• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Aneka Gas Industri Tbk 2013

N/A
N/A
Info

Unduh

Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PT Aneka Gas Industri Tbk 2013"

Copied!
185
18
0
Menampilkan lebih banyak ( Halaman)

Teks penuh

(1)

PT ANEKA GAS INDUSTRI

(2)

DAFTAR ISI

Daftar Isi………..

Skema Kepemilikan Entitas dan Entitas Anak………...

Visi dan Misi………

Tonggak Sejarah………..

Sambutan Komisaris Utama ...………

Dewan Komisaris……….

Laporan Direktur Utama………..

Dewan Direksi………..

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit...

Komite Audit………

Unit Audit Internal...

Sekilas Perusahaan………...

Kronologi Pencatatan Efek dan Peringkat Efek...

Sertifikasi dan Penghargaan Yang Diterima...

Ikhtisar Keuangan………

Analisis Manajemen……….

Tata Kelola Perusahaan………

Sumber Daya Manusia……….

Penjamin Emisi Pelaksana Obligasi dan Sukuk Ijarah………

Pemeringkatan Obligasi dan Sukuk Ijarah………...

Agen Pembayaran………

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal……….

1

3

4

5

7

8

10

12

14

15

17

18

19

20

21

22

54

70

73

74

75

(3)

Daftar Cabang PT Aneka Gas Industri………....

Pernyataan Manajemen Atas Laporan Tahunan 2013……….

Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir Pada

Tanggal-Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012………...

81

87

(4)

SKEMA KEPEMILIKAN ENTITAS DAN ENTITAS ANAK

91,86%

4,36% 3,78%

PT Aneka Mega

Energi

PT Samator Gas

Industri

Perusahaan

PT Ruci Gas

Rachmat Harsono

98% 2%

50% 75%

60%

PT Samabayu

Mandala

PT Krakatau

Samator

55%

Heyzer

Harsono

Arief

Harsono

(5)

VISI DAN MISI

Visi

Perusahaan yang paling diidamkan, terus bertumbuh dan berkembang dengan

mendayagunakan sumber daya alam yang memberikan manfaat bagi kehidupan

Misi

1.

Memberikan yang terbaik bagi para pemangku kepentingan (stakeholders)

2.

Berintegritas dan berkomitmen terhadap kualitas, HSE (Health Safety

Environment), dan GCG (Good Corporate Governance)

3.

Meningkatkan TCS (Total Customer Solution)

(6)

TONGGAK SEJARAH

1916

1924

1958

1971

1996

1998

2003

2004

2008

2008

2010

2011

NV WA Hoek Machine en Zuurstof, sebuah perusahaan Belanda

membangun pabrik oksigen di Jakarta pada tahun 1916, diikuti dengan

pembangunan pabrik lainnya di Surabaya dan Bandung.

NV Javasche Koelzoor membangun pabrik CO2 di Surabaya.

Kedua perusahaan dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia menjadi

PN Zatas dan PN Asam Arang.

Kedua perusahaan tersebut digabung menjadi PT Aneka Gas Industri

(Persero) dan berada di bawah Departemen Perindustrian.

Sebagian saham pemerintah di PT Aneka Gas Industri dijual kepada

Messer Griesheim Gmbh (40%) dan PT Tira Austenite (10%).

Messer Griesheim Gmbh dari Jerman meningkatkan porsi

kepemilikanya dengan mengambil alih semua saham pemerintah di PT

Aneka Gas Industri. Status perusahaan menjadi Penanaman Modal

Asing (PMA).

Messer menjual saham PT Aneka Gas Industri kepada Arief Harsono

dan PT Tira Austenite. Hal ini kemudian merubah komposisi saham

menjadi PT Tira Austenite 51% dan Arief Harsono 49%. Status PT

Aneka Gas Industri berubah menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN).

Keluarga Harsono membeli seluruh saham PT Tira Austenite di PT

Aneka Gas Industri sehingga Keluarga Harsono menguasai 100% saham

PT Aneka Gas Industri.

Keluarga Harsono menjual sebagian saham PT Aneka Gas Industri

kepada PT Aneka Mega Energi. Komposisi kepemilikan menjadi PT

Aneka Mega Energi 98% dan Rachmat Harsono 2%.

PT Aneka Gas Industri menerbitkan Obligasi Aneka Gas Industri I

Tahun 2008 dan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008.

ASP baru di Jakarta milik PT Aneka Gas Industri mulai beroperasi.

PT Aneka Gas Industri mulai melakukan pembangunan ASP di Pulau

Batam.

(7)

2012

2013

PT Aneka Gas Industri menerbitkan Obligasi Aneka Gas Industri II

Tahun 2012 dan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II Tahun 2012.

ASP baru di Rungkut, Surabaya mulai dibangun.

PT Aneka Gas Industri mulai melakukan pembangunan ASP baru di

Medan, Sumatera Utara dan Bitung, Sulawesi Utara.

(8)
(9)

DEWAN KOMISARIS

ARIEF HARSONO, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 60 tahun.

Lahir di Toli-Toli pada tanggal 18 Juli 1954. Menyelesaikan pendidikan terakhir pasca sarjana (S2) di program Magister Manajemen Universitas Gajah Mada pada tahun 2005 dan di program Magister Pendidikan Agama Buddha Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Maha Prajna pada tahun 2012. Jabatan yang sedang dijabat adalah Direktur Utama PT Samator (1975 – sekarang), Komisaris Utama PT Samator Gas Industri (1992 – sekarang) dan Direktur Utama Perusahaan (2003 – 2006). Menjabat sebagai Komisaris Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi-organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Ketua Umum Asosiasi Gas Industri Indonesia, Ketua Umum DPP Walubi, Ketua DPP Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia, dan Wakil Ketua Umum IV PBVSI.

RASID HARSONO, Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 53 tahun.

Lahir di Toli-Toli pada tanggal 6 April 1961. Jabatan yang sedang dijabat adalah Wakil Direktur Utama PT Samator (1992 – sekarang), Komisaris PT Samator Gas Industri (1997 – sekarang) dan Komisaris Perusahaan (2004 – 2005). Menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.

DJASRI MARIN, Komisaris Warga Negara Indonesia, 64 tahun.

(10)

C.M. BING SOEKIANTO, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 72 tahun.

Lahir di Pasuruan pada tanggal 1 September 1942. Menyelesaikan pendidikan terakhir sarjana (S1) di Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya pada tahun 1973. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Direktur Senior Operasional dan Engineering PT Air Products Indonesia (1991 - 2003) dan Direktur Perusahaan (2004 - 2006). Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan untuk pertama kalinya Komisaris berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Pembina pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.

AGOEST SOEBHEKTIE, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 61 Tahun

(11)

LAPORAN DIREKTUR UTAMA

Para stakeholder dan stockholder yang terhormat,

Pertama-tama, perkenankanlah kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

karunia-Nya sehingga kinerja Perusahaan di tahun 2013 makin meningkat meskipun

kondisi ekonomi makro Indonesia pada tahun 2013 cenderung tidak kondusif bagi

dunia usaha yang disebabkan meningkatnya suku bunga, meningkatnya inflasi serta

melemahnya nilai tukar Rupiah.

Kinerja Perusahaan

Kami menyakini bahwa strategi yang diterapkan oleh Perusahaan saat ini telah

berjalan pada jalur yang tepat. Sementara itu dari sisi operasional, kami sampaikan

bahwa Perusahaan melaporkan kinerja yang cukup memadai di tahun 2013, meskipun

pencapaian pendapatan sebesar Rp. 972.104.865.000 di tahun 2013 lebih kecil dari

pada target yang ditetapkan sebesar Rp. 1.111.342.729.740.000 atau mencapai

87,47% dari target. Namun pendapatan pada tahun 2013 yang besarnya adalah Rp.

972.104.865.000 ini relatif meningkat apabila dibandingkan dengan pendapatan tahun

2012 yang besarnya adalah Rp. 858.905.519.000 atau meningkat sebesar 13,17%.

Kendala-Kendala Yang Dihadapi

Kami dengan segala kerendahan hati mengungkapkan bahwa dalam menjalankan

kegiatan usahanya, Perusahaan masih mengalami kendala-kendala seperti sulitnya

memperoleh pasokan listrik di daerah luar Jawa sehingga rencana penambahan

kapasitas produk di luar Jawa menjadi tertunda.

Gambaran Tentang Prospek Usaha

Terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi oleh Perusahaan tersebut, kami optimis

bahwa kinerja Perusahaan di masa mendatang akan menjadi lebih baik. Adanya

kebijakan pemerintah di sektor kesehatan masyarakat membuat potensi pertumbuhan

di sektor medis sangat tinggi sehingga diperkirakan konsumsi gas medis dan instalasi

gas medis akan meningkat pesat, selain itu kebijakan pemerintah di sektor

pertambangan dengan diberlakukannya UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009 yang

melarang ekspor mineral mentah juga akan mampu mendorong tingkat pertumbuhan

konsumsi gas industri menjadi lebih tinggi lagi karena akan muncul banyak industri

pengolahan mineral, lebih lanjut perbaikan infrastruktur yang dilakukan pemerintah

diharapkan mampu mendukung Perusahaan untuk dapat beroperasi dengan makin

efisien.

Perubahan Komposisi Direksi

(12)
(13)

DEWAN DIREKSI

HEYZER HARSONO, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 56 tahun.

Lahir di Toli-Toli pada tanggal 13 September 1958. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Komisaris PT Samator Gas Industri (2005 - sekarang), dan Komisaris Utama PT Samator (2007 – sekarang). Menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai salah satu ketua di PBVSI dan salah satu anggota Board of Administration Asian Volleyball Confederation.

RACHMAT HARSONO, Wakil Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 34 tahun.

Lahir di Surabaya pada tanggal 12 Maret 1980. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Bachelor of Science) di Marquette University, Wisconsin USA pada tahun 2003 dan pasca sarjana (S2) Master of Business Administration di University of Chicago, Booth School of Business pada tahun 2011. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain Direktur Komersial PT Aneka Gas Industri (2004-2007), Direktur Utama PT Samator Gas Industri (2007 – sekarang), dan Direktur Utama PT Ruci Gas d/h PT Raja Prima Syngas (2007 – sekarang). Menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM daan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah Vice Chairman Buddhist Muda Indonesia, Wakil Sekretaris Jenderal Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Komite Tiongkok, President of Entrepreneur Organization Indonesian Chapter dan Area Director of Entrepreneur Organization South East Asia.

AGUS PURNOMO, Direktur Operasional Warga Negara Indonesia, 58 tahun.

(14)

sedang diemban adalah sebagai Sekretaris pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.

ETTY FARDHIATI, Direktur Pemasaran Warga Negara Indonesia, 63 tahun.

Lahir di Ponorogo pada tanggal 17 April 1951. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Universitas Gajah Mada pada tahun 1975. Berbagai jabatan yang pernah dijabatnya adalah Kepala Biro Pemasaran PT Aneka Gas Industri (1988 – 1999), General Manager Marketing PT Messer Aneka Gas (1999 - 2004) dan General Manager Wilayah III Jabar & Lampung Perusahaan (2005 -2006). Menjabat sebagai Direktur berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Bendahara pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.

IMELDA MULYANI HARSONO, Direktur Keuangan Warga Negara Indonesia, 32 tahun.

Lahir di Surabaya pada tanggal 5 April 1982. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Bachelor of Arts) di National University of Singapore pada tahun 2003, pasca sarjana (S2) Magister Manajemen di Universitas Pelita Harapan pada tahun 2007 dan Master of Commercial Law di University of Edinburgh pada tahun 2010. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Wakil Direktur Pembelian PT Samator (2004), General Manager Pembelian Skala Nasional PT Samator (2005), Kepala Pembelian Skala Nasional Perusahaan (2006 – 2007) dan Komisaris PT Aneka Mega Energi (2008 – sekarang). Menjabat sebagai Direktur Perusahaan berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. . w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.

PHAJAR HADYWIBOWO, Direktur Teknik Warga Negara Indonesia, 48 tahun.

(15)
(16)

KOMITE AUDIT

AGOEST SOEBHEKTIE, Komisaris Independen, Ketua Komite Audit (Baru) Warga Negara Indonesia, 61 Tahun

Lahir di Magelang pada tanggal 5 Agustus 1953. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Sarjana Ekonomi) di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang pada tahun 1978 dan menyelesaikan program pasca sarjana pada Program Pasca Sarjana Manajemen Agri Bisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 1994. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Direktur di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia, Direktur BNI Bidang Consumer, Direktur BNI Bidang Retail, Direktur LPPI dan Senior Advisor di PT GTWO IMC Evolution. Aktif menjadi pengajar di Universitas Pancasila dan LPPI. Saat ini sedang menjabat sebagai Komisaris Utama dan sekaligus Komisaris Independen di PT Bank DKI Tbk. Menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014 untuk periode jabatan tanggal 18 Maret 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.

C.M. BING SOEKIANTO, Komisaris Independen, Ketua Komite Audit (Lama) Warga Negara Indonesia, 72 tahun.

Lahir di Pasuruan pada tanggal 1 September 1942. Menyelesaikan pendidikan terakhir sarjana (S1) di Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Direktur Senior Operasional dan Engineering PT Air Products Indonesia (1991 - 2003) dan Direktur Perusahaan (2004 - 2006). Menjabat sebagai Komisaris Independen Perusahaan sejak tahun 2007 dan menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 116/UM.5-VI/2008 tanggal 2 Juni 2008. Berhenti menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014.

DJANARKO TJANDRA, Anggota Komite Audit (Lama) Warga Negara Indonesia, 48 tahun.

Lahir di Surabaya pada tanggal 1 Januari 1966. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) dan pasca sarjana (S2) di Fakultas Teknik Kimia, Technology University of Berlin serta pendidikan pasca sarjana (S2) di International Technology Transfer Management, University of Applied Sciences Berlin. Berbagai jabatan yang pernah antara lain sebagai Manajer Research and Development PT Tjiwi Kimia Tbk. Aktif sebagai tenaga pengajar di beberapa universitas terkemuka. Menjabat sebagai anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 116/UM.5-VI/2008. Berhenti menjabat sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014.

SANTOSO WIDJAJA, Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, 46 tahun.

(17)

meliputi PriceWaterhouse Coopers dan Accenture. Jabatan di organisasi yang saat ini diemban adalah sebagai anggota Tim Teknik & Pengembangan pada Asosiasi Gas Industri Indonesia. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris 070/UM.5-III/2013 tanggal 18 Maret 2013 dan diangkat kembali sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014 untuk periode jabatan tanggal 18 Maret 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.

DJONY WINARTO, Anggota Komite Audit (Baru) Warga Negara Indonesia, 45 Tahun

(18)

UNIT AUDIT INTERNAL

TJOKRO ALIWIDJAJA, Ketua Unit Audit Internal

(19)

SEKILAS PERUSAHAAN

Pendirian

Alamat

Bidang Usaha

PT Aneka Gas Industri (“Perusahaan “/”Entitas”) didirikan

pada tanggal 21 September 1971 oleh Pemerintah Republik

Indonesia.

Gedung UGM Samator Pendidikan Tower A, Lantai 5 -6.

Jl. Dr Sahardjo No. 83.

Manggarai, Tebet.

Jakarta Selatan 12850.

Tel : (6221) 83709111 Fax (6221) 83709911

www.anekagas.com

(20)

KRONOLOGIS PENCATATAN EFEK DAN PERINGKAT EFEK

Kronologis pencatatan efek

No.

Nama Efek

Jumlah

(Dalam Rupiah)

Tanggal Emisi

Tanggal Jatuh

Tempo

1

Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I

Tahun 2008

160.000.000.000

8 Juli 2008

8 Juli 2013

2

Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun

2008

80.000.000.000

8 Juli 2008

8 Juli 2013

3

Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II

Tahun 2012

200.000.000.000

18 Desember

2012

18 Desember

2017

4

Obligasi Aneka Gas Industri II Tahun

2012

200.000.000.000

18 Desember

2012

18 Desember

2017

Kronologis peringkat efek

Tahun

Peringkat Outlook

Lembaga Pemeringkat

2008

A3.id

Stabil

PT Moody's Indonesia

2009

BBB(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

2010

BBB(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

2011

BBB(idn)

Positif

PT Fitch Ratings Indonesia

2012

A-(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

2013*

A-(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

2013

A-(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

Keterangan :

(21)

SERTIFIKASI DAN PENGHARGAAN YANG DITERIMA

Hingga saat Laporan Tahunan ini diterbitkan, Perusahaan telah menerima berbagai

pengakuan internasional atas standar yang diterapkan Perusahaan dalam hal kualitas

proses manufaktur berupa sertifikat ISO dan juga penghargaan. Beberapa sertifikasi

dan penghargaan yang pernah diterima oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

Sertifikasi/

Penghargaan

Issuer

Tahun

Indonesia Best Practices in Corporate

Transformation

Majalah SWA dan Win Solution (Strategic Consulting)

2013

ISO 9001: 2008 SAI Global 2011 - sekarang

Upakarti Pemerintah Republik Indonesia 1990

Zero Accident Award Departemen Tenaga Kerja 2004

Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2011 - sekarang

Safety Certificate Conoco Philips Indonesia Inc. Ltd 2006 – sekarang

Associate Member

Asian Industrial Gasses Association 2004 – sekarang

Asosiasi Gas Industri Indonesia (d/h Asosiasi Oksigen)

1972 - sekarang

Sertifikasi SNI untuk produk sebagai berikut :

‣ Oxygen (O2) : SNI No. 0576/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012

‣ Nitrogen (N2) : SNI No. 0580/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012

‣ Argon (Ar) : SNI No. 0579/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012

‣ Acetylene (C2H2) : SNI No. 0575/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012

(22)

IKHTISAR KEUANGAN

Angka-angka pada seluruh tabel dinyatakan dalam juta Rupiah dan menggunakan

notasi bahasa Indonesia, kecuali disebutkan lain.

2013 2012 2011

Laporan Laba Rugi

Penjualan 972,105 858,905 724,384

Laba Kotor 419,701 390,292 316,436

Laba Usaha 161,064 161,307 136,792

Laba Bersih ¹ 68,726 65,799 49,066

Laba Tahun Berjalan ² 78,133 77,005 58,461 Laba Per Saham (Dalam Rupiah Penuh) 171,545 218,534 217,477

Posisi Keuangan (Neraca)

Jumlah Aset 2,555,917 2,025,630 1,222,532

Aset Lancar 582,775 668,861 321,456

Investasi Pada Entitas Asosiasi - 8,641 6,250

Aset Tetap 1,954,717 1,337,199 883,770

Liabilitas Jangka Pendek 575,007 584,414 307,941

Jumlah Pinjaman 1,389,945 1,156,558 583,027

Jumlah Liabilitas 1,763,257 1,367,352 757,509

Modal Kerja Bersih ³ 16,063 95,518 94,303 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Entitas Induk 679,647 575,920 410,122

Jumlah Ekuitas 792,661 658,277 465,022

Analisa Rasio dan Informasi Lainnya

Laba Bersih thd Aset ⁴ 3% 4% 5%

Laba Bersih thd Ekuitas ⁵ 10% 11% 12%

Marjin Laba Kotor 43% 45% 44%

Rasio Lancar (X) 1.0 1.1 1.0 Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Aset (X) 0.7 0.7 0.6 Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Ekuitas (X) 2.2 2.1 1.6 Saham Beredar (Lembar) 400,630 301,093 225,616 Keterangan :

1. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik induk 2. Termasuk laba yang diatribusikan kepada non pengendali 3. Piutang Usaha + Persediaan - Hutang Usaha

4. ROA (laba tahun berjalan / jumlah aset)

(23)

ANALISIS MANAJEMEN

1. RIWAYAT SINGKAT PERUSAHAAN

PT Aneka Gas Industri (selanjutnya disebut “Perusahaan” / ”Entitas” /

”Perseroan”) berasal dari dua perusahaan Belanda, yaitu NV WA Hoek Machine en

Zuurstof (selanjutnya disebut ”NV WA Hoek”), perusahaan yang membangun pabrik

oksigen di Jakarta pada tahun 1919, diikuti dengan pembangunan pabrik lainnya di

Surabaya pada tahun 1920 dan di Bandung pada tahun 1939, dan NV Javasche

Koelzoor Fabriek (selanjutnya disebut ”NV Javasche Koelzoor”), yang mendirikan

pabrik karbon dioksida di Surabaya pada tahun 1924. Pada tahun 1958, NV WA Hoek

dan NV Javasche Koelzoor dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia,

dimana NV WA Hoek menjadi PN Zatas dan NV Javasche Koolzoer menjadi PN

Asam Arang. Dalam perjalanannya, PN Zatas mengalami perkembangan yang pesat

dan mendirikan pabrik di Semarang, Makassar dan Medan, namun sebaliknya PN

Asam Arang kurang berkembang. Pada tahun 1971, PN Zatas dan PN Asam Arang

digabung menjadi ”PT Aneka Gas Industri (Persero)” dan berada di bawah

Departemen Perindustrian Republik Indonesia.

Sehubungan dengan penggabungan PN Zatas dan PN Asam Arang, yang

diikuti dengan pendirian PT Aneka Gas Industri (Persero) berdasarkan Akta Pendirian

Perseroan Terbatas No. 28 tanggal 21 September 1971, yang kemudian diubah dengan

Akta Perubahan No. 9 tanggal 4 Nopember 1971, keduanya dibuat di hadapan

Soeleman Ardjasasmita, S.H., pada saat itu Notaris di Jakarta (selanjutnya kedua akta

tersebut disebut “Akta Pendirian”). Akta Pendirian tersebut telah memperoleh

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Penetapan

No. J.A.5/198/3 tanggal 8 Nopember 1971 dan telah didaftarkan dalam buku register

pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah No. 3051 dan

No. 3052 tanggal 10 Nopember 1971, serta telah diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 103 tanggal 24 Desember 1971, Tambahan No. 576.

Dikarenakan terdapatnya kesalahan cetak pada Berita Negara Republik Indonesia

tersebut di atas, maka diadakan ralat dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26

tanggal 31 Maret 1972, Tambahan No. 576a.

Pada tahun 1998, Negara Republik Indonesia melepaskan seluruh kepemilikan

saham dalam Perusahaan sejumlah 12.500 (dua belas ribu lima ratus) saham seri A

kepada Messer Griesheim GmbH dan PT Tira Austenite, masing-masing sejumlah

10.000 (sepuluh ribu) saham seri A dan 2.500 (dua ribu lima ratus) saham seri A

sebagaimana disetujui dalam Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

Perusahaan No. 112 tanggal 15 Januari 1998 yang dibuat oleh Irene Yulia Susilo,

S.H., Notaris Pengganti dari Notaris Singgih Susilo, S.H. Pengalihan saham tersebut

telah dilaksanakan sesuai dengan Sale of Shares Agreement No. 113 tanggal 15

Januari 1998 yang dibuat oleh dan antara Negara Republik Indonesia, Messer

Griesheim GmbH dan PT Tira Austenite di hadapan Irene Yulia Susilo, S.H., Notaris

Pengganti dari Notaris Singgih Susilo, S.H.

(24)

Luar Biasa Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 18

Desember 2002, rapat telah memberikan persetujuan atas penjualan seluruh saham

yang dimiliki oleh Messer Griesheim GmbH dalam Perusahaan masing-masing

kepada PT Tira Austenite, Tbk sejumlah 19.247 (sembilan belas ribu dua ratus empat

puluh tujuh) saham, sesuai dengan Sale and Purchase Agreement tanggal 21 Januari

2003, yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H. sehingga total saham yang

dimiliki oleh PT Tira Austenite, Tbk adalah 23.941 (dua puluh tiga ribu sembilan

ratus empat puluh satu) saham dan Johnny Widjaja sejumlah 23.003 (dua puluh tiga

ribu tiga) saham, sesuai dengan Sale and Purchase Agreement tanggal 21 Januari

2003, yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.

Selanjutnya, Arief Harsono memperoleh kepemilikan saham dalam

Perusahaan pada tahun 2003 dengan cara membeli saham milik Johnny Widjaja

dalam Perusahaan sejumlah 23.003 (dua puluh tiga ribu tiga) saham sebagaimana

dinyatakan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham

Perusahaan No. 21 tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat oleh Notaris Ira Sudjono,

S.H. dan dilaksanakan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 22 tanggal 22 Januari

2003 yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.

Sejak tahun 2004, Perusahaan dimiliki sepenuhnya oleh Keluarga Harsono

dengan disetujuinya penjualan dan pengalihan seluruh saham yang dimiliki oleh PT

Tira Austenite, Tbk dalam Perseroan, yaitu sejumlah 23.941 (dua puluh tiga ribu

sembilan ratus empat puluh satu) saham kepada Arief Harsono, Rasid Harsono, dan

Heyzer Harsono sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 3 tanggal 8 Juni 2004 yang

dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H., M.H., dan dilaksakan berdasarkan Akta

Pengalihan Hak-hak Atas Saham No. 1 tanggal 8 Juni 2004, Akta Pengalihan Hak-hak

Atas Saham No. 6 tanggal 8 Juni 2004, dan Akta Pengalihan Hak-hak Atas Saham

No. 2 tanggal 8 Juni 2004, seluruhnya dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.,

M.H.

(25)

AHU-AH.01.10-5972 tanggal 12 Maret 2008 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan

Anggaran Dasar PT Aneka Gas Industri, serta telah didaftarkan dalam Daftar

Perusahaan No. AHU-0018393.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 12 Maret 2008.

Anggaran Dasar Perusahaan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 22 tanggal 30 Desember 2013, yang

dibuat di hadapan Christina Inawati, S.H., Notaris di Surabaya, yang telah

memperoleh persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia berdasarkan Surat No. AHU-05185.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 6

Februari 2014

dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan

No.

AHU-0008693.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 6 Februari 2014 (“Akta No. 22/2013”).

Pada saat Laporan Tahunan 2013 ini dibuat, struktur permodalan dan susunan

pemegang saham Perusahaan adalah sebagaimana dimaksud dalam Akta No. 22/2013,

yaitu sebagai berikut:

Keterangan

Jumlah Saham

Jumlah Nilai

Nominal

@Rp1.000.000,-

Persentase

(%)

Modal Dasar

2.000.000

2.000.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Modal

Disetor

PT Aneka Mega Energi

504.700

504.700.000.000

98,00

Rachmat Harsono

10.300

10.300.000.000

2,00

Jumlah Modal Ditempatkan dan

Modal Disetor

515.000

515.000.000.000

100,00

Saham Dalam Portepel

1.485.000

1.485.000.000.000

Perusahaan memiliki Entitas Anak sebagai berikut:

Entitas Anak

Kepemilikan

Perseroan

(%)

Kegiatan

Usaha

Tahun

Penyertaan

Tahun

Beroperasi

Secara

Komersial

Domisili

Penyertaan

Langsung

PT Samator Gas

Industri (SGI)

75,00

Produksi dan

Perdagangan

Gas

2005

1992

Surabaya

PT Ruci Gas (d/h

PT Raja Prima

Syngas) (RG)

PT Krakatau

Samator

50,00

55

Perdagangan

Industri Gas

Produksi dan

Perdagangan

Gas,

Perdagangan

Umum dan Jasa

2007

2013

2009

Belum

Beroperasi

Surabaya

(26)

Penyertaan Tidak Langsung Melalui SGI

PT Samabayu

Mandala (SBM)

45,00

Produksi dan

Perdagangan

Gas serta

Pemasangan

Instalasi

2005

1982

Bali

Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Gedung UGM – Samator

Pendidikan, Jl. Dr. Sahardjo No. 83, Tower A, Lantai 5-6, Tebet, Manggarai, Jakarta

Selatan. Saat ini, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki 27 (dua puluh tujuh) pabrik

(plant) yang tersebar di wilayah Jakarta, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,

yaitu 3 (tiga) di Jakarta, 3 (tiga) di Jawa Barat, 4 (empat) di Jawa Timur, 1 (satu) di

Riau, 1 (satu) di Kepulauan Riau, 3 (tiga) di Sumatera Utara, 1 (satu) di Kalimantan

Tengah, 1 (satu) di Kalimantan Selatan, 2 (dua) di Kalimantan Timur, 2 (dua) di

Sulawesi Utara, 1 (satu) di Bali, 1 (satu) di Sulawesi Tengah, dan 4 (empat) di

Sulawesi Selatan.

2. Keterangan Singkat Tentang Kegiatan Usaha Perusahaan dan Entitas Anak

Perusahaan memiliki 3 entitas anak melalui penyertaan saham secara langsung dan 1

entitas anak melalui penyertaan saham secara tidak langsung melalui Entitas Anak.

Penyertaan saham secara tidak langsung ini dilakukan pada PT Samabayu Mandala

dengan penyertaan sebesar 45% (Perusahaan memiliki 75% saham SGI dan SGI

memiliki 60% saham SBM)

Entitas Anak

Kepemilikan

Perseroan

(%)

Kegiatan

Usaha

Tahun

Penyertaan

Tahun

Beroperasi

Secara

Komersial

Domisili

Penyertaan

Langsung

PT Samator Gas

Industri (SGI)

75,00

Produksi dan

Perdagangan

Gas

2005

1992

Surabaya

PT Ruci Gas (d/h

PT Raja Prima

Syngas) (RG)

PT Krakatau

Samator

50,00

55,00

Perdagangan

Industri Gas

Produksi dan

Perdagangan

Gas,

Perdagangan

Umum dan Jasa

2007

2013

2009

Belum

Beroperasi

Surabaya

(27)

Penyertaan Tidak Langsung Melalui SGI

PT Samabayu

Mandala (SBM)

45,00

Produksi dan

Perdagangan

Gas serta

Pemasangan

Instalasi

2005

1982

Bali

3. Kondisi Perekonomian dan Pasar

Kinerja Perusahaan dipengaruhi oleh kondisi dan situasi ekonomi Indonesia

pada umumnya dan kondisi sektor industri pada khususnya. Hal ini karena gas

industri merupakan produk yang menjadi pendukung bagi kegiatan industri lain.

Peningkatan kegiatan industri secara umum akan mampu meningkatkan kinerja

perusahaan demikian pula sebaliknya, penurunan kegiatan industri secara umum akan

berdampak terhadap kinerja perusahaan.

Kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2013 yang cenderung rentan

(volatile) karena terganggunya stabilitas ekonomi makro yang diakibatkan oleh

meningkatnya inflasi, suku bunga dan melemahnya nilai tukar Rupiah telah menekan

perkembangan industri pada umumnya dan industri gas industri pada khususnya.

Meskipun kondisi perekonomian tersebut tidak kondusif, terdapat beberapa sektor

industri yang cenderung tidak terkena dampak dari kondisi tersebut seperti industri

kesehatan (rumah sakit) dan industri minyak nabati, bahkan industri pertanian dan

perikanan yang beorientasi eksport yang malah diuntungkan dengan adanya

pelemahan nilai tukar Rupiah. Industri-industri ini merupakan pengguna gas industri

yang stabil dan robust.

Ekspansi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri minyak nabati

ke daerah-daerah juga menimbulkan peluang bagi perusahaan gas industri karena

industri tersebut merupakan konsumen gas industri dalam skala yang besar dalam

proses produksinya. Lebih lanjut adanya kebijakan pemerintah yang memberikan

perhatian lebih kepada sektor kesehatan juga mampu berdampak positif bagi

kebutuhan gas medis maupun peralatan pendukungnya. Oleh sebab itu Perusahaan

berupaya dapat memenuhi permintaan gas industri maupun gas untuk sektor medis

melalui pendirian pabrik / Air Separation Plant dan cabang-cabang baru melalui

entitas anak di wilayah-wilayah yang berkembang.

4. Gas Industri di Indonesia

(28)

diperoleh dari proses reaksi kimia dan pemisahan yang membutuhkan bahan baku dari

hidrokarbon.

Konsumen gas industri terdiri dari berbagai sektor, antara lain sektor industri

makanan dan minuman, kimia, kosmetik, rumah sakit, baja, otomotif dan lain

sebagainya. Gas industri yang dipakai oleh sektor industri biasanya dalam bentuk gas.

Namun demikian pengiriman produk gas ini bisa berbentuk cair atau gas, tergantung

pada jumlah pemakaian gas tersebut serta jarak industri konsumen dengan produsen

gas. Untuk jumlah pemakaian yang sangat besar dan jaraknya dekat, maka gas

industri dapat didistribusikan melalui pipa, bahkan dalam kasus tertentu didirikan on

site plant yang berada di lokasi berdekatan atau di lokasi konsumen. Bagi konsumen

yang jumlah pemakaiannya relatif besar, maka produsen gas industri dapat

mengirimkan produknya berupa gas cair melalui jalur transportasi, sedangkan untuk

konsumen yang membutuhkan gas industri dalam jumlah kecil, maka produk yang

dikirimkan berupa gas di dalam tabung.

Pasar gas industri terbesar terletak pada produk hasil produksi Air Separation

Plant (ASP) yaitu produk Oksigen, Nitrogen dan Argon. Pasar produk ini adalah

kurang lebih sebesar 45% dari total seluruh pasar gas industri di Indonesia.

Produk-produk yang memiliki pasar lainnya yang memiliki pasar relatif besar adalah Asetilen,

Karbondioksida, Hidrogen, dan Nitrous Oxide.

5. Analisis Kekuatan Persaingan Dalam Industri

Perkembangan gas industri di Indonesia telah berjalan cukup lama. Hal ini

ditandai oleh maraknya perkembangan dan persaingan antar produsen gas industri di

dalam negeri. Dari produsen-produsen yang ada, terdapat beberapa perusahaan yang

menguasai pasar gas industri di Indonesia yang merupakan perusahaan dalam negeri

maupun perusahaan luar negeri. Untuk lebih jelasnya maka dilakukan analisis dengan

menggunakan lima kekuatan persaingan yaitu persaingan dalam industri, ancaman

pendatang baru, kekuatan tawar pemasok, kekuatan tawar konsumen dan ancaman

produk substitusi (pengganti).

a. Persaingan Dalam Industri

Pada saat ini terdapat lima perusahaan yang secara dominan menguasai pasar

gas industri Indonesia. Perusahaan adalah salah satu dari dua perusahaan lokal

tersebut, dan tiga perusahaan lainnya adalah perusahaan asing. Perusahaan saat ini

menduduki peringkat kedua dari lima besar produsen gas industri yang ada di

Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 20%.

b. Ancaman Pendatang Baru

Ancaman pendatang baru di sektor gas industri tidak mengkhawatirkan dan

memiliki tingkat kemungkinan masuk yang rendah. Hal ini dilandasi kenyataan

bahwa hambatan masuk (barrier to entry) ke dalam industri ini sangat tinggi.

Berikut ini adalah beberapa hambatan masuk ke dalam sektor gas industri:

(29)

b.

Sektor gas industri membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki

kapabilitas yang khusus

c.

Sektor gas industri membutuhkan jaringan distribusi yang kompleks, berbeda

dengan industri lain karena sifat produknya yang unik.

d.

Sektor industri gas berbeda dengan sektor industri yang lain karena

membutuhkan peralatan-peralatan yang khusus untuk aplikasi gas maupun

penanganan produknya seperti:

Tabung tekanan tinggi (high pressure cylinder), digunakan sebagai

kemasan produk dalam bentuk gas bertekanan tinggi.

Tanki cryogenic (cryogenic tank), digunakan untuk produk gas yang telah

diolah menjadi bentuk cair. Tanki ini digunakan khusus untuk bentuk cair

yang memiliki temperatur sangat rendah yang dapat berbentuk stationer

tank.

Sarana distribusi dalam bentuk isotank maupun transport tank.

Sistem pipeline, digunakan untuk mendistribusikan gas dari plant menuju

plant pelanggan.

e.

Sektor industri gas merupakan sektor yang padat teknologi sehingga

membutuhkan pengetahuan dan pemahaman teknologi yang terus

berkembang. Penelitian dan pengembangan mutlak dibutuhkan dalam industri

ini.

c. Kekuatan Tawar Pemasok

Kekuatan tawar pemasok bukan merupakan ancaman berarti untuk produk-produk

hasil produksi ASP karena bahan baku yang digunakan adalah udara yang ada di

sekitar kita. Sedangkan untuk produk-produk lainnya, bahan baku yang dibeli dari

pemasok tidak merupakan bahan baku yang memiliki porsi signifikan

d. Kekuatan Tawar Konsumen

Kekuatan tawar konsumen dalam sektor industri gas masih dalam kategori yang wajar

karena hanya terdapat beberapa perusahaan produsen gas industri di Indonesia.

e. Ancaman Produk Substitusi (Pengganti)

Ancaman produk pengganti untuk produk gas industri dapat dikatakan tidak ada

karena produk gas industri sangat dibutuhkan dan memiliki aplikasi yang terus

berkembang yang dapat memperluas cakupan kegunaannya. Dalam kenyataannya,

produk gas industri malah menjadi produk pengganti bagi produk lain, misalnya

penggunaan oksigen dalam proses pembakaran mampu menghemat penggunaan

energi karena pembakaran berlangsung lebih efisien, contoh lain adalah potensi

penggunaan hidrogen untuk menggantikan bahan bakar fosil.

6. Strategi Usaha

Strategi Pemasaran

(30)

Entitas Anak mempunyai tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis bagi

pelanggan.

Untuk mencapai kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien, Perusahaan menerapkan

strategi pemasaran terpadu antara Entitas Anak dengan jaringan distribusi Perusahaan.

Secara keseluruhan strategi pemasaran dari Perusahaan dapat dirangkum sebagai

berikut :

a.

Melakukan penetrasi pasar

b.

Melakukan pengembangan pasar

c.

Melakukan pengembangan dan aplikasi produk

d.

Memberikan edukasi kepada pasar

e.

Ikut serta dalam pameran dan menyelenggarakan seminar-seminar

f.

Melakukan aliansi strategis

Distribusi dan Penjualan

a.

Distribusi

Distribusi merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan yang bergerak

di bidang gas industri. Sebagai satu-satunya perusahaan gas industri dengan jaringan

distribusi yang luas, maka Perusahaan berupaya memanfaatkan keunggulannya ini

sebagai alat untuk memenangkan persaingan.

Pada umumnya produk-produk Perusahaan dipasarkan ke dalam negeri

melalui jaringan distribusi yang dimiliki Perusahaan. Saat ini jalur distribusi

Perusahaan dapat dibagi menjadi 7 wilayah pemasaran. Dengan perkembangan waktu,

jumlah wilayah pemasaran ini dapat ditingkatkan agar Perusahaan lebih mampu

memenuhi kebutuhan pelanggan serta dapat memperkuat posisi Perusahaan dalam

menghadapi persaingan. Di masa-masa mendatang, perusahaan berupaya untuk

melakukan pengembangan pasar di luar pulau Jawa terutama pada Kawasan Indonesia

Timur.

b.

Penjualan

Dari segi penjualan, Perusahaan pada umumnya melakukan penjualan

langsung kepada pelanggan sekaligus berfokus untuk dapat memenuhi permintaan

dari pelanggan. Dengan metode seperti ini, Perusahaan berusaha untuk menjadi

perusahaan yang menjadi rujukan pemasok bagi setiap pelanggannya. Selain

melakukan penjualan langsung kepada pelanggannya, Perusahaan juga melakukan

penjualan melalui Entitas Anak yang melayani pasar ritel gas industri. Hal ini

dilakukan agar pasar gas industri baik dalam bentuk cair maupun gas dapat dilayani

dengan baik oleh Perusahaan.

Teknologi

(31)

Dengan implementasi sistem SAP dan GPS ini, Perusahaan dapat

meningkatkan efisiensi sehingga mampu melakukan penyempurnaan proses bisnis

lebih efektif dan cepat secara berkesinambungan. Perusahaan juga mengembangkan

Human Resource Information System (HRIS) yang bermanfaat untuk mengelola

semua informasi mengenai karyawan, termasuk sistem penggajian, rekrutmen,

pelatihan, competency, penilaian kinerja dan beberapa modul pendukung lainnya.

Dengan adanya competency module, semua proses pengembangan sumber daya

manusia akan mengacu pada competency yang telah ditetapkan. Proses administrasi

pelatihan dan rekrutmen bisa dilakukan melalui web.

Dengan semua fasilitas teknologi informasi yang telah tersedia, data-data dan

informasi yang diperlukan dapat diolah melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM)

untuk kepentingan analisa, pengambilan keputusan dan perencanaan yang diperlukan

Manajemen. Perusahaan dapat menentukan Key Performance Indicator (KPI) untuk

setiap unit cabang dan unit usaha yang dapat dimonitor melalui fasilitas SIM ini.

Riset dan Pengembangan

Perusahaan memiliki sebuah departemen pengembangan usaha. Departemen

ini memiliki tugas antara lain melakukan kajian untuk mendapatkan alternatif

pengembangan usaha Perusahaan dan Entitas Anak. Apabila sebuah produk

dipandang memiliki prospek penjualan yang baik di masa mendatang, Perusahaan

akan mengambil sebuah pertimbangan untuk mendirikan sebuah unit usaha produksi

yang baru atau menggunakan alternatif lainnya.

Pada saat ini Perusahaan berfokus untuk melakukan pengembangan usaha

secara nasional dan regional, dimana dalam setiap kegiatan pengembangan yang

dilakukan, Perusahaan terlebih dahulu melakukan sebuah kajian kelayakan untuk

menemukan keunggulan kompetitif dan perkembangan pertumbuhan ekonomi yang

dimiliki suatu wilayah tertentu sehingga dengan dilakukannya kajian ini maka

Perusahaan dapat memperkirakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh apabila

melakukan pengembangan usaha di suatu wilayah tertentu. Hingga saat ini, seluruh

kegiatan pengembangan usaha yang dilakukan Perusahaan selalu memilih wilayah

yang memiliki potensi.

Untuk memenuhi permintaan konsumen, unit pengembangan usaha

Perusahaan secara terus menerus melakukan kerjasama dengan bagian pemasaran

Perusahaan untuk mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai tambah bagi

konsumen. Hingga saat ini Perusahaan juga melakukan kerjasama dengan berbagai

pihak seperti perguruan tinggi nasional untuk mengembangkan berbagai produk gas

industri yang berkualitas. Selain itu, Perusahaan juga aktif melakukan kerja sama

dengan pihak perusahaan dari luar negeri seperti dari Jepang untuk memungkinkan

adanya transfer teknologi serta pemutakhiran dalam aspek-aspek teknis maupun

aplikasi.

7. Risiko-Risiko Usaha dan Manajemen Risiko

7.1. Risiko-Risiko Usaha

(32)

menerapkan Manajemen Risiko di berbagai bidang. Manajemen Risiko ini diterapkan

secara profesional dan berkesinambungan. Beberapa risiko usaha yang dihadapi oleh

Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya adalah sebagai berikut:

Risiko Kesinambungan Pasokan Listrik

Dalam melakukan kegiatan usahanya terutama dalam kegiatan produksi, Perusahaan

membutuhkan kesinambungan pasokan listrik yang memadai untuk menjalankan

fasilitas produksinya. Ketidaklancaran pasokan listrik dapat mengganggu kegiatan

Perusahaan dalam memasok produk bagi konsumennya yang membutuhkan

kontinuitas pasokan. Hal ini dapat berdampak terhadap struktur biaya dalam kegiatan

usaha Perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas Perusahaan dan

Entitas Anak.

Risiko Produksi Berhenti Tidak Terduga

Perusahaan dalam kegiatan produksi memiliki kemungkinan proses produksi berhenti

tidak terduga yang disebabkan oleh faktor - faktor internal seperti mesin, peralatan

maupun faktor-faktor dari luar. Proses produksi berhenti yang tidak terduga ini dapat

mengganggu kegiatan Perusahaan dalam memasok produk bagi konsumennya yang

membutuhkan kontinuitas pasokan. Hal ini dapat berdampak terhadap struktur biaya

dalam kegiatan usaha Perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas

Perusahaan dan Entitas Anak.

Risiko Ketertinggalan Teknologi

Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya harus selalu mengikuti

perkembangan teknologi agar mampu bersaing di pasar yang makin kompetitif.

Perkembangan teknologi akan cenderung meningkatkan efisiensi kegiatan operasi

maupun produksi. Oleh sebab itu apabila Perusahaan tidak mampu mengikuti

perkembangan teknologi maka hal ini dapat berdampak terhadap profitabilitas

Perusahaan.

Risiko Keterlambatan Sumber Daya Manusia Dalam Mengikuti Perkembangan

Teknologi

Perkembangan teknologi harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan sumber

daya manusia melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan.

Keterlambatan sumber daya manusia dalam mengadopsi teknologi yang terus

berkembang tersebut akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan Perusahaan.

Risiko Kecelakaan Kerja

Produk Perusahaan dan Entitas Anak beberapa di antaranya merupakan produk gas

yang dikemas dalam tabung bertekanan tinggi dan produk cair yang memiliki

temperatur yang sangat rendah. Penanganan produk-produk ini harus dilakukan

dengan hati-hati. Ketidakhati-hatian dalam penanganan produk ini dapat

menimbulkan kecelakaan kerja.

Risiko Perekonomian

(33)

ini dapat berpengaruh terhadap kegiatan usaha Perusahaan karena pertumbuhan usaha

Perusahaan juga tergantung pada pertumbuhan ekonomi.

Risiko Harga

Risiko harga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen

keuangan yang disebabkan perubahan harga pasar, baik yang disebabkan oleh

faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau faktor-faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi

seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar.

Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen

keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar. Eksposur risiko tingkat

bunga Perusahaan timbul terutama dari pinjaman yang diperoleh dari pinjaman bank.

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam

memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan.

7.2. Manajemen Risiko

Manajemen risiko merupakan proses pengukuran atau penilaian risiko dan

pengembangan strategi pengelolaannya serta memberikan dukungan informasi

mengenai risiko bagi para pengambil keputusan. Sehubungan dengan risiko usaha

yang dikemukakan sebelumnya, secara umum Perusahaan dan Entitas Anak

melaksanakan beberapa manajemen risiko sebagai berikut:

Risiko Kesinambungan Pasokan Listrik

Terkait dengan risiko kesinambungan pasokan listrik yang berpotensi menyebabkan

ketidaklancaran pasokan listrik dan berakibat terhambatnya kegiatan produksi selama

beberapa waktu maka Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan storage tank

dengan kapasitas yang mampu memenuhi kebutuhan para pelanggannya selama

beberapa hari. Perusahaan dan Entitas Anak juga memiliki fasilitas produksi dengan

lokasi yang tersebar secara geografis yang dapat meminimalisir risiko terjadinya

kegagalan penyerahan produk kepada pelanggannya. Perusahaan dan Entitas Anak

juga menjalin aliansi strategis dengan perusahaan sejenis untuk saling menjamin

kesinambungan pasokan.

Risiko Produksi berhenti Tidak Terduga

Untuk mengatasi kemungkinan produksi berhenti tidak terduga maka Perusahaan dan

Entitas Anak menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001-2008. Hal ini dilakukan

agar segala potensi yang berpotensi menghambat kegiatan operasi Perusahaan dan

Entitas Anak terutama dalam hal produksi dapat dieliminir. Selain itu, Perusahaan dan

Entitas Anak juga menggunakan backup sistem yang memadai untuk selalu menjaga

keberlangsungan pasokan bagi para pelanggannya, baik itu in house maupun storage

tank di pelanggan, serta dukungan penuh jaringan aliansi untuk memenuhi kebutuhan

(34)

Risiko Ketertinggalan Teknologi

Dalam upaya mengatasi risiko ketertinggalan teknologi, Perusahaan dan Entitas Anak

selalu mengikuti perkembangan dan perubahan teknologi terutama di bidang yang

berkaitan dengan gas industri. Perusahaan dan Entitas Anak aktif mencari informasi,

melakukan penelitian dan pengembangan, dan berperan serta dalam asosiasi-asosiasi

industri gas baik lokal maupun internasional serta mengadopsi teknologi terbaru yang

memiliki manfaat signifikan bagi Perusahaan dan Entitas Anak.

Risiko Keterlambatan Sumber Daya Manusia Dalam Mengikuti Perkembangan

Teknologi

Perusahaan dan Entitas Anak secara aktif mengembangkan kemampuan sumber daya

manusia yang dimilikinya melalui pelatihan-pelatihan dan pengembangan agar

sumber daya manusia yang dimilikinya mampu mengikuti dan mengadopsi

perkembangan teknologi yang sangat pesat. Pelatihan-pelatihan rutin dilakukan secara

berkala dengan mengedepankan target-target yang ingin dicapai oleh Perusahaan dan

Entitas Anak terkait dengan percepatan sumber daya manusianya agar mampu

mengikuti perkembangan yang ada di bidang gas industri terutama di bidang

teknologi.

Risiko Kecelakaan Kerja

Untuk mengatasi risiko kecelakaan kerja, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan

kebijakan HSE (Health and Safety Environment) dan K3 (Keamanan dan

Keselamatan Kerja) secara ketat dan menyeluruh. Sarana dan prasarana yang

digunakan seperti tabung-tabung bertekanan tinggi selalu diuji hidrostatis secara rutin

dan berkala. Para pekerja diwajibkan menggunakan alat-alat penunjang keselamatan

kerja seperti sarung tangan, safety googles, dan peralatan penunjang lainnya.

Risiko Perekonomian

Dalam mengantisipasi risiko perekonomian yang beberapa diantaranya disebabkan

oleh perubahan dalam bidang fiskal dan moneter, perubahan kondisi politik dan

sosial, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan diversifikasi pasar dengan senantiasa

memasarkan produk gas pada berbagai sektor dan memberikan perhatian lebih pada

sektor-sektor yang tahan terhadap kondisi apapun seperti sektor medis. Perusahaan

dan Entitas Anak juga selalu berupaya mengembangkan aplikasi produk gas industri

agar dapat digunakan untuk macam-macam keperluan pada berbagai sektor industri.

Risiko Harga

Untuk mengatasi risiko perubahan harga maka dalam menentukan harga pada

perjanjian kontrak Perusahaan menerapkan formulasi harga yang melibatkan variabel

tarif dasar listrik, Indeks Harga Konsumen (IHK) dan bahan bakar minyak (BBM)

serta secara berkala melakukan peninjauan ulang apabila salah satu dari variabel

tersebut mengalami perubahan.

Risiko Suku Bunga

(35)

sangat memadai. Sehingga untuk meminimalisasi risiko tingkat suku bunga maka

Perusahaan aktif melakukan review atas pinjaman yang diberikan oleh bank.

Risiko Likuiditas

Untuk mengelola risiko likuiditas, Perusahaan menerapkan manajemen risiko

likuiditas yang berhati-hati dengan mempertahankan saldo kas yang cukup yang

berasal dari penagihan hasil penjualan dan juga dapat memperoleh dana tambahan

melalui lembaga perbankan.

7.3. Pandangan (Review) Terhadap Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Sistem manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan secara umum

dapat berjalan efektif dalam memininalisir bahkan mengeliminasi risiko-risiko yang

ada tersebut. Seiring dengan berkembangnya situasi dan kondisi internal dan eksternal

Perusahaan, maka tetap dilakukan pengembangan, perbaikan bahkan pembaharuan

sistem manajemen risiko yang telah ada agar kebijakan yang berjalan adalah

kebijakan yang bersifat pencegahan (preventif).

8. Kinerja Operasional

8.1. Produksi

Pada tahun 2011 jumlah gas yang diproduksi adalah sebesar 110,7 juta meter

kubik. Di tahun 2012 jumlah gas yang diproduksi adalah sebesar 170,8 juta meter

kubik meningkat sebesar 54,3% dibandingkan jumlah gas yang diproduksi di tahun

2012. Sedangkan di tahun 2013 jumlah gas yang diproduksi adalah sebesar 196,4 juta

meter kubik meningkat sebesar 15% dibandingkan jumlah gas yang diproduksi di

tahun 2012. Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah produksi Perusahaan masih

menunjukkan trend yang meningkat.

Produksi PT Aneka Gas Industri

Tahun 2011-2013

(Dalam Juta Meter Kubik)

Pada tahun 2013 terdapat peningkatan kapasitas produksi sebesar 25,7% apabila

dibandingkan dengan kapasitas produksi tahun 2012.

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

2011 2012 2013

110.7

170.8

(36)

Sementara pada tahun 2012 terdapat peningkatan kapasitas produksi sebesar 41,3%

apabila dibandingkan dengan kapasitas produksi tahun 2011.

8.2. Penjualan

Kinerja Penjualan PT Aneka Gas Industri menunjukkan trend peningkatan

yang signifikan dari tahun ke tahun. Penjualan PT Aneka Gas Industri di tahun 2011

adalah sebesar Rp. 724.384 juta. Di tahun 2012 nilai penjualan meningkat sebesar

18,57% menjadi Rp. 858.905 juta. Sedangkan di tahun 2013 penjualan PT Aneka Gas

Industri adalah sebesar Rp. 972.104 juta meningkat sebesar 13,17% dibandingkan

penjualan PT Aneka Gas Industri di tahun 2012. Secara umum dapat dikatakan bahwa

penjualan PT Aneka Gas Industri masih menunjukkan trend yang meningkat.

Peningkatan penjualan PT Aneka Gas Industri pada tahun 2013 ini disumbang

oleh adanya kenaikkan volume penjualan sebesar 19% dan pada saat yang sama

terjadi penurunan harga jual sebesar 6%. Penurunan harga ini terjadi karena adanya

perpindahan metode pasokan gas industri kepada pelanggan dari sebelumnya

menggunakan metode bulk (dalam bentuk cair) yang menggunakan sarana distribusi

seperti road tank menjadi pipeline yang lebih efisien dan karena meningkatnya

kebutuhan dari para pelanggan.

Penjualan PT Aneka Gas Industri

Tahun 2011-2013

(Dalam Juta Rupiah)

8.3. Penjualan PT Aneka Gas Industri Tahun 2013 Berdasarkan Sektor

Gas industri merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor

usaha bahkan juga dibutuhkan sebagai salah satu penunjang kehidupan. Oleh sebab

itu pemakai gas industri merata ke hampir semua sektor dari sektor dengan teknologi

sederhana / tradisional hingga sektor dengan teknologi canggih.

- 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000

2011 2012 2013

724,384

858,905

(37)

9. Penambahan Aset Tetap dan Ekspansi

Pada tahun 2013, Perusahaan mulai melakukan pembangunan beberapa pabrik

penghasil gas industri (Air Separation Plant) dan sarana penunjang pemasaran yang

menyebabkan penambahan aset tetap sebesar Rp. 617.518 juta hingga akhir tahun

2013. Diharapkan pembangunan pabrik penghasil gas industri (Air Separation Plant)

ini akan beroperasi di tahun 2014 dan 2015.

Terdapat ikatan material untuk barang modal tersebut yaitu ikatan jaminan fidusia

dengan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri. Pendanaan untuk melakukan

penambahan aset tetap tersebut dalam mata uang Rupiah.

10. Kinerja Keuangan

10.1. Neraca

Komposisi aset Entitas dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:

Agriculture, 2.3% Automotive &

Transportation, 1.2% Chemicals &

Petrochemicals, 1.0%

Electronics & Electricals, 3.0%

Foods & Beverage , 3.7%

Glass, Cement & Lime , 1.1%

Medical , 20.0% Metallurgy, 9.2%

Mining, 1.6% Oils & Gas , 6.3%

Retail, 37.7% Shipyard & Engineering, 7.0%

(38)

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan

Aset:

Aset Lancar

Kas dan setara kas 80,171 -78.28% 369,102

Investasi jangka pendek 10,025 -81.64% 54,608

Piutang usaha

128,231 16.53% 110,037 Pihak berelasi 3,303 268.64% 896 Piutang lain-lain

Pihak ketiga 4,242 61.35% 2,629 Pihak berelasi 25,419 254090.00% 10

Persediaan 116,218 25.43% 92,657

Uang muka pembelian 193,780 503.21% 32,125 Pajak dibayar di muka 13,884 312.60% 3,365 Biaya dibayar di muka 7,501 118.62% 3,431

Jumlah Aset Lancar 582,774 -12.87% 668,860

Aset Tidak Lancar

Penyertaan Saham - - 8,640

1,954,717 46.18% 1,337,199

33 -

-Biaya pra operasi - -

-Aset tidak lancar lainnya 18,392 68.27% 10,930

Jumlah Aset Tidak Lancar 1,973,142 45.43% 1,356,769

Jumlah Aset 2,555,917 26.18% 2,025,629

Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp449.432 pada tahun 2013, Rp358.426 pada tahun 2012

Rugi ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa balik aset sewa pembiayaan

Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp2.572 pada tahun 2013 dan Rp2.511 pada tahun 2012

2013 Perubahan

31-Dec

2012

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan

tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.

(39)

Rp25.419 juta, Rp116.218 juta, Rp193.780 juta, Rp13.884 juta, Rp7.501 juta,

Rp1.954.717 juta, Rp33 juta, Rp18.392 juta.

Piutang usaha Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp20.601 juta

menjadi sebesar Rp131.534 juta atau sebesar 18,57% terutama disebabkan karena

meningkatnya volume penjualan.

Piutang lain-lain Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp2.639 juta

menjadi sebesar Rp29.661 juta atau meningkat sebesar 1.023,85% karena adanya

peningkatan piutang terhadap pihak ketiga dan piutang pihak berelasi.

Persediaan Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp23.561 juta menjadi

sebesar Rp116.218 juta atau sebesar 25.43% terutama disebabkan karena

meningkatnya pembelian suku cadang dan bahan pembantu serta barang dagangan.

Uang muka pembelian Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp32.125

juta menjadi Rp193.780 juta atau sebesar 503,21% karena adanya pembelian

mesin-mesin baru yang membutuhkan uang muka.

Pajak dibayar di muka Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp3.365

juta menjadi Rp13.884 juta atau sebesar 312,6%. Demikian pula dengan biaya dibayar

dimuka. Biaya dibayar di muka Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar

Rp3.431 juta menjadi Rp5.501 juta atau sebesar 118,62% karena adanya

pembangunan pabrik-pabrik baru yang membutuhkan biaya dibayar dimuka.

Aset tetap Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp1.337.199 juta

menjadi sebesar Rp1.954.717 juta atau sebesar 46.18% terutama disebabkan karena

adanya penambahan mesin dan peralatan serta penambahan aset tetap.

Aset tidak lancar lainnya Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar

Rp10.930 juta menjadi sebesar Rp18.392 juta atau sebesar 68.27% terutama

disebabkan adanya penambahan aset tidak lancar lainnya.

Aset Entitas dan Entitas Anak

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2013

(Dalam Jutaan Rupiah)

2,025,629

2,555,917

0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000

(40)

Komposisi liabilitas Entitas dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan

LIABILITAS:

Liabilitas Jangka Pendek

Hutang bank 168,597 52.83% 110,315

Hutang usaha

Pihak ketiga 79,373 36.48% 58,159

Pihak berelasi 152,317 205.16% 49,913 Hutang Lain-Lain 9,186 - 1,732 Hutang pajak 7,948 22.00% 6,515 Beban masih harus dibayar 22,909 -17.84% 27,885 Uang muka pelanggan 5,105 6.31% 4,802 Jaminan Pelanggan 14,787 28.49% 11,508

Hutang jangka panjang - bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun

Bank 60,741 95.42% 31,082

Sewa pembiayaan 14,210 12.33% 12,650 Lembaga keuangan 1,969 -21.30% 2,502

Obligasi - - 239,612

Hutang pihak berelasi 37,865 36.51% 27,738

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 575,007 -1.61% 584,413

Liabilitas Jangka Panjang

Hutang pihak berelasi 17,486 -

-Liabilitas pajak tangguhan 15,065 10.04% 13,691

Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam 1 (satu) tahun

Bank 742,350 112.89% 348,697

Sewa pembiayaan 12,408 1.04% 12,280

Lembaga keuangan 3,133 -11.27% 3,531

Obligasi 386,536 -2.36% 395,890

Laba ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa-balik aset

sewa pembiayaan - - 26

Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja 11,271 27.73% 8,824

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 1,188,249 51.77% 782,939

JUMLAH LIABILITAS 1,763,256.00 28.95% 1,367,352 31-Dec

2012

2013 Perubahan

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan

tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.

Gambar

Tabel dibawah ini menyajikan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar sebesar 100 basis poin, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas diestimasi atas imbalan kerja dan beban imbalan kerja karyawan masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan konsolidasi:
Tabel berikut menyajikan daftar pengumuran piutang usaha dan piutang lain-lain pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasi:

Referensi

Dokumen terkait

Susunan Direksi Perseroan tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum PT Mayora Indah Tbk No.10 tanggal 20 Juni 2019 yang dibuat di hadapan Periasman Effendi, S.H.,

AU.1/03/0501-1/1/III/2019 tanggal 8 Maret 2019, dengan pendapat “wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan entitas

Gambar 4.29 Kurva hubungan T-x-y pada boiler untukfeedcampuranethanol-air 70% massa dengan proses batch menggunakan molecular sieve……….…………. Gambar 4.30

Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Primer : 0 dokumen dari 1 dokumen Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Kebijakan Sistem

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen pada studi kasus Salsa Bakery Purwogondo Jepara dapat dilihat pada tabel 4.9, variabel Kualitas Produk mempunyai t

Hasil penelitian studi kasus kompetensi pedagogik yang dimiliki guru IPA di SMP Negeri 1 Wonosari dan SMP Negeri 8 Yogyakarta dalam implementasi Kurikulum 2013 ditinjau dari

Dengan mengamati gambar berbagai bangun datar, siswa dapat mengidentifikasikan 3 ciri-ciri bangun datar (persegi panjang, persegi, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, dan

INFORMASI FASILITAS KESELAMATAN JALAN.. PETA LINTAS ANGKUTAN PENYEBERANGAN.. Sumbawa, NTB) Lab. Alor, NTT) Teluk Gurita (P. Kisar, Maluku) KM 38 Thn 2005 149 Perintis Antar Propinsi

Sintesis ester ftalat, baik metil ftalat maupun isopropil ftalat dengan metode azeotrop memberikan hasil yang lebih kecil dibandingkan dengan metode ftaloil klorida..

[r]

Pada hari ini, Senin tanggal Dua Puluh Lima bulan Juli tahun Dua Ribu Enam Belas, kami Pokja Pekerjaan Konstruksi Dana Alokasi Umum (DAU) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai

We also propose to amend the regulations to allow, provided certain conditions are met, for animals to be transported without their mothers for medical treatment and for

[r]

memperpanjang waktu masa berlaku penawaran sampai dengan tanggal 04 September 2017 untuk ditunjukkan dan diperiksa oleh Pokja tentang kebenaran dan keabsahan

Gambar 3 Respon permukaan dan kontur pengaruh suhu dan tekanan kempa terhadap pengembangan tebal papan partikel 2 jam Hasil analisis keragaman (ANOVA α = 0,05)

gatakan bahwa mereka merasa “dapat melakukan lebih” sebagai seorang fan kepada orang lain. Anak-anak merasa senang bertemu mereka, orang-orang ingin bertemu dan berfoto bersama

Pemerintah Jepang menanggung biaya buku pelajaran bagi semua siswa di sekolah nasional, negeri dan swasta pada sekolah dalam tingkatan wajib belajar (sekolah dasar,

5 Ada banyak teori mengenai terjadinya konflik antara lain: Pertama, Teori hubungan masyarakat yaitu menganggap bahwa konflik disebabkan oleh olarisasi yang terus

398 15032115410871 AHMAD MALIK SMA ISLAM MIFTAHUL HUDA JOGOLOYO Pendidikan Kewarganegaraan Wonosalam Kab. SAUKALIMI SMA DIPONEGORO LEBAKSIU Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Santoso (2009: 22), uji asumsi multikolinearitas ini dilakukan dengan cara menghitung nilai variance inflating factor (VIF). Apabila VIF lebih kecil dari 5

Keuangan Haji ada- lah semua hak dan kewajiban Pemerintah yang dapat dinilai dengan uang ter- kait dengan Penyelenggaraan lbadah Haji, serta semua kekayaan dalam bentuk uang