i
CAIRAN LEBAH DALAM SURAT AN NAHL AYAT 68-69
(Kajian Sains Al-Qur’an dalam Kitab Tafsir Al Jawahir)
SKRIPSI
Oleh :
MUHAMMAD KHOIRUL MUNTOHA AGIL E33209001
Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Universitas Islam Negri Sunan Ampel
Surabaya
2016
i ABSTRAK
Cairan Lebah dalam Surat An Nahl ayat 68-69 (Kajian Sanis Al-Qur’an
dalam Tafsir Al Jawahir) ini ditulis oleh Muhammad Khoirul Muntoha Agil
dibimbing oleh H.Muttamakin Billa, Lc. M.Ag.
Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi mengenai manfaat madu dan
kemampuan pengobatan yang telah Allah janjikan pada benda yang menakjubkan ini.
Dan itu terbukti dari teks ayat dalam surat an nahl ayat 69 “yahruju min butuniha
syarobun”yang artinya dari perut lebah keluar cairan, bukan dari perut lebah keluar madu.
Penelitian ini menggunakan metode penafsiran tahlili dengan corak ilmy.
Membahas tentang cairan lebah dalam surat an nahl ayat 68-69. Khususnya Kajian
sains Al-Qur’an analisis terhadap penafsiran tantowi jauhari dalam Kitab tafsir Al
jawahir. Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1)
Bagaimanakah penafsiran Tantowi Jauhari atas surat an Nahl ayat 68-69 dalam tafsir
Al Jawahir? (2) Bagaimanakah prespektif Sains Al-Qur’an atas penafsiran ayat 68-69
surat An Nahl dalam tafsir Al Jawahir.
Setelah penulis mengadakan suatu kajian, akhirnya dapat disimpulkan bahwa
(1).Tantawi jauhari menyatakan lebah adalah hewan yang sangat gigih dalam
membangun rumah mereka dengan susunan yang sangat rapi dan menakjubkan, dari
perut lebah, Allah SWT. mengeluarkan minuman yang beraneka warna dan
mengandung obat yang menyembuhkan manusia. Pada`saat itu cairan lebah disebut
dengan madu dan madu mengandung propolis, ada juga lilin lebah yang berfungsi
untuk membuat sarang lebah menjadi kokoh. (2) Lebah merupakan salah satu hewan
yang diabadiakan dalam Al-Qur’an. Dia mengeluarkan minuman yang beraneka
warna dan mengandung obat yang menyembuhkan manusia,dan dapat dibuktiken
kebenaran nya dengan penelitian ilmiah yang saat ini begitu canggih.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMANPERSEMBAHAN... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xii
ABSTRAK ... xv
PEDOMAN TRANSLITERASI ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Identifikasi Masalah ...5
C. Rumusan Masalah ...6
ii
E. Kegunaan Penelitian………7
F. Kerangka Teoritik………8
G. Telaah Pustaka……… 9
H. Metodologi Penelitian ………11
I. Sistematika…..………15
BAB II IJAZUL ILMI PENDEKATAN ILMU KIMIA A. Pengertian Ijazul Quran………..18
B. Macam-macam Ijazul Quran………...19
C. Sains Menurut Al-Qur’an……….20
D. Pengertian Ilmu Kimia………....22
E. Batasan Penelitian Cairan Lebah dalam Ilmu Kimia………..24
F. Ilmu Kimia Bidang Organic dan Biokimia………....26
G. Penggunaan Teori Kimia dalam Tafsir bil Ilmi………..30
H. Kajian Al-Qur’an Mengenai Cairan Lebah………....33
I. Hadis-hadis yang berkaitan dengan cairan lebah………...39
BAB III TAFSIR ILMI ATAS SURAT AN NAHL 68-69 A. An Nahl ayat 68-69 1. Al-Qur’an surat an nahl ayat 68-69……… 40
2. Makna Kata………...41
3. Munasabah………...41
4. Asbab Nuzul………...41
iii
B. Tantawi jauhari, mufassir pelopor kitab tafsir bercorak ilmiy
1. Biografi Tantawi jauhari……….43
2. Latar belakang pemikiran Tantowi Jaohari dalam
menafsirkan Al-Qur’an………..46
3. Penafsiran Tantawi Jaohari atas surat an nahl 69-69………….50
C. Penafsiran Ulama tentang surat an nahl ayat 68-69.
1. Tafsir Al Misbah………57
2. Tafsir Ibnu Katsir………..58
3. Tafsir Al Maraghi...………...59
BAB IV PRESPEKTIF SAINS AL-QUR’AN TENTANG CAIRAN LEBAH
A. Analisa Penafsiran Tantawi Jauhari tentang Cairan Lebah
1. Pembuktian secara ilmiah surat An-Nahl Ayat 68-69…………61
2. Lebah madu penghasil minuman obat
(Menjadi Perhatian Ilmuan)………..62
3. Analisis Penafsiran Tantowi Jauhari tentang Cairan Lebah….63
B. Hasil penelitian terkini tentang cairan lebah ……….65
C. Kandungan cairan lebah menurut ilmu kimia ………...68
D. Manfaat cairan lebah dalam dunia modern ………...73
E. Implementasi surat an nahl 68-69 dalam konteks masyarakat
iv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………...80
B. Saran ……….…81
DAFTAR PUSTAKA ……….………....82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alquran merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW, sekaligus
petunjuk untuk umat manusia kapanpun dan dimanapun, sekaligus memiliki
berbagai macam keistimewaan. Keistimewaan tersebut antara lain, susunan
bahasanya yang unik lagi mempesonakan dan pada saat yang sama mengandunh
makna-makna yang dapat dipahami oleh siapapun yang memahami bahasanya,
walaupun tentunya tingkat pemahaman mereka akan berbeda-beda akibat berbagai
macam faktor.1
Alquran sejak dahulu hingga kini bertujuan menjelaskan kehendak Allah
SWT dan kehendak itu dibidang akidah dan hukum-hukum syar’i yang
dikandungnya, serta nilai-nilai etis dan keadaban yang dibawa Alquran untuk
perbaikan dan pembersihan jiwa manusia.2
Pada fase peradapan inilah, mucul berbagai metode dan aliran tafsir
Alquran. Selain ditemukan corak-corak yang berorientasi seperti : fiqhi, kalami,
balaghi, shufi, maka ditemukan pula corak tafsir ‘ilmiy yang berorientasi pada
1
M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran. Cet XXX. Jakarta : Mizan, 2007. 75
2
2
pemanfaatan hasil temuan dibidang ilmu pengetahuan untuk membuktikan
berbagi kebenaran fakta ilmiah yang bernah disebukan oleh Alquran3
Segala sesuatu yang diciptakan Allah pasti tidk ada yang sia-sia. Allah
menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini telah jelas dituliskan
dalam QS. Adz Dzariyat 56. Di dalam ayat lain, QS. Al Baqarah 30, disebutkan
bahwa manusia dihantar ke bumi untuk ditugaskan sebagai khalifah, bertugas
memelihara bumi dan seisinya dengan baik. Dari kedua ayat tersebut dapat kita
ambil kesimpulan bahwa untuk dapat beribadah kepada Allah dengan baik,
manusia hendaknya tetap memelihara bumi dan seisinya dengan baik. Bumi
merupakan bagian dari alam semesta yang berisi berbagai makhluk ciptaan Allah
SWT. Allah berfirman4
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang memahami (nya)
Dari ayat di atas, dapat kita ambil salah satu penafsiran bahwa dengan
adanya berbagai macam makhluk yang bertebaran di muka bumi, hendaknya
manusia dapat mengambil pelajaran. Maksudnya adalah manusia dapat
3
Yusuf Qardhawi, terj: Baharuddin Fannani. Alquran dan Assunnah Refrensi Tertinggi Umat Islam, Jakarta: (Robbani Press,1997). 54
4
memperhatikan fenomena alam, baik dari makhluk hidup maupun tak hidup.
Dengan fenomena alam ini, manusia dapat mengambil hikmah baik dari
sifat-sifatyang baiknya untuk dapat ditiru dan sifat- sifat buruknya untuk dapat
dihindari. Dalam memperhatikan fenomena alam yang terjadi, manusia
memerlukanilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan berperan penting dalam
mengolah, menginterpretasi, dan memanfaatkan hasil pemikiran terhadap
fenomena alam, untuk kemudian digunakan sebagai alat pemenuhan hidup
manusia5.
Dalam mengambil pelajaran dari fenomena alam pun demikian. Untuk
mendapatkannya, manusia dapat menggunakan ilmu pengetahuan sebagai alat
pendekatan melalui berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti matematika, sains,
ilmu sosial, ilmu politik, ekonomi, dan pendidikan.Salah satu fenomena alam
yang patut menjadi perhatian manusia adalah keajaiban lebah madu. Lebah madu
adalah salah satu dari sekian banyak makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah
SWT yang diberikan banyak kemampuan6.
Kemampuan ini dapat terlihat ketika bagaimana mereka dapat
berorganisasi dengan baik, membuat sarang dengan penuh ketepatan dan
keindahan artistik, berkomunikasi dengan efektif, dan menghasilkan produk yang
tidak hanya berguna bagi koloninya sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi makhluk
hidup lainnya.
5
Ahmad Mushtaf Al-Maroghi. Terj: Anshori Umar Sitanggal dkk. Terjemah Tafsir Al-Maroghi. (Semarang: Tohaputra Semarang. 1987). 68
6
4
Lebah (an Nahl) merupakan salah satu surat dalam Alquran selain 2 surat
yang menggambarkan serangga yakni semut (An Naml) dan laba-laba (Al
Ankabut). Ketiga surat tersebut jika dipahami mengandung nilai filosofi bagi
kehidupan manusia.7
Jika diperhatikan, lebah adalah binatang yang sangat disiplin dalam
pembagian kerja. Ada lebah pekerja, ada lebah ratu, dan ada lebah pejantan.
Semua bekerja dengan teratur tanpa saling “adu jotos” atau mengeluh. Segala
residu yang tidak berguna disingkirkan dari sarang. Makanannya terpilih dari
yang baik-baik yaitu nectar (sari bunga). Dari sari makanan yang baik dihasilan
yang baik pula, yaitu cairan lebah. Sarang lebah juga terkenal sangat steril
sehingga tidak ada bakteri yang menyusup Karena itu tidak ada pembusukan
disarang lebah. Lebah tidak akan menganggu kecuali ada yang mengganggu atau
menyerangnya. Kalaupun member “pesan” lewat lebah agar mengambil sifat
-sifatnya untuk bisa diwujudkan dalam kehidupan mencoba menyerang atau
membalas, sengatannya bisa menjadi obat dan sarana sejulmah terapi kesehatan.8
Dewasa ini dalam dunia medis, para dokter dan pasien sepakat untuk
mengalihkan perhatian dalam penggunaan obat. Yang semula menggunakan obat
kimia berubah menjadi obat alami tradisional9. Salah satunya “akan keluar dari
perutnya (lebah) cairan yang beraneka warnanya”. Itulah manisan lebah atau
7
Ahmad Mushtaf Al-Maroghi. Penerjemah Anshori Umar. Terjemah. 88
8
H. Abdul Halim, Hasan Binjai. Tafsir Al Ahkam. (Jakarta: Kencana. 2006). 34
9DR. dr Koosnadi, S.S. Seminar “
madu yang sangat terkenal10. Ternyata dalam penelitian terbaru kemukjizatan ayat
lebah bukan hanya karena madu punya khasiat penyembuhan terhadap penyakit
manusia, yang demikian itu karena yang keluar dari perut lebah bukan hanya
madu, tetapi disana ada juga makanan lebah ratu (royal jelly), propolis, beeswax,
dan racun lebah11
Fokus penulisan skripsi disini adalah, mengapa sistematika potongan ayat
ini datang dengan : “ dari perut lebah keluar cairan yang berwarna”, dan bukan
dengan “dari perut lebah itu keluar madu”. Makna apakah yang tersirat di
potongan ayat tersebut yang lebih memilih bentuk pengungkapan seperti ini.12
Untuk itu skripsi ini mengkaji potongan ayat tersebut agar nantinya dapat
bermanfaat untuk masyarakat banyak dan menggunakan penafsiran surat an nahl
ayat 68-69 dengan pendekatan ilmu kimia.
B. Identifikasi masalah
Dari pemaparan diatas jelas sekali bahwa skripsi ini mengulas lebih jauh
dan ingin mengetahui cairan yang keluar dari perut lebah, karena sampai saat ini
masyarakat hanya mengetahui madu yang keluar dari perut lebah. Dalam
10Hamka. Tafsir Al Azhar, (Jakarta. Pustaka Panji Mas, 2002). 265
11Hassan Syams Basya, Wa Fil Akbar Asrar Wa I’jaz, Muktamar Internasional ke delapan, tentang Kemukjizatan Ilmiah dalam Alquran dan sunnah. Madinah. 214
6
penggunaan fungsinya juga lebih bervariatif, dunia kecantikan banyak
menggunakan masker wajah dengan cairan yang berasal dari lebah tersebut.13
Dengan tidak adanya penekanan objek terhadap apa yang keluar dari perut
lebah, maka label medis Alquran terhadapnya (sebagai obat yang dapat memberi
kesembuhan) meliputi segala sesuatu yang keluar dari perutnya, jadi bukan hanya
madu saja yang dapat menyembuhkan.14
Hal ini yang menarik untuk diteliti lebih lanjut tentang ayat lebah ini
menggunakan prespektif ilmu kimia. Karena segala sesuatu hal yang tertuang
dalam Alquran adalah firman Allah SWT dan dipastian mempunyai kebenaran
empiris.
C. Rumusan Masalah
Dari kerangka latar belakang dn identifikasi masalah diatas, agar lebih
jelas dan memudahkan operasional penelitian, maka perlu diformulasikan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penafsiran Tantawi Jauhari atas surat an Nahl ayat 68-69
dalam tafsir Al Jawahir?
2. Bagaimanakah prespektif sains alquran atas penafsiran ayat 68-69 surat an
Nahl dalam tafsir Al Jawahir?
13Abdul Karim Najib al-Khatib. Madu lebah ubat yang turun bersama wahyu (Selangor: Pustaka Ilmi. 1994). 104
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penafsiran Tantowi Jauhari atas surat an Nahl ayat 68-69
dalam tafsir Al Jawahir.
2. Untuk mengetahui prespektif sains alquran tentang cairan lebah dan analisis
penafsiran Tantowi Jauhari dalam tafsir Al Jawahir.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi kaum muslimin
dan pembaca untuk mengetahui kandungan dan fungsi cairan lebah yang saat
ini semakin marak digunakan dalam dunia kesehatan dan kecantikan dengan
mengetahui kandungan kimiawi dalam cairan tersebut. Dan diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam dunia tafsir mengenai penafsiran bil ilmi dalam
pendekatan ilmu kimia.
2. Penelitian ini diharapkan memberikan suatu produk yang menjelaskan bahwa
cairan lebah benar-benar dapat digunakan untuk pengobatan,sekalipun
sengatan lebah apabila digunakan dengan tepat dapat menyembuhkan penyakit
8
F. Kerangka Teoritik
Adapun penelitian ini membahas tentang cairan lebah dalam surat an nahl
ayat 68-69. Melalui telaah dari berbagai data-data penafsiran dan pendapat
mufassir kontemporer mengenai hai ini, terdapas suatu pelajaran yang dapat
dipetik dai direalisasikan dalam tataan kehidupan masyarakat seperti sekarang ini,
dengan berkaca pada surat an nahl ayat 68-69.
Pemahaman tentang keunikan cairan madu yang saat ini sangat diminati
oleh semua kalangan dalam berbagai aktifitas (kesehatan, kecantikan dll) yang
disebutkan dalam Alquran pada penelitian ini menggunakan pendekatan analisis
(metode tahlili), yakni terhadap beberapa kitab tafsir sebagai gambaran pendapat
para ulama terkait penafsiran ayat tersebut, serta analisis terhadap beberapa
penafsiran yang tercakup dalam ilmu tafsir sebagai tolak ukur kualitas penafsiran
para ulama. Data-data yang diperoleh dari pendekatan analisis diatas kemudian
dipadu-padankan dengan pemahaman mufasir klasik maupun kontemporer dan
keilmuan modern (dalam hal ini ilmu kimia) sehingga nantinya dapat memberikan
kontribusi terhadap wacana keilmuan tafsir secara objektif.15
Selain itu penelitian ini dapat memberikan kotribusi positif terhadap dunia
keilmuan modern. Sesungguhnya apa yang terdapat dalam Alquran benar adanya
dan dapat dijadikan rujukan dalam berbagai hal, salah satunya tentang cairan
lebah yang banyak manfaatnya.
G. Telaah Pustaka
Selama ini beum ditemukan karya tulis yang secara khusus mengkaji
tentang cairan lebah dalam surat an nahl ayat 68-69 dalam pendekatan ilmu kimia.
Penafsiran surat an nahl ayat 68-69 dalam beberapa karya tafsir yang telah ada
pada umumnya hanya memberikan penjelasan tentang kehidupan lebah madu
maupun madu sebagai penyembuh.
Beberapa karya penafsiran bercorak ilmiah baik dalam bentuk buku
maupun penelitian ilmiah juga belum ditemukan adanya pembahasan yang mirip
dengan penelitian ini, hanya beberapa karya yang membahas tentang madu secara
umum. Karya inspiratif dalam penjelasan tentang lebah madu di antaranya adalah:
1. “Lebah Madu dalam Alquran Inspirasi Hidup dalam Pendekatan Ilmu
Pengetahuan”. Oleh Ahmad Wachidul Kohar, Universitas Negri Surabaya.
2008. Diantara isi karya ilmiah ini menjelaskan tentang kehidupan lebah
madu, keajaiban sarang dan organisasi kehidupan lebah madu.16
2. Artikel “Delapan Keajaiban Lebah Madu dalam Alquran”, karya Mashudi
Haris. Artikel ini menjelaskan tentang keajaiban lebah madu dilihat dari sisi
keragaman spesies, sifat polimorfofisme yang betul-betul bhineka,
mengonsumsi makan yang baik, menghasilkan yang tidak kalah baiknya, dan
pekerja keras.17
16
Ahmad Wachidul Kohar, Lebah Madu dalam Alquran Inspirasi Hidup dalam Pendekatan Ilmu Pengetahuan. Unesa Press. 2008.
17
10
3. “Pengobatan dengan Madu”, karya Dr. Muhammad Saqa al-‘id. Karya ini
menjelaskan tentang pengobatan dengan madu.18
4. “Lebah Madu Dalam Perspektif Tantowi Jauhari Dan Harun Yahya (Studi
Analisa Surat An-Nahl Ayat 68-69). Skripsi ini fokus pada perbandingan
pemikiran 2 tokoh besar yang mempunyai latar belakang berbeda19.
5. Makna Edukatif Perilaku Lebah dalam Surat an Nahl ayat 68-69. Skripsi
mahasiswa IAIN Sunan Ampel tahun 2008, Jurusan Tafsir Hadis
memfokuskan perilaku lebah sebagai contoh dalam membentuk perilaku
manusia yan saling membantu dan menghargai seperti dicontohkan oleh
lebah.20
6. Abdul Hamid Dayyat karyanya yang berjudul “Fenomena Temuan Medis Menurut Al-Qur’an”, hanya mengulas gambaran madu dari segi kandungan madu, khasiat madu, serta ketahanan dan spesifikasi madu yang harus
diketahui yang kesemuanya itu dilihat dari kacamata kedokteran. Karena
memang, Abdul Hamid Dayyat merupakan seorang pakar dokter. Dalam
pembahasannya, beliau menjaga untuk tidak memaknai ayat-ayat Al-Qur’an
lebih banyak dari kandungannya. ”Kami senantiasa menghindari pemaknaan
ayat yang dipaksakan hanya karena ingin menyesuaiakan dengan
penemuan-penemuan ilmiah, dengan kata lain hanya jika ayat-ayat tersebut menunjukkan
18
Dr. Muhammad Saqa al-‘id, Pengobatan dengan Madu. (Jakarta Timur. Pustaka al Kautsar. 2010)
19
Azang Saepul Hiyar. Lebah Madu Dalam Perspektif Tantowi Jauhari Dan Harun Yahya (Studi Analisa Surat An-Nahl Ayat 68-69). Jakarta. 2007
20
pengertian yang jelas. Namun demikian, penemuan-penemuan ilmiah juga
merupakan fakta-fakta yang tidak boleh diingkari.”21
Babarapa karya diatas mempertegas bahwa belum ada yang membahas
secara spesifik tentang cairan lebah yang dikhususkan pada penelitian tentang
penafsiran surat an nahl ayat 68-69 dalam pendekatan ilmu kimia, dan dari
pengamatan yang telah dilakukan belum ditemukan adanya hasil penelitian yang
dimaksud.
Apabila terdapat penelitian yang mirip atau bahkan sama dengan
penelitian yang sedang di angkat, hal itu merupakan ketidaktahuan dan
keterbatasan pengetahuan.
H. Metodologi Penelitian
1. Model penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, sebuah metode
penelitian yang berlandaskan inkuiri naturalistic atau alamiah, prespektif kedalam
dan interpretative.22
Inkuiri naturalistic adalah pernyataan dari diri sendiri terkai persoalan
yang sedang diteliti23, yaitu tentang indikasi adanya pemahaman terhadap surat an
nahl ayat 68-69 yang terkait cairan lebah.
21
Abdul Hamid Dayyat, Fenomena Temuan Medis Menurut Al-Qur’an. Jakarta. Qafah Gemilang, 2006. ix
22
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung Remaja Rosdakarya, 2002. 2
23
12
Prespektif kedalam adalah sebuah kaidah dalam menemukan kesimpulan
khusus yang semulanya didapatkan dari pembahasan umum, yang pada penelitian
ini berupa penyebutan kata yahruju min butuniha syarobun yang artinya “dari perut lebah keluar cairan”, sedangkan interpretative adala penerjemah atau
penafsiran yang dilakukan untuk mengartikan maksud suatu kalimat, ayat, atau
pernyataan, dengan kata lan peterjemah terhadap objek bahasan, yang dalam
penelitian ini berupa uraisan beberapa mufassir tentang surat an nahl ayat 68-6924.
2. Jenis Penelitian
Bentuk Penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research), yang
menyajikan secara sistematis, data yang berkenaan dengan permasalahan yang
diperoleh berdasarkan telaah terhadap buu-buku atau lieratur yang berkaitan
dengan masalah yang akan dibahas25. Data tersebut akan diperoleh dari sumber
data yaitu tafsir dan bahan tertulis ataupun buku literatur yang berhasil
dikumpulkan sebagai data tambahan
3. Metode Penelitian
Metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan
dan menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya atau karangan yang melukiskan
sesuatu26. Metode tersebu dapat digunakan untuk memperoleh wacana tentang
cairan lebah dalam ranah studi tafsir surat an nahl ayat 68-69.
24
Abu Hamid al-Ghazali. Rahsia kejadian makhluk. Kuala Lumpur: Crescent News. 2002. 114
25
Lexy J. Moeloeng, Metodologi 12
26
Pendeskripsian ini digunakan dalam memaparkan hasil data-data yang
diperoleh dari literature kepustakaan, baik literatur yang membahas tentang otopsi
forensic, baik seputar ilmu tafsir27, serta hasil-hasil penafsiran beberapa ulama
terhadap surat an anhl ayat 68-69.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi, yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai data berupa catatan,
buku, kitab dan lain sebagaianya, yang berhubungan dengan hal-hal atau variable
terkait penelitian berdasarkan konsep-konsep kerangka penulisan yang
sebelumnya telah dipersiapkan28.
5. Metode Analisis Data
Semua data yang terkumpul, baik primer maupun sekunder diklasifikasikan
dan di analisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing. Selanjutnya dilakukan
telaah mendalam atas data-data yang memuat tentang cairan lebah dalam studi
tafsir surat an nahl ayat 68-69. Langkah selanjutnya adalah menyederhanakan data
tersebut dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami, dan dipresentasikan
sehingga pada intinya diarahkan pada upaya mencari jawaban atas permasalahan
yang dikaji29.
27
Ibid, 24
28
Toha Anggoro. Materi Pokok Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. 65
29
14
Adapun penelitian ini menggunakan metode Analisis (tahlili), yakni
langkah-langkah dari metode tahlili biasanya mufassir menguraikan makna yang
terkandung dalam Alquran, ayat demi ayat dan surat demi surat sesuai dengan
urutannya di dalam mushaf usmani. Uraian tersebut menyangkut berbagai aspek
yang dikandung ayat yang ditafsirkan seperti pengertian kosakata, konotasi
kalimatnya, latar belakang turunnya ayat, kaitannya dengan ayat-ayat yang lain,
baik sebelum atau sesudahnya (munasabat) dan tak ketinggalan
pendapat-pendapat yang t elah diberikan berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik
yang disampaikan oleh nabi, sahabat, tabi’in maupun ahli tafsir lainnya30
.
6. Sumber Data
Dalam Penelitian ini sumber data terbagi dua, yaitu:
a. Data Primer
Sumber data pertama adalah data primer (data pokok), yaitu kibat suci
Alquran.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalaah buku-buku penunjang, kitab tafsir, kitab hadis,
serta buku penunjang dan segala referensi yang mendukung pembahasan
tersebut kamus-kamus, buku-buku lain yang masih berkaitan dengan maksud
penelitian.
Adapun diantaranya :
1) Al-Syekh Tantowi Jauhari dalam kitab tafsir Al Jawahir
30
2) Dr. Quraish Shihab dalam kitabnya Tafsir Al Misbah dan Membumikan
Alquran
3) Imam al-hafidz Ibnu Katsir dalam Tafsir Alquranul Adhim ( Tafsir Ibnu
Katsir)
4) Prof. Dr. Hamka, dalam kitabnya Tafsir Al Azhar.
5) Kementrian Agama RI, Alquran dan tafsirnya juz 13-15
6) Buku kimia untuk mahasiswa universitas tingkat I
I. Sistematika
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
F. Kerangka Teoritik
G. Telaah Pustaka
H. Metodologi Penelitian
I. Outline
BAB II IJAZUL ILMI PENDEKATAN ILMU KIMIA
A. Pengertian Ijazul Quran
B. Macam-macam Ijazul Quran
C. Sains Menurut Alquran
16
E. Batasan Penelitian Cairan Lebah dalam Ilmu Kimia
F. Ilmu Kimia Bidang Organic dan Biokimia
G. Penggunaan Teori Kimia dalam Tafsir bil Ilmi
H. Kajian Alquran Mengenai Cairan Lebah
I. Hadis-hadis yang berkaitan dengan cairan lebah
BAB III TAFSIR ILMI ATAS SURAT AN NAHL 68-69
B. An Nahl ayat 68-69
1. Alquran surat an nahl ayat 68-69
2. Makna Kata
3. Munasabah
4. Asbab Nuzul
5. Tinjauan Surat An Nahl
C. Tantawi jauhari, mufassir pelopor kitab tafsir bercorak ilmiy
1. Biografi Tantawi jauhari
2. Latar belakang pemikiran Tantowi Jaohari dalam
menafsirkan Alquran
3. Penafsiran Tantawi Jaohari atas surat an nahl 69-69
C. Penafsiran Ulama tentang surat an nahl ayat 68-69.
1. Tafsir Al Misbah
2. Tafsir Ibnu Katsir
3. Tafsir Al Maraghi
BAB IV PRESPEKTIF SAINS ALQURAN TENTANG CAIRAN LEBAH
1. Pembuktian secara ilmiah surat An-Nahl Ayat 68-69
2. Lebah madu penghasil minuman obat
(Menjadi Perhatian Ilmuan)
3. Analisis Penafsiran Tantowi Jauhari tentang Cairan Lebah
C. Hasil penelitian terkini tentang cairan lebah
D. Kandungan cairan lebah menurut ilmu kimia
E. Manfaat cairan lebah dalam dunia modern
F. Implementasi surat an nahl 68-69 dalam konteks masyarakat
Modern
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
18
BAB II
IJAZUL ILMI PENDEKATAN ILMU KIMIA A. Pengertian Ijazul Quran
Kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu yang secara
harfiyah(bahasa) berarti lemah,tidak mampu,tidak berdaya. Yang dimaksud i’jaz
dalam pembicaraan ini ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya
sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk
menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Alquran. Dan kelemahan
generasi-generasi sesudah mereka.
Adapun Manna Al Qatthan1 mendefinisikan dengan hal serupa yaitu
“amrun khariqun lil’addah maqrunun bit tahaddiy salimun anil mu’aradhah”yaitu
suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan,disertai dengan unsur tantangan,dan
tidak dapat ditandingi.
Sedangkan kalimat I’jazul Qur’an itu seniri merupakan bentuk
idhafah,menurut Imam Zarqani “I’jazul Qur’an secara bahasa berarti di
tetapkannya Al Qur’an itu melemahkan bagi yang akan menandinginya. Adapun
pengertian mu’jizat menurut theology (mutakallimin) adalah munculnya sesuatu
hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia (khariqun adah) untuk
menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para ulama2
Karena diturunkan terakhir, maka Al Quran berfungsi sebagai korektor
dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya. Sementara
sebagai mu’jizat Rasulullah Muhammad SAW, Al Quran sudah tidak ada
1
Manna Al Qatthan. Mabahits fi Ulum al-Qur’an.
2
tandingannya lagi, bahkan jika seluruh makhluk bersekutu untuk membuat sebuah
surat yang sama dengan al Quran3
B. Macam-macam Ijazul Quran4
Orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan
mengetahui bahwa al-Qur’an merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan
pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama maupun ilmu-ilmu baru. Dalam menjelaskan
macam-macam I’jazil Qur’an ini-pun para ulama berbeda pendapat. Hal ini
disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing dari mereka. Setidaknya
ada beberapa poin I’jazul Qur’an, yaitu seperti berikut ini :
1. I’jazul Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya. Al-Qur’an adalah
suatu kitab yang sangat piawai dalam ilmu Balaghah. Sebab setiap kalimat
yang ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu makna dan maksud dari
kalimat tersebut.
2. I’jazut Tasyri’i yaitu kemukjizatan segi pensyariatan ajarannya.
Ajaran-ajarannya yang selalu eksis dalam situasi dan kondisi apapun. Cara
pensyariatannya yang simpatik dan menarik tanpa ada pemaksaan.
3. I’jazul Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan. Jumlah a
yat-ayat tentang ilmu dalam Al-quran mencapai 750 yat-ayat yang mencakup
berbagai cabang ilmu pengetahuan
4. I’jaz di bidang pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib. Ghaib di sini ada
4 yaitu:
3
http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-ijazul-quran.html diunduh hari selasa jam 19:41 wib
4
20
a. Ghaib berita-berita zaman dahulu yang menceritakan tetang waktu
terdahulu.
b. Ghaib tetang masa datang, ghaib adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat
atau diketahui oleh manusia.
c. Ghaib tetang kenyataan-kenyataan ilmiah yang baru diketahui
kebenarannya ribuan tahun setelah Al-Qur’an diturunkan.
d. Ghaib tetang kejadian-kejadian besar yang akan menimpa kaum
muslim sepeninggal Rasulullah SAW.
5. I’jaz dari segala perubahan, segala sesuatu yang ada di dunia ini mesti
mengalami perubahan, harus tunduk pada hukum dunia, mengalami usia
usang, tetapi Al-Qur’an tidak pernah tunduk pada hukum dunia, Al-Qur’an
tidak pernah usang.
6. I’jazul Adadi, yaitu kemukjizatan bilangan-bilangan dalam Al-Qur’an. I’jaz
ini baru ditemukan. Misalnya, sholat wajib ada lima waktu., ternyata ketika di
teliti kalimat shalawat (jamak dari sholat) yang berkaitan dengan sholat wajib,
di jumpai bilangannya ada lima kalimat dalam al-Qur’an. Kemudian Sholat
lima waktu ini ada 17 rekaat. Segi-segi Ijazul Quran
C. Sains menurut Alquran
Alquran diturunkan pada 14 abad yang lalu oleh Allah SWT. Alquran
bukan buku ilmiah. Akan tetapi, kitab ini mencakup beberapa penjelasan ilmiah
dalam tautan keagamaannya. Penjelasan ini tidak pernah bertentangan dengan
temuan-temuan ilmu modern. Sebaliknya, fakta-fakta tertentu yang baru
Alquran 14 abad silam. Ini menunjukkan bahwa Alquran merupakan salah satu
bukti terpenting yang menegaskan keberadaan Allah5.
Ilmu kimia yang merupakan salah satu dari cabang penjurusan ilmu
pengetahuan alam, suatu ilmu yang menjelaskan struktur perubahan dari suatu
objek setara, yang di akibatkan oleh suatu reaksi, ternyata pengetahuan kimia
tersebut telah diungkapkan dalam Alquran sejak zaman dahulu. Adapun
penjelasan secara detail nya, baru bisa dijelaskan pada zaman baru-baru ini6.
Alquran bukanlah kitab ilmu pengetahuan atau kitab kimia dalam
pengertian harfiahnya. Akan tetapi, Alquran adalah kitab petunjuk bagi umat
manusia. Dalam berbagai konteks, Alquran memberikan petunjuk mengenai
berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dan sekaligus menjadi gudang
ilmu pengetahuan serta menjadi pintu pembuka untuk melakukan penelitian
tentang berbagai aspek kehidupan masnusia. Dengan demikian, dalam Alquran
disana-sini kita temukan ayat-ayat yang mendorong pembacanya untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan,
termasuk ilmu kimia7
Ini sudah membuktikan bahwa I’jazul Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi
ilmu pengetahuan. Jumlah ayat-ayat tentang ilmu dalam Al-quran mencapai 750
ayat yang mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan8. Saalh satunya dalam
surat an nahl ayat 68-69 ini.
5
Quraish Shihab. Tafsir Al Misbah. Jakarta: Lentera Hati. 2002. Vol 3. 29
6
Abdul Mutaqim. Pergeseran Epistimologi Tafsir. Cet I. Yogyakarta. Pustaka pelajar. 2008. 12
7
Ahmad Wachidul Kohar, Lebah.. 22
8
22
D. Pengertian Ilmu Kimia
Kimia (dari bahasa Arab: ءايميك, transliterasi: kimiya = perubahan
benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, transliterasi: khemeia) adalah ilmu yang
mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala
atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka
untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari9. Kimia juga mempelajari
pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan
pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat
fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada
gilirannya ditentukan10.
Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan
berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi,
kedokteran, bioinformatika, dan geologi11. Koneksi ini timbul melalui berbagai
subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu.
Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap
materi pada tingkat atom dan molekul. oleh gaya antaratom dan ikatan kimia.
Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para
kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan
sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan
para kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim
bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai Bapak Kimia Modern. Para kimiawan
9
Merriam. Chemistry. (n.d.). -Webster's Medical Dictionary. Retrieved August 19, 2007.
10
Ibid
11
Muslim adalah pendiri ilmu kimia, cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad
ke-18 M. Will Durant12 juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman
kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.
Kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh peradaban
Islam. Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya
sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar.13
Sedangkan, peradaban Islam telah memperkenalkan observasi yang tepat,
eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti.Tak
hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah
melakukan revolusi dalam bidang kimia14.
Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah
industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia,
Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet
produk dan penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini15.
Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia
mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak
terbantahkan bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan
potasium--senyawa penting dalam kehidupan manusia modern--merupakan penemuan para
kimiawan Muslim16.
Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di abad
kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi.
12
Will Durant. The Story of Civilization IV: The Age of Faith. Vol IV. USA. 1975. 66
13
Ibid. 69
14
Ibid. 74
15
M. Natsir Arsyad, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung, cet. I, 1989. 77
16
24
Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu
membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti industri
farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan,
hingga militer17.
E. Batasan Penelitian Cairan Lebah Dalam Ilmu Kimia
Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula
beberapa cabang antar-bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia.
Lima Cabang Utama18:
1. Kimia analitik adalah studi yang melibatkan bagaimana kita menganalisis
komponen kimia dalam sampel. Berapa banyak sebenarnya kafein dalam
secangkir kopi. Adakah obat-obatan yang ditemukan dalam sampel urin atlet.
Contoh bidang yang menggunakan kimia analitik meliputi ilmu forensik, ilmu
lingkungan, dan pengujian obat. Kimia analitik dibagi menjadi dua sub
cabang: analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan
metode / pemastian untuk membantu menentukan komponen zat (menjawab
pertanyaan: apa). Analisis kuantitatif di sisi lain, membantu untuk
mengidentifikasi berapa banyak setiap komponen hadir dalam suatu zat
(menjawab pertanyaan: berapa).
2. Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang
terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan
sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga
17
M. Natsir Arsyad, Ilmuan.,74
18
berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan genetika. Di bawah
payung utama biokimia banyak sub-cabang baru telah muncul dan banyak
ahli kimia modern yang mungkin mengkhususkan diri di dalamnya.
3. Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik.
Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak
terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam.
Kimiawan di bidang ini fokus pada unsur-unsur dan senyawa lain selain
karbon atau hidrokarbon. Sederhananya, kimia anorganik meliputi semua
bahan yang tidak organik dan disebut sebagai zat tak hidup senyawa yang
tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen (CH). Senyawa yang dipelajari
oleh ahli kimia anorganik meliputi struktur kristal, mineral, logam, katalis,
dan sebagian besar unsur pada tabel periodik. Contohnya adalah kekuatan
balok daya yang digunakan untuk membawa berat tertentu atau menyelidiki
bagaimana emas terbentuk di bumi.
4. Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari senyawa karbon seperti bahan
bakar, plastik, aditif makanan, dan obat-obatan. Berlawanan kimia anorganik
yang berfokus pada masalah tak-hidup dan zat berbasis non-karbon, kimia
organik berurusan dengan studi karbon dan bahan kimia dalam organisme
hidup. Contohnya adalah proses fotosintesis di daun karena ada perubahan
dalam komposisi kimia dari tanaman hidup. Cabang-cabang dari kimia
organik melibatkan banyak disiplin ilmu yang berbeda termasuk studi keton,
26
5. Kimia fisik adalah studi tentang sifat fisik molekul, dan hubungannya dengan
cara menyatukan molekul dan atom. Kimia fisik berurusan dengan
prinsip-prinsip dan metodologi baik kimia dan fisika serta merupakan studi tentang
bagaimana struktur kimia berpengaruh terhadap sifat fisik suatu zat.
Contohnya adalah pembuatan brownies, karena ada pencampuran bahan serta
menggunakan panas dan energi untuk mendapatkan produk akhir.
Dari pemamaparan di atas,dapat dijadikan rujukan bahwa dalam skripsi ini
batasan penelitian yang akan dilakukan mengerucut kepada cabang ilmu kimia
biokimia dan organik. Karena penelitian ini mempelajari interaksi kimia yang
terjadi dalam organisme hidup (yaitu lebah) dan mempelajari senyawa karbon
sepert produk lebah yang dapat digunakan obat-obatan alami (non kimia)19.
Kimia organik berurusan dengan studi karbon dan bahan kimia dalam
organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat20, dalam
meneliti cairan lebah dalam surat an nahl ayat 68-69 ini .
F. Ilmu Kimia Bidang Organik Dan Biokimia
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik
dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur
lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang21.
Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa
semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah
dibuktikan bahwa ada beberapa pengecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan
19
Soeharsono Martoharsono. Biokimia 1. UGM Press. Yogyakarta. 2011. 65
20
Charles W Keenan. Ilmu...47
21
juga sangat bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang
mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan
tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyama organik maupun
anorganik. Contoh lainnya adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam
proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme
tingkat tinggi) memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga
digolongkan dalam senyawa anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik
biasanya berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak
mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam, asam, karbid, dan
mineral. Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal
dalam senyawa organik misalnya metan dan turunannya22.
Ada banyak sekali penerapan kimia organik dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya adalah pada bidang makanan, obat-obatan, bahan bakar, pewarna,
tekstil, parfum, dan lain sebagainya.
Dalam meneliti cairan lebah termasuk kedalam kimia organik, karena
senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh lebah sangat banyak dan produk-produk
lebah merupakan senyawa organik yang sangat istimewa. Karena mempunyai
kandungan-kandungan yang tidak terdapat dalam minuman jenis apapun kecuali
madu dan segala sesuatu yang keluar dari lebah23.
Dunia lebah itu luas yang penuh fakta ilmiah yang tabiat aslinya tidak
mungkin disingkapkan sepanjang waktu dan ia mampu sepanjang fase sejarah
22
Hardjono Sastrohamidjojo. Kimia,...46
23
28
sebagai bahan untuk meyakinkan kebenaran agama ini dan inilah segi lain
keajaiban ilmiah Alquran dalam bidang dunia lebah.24
Biokimia berasal dari kata bio artinya organisme hidup, sedangkan kimia
adalah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dari
bahan-bahan kimia. Ilmu Kimia juga menitikberatkan terhadap komposisi bahan
dan sifat-sifat yang berhubungan dengan komposisi. Juga mengkonsentrasikan
perbedaan interaksi senyawa satu dengan senyawa lainnya dalam reaksi kimia
untuk membentuk zat-zat baru25.
Dengan demikian dapat digabungkan dua pengertian diatas bahwa
Biokimia meliputi studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta reaksi yang
terjadi di dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organisme hidup
serta energi yang diperlukan atau dihasilkan26.
Ilmu Biokimia bertujuan mempelajari sifat zat kimia yang terdapat di
dalam jasad hidup dan senyawa yang diproduksinya, mempelajari fungsi dan
transformasi zat kimia serta menelaah transformasi tersebut sehubungan dengan
aktivitas kehidupan27.
Dari dua definisi Biokimia di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua
aspek, yaitu struktur senyawa dan reaksi antara senyawa di dalam organisme
hidup. Dengan mempelajari struktur senyawa dan reaksi yang terjadi, sifat-sifat
umum organisme hidup dapat dijelaskan secara rinci. Demikian pula faktor-faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan dapat diketahui,
24
Ahmad As Shouwy, Mukjizat Al-Qur’an dan As-SunnahTentang Iptek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) 202-203
25
Poedjiadi Anna. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. 1994. 32
26
Ibid. 30
27
sehingga dapat dihindari terjadinya dampak lingkungan negatif. Jasad hidup
(benda hidup) adalah sekumpulan zat tak hidup yang dapat berbaur dan bereaksi
serta berinteraksi satu sama lain dengan cara dan susunan yang sangat rumit,
namun teratur dengan baik28.
Contohnya, karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai
di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain
dari karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula).
Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang
mengandung unsur-unsur karbon (C))., hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan
rumus empiris total (CH2O)n.. Karbohidrat paling sederhana adalah
monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O629.
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia,
hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan
merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian
besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan
berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk
penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur
di dalam dinding sel dan jaringan pengikat30.
Madu lebah selain glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah
suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan
28
Ibid 54
29
Aisjah Girindra. Biokimia...54
30
30
karenanya disebut juga levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida
mempunyai rasa manis31.
Rasa manis madu disebapkan oleh unsur monosakarida fruktosa dan
glukosa, dan memiliki rasa manis yang hampir sama dengan gula32. Madu
memiliki ciri-ciri kimia yang menarik, dioleskan jika dipakai untuk
pemanggangan. Madu memiliki rasa yang berbeda daripada gula dan pemanis
lainnya. Kebanyakan mikroorganisme tidak bisa berkembang di dalam madu
karena rendahnya aktivitas air yang hanya 0.633.
Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada glukosa dengan pereaksi
selianoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dihidroksi-benzena) dalam asam HCl.
Pereaksi ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa berkaitan dengan
glukosa membentuk sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan sehari-hari dengan
pemanis, dan berasal dari tebu atau bit34.
Monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam. Umumnya berikatan
dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu.
Balaktosa mempunyai rasa kurang manis dari pada glukosa dan kurang larut
dalam air.
G. Penggunaan Teori Kimia dalam Tafsir Bil Ilmi
Dunia Islam sangat maju sebelum terjadi perang salib, mulai dari ilmu
kedokteran, kimia, biologi, sosial, ilmu perbintangan/astronomi, aljabar, sains,
31
Aisjah Girindra. Dasar-dasar Kimia Organik. UGM Press. Yogyakarta. 1993. 29
32
Wikipedia. Carbohydrates and the Sweetness of Honey. National Honey Board. Akses 28 juli 2016
33
Wikipedia. What is the relative sweetness of different sugars and sugar substitutes?". Oregon State University Akses 28 juli 2016
34
filsafat dan lain-lain semua ada di perpustakaan Baghdad Irak. Dimana selama
masa perang salib, banyak buku-buku Islam yang diambil, dan dibawa oleh
pasukan salib dan sebagian lain dibakar oleh pasukan salib. karena pada saat
terjadi serangan pasukan salibis, buku-buku di perpustakaan Baghdad dibakar dan
dibuang ke sungai Tigris. Jadi hampir semua teknologi dan sains yang ada di
tangan orang-orang barat berasal dari kebudayaan Islam35.
Kimia yang menjadi cikal bakal ilmu kimia modern seperti yang telah
dinikmati pada saat ini, sesungguhnya pernah melewati tahapan di mana
teori-teori klasik yang dihasilkan berasal dari olahan dan hasil karya ilmuwan muslim
abad ke-12 yang lampau. Kimia di tangan ilmuwan muslim mengalami lonjakan
kemajuan besar karena terjadi perubahan paradigma dalam mengemas sebuah
ilmu pengetahuan dengan menggunakan tahapan verifikasi melalui sebuah
eksperimen. Hasil-hasil temuan para ilmuwan muslim ini pun masih dirasakan
manfaatnya hingga sekarang. Perpindahan kimia Islam ke Eropa menjadi titik
balik kemunduran kimia dan sains-sains Islam pada umumnya yang sebelumnya
menjadi lokomotif kemajuan ilmu pengetahuan di seluruh penjuru dunia.36
Bersamaan dengan itu, kimia secara perlahan mulai ditinggalkan oleh
ilmuwan masyarakat yang mulai beralih kepada ilmu kimia modern karena
memiliki kerangka kerja yang lebih handal dan teliti dalam kajian kealaman37.
Beberapa ilmuan muslim mengejar ketinggalan kemajuan ilmu kimia
modern melalui riset-riset yang terus dikembangkan seperti yang kerap dilakukan
pada lembaga-lembaga akademik. Semangat dan kinerja yang ditunjukkan
35
Arsyad, Ilmuan,.82
36
Ibid. 84
37
32
ilmuwan muslim serta hasil dari kegiatan ilmiah tersebut dapat dianggap sebagai
modal dan aset untuk kemajuan ilmu kimia yang lebih baik serta pemanfaatan
yang lebih meluas dalam kehidupan masyarakat khususnya masyarakat muslim38.
Problem terbesar tersendatnya kemajuan ilmu kimia didunia muslim
terletak pada dukungan yang kongkret dari semua pihak. Diantara yang mutlak
diperlukan adalah dukungan moril baik dari instansi pemerintah, institusi agama
dan masyarakat, serta dukungan materil berupa kucuran dana yang signifikan39.
Perkembangan ilmu kimia di dunia muslim diawali kira-kira sejak satu
abad setelah hadirnya peradaban Islam, kemudian berkembang hingga masa
sekarang. Ilmu kimia modern berhutang banyak pada kimia Islam lebih dari
seperangkat metode, tetapi juga produk-produk kimiawi yang manfaatnya
dirasakan hingga masa sekarang. Ilmuwan muslim secara perlahan tetapi pasti
telah berupaya mengejar ketertinggalannya. Dengan kuantitas dan kualitas yang
dihasilkan di ilmuwan kimia muslim, cukuplah kompetitif untuk diharapkan
dengan apa yang telah dihasilkan di Barat40.
Oleh karena itu penelitian ini ingin sedikit mewarnai dunia penafsiran
menggunakan pendekatan ilmu sains, kimia. Surat an nahl adalah salah satu surat
yang ada didalam Alquran yang membahas tentang lebah dan kehidupanya. Salah
satu yang menarik perhatian dunia modern saat ini adalah hasil-hasil produk dari
lebah41.
38
Abdul Hamid Dayyat. Fenomena Temuan Medis Menurut Al-Qur’an, Jakarta: Qafah Gemilang, 2006. 77
39
Ibid. 79
40
M. Natsir Arsyad, Ilmuan..90
41
Melalu tinjauan cabang ilmu kimia diatas bahwa cairan lebah dalam surat
an nahl ayat 68-69 dapat diteliti menggunakan kimia organik dan biokimia dengan
penjelasan yang telah dipaparkan.
H. Kajian Alquran Mengenai Cairan Lebah
Ayat-ayat tentang lebah dalam Alquran Al-Karim tidak lain adalah
rentetan petunjuk tentang keajaiban ilmiah. Mukjizat Alquran masih terus
dikisahkan dan ilmu dari waktu ke waktu menyingkapkan kepada kita tentang
berbagai mukjizat tersebut. Seperti diterangkan dalam Tafsir Fi Zilal Alquran, di
mana ayat surat an-Nahl diturunkan di Mekkah yaitu ayat yang membahas
masalah aqidah dan topik-topik besarnya berhubungan dengan masalah
ke-Tuhanan, wahyu, dan kebangkitan. Ayat-ayat surat an-Nahl ini membicarakan
rahasia fakta ilmiah yang tidak disingkapkan kecuali pada masa-masa terakhir ini
saja. Di dalamnya mengandung bukti-bukti wahyu dari Allah tentang
keistimewaan-keistimewaan lebah bagi orang yang memahaminya dan ilmuwan
yang spesialis yang menghargainya sehingga ilmuwan pendebat yang fanatik,
apalagi yang bukan ilmuwan tidak lagi mempunyai alasan untuk mendebat.
Secara umum ini saja sudah cukup karena ia memantulkan segi keajaiban ilmiah
Alquran42.
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa lebah
/le·bah/ adalah serangga berbulu, bersayap empat dan hidup dari madu
kembang.43
42
Sayyid Quthb. Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an Di Bawa Naungan Al-Qur’an jilid 13, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004).
43
34
Lebah adalah Serangga yang berbulu dan bersayap empat dan hidup dari
madu kembang. Besarnya lebih kurang dua kali besar lalat. Warna perutnya
cokelat kemerah-merahan. Dibagian belalainya ada semacam jarum yang sangat
kecil dan tersembunyi. Yang digunakan untuk menyedot sari kembang dan
dibagian belakang ada juga yang digunakan untuk menyengat siapa yang
mengganggunya. Lebah jantan berfungsi menjaga sarang44.
Lebah adalah Makhluk Allah yang banyak sekali memberi manfaat dan
kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan lebah
dengan Alquran, Madu berasal dari macam-macam nektar bunga dan madu
menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia45.
Ayat diatas adalah salah satu ayat yang dijelaskan dalam Alquran yang
menjelaskan keutamaan lebah sebagai penghasil minuman yang berkhasiat
sebagai obat untuk menyembuhkan manusia. Minuman tersebut keluar dari perut
seekor lebah yang disebut dengan madu46.
Madu adalah cairan yang kental dan terasa manis yang dihasilkan oleh
lebah madu dengan jalan proses penguraian suatu cairan manis yang dihasilkan
oleh bunga atau bagian-bagian dari tanaman47.
Madu digunakan lebah sebagai sumber karbohidrat. Di Indonesia jenis
lebah yang paling banyak digunakan sebagai penghasil madu adaiah lebah local
(Apis cerana), Lebah hutan (Apis dorsata) dan Lebah Eropa (Apis mellifera). Rasa
44 M. Quraish shihab
Tafsir al-Mishbah. 645
45
Imron Rossidy. Fenomena Flora dan Fauna dalam Perspektif Alquran, 2008. 8
46
Ahmad As Shouwy, Mukjizat Al-Qur’an dan As-SunnahTentang Iptek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hal. 211.
47
dan jenis madu ditentukan oleh jenis bunga sebagai tanaman pakan lebah,
misalnya madu randu, rambutan, kelengkeng, kaliandra, mangga dll.48
Lebah telah memerankan fungsi tersebut dengan sempurna. Jenis serangga
ini menyembunyikan segudang rahasia penciptaan yang butuh sentuhan-sentuhan
tangan ilmu pengetahuan dan telaah hati nurani yang qurani. Yang demikian itu,
dikemas rapi oleh sistematika kedua ayat lebah (an nahl ayat 68-69) di atas49.
Desain kehidupan komunitas lebah yang rumit ini tanda bahwa tidak ada
satu pun dari makhluk Allah, kecuali di dalam kendali pengetahuan, pengaturan,
dan kebijakan-Nya. Apa yang terlihat oleh kasat mata dari makhluk-makhluk
Allah yang sederhana pada hakikatnya mengemas segudang rahasia penciptaan
yang butuh penelitian dan sentuhan nurani. Penciptaan mereka tidak kalah
sempurnanya dengan penciptaan manusia. Semuanya tercipta sempurna untuk
memperlihatkan qudrah Allah yang mutlak.50
Kreasi sang pencipta nampak secara mutlak dan menyeluruh di jagat raya
ini, dan tidak ada yang membatasi kreasi-kreasi tersebut kecuali hikmah rabbani,
kehendak Allah, dan sejauh mana kesiapan makhluk itu sendiri. Kebetulan
semata, kekuatan alam yang buta, hukum kausalitas yang kaku, dan unsur-unsur
kehidupan yang tercerai-berai, mustahil punya kemampuan mengulurkan tangan
mereka atau mencampuri kreasi-kreasi rabbani ini yang terlihat sangat detail,
penuh keseimbangan, dan hikmah. Oleh karena itu, hukum kausalitas tidak lain
48
http://catatanwindu.blogspot.co.id/2012/06/lebah-dan-madu-menurut-islam.html. diakses pada tanggal 31 Mei 2015 pukul 09.10
49
http://www.dakwatuna.com/2012/07/24/21796/kemukjizatan-ayat-lebah/#ixzz3zecBUpAg. diakses pada tanggal 3 Juni 2015 pukul 14.37
50
36
kecuali penutup lahiriah saja yang dibentangkan oleh qudrah pelaku yang Maha
Agung lagi Mulia dan ditundukkan oleh-Nya sesuai dengan perintah, iradat, dan
kekuatan-Nya. Contoh terdekat dalam hal ini dapat ditemukan di ayat lebah
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia"
Ya, sesungguhnya lebah mukjizat qudrah rabbani dilihat dari fitrah
penciptaan dan tugas, sungguh mukjizat agung hingga namanya disandang oleh
salah satu surah Alquran. Yang demikian itu karena merekam program tugas yang
sempurna di kepalanya yang begitu kecil untuk menjalankan mini mesin madu
yang ada di tubuhnya, meletakkan saripati makanan dan memasaknya di mini
mesin tersebut, memilih tempat yang tepat untuk menyembunyikan racunnya yang
dapat menghancurkan anggota tubuh yang digigit tanpa memberikan pengaruh
apa-apa terhadap anggota lain yang ada di tubuh, yang demikian itu tidak
mungkin terjadi, kecuali dengan tingkat ketelitian dan ilmu yang tinggi, penuh
hikmah dan iradat, serta keseimbangan dan keteraturan. Mustahil adanya campur
tangan dalam kreasi-kreasi sempurna seperti ini dari apa yang tidak punya
perasaan, sistem, neraca, seperti kekuatan alam yang buta atau kebetulan
Di samping itu, Lebah jenis serangga yang tercipta untuk memberi. Bukan
hanya produk-produknya yang kaya gizi, tetapi ia pun telah menyelamatkan
sepertiga dari sumber makanan manusia dari pembusukan dengan melakukan
pembuahan, tanpa lebah manusia kehilangan sumber makanan tersebut. Di sini, ia
seperti mengajak manusia untuk senantiasa berusaha memberi dan melakukan
yang terbaik. Karena dengan seperti ini nilai-nilai kemanusiaan akan hidup. Yang
mulai dari mereka adalah mereka yang senantiasa ingin memberi sesuatu yang
terbaik demi kelangsungan hidup umat menjalankan fungsi-fungsi kehambaan.
Hakikat ini dapat dilihat di kelanjutan ayat lebah di atas:
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Yang menjadi pertanyaan di sini: “Mengapa sistematika potongan ayat ini
datang dengan: (جرخي نم اهنوطب ) dan bukan dengan: (جرخي نم اهنوطب ٌلسع) yang
artinya: “dari perut lebah itu keluar madu?” Makna apakah yang tersirat di
potongan ayat tersebut yang lebih memilih bentuk pengungkapan seperti ini.
Kemukjizatan ayat lebah bukan hanya karena madu punya khasiat
penyembuhan terhadap penyakit manusia, tetapi kemukjizatannya lahir dari tiga
sisi:Pertama: yang demikian itu karena yang keluar dari perut lebah bukan hanya
madu, tetapi di sana ada juga makanan lebah ratu (royal jelly), propolis, bee
pollen, beeswax, dan racun lebah. Di sini manusia diberi peluang seluas-luasnya
38
komposisinya. Kedua: dengan tidak adanya penekanan objek terhadap apa yang
keluar dari perut lebah, maka label medis Alquran terhadapnya (sebagai obat yang
dapat memberikan kesembuhan) meliputi segala sesuatu yang keluar dari
perutnya, jadi bukan hanya madu yang dapat menyembuhkan, tetapi propolis,
royal jelly, dan sengatan lebah juga dapat menjadi media penyembuhan. Ketiga:
penyakit yang dapat disembuhkan oleh produk-produk lebah tidak disebutkan. Ini
terlihat di potongan ayat ini: (ٌءافش سانلل). Tentunya, ini ajakan halus kepada
ilmuwan-ilmuwan Islam untuk mengetahui lebih lanjut penyakit apa saja yang
dapat diobati oleh setiap produk lebah tersebut.53
Ayat lebah di Surah An-Nahl bukti nyata bahwa Alquran kitab pedoman
hidup yang kaya pengetahuan dan hikmah. Yang merasakan kesejukannya adalah
mereka yang senantiasa berusaha memahami pesan-pesan ketuhanan dan
kehidupan yang dikoleksinya.Di samping itu, kemukjizatan sistematika ayat
lebah ini telah terbukti oleh dunia medis modern. Di sana Alquran tidak
menyebutkan satu produk lebah tertentu, tetapi ia lebih menekankan sifat
penyembuhan terhadap apa saja yang keluar dari perut lebah itu sendiri. Oleh
karena nya itu, bercerminlah kepada kehidupan lebah, ia simbol kesyukuran,
qanaah, ridha, dan sifat yang senantiasa ingin memberi yang terbaik, ia pun indeks
kitab ketauhidan dan kacamata kehidupan yang menyinarkan sejuta pesona
hikmah-hikmah rabbani.
53
I. Hadis-hadis yang berkaitan dengan Cairan Lebah
Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. dan berkata : “Saudara
saya sakit perut.” Rasul menjawab : “Beri ia madu!” kemudian orang itu datang
kembali untuk kedua kalinya. Rasul berkata lagi : “Beri ia madu!” kemudian
orang itu datang lagi untuk ketiga kalinya. Rasul berkata lagi : “Beri ia madu!”
kemudian orang itu datang lagi dan berkata : “Telah saya lakukan.” Rasul
menjawab : “Allah SWT. benar dan perut saudaramu yang bohong. Beri ia
madu!.” Setelah itu diberikannya lagi madu kepada saudaranya, dam sembuhlah
penyakitnya54.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,” Hendaklah kalian
menggunakan dua obat yaitu madu dan Al Qur’an."55
Rasulullah bersabda: “Jika ada kebaikan pada penyembuhan kalian, maka
itu ada pada hijamah(bekam) atau minum madu atau sengatan api. Tetapi aku
tidak menyukai dengan cara kay (sundut dengan besi panas).”56
Hadis di atas menjelaskan hal-hal berikut :
1. Madu merupakan obat segala penyakit kerana Rasulullah tidak melihat
pesakit, sebaliknya terus menyebutkan madu sebagai ubatnya.
2. Supaya madu itu berfaedah dan berkesan, maka penggunanya perlu
menggunakannya beberapa kali.
54
HR. Bukhari dan Muslim
55
Sunan Ibnu Majah, jilid II. hadist no.3452. bab Madu. 1142
56
40
BAB III
TAFSIR ILMI ATAS SURAT AN NAHL 68-69 A. An Nahl ayat 68-89
1. Alquran Surat An Nahl ayat 68-69
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
69. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
1
2. Makna Mufrodat
جرخي : keluar, muncul, timbul2
ء فش : kesembuhan, pengobatan, obat3
ٌ اَرَش : cairan lebah4
3. Munasabahn Ayat
An-Nahl ayat 69 berhubungan erat dengan ayat sebelumnya. Pada ayat 68
Allah mewahyukan kepada lebah supaya membuat sarang baik di bukit, di pohon
atau di tempat yang di bangun oleh manusia yang kemudian di lanjutkan oleh ayat
69 yang menerangkan bahwa dari perut lebah itu mengeluarkan minuman yang
melanjutkan pembahasan yang sebelumnya, jika ayat sebelumnya menerangkan
tentang binatang ternak (susu) dan anggur. Pada ayat ini disebutkan madu. Ibn
‘Asyur menilai bahwa penempatan uraian tentang susu dan perasan buah-buahan
secara bergandengan karena keduanya melibatkan tangan guna memperolehnya.
2
Warson Ahmad Munawwir. 1997. AL-MUNAWWIR KAMUS ARAB-INDONESIA. Surabaya: Pustaka Progressif. 67
3
Ibid.69
4
Tantawi Jauhari. al Jawahir fi Tafsir Alquranal Karim, jilid 1. Mesir: Mustafa al Bab al Halabi, 1350
5