HUKUM ETIKA DAN REGULASI
KESEHATAN MASYARAKAT
(Penyelesaian Sengketa Medis)
oleh
MATERI
Ses
i
Hari/tanggal
Waktu
Topik Bahasan
1.
Selasa/
16 Februari 2016
07.00-08.40 Mengenal Etika dan Hukum
2.
Jumat/
18 Maret
09.00-10.40 Peradilan Umum: Pihak, Tahapan,
Pelaksanaan Putusan, Upaya
Hukum;
Alter. Penylesaian Sengketa, dan
Peradilan Profesi
3.
Selasa/
RUJUKAN
Lovenheim, Peter, 1989,
Mediate, Don’t Litigate
,
Mc. Graw-Hill, New York
Goodpaster, Gerry, 1999,
Panduan Negosiasi
dan Mediasi, Terjemahan Nogar Simanjutak
,
Ellips, Jakarta.
Harahap, M.Yahya, 2008, Hukum Acara Perdata
Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Pembuktian dan Putusan Pengadilan,
Sinar
ISTILAH
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno.
Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu
ethos
sedangkan bentuk
jamaknya yaitu
ta etha
.
Ethos
mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, cara berpikir.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi
terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral.
ARTI KATA
etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral)”.
Etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip
dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1.
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlak);
2.
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3.
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha,
etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan
etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini
bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2. kumpulan asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
3. ilmu tentang yang baik atau buruk.
Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai,
dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat
yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran
filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat
Fungsi etika
Etika tidak langsung membuat manusia
KAEDAH HUKUM (HUKUM)
RATIO ADANYA HUKUM
PEMENUHAN KEBUTUHAN
KONTAK
MENGUNTUNGKAN (POSITIP)
MERUGIKAN (NEGATIP)
PERLU DIATUR
KONFLIK MENGANCAM KELANGSUNGAN
-DICEGAH
-KESEIMBANGAN DINORMALKAN -PENCURIAN
KAEDAH (HUKUM) BERFUNGSI: SOSIAL CONTROL
(MENGANJURKAN, MENYURUH ATAU MEMAKSA MEMATUHI HUKUM KEPASTIAN
JUAL BELI, HIBAH, HADIAH, WARISAN
PEMBERIAN ARTI HUKUM
Hukum banyak segi dan sedemikian luas ruang lingkupnya
banyak definisi hukum yang diajukan oleh para
sarjana hukum
Pada umumnya (menurut para Sarjana Hukum)
-
Hukum
adalah himpunan peraturan hukum yang pelaksanaannya dalam masyarakat
dapat dipaksakan dengan sanksi yang tegas oleh instansi yang berwewenang.
definisi ini untuk membedakan kaedah hukum dengan kaedah sosial lainnya
(kaedah agama, kaedah kesopanan dan kaedah kesusilaan)
merupakan definisi hukum sebagai pemberian arti umum hukum yang cenderung
bersifat teoritis
Pemberian arti hukum dalam konteks implementasi/penerapan dalam masyarakat
ISI, SIFAT DAN PERUMUSAN KAEDAH HUKUM
Dari segi:
- isi
- sifat
Perumusan kaidah hukum (Soerjono Soekanto, 1978: 6)
- Larangan
“Dilarang menjual minuman keras tanpa izin Pemerintah setempat”
- Instruksi atau perintah
“Menugaskan kepada Presiden Republik Indonesia/Mandarataris MPR untuk mengemban dan melaksanakan Ketetapan ini dengan bagian ketetapan yang berupa GBHN sesuai dengan bunyi dan makna sumpah jabatannya” (TAP MPRRI VI/MPR/1988).
- Pernyataan hipotesis
”Anak perempuan dan anak laki-laki dari seorang peninggal warisan bersama berhak atas harta warisan dalam arti, bahwa bagian anak lelaki adalah sama dengan anak perempuan” (putusan Makamah Agung tanggal 1 Nopember 1961 No.179/Sip/1961).
Contoh: UU RI No. 1 Tahun 1974
FUNGSI, TUGAS DAN TUJUAN HUKUM
Fungsi hukum (Ronny Hanitijo Soemitro, 1980: 3-10):
1. Melindungi kepentingan manusia
2. sebagai sarana
pengendalian sosial
;
3. sebagai sarana untuk melakukan
social engineering
; dan
4. fungsi
integratif
Tugas hukum
untuk memberikan atau menjamin
1. kepastian hukum (
Rechtssicherheit
),
2. kemanfaatan (
Zweckmassigkeit
) dan
2. keadilan (
Gerechtigkeit
).
Tujuan hukum
- untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan hidup bersama
- hukum bukan semata-mata untuk keamanan dan ketertiban masyarakat
tetapi juga sebagai sarana terciptanya kesejahteraan masyarakat
- kepentingan pribadi dan kepentingan anggota masyarakat
seimbang & adil
Hukum dan Sanksi
Kekuasaan untuk memaksakan berlakunya hukum dalam masyarakat sanksi
Sanksi bukan merupakan unsur pokok/essensiil hanya unsur
tambahan/pelengkap
baru diperlukan apabila hukum dilanggar dan harus ditegakkan.
Terdapat juga peraturan hukum yang tidak memiliki sanksi (lex imperfecta)
- Pasal 46 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 : "Anak wajib menghormati orang tua dan
mentaati kehendak mereka yang baik"
sanksi selalu dalam arti negatif
- baru diterapkan karena terjadi pelanggaran hukum - Contoh Pelanggaran hukum:
> hukum pidana disebabkan terjadinya delict;
> hukum perdata disebabkan terjadinya onrechtmatige daad atau wanprestatie;
> hukum tata pemerintahan disebabkan terjadinya onrechtmatige overheid daad
atau detournement de pouvoir atau excess de pouvoir.
Penyimpangan dalam Hukum
Hakekatnya setiap orang yang melanggar hukum harus dihukum
Jika tidak diberi sanksi/dihukum akan berfungsi sama dengan kaedah sosial lainnya
- Tidak berarti setiap ada perilaku yang menyimpang dari hukum, pelakunya harus dihukum, karena:
1. dikualifikasikan sebagai pelanggaran hukum,
2. dikualifikasikan sebagai pengecualian atau dispensasi (uitzonderingsgevallen).
Pengecualian atau dispensasi pada hakekatnya juga termasuk pelanggaran hukum
Si pelaku tidak dihukum sebab:
1. perbuatannya dibenarkan atau ada dasar pembenar (rechtvaardigingsgrond),
- Pasal 48 s/d Pasal 51 KUHP (alasan pembenar)
2. si pelaku dibebaskan dari kesalahan (schuldopheffingsgrond).
- Pasal 44 s/d Pasal 48 KUHP (alasan pemaaf)
Berarti perbuatan yang pada hakekatnya melanggar hukum, tetapi undang-undang
Dilakukan dalam keadaan darurat (Pasal 48 KUHP)
- Kasus perahu pecah dan toko terbakar
Pembelaan terpaksa (Pasal 49 KUHP)
- Kasus; Ketemu pencuri
- Syarat :
1. Pembelaan dilakukan harus terpaksa dan amat perlu karena tidak ada jalan lain, serta harus seimbang dengan datangnya serangan.
2. Hanya terhadap kepentingan-kepentingan yang disebutkan dalam pasal itu ialah badan (tubuh manusia), kehormatan (berkaitan dengan soal sexual), dan barang (barang berujud termasuk juga binatang). Pembelaan dilakukan bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.
3. Serangan harus bersifat melawan hak dan mengancam dengan mendadak atau konyong.
Melaksanakan ketentuan undang-undang
- Polisi mengawal penjahat
- Algojo menghukum terpidana mati
Melaksanakan perintah jabatan dari kekuasaan yang berwenang (Pasal 51 KUHP)
Perbuatan merupakan perbuatan yang melanggar hukum kesalahannya dimaafkan Pasal 44 KUHP
- Perbuatan pelaku tidak dapat dipertanggungjawabkan
- si pelaku dianggap kurang sempurna akalnya (idiot atau dungu, imbicil atau dungu dan agak sinting,
buta tuli dan bisu sejak lahir)
- akibat sakit sehingga berubah akalnya (sakit gila dan penyakit gila lainnya yang cukup parah)
Pasal 45 KUHP
- dilakukan anak yang belum dewasa (belum 16 tahun)
- dikembalikan kepada orang tuanya, walinya atau pemeliharanya tanpa hukuman atau;
- diserahkan kepada Pemerintah untuk dimasukkan ke lembaga pendidikan khusus dan
tanpa dikenai hukuman atau;
- Dihukum
> maksimum hukuman pokok yang akan dijatuhkan dikurangi dengan sepertiganya, atau
> pidana penjara maksimum 15 tahun apabila ancaman pidana atas perbuatan yang
dituduhkan adalah pidana mati atau pidana penjara seumur hidup.
Pasal 48 KUHP
- Pengaruh daya paksa (overmacht/force majeure) - Kekuasaan yang tidak dapat dihindarkan
- Terpaksa
paksaan lahir/batin atau jasmani/rohani
- Pengaruh daya paksa sebagai alasan pemaaf dibedakan:
1. Bersifat absoulut
SUMBER HUKUM
DARI BEBERAPA PENDAPAT MAKA SUMBER HUKUM PIH MELIPUTI: 1. UNDANG-UNDANG
2. KEBIASAAN 3. TREATY
4. YURISPRUDENSI 5. DOKTRIN
KLASIFIKASI HUKUM
Luas berlakunya
: hukum umum dan khusus
Sifat/daya kerja
: hukum pemaksa dan pelengkap
Fungsi/cara memperta-
: hukum materiil dan formil
hankan
Isi/kepentingan
: hukum publik dan privat
Bentuk
: hukum tertulis dan tidak tertulis
Sumbernya
: hukum undang-undang, hukum kebiasaan, hukum
traktat, dan hukum yurisprudensi
Tempat berlaku
: hukum nasional dan internasional
Waktu berlakunya: ius constitutum (hukum positif), ius constituendum,
dan hukum asasi (hukum alam)
JENIS-JENIS LAPANGAN HUKUM
PEMBAGIAN TRADISIONAL KLASIK
1. hukum tata negara (staatsrecht/constituonal law)
2. hukum tata usaha (administratiefrecht/administrative law) 3. hukum perdata (privaatrecht/bugerlijkrecht/civielrecht/civil law) 4. hukum dagang (handelsrecht/commercial law)
ETIKA
ETIKA
etika
menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut
dipakai mengenai manusia . tidak mengenai binatang .
karena binatang tidak mengenal
etika
etika
mengatur perilaku manusia secara
normatif
LAHIRNYA & REALISASI HUKUM SECARA MIKRO
BUAH PIKIRAN
NILAI
ASAS
NORMA/KAEDAH
PERATURAN HUKUM KONKRIT
YURISPRUDENSI
MANIFESTASI:
BAIK – BURUK BENAR – SALAH
DILINDUNGI - DITOLAK
ABSTRAK
KRISTALISASI
HUKUM DIKONKRITISASI BAHASA -- 1. TERTULIS
KAEDAH/NORMA
- bentuk penjabaran konkrit daripada nilai-nilai dalam masyarakat yang bersifat abstrak yang telah diserasikan
- fungsi untuk melindungi kepentingan manusia (ancaman dari luar atau dari dalam)
APA KAEDAH/NORMA SOSIAL ITU?
Kaedah sosial,
- peraturan hidup yang menetapkan bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam masyarakat
- pedoman tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarat yang fungsinya melindungi kepentingan manusia ( sebagai makhluk individu/sosial) dengan jalan menertibkan
Kaedah sosial
- mencegah terjadinya gangguan terhadap kepentingan manusia - mencegah bentrokan kepentingan manusia
tercipta tata kehidupan masyarakat : aman, damai, tertib dan tenteram
KAEDAH/NORMA SOSIAL
-
Peraturan hidup yang memberikan batasan dan
kebebasan kepada warga masyarakat
-
Tentang bagaimana cara mengadakan hubungan diantara
sesama warga masyarakat, atau
-
Antara warga masyarakat dengan masyarakatnya sendiri
Tumbuhnya kaedah/norma sosial
-
Sejak manusia mengenal hidup bermasyarakat
-
Pertumbuhan dan perkembangannya
merupakan mata rantai dari
pertumbuhan dan perkembangan kepentingan manusia
Mochtar Kusumaatmaja
(1980) : kaedah/norma kesusilaan, kesopanan
dan hukum
Satjipto Raharjo
(1982:15): kaedah kesusilaan, kebiasaan dan hukum
Soerjono Soekanto
(1980: 67-68): kaedah/norma kepercayaan,
kesusilaan, kesopanan dan hukum
JENIS-JENIS KAEDAH/NORMA SOSIAL
1.
Kaedah agama (keagamaan)
2.Kaedah kesusilaan
Kaedah agama (keagamaan
- peraturan hidup yang oleh pemeluknya dianggap sebagai perintah Tuhan. - berisi perintah, larangan dan anjuran
- memberi tuntunan hidup manusia agar mendapatkan kedamaian hidup di dunia dan akherat - membebani manusia dengan kewajiban-kewajiban kepada Tuhan, kepada sesama manusia dan kepada diri sendiri.
- pelanggaran sanksi di akherat
Kaedah kesusilaan
- peraturan hidup yang bersumber kepada rasa kesusilaan masyarakat
- sebagai pendukungnya adalah hati nuraini manusia itu sendiri atau orang lain - Rasa ini didorong untuk melindungi diri sendiri atau orang lain
- hati manusia itu sendiri yang membisikan untuk berbuat baik atau buruk
- kaedah kesusilaan mendorong manusia untuk kebaikan akhlak pribadinya guna penyempurnaan manusia
- pelanggaran sanksi: dari batinnya sendiri (penyesalan)
Kaedah kesopanan
- peraturan hidup yang bersumber pada kepatutan, kebiasaan atau kesopanan dalam masyarakat - berlaku: dalam suatu masyarakat tertentu atau lingkungan kecil atau kelompok kecil dari manusia - disebut juga: kaedah sopan santun, tata krama atau adat
Kaedah hukum
- peraturan hidup yang segaja dibuat atau yang tumbuh dari pergaulan hidup masyarakat dan selanjutnya dipositifkan secara resmi oleh penguasa masyarakat atau penguasa negara. - harapannya dapat melindungi dan memenuhi segala kepentingan hidup manusia dalam bermasyarakat.
- hakekatnya untuk memperkokoh dan melengkapi pemberian perlindungan terhadap
kepentingan manusia yang telah dilakukan oleh ketiga kaedah sosial lainnya (agama, kesusilaan dan kesopanan)
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA KAEDAH-KAEDAH SOSIAL
Purnadi Purbacaraka & Soejono Soekanto (1979: 15-35), ada dua aspek hidup manusia, yaitu
hidup pribadi dan hidup antar pribadi. Setiap aspek hidup tersebut mempunyai
kaedah-kaedahnya dan dalam masing-masing golongan dapat dibedakan antara 2 macam kaedah yaitu: 1. Tata kaedah dengan aspek hidup pribadi
- tujuannya untuk kepentingan diri pribadi dan mencakup: a. kaedah agama
- untuk mencapai kesucian pribadi atau kehidupan beriman b. kaedah kesusilaan
- tertuju pada kebaikan hidup pribadi atau kebersihan hati nuraini dan akhlak 2. Tata kaedah dengan aspek hidup antar pribadi
- tujuannya untuk kepentingan hidup diri pribadi bersama pribadi lainnya, mencakup: a. kaedah kesopanan
- dimaksudkan untuk keharmonian hidup bersama b. kaedah hukum
- tertuju kepada kedamaian hidup bersama
Persamaaanya:
- terletak kepada fungsinya, yaitu sebagai perlindungan kepentingan manusia (individu atau makhluk sosial)
Perbedaannya:
DARI SEGI TUJUAN
- Tujuan kaedah agama dan kesusilaan penyempurnaan manusia
> kaedah agama, untuk mencapai kehidupan beriman - mematuhi perintah dan meninggalkan larangan Tuhan
> kaedah kesusilaan, perbaikan hidup manusia itu sendiri agar mempunyai hati nuraini yang baik dan agar manusia tidak berbuat jahat.
> kaedah kesopanan dan hukum ketertiban masyarakat - bukan ditujukan kepada pembuatnya
- ditujukan kepada kepentingan masyarakat lainnya - agar manusia lainnya tidak menjadi korban
DARI SEGI ISI
- tata kaedah sosial dikelompokan menjadi:
1. kelompok kaedah dengan aspek hidup pribadi - termasuk disini kaedah agama dan kesusilaan - isinya:
> ditujukan kepada sikap batin manusia dengan melarang melakukan kejahatan 2. kelompok kaedah dengan aspek hidup antar pribadi
- termasuk: kaedah kesopanan dan hukum - isinya:
DARI SEGI ASAS MUASAL/SUMBERNYA - kaedah agama:
> bersumber dari luar diri manusia > bersumber pada ajaran agama > merupakan perintah Tuhan > bersifat heteronom
- kaedah kesusilaan
> bersumber/berasal dari dalam (diri manusia sendiri/hati nuraini manusia) > bersifat otonom
- kaedah kesopanan dan hukum > berasal dari luar (diri manusia)
> ada kekuasaan luar yang memaksakanpenguasa.ppt > bersifat heteronom
DARI SEGI SANKSI
- kaedah agama, baru dirasakan nanti (akherat) & Tuhan yang menghukum - kaedah kesusilaan, datang dari hati nuraini (tekanan batin/penyesalan) penyesalan kadang terasa lebih berat dibanding sanksi kaedah lainnya - kaedah kesopanan, ditetapkan oleh masyarakat secara tidak resmi
> tidak ada suatu instansi resmi yang dapat memaksakan sanksi - kaedah hukum, sanksi datang dari masyarakat secara resmi
DARI SEGI DAYA KERJA
- kaedah agama, kesusilaan dan kesopanan > hanya membebani manusia dengan kewajiban
> tanpa memberi hak khusus bagi orang lain yang dirugikan untuk menuntut haknya > sanksi yang tegas dan nyata tidak dapat dipaksakan penerapannya
> bersifat normatif - kaedah hukum
> membebani kewajiban dan memberikan hak (untuk menuntut atau ditegakannya peraturan yang ada)
DILIHAT DARI
DILIHAT DARI
SEGI
SEGI
KAIDAH/
KAIDAH/
NORMA
NORMA
AGAMA
AGAMA KESUSILAANKESUSILAAN KESOPANANKESOPANAN HUKUMHUKUM FUNGSI
FUNGSI SebagaiSebagai perlindunganperlindungan kepentingankepentingan manusiamanusia
TUJUAN
TUJUAN Umat manusia untukUmat manusia untuk manusia jangan manusia jangan penyempurnaan penyempurnaan sampai jahat sampai jahat Pembuatnya yang Pembuatnya yang Ketertiban masykt Ketertiban masykt korban korban konkrit untuk konkrit untuk
jangan sampai ada
jangan sampai ada
ISI
ISI Ditujukan kepadaDitujukan kepada sikap batinsikap batin Ditujukan kepadaDitujukan kepada sikap lahirsikap lahir
ASAL USUL
ASAL USUL Dari TuhanDari Tuhan Diri sendiri Diri sendiri Kekuasaan luar ygKekuasaan luar yg memaksakanmemaksakan
SANKSI
SANKSI Dari Tuhan Dari Tuhan Diri sendiriDiri sendiri Dari masyarakatDari masyarakat secara resmisecara resmi
DAYA KERJA
DAYA KERJA HanyaHanya membebanimembebani kewajiban sajakewajiban saja Memberikan hak & Memberikan hak & membebani membebani kewajiban kewajiban KEPADA SIAPA KEPADA SIAPA DITUJUKAN
DITUJUKAN umatumat manusiamanusia Pelakunya Pelakunya yang konkrityang konkrit
BERLAKUNYA
BERLAKUNYA Luas tidak dibatasiLuas tidak dibatasi batas wilayah negara)
batas wilayah negara)
(jadi melampaui
(jadi melampaui sempit (kelompok- sempit (kelompok- kelompok tertentu)
kelompok tertentu) Dibatasi nasional atau luas Dibatasi nasional atau luas internasional
Pembagian Norma
Norma dibagi menjadi
norma
hukum, norma moral,
norma agama dan norma sopan santun
.
Norma hukum
berasal dari hukum dan
perundang-undangan.
Norma agama
berasal dari agama
sedangkan
norma moral
berasal dari suara batin.
Norma sopan
santun
berasal dari kehidupan
sehari-hari sedangkan
norma moral
berasal dari etika.
Norma moral
adalah tentang bagaimana manusia harus
PERADILAN UMUM (Pihak,
tahapan,pelaksanaan putusan, upaya hukum;
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA,
PERADILAN UMUM
KLASIFIKASI HUKUM BERDASARKAN FUNGSI
1. HUKUM MATERIIL
- MEMBEBANKAN HAK & KEWAJIBAN
- MEMERINTAH & MELARANG, SERTA
- MEMBERIKAN SANKSI
CONTOH:
> HUKUM PERDATA : Ps 1365 KUHPerdata
> HUKUM PIDANA : Pasal 362 KUHPidana
> HUKUM TATA USAHA NEGARA
2. HUKUM FORMIL
CARA MEMPERTAHANKAN HUKUM PERDATA MATERIIL
- HUKUM PERDATA FORMIL
- JENISNYA:
1. LITIGASI
- PENYELESAIAN DENGAN BERACARA DI PENGADILAN
- HUKUM ACARA PERDATA
2. NON LITIGASI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
- PENYELESAIAN DI LUAR PENGADILAN
- JENISNYA:
a. ARBITRASE (UU RI NO. 30 TH. 1999)
b.
MEDIASI (PERMA RI No. 1 Th. 2008)
c. KONSILIASI
d. NEGOSIASI
LITIGASI
PENYELESAIAN DENGAN BERACARA DI
PENGADILAN
PENGADILAN SENGKETA MEDIS
1. Pengadilan Negeri
a. aspek perdata
b. aspek pidana
TUNTUTAN HAK 1. PENGERTIAN - TINDAKAN
- TUJUAN: MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HUKUM - DIBERIKAN PENGADILAN
- EIGENRICHTING
2. JENISNYA
A. TANPA SENGKETA
- PERMOHONAN (REQUEST)
- HANYA SATU PIHAK (PEMOHON) -TANPA PIHAK LAWAN - PEMBUKTIAN BUKU IV KUHPerdata TIDAK BERLAKU
- TIDAK BERLAKU ASAS SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM DAN PUTUSAN HARUS MEMUAT ALASAN
TIDAK BERLAKU
- PERADILAN VOLUNTER (VOLUNTAIRE JURISDICTIE/PERADILAN SUKARELA/TIDAK SESUNGGUHNYA)
B. ADA SENGKETA - GUGATAN
- MINIMAL ADA 2 PIHAK : > PENGGUGAT (PIHAK YANG MENUNTUT) > TERGUGAT (PIHAK YANG DITUNTUT) - BERLAKU BUKU IV KUHPerdata
- SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM DAN PUTUSAN HARUS MEMUAT ALASAN - PERADILAN CONTENTIEUS
SUMBER-SUMBER HUKUM ACARA PERDATA
1. UU No. 1 Drt Th. 1951 2. HIR & RBg
3. Rv 4. RO
4. BUKU IV KUHPerdata
5. UU RI No. 20 Th. 1947 TENTANG HUKUM ACARA PERDATA BANDING DI PT (JAWA & MAD) 6. UU RI No. 1 Th. 1974 jo PP RI No. 9 Th. 1975
7. UU RI No. 7 Th. 1989 jo UU RI No. 3 Th. 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA 8. UU RI No. 14 Th. 1985 jo UU RI No. 5 Th. 2004 TENTANG MAHKAMAH AGUNG 9. UU RI No. 2 Th. 1986 jo UU RI No. 8 Th. 2004 TENTANG PERADILAN UMUM 10. UU RI No. 5 Th. 1986 jo UU RI No. 9 TH. 2004 PERADILAN TUN
11. UU RI No. 4 Th. 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN 12. UU RI No. 18 Th. 2003 TENTANG ADVOKAT
13. YURISPRUDENSI 14. KEBIASAAN
15. PERJANJIAN INTERNASIONAL 16. DOKTRIN (ILMU PENGETAHUAN) 17. INSTRUKSI & SE MARI
PENGADILAN & PERADILAN
KEDUANYA MEMPUNYAI MAKNA BERBEDA
o
PERADILAN
- DALAM ILMU HUKUM DIGUNAKAN UNTUK MENYEBUT HASIL DARI
SUATU PROSES PENEGAKAN HUKUM ATAU DIGUNAKAN
UNTUK MENYEBUT PROSES ITU SENDIRI
- PERADILAN DIARTIKAN SEBAGAI SUATU PELAKSANAAN HUKUM
DALAM HAL KONKRIT ADANYA TUNTUTAN HAK, FUNGSI MANA
DIJALANKAN OLEH SUATU BADAN YANG BERDIRI SENDIRI DAN
DIADAKAN OLEH NEGARA, BEBAS DARI PENGARUH APAPUN ATAU
OLEH SIAPAPUN DENGAN CARA MEMBERIKAN PUTUSAN YANG
BERSIFAT MENGIKAT DAN BERTUJUAN UNTUK MENCEGAH
TERJADINYA
EIGENRICHTING.
o
PENGADILAN
o
- ORGANNYA
SEBAGAI SUATU PROSES
(PERADILAN)
MELIPUTI 3 TAHAP:
1. TAHAP PENDAHULUAN
- YAITU TAHAP SEBELUM PERSIDANGAN
2. TAHAP PENENTUAN
- DISEBUT JUGA TAHAP PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN
- TERMASUK DISINI ADALAH UPAYA HUKUM BANDING DAN
KASASI
3. TAHAP PELAKSANAAN PUTUSAN
PENGADILAN
LINGKUNGAN PERADILAN DIBAGI MENJADI :
1. PERADILAN UMUM
- PERADILAN BAGI RAKYAT PADA UMUMNYA BAIK DALAM
PERKARA PERDATA MAUPUN PIDANA
2. PERADILAN KHUSUS
- PERADILAN YANG MENGADILI PERKARA ATAU GOLONGAN
RAKYAT TERTENTU
PASAL 10 AYAT (2) UU RI NO. 48 TH. 2009
-
MENETAPKAN ADANYA 4 LINGKUNGAN PERADILAN;
-
PERADILAN UMUM, PERADILAN AGAMA, PERADILAN MILITER
-
DAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA.
-
SECARA KELEMBAGAAN ADA 2 MAHKAMAH: MAHKAMAH
-
AGUNG DAN MAHKAMAH KONSTITUSI
DALAM KE-4 LINGKUNGAN PERADILAN TERSEBUT
DAPAT DIBENTUK PERADILAN KHUSUS
> PERADILAN UMUM:
PENGADILAN ANAK, PENGADILAN NIAGA,
PENGADILAN HAM, PENGADILAN TINDAK PIDANA
KORUPSI, PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
> PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
- PENGADILAN PAJAK
> PENGADILAN AGAMA
- MAHKAMAH SYARIAH NAD
0
Mahkamah Agung Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Mahkamah Militer Tinggi Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara Pengadilan Negeri Pengadilan Agama Mahkamah Militer Pengadilan Tata Usaha Negara Walikota Mahka-Mah Pe-layaran Mahkamah Perumahan (KUP) Pengadilan Niaga Pengadilan Anak Pengadilan Hak Asasi Manusia Pengadilan Lalu Lintas Pengadilan Ekonomi Pengadilan Korupsi Pengadilan Perselisihan Pertikaian Perburuhan Mahkamah Syariah Di Aceh Pengadilan Pajak Mahkamah Konstitusi Pengadilan Tertinggi
Pengadilan tingkat kedua (Mahkamah Banding/
Apellate Jurisdiction)
Pengadilan Tingkat Pertama
(Original Jurisdiction)
Pengadilan-pengadilan khusus
NON
LITIGASI
PENYELESAIAN DENGAN BERACARA DI
LUAR PENGADILAN
ALTERNATIF DISPUTE RESOLUTION
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR
JENIS PENYELESAIN SENGKETA
VIA NON
LITIGASI
(Perdata)
1.
ARBITRASE (UU RI NO. 30 TH. 1999)
2.
MEDIASI (PERMA RI No. 1 Th. 2008)
3.
KONSILIASI
4.
NEGOSIASI
ARBRITRASE
Cara penyelesaian suatu sengketa perdata di
luar peradilan umum yang didasarkan pada
perjanjian arbitrase yang dibuat secara
tertulis
MEDIASI
Cara penyelesaian suatu sengketa melalui
proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh
mediator
Ps 1 Angka 7 Perma 1/2008 tentang
KONSULTASI
Tindakan yang bersifat personal antara satu
pihak tertentu (klien) dengan pihak lain yang
merupakan konsultan yang memberikan
pendapatnya kepada klien tersebut.
NEGOSIASI
Metode penyelesaian secara langsung tanpa
menggunakan perantara ataupun jasa pihak
ketiga.
KONSILIASI
Proses penyelsaian sengketa dengan
menyerahkannya kepada satu komisi
orang-orang yang bertugas untuk
menguraikan/menjelaskan fakta-fakta dan
(biasanya setelah mendengar para pihak
mengupayakan agar mereka mencapai suatu
kesepakatan) membuat usulan-usulan untuk
suatu penyelesaian namun keputusan tersebut
dtidak mengikat
PENILAIAN AHLI
Suatu keterangan yang dimintakan oleh para
pihak yang sedang bersengketa kepada
seorang ahli tertentu yang dianggap lebih
MEDIASI
ADALAH PENYELESAIAN SENGKETA
MEDIS YANG BANYAK DIPILIH
ISTILAH DAN PENGERTIAN
Istilah:
- Mediasi
Kamus Populer Ilmiah Lengkap
- Penengahan
- Perdamaian
Pengaturan
ISTILAH DAN PENGERTIAN
Pengertian
A. Doktrin
Proses negosiasi penyelesaian masalah di mana satu pihak luar yang tidak
perpihak, netral, tidak bekerja bersama para pihak yang bersengketa
membantu mereka guna mencapai suatu kesepakatan hasil negosiasi yang
memuaskan
(Gerry Goodpaster)
Private informal dispute resolution process in which a neutral third person, the
mediator, helps disputing parties to reach an agreement (
Black’s Law
Dictionary)
A relatively informal process in which a neutral third party, the mediator help to
resolve a dispute
(Mark E. Roszkowski)
B. Perundang-undangan
ASAS-ASAS UMUM PROSES MEDIASI
1.
Proses mediasi bersifat informal
2.
Waktu dibutuhkan relatif singkat
3.
Penyelesaian didasarkan atas kesepakatan para pihak
4.
Biaya ringan dan murah
5.
Proses tertutup dan bersifat rahasia
6.
Kesepakatan damai bersifat mengkahiri sengketa
7.
Proses mediasi dapat mengesampingkan pembuktian
8.
Proses mediasi bersifat “win-win solution”