PT ANEKA GAS INDUSTRI
DAFTAR ISI
Daftar Isi………..
Skema Kepemilikan Entitas dan Entitas Anak………...
Visi dan Misi………
Tonggak Sejarah………..
Sambutan Komisaris Utama ...………
Dewan Komisaris……….
Laporan Direktur Utama………..
Dewan Direksi………..
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit...
Komite Audit………
Unit Audit Internal...
Sekilas Perusahaan………...
Kronologi Pencatatan Efek dan Peringkat Efek...
Sertifikasi dan Penghargaan Yang Diterima...
Ikhtisar Keuangan………
Analisis Manajemen……….
Tata Kelola Perusahaan………
Sumber Daya Manusia……….
Penjamin Emisi Pelaksana Obligasi dan Sukuk Ijarah………
Pemeringkatan Obligasi dan Sukuk Ijarah………...
Agen Pembayaran………
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal……….
1
3
4
5
7
8
10
12
14
15
17
18
19
20
21
22
54
70
73
74
75
Daftar Cabang PT Aneka Gas Industri………....
Pernyataan Manajemen Atas Laporan Tahunan 2013……….
Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012………...
81
87
SKEMA KEPEMILIKAN ENTITAS DAN ENTITAS ANAK
91,86%
4,36% 3,78%PT Aneka Mega
Energi
PT Samator Gas
Industri
Perusahaan
PT Ruci Gas
Rachmat Harsono
98% 2%
50% 75%
60%
PT Samabayu
Mandala
PT Krakatau
Samator
55%Heyzer
Harsono
Arief
Harsono
VISI DAN MISI
Visi
Perusahaan yang paling diidamkan, terus bertumbuh dan berkembang dengan
mendayagunakan sumber daya alam yang memberikan manfaat bagi kehidupan
Misi
1.
Memberikan yang terbaik bagi para pemangku kepentingan (stakeholders)
2.
Berintegritas dan berkomitmen terhadap kualitas, HSE (Health Safety
Environment), dan GCG (Good Corporate Governance)
3.
Meningkatkan TCS (Total Customer Solution)
TONGGAK SEJARAH
1916
1924
1958
1971
1996
1998
2003
2004
2008
2008
2010
2011
NV WA Hoek Machine en Zuurstof, sebuah perusahaan Belanda
membangun pabrik oksigen di Jakarta pada tahun 1916, diikuti dengan
pembangunan pabrik lainnya di Surabaya dan Bandung.
NV Javasche Koelzoor membangun pabrik CO2 di Surabaya.
Kedua perusahaan dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia menjadi
PN Zatas dan PN Asam Arang.
Kedua perusahaan tersebut digabung menjadi PT Aneka Gas Industri
(Persero) dan berada di bawah Departemen Perindustrian.
Sebagian saham pemerintah di PT Aneka Gas Industri dijual kepada
Messer Griesheim Gmbh (40%) dan PT Tira Austenite (10%).
Messer Griesheim Gmbh dari Jerman meningkatkan porsi
kepemilikanya dengan mengambil alih semua saham pemerintah di PT
Aneka Gas Industri. Status perusahaan menjadi Penanaman Modal
Asing (PMA).
Messer menjual saham PT Aneka Gas Industri kepada Arief Harsono
dan PT Tira Austenite. Hal ini kemudian merubah komposisi saham
menjadi PT Tira Austenite 51% dan Arief Harsono 49%. Status PT
Aneka Gas Industri berubah menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN).
Keluarga Harsono membeli seluruh saham PT Tira Austenite di PT
Aneka Gas Industri sehingga Keluarga Harsono menguasai 100% saham
PT Aneka Gas Industri.
Keluarga Harsono menjual sebagian saham PT Aneka Gas Industri
kepada PT Aneka Mega Energi. Komposisi kepemilikan menjadi PT
Aneka Mega Energi 98% dan Rachmat Harsono 2%.
PT Aneka Gas Industri menerbitkan Obligasi Aneka Gas Industri I
Tahun 2008 dan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008.
ASP baru di Jakarta milik PT Aneka Gas Industri mulai beroperasi.
PT Aneka Gas Industri mulai melakukan pembangunan ASP di Pulau
Batam.
2012
2013
PT Aneka Gas Industri menerbitkan Obligasi Aneka Gas Industri II
Tahun 2012 dan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II Tahun 2012.
ASP baru di Rungkut, Surabaya mulai dibangun.
PT Aneka Gas Industri mulai melakukan pembangunan ASP baru di
Medan, Sumatera Utara dan Bitung, Sulawesi Utara.
DEWAN KOMISARIS
ARIEF HARSONO, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 60 tahun.
Lahir di Toli-Toli pada tanggal 18 Juli 1954. Menyelesaikan pendidikan terakhir pasca sarjana (S2) di program Magister Manajemen Universitas Gajah Mada pada tahun 2005 dan di program Magister Pendidikan Agama Buddha Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Maha Prajna pada tahun 2012. Jabatan yang sedang dijabat adalah Direktur Utama PT Samator (1975 – sekarang), Komisaris Utama PT Samator Gas Industri (1992 – sekarang) dan Direktur Utama Perusahaan (2003 – 2006). Menjabat sebagai Komisaris Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi-organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Ketua Umum Asosiasi Gas Industri Indonesia, Ketua Umum DPP Walubi, Ketua DPP Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia, dan Wakil Ketua Umum IV PBVSI.
RASID HARSONO, Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 53 tahun.
Lahir di Toli-Toli pada tanggal 6 April 1961. Jabatan yang sedang dijabat adalah Wakil Direktur Utama PT Samator (1992 – sekarang), Komisaris PT Samator Gas Industri (1997 – sekarang) dan Komisaris Perusahaan (2004 – 2005). Menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.
DJASRI MARIN, Komisaris Warga Negara Indonesia, 64 tahun.
C.M. BING SOEKIANTO, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 72 tahun.
Lahir di Pasuruan pada tanggal 1 September 1942. Menyelesaikan pendidikan terakhir sarjana (S1) di Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya pada tahun 1973. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Direktur Senior Operasional dan Engineering PT Air Products Indonesia (1991 - 2003) dan Direktur Perusahaan (2004 - 2006). Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan untuk pertama kalinya Komisaris berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Pembina pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.
AGOEST SOEBHEKTIE, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 61 Tahun
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
Para stakeholder dan stockholder yang terhormat,
Pertama-tama, perkenankanlah kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
karunia-Nya sehingga kinerja Perusahaan di tahun 2013 makin meningkat meskipun
kondisi ekonomi makro Indonesia pada tahun 2013 cenderung tidak kondusif bagi
dunia usaha yang disebabkan meningkatnya suku bunga, meningkatnya inflasi serta
melemahnya nilai tukar Rupiah.
Kinerja Perusahaan
Kami menyakini bahwa strategi yang diterapkan oleh Perusahaan saat ini telah
berjalan pada jalur yang tepat. Sementara itu dari sisi operasional, kami sampaikan
bahwa Perusahaan melaporkan kinerja yang cukup memadai di tahun 2013, meskipun
pencapaian pendapatan sebesar Rp. 972.104.865.000 di tahun 2013 lebih kecil dari
pada target yang ditetapkan sebesar Rp. 1.111.342.729.740.000 atau mencapai
87,47% dari target. Namun pendapatan pada tahun 2013 yang besarnya adalah Rp.
972.104.865.000 ini relatif meningkat apabila dibandingkan dengan pendapatan tahun
2012 yang besarnya adalah Rp. 858.905.519.000 atau meningkat sebesar 13,17%.
Kendala-Kendala Yang Dihadapi
Kami dengan segala kerendahan hati mengungkapkan bahwa dalam menjalankan
kegiatan usahanya, Perusahaan masih mengalami kendala-kendala seperti sulitnya
memperoleh pasokan listrik di daerah luar Jawa sehingga rencana penambahan
kapasitas produk di luar Jawa menjadi tertunda.
Gambaran Tentang Prospek Usaha
Terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi oleh Perusahaan tersebut, kami optimis
bahwa kinerja Perusahaan di masa mendatang akan menjadi lebih baik. Adanya
kebijakan pemerintah di sektor kesehatan masyarakat membuat potensi pertumbuhan
di sektor medis sangat tinggi sehingga diperkirakan konsumsi gas medis dan instalasi
gas medis akan meningkat pesat, selain itu kebijakan pemerintah di sektor
pertambangan dengan diberlakukannya UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009 yang
melarang ekspor mineral mentah juga akan mampu mendorong tingkat pertumbuhan
konsumsi gas industri menjadi lebih tinggi lagi karena akan muncul banyak industri
pengolahan mineral, lebih lanjut perbaikan infrastruktur yang dilakukan pemerintah
diharapkan mampu mendukung Perusahaan untuk dapat beroperasi dengan makin
efisien.
Perubahan Komposisi Direksi
DEWAN DIREKSI
HEYZER HARSONO, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 56 tahun.
Lahir di Toli-Toli pada tanggal 13 September 1958. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Komisaris PT Samator Gas Industri (2005 - sekarang), dan Komisaris Utama PT Samator (2007 – sekarang). Menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai salah satu ketua di PBVSI dan salah satu anggota Board of Administration Asian Volleyball Confederation.
RACHMAT HARSONO, Wakil Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 34 tahun.
Lahir di Surabaya pada tanggal 12 Maret 1980. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Bachelor of Science) di Marquette University, Wisconsin USA pada tahun 2003 dan pasca sarjana (S2) Master of Business Administration di University of Chicago, Booth School of Business pada tahun 2011. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain Direktur Komersial PT Aneka Gas Industri (2004-2007), Direktur Utama PT Samator Gas Industri (2007 – sekarang), dan Direktur Utama PT Ruci Gas d/h PT Raja Prima Syngas (2007 – sekarang). Menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM daan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah Vice Chairman Buddhist Muda Indonesia, Wakil Sekretaris Jenderal Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Komite Tiongkok, President of Entrepreneur Organization Indonesian Chapter dan Area Director of Entrepreneur Organization South East Asia.
AGUS PURNOMO, Direktur Operasional Warga Negara Indonesia, 58 tahun.
sedang diemban adalah sebagai Sekretaris pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.
ETTY FARDHIATI, Direktur Pemasaran Warga Negara Indonesia, 63 tahun.
Lahir di Ponorogo pada tanggal 17 April 1951. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Universitas Gajah Mada pada tahun 1975. Berbagai jabatan yang pernah dijabatnya adalah Kepala Biro Pemasaran PT Aneka Gas Industri (1988 – 1999), General Manager Marketing PT Messer Aneka Gas (1999 - 2004) dan General Manager Wilayah III Jabar & Lampung Perusahaan (2005 -2006). Menjabat sebagai Direktur berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Bendahara pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.
IMELDA MULYANI HARSONO, Direktur Keuangan Warga Negara Indonesia, 32 tahun.
Lahir di Surabaya pada tanggal 5 April 1982. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Bachelor of Arts) di National University of Singapore pada tahun 2003, pasca sarjana (S2) Magister Manajemen di Universitas Pelita Harapan pada tahun 2007 dan Master of Commercial Law di University of Edinburgh pada tahun 2010. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Wakil Direktur Pembelian PT Samator (2004), General Manager Pembelian Skala Nasional PT Samator (2005), Kepala Pembelian Skala Nasional Perusahaan (2006 – 2007) dan Komisaris PT Aneka Mega Energi (2008 – sekarang). Menjabat sebagai Direktur Perusahaan berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. . w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.
PHAJAR HADYWIBOWO, Direktur Teknik Warga Negara Indonesia, 48 tahun.
KOMITE AUDIT
AGOEST SOEBHEKTIE, Komisaris Independen, Ketua Komite Audit (Baru) Warga Negara Indonesia, 61 Tahun
Lahir di Magelang pada tanggal 5 Agustus 1953. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Sarjana Ekonomi) di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang pada tahun 1978 dan menyelesaikan program pasca sarjana pada Program Pasca Sarjana Manajemen Agri Bisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 1994. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Direktur di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia, Direktur BNI Bidang Consumer, Direktur BNI Bidang Retail, Direktur LPPI dan Senior Advisor di PT GTWO IMC Evolution. Aktif menjadi pengajar di Universitas Pancasila dan LPPI. Saat ini sedang menjabat sebagai Komisaris Utama dan sekaligus Komisaris Independen di PT Bank DKI Tbk. Menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014 untuk periode jabatan tanggal 18 Maret 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.
C.M. BING SOEKIANTO, Komisaris Independen, Ketua Komite Audit (Lama) Warga Negara Indonesia, 72 tahun.
Lahir di Pasuruan pada tanggal 1 September 1942. Menyelesaikan pendidikan terakhir sarjana (S1) di Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Direktur Senior Operasional dan Engineering PT Air Products Indonesia (1991 - 2003) dan Direktur Perusahaan (2004 - 2006). Menjabat sebagai Komisaris Independen Perusahaan sejak tahun 2007 dan menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 116/UM.5-VI/2008 tanggal 2 Juni 2008. Berhenti menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014.
DJANARKO TJANDRA, Anggota Komite Audit (Lama) Warga Negara Indonesia, 48 tahun.
Lahir di Surabaya pada tanggal 1 Januari 1966. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) dan pasca sarjana (S2) di Fakultas Teknik Kimia, Technology University of Berlin serta pendidikan pasca sarjana (S2) di International Technology Transfer Management, University of Applied Sciences Berlin. Berbagai jabatan yang pernah antara lain sebagai Manajer Research and Development PT Tjiwi Kimia Tbk. Aktif sebagai tenaga pengajar di beberapa universitas terkemuka. Menjabat sebagai anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 116/UM.5-VI/2008. Berhenti menjabat sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014.
SANTOSO WIDJAJA, Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, 46 tahun.
meliputi PriceWaterhouse Coopers dan Accenture. Jabatan di organisasi yang saat ini diemban adalah sebagai anggota Tim Teknik & Pengembangan pada Asosiasi Gas Industri Indonesia. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris 070/UM.5-III/2013 tanggal 18 Maret 2013 dan diangkat kembali sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014 untuk periode jabatan tanggal 18 Maret 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.
DJONY WINARTO, Anggota Komite Audit (Baru) Warga Negara Indonesia, 45 Tahun
UNIT AUDIT INTERNAL
TJOKRO ALIWIDJAJA, Ketua Unit Audit Internal
SEKILAS PERUSAHAAN
Pendirian
Alamat
Bidang Usaha
PT Aneka Gas Industri (“Perusahaan “/”Entitas”) didirikan
pada tanggal 21 September 1971 oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
Gedung UGM Samator Pendidikan Tower A, Lantai 5 -6.
Jl. Dr Sahardjo No. 83.
Manggarai, Tebet.
Jakarta Selatan 12850.
Tel : (6221) 83709111 Fax (6221) 83709911
www.anekagas.com
KRONOLOGIS PENCATATAN EFEK DAN PERINGKAT EFEK
Kronologis pencatatan efek
No.
Nama Efek
Jumlah
(Dalam Rupiah)
Tanggal Emisi
Tanggal Jatuh
Tempo
1
Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I
Tahun 2008
160.000.000.000
8 Juli 2008
8 Juli 2013
2
Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun
2008
80.000.000.000
8 Juli 2008
8 Juli 2013
3
Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II
Tahun 2012
200.000.000.000
18 Desember
2012
18 Desember
2017
4
Obligasi Aneka Gas Industri II Tahun
2012
200.000.000.000
18 Desember
2012
18 Desember
2017
Kronologis peringkat efek
Tahun
Peringkat Outlook
Lembaga Pemeringkat
2008
A3.id
Stabil
PT Moody's Indonesia
2009
BBB(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
2010
BBB(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
2011
BBB(idn)
Positif
PT Fitch Ratings Indonesia
2012
A-(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
2013*
A-(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
2013
A-(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
Keterangan :
SERTIFIKASI DAN PENGHARGAAN YANG DITERIMA
Hingga saat Laporan Tahunan ini diterbitkan, Perusahaan telah menerima berbagai
pengakuan internasional atas standar yang diterapkan Perusahaan dalam hal kualitas
proses manufaktur berupa sertifikat ISO dan juga penghargaan. Beberapa sertifikasi
dan penghargaan yang pernah diterima oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
Sertifikasi/
Penghargaan
Issuer
Tahun
Indonesia Best Practices in Corporate
Transformation
Majalah SWA dan Win Solution (Strategic Consulting)
2013
ISO 9001: 2008 SAI Global 2011 - sekarang
Upakarti Pemerintah Republik Indonesia 1990
Zero Accident Award Departemen Tenaga Kerja 2004
Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2011 - sekarang
Safety Certificate Conoco Philips Indonesia Inc. Ltd 2006 – sekarang
Associate Member
Asian Industrial Gasses Association 2004 – sekarang
Asosiasi Gas Industri Indonesia (d/h Asosiasi Oksigen)
1972 - sekarang
Sertifikasi SNI untuk produk sebagai berikut :
‣ Oxygen (O2) : SNI No. 0576/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012
‣ Nitrogen (N2) : SNI No. 0580/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012
‣ Argon (Ar) : SNI No. 0579/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012
‣ Acetylene (C2H2) : SNI No. 0575/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012
IKHTISAR KEUANGAN
Angka-angka pada seluruh tabel dinyatakan dalam juta Rupiah dan menggunakan
notasi bahasa Indonesia, kecuali disebutkan lain.
2013 2012 2011
Laporan Laba Rugi
Penjualan 972,105 858,905 724,384
Laba Kotor 419,701 390,292 316,436
Laba Usaha 161,064 161,307 136,792
Laba Bersih ¹ 68,726 65,799 49,066
Laba Tahun Berjalan ² 78,133 77,005 58,461 Laba Per Saham (Dalam Rupiah Penuh) 171,545 218,534 217,477
Posisi Keuangan (Neraca)
Jumlah Aset 2,555,917 2,025,630 1,222,532
Aset Lancar 582,775 668,861 321,456
Investasi Pada Entitas Asosiasi - 8,641 6,250
Aset Tetap 1,954,717 1,337,199 883,770
Liabilitas Jangka Pendek 575,007 584,414 307,941
Jumlah Pinjaman 1,389,945 1,156,558 583,027
Jumlah Liabilitas 1,763,257 1,367,352 757,509
Modal Kerja Bersih ³ 16,063 95,518 94,303 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Entitas Induk 679,647 575,920 410,122
Jumlah Ekuitas 792,661 658,277 465,022
Analisa Rasio dan Informasi Lainnya
Laba Bersih thd Aset ⁴ 3% 4% 5%
Laba Bersih thd Ekuitas ⁵ 10% 11% 12%
Marjin Laba Kotor 43% 45% 44%
Rasio Lancar (X) 1.0 1.1 1.0 Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Aset (X) 0.7 0.7 0.6 Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Ekuitas (X) 2.2 2.1 1.6 Saham Beredar (Lembar) 400,630 301,093 225,616 Keterangan :
1. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik induk 2. Termasuk laba yang diatribusikan kepada non pengendali 3. Piutang Usaha + Persediaan - Hutang Usaha
4. ROA (laba tahun berjalan / jumlah aset)
ANALISIS MANAJEMEN
1. RIWAYAT SINGKAT PERUSAHAAN
PT Aneka Gas Industri (selanjutnya disebut “Perusahaan” / ”Entitas” /
”Perseroan”) berasal dari dua perusahaan Belanda, yaitu NV WA Hoek Machine en
Zuurstof (selanjutnya disebut ”NV WA Hoek”), perusahaan yang membangun pabrik
oksigen di Jakarta pada tahun 1919, diikuti dengan pembangunan pabrik lainnya di
Surabaya pada tahun 1920 dan di Bandung pada tahun 1939, dan NV Javasche
Koelzoor Fabriek (selanjutnya disebut ”NV Javasche Koelzoor”), yang mendirikan
pabrik karbon dioksida di Surabaya pada tahun 1924. Pada tahun 1958, NV WA Hoek
dan NV Javasche Koelzoor dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia,
dimana NV WA Hoek menjadi PN Zatas dan NV Javasche Koolzoer menjadi PN
Asam Arang. Dalam perjalanannya, PN Zatas mengalami perkembangan yang pesat
dan mendirikan pabrik di Semarang, Makassar dan Medan, namun sebaliknya PN
Asam Arang kurang berkembang. Pada tahun 1971, PN Zatas dan PN Asam Arang
digabung menjadi ”PT Aneka Gas Industri (Persero)” dan berada di bawah
Departemen Perindustrian Republik Indonesia.
Sehubungan dengan penggabungan PN Zatas dan PN Asam Arang, yang
diikuti dengan pendirian PT Aneka Gas Industri (Persero) berdasarkan Akta Pendirian
Perseroan Terbatas No. 28 tanggal 21 September 1971, yang kemudian diubah dengan
Akta Perubahan No. 9 tanggal 4 Nopember 1971, keduanya dibuat di hadapan
Soeleman Ardjasasmita, S.H., pada saat itu Notaris di Jakarta (selanjutnya kedua akta
tersebut disebut “Akta Pendirian”). Akta Pendirian tersebut telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Penetapan
No. J.A.5/198/3 tanggal 8 Nopember 1971 dan telah didaftarkan dalam buku register
pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah No. 3051 dan
No. 3052 tanggal 10 Nopember 1971, serta telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 103 tanggal 24 Desember 1971, Tambahan No. 576.
Dikarenakan terdapatnya kesalahan cetak pada Berita Negara Republik Indonesia
tersebut di atas, maka diadakan ralat dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26
tanggal 31 Maret 1972, Tambahan No. 576a.
Pada tahun 1998, Negara Republik Indonesia melepaskan seluruh kepemilikan
saham dalam Perusahaan sejumlah 12.500 (dua belas ribu lima ratus) saham seri A
kepada Messer Griesheim GmbH dan PT Tira Austenite, masing-masing sejumlah
10.000 (sepuluh ribu) saham seri A dan 2.500 (dua ribu lima ratus) saham seri A
sebagaimana disetujui dalam Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Perusahaan No. 112 tanggal 15 Januari 1998 yang dibuat oleh Irene Yulia Susilo,
S.H., Notaris Pengganti dari Notaris Singgih Susilo, S.H. Pengalihan saham tersebut
telah dilaksanakan sesuai dengan Sale of Shares Agreement No. 113 tanggal 15
Januari 1998 yang dibuat oleh dan antara Negara Republik Indonesia, Messer
Griesheim GmbH dan PT Tira Austenite di hadapan Irene Yulia Susilo, S.H., Notaris
Pengganti dari Notaris Singgih Susilo, S.H.
Luar Biasa Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 18
Desember 2002, rapat telah memberikan persetujuan atas penjualan seluruh saham
yang dimiliki oleh Messer Griesheim GmbH dalam Perusahaan masing-masing
kepada PT Tira Austenite, Tbk sejumlah 19.247 (sembilan belas ribu dua ratus empat
puluh tujuh) saham, sesuai dengan Sale and Purchase Agreement tanggal 21 Januari
2003, yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H. sehingga total saham yang
dimiliki oleh PT Tira Austenite, Tbk adalah 23.941 (dua puluh tiga ribu sembilan
ratus empat puluh satu) saham dan Johnny Widjaja sejumlah 23.003 (dua puluh tiga
ribu tiga) saham, sesuai dengan Sale and Purchase Agreement tanggal 21 Januari
2003, yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.
Selanjutnya, Arief Harsono memperoleh kepemilikan saham dalam
Perusahaan pada tahun 2003 dengan cara membeli saham milik Johnny Widjaja
dalam Perusahaan sejumlah 23.003 (dua puluh tiga ribu tiga) saham sebagaimana
dinyatakan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham
Perusahaan No. 21 tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat oleh Notaris Ira Sudjono,
S.H. dan dilaksanakan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 22 tanggal 22 Januari
2003 yang dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.
Sejak tahun 2004, Perusahaan dimiliki sepenuhnya oleh Keluarga Harsono
dengan disetujuinya penjualan dan pengalihan seluruh saham yang dimiliki oleh PT
Tira Austenite, Tbk dalam Perseroan, yaitu sejumlah 23.941 (dua puluh tiga ribu
sembilan ratus empat puluh satu) saham kepada Arief Harsono, Rasid Harsono, dan
Heyzer Harsono sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 3 tanggal 8 Juni 2004 yang
dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H., M.H., dan dilaksakan berdasarkan Akta
Pengalihan Hak-hak Atas Saham No. 1 tanggal 8 Juni 2004, Akta Pengalihan Hak-hak
Atas Saham No. 6 tanggal 8 Juni 2004, dan Akta Pengalihan Hak-hak Atas Saham
No. 2 tanggal 8 Juni 2004, seluruhnya dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.,
M.H.
AHU-AH.01.10-5972 tanggal 12 Maret 2008 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar PT Aneka Gas Industri, serta telah didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan No. AHU-0018393.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 12 Maret 2008.
Anggaran Dasar Perusahaan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 22 tanggal 30 Desember 2013, yang
dibuat di hadapan Christina Inawati, S.H., Notaris di Surabaya, yang telah
memperoleh persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia berdasarkan Surat No. AHU-05185.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 6
Februari 2014
dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan
No.
AHU-0008693.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 6 Februari 2014 (“Akta No. 22/2013”).
Pada saat Laporan Tahunan 2013 ini dibuat, struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perusahaan adalah sebagaimana dimaksud dalam Akta No. 22/2013,
yaitu sebagai berikut:
Keterangan
Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal
@Rp1.000.000,-
Persentase
(%)
Modal Dasar
2.000.000
2.000.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Modal
Disetor
PT Aneka Mega Energi
504.700
504.700.000.000
98,00
Rachmat Harsono
10.300
10.300.000.000
2,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Modal Disetor
515.000
515.000.000.000
100,00
Saham Dalam Portepel
1.485.000
1.485.000.000.000
Perusahaan memiliki Entitas Anak sebagai berikut:
Entitas Anak
Kepemilikan
Perseroan
(%)
Kegiatan
Usaha
Tahun
Penyertaan
Tahun
Beroperasi
Secara
Komersial
Domisili
Penyertaan
Langsung
PT Samator Gas
Industri (SGI)
75,00
Produksi dan
Perdagangan
Gas
2005
1992
Surabaya
PT Ruci Gas (d/h
PT Raja Prima
Syngas) (RG)
PT Krakatau
Samator
50,00
55
Perdagangan
Industri Gas
Produksi dan
Perdagangan
Gas,
Perdagangan
Umum dan Jasa
2007
2013
2009
Belum
Beroperasi
Surabaya
Penyertaan Tidak Langsung Melalui SGI
PT Samabayu
Mandala (SBM)
45,00
Produksi dan
Perdagangan
Gas serta
Pemasangan
Instalasi
2005
1982
Bali
Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Gedung UGM – Samator
Pendidikan, Jl. Dr. Sahardjo No. 83, Tower A, Lantai 5-6, Tebet, Manggarai, Jakarta
Selatan. Saat ini, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki 27 (dua puluh tujuh) pabrik
(plant) yang tersebar di wilayah Jakarta, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,
yaitu 3 (tiga) di Jakarta, 3 (tiga) di Jawa Barat, 4 (empat) di Jawa Timur, 1 (satu) di
Riau, 1 (satu) di Kepulauan Riau, 3 (tiga) di Sumatera Utara, 1 (satu) di Kalimantan
Tengah, 1 (satu) di Kalimantan Selatan, 2 (dua) di Kalimantan Timur, 2 (dua) di
Sulawesi Utara, 1 (satu) di Bali, 1 (satu) di Sulawesi Tengah, dan 4 (empat) di
Sulawesi Selatan.
2. Keterangan Singkat Tentang Kegiatan Usaha Perusahaan dan Entitas Anak
Perusahaan memiliki 3 entitas anak melalui penyertaan saham secara langsung dan 1
entitas anak melalui penyertaan saham secara tidak langsung melalui Entitas Anak.
Penyertaan saham secara tidak langsung ini dilakukan pada PT Samabayu Mandala
dengan penyertaan sebesar 45% (Perusahaan memiliki 75% saham SGI dan SGI
memiliki 60% saham SBM)
Entitas Anak
Kepemilikan
Perseroan
(%)
Kegiatan
Usaha
Tahun
Penyertaan
Tahun
Beroperasi
Secara
Komersial
Domisili
Penyertaan
Langsung
PT Samator Gas
Industri (SGI)
75,00
Produksi dan
Perdagangan
Gas
2005
1992
Surabaya
PT Ruci Gas (d/h
PT Raja Prima
Syngas) (RG)
PT Krakatau
Samator
50,00
55,00
Perdagangan
Industri Gas
Produksi dan
Perdagangan
Gas,
Perdagangan
Umum dan Jasa
2007
2013
2009
Belum
Beroperasi
Surabaya
Penyertaan Tidak Langsung Melalui SGI
PT Samabayu
Mandala (SBM)
45,00
Produksi dan
Perdagangan
Gas serta
Pemasangan
Instalasi
2005
1982
Bali
3. Kondisi Perekonomian dan Pasar
Kinerja Perusahaan dipengaruhi oleh kondisi dan situasi ekonomi Indonesia
pada umumnya dan kondisi sektor industri pada khususnya. Hal ini karena gas
industri merupakan produk yang menjadi pendukung bagi kegiatan industri lain.
Peningkatan kegiatan industri secara umum akan mampu meningkatkan kinerja
perusahaan demikian pula sebaliknya, penurunan kegiatan industri secara umum akan
berdampak terhadap kinerja perusahaan.
Kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2013 yang cenderung rentan
(volatile) karena terganggunya stabilitas ekonomi makro yang diakibatkan oleh
meningkatnya inflasi, suku bunga dan melemahnya nilai tukar Rupiah telah menekan
perkembangan industri pada umumnya dan industri gas industri pada khususnya.
Meskipun kondisi perekonomian tersebut tidak kondusif, terdapat beberapa sektor
industri yang cenderung tidak terkena dampak dari kondisi tersebut seperti industri
kesehatan (rumah sakit) dan industri minyak nabati, bahkan industri pertanian dan
perikanan yang beorientasi eksport yang malah diuntungkan dengan adanya
pelemahan nilai tukar Rupiah. Industri-industri ini merupakan pengguna gas industri
yang stabil dan robust.
Ekspansi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri minyak nabati
ke daerah-daerah juga menimbulkan peluang bagi perusahaan gas industri karena
industri tersebut merupakan konsumen gas industri dalam skala yang besar dalam
proses produksinya. Lebih lanjut adanya kebijakan pemerintah yang memberikan
perhatian lebih kepada sektor kesehatan juga mampu berdampak positif bagi
kebutuhan gas medis maupun peralatan pendukungnya. Oleh sebab itu Perusahaan
berupaya dapat memenuhi permintaan gas industri maupun gas untuk sektor medis
melalui pendirian pabrik / Air Separation Plant dan cabang-cabang baru melalui
entitas anak di wilayah-wilayah yang berkembang.
4. Gas Industri di Indonesia
diperoleh dari proses reaksi kimia dan pemisahan yang membutuhkan bahan baku dari
hidrokarbon.
Konsumen gas industri terdiri dari berbagai sektor, antara lain sektor industri
makanan dan minuman, kimia, kosmetik, rumah sakit, baja, otomotif dan lain
sebagainya. Gas industri yang dipakai oleh sektor industri biasanya dalam bentuk gas.
Namun demikian pengiriman produk gas ini bisa berbentuk cair atau gas, tergantung
pada jumlah pemakaian gas tersebut serta jarak industri konsumen dengan produsen
gas. Untuk jumlah pemakaian yang sangat besar dan jaraknya dekat, maka gas
industri dapat didistribusikan melalui pipa, bahkan dalam kasus tertentu didirikan on
site plant yang berada di lokasi berdekatan atau di lokasi konsumen. Bagi konsumen
yang jumlah pemakaiannya relatif besar, maka produsen gas industri dapat
mengirimkan produknya berupa gas cair melalui jalur transportasi, sedangkan untuk
konsumen yang membutuhkan gas industri dalam jumlah kecil, maka produk yang
dikirimkan berupa gas di dalam tabung.
Pasar gas industri terbesar terletak pada produk hasil produksi Air Separation
Plant (ASP) yaitu produk Oksigen, Nitrogen dan Argon. Pasar produk ini adalah
kurang lebih sebesar 45% dari total seluruh pasar gas industri di Indonesia.
Produk-produk yang memiliki pasar lainnya yang memiliki pasar relatif besar adalah Asetilen,
Karbondioksida, Hidrogen, dan Nitrous Oxide.
5. Analisis Kekuatan Persaingan Dalam Industri
Perkembangan gas industri di Indonesia telah berjalan cukup lama. Hal ini
ditandai oleh maraknya perkembangan dan persaingan antar produsen gas industri di
dalam negeri. Dari produsen-produsen yang ada, terdapat beberapa perusahaan yang
menguasai pasar gas industri di Indonesia yang merupakan perusahaan dalam negeri
maupun perusahaan luar negeri. Untuk lebih jelasnya maka dilakukan analisis dengan
menggunakan lima kekuatan persaingan yaitu persaingan dalam industri, ancaman
pendatang baru, kekuatan tawar pemasok, kekuatan tawar konsumen dan ancaman
produk substitusi (pengganti).
a. Persaingan Dalam Industri
Pada saat ini terdapat lima perusahaan yang secara dominan menguasai pasar
gas industri Indonesia. Perusahaan adalah salah satu dari dua perusahaan lokal
tersebut, dan tiga perusahaan lainnya adalah perusahaan asing. Perusahaan saat ini
menduduki peringkat kedua dari lima besar produsen gas industri yang ada di
Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 20%.
b. Ancaman Pendatang Baru
Ancaman pendatang baru di sektor gas industri tidak mengkhawatirkan dan
memiliki tingkat kemungkinan masuk yang rendah. Hal ini dilandasi kenyataan
bahwa hambatan masuk (barrier to entry) ke dalam industri ini sangat tinggi.
Berikut ini adalah beberapa hambatan masuk ke dalam sektor gas industri:
b.
Sektor gas industri membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki
kapabilitas yang khusus
c.
Sektor gas industri membutuhkan jaringan distribusi yang kompleks, berbeda
dengan industri lain karena sifat produknya yang unik.
d.
Sektor industri gas berbeda dengan sektor industri yang lain karena
membutuhkan peralatan-peralatan yang khusus untuk aplikasi gas maupun
penanganan produknya seperti:
Tabung tekanan tinggi (high pressure cylinder), digunakan sebagai
kemasan produk dalam bentuk gas bertekanan tinggi.
Tanki cryogenic (cryogenic tank), digunakan untuk produk gas yang telah
diolah menjadi bentuk cair. Tanki ini digunakan khusus untuk bentuk cair
yang memiliki temperatur sangat rendah yang dapat berbentuk stationer
tank.
Sarana distribusi dalam bentuk isotank maupun transport tank.
Sistem pipeline, digunakan untuk mendistribusikan gas dari plant menuju
plant pelanggan.
e.
Sektor industri gas merupakan sektor yang padat teknologi sehingga
membutuhkan pengetahuan dan pemahaman teknologi yang terus
berkembang. Penelitian dan pengembangan mutlak dibutuhkan dalam industri
ini.
c. Kekuatan Tawar Pemasok
Kekuatan tawar pemasok bukan merupakan ancaman berarti untuk produk-produk
hasil produksi ASP karena bahan baku yang digunakan adalah udara yang ada di
sekitar kita. Sedangkan untuk produk-produk lainnya, bahan baku yang dibeli dari
pemasok tidak merupakan bahan baku yang memiliki porsi signifikan
d. Kekuatan Tawar Konsumen
Kekuatan tawar konsumen dalam sektor industri gas masih dalam kategori yang wajar
karena hanya terdapat beberapa perusahaan produsen gas industri di Indonesia.
e. Ancaman Produk Substitusi (Pengganti)
Ancaman produk pengganti untuk produk gas industri dapat dikatakan tidak ada
karena produk gas industri sangat dibutuhkan dan memiliki aplikasi yang terus
berkembang yang dapat memperluas cakupan kegunaannya. Dalam kenyataannya,
produk gas industri malah menjadi produk pengganti bagi produk lain, misalnya
penggunaan oksigen dalam proses pembakaran mampu menghemat penggunaan
energi karena pembakaran berlangsung lebih efisien, contoh lain adalah potensi
penggunaan hidrogen untuk menggantikan bahan bakar fosil.
6. Strategi Usaha
Strategi Pemasaran
Entitas Anak mempunyai tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis bagi
pelanggan.
Untuk mencapai kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien, Perusahaan menerapkan
strategi pemasaran terpadu antara Entitas Anak dengan jaringan distribusi Perusahaan.
Secara keseluruhan strategi pemasaran dari Perusahaan dapat dirangkum sebagai
berikut :
a.
Melakukan penetrasi pasar
b.
Melakukan pengembangan pasar
c.
Melakukan pengembangan dan aplikasi produk
d.
Memberikan edukasi kepada pasar
e.
Ikut serta dalam pameran dan menyelenggarakan seminar-seminar
f.
Melakukan aliansi strategis
Distribusi dan Penjualan
a.
Distribusi
Distribusi merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan yang bergerak
di bidang gas industri. Sebagai satu-satunya perusahaan gas industri dengan jaringan
distribusi yang luas, maka Perusahaan berupaya memanfaatkan keunggulannya ini
sebagai alat untuk memenangkan persaingan.
Pada umumnya produk-produk Perusahaan dipasarkan ke dalam negeri
melalui jaringan distribusi yang dimiliki Perusahaan. Saat ini jalur distribusi
Perusahaan dapat dibagi menjadi 7 wilayah pemasaran. Dengan perkembangan waktu,
jumlah wilayah pemasaran ini dapat ditingkatkan agar Perusahaan lebih mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan serta dapat memperkuat posisi Perusahaan dalam
menghadapi persaingan. Di masa-masa mendatang, perusahaan berupaya untuk
melakukan pengembangan pasar di luar pulau Jawa terutama pada Kawasan Indonesia
Timur.
b.
Penjualan
Dari segi penjualan, Perusahaan pada umumnya melakukan penjualan
langsung kepada pelanggan sekaligus berfokus untuk dapat memenuhi permintaan
dari pelanggan. Dengan metode seperti ini, Perusahaan berusaha untuk menjadi
perusahaan yang menjadi rujukan pemasok bagi setiap pelanggannya. Selain
melakukan penjualan langsung kepada pelanggannya, Perusahaan juga melakukan
penjualan melalui Entitas Anak yang melayani pasar ritel gas industri. Hal ini
dilakukan agar pasar gas industri baik dalam bentuk cair maupun gas dapat dilayani
dengan baik oleh Perusahaan.
Teknologi
Dengan implementasi sistem SAP dan GPS ini, Perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi sehingga mampu melakukan penyempurnaan proses bisnis
lebih efektif dan cepat secara berkesinambungan. Perusahaan juga mengembangkan
Human Resource Information System (HRIS) yang bermanfaat untuk mengelola
semua informasi mengenai karyawan, termasuk sistem penggajian, rekrutmen,
pelatihan, competency, penilaian kinerja dan beberapa modul pendukung lainnya.
Dengan adanya competency module, semua proses pengembangan sumber daya
manusia akan mengacu pada competency yang telah ditetapkan. Proses administrasi
pelatihan dan rekrutmen bisa dilakukan melalui web.
Dengan semua fasilitas teknologi informasi yang telah tersedia, data-data dan
informasi yang diperlukan dapat diolah melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM)
untuk kepentingan analisa, pengambilan keputusan dan perencanaan yang diperlukan
Manajemen. Perusahaan dapat menentukan Key Performance Indicator (KPI) untuk
setiap unit cabang dan unit usaha yang dapat dimonitor melalui fasilitas SIM ini.
Riset dan Pengembangan
Perusahaan memiliki sebuah departemen pengembangan usaha. Departemen
ini memiliki tugas antara lain melakukan kajian untuk mendapatkan alternatif
pengembangan usaha Perusahaan dan Entitas Anak. Apabila sebuah produk
dipandang memiliki prospek penjualan yang baik di masa mendatang, Perusahaan
akan mengambil sebuah pertimbangan untuk mendirikan sebuah unit usaha produksi
yang baru atau menggunakan alternatif lainnya.
Pada saat ini Perusahaan berfokus untuk melakukan pengembangan usaha
secara nasional dan regional, dimana dalam setiap kegiatan pengembangan yang
dilakukan, Perusahaan terlebih dahulu melakukan sebuah kajian kelayakan untuk
menemukan keunggulan kompetitif dan perkembangan pertumbuhan ekonomi yang
dimiliki suatu wilayah tertentu sehingga dengan dilakukannya kajian ini maka
Perusahaan dapat memperkirakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh apabila
melakukan pengembangan usaha di suatu wilayah tertentu. Hingga saat ini, seluruh
kegiatan pengembangan usaha yang dilakukan Perusahaan selalu memilih wilayah
yang memiliki potensi.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, unit pengembangan usaha
Perusahaan secara terus menerus melakukan kerjasama dengan bagian pemasaran
Perusahaan untuk mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai tambah bagi
konsumen. Hingga saat ini Perusahaan juga melakukan kerjasama dengan berbagai
pihak seperti perguruan tinggi nasional untuk mengembangkan berbagai produk gas
industri yang berkualitas. Selain itu, Perusahaan juga aktif melakukan kerja sama
dengan pihak perusahaan dari luar negeri seperti dari Jepang untuk memungkinkan
adanya transfer teknologi serta pemutakhiran dalam aspek-aspek teknis maupun
aplikasi.
7. Risiko-Risiko Usaha dan Manajemen Risiko
7.1. Risiko-Risiko Usaha
menerapkan Manajemen Risiko di berbagai bidang. Manajemen Risiko ini diterapkan
secara profesional dan berkesinambungan. Beberapa risiko usaha yang dihadapi oleh
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya adalah sebagai berikut:
Risiko Kesinambungan Pasokan Listrik
Dalam melakukan kegiatan usahanya terutama dalam kegiatan produksi, Perusahaan
membutuhkan kesinambungan pasokan listrik yang memadai untuk menjalankan
fasilitas produksinya. Ketidaklancaran pasokan listrik dapat mengganggu kegiatan
Perusahaan dalam memasok produk bagi konsumennya yang membutuhkan
kontinuitas pasokan. Hal ini dapat berdampak terhadap struktur biaya dalam kegiatan
usaha Perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas Perusahaan dan
Entitas Anak.
Risiko Produksi Berhenti Tidak Terduga
Perusahaan dalam kegiatan produksi memiliki kemungkinan proses produksi berhenti
tidak terduga yang disebabkan oleh faktor - faktor internal seperti mesin, peralatan
maupun faktor-faktor dari luar. Proses produksi berhenti yang tidak terduga ini dapat
mengganggu kegiatan Perusahaan dalam memasok produk bagi konsumennya yang
membutuhkan kontinuitas pasokan. Hal ini dapat berdampak terhadap struktur biaya
dalam kegiatan usaha Perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas
Perusahaan dan Entitas Anak.
Risiko Ketertinggalan Teknologi
Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya harus selalu mengikuti
perkembangan teknologi agar mampu bersaing di pasar yang makin kompetitif.
Perkembangan teknologi akan cenderung meningkatkan efisiensi kegiatan operasi
maupun produksi. Oleh sebab itu apabila Perusahaan tidak mampu mengikuti
perkembangan teknologi maka hal ini dapat berdampak terhadap profitabilitas
Perusahaan.
Risiko Keterlambatan Sumber Daya Manusia Dalam Mengikuti Perkembangan
Teknologi
Perkembangan teknologi harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan sumber
daya manusia melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan.
Keterlambatan sumber daya manusia dalam mengadopsi teknologi yang terus
berkembang tersebut akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan Perusahaan.
Risiko Kecelakaan Kerja
Produk Perusahaan dan Entitas Anak beberapa di antaranya merupakan produk gas
yang dikemas dalam tabung bertekanan tinggi dan produk cair yang memiliki
temperatur yang sangat rendah. Penanganan produk-produk ini harus dilakukan
dengan hati-hati. Ketidakhati-hatian dalam penanganan produk ini dapat
menimbulkan kecelakaan kerja.
Risiko Perekonomian
ini dapat berpengaruh terhadap kegiatan usaha Perusahaan karena pertumbuhan usaha
Perusahaan juga tergantung pada pertumbuhan ekonomi.
Risiko Harga
Risiko harga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen
keuangan yang disebabkan perubahan harga pasar, baik yang disebabkan oleh
faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau faktor-faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi
seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen
keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar. Eksposur risiko tingkat
bunga Perusahaan timbul terutama dari pinjaman yang diperoleh dari pinjaman bank.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam
memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan.
7.2. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan proses pengukuran atau penilaian risiko dan
pengembangan strategi pengelolaannya serta memberikan dukungan informasi
mengenai risiko bagi para pengambil keputusan. Sehubungan dengan risiko usaha
yang dikemukakan sebelumnya, secara umum Perusahaan dan Entitas Anak
melaksanakan beberapa manajemen risiko sebagai berikut:
Risiko Kesinambungan Pasokan Listrik
Terkait dengan risiko kesinambungan pasokan listrik yang berpotensi menyebabkan
ketidaklancaran pasokan listrik dan berakibat terhambatnya kegiatan produksi selama
beberapa waktu maka Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan storage tank
dengan kapasitas yang mampu memenuhi kebutuhan para pelanggannya selama
beberapa hari. Perusahaan dan Entitas Anak juga memiliki fasilitas produksi dengan
lokasi yang tersebar secara geografis yang dapat meminimalisir risiko terjadinya
kegagalan penyerahan produk kepada pelanggannya. Perusahaan dan Entitas Anak
juga menjalin aliansi strategis dengan perusahaan sejenis untuk saling menjamin
kesinambungan pasokan.
Risiko Produksi berhenti Tidak Terduga
Untuk mengatasi kemungkinan produksi berhenti tidak terduga maka Perusahaan dan
Entitas Anak menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001-2008. Hal ini dilakukan
agar segala potensi yang berpotensi menghambat kegiatan operasi Perusahaan dan
Entitas Anak terutama dalam hal produksi dapat dieliminir. Selain itu, Perusahaan dan
Entitas Anak juga menggunakan backup sistem yang memadai untuk selalu menjaga
keberlangsungan pasokan bagi para pelanggannya, baik itu in house maupun storage
tank di pelanggan, serta dukungan penuh jaringan aliansi untuk memenuhi kebutuhan
Risiko Ketertinggalan Teknologi
Dalam upaya mengatasi risiko ketertinggalan teknologi, Perusahaan dan Entitas Anak
selalu mengikuti perkembangan dan perubahan teknologi terutama di bidang yang
berkaitan dengan gas industri. Perusahaan dan Entitas Anak aktif mencari informasi,
melakukan penelitian dan pengembangan, dan berperan serta dalam asosiasi-asosiasi
industri gas baik lokal maupun internasional serta mengadopsi teknologi terbaru yang
memiliki manfaat signifikan bagi Perusahaan dan Entitas Anak.
Risiko Keterlambatan Sumber Daya Manusia Dalam Mengikuti Perkembangan
Teknologi
Perusahaan dan Entitas Anak secara aktif mengembangkan kemampuan sumber daya
manusia yang dimilikinya melalui pelatihan-pelatihan dan pengembangan agar
sumber daya manusia yang dimilikinya mampu mengikuti dan mengadopsi
perkembangan teknologi yang sangat pesat. Pelatihan-pelatihan rutin dilakukan secara
berkala dengan mengedepankan target-target yang ingin dicapai oleh Perusahaan dan
Entitas Anak terkait dengan percepatan sumber daya manusianya agar mampu
mengikuti perkembangan yang ada di bidang gas industri terutama di bidang
teknologi.
Risiko Kecelakaan Kerja
Untuk mengatasi risiko kecelakaan kerja, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan
kebijakan HSE (Health and Safety Environment) dan K3 (Keamanan dan
Keselamatan Kerja) secara ketat dan menyeluruh. Sarana dan prasarana yang
digunakan seperti tabung-tabung bertekanan tinggi selalu diuji hidrostatis secara rutin
dan berkala. Para pekerja diwajibkan menggunakan alat-alat penunjang keselamatan
kerja seperti sarung tangan, safety googles, dan peralatan penunjang lainnya.
Risiko Perekonomian
Dalam mengantisipasi risiko perekonomian yang beberapa diantaranya disebabkan
oleh perubahan dalam bidang fiskal dan moneter, perubahan kondisi politik dan
sosial, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan diversifikasi pasar dengan senantiasa
memasarkan produk gas pada berbagai sektor dan memberikan perhatian lebih pada
sektor-sektor yang tahan terhadap kondisi apapun seperti sektor medis. Perusahaan
dan Entitas Anak juga selalu berupaya mengembangkan aplikasi produk gas industri
agar dapat digunakan untuk macam-macam keperluan pada berbagai sektor industri.
Risiko Harga
Untuk mengatasi risiko perubahan harga maka dalam menentukan harga pada
perjanjian kontrak Perusahaan menerapkan formulasi harga yang melibatkan variabel
tarif dasar listrik, Indeks Harga Konsumen (IHK) dan bahan bakar minyak (BBM)
serta secara berkala melakukan peninjauan ulang apabila salah satu dari variabel
tersebut mengalami perubahan.
Risiko Suku Bunga
sangat memadai. Sehingga untuk meminimalisasi risiko tingkat suku bunga maka
Perusahaan aktif melakukan review atas pinjaman yang diberikan oleh bank.
Risiko Likuiditas
Untuk mengelola risiko likuiditas, Perusahaan menerapkan manajemen risiko
likuiditas yang berhati-hati dengan mempertahankan saldo kas yang cukup yang
berasal dari penagihan hasil penjualan dan juga dapat memperoleh dana tambahan
melalui lembaga perbankan.
7.3. Pandangan (Review) Terhadap Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Sistem manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan secara umum
dapat berjalan efektif dalam memininalisir bahkan mengeliminasi risiko-risiko yang
ada tersebut. Seiring dengan berkembangnya situasi dan kondisi internal dan eksternal
Perusahaan, maka tetap dilakukan pengembangan, perbaikan bahkan pembaharuan
sistem manajemen risiko yang telah ada agar kebijakan yang berjalan adalah
kebijakan yang bersifat pencegahan (preventif).
8. Kinerja Operasional
8.1. Produksi
Pada tahun 2011 jumlah gas yang diproduksi adalah sebesar 110,7 juta meter
kubik. Di tahun 2012 jumlah gas yang diproduksi adalah sebesar 170,8 juta meter
kubik meningkat sebesar 54,3% dibandingkan jumlah gas yang diproduksi di tahun
2012. Sedangkan di tahun 2013 jumlah gas yang diproduksi adalah sebesar 196,4 juta
meter kubik meningkat sebesar 15% dibandingkan jumlah gas yang diproduksi di
tahun 2012. Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah produksi Perusahaan masih
menunjukkan trend yang meningkat.
Produksi PT Aneka Gas Industri
Tahun 2011-2013
(Dalam Juta Meter Kubik)
Pada tahun 2013 terdapat peningkatan kapasitas produksi sebesar 25,7% apabila
dibandingkan dengan kapasitas produksi tahun 2012.
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
2011 2012 2013
110.7
170.8
Sementara pada tahun 2012 terdapat peningkatan kapasitas produksi sebesar 41,3%
apabila dibandingkan dengan kapasitas produksi tahun 2011.
8.2. Penjualan
Kinerja Penjualan PT Aneka Gas Industri menunjukkan trend peningkatan
yang signifikan dari tahun ke tahun. Penjualan PT Aneka Gas Industri di tahun 2011
adalah sebesar Rp. 724.384 juta. Di tahun 2012 nilai penjualan meningkat sebesar
18,57% menjadi Rp. 858.905 juta. Sedangkan di tahun 2013 penjualan PT Aneka Gas
Industri adalah sebesar Rp. 972.104 juta meningkat sebesar 13,17% dibandingkan
penjualan PT Aneka Gas Industri di tahun 2012. Secara umum dapat dikatakan bahwa
penjualan PT Aneka Gas Industri masih menunjukkan trend yang meningkat.
Peningkatan penjualan PT Aneka Gas Industri pada tahun 2013 ini disumbang
oleh adanya kenaikkan volume penjualan sebesar 19% dan pada saat yang sama
terjadi penurunan harga jual sebesar 6%. Penurunan harga ini terjadi karena adanya
perpindahan metode pasokan gas industri kepada pelanggan dari sebelumnya
menggunakan metode bulk (dalam bentuk cair) yang menggunakan sarana distribusi
seperti road tank menjadi pipeline yang lebih efisien dan karena meningkatnya
kebutuhan dari para pelanggan.
Penjualan PT Aneka Gas Industri
Tahun 2011-2013
(Dalam Juta Rupiah)
8.3. Penjualan PT Aneka Gas Industri Tahun 2013 Berdasarkan Sektor
Gas industri merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor
usaha bahkan juga dibutuhkan sebagai salah satu penunjang kehidupan. Oleh sebab
itu pemakai gas industri merata ke hampir semua sektor dari sektor dengan teknologi
sederhana / tradisional hingga sektor dengan teknologi canggih.
- 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000
2011 2012 2013
724,384
858,905
9. Penambahan Aset Tetap dan Ekspansi
Pada tahun 2013, Perusahaan mulai melakukan pembangunan beberapa pabrik
penghasil gas industri (Air Separation Plant) dan sarana penunjang pemasaran yang
menyebabkan penambahan aset tetap sebesar Rp. 617.518 juta hingga akhir tahun
2013. Diharapkan pembangunan pabrik penghasil gas industri (Air Separation Plant)
ini akan beroperasi di tahun 2014 dan 2015.
Terdapat ikatan material untuk barang modal tersebut yaitu ikatan jaminan fidusia
dengan Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri. Pendanaan untuk melakukan
penambahan aset tetap tersebut dalam mata uang Rupiah.
10. Kinerja Keuangan
10.1. Neraca
Komposisi aset Entitas dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
Agriculture, 2.3% Automotive &
Transportation, 1.2% Chemicals &
Petrochemicals, 1.0%
Electronics & Electricals, 3.0%
Foods & Beverage , 3.7%
Glass, Cement & Lime , 1.1%
Medical , 20.0% Metallurgy, 9.2%
Mining, 1.6% Oils & Gas , 6.3%
Retail, 37.7% Shipyard & Engineering, 7.0%
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Aset:
Aset Lancar
Kas dan setara kas 80,171 -78.28% 369,102
Investasi jangka pendek 10,025 -81.64% 54,608
Piutang usaha
128,231 16.53% 110,037 Pihak berelasi 3,303 268.64% 896 Piutang lain-lain
Pihak ketiga 4,242 61.35% 2,629 Pihak berelasi 25,419 254090.00% 10
Persediaan 116,218 25.43% 92,657
Uang muka pembelian 193,780 503.21% 32,125 Pajak dibayar di muka 13,884 312.60% 3,365 Biaya dibayar di muka 7,501 118.62% 3,431
Jumlah Aset Lancar 582,774 -12.87% 668,860
Aset Tidak Lancar
Penyertaan Saham - - 8,640
1,954,717 46.18% 1,337,199
33 -
-Biaya pra operasi - -
-Aset tidak lancar lainnya 18,392 68.27% 10,930
Jumlah Aset Tidak Lancar 1,973,142 45.43% 1,356,769
Jumlah Aset 2,555,917 26.18% 2,025,629
Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp449.432 pada tahun 2013, Rp358.426 pada tahun 2012
Rugi ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa balik aset sewa pembiayaan
Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp2.572 pada tahun 2013 dan Rp2.511 pada tahun 2012
2013 Perubahan
31-Dec
2012
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
Rp25.419 juta, Rp116.218 juta, Rp193.780 juta, Rp13.884 juta, Rp7.501 juta,
Rp1.954.717 juta, Rp33 juta, Rp18.392 juta.
Piutang usaha Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp20.601 juta
menjadi sebesar Rp131.534 juta atau sebesar 18,57% terutama disebabkan karena
meningkatnya volume penjualan.
Piutang lain-lain Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp2.639 juta
menjadi sebesar Rp29.661 juta atau meningkat sebesar 1.023,85% karena adanya
peningkatan piutang terhadap pihak ketiga dan piutang pihak berelasi.
Persediaan Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp23.561 juta menjadi
sebesar Rp116.218 juta atau sebesar 25.43% terutama disebabkan karena
meningkatnya pembelian suku cadang dan bahan pembantu serta barang dagangan.
Uang muka pembelian Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp32.125
juta menjadi Rp193.780 juta atau sebesar 503,21% karena adanya pembelian
mesin-mesin baru yang membutuhkan uang muka.
Pajak dibayar di muka Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp3.365
juta menjadi Rp13.884 juta atau sebesar 312,6%. Demikian pula dengan biaya dibayar
dimuka. Biaya dibayar di muka Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar
Rp3.431 juta menjadi Rp5.501 juta atau sebesar 118,62% karena adanya
pembangunan pabrik-pabrik baru yang membutuhkan biaya dibayar dimuka.
Aset tetap Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar Rp1.337.199 juta
menjadi sebesar Rp1.954.717 juta atau sebesar 46.18% terutama disebabkan karena
adanya penambahan mesin dan peralatan serta penambahan aset tetap.
Aset tidak lancar lainnya Perseroan dan Entitas Anak meningkat dari sebesar
Rp10.930 juta menjadi sebesar Rp18.392 juta atau sebesar 68.27% terutama
disebabkan adanya penambahan aset tidak lancar lainnya.
Aset Entitas dan Entitas Anak
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
2,025,629
2,555,917
0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000
Komposisi liabilitas Entitas dan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
LIABILITAS:
Liabilitas Jangka Pendek
Hutang bank 168,597 52.83% 110,315
Hutang usaha
Pihak ketiga 79,373 36.48% 58,159
Pihak berelasi 152,317 205.16% 49,913 Hutang Lain-Lain 9,186 - 1,732 Hutang pajak 7,948 22.00% 6,515 Beban masih harus dibayar 22,909 -17.84% 27,885 Uang muka pelanggan 5,105 6.31% 4,802 Jaminan Pelanggan 14,787 28.49% 11,508
Hutang jangka panjang - bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun
Bank 60,741 95.42% 31,082
Sewa pembiayaan 14,210 12.33% 12,650 Lembaga keuangan 1,969 -21.30% 2,502
Obligasi - - 239,612
Hutang pihak berelasi 37,865 36.51% 27,738
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 575,007 -1.61% 584,413
Liabilitas Jangka Panjang
Hutang pihak berelasi 17,486 -
-Liabilitas pajak tangguhan 15,065 10.04% 13,691
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam 1 (satu) tahun
Bank 742,350 112.89% 348,697
Sewa pembiayaan 12,408 1.04% 12,280
Lembaga keuangan 3,133 -11.27% 3,531
Obligasi 386,536 -2.36% 395,890
Laba ditangguhkan atas transaksi jual dan sewa-balik aset
sewa pembiayaan - - 26
Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja 11,271 27.73% 8,824
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 1,188,249 51.77% 782,939
JUMLAH LIABILITAS 1,763,256.00 28.95% 1,367,352 31-Dec
2012
2013 Perubahan