Fisiologi Hati dan Gangguan
Fungsi Hati
Hati merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh
manusia, terletak pada bagian atas rongga abdomen, di
bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200 – 1600 gram.
Permukaan atas terletak bersentuhan di bawah diafragma,
permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen.
Permukaan lobus kanan dpt mencapai sela iga 4/ 5 tepat di
bawah aerola mammae. Lig falciformis membagi hepar
secara topografis bukan scr anatomis yaitu lobus kanan yang
besar dan lobus kiri.
The Anatomy of the Liver
Secara mikroskopis, hati dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut Kapsul Glisson.
Simpai ini akan masuk ke dalam parenkim hati mengikuti
pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hati seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan masuk ke
dalamnya sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid.
Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di
bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terdiri dari sel-sel fagosit yg disebut sel kupfer. Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain.
Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, Arteri hepatika, ductus biliaris.
Cabang dari vena porta dan Arteri hepatika akan
mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel.
Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis,
dibawa ke dalam empedu yg lebih besar , air keluar dari saluran empedu menuju kantung empedu.
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.
Beberapa fungsi hati :
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat
Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan
memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen mjd glukosa disebut glikogenelisis.
2. Metabolisme lemak
Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Asam lemak dipecah
menjadi beberapa komponen :
Senyawa 4 karbon – KETON BODIES
Senyawa 2 karbon – ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol)
Pembentukan cholesterol
Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kolesterol (serum kolesterol menjadi standar
pemeriksaan metabolisme lipid)
3. Metabolisme protein
Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino.
dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.
Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan
organ utama bagi produksi urea.
Urea merupakan end product metabolisme protein. ∂-globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan
sumsum tulang. β – globulin hanya dibentuk di dalam hati. Albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000
4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah
Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya: membentuk
fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X.
5. Metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K
6. Detoksikasi
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh. Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat over dosis.
7. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut
memproduksi ∂ - globulin sebagai imun livers mechanism.
8. Fungsi hemodinamik
Hati menerima ± 25% dari cardiac output. Aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/ menit.
Darah yang mengalir di dalam a.hepatica ± 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati.
Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh
persarafan dan hormonal. Aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, dan shock.
Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.
9. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang, berkat adanya makrofage residen.
10. Ekskresi kolesterol dan bilirubin, yang terakhir dalah produk penguraian yang berasal dari destruksi sel darah merah yang sudah usang.
Pada dasarnya hati melakukan pembetukan senyawa-senyawa yang akan dibawa untuk membentuk sel darah merah melalui daur ulang heme yang di dapatkan dari sel darah merah yang sudah usang.
Selain itu, dari heme dapat dibentuk kembali menjadi zat
pewarna yang disebut bilirubin.
Dalam kondisi faali orang dewasa sehat, setiap jam 1-2 x10 eritrosit dihancurkan. Oleh karena itu dalam 1 hari, seorang dengan berat badan 70 kg mempertukarkan sekitar 6 gram hemoglobinnya.
Jika hemoglobin dihancurkan, globin akan diuraikan menjadi
asam-asam amino pembentuknya yang kemudian dapat
digunakan kembali, dan besi heme memasuki kompartemen besi.
Bagian porfirin yang bebas-besi juga diuraikan, terutama
disel retikuloendotel hati, limpa, dan sum-sum tulang.
Diperkirakan sekitar 1 gram hemoglobin menghasilkan 35 mg bilirubin. Pembentukan bilirubin harian pada orang dewasa adalah sekitar 250-350 mg yang terutama berasal dari
hemoglobin meskipun ada juga yang diperoleh dari eritropoesis inefektif dan berbagai protein heme lain misalnya sitrokom
P450.
Perubahan kimiawi heme menjadi bilirubin oleh sel
retikuloendotel dapat di amati in vivo sebagai warna ungu heme dalam hematom yang secara perlahan berubah menjadi pigmen kuning billirubin.
Billirubin yang dibentuk dijaringan perifer diangkut kehati oleh
albumin plasma. Metabolism bilirubin selanjutnya, berlangsung terutama dihati.
Metabolism ini dapat dibagi menjadi 3 proses : (1) penyerapan bilirubin oleh sel parenkim hati; (2) konjugasi bilirubin dengan glukuronat diretikulum endoplasma; dan (3) sekresi bilirubin terkonjugasi kedalam empedu.
Bilirubin hanya sedikit larut dalam air, tetapi kelarutannya dalam plasma meningkat oleh pembentukan ikatan
nonkovalen dengan albumin.
Di hati, bilirubin dikeluarkan dari albumin dan diserap pada
permukaan sinusoid hepatosit
Setelah masuk kedalam hepatosit, bilirubin berikatan
dengan protein sitosil tertentu yang membantu senyawa ini tetap larut sebelum dikonjugasi
Bilirubin bersifat nonpolar dan akan menetap di sel jika tidak dibuat larut-air. Hepatosit mengubah bilirubin menjadi
bentuk polar yang mudah diekskresikan dalam empedu dengan menambahkan molekul asam glukoronat ke
senyawa ini. Proses ini disebut konjugasi.
Konjugasi bilirubin dikatalisis oleh suatu
glukorono-siltransferase yang spesifik. Enzim ini terutama terletak di reticulum endoplasma, menggunakan UDP-asam glukuronat sebagai donor glukurunosil, dan disebut sebagai bilirubin UGT. Bilirubin monoglukuronida adalah zat antara dan kemudian diubah menjadi diglukuronida.
Selanjutnya, bilirubin disekresikan ke empedu
3. Konjugasi bilirubin dengan asam glukoronat terjadi
dihati
Mekanisme Ekskresi Bilirubin
Hb/ sel eritrosit
Bilirubin
(+) albumin
Bilirubin tidak terkonjugasi (bilirubin indirect)
Bilirubin terkonjugasi (Bilirubin direct) + asam Glukoronat
Usus besar
Feses
(ekresi urobilirubin 50 – 250 mg / hari) Siklus enterophatik Sirkulasi Sistemik Urin (uriobilirubin tereksresi 1 – 4 mg / hari) metabolisme diangkut
Penguraian (dihati RE)
Pemeriksaan biokimia hati pada pasien penyakit hati
atau kelainan fungsi hati diharapkan untuk :
1. Menemukan adanya kelainan hati.
2. Memastikan penyabab penyakit hati.
3. Mengetahui derajat beratnya kelainan hati.
4. Mengikuti perjalanan penyakit hati, serta membuat
penilaian hasil pengobatan.
1. Serum transaminase
Transaminase adalah sekelompok enzim dan bekerja sebagai
katalisator dalam proses pemindahan gugusan amino antara suatu asam alfa amino dengan asam alfa keto.
Dua transaminase yang sering digunakan untuk menilai
penyakit hati adalah serum glutamic oxaloacetic transminase =
SGOT dan serum glutamic pyruvic transminase = SGPT.
Enzim GOT terdapat dalam sel-sel organ tubuh, yang terbanyak
otot jantung. Kemudian sel-sel hati, otot tubuh, ginjal dan pancreas. Sedangkan GPT banyak terdapat dalam sel-sel
jaringan tubuh dan sumber utama adalah sel-sel hati. Kenaikan kadar transaminase dalam serum disebabkan oleh sel-sel yang akan transaminase mengalami nekrosis atau hancur. Enzim-enzim tersebut masuk dalam peredaran darah.
Serum transaminase adalah indikator yang peka pada
kerusakan sel-sel hati. SGOT atau AST adalah enzim sitosolik, sedangkan SGPT atau ALT adalah enzim mikrosomal.
Kenaikan enzim-enzim tersebut meliputi kerusakan sel-sel hati karena virus, obat-obatan atau toksin yang
menyebabkan hepatitis, karsinoma metastatik, kegagalan jantung dan penyakit hati granulomatus dan yang
disebabkan oleh alcohol. Kenaikan kembali atau
bertahannya nilai transaminase yang tinggi biasanya
manunjukan berkembangnya kelainan dan nekrosis hati.
Kadar transaminase dalam serum diukur dengan metode
kolorimetrik atau lebih teliti dengan metode spektrofotometrik.
Kadar normal :
SGPT/ALT = 9 – 52 IU/ml SGOT/AST = 10 – 35 IU/ml
Penetapan Kadar SGOT dan SGPT
N o
Nama Enzim Hepatitis Akut Serosis Liver Kronik Keracunan Alkohol Kerusakan Jaringan Liver Tumor Hepar 1. Aspartat aminotransferase N, 2. Alanin aminotransferase N, 3. Alkalin fosfatase N, N, N, 4. -glutamil transferase N, N, 5. Laktat dehidrogenase N, N, N 6 5-nukleotidase N, N, Keterangan : N : Normal
2. Laktat dehidrogenase (LDH)
Pemeriksaan ini tidak begitu sensitive untuk mendiagnosis
kelainan hepatoseluler. Peninggian dapat terjadi pada pasien neoplasma, terutama yang mengenai hati.
Untuk mengukur kadar total LDH dipakai
spektrofotometrik.
Elektroforesis atau kromatografi untuk mengukur
asoenzim.
Harga normal : 100-350 U Burger Broida
60-120 mU/ml
3. Isositrik dehidrogenase
Meninggi pada kelainan hepatoseluler, tetapi normal pada infark miokard dan miopatia. Pemeriksaan ini agak lebih spesifik untuk memeriksa penyakit hati dibandingkan SGOT.
4. Fosfatase alkali (FA)
Fosfatase alkali adalah sekelompok enzim yang mengkatalisasi
hidrolisis ester-ester fosfat organic dalam suasana biasa secara optimum.
Serum enzim ini pada orang dewasa terutama berasal dari : 1.
System hepatobiliar, 2. Tulang, 3. Usus. Pada kehamilan trimester ke III juga didapati dari plasenta.
Aktivitas FA pada individu 18-60 tahun, pada laki-laki lebih tinggi dari pada wanita. Pada anak-anak lebih tinggi sesuai dengan pertumbuhan tulang dan aktifitas osteoblas.
Sintesis FA hepatobilliar dan kebocorannya dalam peredaran
darah dipengaruhi oleh asam empedu. Pada obstruksi intra maupun ekstra billiar, FA meningkat sebelum timbul ikterus. Meningkat 3-10 kali dari normal dengan transaminase yang sedikit meninggi.
Pada penyakit hepatoseluler yang mengenai jaringan hati FA
normal atau sedikit meninggi dengan dibarengi peningkatan transaminase yang tinggi. Kenaikan serum FA juga menolong dalam diagnosis dini penyakit hati infiltratif termasuk
Cara pemeriksaan :
Prinsip pemeriksaan adalah mengukur fospat yang dihasilkan oleh reaksi antara substrat yang disediakan dengan FA dari serum dengan cara kolimetri
Harga normal : untuk orang dewasa 1,5 – 4,0 U Bodansky
3,0 – 13,0 U King – amstrong 0,8 – 3,0 U Bessy Lowsy
21,0 – 85,0 international unit
5. Gamma Glutamyl Transpeptidase = GGT
Enzim ini terutama didapat dalam hati, pankreas dan ginjal,
mempunyai nilai yang sama pada laki – laki maupun wanita. Aktivitas serum tidak meninggi pada kehamilan dan penyakit tulang.
Kenaikan kadar GGT didapatkan pada penyakit hati, traktus
biliaris dan pankreas. GGT juga meninggi pada peminum
alkhol yang berat dan pemakai barbiturat atau fenitoin. Nilai GGT mengurang pada pemakai hormon wanita, termasuk pemakai pil KB.
Pada hepatitis akut kenaikan kadar GGT umumnya
bersamaan dengan kenaikan kadar SGOT dan SGPT, tetapi puncaknya terjadi lebih lambat dan lebih lama kembali
menjadi normal. Pada keadaan ini keadaan GGT umumnya berkisar 5-12 kali nilai normal tertinggi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan nilai GGT seperti - infark miokard, dengan komplikasi gagal jantung
- penyakit ginjal
- pneumonia lobaris, efusi pleura, infark paru - kolitis ulseratif, dll.
Cara pemeriksaan : Enzim diukur dengan cara spektrofotometrik, dengan memakai beberapa macam reagensia seperti Adenosin S monofosfat, Gama glutamil p-nitroanilide.
Harga normal : – pria sampai 28 IU – wanita sampai 18 IU.
6. 5-nukleotidase (5 NT)
5 NT adalah enzim fosfatase terutama terdapat dalam kanalikuli dan selaput sinusoid hati.
Kenaikan 5 NT pada penyakit hepato biliar sama dengan kenaikan FA. Khas untuk penyakit hati dan tdk terpengaruh oleh jenis
kelamin atau umur, tetapi nilai meningkat sesuai pertambahan usia dan datar pada usia diatas 50 tahun. Tidak meningkat pada penyakit tulang dan kehamilan.
Cara pemeriksaan : sebelum pemeriksaan, enzim fosfatase alkali dinonaktifkan dulu dengan penambahan EDTA, kemudian kadar 5 NT serum diperiksa dengan menggunakan substrat yang spesifik dengan cara kolorimetrik.
Harga normal : 0,3 – 3,2 U bodansky.
7. Leucine Amino Peptidase (LAP)
Enzim protease ini didapatkan pada hampir selurah jaringan tubuh manusia, terutama pada hati dan sistem empedu.
Tidak meninggi pada penyakit tulang, baik dewasa maupun anak –
anak mempunyai nilai yang sama.
Nilai terpenting dari LAP adalah seperti GGT dan 5 NT. Kenaikan kadar enzim ini adalah spesifik untuk kelainan hati.
Cara pemeriksaan : pengukuran kadar LAP serum dengan cara
memodifikasi dari metode Bratton Marshall dengan menggunakan substrat alpha leucyl beta naphthylamine hydrochlorode yang
membebaskan beta naphtylamine yang diukur dengan cara spektrotometrik.
Harga normal : – 50 – 220 U/cc.
8. Kolesterol Serum
Kolesterol terutama dibuat dalam hati dengan bahan baku asetat. Kolesterol merupakan konstituen utama empedu. Biosintesis
kolesterol oleh satu mekanisme umpan balik negatif yang
tergantung pada kadar asam empedu dalam peredaran entero hepatik. Bila perubahan kolesterol menjadi asam empedu
terhambat akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dalam
serum. Jadi kenaikan kadar kolesterol pada bendungan empedu disebabkan karena produksi yang meningkat.
Cara pemeriksaan : pada perinsipnya ekstraksi atau pengendapan
protein serum kemudian kolesterol diukur secara spektrofotometrik .
9. Bilirubin Serum
Bilirubin adalah pigmen tetrapirol yang larut dalam lemak yang berasal dari pemecahan enzimatik gugusan heme dari berbagai hemo protein yang berasal dari seluruh tubuh.
Sumber bilirubin adalah - 70% dari eritrosit tua
- 10% dari eritrosit yang tidak sempurna
- 20% dari sumber-sumber lain terutama dari hati
Beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan kadar bilirubin serum:
1. Kenaikan kadar bilirubin tak terkonjugasi a. Pruksi yang berlebihan
b. Gangguan pengambilan c. Gangguan konjugasi
2. Kenaikan kadar bilirubin terkonjugasi a. Gangguan ekskresi intra hepatik b. Gangguan ekskresi ekstra hepatik
3. Kenaikan kadar kedua jenis bilirubin akibat kebocoran
bilirubin dari dalam sel-sel hati atau sel-sel duktuli yang rusak kembali ke dalam darah.
Pada suatu penyakit hati dapat timbul lebih dari satu faktor sekaligus, bahkan ketiga-tiganya dapat terjadi bersama-sama
Cara pemeriksaan:
Bilirubin serum diperiksa dengan reaksi Diazo, berdasarkan reaksi antara bilirubin dengan reagensia Diazo (reagensia
Erlich) yang menghasilkan Azobilirubin yang berwarna merah muda.
Intensitas warna yang timbul sebanding dengan kadar bilirubin dan diukur secara spektrofotometrik.
Reaksi ini ditemukan oleh Geyman van den Bergh. Bilirubin tak terkonjugasi bereaksi tidak langsung(indirek) dengan reaksi van den bergh karena membutuhkan metanol sebelumnya,
sedangkan bilirubin terkonjugasi dpat langsung bereksi (direk). Dengan demikian harga bilirubin yang terukur dengan
penambahan metanol dan reagensia diazo adalah dari kedua jenis bilirubin atau bilirubin total .
Umur Total Bilirubin Bilirubin Terkonjugasi Bayi > 1 bulan 4,0 - 8,0 mg/dL 68 – 137 mol/L 0 – 2,0 mg/dL 0 – 34 mol/L Dewasa 0,2 – 1 0 mg/dL 3,4 – 17 mol/L 0 – 2,0 mg/dL 0 – 3,4 mol/L
10. Bromsulftalein (BSP)
BSP adalah suatu bromida dari suatu bahan warna ftalein dengan rumus kimia sodium fenoltetrabromftalein disulfonat. Uji ini
dipakai untuk mengukur kemampuan hati membersihkan zat warna yang disuntikan intravena.
Cara pemeriksaan : dilakukan dengan menyuntikkan 5 mg/kg BSP intravena (1 cc. Larutan 5% untuk setiap 10 kg berat badan) pada lengan secara pelan-pelan. Lalu 30 menit atau 45 menit kemudian diambil sampel darah pada lengan yang lain dan diukur kadar BSP secara spektrofotometrik dibandingkan kadar BSP yang
didapatkan dengan kadar zat yang disuntikkan dan dinyatakan dalam %.
Nilai normal :
Retensi normal setelah 45 menit : 0-70% (dosis 5 mg/kg BB). Retensi juga akan meninggi dengan bertambahnya usia demikian juga pada orang yang gemuk. Hasil dapat pula dipengaruhi oleh keadaan
demam, anemia dan tirotoksikosis. BSP dapat menimbulkan reaksi anafilaktik.
11.Indo Cynanie Green (ICG)
ICG setelah disuntikkan diikat oleh albumin dan lipo protein alfa. Setelah mengalami pengambilan oleh sel-sel hati akan ditimbun dalam sel-sel hati tanpa mengalami konjugasi diekskresikan ke dalam empedu. Karena dianggap lebih khas daripada BSP. Cara pemeriksaan :
ICG disuntikkan intravena dengan dosis berkisar antara 0,5 mg/kgBB. Perubahan kadar ICG dalam darah diukur dengan sitometer telinga atau secara laboratoril dengan
spektrofotometrik.
Harga normal : dengan penyuntikan ICG dalam dosis 0,5 mg tiap
kgBB, pada anak-anak didapatkan nilai removal capacity 30-39%, orang dewasa 25-30%. Extraction rate normal adalah 18-24% tiap menit.
12. Garam Empedu (asam empedu)
Garam empedu, sering disebutkan asam empedu karena sebelum diperiksa diubah dulu menjadi asam empedu, adalah senyawa
steroid yang berasal dari kolestoral, merupakan bagian dapat terpenting empedu.
Asam empedu hanya dibuat dalam jaringan hati, kemudian di
dalam hati dikonjugasikan dengan garam empedu yang kemudian diekskresikan ke dalam usus.
Garam empedu yang dieksresikan ini adalah garam empedu primer garam cholic acid (asam kolat) dan chenodeoxycholic acid (asam kenodeoksikolat). Dalam ileum garam tersebut diserap kembali, selanjutnya melalui vena porta masuk kembali ke dalam hati untuk diekskresikan lagi ke dalam usus. Garam empedu primer yang
tidak lagi diserap oleh ileum di dalam usus besar akan mengalami konjugasi dan kemudian diubah menjadi bermacam-macam asam empedu sekunder antara lain yang terpenting adalah asam
deoksikolat dan asam litokolat.
Cara pemeriksaan :
1. Collumn chromatography (gas liquid chromatography) yang dapat memisahkan serta mengukur masing-masing jenis asam empedu.
2. Enzymatic fluorometry yang dipakai untuk mengukur kadar asam empedu total.
3. Radioimmuno Assay. Harga normal
1. RIA : harga normal dari konjugat asam kolat yang tertinggi adalah 1 mikromol/liter.
2. Gas Liquid Chromatography.
3. Harga kadar asam empedu total puasa: 3,5-8,3 mikromol/liter.
13. Albumin dan globulin serum
Hati merupakan sumber utama protein serum. Albumin,
fibrinogen dan factor-faktor koagulasi, plasminogen, tranferin, seruloplasmin, haptoglobin dan globulin beta semua disintesis didalam sel-sel parenkim hati. Kecuali globulin gamma yang disintesis dalam sel-sel limfosit dan system retikuloendotel baik dalam maupun luar hati.
Perubahan fraksi protein yang paling banyak terjadi pada
penyakit hati adalah penurunan kadar albumin dan
kenaikan kadar globulin akibat peningkatan globulin gama. Perubahan tersebut tergantung dari 2 faktorpenting yaitu : parahnya dan lamanya sakit hati.
Cara pemeriksaan :
Dalam laboratorium ada beberapa tehnik pemeriksaan untuk menentukan kadar serum protein. Yang paling sering dipakai adalah tehnik
penggaraman.
1. Cara penggaraman. Cara pemeriksaan ini berdasarkan reaksi antara basa dengan protein yang menghasilkan garam yang menimbulkan warna
tertentu yang kemudian diukur secara kolorimetik. Dengan cara ini dapat diukur :
a. Albumin nilai normal : 3,5 – 5,0 g% b. Globulin nilai normal : 1,3 – 2,7 g%
c. Globulin gamma nilai normal : 0,8 – 1,6 g% d. Protein total nilai normal : 5,5 – 8,0 g%
2. Cara elektroforesis : cara ini didapati nilai perbandingan dari : a. Albumin nilai normal : 52 – 68%
b. Globulin alfa 1 nilai normal : 2 – 6% c. Globulin alfa2 nilai normal : 3 – 11% d. Globulin beta nilai normal : 8 – 16% e. Globulin gamma nilai normal : 10 – 25%
Prinsip cara ini adalah mempergunakan medan listrik, albumin akan
bergerak ke arah anoda sedangkan globulin terpisah antara albumin dan katoda.
Pemeriksaan Untuk Mengukur Hasil Pemeriksaan Menunjukkan Alkalin Fosfatase
Enzim yg dihasilkan di dalam hati, tulang & plasenta;
yg dilepaskan ke hati bila terjadi cedera atau pada aktivitas normal tertentu, mis. pertumbuhan tulang atau kehamilan
Penyumbatan saluran empedu, cedera hati & beberapa kanker
Alanin Transaminase (ALT)
Enzim yg dihasilkan di hati, yg dilepaskan ke
dalam darah jika sel hati mengalami luka Luka pada sel hati (mis. hepatitis) Aspartat Transaminase
(AST)
Enzim yg dilepaskan ke dalam darah jika hati,
jantung, otot atau otak mengalami luka Luka di hati, jantung, otot atau otak Bilirubin Komponen dari cairan pencernaan (empedu) yg
dihasilkan oleh hati
Penyumbatan aliran empedu, kerusakan hati, pemecahan sel darah merah yg berlebihan Gamma-glutamil Transpeptidase
Enzim yg dihasilkan oleh hati, pankreas & ginjal; dilepaskan ke dalam darah hika organ-organ tsb mengalami luka
Kerusakan organ, keracunan obat,
penyalahgunaan alkohol, penyakit pankreas Laktik Dehidrogenase Enzim yg dilepaskan ke dalam darah jika organ
tertentu mengalami luka
Kerusakan hati, jantung, paru-paru atau otak & pemecahan sel darah merah yg berlebihan 5-nukleotidase Enzim yg hanya terdapat di hati; dilepaskan ke
dalam darah jika hati mengalami cedera
Penyumbatan saluran empedu atau gangguan aliran empedu
Albumin
Protein yg dihasilkan oleh hati & secara normal dilepaskan ke dalam darah;
salah satu fungsinya adalah menahan cairan dalam pembuluh darah
Kerusakan hati Alfa-fetoprotein Protein yg dihasilkan oleh hati janin dan buah
zakar (testis) Hepatitis berat atau kanker hati atau kanker testis Antibodi Mitokondrial Antibodi untuk melawan mitokondria, merupakan
komponen sel sebelah dalam
Sirosis bilier primer & penyakit autoimun tertentu, mis. hepatitis menahun yg aktif
Waktu Protombin (Protombin Time)
Waktu yg diperlukan darah untuk membeku (pembekuan memerlukan vit. K & bahan-bahan yg dibuat oleh hati
APLIKASI KLINIS
A. JAUNDIES (Penyakit Kuning)Gejala :
- Warna kuning pada kulit
- Sklera (mata) dan membran-membran mukus berubah kuning
Penyebabnya :
Meningkatnya kadar bilirubin dalam sistem peredaran darah, bukan berasal dari konsumsi karoten, tetapi bilirubin
terkonjugasilah penyebab penyakit jaundice. Hal ini
disebabkan karena mudah diabsorpsi ke dalam jaringan dan lebih larut dalam air.
Penggolongan Jaundies
:
1. Jaundies Prehepatik
Tidak terikat dengan fungsi hati. Prehepatik memiliki kadar
bilirubin pada umumnya 50% lebih tinggi dari pada normal / kecepatan pecahnya sel eritrosit lebih cepat 6 kali dari pada normal.
2. Jaundies Hepatik
Disebabkan oleh kegagalan / keabnormalan fungsi hati.
a. Retention jaundice
Disebabkan karena keabnormalan dalam proses transport bilirubin oleh sel-sel hati, kadar bilirubin indirect lebih besar dari bilirubin direct.
b.Regurgitation jaundice
Disebabkan karena sel-sel hati mengalami kerusakan shg ekskresi bilirubin dari hati mengalami keabnormalan, kadar bilirubin direct lebih besar dari bilirubin indirect.
3. Jaundies Post Hepatik
◙ Tak terikat dengan fungsi hati.
◙ Penyebab karena penghambatan aliran asam empedu dari hati.
Fungsi hati normal tetapi transport atau pelepasan asam empedu ke usus mengalami hambatan.
4. Jaundies Neonatal
◙ Kadar bilirubin dalam serum > 15 mg/dL.
◙ Penyebab : hemolisis eritrosit, bilirubin indirect.
B. HEMOLITIK ANEMIA
Terdiri dari :
1. Intrinsik Hemolisis
Disebabkan terjadinya peningkatan hemolisis dari eritrosit . 2. Ekstrinsik Hemolitik
Disebabkan oleh kondisi dalam sel darah merah pd tubuh, biasanya bersifat akut atau kronis akibat aktivitas yang tidak dikenal pada eritrosit normal.
C. FATTY LIVER
Penyebab :
- Konsumsi alkohol dalam jangka waktu panjang.
Temuan lab : AST, ALT, ALP dan GGT naik; albumin dan bilirubun normal
D. SEROSIS
Pembengkakan organ hati → warna hati berubah dari merah
menjadi orange kekuningan.
Penyebab :
a. Kekurangan α-1-antitripsin b. Hemochromatosis
Temuan Lab :
Pada bentuk laten : AST dan ALT naik dimana AST > ALT, GGT
naik, urobilinogen urin ↑, kadar asam empedu 2 jam pp ↑,
UFH yang lain biasanya normal.
Pada bentuk dekompensasi : AST, ALT, ALP, GGT ↑,
pemanjangan masa protrombin tanpa respon dengan pemberian vitamin K, penurunan kadar albumin,
peningkatan g-globulin, peningkatan kadar urobilinogen, dan bilirubinuria bila ada ikterus (hiperbilirubin)
E. HEPATITIS
Ditandai dg nekrosis dan inflamasi yang menyebabkan menurunnya fungsi hati.
a). Hepatitis A (HAV)
Penyebab : Picorna virus, ukuran sangat kecil 27 nm, sel
tunggal dg strain RNA, hubungan seksual, feses. HAV resisten thdp eter, asam, temperatur sampai
60ºCselama 1 jam, tidak resisten pada temperatur > 100ºC selama 20 menit, iradiasi cahaya UV dan formaldehid.
Masa inkubasi 2-6 minggu, dapat bertahan 2-4 minggu.
Gejala fisiologi : - Flu terus menerus - Mual, muntah
- Otot lemas - Jaundice
Pencegahan : sanitasi yang baik,
memelihara kebersihan, kesehatan lingkungan dan makanan, imunisasi hepatitis A.
b). Hepatitis B (HBV)
◙ HBV bereplikasi di hati/hepatocyte dan dilepaskan dari hati /
liver ke dalam sirkulasi perifer.
Spesimen yang tepat untuk hepatitis B adalah darah dari
individu - individu yang darahnya mengidap HBV atau melalui produk darah.
Virus HBV dikenal dengan nama Dane Partikel, mempunyai
ukuran diameter 42 run, dilapisi lapisan yang terdiri dari lipid dan protein (lipoprotein), DNA yang berupa single sel.
◙ Penularan / penyebaran HBV : melalui kontak dengan
darah/cairan tubuh, seperti transfusi darah, atau produk
darah, hubungan seksual, dan dapat juga dari ibu ke bayinya.
◙ Simptom / gejala : Jaundice, cepat lelah, anoreksia,
penurunan berat badan, malaise, nausea, urine warna kuning
c). Hepatitis D (HDV)
◙
Disebabkan ole HBV, mrpk sel tunggal dgn strain
RNA.
◙
HDV menyerang bila ada infeksi oleh HBV, sehingga
tidak dapat menginfeksi sendiri.
◙
Virus ini bersifat patogenik karena dapat
menyebabkan kerusakan hati dan bekerjasama
dengan penyakit lainnya yang disebabkan oleh
infeksi HBV.
d). Hepatitis Non-A, Non-B (NANB)
◙
Disebabkan krn infeksi dan penyebabnya bisa non
viral / senyawa racun.
◙
Penyebaran : transfusi darah, pengobatan
parenteral, penganut seks bebas, hubungan dengan
penderita NANB (melalui seksual). Banyak terjadi krn
penularan melalui darah (pos transfusi).
◙
Gejala :
- Jaundice
- ALT meningkat
- AST normal
F. Induksi Obat Dan Hepatitis Karena Senyawa
Beracun
◙ Salah satu fungsi dari hati adalah detoksifikasi.
◙ Proses ini membuat hati mengeluarkan racun dalam
tubuh. Pasien dengan kasus keracunan obat-senyawa kimia beracun menunjukkan gejala yang sama dengan beberapa tipe hepatitis.
G. Hepatitis Kronik
◙
Hepatitis kronik didiagnosa sebagai kelanjutan dari
hepatitis akut.
◙
Parameter klinik : peningkatan aktivitas ALT,
peningkatan bilirubin total. Penyebab hepatitis
kronik salah satunya kelanjutan dari infeksi HBV,
HeV, hepatitis NANB, induksi obat-keracunan,
penyakit pada metabolisme hati.
◙
Gejala : disfungsi hati dengan jaundice, lemas,
bleeding, arthritis, dan ginjal yang abnormal. Wanita
lebih riskan terserang dibandingkan pria.
◙
Pengobatan : tidak ada perawatan spesifik, terapi
H. Kegagalan Fulminan Hepatik
◙
Didiagnosa karena kegagalan fungsi hati tanpa riwayat
penyakit hati dan berlanjut pada disfungsi hati yang
serius dan komplikasi neurologi.
◙
Penyebab kegagalan fulminan hepatik digolongkan
dalam 3 bagian, antara lain :
- Infeksi, penyebab umumnya adalah virus
hepatitis
- Keracunan, senyawa kimia atau obat
- Iskemia hepatik
I. Neoplasms
◙
Penyakit tumor hati ini digolongkan menjadi penyakit
yang tidak berbahaya ataupun menular.
◙
Umumnya merupakan hepatoselular dimana penyakit
ini hampir terjadi pada semua wanita, dan
hemangiomas yang jarang menimbulkan gejala dan
ditemukan pada saat operasi ataupun otopsi.
◙
Hepatoselular carsinoma (HCC) adalah penyakit tumor
hati yang menular, dimana lebih banyak terdapat pada
pria dibandingkan wanita
J. Transplantasi Hati
◙ Transplantasi hati menjadi pengobatan yang efektif bagi pasien
yang memiliki penyakit kerusakan hati parah.
◙ Transplantasi hati yang pertama kali dilakukan oleh Dr. Thomas
Starzl pada tahun 1963. Sejak itu, penderita kerusakan hati yang parah mampu bertahan.
◙ Kondisi pasien yang harus diperhatikan untuk transplantasi,
antara lain :
- Penyakit hati kronik
- Nonmetastasis hepatik menular - Kegagalan fulminan hepatik
- Keabnormalan metabolisme bawaan lahir
◙ Transplantasi hati tidak terjadi tanpa adanya resiko dan
komplikasi. Adanya penolakan organ donor menjadi perhatian
utama dan kebanyakan penerima donor sedikitnya hanya satu kali mengalami infeksi selama penyembuhan.