita mengkaji

unsur-unsur puisi tersebut, kita akan dapat memahami maksud dari puisi

tersebut, Apa pesan moral yang ingin disampaikan pengarang yang

(20)

8 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G puisi tersebut. Kemudian dari pemahaman yang terbentuk dalam diri

kita, Kita dapat menemukan titik keindahan dari puisi yang kita baca.

Secara rohaniah atau kejiwaan kita akan memperoleh kepuasaan batin

atau hiburan batin dari bentuk keindahan puisi yang kita dapatkan.

Perbedaan dari tiap pendekatan dapat kita tentukan dengan cara

memahami tujuan atau pengertian dari masing- masing pendekatan

apresiasi sastra. Untuk pendekatan emotif, pendekatan ini lebih

menekan kan pada penikmatan dalam hal mengindahkan karya sastra.

Struktur Pantun

Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas 4 baris yang bersajak,

bersilih 2-2 ( pola ab-ab), dan biasanya tiap baris terdiri atas 4

perkataan. Dilihat dari segi strukturnya, pantun dibangun atas unsur bait,

larik (baris), rima, sampiran, dan isi. Selain unsur tersebut, sebuah

pantun juga mementingkan irama pada waktu pengucapan atau

penyampaiannya.

Teks pantun terdiri atas empat larik/baris dan bersajak akhir a-b-a-b.

Lazimnya, teks pantun terdiri atas dua bagian : dua baris pertama disebut

sampiran dan dua baris terakhir disebut isi. Sampiran, yang biasanya

berupa sketsa alam/suasana (mencirikan mayarakat pendukungnya),

berfungsi sebagai pengantar (paling tidak menyiapkan rima/sajak dan

irama dua baris terakhir) untuk mempermudah pemahaman isi pantun.

Dua baris pertama merupakan pembayang atau sampiran, sedangkan

dua baris berikutnya mengandung maksud atau isi. Sampiran yang

biasanya merupakan unsur alam mengantarkan menuju isi atau maksud

yang merujuk kepada dunia manusia yang meliputi perasaan, pemikiran,

dan perbuatan manusia.

Apa guna orang bertenun, } sampiran baris 1

untuk membuat pakaian adat. } sampiran baris 2

Apa guna orang berpantun, } isi baris 1

(21)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 9

Dari pantun itu, terlihat sampiran baris 1 merupakan unsur yang

mengantarkan isi baris 1, sedangkan sampiran baris 2 merupakan unsur

yang mengantarkan isi baris 2. Karena pantun menggunalan pola yang

bersajak AB-AB yang berarti sampiran baris 1 merupakan unsur yang

mengantarkan isi baris 1 dan sampiran baris 2 merupakan unsur yang

mengantarkan isi baris 2. Dalam arti sampiran baris 1 saling berhubungan

dengan isi baris 1 dan sampiran baris 2 saling berhubungan dengan isi

baris 2.

Apakah yang menjadi ciri sampiran dan isi pada pantun di atas? Antara

baris sampiran 1 dan isi baris 2 memiliki bunyi akhir yang sama yaitu a-a

dan sampiran 2 dengan isi baris 2 memiliki bunyi akhir yang sama yaitu

b-b.

Menurut Harun Mat Piah, pantun ialah sejenis puisi pada umumnya, yang

terdiri atas empat baris dalam satu rangkap; empat perkataan sebaris;

rima akhir a-b-a-b, dengan sedikit variasi dan kekecualian. Tiap rangkap

pantun terdiri atas dua unit, yaitu pembayang (sampiran) dan maksud

(isi). Setiap rangkap melengkapi satu ide. Pada sebait pantun di atas,

apakah sudah memenuhi pengertian yang dimaksudkan Harun Mat Piah?

Tabel 3: Struktur Teks Pantun

No. Struktur Teks Pantun

1. Baris Empat baris dalam 1 rangkap 2. Kata Terdiri dari 4-8 suku kata 3. Rima Akhir a-b-a-b

4. Sampiran 1) Apa guna orang bertenun 2) Untuk membuat pakaian adat 5. Isi 1) Apa guna orang berpantun

2) Untuk memberi petuah amanah

6. Ide Berpantun berguna untuk memberi petuah dan amanah

Pantun berperan dalam memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih

luas agar terampil berpikir kritis dan kreatif serta mampu bertindak efektif

menyelesaikan permasalahan,sebagai motivasi dalam meraih cita-cita

(22)

10 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G cerminan sikap dan jati diri bangsa Indonesia di lingkungan pergaulan

dunia global

Diunduh dari http://www.mikirbae.com/2015/09/memahami-struktur-teks-pantun.html?m=1

Langkah-Langkah Penulisan Teks Pantun

Langkah-Langkah Penulisan Teks Pantun – Apakah kalian telah mampu

membandingkan struktur pantun yang satu dengan yang lain dan

mengamati perbedaan-perbedaan yang muncul di dalamnya? Jika kalian

telah mampu, sekarang mari kita mencoba memproduksi sendiri teks-teks

pantun!

Membuat teks pantun sangatlah mudah selama kita memahami struktur

dan ciri kebahasaan yang harus muncul di dalamnya. Apa pun jenis

pantun yang ingin kalian buat, langkah-langkah yang harus kalian lakukan

tetaplah memiliki kesamaan.

Langkah pertama yang harus kalian lakukan adalah dengan menyiapkan

bagian isi terlebih dahulu. Dengan kata lain, buatlah terlebih dahulu baris

ketiga dan keempat. Mengapa demikian? Karena isi pantun adalah tema

dan setiap jenis karya sastra yang akan kalian ciptakan harus bermula

pada tema, termasuk pantun. Sekali lagi pastikan bahwa kalian tidak

mulai menyusunnya dari sampiran. Hal ini justru akan menyulitkan kita

dalam menentukan isi.

Setelah menentukan isi, perhatikanlah rima yang muncul pada akhir baris

ketiga dan keempat lalu cari kata-kata yang berbunyi sama untuk kita

gunakan dalam baris sampiran.

Rinciannya adalah sebagai berikut.

• Bunyi akhir kata pada baris ketiga akan kita gunakan untuk baris

pertama

• Bunyi akhir kata pada baris keempat akan kita gunakan untuk kata akhir

pada baris kedua.

Langkah berikutnya adalah penyusunan sampiran dan pastikan sampiran

yang kalian buat memiliki hubungan antara baris kesatu dan baris kedua.

Jangan lupa bahwa setiap baris dalam pantun tersebut harus memiliki 8 –

(23)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 11

Agar lebih jelasnya, perhatikan langkah berikut!

Langkah I (menentukan isi)

Jika sadar umurmu terbatas

Gunakanlah ia dengan bijak

Langkah II (menentukan rima pada tiap baris)

Baris ketiga : terbatas (ter/ba/tas/) rima adalah /tas/

Baris keempat : bijak (bi/jak) rima adalah /jak/

Untuk baris pertama, kita gunakan kata batas

Untuk baris kedua, kita gunakan kata jejak

……….batas ………..jejak

Jika sadar umurmu terbatas

Gunakanlah ia dengan bijak

Langkah III (menyusun sampiran)

Jalan-jalan ke tapal batas

Melihat rusa tinggalkan jejak

Jika sadar umurmu terbatas

Gunakanlah ia dengan bijak

(perhatikan bahwa sampiran baris 1 memiliki hubungan alur dengan baris

2, begitu pula dengan baris ketiga memiliki hubungan alur dengan baris

keempat!)

Beberapa langkah dalam menyusun teks pantun adalah sebagai berikut.

1. Menentukan dan menyusun baris isi

2. Menentukan rima pada tiap baris berdasarkan akhir baris isi

3. Menyusun sampiran

Makna Puisi – Setiap kata yang ada dalam puisi pasti memiliki makna.

Antara kata denang kata memiliki.

Diunduh dari http://acehlook.com/langkah-langkah-penulisan-teks-pantun/

b.Langkah-langkah dalam menulis puisi sebagi berikut:

1) Menggunakan gaya bahasa sebagai berikut;

(24)

12 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G

 Litotes (contoh: bantuan yang tak berarti ini, terimalah walau tak

seberapa)

 Ironi (contoh: peduli sekali dia, sehingga tak satu rupiahpun

dikeluarkan untuk membantu)

 Metafora, yakni pengungkapan yang mengandung makna secara

tersirat untuk mengungkapkan acuan makna yang lain selain

makna sebenarnya, misalnya, “cemara pun gugur daun” mengungkapkan makna “ketidakabadian kehidupan”.

 Metonimia, yakni pengungkapan dengan menggunakan suatu

realitas tertentu, baik itu nama orang, benda, atau sesuatu yang

lain untuk menampilkan makna-makna tertentu. Misalnya, “Hei!

Jangan kaupatahkan kuntum bunga itu”. “Kuntum bunga” di situ

mewakili makna tentang remaja yang sedang tumbuh untuk

mencapai cita-cita hidupnya.

 Anafora, yakni pengulangan kata atau frase pada awal dua larik

puisi secara berurutan untuk penekanan atau keefektifan bahasa.  Oksimoron, yaitu majas yang menggunakan penggabungan kata

yang sebenarnya acuan maknanya bertentangan. Misalnya: kita

mesti berpisah. Sebab sudah terlampau lama bercinta.

a) Bait , Rima, dan Irama

 Bait, yakni satuan yang lebih besar dari baris yang ada dalam

puisi. Bait merujuk pada kesatuan larik yang berada dalam rangka

mendukung satu kesatuan pokok pikiran, terpisah dari kelompok

larik (bait) lainnya. Dalam puisi, keberadaan bait sebagai

kumpulan larik tidaklah mutlak. Bait-bait dalam puisi dapat

diibaratkan sebagai suatu paragraf karangan yang paragraf atau

baitnya telah mengandung pokok-pokok pikiran tertentu.

 Rima, menyangkut pengulangan bunyi yang berselang, baik di

dalam larik puisi maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan.  Irama, yakni paduan bunyi yang menimbulkan unsur musikalitas,

baik berupa alunan tinggi-rendah, panjang-pendek, dan

kuat-lemah yang keseluruhannya mampu menumbuhkan kemerduan,

kesan suasana, serta nuansa makna tertentu. Timbulnya irama itu,

(25)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 13

intonasi maupun tempo sewaktu melaksanakan pembacaan

secara oral.

Selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah diatas

menjadi puisi yang indah. Susun kata-kata, larik-larik puisi menjadi

bait-bait. Kembangkan menjadi satu puisi yang utuh dan

bermakna. Ingat puisi bukanlah artikel. Tulisan yang kita buat

untuk puisi harus ringkas padat sekaligus indah. Pilihlah kata yang

sesuai yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang

padat. Mungkin kita harus mengingat tiga hal tersebut yang

berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi yaitu:

 Kata adalah satuan rangkaian bunyi yang ritmis atau indah,

atau yang merdu.

 Makna kata bisa menimbulkan banyak tafsir.

 Mengandung imajinasi mendalam tentang hal yang dibicarakan

dan apa yang ingin saya sampaikan.

Kata-kata sangat penting. Puisi yang baik dan indah tidak bisa

terlepas dari pemilihan kata yang tepat. Kita memiliki ribuan,

bahkan jutaan kata. Pilihlah dengan hati-hati.

Mari kita dapatkan kata yang tepat. Dan inilah caranya. Misalnya

kita mendapatkan kata "melihat."

b) Kata Untuk Kalimat

Carilah kata padanan yang semakna dengannya. Itulah langkah

dalam membuat puisi yang indah. Berikut ini merupakan

padanan/sinonim dari kata "melihat."  melihat

 menatap  melirik  melihat  menengok  memandang  mengintip  melotot

(26)

14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G

 Kagum  Terpesona  Terpukau  Terpaku  Tertawan  Terkesima

c) Kata Dalam Bait

Jika Anda sudah terbiasa memilih padanan kata, berikut ini proses

membuat puisi selanjutnya. Yaitu membuat berbagai kalimat

dengan makna yang sama.

Contohnya.

Aku menatapnya

Lalu berdebarlah hatiku

Kemudian aku tahu

Bahwa aku sedang jatuh cinta

Kita bisa mengubahnya menjadi ...

Tatkala mataku menatapnya

Ada debaran di dalam dada

Sebuah debaran penuh makna

Kutahu, itulah getaran cinta

Kita coba lagi diubah dengan kalimat lainnya...

Mataku matanya beradu pandang

Aduh, mengapa hatiku berdebar-debar

Aku tak menyadari dimana aku berdiri

Yang kusadari hanyalah bahwa aku sedang jatuh hati

Tiga bait puisi di atas memiliki makna yang serupa.

Intinya: menatap, berdebar, jatuh cinta. Semakin pandai

mengungkapkan sesuatu, semakin besar kemungkinan

mendapatkan puisi yang indah.

(27)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 15

Ketika mataku matanya berjumpa

Berdegup-degup rasa di dada

Ternyata itu sebuah tanda

Bahwa diriku dilanda cinta.

Suasana Untuk Memperindah Menulis Puisi

Jangan lupa, membangun suasana. Puisi yang baik dan indah senantiasa disertai suasana tertentu di dalamnya. Kesan terdalam puisi biasanya dibangun oleh suasana di dalamnya.

Suasana itu bermacam-macam: romantis, sedih, mistis, bahagia, riang, syahdu, khidmat, bingung, mencekam, semangat, lucu, dan lain sebagainya Untuk mudahnya, perhatikan bagaimana cara saya membangun suasana demi membuat puisi yang indah. Perhatikan contoh di bawah ini.

*Suasana Romantis

Nikmati setiap kata-kata di bawah ini. Duduklah di sisiku.

Tidakkah engkau tahu, hatiku yang satu-satunya ini dilanda rindu? Aku tak pernah tahu bagaimana menyembuhkannya.

Yang kutahu... Jika aku berada di sisimu, beribu-ribu kebahagiaan menghampiriku.

Kekasihku... Dengarlah...

Semalam aku bermimpi. Kita membangun sebuah rumah mungil. Ada sekuntum bunga putih di sudut-sudutnya. Juga taman kecil tempat istirah.

Di sana, sebuah bangku panjang di taman... Engkau dan aku duduk berdua. Dan kusandarkan berat tubuhku di pundakmu. Sesekali kutempelkan pipi putihku ke pipimu.

Aku tak berhenti berkata. Dan engkau hanya mendengarkan. Amat seksama.

Bagiku, engkau laksana telaga. Aku bermain-main sesukaku di sana. Menumpahkan segala resah. Meluruhkan segala gelisah. Dan membiarkan sisi kemanjaan bersuka ria.

Dan...

(28)

16 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G * Suasana Mistis

Pada karya-karya Kahlil Gibran, banyak sekali suasana mistisnya. Itu pula yang menjadi kekuatan seni dari karya-karyanya. Gina berikan beberapa kalimat dan mencoba membangun suasana mistis.

Bumi bergetar. Akupun sempoyongan.

Lalu tanpa kumengerti, sebuah tarikan gaib melesapkan

kesadaranku menuju dunia yang tak pernah kutahu namanya. Aku hanya melihat padang hijau sejauh pencapaian pandanganku. Beberapa bongkah batu putih tergeletak begitu saja.

Samar-samar sebuah keharuman tersebar.

Udara terasa demikian segar. Tubuhku yang letih tiba-tiba saja kembali bugar.

Belum sempat aku bangkit berdiri; nun jauh di sana udara berputar seperti badai. Semakin dekat. Dan semakin mendekat lagi.

Tercekat. Kerongkonganku terasa kering. Nafasku tertahan. Menunggu apa yang akan terjadi.

Lalu bagaikan di alam mimpi, seorang perempuan tiba-tiba saja berdiri tegap di hadapanku. Suasanapun kembali hening. Senyap. Bahkan aku mendengar hembusan nafasku.

Wajahnya nampak berseri. Ia memiliki pandangan tajam yang hanya dimiliki kaum raja. Namun dibalik ketajaman dan ketegasannya, sebuah anugerah tak ternilai ada pada

senyumannya. Sebuah senyuman yang amat menentramkan.

Ia mengalihkan pandangannya kepadaku. Amat perlahan. Menatapku lamat-lamat. Seperti seorang Ratu kepada putrinya. Lalu katanya,

"Putriku..." Suaranya lembut seperti aliran sungai sekaligus kuat laksana deburan ombak.

(29)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 17

"Betapa hatiku pedih. Mengenangkan nasibmu itu. Di ujung dunia yang tak menentu. Betapa jiwaku lara, setiap kali merindukanmu. Ingin kubawa dirimu dari dunia yang tak mengenal cinta.

"Dengarkanlah olehmu wahai Putriku! Dunia ini begitu kecil bagi mereka yang berjiwa agung. Segemerlap apapun, tiada godaan yang menembusnya. Sehebat apapun gelimang harta, tiada pernah dapat mematahkan ketentraman hatinya.

"Tetapi dunia ini begitu besar bagi jiwa yang rendah. Dengar! Dengarlah olehmu wahai Putriku!"

Itulah dua contoh dalam menciptakan suasana. Fungsi dari suasana

yang dibangun adalah kesan secara keseluruhan dari puisi. Tiga

proses di atas: tema, pilihan kata, dan suasana hanyalah sedikit

dari cara membuat puisi yang baik dan indah. Kendatipun begitu,

bagi Gina hal tersebut sudah cukup untuk berlatih membuat puisi.

d) Temukan Nada

Nada dalam puisi bisa berbeda-beda. Maka, menemukan nada yang

tepat merupakan proses membuat puisi selanjutnya. Puisi bisa

menjadi baik dan indah bila disertai nada yang sesuai. Nada

ditentukan oleh panjang pendeknya kalimat. Dipengaruhi bunyi

vokal yang digunakan.

Perhatikan contoh berikut.

Bagaimana hendak kukatakan Semua masih menjadi beban Hati bimbang tiada tentram

Hanya bersujud pada Pencipta Semesta Alam

Bandingkan dengan bait puisi di bawah ini. Sendiri

Aku menyepi. Senyap. Tiada bunyi.

Menanti.

Seorang kekasih.

Lama. Tiada juga berjumpa.

(30)

18 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G Diunduh dari http://microlla.blogspot.com/2015/03/langkah-super-proses-cara-membuat-puisi.htm

e) Re-kreasi

Strategi “Re-kreasi” dapat juga diterapkan dalam menulis kreatif puisi,

misalnya: (1) penciptaan kembali sebuah puisi berdasarkan tema puisi

lain yang pernah dibaca, (2) penciptaan kembali puisi berdasarkan

nada puisi lain yang pernah dibaca, (3) penciptaan kembali sebuah

puisi berdasarkan suasana puisi lain, dan (4) penciptaan kembali puisi

berdasarkan latar puisi lain.

(1) Implementasi Strategi “Re-kreasi” Berdasarkan Tema Puisi

sebaiknya selalu dihubungkan dengan kemungkinan

mengembangkan keterampilan berbahasa, yakni kemampuan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Selain itu,

pengimplementasian strategi “Re-kreasi” ada baiknya diarahkan

untuk mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan menunjang

pembentukan watak siswa.

Berpangkal tolak dari tema yang sama, pengajar dapat

mengarahkan untuk mengiplementasikan strategi “Re-kreasi”.

Dalam pengimplementiannya, tidak melakukan rekonstruksi

pemandangan alam Priangan, melainkan diarahkan pada upaya

mengapresiasi dan menyerap keindahan di tempat asal

Penuangan gagasan tentang keindahan alam ke dalam wujud puisi,

secara langsung atau tidak langsung, dapat mengembangkan daya

cipta, rasa, dan karsa bahkan dapat membentuk watak, yakni cinta

pada tempat tinggalnya, tempat kelahirannya, atau kekayaan

panorama yang dibanggakannya. Selanjutnya, pengajar dapat

menindaklajuti dengan pemberian tugas mencipta puisi berdasarkan

tema-tema yang sama. Dalam konteks ini, siswa dapat ditugasi

menulis puisi berdasarkan tempat-tempat yang dapat menggugah

rasa estetis. Puisi-puisi karya siswa ini sebaiknya dibacakan,

dibicarakan, dipajang pada majalah dinding atau majalah, atau

(31)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 19

Kegiatan-kegiatan itu dapat menumbuhkan motivasi dan nilai-nilai

positif. Kegiatan seperti ini sejalan dengan tujuan pembelajaran dan

dapat menciptakan situasi pembelajaran yang apresiatif, aspiratif,

kondusif, dan edukatif. Berpangkal tolak dari tema puisi lain,

selanjutnya pengajar dapat memperluas ranah tema: cinta tanah air,

petualangan, kepahlawanan, patriotisme, dan lain-lain. Hal yang

selayaknya menjadi catatan pengajar ialah: implementasi strategi

“Re-Kreasi” berdasarkan persamaan tema atau pengembangan

tema menuntut pengajar berpandangan luas, adil, dan bersikap

“ngemong” dan dapat membimbing, memandu, mengajak, serta

mengarahkan siswa mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Selain

itu, sebaiknya pengajar memiliki pengalaman menulis puisi dan

memiliki dasar-dasar apresiasi puisi yang memadai.

(2)Implementasi Strategi “Re-kreasi” berdasarkan Nada Puisi Nada

puisi ialah cara penyair mengungkapkan pikiran dan perasaannya

(Jacob Sumardjo, 1986). Nada tulisan mengungkapkan keadaan

jiwa atau suasana hati penulisnya. Setiap puisi yang ditulis oleh

penyair tentu memiliki nada yang khas, sesuai dengan keadaan

penyair bersangkutan.

Perasaan kagum itu dingkpkannya dengan pelikisan detail-detail

keindahan. Pengungkapan detail-detail keindahan alam dilakukan

oleh penyair seperti kerja seorang kameramen yang meyorot

detail-detail keindahan alam.

Berpangkal tolak dari sikap mengangumi alam tersebut, pengajar

menugasi siswa untuk „mengabadian‟ berbagai perasaan ke dalam

puisi. Guru memberikan ruang dan kesempatan yang luas bagi

siswa untuk mengeksplorasi berbagai sikap berdasarkan

implmentasi strategi “Re-kreasi”.

Dengan strategi “Re-kreasi” berdasarkan nada puisi lain, siswa

dapat secara leluasa bersikap. Sikap-sikap yang diekspresikan oleh

siswa merupakan manifestasi berbagai sikap siswa dalam

(32)

-20 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G kreasi” berdasarkan nada puisi lain dapat mendukung peningkatan

empat keterampilan berbahasa dan mendukung pengembangan

daya cipta, kreativitas, dan dapat memperkokoh pembentukan

watak yang secara kultural, ideologis, dan pragmatis amat berguna

bagi pembentukan pribadi paripurna.

(3)Implementasi Strategi “Re-kreasi” Berdasarkan Suasana Puisi

Suasana dalam konteks ini mengandung pengertian „perasaan

penyair‟ pada saat menulis puisimenyiratkan bagaimana suasana

perasaan terpesona terhadap alam. Berdasarkan suasana yang

sama (atau berbeda) pengajar dapat merancang implementasi

strategi “Re-kreasi”. Guru dapat merancang pembelajaran menulis

kreatif puisi berdasarkan rasa kagum kepada pemimpin,

tokoh-tokoh masyarakat, pahlawan, dan lain-lainnya.

(4) Implementasi Strategi “Re-kreasi” Berdasarkan Latar Puisi

Latar berhubungan dengan segala keterangan mengenai waktu,

ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Latar

dalam puisi berupa keadaan sosial, sejarah, dan sebagainya yang

menjelaskan terjadinya sesuatu. Sebagai variasi, pengajar dapat

mengarahkan siswa untuk melaksanakan “Re-Kreasi” (penciptaan

kembali) berlatar kota-kota di Indonesia atau yang terdekat dengan

lokasi pembelajaran berlangsung.

Puisi sebagai karya kemanusiaan yang kreatif, imajinatif, dan

sugestif dapat berfungsi memberikan pengaruh positif terhadap cara

berpikir orang mengenai baik dan buruk, mengenai benar dan

salah, dan mengenai cara hidupnya sendiri serta bangsanya.

Pembelajaran penulisan kreatif puisi sebagai sarana pembentukan

pribadi, baik diarahkan pada upaya pembentukan watak dan pribadi

yang kreatif berbasis pengembangan emosi dan spiritual.

Sebagai tindak lanjut implementasi strategi “Re-kreasi”, sebagai

penambah pengalaman individu, pengajar dapat memilih dan

memilah bahan berupa puisi yang bercorak lirik, epik, atau dramatik.

(33)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 21

ekspresif. Dalam puisi epik dikenl puisi berupa epos, fabel, dan

balada. Dalam puisi dramatik dikenal ode, himne, elegi, satir, dan

parodi. Bahan-bahan itu dapat dilatihkan dan pembelajar melakukan

eksplorasi seluas-luasnya. Dalam pengimplementasian strategi “Re

-kreasi” dapat ditempuh tahap (1) penjelajahan, (2) tahap

interpretasi, dan (3) tahap rekreasi.

f) Pohon Kata

Beberapa hal yang harus dicermati saat menulis puisi adalah sebagai

berikut:

(1)Tema

Tema merupakan ide pokok dari puisi yang akan menjadi inti puisi

dan kehadirannya sangat penting. Kita tetapkan tema yang akan

kita jadikan puisi. Tema bisa kita ambil dengan cara mengamati

hal-hal yang ada di lingkungan kita,pengalaman hidup, peristiwa yang

kita alami, misal, kebakaran, kelautan, sosok ibu atau kekeringan

hutan,dll

(2)Membuat pohon kata

Membuat gambar sket pohon dengan beberapa anak cabang yang

ujungnya berdaun. Setelah kita tetapkan tema, misal tentang” kekeringan hutan”.kita buat sket/ gambar sebuah pohon yang

bercabang banyak.

Mendata kata dari kata hutan Kata “hutan” kita jabarkan dengan

beberapa kata yang berkaitan dengan hutan tersebut. Misal :

gersang, gundul, kering, ranting, hijau, rusak, sejuk, longsor,

gugur,daun,tanah, hujan, kemarau, dll

Menulis kata. Kata-kata tersebut kita tulis pada daun-daun dalam

gambar atau bisa juga untuk menarik anak-anak( misal yang akan

belajar ini anak sekolah) kata-kata yang ada kaitannya dengan

karakter kekeringan yang telah kita data tadi kita tulis dalam

guntingan berbentuk daun. Selanjutnya, daun-daun tadi tempelkan

pada cabang pohon tersebut. Cabang satu dengan kata kering,

(34)

22 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G Mendeskripsikan setiap kata menjadi kalimat indah. Setiap kata kita

deskrisikan menjadi kalimat indah, misal: kering kerontang wajahmu

kini rantingmu terpangkas oleh tangan-tangan jahil dsb.

(3)Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang tepat sesuai dengan perasaan

penulis.Kata yang digunakan bersifat konotatif yang artinya

mempunyai makna lebih dari satu dan puitis yang berarti dapat

memberi efek keindahan pada puisi tersebut, kata-kata yang lain

yang sehari-hari kita gunakan. Jadi, puisi yang telah dibuat tersebut

permaklah dengan diksi yang dapat menimbulkan kesan indah.

(4)Rima

Rima bisa disebut persajakan atau persamaan bunyi. Penggunaan

rima sangat mendukung keindahan puisi. Suasana hati. Ada dua

bunyi yang dapat dipakai untuk memperindah bunyi puisi yaitu

aliterasi dan asonansi. Alitersi adalah bunyi indah yang dihasilkan

dari persamaan huruf mati atau konsonan. Sedangkan asonansi ,

bunyi merdu yang dihasilkan dari perpaduan huruf hidup atau vokal.

(5) Gaya bahasa

Memilih gaya bahasa yang sesuai sehingga puisi lebih indah dan

enak dinikmati. Gaya bahasa yang digunakan dapat personifikasi

atau metafora. Misal, hati teriris menangis atau sang raja siang

tersenyum menyapa

(6) Tipografi

Dengan tipografi yang sesuai, puisi akan indah karena tata letak

yang indah pula.(diunduh htt://klikharry.co./2013/12/12/langkah-langkah membuat puisiyang baik)

Menulis Pantun

Menulis pantun hendaklah selalu berpedoman pada syarat-syarat

terbentuknya sebuah pantun. Perlu diingat bahwa pantun merupakan sastra

lisan, yang saat ini memang sudah mulai ditulis orang atau berkembang

menjadi sastra tulis. Meskipun berjenis sastra lama, namun tak ada salahnya

(35)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 23

Karena memang sebagai generasi muda dan generasi penerus, kewajiban

bersamalah untuk melestarikan keberadaan pantun di bumi Indonesia.

Pantun dibuat berbait-bait, yang setiap baitnya terdiri atas 4 larik. Setiap larik

terdiri atas 8 sampai dengan 12 suku kata. Rima akhir sebait pantun berumus

a-b-a-b disebut bersajak sengkelang atau sajak selang. Selain itu perlu

diperhatikan bahwa kedua larik pertama merupakan sampiran, sedangkan

kedua larik terakhir yaitu larik ke-3 dan ke-4 merupakan isi pantun. Nah,

syarat-syarat ini haruslah mendapat perhatian utama bagi pencipta pantun.

Antara sampiran dengan isi ada yang berhubungan, namun ada pula yang

tidak berhubungan sama sekali. Yang menghubungkan keempat larik

tersebut justru terletak pada rima akhirnya. Sampiran dibuat berdasarkan

pengamatan pencipta pantun terhadap kehidupan maupun kejadian-kejadian

yang dilihat, dirasakan, atau yang dihayatinya. Misalnya dalam kehidupan

sehari-hari Anda sering melihat barisan semut mengangkut sisa makanan

atau remah-remah yang ditemukan, lalu Anda dapat menetapkan objek

sampiran ialah semut. Ciptakanlah larik pantun mulai dengan sampiran,

berdasarkan fenomena yang Anda saksikan itu, misalnya sebagai berikut:

Lihatlah semut sedang berbaris

mengangkat nasi bergotong-royong

Atau boleh juga dalam bentuk lain, seperti:

Barisan semut tampak menjulur

Sedari pagi membawa remah

Kedua pantun yang masing-masing terdiri atas dua larik tersebut merupakan

sampiran. Sekarang Anda harus membuat dua larik yang merupakan isi

pantun. Untuk mencipta isi pantun harus disesuaikan dengan jenis pantun

yang akan dibuat, misalnya Anda hendak mencipta pantun nasihat.

Perhatikan kembali persajakan akhir sampiran tadi. Ada bunyi /is/ pada kata

(36)

24 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G dengan mengikuti ketentuan larik ke-3 berakhiran bunyi /is/ dan larik ke-4

berakhiran bunyi /ong/.

Misalnya:

Wahai adik jangan menangis

dekat ke mari abang „kan tolong

Atau untuk bentuk yang kedua, yaitu:

Jadi orang haruslah jujur

Rajin ibadah dan juga ramah

Dengan demikian, jika Anda padukan keempat larik tersebut akan terdapat

sampiran dan isi pantun yang berbunyi:

Lihatlah semut sedang berbaris

mengangkat nasi bergotong-royong

Wahai adik jangan menangis

dekat ke mari abang „kan tolong

Barisan semut tampak menjulur

Sedari pagi membawa remah

Jadilah kamu anak yang jujur

Rajin ibadah serta ramah

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis pantun ialah membuat topik

atau tema terlebih dahulu, sama halnya jika hendak membuat karangan

yang lain. Tema dalam penulisan pantun sangat penting sekali, karena

dengan tema pantun-pantun yang dibuat oleh siswa akan lebih terarah

kepada sesuatu maksud yang diharapkan. Dan juga tidak akan merebak

kemana-mana, yang akhirnya dapat mendatangkan masalah. Memang

diakui, adanya sedikit pengekangan kreativitas bagi siswa dalam menulis

pantun, jika menggunakan tema yang sempit. Oleh karena itu, guru harus

(37)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 25

atau mencakup berbagai permasalahan keseharian. Tema yang cocok

diberikan dalam proses pembelajaran misalnya saja berkaitan dengan

masalah politik, sosial budaya, percintaan, dan kehidupan keluraga.

Misalnya, tema tentang sosial budaya dengan mengambil topik soal

kebersihan kota atau masalah sampah. Hal pertama yang harus dilakukan

ialah membuat isinya terlebih dahulu.

Untuk membuat isi harus diingat bahwa pantun terdiri atas empat baris. Dua

baris pertama sampiran, dan dua baris berikutnya ialah isi. Jadi, soal

sampah tersebut dapat disusun dalam dua baris kalimat, yang setiap baris

kalimatnya terdiri atas empat perkataan dan berkisar antara 8 sampai 12

suku kata. jika dibuatkan kalimat biasa, boleh jadi kalimatnya cukup panjang.

Misalnya: ”Dikota yang semakin ramai dan berkembang ini, ternyata

mempunyai masalah lain yang sangat terkait dengan masalah kesehatan

warganya, yaitu sampah yang berserakan di mana-mana . . . dan

seterusnya.” Pengertian dari kalimat di atas mungkin bisa lebih panjang,

namun hal tersebut dapat diringkas dalam dua baris kalimat isi sebagai

berikut.

Jika sampah dibiarkan berserak,

penyakit diundang, masalah datang.

Disinilah kelebihan pantun, dapat meringkas kalimat yang panjang, tanpa

harus kehilangan makna atau arti sebuah kalimat yang ditulis

panjang-panjang. Jika isi pantun sudah didapatkan, langkah selanjutnya ialah

membuat sampirannya. Walau kata kedua dari suku akhir baris isi pertama

dan kedua diberi tanda tebal. Namun jangan hal itu yang menjadi perhatian,

tapi justru yang harus diperhatikan ialah pada suku akhir dari kata keempat

baris pertama dan kedua, yaitu rak dan tang, sebab yang hendak dicari ialah

sajaknya atau persamaan bunyi.

Sebuah pantun yang baik, suku akhir kata kedua sampiran pertama bersajak

dengan suku akhir kata kedua dari isi yang pertama. Apalagi suku akhir kata

keempat dari sampiran pertama seharusnya bersajak dengan suku akhir

(38)

26 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G yaitu baris pertama sama dengan baris ketiga dan baris kedua sama dengan

baris keempat.

Tetapi kalau dibuat sekaligus, takut terlalu sulit menyusunnya. Memang tidak

sedikit kata-kata yang bersuku akhir pah, misalnya pelepah, sampah, nipah,

tempah, terompah, dan sebagainya. Begitupun suku kata yang akhirannya

dang, misalnya udang, sedang, ladang, kandang, bidang, tendang, dan

sebagainya. Kalaupun sulit untuk mencari kata yang bersuku akhir pah,

masih ada jalan lain yaitu dengan membuang huruf p nya, dan mengambil

ah nya saja. Begitupun dengan dang, buang huruf d nya, sehingga yang

tertinggal hanya ang nya. Tapi jangan sampai dibuang a nya juga, sehingga

hanya tinggal ng nya saja karena hal tersebut dapat menghilangkan

sajaknya. Begitupun untuk suku akhir dari kata rak dan tang yang menjadi

tujuan.

Kata yang bersuku akhir rak dan tang dalam kosa kata bahasa Indonesia

cukup banyak, misalnya untuk kata rak, yaitu kerak, jarak, marak, serak,

gerak, merak, arak, dan sebagainya. Sedangkan untuk kata tang, yaitu

hutang, pantang, batang, petang, lantang, dan sebagainya. Sekarang baru

membuat sampiran pertama dan kedua dengan mencari kalimat yang suku

akhir kata keempatnya adalah rak dan tang. Misalnya:

Cantik sungguh si burung merak,

terbang rendah di waktu petang.

Kemudian antara sampiran dan isi baru disatukan menjadi;

Cantik sungguh si burung merak,

terbang rendah di waktu petang.

Jika sampah dibiarkan berserak,

penyakit diundang, masalah datang.

Jika menginginkan suku akhir kata kedua baris pertama dengan suku akhir

kata kedua dari baris ketiga bersajak juga. Begitupun dengan suku akhir kata

kedua baris kedua dengan suku akhir kata kedua baris keempat bersajak

agar terlihat lebih indah bunyinya, maka sampirannya harus diubah, menjadi;

(39)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 27

bawa ke ladang di waktu petang.

Jika sampah dibiarkan berserak,

penyakit diundang, masalah datang.

Demikian halnya jika membuat pantun teka-teki. Misalnya membuat teka-teki

tentang parut, salah satu alat dapur yang berfungsi untuk memarut kelapa

guna diambil santannya. Jika diperhatikan dengan teliti ada keanehan

mengenai cara kerja parut, hal inilah yang dapat mengilhami kepada semua

orang untuk membuat teka-teki, yaitu mata parut yang sedemikian banyak

itu, cukup tajam. Daging kelapa yang sudah disediakan, dirapatkan ke mata

parut, lalu digerakkkan dari atas ke bawah sambil ditekan. Dari pergerakan

itu semua, seperti layaknya orang menyapu, dapat dilihat, daging kelapa itu

tertinggal diantara mata parut. Ada terus. Semakin gerakan menyapu

dilakukan, dagimg kelapa itu semakin banyak dimata-mata parut. Logikanya,

orang menyapu tentu lantai akan menjadi bersih, tetapi sebaliknya sangat

berbeda dengan bidang bangun parut. Semakin disapu, semakin kotor

karena banyaknya daging kelapa yang menyangkut dimata parut. Dari sini

dapat dibuatkan inti pantunnya, yaitu Semakin disapu, semakin kotor.

Tugas selanjutnya ialah membuat sampiran. Untuk membuat sampiran,

boleh membuat yang sederhana, yaitu hanya untuk mencari persamaan

bunyi (bersajak) tanpa mengindahkan makna atau arti atau keterkaitan

dengan isi seolah satu kesatuan kalimat yang saling mendukung. Jika ingin

membuat sampiran yang sederhana, hal yang dilakukan ialah mencari kosa

kata yang bersuku akhir tor atau paling tidak or. Misalnya kantor, setor, dan

motor. Jika sudah mendapatkan kosa kata untuk membuat akhiran pantun

yang sesuai dengan kata kotor, langkah selanjutnya ialah menentukan letak

inti pertanyaannya. Apakah diletakkan dibaris ketiga atau baris keempat.

Jika diletakkan pada baris ketiga, kalimat baris keempat dapat dibuat

sebagai berikut: apakah itu, cobalah terka. Sehingga hasilnya menjadi:

Semakin disapu, semakin kotor,

(40)

28 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G Sekarang barulah mencari sampirannya. Suku akhir tor atau or dari kata

kotor dapat diambil salah satu saja, misalnya kata kantor, kemudian tinggal

mencari suku kata yang berakhir ka dari kata terka, yang merupakan kata

terakhir dari baris terakhir. Untuk kata yang bersuku akhir ka, dalam kosa

kata bahasa Indonesia cukup banyak, misalnya bingka, ketika, sangka,

nangka, dan luka. Misalnya diambil kata bingka. Sekarang kata kantor dan

bingka baru dijadikan sampiran, menjadi:

pagi-pagi pergi ke kantor,

singgah ke warung beli bingka.

Kemudian antara sampiran dan isi baru disatukan, hasilnya menjadi:

pagi-pagi pergi ke kantor,

singgah ke warung beli bingka.

Semakin disapu, semakin kotor,

Apakah itu, cobalah terka.

Jadilah pantun teka-teki. Dan jawaban pantun teka-teki itu, tentulah parutan

kelapa.

Jika inti pertanyaan diletakkan pada baris keempat, kalimat baris ketiga

sebagai berikut: Jika pandai kenapa bodoh. Sehingga hasilnya menjadi:

Jika pandai kenapa bodoh,

Semakin disapu, semakin kotor.

Langkah selanjutnya ialah membuat sampirannya agar lengkap menjadi

sebait pantun. Suku akhir kata kantor yang bersajak dengan kata kotor dapat

digunakan lagi, sekarang tinggal mencari suku akhir doh, yang akan

bersajak dengan kata bodoh. Misalnya kata jodoh sehingga jika dibuatkan

sampirannya, menjadi:

Ramai-ramai mencari jodoh,

mencari jodoh sampai ke kantor.

Langkah terakhir baru disatukan antara isi dan sampirannya sehingga

menjadi:

Ramai-ramai mencari jodoh,

mencari jodoh sampai ke kantor.

(41)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 29

Semakin disapu, semakin kotor.

Dan jawaban dari pantun teka-teki tersebut tentunya ialah parutan kelapa.

Jika diperhatikan sampirannya dari keempat contoh pantun di atas, memang

terasa kurang kuat dan terkesan memaksakan kata-kata hanya untuk

mencari persamaan bunyi sehingga kalimat sampirannya tidak mempunyai

keutuhan arti. Tetapi hal ini tidak dianggap salah, hanya mutunya dianggap

kurang.

Namun, jika dilihat dari pantun-pantun pusaka yang ada, bahwa tidak semua

pantun pusaka tersebut dikatakan sempurna atau tinggi mutunya, terkadang

ada yang setipa barisnya tidak terdiri atas empat perkataan tetapi hanya tiga

perkataan atau ada lima perkataan. Selain itu juga, masih banyak

pantun-pantun yang betul-betul hanya mengutamakan persamaan bunyi, padahal

tidak bersajak. Seperti kata lintah dengan cinta pada pantun berikut ini.

Dari mana datangnya Lintah,

dari sawah turun ke kali

Dari mana datangnya cinta,

dari mata turun ke hati.

Sepintas lalu terdengar sama-sama berakhiran ta, tapi jika diamati benar

barulah terasa bedanya antara bunyi tah dengan ta itu. Yang satu terdengar

lebih tebal atau kental dan yang satu terasa ringan.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

menulis puisi sudah seharusnya mengalami perubahan, tentunya inovasi

yang dapat meningkatkan kreatifitas menulis puisi siswa. Perubahan itu

dapat terletak pada pemilihan metode, model, atau pun teknik mengajarnya.

Pada intinya pembelajaran menulis puisi bertujuan untuk meningkatkan

intelektualitas siswa yaitu mempertajam perasaan, penalaran, dan daya

khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya dan lingkungan hidup.

Menulis merupakan tindak lanjut dari kegiatan membaca. Dengan membaca

dapat menemukan berbagai pengalaman, dan dapat memperoleh

(42)

30 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G penyair. Melalui tulisannya itu pengarang/penyair ingin mengungkapkan

pengalaman dan memberikan pandangan hidup kepada para pembaca.

D.

Aktivitas Pembelajaran

Untuk mempelajari modul ini, Anda dapat melakukan langkah-langkah

kegiatan sebagai berikut.

Pendahuluan

1) Peserta mendapatkan penjelasan tujuan pembelajaran, cakupan materi,

dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

2) Peserta bertanya jawab tentang apresiasi sastra secara reseptif.

3) Peserta membentuk kelompok kerja yang beranggotakan 3 – 4 orang.

Inti

4) Peserta berdiskusi tentang konsep reseptif dan produktif, yang terkait

dengan materi puisi

5) Melakukan apresiasi secara produktif.

6) Peserta melakukan penilaian terhadap hasil karya individu

7) Peserta mendiskusikan hasil penilaian yang dilakukan.

8) Peserta dibimbing instruktur melakukan mengidentifikasi

hambatan-hambatan yang dialami, menganalisis pemecahan masalah yang

ditemukannya, dan menyimpulkan hasil diskusi.

Penutup

9) Peserta mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat

memahami bahan ajar.

10) Peserta mendengarkan umpan balik dan penguatan dari instruktur

mengenai apresiasi dan kreasi sastra.

11) Peserta menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut

(43)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 31

E. Latihan /Tugas/Kasus

Isilah tabel LK berikut sesuai pembedahan bab pada kegiatan pembelajaran

Teori dan menulis puisi dan pantun! LK 0.1 s.d LK 0.4

LK-01 Menurut Stephen Spender yang dikutip oleh Nadeak, ada 5 hal yang

perlu mendapat perhatian dalam mencipta puisi

1.

2.

3.

4.

5.

LK-02 Menurut Suwarjo dan Amin Mustofa manfaat menulis sastra (puisi)

LK-03 Beberapa hal yang harus dicermati saat menulis puisi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

(44)

32 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G LK–05 Hal- hal yg diperhatikan dalam menulis pantun

1.

2.

3.

LK–06 Menulis Puisi Lama Indonesia

NO. JENIS PANTUN

1 Pantun

Jenaka

Bunga mawar bunga melati Lepas seikat jatuh ke bawah

... ...

2 Pantun

Nasihat

Kaleng kerupuk besar gelembung

... ... ...

F. Rangkuman

Pada hakikatnya Apresiasi dan Kreasi Sastra membicarakan tentang kegiatan

mengapresiasi sastra secara reseptif dan produktif. Apresiasi sastra yang

dimaksud meliputi apresiasi puisi, prosa, serta drama Indonesia. Kegiatan

reseptif berupa memahami karya sastra, sedangkan kegiatan produktif berisi

penciptaan karya sastra serta pertunjukan sederhana.

Puisi tidak memiliki ciri-ciri yang pasti. Hanya yang perlu diingat bahwa pada

dasarnya bahasa puisi mengandung irama dan kiasan. Ciri puisi juga tampak

dari wujud puisi tersebut dan bahasa yang dipergunakannya. Wujud puisi

meliputi bentukberbait, letaktertata ke bawah, tidak terlalu mementingkan

ejaan, serta diksi yang dipilih cenderung bermakna konotatif.

Proses apresiasi berawal dari kegiatan membaca karya sastra, baik puisi,

prosa, atau pun drama. Kegiatan ini baru bersifat reseptif. Di akhir kegiatan

apresiasi merupakan kegiatan produktif yaitu mencipta karya sastra secara

(45)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 33

Menurut Stephen Spender yang dikutip oleh Nadeak, ada 5 hal yang perlu

mendapat perhatian dalam mencipta puisi yaitu: (1) konsentrasi, (2) inspirasi,

(3) kenangan, (4) keyakinan, dan (5) lagu.Konsentrasi adalah pemusatan

pikiran, perasaan, pandangan, pada suatu fokus

Menurut Suwarjo (2006) manfaat menulis sastra (puisi) bagi anak adalah

dapat menumbhkan kesadaran sosisal serta menjadi media sosialisasi diri

pada kehidupan bermasyarakat (diunduh dari

http://kantongsastra.blogspot.com).

Sedangkan menurut Amin Mustofa (2008) pembelajaran keterampilan

menulis puisi akan banyak bermanfaat bagi para siswa. Di antaranya untuk

membantu kecakapan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya,

mengasah imajinasi, mengembangkan cipta dan rasa, mecetak siswa

menjadi manusia kreatif, menunjang pembentukan watak, meningkatkan

kepekaan emosi siswa terhadap masalah di sekitarnya, dan sejumlah

manfaat lainnya

Beberapa hal yang harus dicermati saat menulis puisi adalah sebagai

berikut:

(1) Tema

Tema merupakan ide pokok dari puisi yang akan menjadi inti puisi dan

kehadirannya sangat penting. Kita tetapkan tema yang akan kita jadikan

puisi. Tema bisa kita ambil dengan cara mengamati hal-hal yang ada di

lingkungan kita,pengalaman hidup, peristiwa yang kita alami, misal,

kebakaran, kelautan, sosok ibu atau kekeringan hutan,dll

(2) Membuat pohon kata

Membuat gambar sket pohon dengan beberapa anak cabang yang ujungnya

berdaun. Setelah kita tetapkan tema, misal tentang” kekeringan hutan”.kita

buat sket/ gambar sebuah pohon yang bercabang banyak

Mendata kata dari kata hutan Kata “hutan” kita jabarkan dengan beberapa

kata yang berkaitan dengan hutan tersebut. Misal : gersang, gundul, kering,

(46)

34 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G Menulis kata. Kata-kata tersebut kita tulis pada daun-daun dalam gambar

atau bisa juga untuk menarik anak-anak( misal yang akan belajar ini anak

sekolah) kata-kata yang ada kaitannya dengan karakter kekeringan yang

telah kita data tadi kita tulis dalam guntingan berbentuk daun. Selanjutnya,

daun-daun tadi tempelkan pada cabang pohon tersebut. Cabang satu

dengan kata kering, cabang dua dengan kata gersang , cabang tiga dan

seterusnya.

Mendeskripsikan setiap kata menjadi kalimat indah. Setiap kata kita

deskrisikan menjadi kalimat indah, misal: kering kerontang wajahmu kini

rantingmu terpangkas oleh tangan-tangan jahil dsb.

(3) Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang tepat sesuai dengan perasaan penulis.Kata

yang digunakan bersifat konotatif yang artinya mempunyai makna lebih dari

satu dan puitis yang berarti dapat memberi efek keindahan pada puisi

tersebut, kata-kata yang lain yang sehari-hari kita gunakan. Jadi, puisi yang

telah dibuat tersebut permaklah dengan diksi yang dapat menimbulkan

kesan indah.

(4) Rima

Rima bisa disebut persajakan atau persamaan bunyi. Penggunaan rima

sangat mendukung keindahan puisi. Suasana hati. Ada dua bunyi yang

dapat dipakai untuk memperindah bunyi puisi yaitu aliterasi dan asonansi.

Alitersi adalah bunyi indah yang dihasilkan dari persamaan huruf mati atau

konsonan. Sedangkan asonansi , bunyi merdu yang dihasilkan dari

perpaduan huruf hidup atau vokal.

(5) Gaya bahasa

Memilih gaya bahasa yang sesuai sehingga puisi lebih indah dan enak

dinikmati. Gaya bahasa yang digunakan dapat personifikasi atau metafora.

Misal, hati teriris menangis atau sang raja siang tersenyum menyapa

(6) Tipografi

Dengan tipografi yang sesuai, puisi akan indah karena tata letak yang indah

(47)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G 35

Menulis pantun

Hal-hal yg diperhatikan dalam menulis pantun

a. membuat topik atau tema terlebih dahulu

b. isi pantun

c. Perhatikan persajakan akhir sampiran. sampiran diperhatikan ialah pada

suku akhir dari kata keempat baris pertama dan kedua, persamaan

bunyi.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Apa yang Anda pelajari dalam kegiatan pembelajaran Apresiasi Sastra

Indonesia?

2. Hal apa yang Anda sukai dari pembelajaran ini? Mengapa Anda menyukainya?

(48)

36 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional G Anda telah menguasai materi Diklat PKG grade 7 dengan baik.Selanjutnya,

gunakanlah hasil diklat ini untuk kegiatan pembelajaran di kelas sehari-hari.

H. Pembahasan Latihan/Kasus/Tugas

LK-01 Menurut Stephen Spender yang dikutip oleh Nadeak, ada 5 hal

yang perlu mendapat perhatian dalam mencipta puisi.

(1) konsentrasi, (2) inspirasi, (3) kenangan, (4) keyakinan, dan (5)

lagu.Konsentrasi adalah pemusatan pikiran, perasaan, pandangan, pada

Gambar

Tabel 1: Kompetensi Profesional
Tabel 3: Struktur Teks Pantun

Referensi

Dokumen terkait

Daur hidup Haemoproteus terdiri dari reproduksi seksual dan aseksual di dalam vektor dan reproduksi aseksual pada burung inang daur seksual terjadi ketika darah

Dengan menurunnya kemampuan untuk mengingat serta terhambatnya perkembangan proses mental kesadaran, persepsi dan penilaian akibat dari kurangnya siswa melakukan

To acquire consumers as many as possible and to make consumers remain loyal to UD Sulkarina Brass, this company is pursuing a relationship marketing strategy.. This study aims to

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) perencanaan sarana laboratorium IPA sebagian besar sudah dilakukan cukup baik di SMP N se-kecamatan Godean, namun masih terdapat sekolah yang

tujuan pribadi; a) melaksanakan tugas piket, b) menyisihkan uang saku untuk infak, 3) berperilaku sesuai tuntunan sosial; a) tidak terlambat masuk sekolah, b) masuk kelas

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian.. Guru dan

Perusahaan telah membantu pelaksanaan kegiatan dan menjadi Sponsor di bidang pendidikan untuk Yayasan Visi Maha Karya, dalam melaksanakan program Pendidikan Generasi

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kegiatan yang mendorong siswa untuk belajar berpidato atau berbicara berbahasa Arab didepan umum. Untuk itu peneliti