• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Aneka Gas Industri Tbk 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PT Aneka Gas Industri Tbk 2014"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

PT ANEKA GAS INDUSTRI

(2)

1

DAFTAR ISI

Daftar Isi………..

Skema Kepemilikan Entitas dan Entitas Anak………...

Visi dan Misi………

Tonggak Sejarah………..

Laporan Dewan Komisaris ...………

Dewan Komisaris……….

Laporan Direksi………..

Direksi………..

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit...

Komite Audit………

Unit Audit Internal...

Sekilas Perusahaan………...

Kronologi Pencatatan Efek dan Peringkat Efek...

Sertifikasi dan Penghargaan Yang Diterima...

Ikhtisar Keuangan………

Analisis Manajemen……….

Tata Kelola Perusahaan………

Sumber Daya Manusia……….

Penjamin Emisi Pelaksana Obligasi dan Sukuk Ijarah………

Pemeringkatan Obligasi dan Sukuk Ijarah………...

Agen Pembayaran………

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal……….

1

3

4

5

7

9

12

14

17

18

19

20

21

22

23

24

61

82

86

87

88

(3)

2

Daftar Cabang PT Aneka Gas Industri………....

Pernyataan Manajemen Atas Laporan Tahunan 2014……….

Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir Pada

Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014 dan 2013………...

94

100

(4)

3

SKEMA KEPEMILIKAN ENTITAS DAN ENTITAS ANAK

1,34%

PT Aneka Mega

Energi

PT Samator Gas

Industri

Perusahaan

PT Ruci Gas

PT Samator

65,80% 27,64%

78%

60%

PT Samabayu

Mandala

50%

Heyzer

Harsono

Arief

Harsono

Rasid

Harsono

Rachmat Harsono

60,76%

PT Harzco

Andalan

PT Verona Ladang

Investment

39,24%

91,86% 0,2% 3,78%

(5)

4

VISI DAN MISI

Visi

Perusahaan yang paling diidamkan, terus bertumbuh dan berkembang dengan

mendayagunakan sumber daya alam yang memberikan manfaat bagi kehidupan

Misi

1.

Memberikan yang terbaik bagi para pemangku kepentingan (

stakeholders

)

2.

Berintegritas dan berkomitmen terhadap kualitas, HSE (

Health Safety

Environment

), dan GCG (

Good Corporate Governance

)

3.

Meningkatkan TCS (

Total Customer Solution

)

(6)

5

TONGGAK SEJARAH

1916

1924

1958

1971

1996

1998

2003

2004

2008

2008

2010

2011

2012

NV WA Hoek Machine en Zuurstof, sebuah perusahaan Belanda

membangun pabrik oksigen di Jakarta pada tahun 1916, diikuti dengan

pembangunan pabrik lainnya di Surabaya dan Bandung.

NV Javasche Koelzoor membangun pabrik CO2 di Surabaya.

Kedua perusahaan dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia menjadi

PN Zatas dan PN Asam Arang.

Kedua perusahaan tersebut digabung menjadi PT Aneka Gas Industri

(Persero) dan berada di bawah Departemen Perindustrian.

Sebagian saham pemerintah di PT Aneka Gas Industri dijual kepada

Messer Griesheim Gmbh (40%) dan PT Tira Austenite (10%).

Messer Griesheim Gmbh dari Jerman meningkatkan porsi

kepemilikanya dengan mengambil alih semua saham pemerintah di PT

Aneka Gas Industri. Status perusahaan menjadi Penanaman Modal

Asing (PMA).

Messer menjual saham PT Aneka Gas Industri kepada Arief Harsono

dan PT Tira Austenite. Hal ini kemudian merubah komposisi saham

menjadi PT Tira Austenite 51% dan Arief Harsono 49%. Status PT

Aneka Gas Industri berubah menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN).

Keluarga Harsono membeli seluruh saham PT Tira Austenite di PT

Aneka Gas Industri sehingga Keluarga Harsono menguasai 100% saham

PT Aneka Gas Industri.

Keluarga Harsono menjual sebagian saham PT Aneka Gas Industri

kepada PT Aneka Mega Energi. Komposisi kepemilikan menjadi PT

Aneka Mega Energi 98% dan Rachmat Harsono 2%.

PT Aneka Gas Industri menerbitkan Obligasi Aneka Gas Industri I

Tahun 2008 dan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008.

ASP baru di Jakarta mulai beroperasi.

ASP baru di Gresik, Jawa Timur milik entitas anak mulai beroperasi.

(7)

6

2013

2014

ASP baru di Batam dan Makasar melalui Entitas Anak mulai beroperasi.

(8)

7

LAPORAN DEWAN KOMISARIS

Para

stakeholder

dan

stockholder

yang terhormat,

Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karuniaNya yang

telah dilimpahkan sehingga kami berhasil melalui tahun 2014 dengan hasil yang dapat

diterima berbagai pihak.

Laporan Pengawasan Dewan Komisaris

Sepanjang tahun 2014, Dewan Komisaris senantiasa melakukan fungsi pengawasan

atas kebijakan dan langkah-langkah yang diambil oleh Direksi dalam pengelolaan

Perusahaan. Dalam menjalankan tugas pengawasan, Dewan Komisaris dibantu oleh

Komite Audit yang turut memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan dari aspek

pengendalian internal kepada Direksi. Berdasarkan evaluasi atas kinerja operasional

Perusahaan, Dewan Direksi dengan dibantu Komite Audit meminta Direksi untuk

terus meningkatkan efisiensi dan pengawasan yang ketat di seluruh lini operasional.

Penilaian Terhadap Kinerja Direksi

Tahun 2014 merupakan tahun yang sangat menantang namun juga tahun yang

menimbulkan harapan baru bagi kalangan dunia usaha. Adanya pemilihan umum

berupa pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang berlangsung aman dan

demokratis menimbulkan optimisme baru bagi pelaku dunia usaha.

Namun di tahun yang sama juga terjadi pelemahan mata uang Rupiah terhadap Dollar

Amerika Serikat, kenaikkan harga listrik, harga BBM dan harga-harga lainnya yang

pada akhirnya berdampak pada meningkatnya biaya yang harus ditanggung oleh

Perusahaan. Meskipun menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Perusahaan mampu

untuk mempertahankan kinerjanya.

Dengan mempertimbangkan segala aspek yang terjadi di tahun 2014 pada umumnya

dan aspek bisnis pada khususnya. Dewan Komisaris menilai bahwa Direksi telah

melakukan tugasnya dengan baik, mampu meminimalisir dampak yang terjadi akibat

hal-hal dinamis yang terjadi di tahun 2014 dan telah meletakkan landasan strategis

bagi kemajuan Perusahaan di masa mendatang. Dewan Komisaris juga mengapresiasi

komitmen Direksi dalam menjalankan tata kelola perusahaan yang terus membaik dari

waktu ke waktu. Hal ini tentunya akan mampu memberikan nilai tambah kepada

Perusahaan di masa mendatang.

Pandangan Atas Prospek Usaha Perusahaan Yang Disusun Oleh Direksi

(9)
(10)

9

DEWAN KOMISARIS

ARIEF HARSONO, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 61 tahun.

Lahir di Toli-Toli pada tanggal 18 Juli 1954. Menyelesaikan pendidikan terakhir pasca sarjana (S2) di program Magister Manajemen Universitas Gajah Mada pada tahun 2005 dan di program Magister Pendidikan Agama Buddha Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Maha Prajna pada tahun 2012. Merupakan pendiri Samator Group. Jabatan yang sedang dijabat adalah Direktur Utama PT Samator (1975 – sekarang), Komisaris Utama PT Samator Gas Industri (1992 – sekarang) dan Direktur Utama Perusahaan (2003 – 2006).

Aktif mengikuti pelatihan dan konferensi yang berkaitan dengan bisnis gas industri baik secara nasional maupun internasional. Pada tahun 2014 mengikuti konferensi yang diadakan oleh Gasworld di Singapura dan IOMA (International Oxygen Manufacturers Association) di Kyoto, Jepang.

Menjabat sebagai Komisaris Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi-organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Ketua Umum Asosiasi Gas Industri Indonesia, Ketua Umum DPP Walubi, Ketua DPP Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia, dan Wakil Ketua Umum IV PBVSI.

Memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya serta pemegang saham utama dan/atau pengendali.

RASID HARSONO, Wakil Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 54 tahun.

(11)

10

DJASRI MARIN, Komisaris Warga Negara Indonesia, 65 tahun.

Lahir di Payakumbuh pada tanggal 30 September 1950. Menyelesaikan pendidikan akademi di AKABRI pada tahun 1973, pendidikan sarjana (S1) di STIA-LAN RI pada tahun 1987 dan STHM – DITKUM AD pada tahun 1996 serta LEMHANAS pada tahun 1999. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Danpuspom (1998-2002) dan anggota DPR RI dari F-TNI/POLRI (2004-2006). Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali.

C.M. BING SOEKIANTO, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 73 tahun.

Lahir di Pasuruan pada tanggal 1 September 1942. Menyelesaikan pendidikan terakhir sarjana (S1) di Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya pada tahun 1973. Berbagai jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Direktur Senior Operasional dan Engineering PT Air Products Indonesia (1991 - 2003) dan Direktur Perusahaan (2004 - 2006). Menjabat sebagai Komisaris Perusahaan untuk pertama kalinya Komisaris berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Pembina pada Asosiasi Gas Industri Indonesia.

Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali.

AGOEST SOEBHEKTIE, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 62 Tahun

Lahir di Magelang pada tanggal 5 Agustus 1953. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Sarjana Ekonomi) di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang pada tahun 1978 dan menyelesaikan program pasca sarjana pada Program Pasca Sarjana Manajemen Agri Bisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 1994. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Direktur di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia, Direktur BNI Bidang Consumer, Direktur BNI Bidang Retail, Direktur LPPI dan Senior Advisor di PT GTWO IMC Evolution. Aktif menjadi pengajar di Universitas Pancasila dan LPPI. Saat ini sedang menjabat sebagai Komisaris Utama dan sekaligus Komisaris Independen di PT Bank DKI Tbk.

Selama perjalanan karirnya banyak mengikuti pendidikan dan pelatihan beberapa diantaranya adalah Quality Leadership and Life Management (2009) dan Asian Leadership Management (2009).

(12)

AHU-11

(13)

12

LAPORAN DIREKSI

Para

stakeholder

dan

stockholder

yang terhormat,

Pertama-tama, perkenankanlah kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

karunia dan perlindungan-Nya sehingga Perusahaan di tahun 2014 tetap dapat

menjaga kinerjanya di tengah-tengah kondisi lingkungan dunia usaha pada tahun 2014

yang sangat dinamis terkait dengan pelaksanaan pesta demokrasi yang berupa

pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dan akibat adanya peningkatan suku

bunga, peningkatan harga listrik dan harga BBM yang berdampak pada inflasi serta

pelemahan nilai tukar Rupiah.

Kinerja Perusahaan

Kami berpendapat bahwa kebijakan strategi yang dianut oleh Perusahaan memiliki

kesesuaian dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal sehingga berada jalur

yang tepat. Dari sisi operasional, kami sampaikan bahwa Perusahaan melaporkan

kinerja yang cukup memadai di tahun 2014, meskipun pencapaian pendapatan sebesar

Rp 1.098.905.004.000 di tahun 2014 lebih kecil dari pada target yang ditetapkan

sebesar Rp 1.386.303.180.000 atau mencapai 79,27% dari target. Namun pendapatan

pada tahun 2014 yang besarnya adalah Rp 1.098.905.004.000 ini relatif meningkat

apabila dibandingkan dengan pendapatan tahun 2013 yang besarnya adalah Rp

972.104.865.000 atau meningkat sebesar 13,04%.

Kendala-Kendala Yang Dihadapi

Kami dengan segala kerendahan hati secara terbuka mengungkapkan bahwa dalam

melakukan kegiatan usahanya di tahun 2014, Perusahaan belum mencapai tingkat

efisiensi sebagaimana yang diharapkan karena adanya peningkatan harga listrik dan

harga BBM yang meningkat secara signifikan di tahun 2014. Selain itu, Perusahaan

juga masih mengalami kendala seperti adanya keterbatasan pasokan listrik di luar

Jawa sehingga rencana penambahan kapasitas di luar Jawa menjadi tertunda.

Gambaran Tentang Prospek Usaha

Kami berpandangan bahwa kinerja Perusahaan di masa mendatang dapat menjadi

lebih baik. Dengan menaruh harapan kepada pemerintahan yang baru untuk makin

mendorong sektor dunia usaha serta adanya kebijakan pemerintah khususnya di sektor

pelayanan kesehatan masyarakat, maka menimbulkan keyakinan bahwa tingkat

pertumbuhan konsumsi gas industri pada umumnya dan gas medis di sektor kesehatan

pada khususnya akan sangat tinggi.

(14)
(15)

14

DIREKSI

HEYZER HARSONO, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 57 tahun.

Lahir di Toli-Toli pada tanggal 13 September 1958. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Petra 2, Surabaya. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Komisaris PT Samator Gas Industri (2005 - sekarang), dan Komisaris Utama PT Samator (2007 – sekarang). Menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai salah satu ketua di PBVSI dan salah satu anggota Board of Administration Asian Volleyball Confederation. Aktif mengikuti konferensi di bidang manajemen, gas industri dan gas untuk sektor medis di dalam dan luar negeri.

Memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya serta pemegang saham utama dan/atau pengendali.

RACHMAT HARSONO, Wakil Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 35 tahun.

Lahir di Surabaya pada tanggal 12 Maret 1980. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Bachelor of Science) di Marquette University, Wisconsin USA pada tahun 2003 dan pasca sarjana (S2) Master of Business Administration di University of Chicago, Booth School of Business pada tahun 2011. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain Direktur Komersial PT Aneka Gas Industri (2004-2007), Direktur Utama PT Samator Gas Industri (2007 – sekarang), dan Direktur Utama PT Ruci Gas d/h PT Raja Prima Syngas (2007 – sekarang). Menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perusahaan untuk pertama kalinya berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM daan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.

Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah Vice Chairman Buddhist Muda Indonesia, Wakil Sekretaris Jenderal Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Komite Tiongkok, President of Entrepreneur Organization Indonesian Chapter dan Area Director of Entrepreneur Organization South East Asia.

Aktif mengikuti berbagai pelatihan dan konferensi terkait kepemimpinan, keuangan, pasar modal dan gas industri di dalam dan luar negeri. Pada tahun 2014 mengikuti Global Conference on Leadership di Athena, Yunani, konferensi yang diadakan oleh Gasworld di Singapura, IOMA (International Oxygen Manufacturers Association) di Kyoto, Jepang dan pelatihan 7 Habits of Highly Effective People di Jakarta serta pelatihan Merger dan Akuisisi di University of Chicago, Amerika Serikat.

(16)

15

AGUS PURNOMO, Direktur Operasional Warga Negara Indonesia, 59 tahun.

Lahir di Kudus pada tanggal 20 Agustus 1956. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro pada tahun 1981. Berbagai jabatan yang pernah dijabatnya adalah General Manager PT Samator (1999 - 2004) dan Direktur Operasional PT Samator (2004 – 2006). Menjabat sebagai Direktur Perusahaan berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM daan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007. Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Sekretaris pada Asosiasi Gas Industri Indonesia. Pernah mengikuti berbagai pelatihan di bidang gas industri, teknologi cryogenic dan manajemen di dalam dan luar negeri. Pada tahun 2014 mengikuti pelatihan 7 Habits of Highly Effective People di Jakarta.

Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali.

ETTY FARDHIATI, Direktur Pemasaran Warga Negara Indonesia, 64 tahun.

Lahir di Ponorogo pada tanggal 17 April 1951. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Universitas Gajah Mada pada tahun 1975. Berbagai jabatan yang pernah dijabatnya adalah Kepala Biro Pemasaran PT Aneka Gas Industri (1988 – 1999), General Manager Marketing PT Messer Aneka Gas (1999 - 2004) dan General Manager Wilayah III Jabar & Lampung Perusahaan (2005 -2006). Menjabat sebagai Direktur berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No. 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.Jabatan di organisasi yang saat ini sedang diemban adalah sebagai Bendahara pada Asosiasi Gas Industri Indonesia. Pada tahun 2014 mengikuti pelatihan 7 Habits of Highly Effective People di Jakarta. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya maupun pemegang saham utama dan/atau pengendali.

IMELDA MULYANI HARSONO, Direktur Keuangan Warga Negara Indonesia, 33 tahun.

Lahir di Surabaya pada tanggal 5 April 1982. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Bachelor of Arts) di National University of Singapore pada tahun 2003, pasca sarjana (S2) Magister Manajemen di Universitas Pelita Harapan pada tahun 2007 dan Master of Commercial Law di University of Edinburgh pada tahun 2010. Beberapa jabatan yang pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Wakil Direktur Pembelian PT Samator (2004), General Manager Pembelian Skala Nasional PT Samator (2005), Kepala Pembelian Skala Nasional Perusahaan (2006 – 2007) dan Komisaris PT Aneka Mega Energi (2008 – sekarang). Menjabat sebagai Direktur Perusahaan berdasarkan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri tanggal 27 Desember 2006 yang dituangkan dalam Akta No 46 tanggal 27 Desember 2006 - BNRI No.1 Tgl 02 Januari 2008, tambahan No. 70/2008 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Aneka Gas Industri dengan Persetujuan Perubahan MENHUM dan HAM RI No. . w 10-00649 HT. 01.04 - Th. 2007 Tanggal 07 Juni 2007.

(17)

16

manajemen. Pada tahun 2014 mengikuti pelatihan 7 Habits of Highly Effective People di Surabaya.

Memiliki hubungan afiliasi dengan dengan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris lainnya serta pemegang saham utama dan/atau pengendali.

PHAJAR HADYWIBOWO, Direktur Teknik Warga Negara Indonesia, 49 tahun.

Lahir di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1966. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Petra Surabaya. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Production Manager, Factory Manager dan General Manager PT Samator. Menjabat sebagai Direktur Perusahaan sejak berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Aneka Gas Industri tanggal 18 Februari 2013 yang dituangkan dalam Akta No. 19 Februari 2013 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Aneka Gas Industri dengan SK Pemberitahuan Perubahan Data No. AHU-AH 01.10-09156 Tgl 13 Maret 2013 dan SK Pemberitahuan Perubahan AD No. AHU-AH.01.10-09157 Tgl 13 Maret 2013.

Aktif mengikuti pelatihan di bidang manajemen, teknik, keselamatan dan kesehatan kerja, dan pemasaran. Pada tahun 2014 mengikuti pelatihan Preventive Maintenance and Productive Maintenance yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di Jakarta.

(18)
(19)

18

KOMITE AUDIT

AGOEST SOEBHEKTIE, Komisaris Independen, Ketua Komite Audit Warga Negara Indonesia, 62 Tahun

Lahir di Magelang pada tanggal 5 Agustus 1953. Menyelesaikan pendidikan sarjana (Sarjana Ekonomi) di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang pada tahun 1978 dan menyelesaikan program pasca sarjana pada Program Pasca Sarjana Manajemen Agri Bisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 1994. Berbagai jabatan yang pernah dijabat antara lain Direktur di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia, Direktur BNI Bidang Consumer, Direktur BNI Bidang Retail, Direktur LPPI dan Senior Advisor di PT GTWO IMC Evolution. Selama perjalanan karirnya banyak mengikuti pendidikan dan pelatihan beberapa diantaranya adalah Quality Leadership and Life Management (2009) dan Asian Leadership Management (2009). Aktif menjadi pengajar di Universitas Pancasila dan LPPI.

Saat ini juga sedang menjabat sebagai Komisaris Utama dan sekaligus Komisaris Independen di PT Bank DKI Tbk.

Menjabat sebagai Ketua Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 078/UM.5-III/2014 tanggal 18 Maret 2014 untuk periode jabatan tanggal 18 Maret 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.

HIE TEK UN, Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, 47 tahun.

Lahir di Semarang pada tanggal 21 Juli 1968. Menyelesaikan pendidikan di Politeknik Jurusan Teknik Mesin, Universitas Diponegoro, Semarang pada tahun 1990. Menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) jurusan Tehnik Mesin di Universitas Jayabaya, Jakarta pada tahun 1995 dan menyelesaikan Program Magister Managemen (S2) di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 2010. Memulai karir sebagai Staff Engineering di PT Guna Elektro, Jakarta hingga bekerja sebagai Plant General Manager di PT Charoen Pokphand Indonesia, Surabaya serta kembali sebagai Plant General Manager di PT Dempo Laser Metalindo (anak perusahaan dari PT Guna Elektro) di Surabaya. Aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi.

Menjabat sebagai Anggota Komite Audit berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris No. 201/UM.IX/2014 tanggal 1 September 2014 untuk periode jabatan tanggal 1 September 2014 sampai dengan 18 Maret 2017.

DJONY WINARTO, Anggota Komite Audit Warga Negara Indonesia, 46 Tahun

Lahir di Lumajang, Jawa Timur, pada tanggal 20 Juni 1969. Menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 1993. Karir di operasional perusahaan meliputi PT. Sungwoo Indonesia, PT. Autokorindo Pratama, PT. Sandana Graha Cipta.

(20)

19

UNIT AUDIT INTERNAL

TJOKRO ALIWIDJAJA, Ketua Unit Audit Internal

Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Lahir di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 1973. Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Jakarta serta pendidikan pasca sarjana (S2) di program Magister Manajemen Universitas Gajah Mada. Jabatan yang pernah dijabat antara lain sebagai Manajer Keuangan dan Akuntansi PT Samator Prima Jakarta Gas dan General Manager Keuangan PT Samator.

(21)

20

SEKILAS PERUSAHAAN

Pendirian

Alamat

Bidang Usaha

PT Aneka Gas Industri (“Perusahaan “/”Entitas”) didirikan

pada tanggal 21 September 1971 oleh Pemerintah Republik

Indonesia.

Gedung UGM Samator Pendidikan Tower A, Lantai 5 -6.

Jl. Dr Sahardjo No. 83.

Manggarai, Tebet.

Jakarta Selatan 12850.

Tel : (6221) 83709111 Fax (6221) 83709911

www.anekagas.com

(22)

21

KRONOLOGIS PENCATATAN EFEK DAN PERINGKAT EFEK

Kronologis pencatatan efek

No.

Nama Efek

Jumlah

(Dalam Rupiah)

Tanggal

Emisi

Tanggal Jatuh

Tempo

1

Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I

Tahun 2008

160.000.000.000

8 Juli 2008

8 Juli 2013

2

Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun

2008

80.000.000.000

8 Juli 2008

8 Juli 2013

3

Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II

Tahun 2012

200.000.000.000

18 Desember

2012

18 Desember

2017

4

Obligasi Aneka Gas Industri II Tahun

2012

200.000.000.000

18 Desember

2012

18 Desember

2017

Kronologis peringkat efek

Tahun

Peringkat Outlook

Lembaga Pemeringkat

2008

A3.id

Stabil

PT Moody's Indonesia

2009

BBB(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

2010

BBB(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

2011

BBB(idn)

Positif

PT Fitch Ratings Indonesia

2012

A-(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

2013*

A-(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

2013

A-(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

2014

A-(idn)

Stabil

PT Fitch Ratings Indonesia

Keterangan :

(23)

22

SERTIFIKASI DAN PENGHARGAAN YANG DITERIMA

Hingga saat Laporan Tahunan ini diterbitkan, Perusahaan telah menerima berbagai

pengakuan internasional atas standar yang diterapkan Perusahaan dalam hal kualitas

proses manufaktur berupa sertifikat ISO dan juga penghargaan. Beberapa sertifikasi

dan penghargaan yang pernah diterima oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

Sertifikasi/

Penghargaan

Issuer

Tahun

Indonesia Best

Practices in

Corporate

Transformation

Majalah SWA dan

Win Solution

(

Strategic

Consulting

)

2013

Indonesia Best

Transformational

Leader

Majalah SWA dan

Win Solution

(

Strategic

Consulting

)

2013

ISO 9001: 2008

SAI Global

2011 - sekarang

Upakarti

Pemerintah Republik Indonesia

1990

Zero Accident Award

Departemen Tenaga Kerja

2004

Sertifikasi Halal

Majelis Ulama Indonesia (MUI)

2011 - sekarang

Safety Certificate

Conoco Philips Indonesia Inc. Ltd

2006 – sekarang

Associate Member

Asian Industrial Gasses Association

2004 – sekarang

Asosiasi Gas Industri Indonesia (d/h Asosiasi

Oksigen)

1972 - sekarang

Sertifikasi SNI untuk produk sebagai berikut :

Oxygen (O

2

)

: SNI No. 0576/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012

Nitrogen (N

2

)

: SNI No. 0580/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012

Argon (Ar)

: SNI No. 0579/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012

Acetylene (C

2

H

2

)

: SNI No. 0575/PUSTAN/SNI-AS/VIII/2012

(24)

23

IKHTISAR KEUANGAN

Angka-angka pada seluruh tabel dinyatakan dalam juta Rupiah dan menggunakan

notasi bahasa Indonesia, kecuali disebutkan lain.

2014 2013 2012

Laporan Laba Rugi

Penjualan 1.098.905 972.105 858.905 Laba Kotor 489.336 419.701 390.292 Laba Usaha 189.540 161.064 161.307 Laba Bersih ¹ 54.273 68.726 65.799 Laba Tahun Berjalan ² 62.259 78.133 77.005

Posisi Keuangan (Neraca)

Jumlah Aset 3.487.197 2.555.917 2.025.630 Aset Lancar 777.881 582.775 668.861 Investasi Pada Entitas Asosiasi 55.051 - 8.641 Aset Tetap 2.621.501 1.954.717 1.337.199 Aset Tidak Lancar Lainnya 32.764 18.425 10.929 Liabilitas Jangka Pendek 646.701 515.007 584.414 Liabilitas Jangka Panjang 1.580.097 1.188.250 782.938 Jumlah Liabilitas 2.226.798 1.703.257 1.367.352 Dana Syirkah Temporer 145.742 60.000 -Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Entitas Indu 985.920 679.647 575.920 Jumlah Ekuitas 1.114.657 792.661 658.277

Arus Kas

Arus Kas dari Aktivitas Operasi 11.340 214.747 164.782 Arus Kas dari Aktivitas Investasi (789.021) (781.837) (562.181) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 905.891 278.159 671.945 Kenaikan (Penurunan) Kas dan Setara kas 128.209 (288.931) 274.546 Kas dan Setara Kas Awal Tahun 41.186 369.110 94.555 Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 169.396 90.171 369.101

Analisa Rasio dan Informasi Lainnya

Marjin Laba Kotor 45% 43% 45%

Marjin Laba Bersih 5% 7% 8%

Laba Bersih terhadap Aset ⁴ 2% 3% 4%

Laba Bersih terhadap Ekuitas ⁵ 6% 10% 11%

Modal Kerja Bersih ³ 113.342 16.063 95.518 Rasio Lancar (X) 1,2 1,1 1,1 Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Aset (X) 0,6 0,7 0,7 Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Ekuitas (X) 2,0 2,1 2,1 Saham Beredar (Lembar) 604.359 400.630 301.093 Laba per Saham (Rupiah Penuh) 89.803 171.545 218.534 Keterangan :

1. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik induk 2. Termasuk laba yang diatribusikan kepada non pengendali 3. Piutang Usaha + Persediaan - Utang Usaha

4. ROA (laba tahun berjalan / jumlah aset)

(25)

24

ANALISIS MANAJEMEN

1. Riwayat Singkat Perusahaan

PT Aneka Gas Industri (selanjutnya disebut “Perusahaan” / ”Entitas” / ”Perseroan”)

berasal dari dua perusahaan Belanda, yaitu NV WA Hoek Machine en Zuurstof

(selanjutnya disebut ”

NV WA Hoek

”), perusahaan yang membangun pabrik oksigen

di Jakarta pada tahun 1919, diikuti dengan pembangunan pabrik lainnya di Surabaya

pada tahun 1920 dan di Bandung pada tahun 1939, dan NV Javasche Koelzoor

Fabriek (selanjutnya disebut ”

NV Javasche Koelzoor

”), yang mendirikan pabrik

karbon dioksida di Surabaya pada tahun 1924. Pada tahun 1958, NV WA Hoek dan

NV Javasche Koelzoor dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia, dimana

NV WA Hoek menjadi PN Zatas dan NV Javasche Koolzoer menjadi PN Asam

Arang. Dalam perjalanannya, PN Zatas mengalami perkembangan yang pesat dan

mendirikan pabrik di Semarang, Makassar dan Medan, namun sebaliknya PN Asam

Arang kurang berkembang. Pada tahun 1971, PN Zatas dan PN Asam Arang digabung

menjadi ”

PT Aneka Gas Industri (Persero)

” dan berada di bawah Departemen

Perindustrian Republik Indonesia.

Sehubungan dengan penggabungan PN Zatas dan PN Asam Arang, yang diikuti

dengan pendirian PT Aneka Gas Industri (Persero) berdasarkan Akta Pendirian

Perseroan Terbatas No. 28 tanggal 21 September 1971, yang kemudian diubah dengan

Akta Perubahan No. 9 tanggal 4 Nopember 1971, keduanya dibuat di hadapan

Soeleman Ardjasasmita, S.H., pada saat itu Notaris di Jakarta (selanjutnya kedua akta

tersebut disebut “

Akta Pendirian

”). Akta Pendirian tersebut telah memperoleh

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Penetapan

No. J.A.5/198/3 tanggal 8 Nopember 1971 dan telah didaftarkan dalam buku register

pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah No. 3051 dan

No. 3052 tanggal 10 Nopember 1971, serta telah diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 103 tanggal 24 Desember 1971, Tambahan No. 576.

Dikarenakan terdapatnya kesalahan cetak pada Berita Negara Republik Indonesia

tersebut di atas, maka diadakan ralat dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26

tanggal 31 Maret 1972, Tambahan No. 576a.

(26)

25

Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang

Saham Perusahaan No. 18 tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat di hadapan Notaris Ira

Sudjono, S.H., yang keputusan-keputusannya diambil dalam Rapat Umum Luar Biasa

Pemegang Saham Perusahaan yang diselenggarakan pada tanggal 18 Desember 2002,

rapat telah memberikan persetujuan atas penjualan seluruh saham yang dimiliki oleh

Messer Griesheim GmbH dalam Perusahaan masing-masing kepada PT Tira

Austenite, Tbk sejumlah 19.247 (sembilan belas ribu dua ratus empat puluh tujuh)

saham, sesuai dengan

Sale and Purchase Agreement

tanggal 21 Januari 2003, yang

dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H. sehingga total saham yang dimiliki oleh

PT Tira Austenite, Tbk adalah 23.941 (dua puluh tiga ribu sembilan ratus empat puluh

satu) saham dan Johnny Widjaja sejumlah 23.003 (dua puluh tiga ribu tiga) saham,

sesuai dengan

Sale and Purchase Agreement

tanggal 21 Januari 2003, yang dibuat di

hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.

Selanjutnya, Arief Harsono memperoleh kepemilikan saham dalam Perusahaan pada

tahun 2003 dengan cara membeli saham milik Johnny Widjaja dalam Perusahaan

sejumlah 23.003 (dua puluh tiga ribu tiga) saham sebagaimana dinyatakan dalam Akta

Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perusahaan No. 21

tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat oleh Notaris Ira Sudjono, S.H. dan dilaksanakan

berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 22 tanggal 22 Januari 2003 yang dibuat di

hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.

Sejak tahun 2004, Perusahaan dimiliki sepenuhnya oleh Keluarga Harsono dengan

disetujuinya penjualan dan pengalihan seluruh saham yang dimiliki oleh PT Tira

Austenite, Tbk dalam Perseroan, yaitu sejumlah 23.941 (dua puluh tiga ribu sembilan

ratus empat puluh satu) saham kepada Arief Harsono, Rasid Harsono, dan Heyzer

Harsono sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 3 tanggal 8 Juni 2004 yang dibuat di

hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H., M.H., dan dilaksakan berdasarkan Akta

Pengalihan Hak-hak Atas Saham No. 1 tanggal 8 Juni 2004, Akta Pengalihan Hak-hak

Atas Saham No. 6 tanggal 8 Juni 2004, dan Akta Pengalihan Hak-hak Atas Saham

No. 2 tanggal 8 Juni 2004, seluruhnya dibuat di hadapan Notaris Ira Sudjono, S.H.,

M.H.

(27)

26

Dalam rangka penyesuaian dengan UU No. 40/2007, pemegang saham Perusahaan

telah menyetujui untuk mengubah seluruh anggaran dasar Perusahaan sebagaimana

dinyatakan dalam Akta Berita Acara Perusahaan

No. 45 tanggal

17 Desember 2007 yang dibuat oleh Notaris Ariyani, S.H., akta tersebut telah

memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.

AHU-00174.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Januari 2008, telah memperoleh

penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar sesuai dengan surat No.

AHU-AH.01.10-5972 tanggal 12 Maret 2008 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan

Anggaran Dasar PT Aneka Gas Industri, serta telah didaftarkan dalam Daftar

Perusahaan No. AHU-0018393.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 12 Maret 2008.

Anggaran Dasar Perusahaan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 193 tanggal 24 Desember 2014, yang

dibuat di hadapan Christina Inawati, S.H., Notaris di Surabaya, serta ditegaskan

kembali dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa No. 81 tanggal 18 Februari 2015, yang dibuat di hadapan Christina Inawati,

S.H., Notaris di Surabaya dan telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.03-0015929 Tahun 2015 tanggal 12

Maret 2015

dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan

No.

AHU-0029976.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 12 Maret 2015.

Pada saat Laporan Tahunan 2014 ini dibuat, struktur permodalan dan susunan

pemegang saham Perusahaan adalah sebagaimana dimaksud dalam Akta No.

193/2014 yang ditegaskan kembali dengan Akta No. 81/2015, yaitu sebagai berikut:

Keterangan

Jumlah Saham

Jumlah Nilai

Nominal

@Rp1.000.000,-

Persentase

(%)

Modal Dasar

2.000.000

2.000.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Modal

Disetor

PT Aneka Mega Energi

504.700

504.700.000.000

65,80

Rachmat Harsono

PT Samator

Arief Harsono

Heyzer Harsono

Rasid Harsono

10.300

212.000

36.740

1.744

1.516

10.300.000.000

212.000.000.000

36.740.000.000

1.744.000.000

1.516.000.000

1,34

27,64

4,79

0,23

0,20

Jumlah Modal Ditempatkan dan

Modal Disetor

767.000

767.000.000.000

100,00

Saham Dalam Portepel

1.233.000

1.233.000.000.000

(28)

27

Riau, 1 (satu) di Kepulauan Riau, 4 (empat) di Sumatera Utara, 1 (satu) di Sumatera

Selatan, 2 (dua) di Kalimantan Tengah, 1 (satu) di Kalimantan Selatan, 3 (tiga) di

Kalimantan Timur, 2 (dua) di Sulawesi Utara, 1 (satu) di Bali, 1 (satu) di Sulawesi

Tengah, dan 5 (lima) di Sulawesi Selatan.

2. Keterangan Singkat Tentang Kegiatan Usaha Perusahaan dan Entitas Anak

Perusahaan memiliki 2 entitas anak melalui penyertaan saham secara langsung dan 1

entitas anak melalui penyertaan saham secara tidak langsung melalui Entitas Anak.

Penyertaan saham secara tidak langsung ini dilakukan pada PT Samabayu Mandala

dengan penyertaan sebesar 46,8% (Perusahaan memiliki 78% saham SGI dan SGI

memiliki 60% saham SBM)

Entitas Anak

Kepemilikan

Perseroan

(%)

Kegiatan

Usaha

Tahun

Penyertaan

Tahun

Beroperasi

Secara

Komersial

Domisili

Penyertaan

Langsung

PT Samator Gas

Industri (SGI)

78,00

Produksi dan

Perdagangan

Gas

2005

1992

Surabaya

PT Ruci Gas (d/h

PT Raja Prima

Syngas) (RG)

50,00

Produksi dan

Perdagangan

Gas

2007

2009

Surabaya

Penyertaan Tidak Langsung Melalui SGI

PT Samabayu

Mandala (SBM)

46,80

Produksi dan

Perdagangan

Gas serta

Pemasangan

Instalasi

2005

1982

Bali

3. Prospek Usaha Dikaitkan Dengan Kondisi Industri dan Perekonomian serta

Pasar Internasional

(29)

28

Lingkungan dunia usaha di paruh pertama tahun 2014 banyak dipengaruhi oleh

kondisi politik karena di tahun 2014 dilaksanakan pemilihan umum untuk memilih

anggota legislatif dan memilih Presiden dan Wakil Presiden. Kondisi politik yang

sempat memanas ini mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Salah satu

dampaknya adalah makin melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata

uang Dollar Amerika Serikat, meskipun tidak sepenuhnya pelemahan mata uang

Rupiah tersebut disebabkan peristiwa politik karena isu defisit neraca berjalan juga

mencuat akibat makin besarnya subsidi BBM. Di tahun yang sama, keputusan

Pemerintah untuk menaikkan harga listrik dan harga BBM sangat berdampak kepada

kondisi perekonomian yang pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya inflasi dan

adanya tuntutan kenaikkan upah buruh. Ditambah dengan adanya kenaikkan suku

bunga oleh sektor perbankan. Hal ini tentu berdampak pada masyarakat pada

umumnya dan sektor industri pada khususnya.

Meski secara umum sektor industri terpengaruh oleh kondisi perekonomian yang

menyebabkan konsumsi gas industrinya untuk kegiatan produksinya berkurang,

namun karena produk gas industri dibutuhkan oleh hampir semua sektor seperti sektor

kesehatan maka penurunan di salah satu sektor dapat diimbangi oleh adanya

peningkatan dari sektor lain yang tetap bertumbuh. Sebagaimana diketahui bahwa

salah satu hasil produksi gas industri adalah oksigen yang juga dapat digunakan untuk

sektor kesehatan. Adanya kebijakan Pemerintah di sektor kesehatan dengan

pemberlakukan program BPJS dan makin meningkatnya kesadaran masyarakat

terhadap kesehatan akan mampu menjadi pendorong pertumbuhan gas untuk

keperluan medis seperti oksigen dan

nitrous oxide

. Apalagi dengan didukung

meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah rumah sakit dengan tingkat rata-rata

pertumbuhan mencapai 11% per tahun selama tahun 2009 – 2014 (sumber : Direktorat

Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Departemen Kesehatan, diolah). Potensi lainnya

yang timbul adalah terdapat pada instalasi gas medis, rumah sakit-rumah sakit yang

masih menggunakan metode penyaluran gas medis internal yang belum menggunakan

sistem sentral akan membutuhkan instalasi gas medis karena sistem sentralisasi akan

lebih aman dan lebih higienis bagi semua pihak yang ada di lingkungan rumah sakit.

(30)

29

Tidak terdapat pasar internasional untuk produk-produk gas industri seperti oksigen,

nitrogen, dan lainnya. Saat ini produksi gas industri utama dilakukan di dalam negeri

untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

4. Gas Industri di Indonesia

Gas industri adalah gas yang dihasilkan melalui suatu proses pemisahan dan proses

produksi. Gas industri yang diperoleh dari proses pemisahan antara lain Oksigen (O

2

),

Nitrogen (N

2

), Argon (Ar), dan Helium (He). Sedangkan Asetilen (C

2

H

2

) dan

Nitrous

Oxide

(N

2

O) diperoleh dari proses reaksi kimia yang proses produksinya

membutuhkan bahan baku, antara lain Kalsium Karbida untuk Asetilen, dan

Ammonium Nitrate

untuk

Nitrous Oxide

. Untuk Hidrogen dan Karbondioksida

diperoleh dari proses reaksi kimia dan pemisahan yang membutuhkan bahan baku dari

hidrokarbon.

Konsumen gas industri terdiri dari berbagai sektor, antara lain sektor industri

makanan dan minuman, kimia, kosmetik, rumah sakit, baja, otomotif dan lain

sebagainya. Gas industri yang dipakai oleh sektor industri biasanya dalam bentuk gas.

Namun demikian pengiriman produk gas ini bisa berbentuk cair atau gas, tergantung

pada jumlah pemakaian gas tersebut serta jarak industri konsumen dengan produsen

gas. Untuk jumlah pemakaian yang sangat besar dan jaraknya dekat, maka gas

industri dapat didistribusikan melalui pipa, bahkan dalam kasus tertentu didirikan

on

site plant

yang berada di lokasi berdekatan atau di lokasi konsumen. Bagi konsumen

yang jumlah pemakaiannya relatif besar, maka produsen gas industri dapat

mengirimkan produknya berupa gas cair melalui jalur transportasi, sedangkan untuk

konsumen yang membutuhkan gas industri dalam jumlah kecil, maka produk yang

dikirimkan berupa gas di dalam tabung.

Pasar gas industri terbesar terletak pada produk hasil produksi

Air Separation Plant

(ASP) yaitu produk Oksigen, Nitrogen dan Argon. Pasar produk ini adalah kurang

lebih sebesar 45% dari total seluruh pasar gas industri di Indonesia. Produk-produk

yang memiliki pasar lainnya yang memiliki pasar relatif besar adalah Asetilen,

Karbondioksida, Hidrogen, dan

Nitrous Oxide

.

5. Analisis Kekuatan Persaingan Dalam Industri

(31)

30

a. Persaingan Dalam Industri

Pada saat ini terdapat lima perusahaan yang secara dominan menguasai pasar gas

industri Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut terdiri dari dua perusahaan lokal

dan tiga perusahaan asing. Perusahaan adalah salah satu dari dua perusahaan lokal

tersebut, dan tiga perusahaan lainnya adalah perusahaan asing. Perusahaan saat ini

menduduki peringkat pertama dari lima besar produsen gas industri yang ada di

Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 25% (Sumber: Asosiasi Gas Industri

Indonesia, 2014).

b. Ancaman Pendatang Baru

Ancaman pendatang baru di sektor gas industri tidak mengkhawatirkan dan memiliki

tingkat kemungkinan masuk yang rendah. Hal ini dilandasi kenyataan bahwa

hambatan masuk (

barrier to entry

) ke dalam industri ini sangat tinggi.

Berikut ini adalah beberapa hambatan masuk ke dalam sektor gas industri:

a.

Sektor gas industri merupakan sektor padat modal (

capital intensive

) yang

membutuhkan modal yang sangat besar untuk memulai/membangun pabrik

gas industri.

b.

Sektor gas industri membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki

kapabilitas yang khusus

c.

Sektor gas industri membutuhkan jaringan distribusi yang kompleks, berbeda

dengan industri lain karena sifat produknya yang unik.

d.

Sektor industri gas berbeda dengan sektor industri yang lain karena

membutuhkan peralatan-peralatan yang khusus untuk aplikasi gas maupun

penanganan produknya seperti:

Tabung tekanan tinggi (

high pressure cylinder

), digunakan sebagai

kemasan produk dalam bentuk gas bertekanan tinggi.

Tanki

cryogenic

(

cryogenic tank

), digunakan untuk produk gas yang telah

diolah menjadi bentuk cair. Tanki ini digunakan khusus untuk bentuk cair

yang memiliki temperatur sangat rendah yang dapat berbentuk

stationer

tank

.

Sarana distribusi dalam bentuk isotank maupun

transport tank.

Sistem

pipeline

, digunakan untuk mendistribusikan gas dari

plant

menuju

plant

pelanggan.

e.

Sektor industri gas merupakan sektor yang padat teknologi sehingga

membutuhkan pengetahuan dan pemahaman teknologi yang terus

berkembang. Penelitian dan pengembangan mutlak dibutuhkan dalam industri

ini.

c. Kekuatan Tawar Pemasok

Kekuatan tawar pemasok bukan merupakan ancaman berarti untuk produk-produk

hasil produksi ASP karena bahan baku yang digunakan adalah udara yang ada di

sekitar kita. Sedangkan untuk produk-produk lainnya, bahan baku yang dibeli dari

pemasok tidak merupakan bahan baku yang memiliki porsi signifikan

d. Kekuatan Tawar Konsumen

(32)

31

e. Ancaman Produk Substitusi (Pengganti)

Ancaman produk pengganti untuk produk gas industri dapat dikatakan tidak ada

karena produk gas industri sangat dibutuhkan dan memiliki aplikasi yang terus

berkembang yang dapat memperluas cakupan kegunaannya. Dalam kenyataannya,

produk gas industri malah menjadi produk pengganti bagi produk lain, misalnya

penggunaan oksigen dalam proses pembakaran mampu menghemat penggunaan

energi karena pembakaran berlangsung lebih efisien, contoh lain adalah potensi

penggunaan hidrogen untuk menggantikan bahan bakar fosil.

6. Strategi Usaha

Strategi Pemasaran

Pada saat ini, Perusahaan telah memasarkan produknya ke hampir semua sektor

industri dari hulu hingga hilir. Dengan didukung oleh tenaga penjual yang

profesional, Perusahaan berusaha untuk menjalin dan memelihara hubungan baik

dengan pelanggan, sehingga hal ini diharapkan dapat memberikan nilai lebih bagi

Perusahaan. Selain itu, dalam rangka menunjang kegiatan pemasaran, Perusahaan dan

Entitas Anak mempunyai tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis bagi

pelanggan.

Untuk mencapai kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien, Perusahaan menerapkan

strategi pemasaran terpadu antara Entitas Anak dengan jaringan distribusi Perusahaan.

Secara keseluruhan strategi pemasaran dari Perusahaan dapat dirangkum sebagai

berikut :

a.

Melakukan penetrasi pasar

b.

Melakukan pengembangan pasar

c.

Melakukan pengembangan dan aplikasi produk

d.

Memberikan edukasi kepada pasar

e.

Ikut serta dalam pameran dan menyelenggarakan seminar-seminar

f.

Melakukan aliansi strategis

Distribusi dan Penjualan

a.

Distribusi

Distribusi merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan yang bergerak di

bidang gas industri. Sebagai satu-satunya perusahaan gas industri dengan jaringan

distribusi yang luas, maka Perusahaan berupaya memanfaatkan keunggulannya ini

sebagai alat untuk memenangkan persaingan.

(33)

32

b.

Penjualan

Dari segi penjualan, Perusahaan pada umumnya melakukan penjualan langsung

kepada pelanggan sekaligus berfokus untuk dapat memenuhi permintaan dari

pelanggan. Dengan metode seperti ini, Perusahaan berusaha untuk menjadi

perusahaan yang menjadi rujukan pemasok bagi setiap pelanggannya. Selain

melakukan penjualan langsung kepada pelanggannya, Perusahaan juga melakukan

penjualan melalui Entitas Anak yang melayani pasar ritel gas industri. Hal ini

dilakukan agar pasar gas industri baik dalam bentuk cair maupun gas dapat dilayani

dengan baik oleh Perusahaan.

Teknologi

Seiring dengan perkembangan Perusahaan yang demikian cepat dan telah meluas

secara nasional, serta perkembangan globalisasi dan teknologi dunia yang pesat, saat

ini Perusahaan telah mengimplementasikan sistem SAP beserta modul-modul terkini

yang sudah terintegrasi untuk mendukung semua aktivitas usaha Perusahaan. Selain

itu untuk memonitor sarana transportasi yang dimiliki dan meningkatkan kualitas

pelayanan kepada para pelanggan, Perusahaan memasang alat GPS di setiap sarana

transportasi.

Dengan implementasi sistem SAP dan GPS ini, Perusahaan dapat meningkatkan

efisiensi sehingga mampu melakukan penyempurnaan proses bisnis lebih efektif dan

cepat secara berkesinambungan. Perusahaan juga mengembangkan

Human Resource

Information System

(HRIS) yang bermanfaat untuk mengelola semua informasi

mengenai karyawan, termasuk sistem penggajian, rekrutmen, pelatihan,

competency

,

penilaian kinerja dan beberapa modul pendukung lainnya. Dengan adanya

competency

module

, semua proses pengembangan sumber daya manusia akan mengacu pada

competency

yang telah ditetapkan. Proses administrasi pelatihan dan rekrutmen bisa

dilakukan melalui web.

Dengan semua fasilitas teknologi informasi yang telah tersedia, data-data dan

informasi yang diperlukan dapat diolah melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM)

untuk kepentingan analisa, pengambilan keputusan dan perencanaan yang diperlukan

Manajemen. Perusahaan dapat menentukan

Key Performance Indicator

(KPI) untuk

setiap unit cabang dan unit usaha yang dapat dimonitor melalui fasilitas SIM ini.

Riset dan Pengembangan

Perusahaan memiliki sebuah departemen pengembangan usaha. Departemen ini

memiliki tugas antara lain melakukan kajian untuk mendapatkan alternatif

pengembangan usaha Perusahaan dan Entitas Anak. Apabila sebuah produk

dipandang memiliki prospek penjualan yang baik di masa mendatang, Perusahaan

akan mengambil sebuah pertimbangan untuk mendirikan sebuah unit usaha produksi

yang baru atau menggunakan alternatif lainnya.

(34)

33

wilayah tertentu sehingga dengan dilakukannya kajian ini maka Perusahaan dapat

memperkirakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh apabila melakukan

pengembangan usaha di suatu wilayah tertentu. Hingga saat ini, seluruh kegiatan

pengembangan usaha yang dilakukan Perusahaan selalu memilih wilayah yang

memiliki potensi.

Untuk memenuhi permintaan konsumen, unit pengembangan usaha Perusahaan secara

terus menerus melakukan kerjasama dengan bagian pemasaran Perusahaan untuk

mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai tambah bagi konsumen. Hingga

saat ini Perusahaan juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti

perguruan tinggi nasional untuk mengembangkan berbagai produk gas industri yang

berkualitas. Selain itu, Perusahaan juga aktif melakukan kerja sama dengan pihak

perusahaan dari luar negeri seperti dari Jepang untuk memungkinkan adanya transfer

teknologi serta pemutakhiran dalam aspek-aspek teknis maupun aplikasi.

7. Risiko-Risiko Usaha dan Cara Pengelolaan Risiko Yang Diterapkan

7.1. Risiko-Risiko Usaha

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan dan Entitas Anak menghadapi

risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perusahaan dan Entitas Anak apabila

tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Perusahaan

menerapkan Manajemen Risiko di berbagai bidang. Manajemen Risiko ini diterapkan

secara profesional dan berkesinambungan. Beberapa risiko usaha yang dihadapi oleh

Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya adalah sebagai berikut:

Risiko Kesinambungan Pasokan Listrik

Dalam melakukan kegiatan usahanya terutama dalam kegiatan produksi, Perusahaan

membutuhkan kesinambungan pasokan listrik yang memadai untuk menjalankan

fasilitas produksinya. Ketidaklancaran pasokan listrik dapat mengganggu kegiatan

Perusahaan dalam memasok produk bagi konsumennya yang membutuhkan

kontinuitas pasokan. Hal ini dapat berdampak terhadap struktur biaya dalam kegiatan

usaha Perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas Perusahaan dan

Entitas Anak.

Risiko Produksi Berhenti Tidak Terduga

Perusahaan dalam kegiatan produksi memiliki kemungkinan proses produksi berhenti

tidak terduga yang disebabkan oleh faktor - faktor internal seperti mesin, peralatan

maupun faktor-faktor dari luar. Proses produksi berhenti yang tidak terduga ini dapat

mengganggu kegiatan Perusahaan dalam memasok produk bagi konsumennya yang

membutuhkan kontinuitas pasokan. Hal ini dapat berdampak terhadap struktur biaya

dalam kegiatan usaha Perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas

Perusahaan dan Entitas Anak.

Risiko Ketertinggalan Teknologi

(35)

34

maupun produksi. Oleh sebab itu apabila Perusahaan tidak mampu mengikuti

perkembangan teknologi maka hal ini dapat berdampak terhadap profitabilitas

Perusahaan.

Risiko Keterlambatan Sumber Daya Manusia Dalam Mengikuti Perkembangan

Teknologi

Perkembangan teknologi harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan sumber

daya manusia melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan.

Keterlambatan sumber daya manusia dalam mengadopsi teknologi yang terus

berkembang tersebut akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan Perusahaan.

Risiko Kecelakaan Kerja

Produk Perusahaan dan Entitas Anak beberapa di antaranya merupakan produk gas

yang dikemas dalam tabung bertekanan tinggi dan produk cair yang memiliki

temperatur yang sangat rendah. Penanganan produk-produk ini harus dilakukan

dengan hati-hati. Ketidakhati-hatian dalam penanganan produk ini dapat

menimbulkan kecelakaan kerja.

Risiko Perekonomian

Risiko perekonomian timbul karena perubahan perekonomian yang disebabkan oleh

perubahan dalam bidang fiskal dan moneter, perubahan politik dan kondisi sosial. Hal

ini dapat berpengaruh terhadap kegiatan usaha Perusahaan karena pertumbuhan usaha

Perusahaan juga tergantung pada pertumbuhan ekonomi.

Risiko Harga

Risiko harga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen

keuangan yang disebabkan perubahan harga pasar, baik yang disebabkan oleh

faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau faktor-faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi

seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar.

Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi atas nilai wajar atau arus kas dari instrumen

keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar. Eksposur risiko tingkat

bunga Perusahaan timbul terutama dari pinjaman yang diperoleh dari pinjaman bank.

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam

memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan.

7.2. Cara Pengelolaan Risiko Yang Diterapkan

(36)

35

Cara Pengelolaan Risiko Kesinambungan Pasokan Listrik

Terkait dengan risiko kesinambungan pasokan listrik yang berpotensi menyebabkan

ketidaklancaran pasokan listrik dan berakibat terhambatnya kegiatan produksi selama

beberapa waktu maka Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan

storage tank

dengan kapasitas yang mampu memenuhi kebutuhan para pelanggannya selama

beberapa hari. Perusahaan dan Entitas Anak juga memiliki fasilitas produksi dengan

lokasi yang tersebar secara geografis yang dapat meminimalisir risiko terjadinya

kegagalan penyerahan produk kepada pelanggannya. Perusahaan dan Entitas Anak

juga menjalin aliansi strategis dengan perusahaan sejenis untuk saling menjamin

kesinambungan pasokan.

Cara Pengelolaan Risiko Produksi Berhenti Tidak Terduga

Untuk mengatasi kemungkinan produksi berhenti tidak terduga maka Perusahaan dan

Entitas Anak menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001-2008. Hal ini dilakukan

agar segala potensi yang berpotensi menghambat kegiatan operasi Perusahaan dan

Entitas Anak terutama dalam hal produksi dapat diminimalkan. Selain itu, Perusahaan

dan Entitas Anak juga menggunakan

backup

sistem yang memadai untuk selalu

menjaga keberlangsungan pasokan bagi para pelanggannya, baik itu

in house

maupun

storage tank

di pelanggan, serta dukungan penuh jaringan aliansi untuk memenuhi

kebutuhan suplai ke pelanggan.

Cara Pengelolaan Risiko Ketertinggalan Teknologi

Dalam upaya mengatasi risiko ketertinggalan teknologi, Perusahaan dan Entitas Anak

selalu mengikuti perkembangan dan perubahan teknologi terutama di bidang yang

berkaitan dengan gas industri. Perusahaan dan Entitas Anak aktif mencari informasi,

melakukan penelitian dan pengembangan, dan berperan serta dalam asosiasi-asosiasi

industri gas baik lokal maupun internasional serta mengadopsi teknologi terbaru yang

memiliki manfaat signifikan bagi Perusahaan dan Entitas Anak.

Cara Pengelolaan Risiko Keterlambatan Sumber Daya Manusia Dalam

Mengikuti Perkembangan Teknologi

Perusahaan dan Entitas Anak secara aktif mengembangkan kemampuan sumber daya

manusia yang dimilikinya melalui pelatihan-pelatihan dan pengembangan agar

sumber daya manusia yang dimilikinya mampu mengikuti dan mengadopsi

perkembangan teknologi yang sangat pesat. Pelatihan-pelatihan rutin dilakukan secara

berkala dengan mengedepankan target-target yang ingin dicapai oleh Perusahaan dan

Entitas Anak terkait dengan percepatan sumber daya manusianya agar mampu

mengikuti perkembangan yang ada di bidang gas industri terutama di bidang

teknologi.

Cara Pengelolaan Risiko Kecelakaan Kerja

(37)

36

Cara Pengelolaan Risiko Perekonomian

Dalam mengantisipasi risiko perekonomian yang beberapa diantaranya disebabkan

oleh perubahan dalam bidang fiskal dan moneter, perubahan kondisi politik dan

sosial, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan diversifikasi pasar dengan senantiasa

memasarkan produk gas pada berbagai sektor dan memberikan perhatian lebih pada

sektor-sektor yang tahan terhadap kondisi apapun seperti sektor medis. Perusahaan

dan Entitas Anak juga selalu berupaya mengembangkan aplikasi produk gas industri

agar dapat digunakan untuk macam-macam keperluan pada berbagai sektor industri.

Cara Pengelolaan Risiko Harga

Untuk mengatasi risiko perubahan harga maka dalam menentukan harga pada

perjanjian kontrak Perusahaan menerapkan formulasi harga yang melibatkan variabel

tarif dasar listrik, Indeks Harga Konsumen (IHK) dan bahan bakar minyak (BBM)

serta secara berkala melakukan peninjauan ulang apabila salah satu dari variabel

tersebut mengalami perubahan.

Cara Pengelolaan Risiko Suku Bunga

Eksposur risiko tingkat bunga Perusahaan timbul terutama dari pinjaman yang

diperoleh dari pinjaman bank. Perusahaan memandang tingkat suku bunga pinjaman

bank sangat kompetitif dan risiko dalam berinvestasi akan memberikan hasil yang

sangat memadai. Sehingga untuk meminimalisasi risiko tingkat suku bunga maka

Perusahaan aktif melakukan

review

atas pinjaman yang diberikan oleh bank.

Cara Pengelolaan Risiko Likuiditas

Untuk mengelola risiko likuiditas, Perusahaan menerapkan manajemen risiko

likuiditas yang berhati-hati dengan mempertahankan saldo kas yang cukup yang

berasal dari penagihan hasil penjualan dan juga dapat memperoleh dana tambahan

melalui lembaga perbankan.

7.3. Pandangan (

Review

) Terhadap Efektivitas Cara Pengelolaan (Sistem

Manajemen) Risiko

Cara pengelolaan (sistem manajemen) risiko yang telah diterapkan Perusahaan secara

umum dapat berjalan efektif dalam meminimalisir bahkan mengeliminasi risiko-risiko

yang ada tersebut. Seiring dengan berkembangnya situasi dan kondisi internal dan

eksternal Perusahaan, maka tetap dilakukan pengembangan, perbaikan bahkan

pembaharuan cara pengelolaan (sistem manajemen) risiko yang telah ada agar

kebijakan yang berjalan adalah kebijakan yang bersifat pencegahan (preventif).

8. Kinerja Operasional

8.1. Produksi

(38)

37

2013. Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah produksi Perusahaan masih

menunjukkan trend yang meningkat.

Volume Produksi Entitas dan Entitas Anak

Tahun 2012-2014

(Dalam Juta Meter Kubik)

Pada tahun 2014 terdapat peningkatan kapasitas produksi sebesar 22,5% apabila

dibandingkan dengan kapasitas produksi tahun 2013.

Sementara pada tahun 2013 terdapat peningkatan kapasitas produksi sebesar 33,9%

apabila dibandingkan dengan kapasitas produksi tahun 2012.

8.2. Penjualan

Kinerja penjualan Perseroan dan Entitas Anak menunjukkan trend peningkatan yang

signifikan dari tahun ke tahun. Penjualan Perseroan dan Entitas Anak di tahun 2012

adalah sebesar Rp 858.905 juta. Di tahun 2013 nilai penjualan meningkat sebesar

13,17% menjadi Rp 972.104 juta. Sedangkan di tahun 2014 penjualan Perseroan dan

Entitas Anak adalah sebesar Rp 1.098.905 juta meningkat sebesar 13% dibandingkan

penjualan Perseroan dan Entitas Anak di tahun 2013. Secara umum dapat dikatakan

bahwa penjualan Perseroan dan Entitas Anak masih menunjukkan trend yang

meningkat.

Peningkatan penjualan Perseroan dan Entitas Anak pada tahun 2014 ini disumbang

oleh adanya kenaikkan volume penjualan kira-kira sebesar 13% dan pada saat yang

sama terjadi kenaikkan harga jual kira-kira sebesar 1%.

0 50 100 150 200 250

2012 2013 2014

170.8

201.4

Gambar

Tabel hubungan kepengurusan dan pengawasan Perseroan, Entitas Anak dan pemegang saham berbentuk badan hukum adalah sebagai berikut:
Tabel dibawah ini menyajikan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar sebesar 100 basis poin, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas manfaat karyawan dan beban manfaat karyawan masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan konsolidasian:
table above is determined by using the methods and the
+4

Referensi

Dokumen terkait

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan

Nilai aset dan liabilitas dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian

Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Kelompok Usaha 1) saat ini memiliki hak

Kerugian kumulatif yang timbul dari perubahan nilai wajar instrumen derivatif per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 2.976 dan Rp 2.571 disajikan

Pada tanggal 31 Desember 2019, sehubungan dengan rencana transaksi penyelesaian tersebut, pinjaman dan piutang Kelompok Usaha kepada CBI telah klasifikasikan sebagai

Terkait dengan transaksi restrukturisasi di atas, saldo pinjaman yang diberikan oleh IER kepada IGER sebesar Rp29.612 pada tanggal 31 Desember 2010, disajikan sebagai

Pada tanggal 31 Desember 2019, sehubungan dengan rencana transaksi penyelesaian tersebut, pinjaman dan piutang Kelompok Usaha kepada CBI telah klasifikasikan sebagai

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 Dengan angka perbandingan untuk tahun 2005 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain).. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN