• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perubahan Sosial di Sumba Timur terhadap Persyaratan Gelar Kebangsawanan T2 752011041 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus tentang Perubahan Sosial di Sumba Timur terhadap Persyaratan Gelar Kebangsawanan T2 752011041 BAB V"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa yang dilakukan dalam Bab VI, maka ada beberapa

inferensi-inferensi yang dimunculkan dalam kepenulisan ini:

A. Kesimpulan

1. Sistem social di Sumba Timur, yang kompleks itu menjadi tidak berfungsi lagi

karena kaburnya hubungan antar unsur “individu dan tindakan” mereka yang

awalnya adanya ketergantungan antara ikatan masyarakat dalam paraingu.

Hilangnya loyalitas terhadap bangsawan.

2. Adanya perbedaan fungsionalis bangsawan, kalau dahulu hanya mereka yang

memiliki hak prerogative dalam segala aspek kehidupan, social, ekonomi politik

sekarang itu tidak lagi.

3. Sistem pemerintahan yang baru, memberikan peluang seluas-luasnya bagi semua

individu untuk mencapainya. Kriteria atau syarat khusus untuk memimpin sistem

pemerintahan yang disosialisasikan pemerintah..

4. Sistem yang baru ini menjadi tantangan bagi bangsawan, bagaimana

mempertahankan eksistensinya yang sudah dilakukan oleh leluhurnya dalam

sejarah. Tantangan ini menjadikan mereka juga harus berjuang dalam ranah

perpolitikan “pemerintah” segmen tertinggi untuk membuktikan kebolehan dalam

memimpin.

5. Sumber perubahan social dalam masyarakat Sumba Timur, terdiri dari dua sumber

perubahan. Pertama, bersumber dari dalam (endogenous) yakni adanya kesaradan

(2)

bersumber dari luar (exogenous), yakni dengan ada pada zaman modernisasi

dimana munculnya teknologi, IPTEK, sarana-prasarana dari pemerintah, dan

sebagainya yang memancing kesadaran individu dalam komunitas Sumba Timur

untuk terlibat di dalamnya.

6. Terciptanya masyarakat komersil dalam kemasan tradisi local. Komersil dalam

artian semua penilaian berdasarkan tingkat ekonomi, sehingga manusia dalam

tingkatan ini bisa naik statusnya “sama bahkan dikatakan bangsawan.”

7. Masyarakat Sumba Timur sudah berada dalam zaman modern. Banyak yang

berpenampilan modern namun perilaku dan pikiran masih tradisional. Sehingga

ideology tradisional tentang bangsawan “disama artikan dengan orang-orang yang

memiliki pencapaian tertentu dalam jabatan pemerintahan.”

8. Gelar kebangsawanan yang bergeser kalau mau ditilik dalam ranah cultural dalam

hal adat dan ritual lainnya tetap tidak bisa bergeser. Hal ini karena batas wilayah

suku tidak meliputi wilayah public. Terjadi perubahan dalam wilayah public yang

mempengaruhi wilayah suku. Sehingga apa yang terjadi dalam wilayah public

“kehidupan politik pemerintahan, ekonomi, dan sebagainya” mempengaruhi

wilayah suku, perubahan dalam status sosial masyarakat dalam wilayah publik.

Tetapi tidak dalam batas status sosial tradisionalnya dalam wilayah suku. Inilah

hal yang harus dipilah-pilahkan oleh masyarakat Sumba Timur. Namun, yang

terjadi budaya tetaplah merenggut segala aspek atau segmen dalam kehidupan

masyarakat Sumba Timur. Mungkin suatu saat akan betul-betul hilang gelar atau

status bangsawan ini karena berbagai faktor yang disebutkan dalam dan VI.

9. Perubahan sosial di Sumba Timur termasuk dalam tingkat mikro. Karena kalau

tingkat mezzo itu perubahan yang terjadi misalnya dalam wilayah Negara

(3)

10.Bentuk perubahan ini memerlukan waktu yang lama dan proses yang lambat.

Dalam bahasa yang di kutip Sztompka dari pakar ilmu Sosiologi “evolusi.”

Mungkin akan menuju tahap yang sempurna. Mungkin juga tidak. Sempurna apa

bila struktur dalam sistem yang lama benar-benar hancur dan digantikan dengan

sistem pemerintahan yang menjamin “egaliter.” Menjadi tidak, apabila pencampur

adukkan gelar ini ke pelbagai aspek kehidupan sebagai tonggak untuk

mengunjukkan kebolehan dengan mendiskreditkan orang-orang yang tidak

mampu mencapai status sosial yang bergengsi dalam masyarakat.

11.Melihat realitas social di Sumba Timur maka yang menjadi agen perubahan

adalah individu dan kehidupan social masyarakat Sumba Timur itu sendiri. Di

mana perubahan sosial di Sumba Timur, adalah proses dalam transisi untuk

merubah struktur tradisional yang masih langgeng hingga saat ini. Sehingga dapat

dikatakan bahwa perubahan ini hanya terjadi dalam aktor individu, di mana orang

mulai dihargai karena fungsinya dalam masyarakat, dan bukan merupakan

penghargaan tradisional secara menyeluruh.

B. Saran

Adapun saran yang dikemukakan penulis untuk masyarakat Sumba Timur:

1. Gelar bangsawan itu adalah gelar Sejarah. Boleh menjadi suatu kebanggaan

budaya, namun tidaklah patut dibanggakan apabila tejadi over culture yang

menyebabkan adanya perlakuan diskriminatif terhadap orang yang berada di

bawah kekuasaan kita.

2. Harus dipisahkan ranah culture sehingga tidak kehilangan makna sebenarnya dari

(4)

3. Masyarakat Sumba Timur dalam hal ini, harus memiliki pengetahuan yang cukup

akan budayanya. Kenapa penulis katakan demikian, hasil di lapangan

membuktikan banyaknya improvisasi yang berlebihan terhadap gelar bangsawan

ini “negative” yang sangat terpaut jauh dari makna keteratuan dan tempat

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana implementasi kebijakan pemerintah daerah dalam penempatan guru sekolah dasar di Kabupaten Sumba Timur. 1.3

Sedangkan kusus bagi guru-guru PTT dan guru komite diberikan inisiatif untuk mengikuti kuliah pada PGSD di Universitas Terbuka yang ada di Kabupaten Sumba Timur.

1) Apakah jumlah guru sekolah dasar di Kabupaten Sumba Timur sudah memenuhi standar jumlah tenaga pendidik untuk jenjang pendidikan di sekolah dasar?. 2) Apakah

Atas kasih setia-Nya sehingga penulis boleh menyelesaikan tesis ini dengan judul “M akna Ternak Sapi Bagi M asyarakat Sumba Timur (Studi Kasus di Desa Kambatatana

Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah Pertama Sekecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur.. Program Pascasarjana Magister Manajemen

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dilakukan bahwa susunan, bentuk dan tata cara pelaksanaan adat kematian di Sumba Timur sekarang ini masih sama dengan bentuk

Pada masa lampau, leluhur mereka mengenal sistem ketahanan pangan melalui penyediaan 3 jenis lumbung pangan yaitu (1) lumbung di rumah, 9 lumbung ini berfungsi untuk

Bentuk perubahan ini bukan dengan cara kekerasan atau pemberontakan seperti yang dijelaskan oleh perspektif revolusi, namun lebih kepada kesadaran individu secara