PT ANEKA GAS INDUSTRI
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi………..
Skema Kepemilikan Entitas dan Entitas Anak………...
Visi dan Misi………
Tonggak Sejarah………..
Laporan Dewan Komisaris ...………
Dewan Komisaris……….
Laporan Direksi………..
Direksi………..
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit...
Komite Audit………
Unit Audit Internal...
Sekilas Perusahaan………...
Kronologi Pencatatan Efek dan Peringkat Efek...
Sertifikasi dan Penghargaan Yang Diterima...
Ikhtisar Keuangan………
Analisis Manajemen……….
Tata Kelola Perusahaan………
Sumber Daya Manusia……….
Penjamin Emisi Pelaksana Obligasi dan Sukuk Ijarah………
Pemeringkatan Obligasi dan Sukuk Ijarah………...
Agen Pembayaran………
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal……….
1
3
4
5
7
9
12
14
17
18
19
20
21
22
23
24
61
82
86
87
88
2
Daftar Cabang PT Aneka Gas Industri………....
Pernyataan Manajemen Atas Laporan Tahunan 2014……….
Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013………...
94
100
3
SKEMA KEPEMILIKAN ENTITAS DAN ENTITAS ANAK
1,34%
PT Aneka Mega
Energi
PT Samator Gas
Industri
Perusahaan
PT Ruci Gas
PT Samator
65,80% 27,64%
78%
60%
PT Samabayu
Mandala
50%
Heyzer
Harsono
Arief
Harsono
Rasid
Harsono
Rachmat Harsono
60,76%
PT Harzco
Andalan
PT Verona Ladang
Investment
39,24%
91,86% 0,2% 3,78%
4
VISI DAN MISI
Visi
Perusahaan yang paling diidamkan, terus bertumbuh dan berkembang dengan
mendayagunakan sumber daya alam yang memberikan manfaat bagi kehidupan
Misi
1.
Memberikan yang terbaik bagi para pemangku kepentingan (
stakeholders
)
2.
Berintegritas dan berkomitmen terhadap kualitas, HSE (
Health Safety
Environment
), dan GCG (
Good Corporate Governance
)
3.
Meningkatkan TCS (
Total Customer Solution
)
5
TONGGAK SEJARAH
1916
1924
1958
1971
1996
1998
2003
2004
2008
2008
2010
2011
2012
NV WA Hoek Machine en Zuurstof, sebuah perusahaan Belanda
membangun pabrik oksigen di Jakarta pada tahun 1916, diikuti dengan
pembangunan pabrik lainnya di Surabaya dan Bandung.
NV Javasche Koelzoor membangun pabrik CO2 di Surabaya.
Kedua perusahaan dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia menjadi
PN Zatas dan PN Asam Arang.
Kedua perusahaan tersebut digabung menjadi PT Aneka Gas Industri
(Persero) dan berada di bawah Departemen Perindustrian.
Sebagian saham pemerintah di PT Aneka Gas Industri dijual kepada
Messer Griesheim Gmbh (40%) dan PT Tira Austenite (10%).
Messer Griesheim Gmbh dari Jerman meningkatkan porsi
kepemilikanya dengan mengambil alih semua saham pemerintah di PT
Aneka Gas Industri. Status perusahaan menjadi Penanaman Modal
Asing (PMA).
Messer menjual saham PT Aneka Gas Industri kepada Arief Harsono
dan PT Tira Austenite. Hal ini kemudian merubah komposisi saham
menjadi PT Tira Austenite 51% dan Arief Harsono 49%. Status PT
Aneka Gas Industri berubah menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN).
Keluarga Harsono membeli seluruh saham PT Tira Austenite di PT
Aneka Gas Industri sehingga Keluarga Harsono menguasai 100% saham
PT Aneka Gas Industri.
Keluarga Harsono menjual sebagian saham PT Aneka Gas Industri
kepada PT Aneka Mega Energi. Komposisi kepemilikan menjadi PT
Aneka Mega Energi 98% dan Rachmat Harsono 2%.
PT Aneka Gas Industri menerbitkan Obligasi Aneka Gas Industri I
Tahun 2008 dan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008.
ASP baru di Jakarta mulai beroperasi.
ASP baru di Gresik, Jawa Timur milik entitas anak mulai beroperasi.
6
2013
2014
ASP baru di Batam dan Makasar melalui Entitas Anak mulai beroperasi.
7
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
Para
stakeholder
dan
stockholder
yang terhormat,
Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karuniaNya yang
telah dilimpahkan sehingga kami berhasil melalui tahun 2014 dengan hasil yang dapat
diterima berbagai pihak.
Laporan Pengawasan Dewan Komisaris
Sepanjang tahun 2014, Dewan Komisaris senantiasa melakukan fungsi pengawasan
atas kebijakan dan langkah-langkah yang diambil oleh Direksi dalam pengelolaan
Perusahaan. Dalam menjalankan tugas pengawasan, Dewan Komisaris dibantu oleh
Komite Audit yang turut memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan dari aspek
pengendalian internal kepada Direksi. Berdasarkan evaluasi atas kinerja operasional
Perusahaan, Dewan Direksi dengan dibantu Komite Audit meminta Direksi untuk
terus meningkatkan efisiensi dan pengawasan yang ketat di seluruh lini operasional.
Penilaian Terhadap Kinerja Direksi
Tahun 2014 merupakan tahun yang sangat menantang namun juga tahun yang
menimbulkan harapan baru bagi kalangan dunia usaha. Adanya pemilihan umum
berupa pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang berlangsung aman dan
demokratis menimbulkan optimisme baru bagi pelaku dunia usaha.
Namun di tahun yang sama juga terjadi pelemahan mata uang Rupiah terhadap Dollar
Amerika Serikat, kenaikkan harga listrik, harga BBM dan harga-harga lainnya yang
pada akhirnya berdampak pada meningkatnya biaya yang harus ditanggung oleh
Perusahaan. Meskipun menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Perusahaan mampu
untuk mempertahankan kinerjanya.
Dengan mempertimbangkan segala aspek yang terjadi di tahun 2014 pada umumnya
dan aspek bisnis pada khususnya. Dewan Komisaris menilai bahwa Direksi telah
melakukan tugasnya dengan baik, mampu meminimalisir dampak yang terjadi akibat
hal-hal dinamis yang terjadi di tahun 2014 dan telah meletakkan landasan strategis
bagi kemajuan Perusahaan di masa mendatang. Dewan Komisaris juga mengapresiasi
komitmen Direksi dalam menjalankan tata kelola perusahaan yang terus membaik dari
waktu ke waktu. Hal ini tentunya akan mampu memberikan nilai tambah kepada
Perusahaan di masa mendatang.
Pandangan Atas Prospek Usaha Perusahaan Yang Disusun Oleh Direksi
9
DEWAN KOMISARIS
ARIEF HARSONO, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 61 tahun.
Lahir di Toli-Toli pada tanggal 18 Juli 1954. Menyelesaikan pendidikan terakhir pasca sarjana (S2) di program Magister Manajemen Universitas Gajah Mada pada tahun 2005 dan di program Magister Pendidikan Agama Buddha Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Maha Prajna pada tahun 2012. Merupakan pendiri Samator Group. Jabatan yang sedang dijabat adalah Direktur Utama PT Samator (1975 – sekarang), Komisaris Utama PT Samator Gas Industri (1992 – sekarang) dan Direktur Utama Perusahaan (2003 – 2006).
Aktif mengikuti pelatihan dan konferensi yang berkaitan dengan bisnis gas industri baik secara nasional maupun internasional. Pada tahun 2014 mengikuti konferensi yang diadakan oleh Gasworld di Singapura dan IOMA (International Oxygen Manufacturers Association) di Kyoto, Jepang.
Menjabat sebagai Komisaris Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi-organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Ketua Umum Asosiasi Gas Industri Indonesia, Ketua Umum DPP Walubi, Ketua DPP Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia, dan Wakil Ketua Umum IV PBVSI.
Memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya serta pemegang saham utama dan/atau pengendali.
RASID HARSONO, Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 54 tahun.
10
DJASRI MARIN, Komisaris Warga Negara Indonesia, 65 tahun.
Lahir di Payakumbuh pada tanggal 30 September 1950. Menyelesaikan pendidikan akademi di AKABRI pada tahun 1973, pendidikan sarjana (S1) di STIA-LAN RI pada tahun 1987 dan STHM – DITKUM AD pada tahun 1996 serta LEMHANAS pada tahun 1999. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Danpuspom (1998-2002) dan anggota DPR RI dari F-TNI/POLRI (2004-2006). Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali.
C.M. BING SOEKIANTO, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 73 tahun.
Lahir di Pasuruan pada tanggal 1 September 1942. Menyelesaikan pendidikan terakhir sarjana (S1) di Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya pada tahun 1973. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Direktur Senior Operasional dan Engineering PT Air Products Indonesia (1991 - 2003) dan Direktur Perusahaan (2004 - 2006). Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan untuk pertama kalinya Komisaris berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Pembina pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.
Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali.
AGOEST SOEBHEKTIE, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 62 Tahun
Lahir di Magelang pada tanggal 5 Agustus 1953. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Sarjana Ekonomi) di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang pada tahun 1978 dan menyelesaikan program pasca sarjana pada Program Pasca Sarjana Manajemen Agri Bisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 1994. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Direktur di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia, Direktur BNI Bidang Consumer, Direktur BNI Bidang Retail, Direktur LPPI dan Senior Advisor di PT GTWO IMC Evolution. Aktif menjadi pengajar di Universitas Pancasila dan LPPI. Saat ini sedang menjabat sebagai Komisaris Utama dan sekaligus Komisaris Independen di PT Bank DKI Tbk.
Selama perjalanan karirnya banyak mengikuti pendidikan dan pelatihan beberapa diantaranya adalah Quality Leadership and Life Management (2009) dan Asian Leadership Management (2009).
AHU-11
12
LAPORAN DIREKSI
Para
stakeholder
dan
stockholder
yang terhormat,
Pertama-tama, perkenankanlah kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
karunia dan perlindungan-Nya sehingga Perusahaan di tahun 2014 tetap dapat
menjaga kinerjanya di tengah-tengah kondisi lingkungan dunia usaha pada tahun 2014
yang sangat dinamis terkait dengan pelaksanaan pesta demokrasi yang berupa
pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dan akibat adanya peningkatan suku
bunga, peningkatan harga listrik dan harga BBM yang berdampak pada inflasi serta
pelemahan nilai tukar Rupiah.
Kinerja Perusahaan
Kami berpendapat bahwa kebijakan strategi yang dianut oleh Perusahaan memiliki
kesesuaian dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal sehingga berada jalur
yang tepat. Dari sisi operasional, kami sampaikan bahwa Perusahaan melaporkan
kinerja yang cukup memadai di tahun 2014, meskipun pencapaian pendapatan sebesar
Rp 1.098.905.004.000 di tahun 2014 lebih kecil dari pada target yang ditetapkan
sebesar Rp 1.386.303.180.000 atau mencapai 79,27% dari target. Namun pendapatan
pada tahun 2014 yang besarnya adalah Rp 1.098.905.004.000 ini relatif meningkat
apabila dibandingkan dengan pendapatan tahun 2013 yang besarnya adalah Rp
972.104.865.000 atau meningkat sebesar 13,04%.
Kendala-Kendala Yang Dihadapi
Kami dengan segala kerendahan hati secara terbuka mengungkapkan bahwa dalam
melakukan kegiatan usahanya di tahun 2014, Perusahaan belum mencapai tingkat
efisiensi sebagaimana yang diharapkan karena adanya peningkatan harga listrik dan
harga BBM yang meningkat secara signifikan di tahun 2014. Selain itu, Perusahaan
juga masih mengalami kendala seperti adanya keterbatasan pasokan listrik di luar
Jawa sehingga rencana penambahan kapasitas di luar Jawa menjadi tertunda.
Gambaran Tentang Prospek Usaha
Kami berpandangan bahwa kinerja Perusahaan di masa mendatang dapat menjadi
lebih baik. Dengan menaruh harapan kepada pemerintahan yang baru untuk makin
mendorong sektor dunia usaha serta adanya kebijakan pemerintah khususnya di sektor
pelayanan kesehatan masyarakat, maka menimbulkan keyakinan bahwa tingkat
pertumbuhan konsumsi gas industri pada umumnya dan gas medis di sektor kesehatan
pada khususnya akan sangat tinggi.
14
DIREKSI
HEYZER HARSONO, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 57 tahun.
Lahir di Toli-Toli pada tanggal 13 September 1958. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Petra 2, Surabaya. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Komisaris PT Samator Gas Industri (2005 - sekarang), dan Komisaris Utama PT Samator (2007 – sekarang). Menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai salah satu ketua di PBVSI dan salah satu anggota Board of Administration Asian Volleyball Confederation. Aktif mengikuti konferensi di bidang manajemen, gas industri dan gas untuk sektor medis di dalam dan luar negeri.
Memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya serta pemegang saham utama dan/atau pengendali.
RACHMAT HARSONO, Wakil Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 35 tahun.
Lahir di Surabaya pada tanggal 12 Maret 1980. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Bachelor of Science) di Marquette University, Wisconsin USA pada tahun 2003 dan pasca sarjana (S2) Master of Business Administration di University of Chicago, Booth School of Business pada tahun 2011. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain Direktur Komersial PT Aneka Gas Industri (2004-2007), Direktur Utama PT Samator Gas Industri (2007 – sekarang), dan Direktur Utama PT Ruci Gas d/h PT Raja Prima Syngas (2007 – sekarang). Menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM daan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.
Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah Vice Chairman Buddhist Muda Indonesia, Wakil Sekretaris Jenderal Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Komite Tiongkok, President of Entrepreneur Organization Indonesian Chapter dan Area Director of Entrepreneur Organization South East Asia.
Aktif mengikuti berbagai pelatihan dan konferensi terkait kepemimpinan, keuangan, pasar modal dan gas industri di dalam dan luar negeri. Pada tahun 2014 mengikuti Global Conference on Leadership di Athena, Yunani, konferensi yang diadakan oleh Gasworld di Singapura, IOMA (International Oxygen Manufacturers Association) di Kyoto, Jepang dan pelatihan 7 Habits of Highly Effective People di Jakarta serta pelatihan Merger dan Akuisisi di University of Chicago, Amerika Serikat.
15
AGUS PURNOMO, Direktur Operasional Warga Negara Indonesia, 59 tahun.
Lahir di Kudus pada tanggal 20 Agustus 1956. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro pada tahun 1981. Berbagai jabatan yang pernah dijabatnya adalah General Manager PT Samator (1999 - 2004) dan Direktur Operasional PT Samator (2004 – 2006). Menjabat sebagai Direktur Perusahaan berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM daan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Sekretaris pada Asosiasi Gas Industri Indonesia. Pernah mengikuti berbagai pelatihan di bidang gas industri, teknologi cryogenic dan manajemen di dalam dan luar negeri. Pada tahun 2014 mengikuti pelatihan 7 Habits of Highly Effective People di Jakarta.
Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali.
ETTY FARDHIATI, Direktur Pemasaran Warga Negara Indonesia, 64 tahun.
Lahir di Ponorogo pada tanggal 17 April 1951. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Universitas Gajah Mada pada tahun 1975. Berbagai jabatan yang pernah dijabatnya adalah Kepala Biro Pemasaran PT Aneka Gas Industri (1988 – 1999), General Manager Marketing PT Messer Aneka Gas (1999 - 2004) dan General Manager Wilayah III Jabar & Lampung Perusahaan (2005 -2006). Menjabat sebagai Direktur berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Bendahara pada Asosiasi Gas Industri Indonesia. Pada tahun 2014 mengikuti pelatihan 7 Habits of Highly Effective People di Jakarta. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali.
IMELDA MULYANI HARSONO, Direktur Keuangan Warga Negara Indonesia, 33 tahun.
Lahir di Surabaya pada tanggal 5 April 1982. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Bachelor of Arts) di National University of Singapore pada tahun 2003, pasca sarjana (S2) Magister Manajemen di Universitas Pelita Harapan pada tahun 2007 dan Master of Commercial Law di University of Edinburgh pada tahun 2010. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Wakil Direktur Pembelian PT Samator (2004), General Manager Pembelian Skala Nasional PT Samator (2005), Kepala Pembelian Skala Nasional Perusahaan (2006 – 2007) dan Komisaris PT Aneka Mega Energi (2008 – sekarang). Menjabat sebagai Direktur Perusahaan berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. . w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.
16
manajemen. Pada tahun 2014 mengikuti pelatihan 7 Habits of Highly Effective People di Surabaya.
Memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya serta pemegang saham utama dan/atau pengendali.
PHAJAR HADYWIBOWO, Direktur Teknik Warga Negara Indonesia, 49 tahun.
Lahir di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1966. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Petra Surabaya. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Production Manager, Factory Manager dan General Manager PT Samator. Menjabat sebagai Direktur Perusahaan sejak berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Aneka Gas Industri tanggal 18 Februari 2013 yang dituangkan dalam Akta No. 19 Februari 2013 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Aneka Gas Industri dengan SK Pemberitahuan Perubahan Data No. AHU-AH 01.10-09156 Tgl 13 Maret 2013 dan SK Pemberitahuan Perubahan AD No. AHU-AH.01.10-09157 Tgl 13 Maret 2013.
Aktif mengikuti pelatihan di bidang manajemen, teknik, keselamatan dan kesehatan kerja, dan pemasaran. Pada tahun 2014 mengikuti pelatihan Preventive Maintenance and Productive Maintenance yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di Jakarta.
18
KOMITE AUDIT
AGOEST SOEBHEKTIE, Komisaris Independen, Ketua Komite Audit Warga Negara Indonesia, 62 Tahun
Lahir di Magelang pada tanggal 5 Agustus 1953. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Sarjana Ekonomi) di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang pada tahun 1978 dan menyelesaikan program pasca sarjana pada Program Pasca Sarjana Manajemen Agri Bisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 1994. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Direktur di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia, Direktur BNI Bidang Consumer, Direktur BNI Bidang Retail, Direktur LPPI dan Senior Advisor di PT GTWO IMC Evolution. Selama perjalanan karirnya banyak mengikuti pendidikan dan pelatihan beberapa diantaranya adalah Quality Leadership and Life Management (2009) dan Asian Leadership Management (2009). Aktif menjadi pengajar di Universitas Pancasila dan LPPI.
Saat ini juga sedang menjabat sebagai Komisaris Utama dan sekaligus Komisaris Independen di PT Bank DKI Tbk.
Menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014 untuk periode jabatan tanggal 18 Maret 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.
HIE TEK UN, Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, 47 tahun.
Lahir di Semarang pada tanggal 21 Juli 1968. Menyelesaikan pendidikan di Politeknik Jurusan Teknik Mesin, Universitas Diponegoro, Semarang pada tahun 1990. Menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) jurusan Tehnik Mesin di Universitas Jayabaya, Jakarta pada tahun 1995 dan menyelesaikan Program Magister Managemen (S2) di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 2010. Memulai karir sebagai Staff Engineering di PT Guna Elektro, Jakarta hingga bekerja sebagai Plant General Manager di PT Charoen Pokphand Indonesia, Surabaya serta kembali sebagai Plant General Manager di PT Dempo Laser Metalindo (anak perusahaan dari PT Guna Elektro) di Surabaya. Aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi.
Menjabat sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 201/UM.IX/2014 tanggal 1 September 2014 untuk periode jabatan tanggal 1 September 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.
DJONY WINARTO, Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, 46 Tahun
Lahir di Lumajang, Jawa Timur, pada tanggal 20 Juni 1969. Menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 1993. Karir di operasional perusahaan meliputi PT. Sungwoo Indonesia, PT. Autokorindo Pratama, PT. Sandana Graha Cipta.
19
UNIT AUDIT INTERNAL
TJOKRO ALIWIDJAJA, Ketua Unit Audit Internal
Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Lahir di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 1973. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Jakarta serta pendidikan pasca sarjana (S2) di program Magister Manajemen Universitas Gajah Mada. Jabatan yang pernah dijabat antara lain sebagai Manajer Keuangan dan Akuntansi PT Samator Prima Jakarta Gas dan General Manager Keuangan PT Samator.
20
SEKILAS PERUSAHAAN
Pendirian
Alamat
Bidang Usaha
PT Aneka Gas Industri (“Perusahaan “/”Entitas”) didirikan
pada tanggal 21 September 1971 oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
Gedung UGM Samator Pendidikan Tower A, Lantai 5 -6.
Jl. Dr Sahardjo No. 83.
Manggarai, Tebet.
Jakarta Selatan 12850.
Tel : (6221) 83709111 Fax (6221) 83709911
www.anekagas.com
21
KRONOLOGIS PENCATATAN EFEK DAN PERINGKAT EFEK
Kronologis pencatatan efek
No.
Nama Efek
Jumlah
(Dalam Rupiah)
Tanggal
Emisi
Tanggal Jatuh
Tempo
1
Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I
Tahun 2008
160.000.000.000
8 Juli 2008
8 Juli 2013
2
Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun
2008
80.000.000.000
8 Juli 2008
8 Juli 2013
3
Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II
Tahun 2012
200.000.000.000
18 Desember
2012
18 Desember
2017
4
Obligasi Aneka Gas Industri II Tahun
2012
200.000.000.000
18 Desember
2012
18 Desember
2017
Kronologis peringkat efek
Tahun
Peringkat Outlook
Lembaga Pemeringkat
2008
A3.id
Stabil
PT Moody's Indonesia
2009
BBB(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
2010
BBB(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
2011
BBB(idn)
Positif
PT Fitch Ratings Indonesia
2012
A-(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
2013*
A-(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
2013
A-(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
2014
A-(idn)
Stabil
PT Fitch Ratings Indonesia
Keterangan :
22
SERTIFIKASI DAN PENGHARGAAN YANG DITERIMA
Hingga saat Laporan Tahunan ini diterbitkan, Perusahaan telah menerima berbagai
pengakuan internasional atas standar yang diterapkan Perusahaan dalam hal kualitas
proses manufaktur berupa sertifikat ISO dan juga penghargaan. Beberapa sertifikasi
dan penghargaan yang pernah diterima oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
Sertifikasi/
Penghargaan
Issuer
Tahun
Indonesia Best
Practices in
Corporate
Transformation
Majalah SWA dan
Win Solution
(
Strategic
Consulting
)
2013
Indonesia Best
Transformational
Leader
Majalah SWA dan
Win Solution
(
Strategic
Consulting
)
2013
ISO 9001: 2008
SAI Global
2011 - sekarang
Upakarti
Pemerintah Republik Indonesia
1990
Zero Accident Award
Departemen Tenaga Kerja
2004
Sertifikasi Halal
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
2011 - sekarang
Safety Certificate
Conoco Philips Indonesia Inc. Ltd
2006 – sekarang
Associate Member
Asian Industrial Gasses Association
2004 – sekarang
Asosiasi Gas Industri Indonesia (d/h Asosiasi
Oksigen)
1972 - sekarang
Sertifikasi SNI untuk produk sebagai berikut :
‣
Oxygen (O
2)
: SNI No. 0576/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012
‣
Nitrogen (N
2)
: SNI No. 0580/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012
‣
Argon (Ar)
: SNI No. 0579/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012
‣
Acetylene (C
2H
2)
: SNI No. 0575/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012
23
IKHTISAR KEUANGAN
Angka-angka pada seluruh tabel dinyatakan dalam juta Rupiah dan menggunakan
notasi bahasa Indonesia, kecuali disebutkan lain.
2014 2013 2012
Laporan Laba Rugi
Penjualan 1.098.905 972.105 858.905 Laba Kotor 489.336 419.701 390.292 Laba Usaha 189.540 161.064 161.307 Laba Bersih ¹ 54.273 68.726 65.799 Laba Tahun Berjalan ² 62.259 78.133 77.005
Posisi Keuangan (Neraca)
Jumlah Aset 3.487.197 2.555.917 2.025.630 Aset Lancar 777.881 582.775 668.861 Investasi Pada Entitas Asosiasi 55.051 - 8.641 Aset Tetap 2.621.501 1.954.717 1.337.199 Aset Tidak Lancar Lainnya 32.764 18.425 10.929 Liabilitas Jangka Pendek 646.701 515.007 584.414 Liabilitas Jangka Panjang 1.580.097 1.188.250 782.938 Jumlah Liabilitas 2.226.798 1.703.257 1.367.352 Dana Syirkah Temporer 145.742 60.000 -Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Entitas Indu 985.920 679.647 575.920 Jumlah Ekuitas 1.114.657 792.661 658.277
Arus Kas
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 11.340 214.747 164.782 Arus Kas dari Aktivitas Investasi (789.021) (781.837) (562.181) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 905.891 278.159 671.945 Kenaikan (Penurunan) Kas dan Setara kas 128.209 (288.931) 274.546 Kas dan Setara Kas Awal Tahun 41.186 369.110 94.555 Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 169.396 90.171 369.101
Analisa Rasio dan Informasi Lainnya
Marjin Laba Kotor 45% 43% 45%
Marjin Laba Bersih 5% 7% 8%
Laba Bersih terhadap Aset ⁴ 2% 3% 4%
Laba Bersih terhadap Ekuitas ⁵ 6% 10% 11%
Modal Kerja Bersih ³ 113.342 16.063 95.518 Rasio Lancar (X) 1,2 1,1 1,1 Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Aset (X) 0,6 0,7 0,7 Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Ekuitas (X) 2,0 2,1 2,1 Saham Beredar (Lembar) 604.359 400.630 301.093 Laba per Saham (Rupiah Penuh) 89.803 171.545 218.534 Keterangan :
1. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik induk 2. Termasuk laba yang diatribusikan kepada non pengendali 3. Piutang Usaha + Persediaan - Utang Usaha
4. ROA (laba tahun berjalan / jumlah aset)
24
ANALISIS MANAJEMEN
1. Riwayat Singkat Perusahaan
PT Aneka Gas Industri (selanjutnya disebut “Perusahaan” / ”Entitas” / ”Perseroan”)
berasal dari dua perusahaan Belanda, yaitu NV WA Hoek Machine en Zuurstof
(selanjutnya disebut ”
NV WA Hoek
”), perusahaan yang membangun pabrik oksigen
di Jakarta pada tahun 1919, diikuti dengan pembangunan pabrik lainnya di Surabaya
pada tahun 1920 dan di Bandung pada tahun 1939, dan NV Javasche Koelzoor
Fabriek (selanjutnya disebut ”
NV Javasche Koelzoor
”), yang mendirikan pabrik
karbon dioksida di Surabaya pada tahun 1924. Pada tahun 1958, NV WA Hoek dan
NV Javasche Koelzoor dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia, dimana
NV WA Hoek menjadi PN Zatas dan NV Javasche Koolzoer menjadi PN Asam
Arang. Dalam perjalanannya, PN Zatas mengalami perkembangan yang pesat dan
mendirikan pabrik di Semarang, Makassar dan Medan, namun sebaliknya PN Asam
Arang kurang berkembang. Pada tahun 1971, PN Zatas dan PN Asam Arang digabung
menjadi ”
PT Aneka Gas Industri (Persero)
” dan berada di bawah Departemen
Perindustrian Republik Indonesia.
Sehubungan dengan penggabungan PN Zatas dan PN Asam Arang, yang diikuti
dengan pendirian PT Aneka Gas Industri (Persero) berdasarkan Akta Pendirian
Perseroan Terbatas No. 28 tanggal 21 September 1971, yang kemudian diubah dengan
Akta Perubahan No. 9 tanggal 4 Nopember 1971, keduanya dibuat di hadapan
Soeleman Ardjasasmita, S.H., pada saat itu Notaris di Jakarta (selanjutnya kedua akta
tersebut disebut “
Akta Pendirian
”). Akta Pendirian tersebut telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Penetapan
No. J.A.5/198/3 tanggal 8 Nopember 1971 dan telah didaftarkan dalam buku register
pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah No. 3051 dan
No. 3052 tanggal 10 Nopember 1971, serta telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 103 tanggal 24 Desember 1971, Tambahan No. 576.
Dikarenakan terdapatnya kesalahan cetak pada Berita Negara Republik Indonesia
tersebut di atas, maka diadakan ralat dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26
tanggal 31 Maret 1972, Tambahan No. 576a.
25
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang
Saham Perusahaan No. 18 tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat di hadapan Notaris Ira
Sudjono, S.H., yang keputusan-keputusannya diambil dalam Rapat Umum Luar Biasa
Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 18 Desember 2002,
rapat telah memberikan persetujuan atas penjualan seluruh saham yang dimiliki oleh
Messer Griesheim GmbH dalam Perusahaan masing-masing kepada PT Tira
Austenite, Tbk sejumlah 19.247 (sembilan belas ribu dua ratus empat puluh tujuh)
saham, sesuai dengan
Sale and Purchase Agreement
tanggal 21 Januari 2003, yang
dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H. sehingga total saham yang dimiliki oleh
PT Tira Austenite, Tbk adalah 23.941 (dua puluh tiga ribu sembilan ratus empat puluh
satu) saham dan Johnny Widjaja sejumlah 23.003 (dua puluh tiga ribu tiga) saham,
sesuai dengan
Sale and Purchase Agreement
tanggal 21 Januari 2003, yang dibuat di
hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.
Selanjutnya, Arief Harsono memperoleh kepemilikan saham dalam Perusahaan pada
tahun 2003 dengan cara membeli saham milik Johnny Widjaja dalam Perusahaan
sejumlah 23.003 (dua puluh tiga ribu tiga) saham sebagaimana dinyatakan dalam Akta
Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perusahaan No. 21
tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat oleh Notaris Ira Sudjono, S.H. dan dilaksanakan
berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 22 tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat di
hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.
Sejak tahun 2004, Perusahaan dimiliki sepenuhnya oleh Keluarga Harsono dengan
disetujuinya penjualan dan pengalihan seluruh saham yang dimiliki oleh PT Tira
Austenite, Tbk dalam Perseroan, yaitu sejumlah 23.941 (dua puluh tiga ribu sembilan
ratus empat puluh satu) saham kepada Arief Harsono, Rasid Harsono, dan Heyzer
Harsono sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 3 tanggal 8 Juni 2004 yang dibuat di
hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H., M.H., dan dilaksakan berdasarkan Akta
Pengalihan Hak-hak Atas Saham No. 1 tanggal 8 Juni 2004, Akta Pengalihan Hak-hak
Atas Saham No. 6 tanggal 8 Juni 2004, dan Akta Pengalihan Hak-hak Atas Saham
No. 2 tanggal 8 Juni 2004, seluruhnya dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.,
M.H.
26
Dalam rangka penyesuaian dengan UU No. 40/2007, pemegang saham Perusahaan
telah menyetujui untuk mengubah seluruh anggaran dasar Perusahaan sebagaimana
dinyatakan dalam Akta Berita Acara Perusahaan
No. 45 tanggal
17 Desember 2007 yang dibuat oleh Notaris Ariyani, S.H., akta tersebut telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.
AHU-00174.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Januari 2008, telah memperoleh
penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar sesuai dengan surat No.
AHU-AH.01.10-5972 tanggal 12 Maret 2008 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar PT Aneka Gas Industri, serta telah didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan No. AHU-0018393.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 12 Maret 2008.
Anggaran Dasar Perusahaan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 193 tanggal 24 Desember 2014, yang
dibuat di hadapan Christina Inawati, S.H., Notaris di Surabaya, serta ditegaskan
kembali dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa No. 81 tanggal 18 Februari 2015, yang dibuat di hadapan Christina Inawati,
S.H., Notaris di Surabaya dan telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.03-0015929 Tahun 2015 tanggal 12
Maret 2015
dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan
No.
AHU-0029976.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 12 Maret 2015.
Pada saat Laporan Tahunan 2014 ini dibuat, struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perusahaan adalah sebagaimana dimaksud dalam Akta No.
193/2014 yang ditegaskan kembali dengan Akta No. 81/2015, yaitu sebagai berikut:
Keterangan
Jumlah Saham
Jumlah Nilai
Nominal
@Rp1.000.000,-
Persentase
(%)
Modal Dasar
2.000.000
2.000.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Modal
Disetor
PT Aneka Mega Energi
504.700
504.700.000.000
65,80
Rachmat Harsono
PT Samator
Arief Harsono
Heyzer Harsono
Rasid Harsono
10.300
212.000
36.740
1.744
1.516
10.300.000.000
212.000.000.000
36.740.000.000
1.744.000.000
1.516.000.000
1,34
27,64
4,79
0,23
0,20
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Modal Disetor
767.000
767.000.000.000
100,00
Saham Dalam Portepel
1.233.000
1.233.000.000.000
27
Riau, 1 (satu) di Kepulauan Riau, 4 (empat) di Sumatera Utara, 1 (satu) di Sumatera
Selatan, 2 (dua) di Kalimantan Tengah, 1 (satu) di Kalimantan Selatan, 3 (tiga) di
Kalimantan Timur, 2 (dua) di Sulawesi Utara, 1 (satu) di Bali, 1 (satu) di Sulawesi
Tengah, dan 5 (lima) di Sulawesi Selatan.
2. Keterangan Singkat Tentang Kegiatan Usaha Perusahaan dan Entitas Anak
Perusahaan memiliki 2 entitas anak melalui penyertaan saham secara langsung dan 1
entitas anak melalui penyertaan saham secara tidak langsung melalui Entitas Anak.
Penyertaan saham secara tidak langsung ini dilakukan pada PT Samabayu Mandala
dengan penyertaan sebesar 46,8% (Perusahaan memiliki 78% saham SGI dan SGI
memiliki 60% saham SBM)
Entitas Anak
Kepemilikan
Perseroan
(%)
Kegiatan
Usaha
Tahun
Penyertaan
Tahun
Beroperasi
Secara
Komersial
Domisili
Penyertaan
Langsung
PT Samator Gas
Industri (SGI)
78,00
Produksi dan
Perdagangan
Gas
2005
1992
Surabaya
PT Ruci Gas (d/h
PT Raja Prima
Syngas) (RG)
50,00
Produksi dan
Perdagangan
Gas
2007
2009
Surabaya
Penyertaan Tidak Langsung Melalui SGI
PT Samabayu
Mandala (SBM)
46,80
Produksi dan
Perdagangan
Gas serta
Pemasangan
Instalasi
2005
1982
Bali
3. Prospek Usaha Dikaitkan Dengan Kondisi Industri dan Perekonomian serta
Pasar Internasional
28
Lingkungan dunia usaha di paruh pertama tahun 2014 banyak dipengaruhi oleh
kondisi politik karena di tahun 2014 dilaksanakan pemilihan umum untuk memilih
anggota legislatif dan memilih Presiden dan Wakil Presiden. Kondisi politik yang
sempat memanas ini mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Salah satu
dampaknya adalah makin melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata
uang Dollar Amerika Serikat, meskipun tidak sepenuhnya pelemahan mata uang
Rupiah tersebut disebabkan peristiwa politik karena isu defisit neraca berjalan juga
mencuat akibat makin besarnya subsidi BBM. Di tahun yang sama, keputusan
Pemerintah untuk menaikkan harga listrik dan harga BBM sangat berdampak kepada
kondisi perekonomian yang pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya inflasi dan
adanya tuntutan kenaikkan upah buruh. Ditambah dengan adanya kenaikkan suku
bunga oleh sektor perbankan. Hal ini tentu berdampak pada masyarakat pada
umumnya dan sektor industri pada khususnya.
Meski secara umum sektor industri terpengaruh oleh kondisi perekonomian yang
menyebabkan konsumsi gas industrinya untuk kegiatan produksinya berkurang,
namun karena produk gas industri dibutuhkan oleh hampir semua sektor seperti sektor
kesehatan maka penurunan di salah satu sektor dapat diimbangi oleh adanya
peningkatan dari sektor lain yang tetap bertumbuh. Sebagaimana diketahui bahwa
salah satu hasil produksi gas industri adalah oksigen yang juga dapat digunakan untuk
sektor kesehatan. Adanya kebijakan Pemerintah di sektor kesehatan dengan
pemberlakukan program BPJS dan makin meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan akan mampu menjadi pendorong pertumbuhan gas untuk
keperluan medis seperti oksigen dan
nitrous oxide
. Apalagi dengan didukung
meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah rumah sakit dengan tingkat rata-rata
pertumbuhan mencapai 11% per tahun selama tahun 2009 – 2014 (sumber : Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Departemen Kesehatan, diolah). Potensi lainnya
yang timbul adalah terdapat pada instalasi gas medis, rumah sakit-rumah sakit yang
masih menggunakan metode penyaluran gas medis internal yang belum menggunakan
sistem sentral akan membutuhkan instalasi gas medis karena sistem sentralisasi akan
lebih aman dan lebih higienis bagi semua pihak yang ada di lingkungan rumah sakit.
29
Tidak terdapat pasar internasional untuk produk-produk gas industri seperti oksigen,
nitrogen, dan lainnya. Saat ini produksi gas industri utama dilakukan di dalam negeri
untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
4. Gas Industri di Indonesia
Gas industri adalah gas yang dihasilkan melalui suatu proses pemisahan dan proses
produksi. Gas industri yang diperoleh dari proses pemisahan antara lain Oksigen (O
2),
Nitrogen (N
2), Argon (Ar), dan Helium (He). Sedangkan Asetilen (C
2H
2) dan
Nitrous
Oxide
(N
2O) diperoleh dari proses reaksi kimia yang proses produksinya
membutuhkan bahan baku, antara lain Kalsium Karbida untuk Asetilen, dan
Ammonium Nitrate
untuk
Nitrous Oxide
. Untuk Hidrogen dan Karbondioksida
diperoleh dari proses reaksi kimia dan pemisahan yang membutuhkan bahan baku dari
hidrokarbon.
Konsumen gas industri terdiri dari berbagai sektor, antara lain sektor industri
makanan dan minuman, kimia, kosmetik, rumah sakit, baja, otomotif dan lain
sebagainya. Gas industri yang dipakai oleh sektor industri biasanya dalam bentuk gas.
Namun demikian pengiriman produk gas ini bisa berbentuk cair atau gas, tergantung
pada jumlah pemakaian gas tersebut serta jarak industri konsumen dengan produsen
gas. Untuk jumlah pemakaian yang sangat besar dan jaraknya dekat, maka gas
industri dapat didistribusikan melalui pipa, bahkan dalam kasus tertentu didirikan
on
site plant
yang berada di lokasi berdekatan atau di lokasi konsumen. Bagi konsumen
yang jumlah pemakaiannya relatif besar, maka produsen gas industri dapat
mengirimkan produknya berupa gas cair melalui jalur transportasi, sedangkan untuk
konsumen yang membutuhkan gas industri dalam jumlah kecil, maka produk yang
dikirimkan berupa gas di dalam tabung.
Pasar gas industri terbesar terletak pada produk hasil produksi
Air Separation Plant
(ASP) yaitu produk Oksigen, Nitrogen dan Argon. Pasar produk ini adalah kurang
lebih sebesar 45% dari total seluruh pasar gas industri di Indonesia. Produk-produk
yang memiliki pasar lainnya yang memiliki pasar relatif besar adalah Asetilen,
Karbondioksida, Hidrogen, dan
Nitrous Oxide
.
5. Analisis Kekuatan Persaingan Dalam Industri
30
a. Persaingan Dalam Industri
Pada saat ini terdapat lima perusahaan yang secara dominan menguasai pasar gas
industri Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut terdiri dari dua perusahaan lokal
dan tiga perusahaan asing. Perusahaan adalah salah satu dari dua perusahaan lokal
tersebut, dan tiga perusahaan lainnya adalah perusahaan asing. Perusahaan saat ini
menduduki peringkat pertama dari lima besar produsen gas industri yang ada di
Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 25% (Sumber: Asosiasi Gas Industri
Indonesia, 2014).
b. Ancaman Pendatang Baru
Ancaman pendatang baru di sektor gas industri tidak mengkhawatirkan dan memiliki
tingkat kemungkinan masuk yang rendah. Hal ini dilandasi kenyataan bahwa
hambatan masuk (
barrier to entry
) ke dalam industri ini sangat tinggi.
Berikut ini adalah beberapa hambatan masuk ke dalam sektor gas industri:
a.
Sektor gas industri merupakan sektor padat modal (
capital intensive
) yang
membutuhkan modal yang sangat besar untuk memulai/membangun pabrik
gas industri.
b.
Sektor gas industri membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki
kapabilitas yang khusus
c.
Sektor gas industri membutuhkan jaringan distribusi yang kompleks, berbeda
dengan industri lain karena sifat produknya yang unik.
d.
Sektor industri gas berbeda dengan sektor industri yang lain karena
membutuhkan peralatan-peralatan yang khusus untuk aplikasi gas maupun
penanganan produknya seperti:
Tabung tekanan tinggi (
high pressure cylinder
), digunakan sebagai
kemasan produk dalam bentuk gas bertekanan tinggi.
Tanki
cryogenic
(
cryogenic tank
), digunakan untuk produk gas yang telah
diolah menjadi bentuk cair. Tanki ini digunakan khusus untuk bentuk cair
yang memiliki temperatur sangat rendah yang dapat berbentuk
stationer
tank
.
Sarana distribusi dalam bentuk isotank maupun
transport tank.
Sistem
pipeline
, digunakan untuk mendistribusikan gas dari
plant
menuju
plant
pelanggan.
e.
Sektor industri gas merupakan sektor yang padat teknologi sehingga
membutuhkan pengetahuan dan pemahaman teknologi yang terus
berkembang. Penelitian dan pengembangan mutlak dibutuhkan dalam industri
ini.
c. Kekuatan Tawar Pemasok
Kekuatan tawar pemasok bukan merupakan ancaman berarti untuk produk-produk
hasil produksi ASP karena bahan baku yang digunakan adalah udara yang ada di
sekitar kita. Sedangkan untuk produk-produk lainnya, bahan baku yang dibeli dari
pemasok tidak merupakan bahan baku yang memiliki porsi signifikan
d. Kekuatan Tawar Konsumen
31
e. Ancaman Produk Substitusi (Pengganti)
Ancaman produk pengganti untuk produk gas industri dapat dikatakan tidak ada
karena produk gas industri sangat dibutuhkan dan memiliki aplikasi yang terus
berkembang yang dapat memperluas cakupan kegunaannya. Dalam kenyataannya,
produk gas industri malah menjadi produk pengganti bagi produk lain, misalnya
penggunaan oksigen dalam proses pembakaran mampu menghemat penggunaan
energi karena pembakaran berlangsung lebih efisien, contoh lain adalah potensi
penggunaan hidrogen untuk menggantikan bahan bakar fosil.
6. Strategi Usaha
Strategi Pemasaran
Pada saat ini, Perusahaan telah memasarkan produknya ke hampir semua sektor
industri dari hulu hingga hilir. Dengan didukung oleh tenaga penjual yang
profesional, Perusahaan berusaha untuk menjalin dan memelihara hubungan baik
dengan pelanggan, sehingga hal ini diharapkan dapat memberikan nilai lebih bagi
Perusahaan. Selain itu, dalam rangka menunjang kegiatan pemasaran, Perusahaan dan
Entitas Anak mempunyai tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis bagi
pelanggan.
Untuk mencapai kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien, Perusahaan menerapkan
strategi pemasaran terpadu antara Entitas Anak dengan jaringan distribusi Perusahaan.
Secara keseluruhan strategi pemasaran dari Perusahaan dapat dirangkum sebagai
berikut :
a.
Melakukan penetrasi pasar
b.
Melakukan pengembangan pasar
c.
Melakukan pengembangan dan aplikasi produk
d.
Memberikan edukasi kepada pasar
e.
Ikut serta dalam pameran dan menyelenggarakan seminar-seminar
f.
Melakukan aliansi strategis
Distribusi dan Penjualan
a.
Distribusi
Distribusi merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan yang bergerak di
bidang gas industri. Sebagai satu-satunya perusahaan gas industri dengan jaringan
distribusi yang luas, maka Perusahaan berupaya memanfaatkan keunggulannya ini
sebagai alat untuk memenangkan persaingan.
32
b.
Penjualan
Dari segi penjualan, Perusahaan pada umumnya melakukan penjualan langsung
kepada pelanggan sekaligus berfokus untuk dapat memenuhi permintaan dari
pelanggan. Dengan metode seperti ini, Perusahaan berusaha untuk menjadi
perusahaan yang menjadi rujukan pemasok bagi setiap pelanggannya. Selain
melakukan penjualan langsung kepada pelanggannya, Perusahaan juga melakukan
penjualan melalui Entitas Anak yang melayani pasar ritel gas industri. Hal ini
dilakukan agar pasar gas industri baik dalam bentuk cair maupun gas dapat dilayani
dengan baik oleh Perusahaan.
Teknologi
Seiring dengan perkembangan Perusahaan yang demikian cepat dan telah meluas
secara nasional, serta perkembangan globalisasi dan teknologi dunia yang pesat, saat
ini Perusahaan telah mengimplementasikan sistem SAP beserta modul-modul terkini
yang sudah terintegrasi untuk mendukung semua aktivitas usaha Perusahaan. Selain
itu untuk memonitor sarana transportasi yang dimiliki dan meningkatkan kualitas
pelayanan kepada para pelanggan, Perusahaan memasang alat GPS di setiap sarana
transportasi.
Dengan implementasi sistem SAP dan GPS ini, Perusahaan dapat meningkatkan
efisiensi sehingga mampu melakukan penyempurnaan proses bisnis lebih efektif dan
cepat secara berkesinambungan. Perusahaan juga mengembangkan
Human Resource
Information System
(HRIS) yang bermanfaat untuk mengelola semua informasi
mengenai karyawan, termasuk sistem penggajian, rekrutmen, pelatihan,
competency
,
penilaian kinerja dan beberapa modul pendukung lainnya. Dengan adanya
competency
module
, semua proses pengembangan sumber daya manusia akan mengacu pada
competency
yang telah ditetapkan. Proses administrasi pelatihan dan rekrutmen bisa
dilakukan melalui web.
Dengan semua fasilitas teknologi informasi yang telah tersedia, data-data dan
informasi yang diperlukan dapat diolah melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM)
untuk kepentingan analisa, pengambilan keputusan dan perencanaan yang diperlukan
Manajemen. Perusahaan dapat menentukan
Key Performance Indicator
(KPI) untuk
setiap unit cabang dan unit usaha yang dapat dimonitor melalui fasilitas SIM ini.
Riset dan Pengembangan
Perusahaan memiliki sebuah departemen pengembangan usaha. Departemen ini
memiliki tugas antara lain melakukan kajian untuk mendapatkan alternatif
pengembangan usaha Perusahaan dan Entitas Anak. Apabila sebuah produk
dipandang memiliki prospek penjualan yang baik di masa mendatang, Perusahaan
akan mengambil sebuah pertimbangan untuk mendirikan sebuah unit usaha produksi
yang baru atau menggunakan alternatif lainnya.
33
wilayah tertentu sehingga dengan dilakukannya kajian ini maka Perusahaan dapat
memperkirakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh apabila melakukan
pengembangan usaha di suatu wilayah tertentu. Hingga saat ini, seluruh kegiatan
pengembangan usaha yang dilakukan Perusahaan selalu memilih wilayah yang
memiliki potensi.
Untuk memenuhi permintaan konsumen, unit pengembangan usaha Perusahaan secara
terus menerus melakukan kerjasama dengan bagian pemasaran Perusahaan untuk
mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai tambah bagi konsumen. Hingga
saat ini Perusahaan juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti
perguruan tinggi nasional untuk mengembangkan berbagai produk gas industri yang
berkualitas. Selain itu, Perusahaan juga aktif melakukan kerja sama dengan pihak
perusahaan dari luar negeri seperti dari Jepang untuk memungkinkan adanya transfer
teknologi serta pemutakhiran dalam aspek-aspek teknis maupun aplikasi.
7. Risiko-Risiko Usaha dan Cara Pengelolaan Risiko Yang Diterapkan
7.1. Risiko-Risiko Usaha
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak menghadapi
risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perusahaan dan Entitas Anak apabila
tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Perusahaan
menerapkan Manajemen Risiko di berbagai bidang. Manajemen Risiko ini diterapkan
secara profesional dan berkesinambungan. Beberapa risiko usaha yang dihadapi oleh
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya adalah sebagai berikut:
Risiko Kesinambungan Pasokan Listrik
Dalam melakukan kegiatan usahanya terutama dalam kegiatan produksi, Perusahaan
membutuhkan kesinambungan pasokan listrik yang memadai untuk menjalankan
fasilitas produksinya. Ketidaklancaran pasokan listrik dapat mengganggu kegiatan
Perusahaan dalam memasok produk bagi konsumennya yang membutuhkan
kontinuitas pasokan. Hal ini dapat berdampak terhadap struktur biaya dalam kegiatan
usaha Perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas Perusahaan dan
Entitas Anak.
Risiko Produksi Berhenti Tidak Terduga
Perusahaan dalam kegiatan produksi memiliki kemungkinan proses produksi berhenti
tidak terduga yang disebabkan oleh faktor - faktor internal seperti mesin, peralatan
maupun faktor-faktor dari luar. Proses produksi berhenti yang tidak terduga ini dapat
mengganggu kegiatan Perusahaan dalam memasok produk bagi konsumennya yang
membutuhkan kontinuitas pasokan. Hal ini dapat berdampak terhadap struktur biaya
dalam kegiatan usaha Perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas
Perusahaan dan Entitas Anak.
Risiko Ketertinggalan Teknologi
34
maupun produksi. Oleh sebab itu apabila Perusahaan tidak mampu mengikuti
perkembangan teknologi maka hal ini dapat berdampak terhadap profitabilitas
Perusahaan.
Risiko Keterlambatan Sumber Daya Manusia Dalam Mengikuti Perkembangan
Teknologi
Perkembangan teknologi harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan sumber
daya manusia melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan.
Keterlambatan sumber daya manusia dalam mengadopsi teknologi yang terus
berkembang tersebut akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan Perusahaan.
Risiko Kecelakaan Kerja
Produk Perusahaan dan Entitas Anak beberapa di antaranya merupakan produk gas
yang dikemas dalam tabung bertekanan tinggi dan produk cair yang memiliki
temperatur yang sangat rendah. Penanganan produk-produk ini harus dilakukan
dengan hati-hati. Ketidakhati-hatian dalam penanganan produk ini dapat
menimbulkan kecelakaan kerja.
Risiko Perekonomian
Risiko perekonomian timbul karena perubahan perekonomian yang disebabkan oleh
perubahan dalam bidang fiskal dan moneter, perubahan politik dan kondisi sosial. Hal
ini dapat berpengaruh terhadap kegiatan usaha Perusahaan karena pertumbuhan usaha
Perusahaan juga tergantung pada pertumbuhan ekonomi.
Risiko Harga
Risiko harga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen
keuangan yang disebabkan perubahan harga pasar, baik yang disebabkan oleh
faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau faktor-faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi
seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen
keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar. Eksposur risiko tingkat
bunga Perusahaan timbul terutama dari pinjaman yang diperoleh dari pinjaman bank.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam
memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan.
7.2. Cara Pengelolaan Risiko Yang Diterapkan
35
Cara Pengelolaan Risiko Kesinambungan Pasokan Listrik
Terkait dengan risiko kesinambungan pasokan listrik yang berpotensi menyebabkan
ketidaklancaran pasokan listrik dan berakibat terhambatnya kegiatan produksi selama
beberapa waktu maka Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan
storage tank
dengan kapasitas yang mampu memenuhi kebutuhan para pelanggannya selama
beberapa hari. Perusahaan dan Entitas Anak juga memiliki fasilitas produksi dengan
lokasi yang tersebar secara geografis yang dapat meminimalisir risiko terjadinya
kegagalan penyerahan produk kepada pelanggannya. Perusahaan dan Entitas Anak
juga menjalin aliansi strategis dengan perusahaan sejenis untuk saling menjamin
kesinambungan pasokan.
Cara Pengelolaan Risiko Produksi Berhenti Tidak Terduga
Untuk mengatasi kemungkinan produksi berhenti tidak terduga maka Perusahaan dan
Entitas Anak menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001-2008. Hal ini dilakukan
agar segala potensi yang berpotensi menghambat kegiatan operasi Perusahaan dan
Entitas Anak terutama dalam hal produksi dapat diminimalkan. Selain itu, Perusahaan
dan Entitas Anak juga menggunakan
backup
sistem yang memadai untuk selalu
menjaga keberlangsungan pasokan bagi para pelanggannya, baik itu
in house
maupun
storage tank
di pelanggan, serta dukungan penuh jaringan aliansi untuk memenuhi
kebutuhan suplai ke pelanggan.
Cara Pengelolaan Risiko Ketertinggalan Teknologi
Dalam upaya mengatasi risiko ketertinggalan teknologi, Perusahaan dan Entitas Anak
selalu mengikuti perkembangan dan perubahan teknologi terutama di bidang yang
berkaitan dengan gas industri. Perusahaan dan Entitas Anak aktif mencari informasi,
melakukan penelitian dan pengembangan, dan berperan serta dalam asosiasi-asosiasi
industri gas baik lokal maupun internasional serta mengadopsi teknologi terbaru yang
memiliki manfaat signifikan bagi Perusahaan dan Entitas Anak.
Cara Pengelolaan Risiko Keterlambatan Sumber Daya Manusia Dalam
Mengikuti Perkembangan Teknologi
Perusahaan dan Entitas Anak secara aktif mengembangkan kemampuan sumber daya
manusia yang dimilikinya melalui pelatihan-pelatihan dan pengembangan agar
sumber daya manusia yang dimilikinya mampu mengikuti dan mengadopsi
perkembangan teknologi yang sangat pesat. Pelatihan-pelatihan rutin dilakukan secara
berkala dengan mengedepankan target-target yang ingin dicapai oleh Perusahaan dan
Entitas Anak terkait dengan percepatan sumber daya manusianya agar mampu
mengikuti perkembangan yang ada di bidang gas industri terutama di bidang
teknologi.
Cara Pengelolaan Risiko Kecelakaan Kerja
36
Cara Pengelolaan Risiko Perekonomian
Dalam mengantisipasi risiko perekonomian yang beberapa diantaranya disebabkan
oleh perubahan dalam bidang fiskal dan moneter, perubahan kondisi politik dan
sosial, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan diversifikasi pasar dengan senantiasa
memasarkan produk gas pada berbagai sektor dan memberikan perhatian lebih pada
sektor-sektor yang tahan terhadap kondisi apapun seperti sektor medis. Perusahaan
dan Entitas Anak juga selalu berupaya mengembangkan aplikasi produk gas industri
agar dapat digunakan untuk macam-macam keperluan pada berbagai sektor industri.
Cara Pengelolaan Risiko Harga
Untuk mengatasi risiko perubahan harga maka dalam menentukan harga pada
perjanjian kontrak Perusahaan menerapkan formulasi harga yang melibatkan variabel
tarif dasar listrik, Indeks Harga Konsumen (IHK) dan bahan bakar minyak (BBM)
serta secara berkala melakukan peninjauan ulang apabila salah satu dari variabel
tersebut mengalami perubahan.
Cara Pengelolaan Risiko Suku Bunga
Eksposur risiko tingkat bunga Perusahaan timbul terutama dari pinjaman yang
diperoleh dari pinjaman bank. Perusahaan memandang tingkat suku bunga pinjaman
bank sangat kompetitif dan risiko dalam berinvestasi akan memberikan hasil yang
sangat memadai. Sehingga untuk meminimalisasi risiko tingkat suku bunga maka
Perusahaan aktif melakukan
review
atas pinjaman yang diberikan oleh bank.
Cara Pengelolaan Risiko Likuiditas
Untuk mengelola risiko likuiditas, Perusahaan menerapkan manajemen risiko
likuiditas yang berhati-hati dengan mempertahankan saldo kas yang cukup yang
berasal dari penagihan hasil penjualan dan juga dapat memperoleh dana tambahan
melalui lembaga perbankan.
7.3. Pandangan (
Review
) Terhadap Efektivitas Cara Pengelolaan (Sistem
Manajemen) Risiko
Cara pengelolaan (sistem manajemen) risiko yang telah diterapkan Perusahaan secara
umum dapat berjalan efektif dalam meminimalisir bahkan mengeliminasi risiko-risiko
yang ada tersebut. Seiring dengan berkembangnya situasi dan kondisi internal dan
eksternal Perusahaan, maka tetap dilakukan pengembangan, perbaikan bahkan
pembaharuan cara pengelolaan (sistem manajemen) risiko yang telah ada agar
kebijakan yang berjalan adalah kebijakan yang bersifat pencegahan (preventif).
8. Kinerja Operasional
8.1. Produksi
37
2013. Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah produksi Perusahaan masih
menunjukkan trend yang meningkat.
Volume Produksi Entitas dan Entitas Anak
Tahun 2012-2014
(Dalam Juta Meter Kubik)
Pada tahun 2014 terdapat peningkatan kapasitas produksi sebesar 22,5% apabila
dibandingkan dengan kapasitas produksi tahun 2013.
Sementara pada tahun 2013 terdapat peningkatan kapasitas produksi sebesar 33,9%
apabila dibandingkan dengan kapasitas produksi tahun 2012.
8.2. Penjualan
Kinerja penjualan Perseroan dan Entitas Anak menunjukkan trend peningkatan yang
signifikan dari tahun ke tahun. Penjualan Perseroan dan Entitas Anak di tahun 2012
adalah sebesar Rp 858.905 juta. Di tahun 2013 nilai penjualan meningkat sebesar
13,17% menjadi Rp 972.104 juta. Sedangkan di tahun 2014 penjualan Perseroan dan
Entitas Anak adalah sebesar Rp 1.098.905 juta meningkat sebesar 13% dibandingkan
penjualan Perseroan dan Entitas Anak di tahun 2013. Secara umum dapat dikatakan
bahwa penjualan Perseroan dan Entitas Anak masih menunjukkan trend yang
meningkat.
Peningkatan penjualan Perseroan dan Entitas Anak pada tahun 2014 ini disumbang
oleh adanya kenaikkan volume penjualan kira-kira sebesar 13% dan pada saat yang
sama terjadi kenaikkan harga jual kira-kira sebesar 1%.
0 50 100 150 200 250
2012 2013 2014