LAMPIRAN A
PERHITUNGAN NERACA MASSA
Kapasitas pembuatan keramik BaTiO3 adalah 700 ton/tahun dengan ketentuan sebagai berikut :
1 tahun = 330 hari kerja 1 hari = 24 jam
Kapasitas tiap hari :
= 700 ton tahun x
1 tahun 330 hari x
1000 kg 1 ton
= 2121,212 kg/ hari
Kemurnian = 99,99 % (BaTiO3) Impiuritis = 0,01 % (BaCO3, TiO2)
Perhitungan Mundur
1. Furnace
8 CO2
6 7
BaCO3 BaTiO3
TiO2
BaCO3(s) + TiO2 (s) BaTiO3 (s) + CO2 (g) Neraca Massa total : F6 = F7 + F8
Neraca masing – masing komponen : F7 BaTiO3 = 2121,212 kg/hari N7 BaTiO3 = 9,0964 kmol/hari
Kemurnian produk yang diinginkan adalah 99,99 % yang berfasa padatan sehingga banyaknya massa mol BaCO3 dan TiO2 yang bereaksi adalah sebesar 99,99 % agar didapat kemurnian produk yang diinginkan, maka :
N7 BaTiO3 = N8 CO2 = 0,999 N6 BaCO3 N6 BaCO3 = 9,0973 kmol/hari
N6 TiO2 = 9,0973 kmol/hari
Maka,
F6 BaCO3 = 9,0973 x 197,336 = 1795,23 kg/hari F6 TiO2 = 9,0973 x 79,866 = 726,56 kg/hari F8 CO2 = 9,0946 x 44,0095 = 400,30 kg/hari F7 BaCO3 = (9,0955 - 9,0946 ) x 197,336 = 0,180 kg/hari F7 TiO2 = (9,0955 - 9,0946 ) x 79,866 = 0,072 kg/hari F6 total = F6 BaCO3 + F6 TiO2
= 1795,23 kg/hari + 726,56 kg/hari = 2521,79 kg/hari
2. Pneumatic Press
4 5
BaCO3 BaCO3
TiO2 TiO2
Neraca Massa Total F4 = F5=F6
= 2521,79 kg/hari Neraca Massa Komponen : F4 BaCO3 = F5 BaCO3
= 1795,23 kg/hari F4 TiO2 = F5 TiO2
= 726,56 kg/hari
3. Mixer
3 4
BaCO3 BaCO3
TiO2 TiO2
Neraca Massa Total F3 = F4
= 2521,79 kg/hari
LA-2
Pneumatic Press
Neraca Massa Komponen : F3 BaCO3 = F4 BaCO3
= 1795,23 kg/hari F3 TiO2 = F4 TiO2
= 726,56 kg/hari
4. Conveyor
BaCO3 TiO2
1 2
3
BaCO3 TiO2 Neraca Massa Total
F1+ F2 = F3
= 2521,79 kg/hari Neraca Massa Komponen : F1 BaCO3 = F3 BaCO3
= 1795,23 kg/hari F2 TiO2 = F3 TiO2
= 726,56 kg/hari
Perhitungan Maju
1. Conveyor
BaCO3 TiO2
1 2
3
BaCO3 TiO2 Neraca Massa Total
F1+ F2 = F3
= 2521,79 kg/hari Neraca Massa Komponen :
LA-3
Conveyor
F1 BaCO3 = F3 BaCO3 = 1795,23 kg/hari F2 TiO2 = F3 TiO2
= 726,56 kg/hari
2. Mixer
3 4
BaCO3 BaCO3
TiO2 TiO2
Neraca Massa Total F3 = F4
= 2521,79 kg/hari Neraca Massa Komponen : F3 BaCO3 = F4 BaCO3
= 1795,23 kg/hari F3 TiO2 = F4 TiO2
= 726,56 kg/hari
3. Pneumatic Press
4 5
BaCO3 BaCO3
TiO2 TiO2
Neraca Massa Total F4 = F5
= 2521,79 kg/hari Neraca Massa Komponen : F4 BaCO3 = F5 BaCO3
= 1795,23 kg/hari F4 TiO2 = F5 TiO2
= 726,56 kg/hari
LA-4
Mixer
4. Furnace
8 CO2
6 7
BaCO3 BaTiO3
TiO2
BaCO3(s) + TiO2 (s) BaTiO3 (s) + CO2 (g) Neraca Massa total : F6 = F7 + F8
Neraca masing – masing komponen : F7 BaTiO3 = 2121,212 kg/hari N7 BaTiO3 = 9,0964 kmol/hari
Kemurnian produk yang diinginkan adalah 99,99 % yang berfasa padatan sehingga banyaknya massa mol BaCO3 dan TiO2 yang bereaksi adalah sebesar 99,99 % agar didapat kemurnian produk yang diinginkan, maka :
N7 BaTiO3 = N8 CO2 = 0,999 N6 BaCO3 N6 BaCO3 = 9,0973 kmol/hari
N6 TiO2 = 9,0973 kmol/hari Maka,
F6 BaCO3 = 9,0973 x 197,336 = 1795,23 kg/hari F6 TiO2 = 9,0973 x 79,866 = 726,56 kg/hari F8 CO2 = 9,0946 x 44,0095 = 400,30 kg/hari F7 BaCO3 = (9,0955 - 9,0946 ) x 197,336 = 0,180 kg/hari F7 TiO2 = (9,0955 - 9,0946 ) x 79,866 = 0,072 kg/hari F6 total = F6 BaCO3 + F6 TiO2
= 1795,23 kg/hari + 726,56 kg/hari = 2521,79 kg/hari
LA-5
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN NERACA PANAS
Basis Perhitungan : 1 hari operasi Satuan operasi : kJ/hari Temperatur : 28 OC
Neraca panas menggunakan rumus – rumus perhitungan sebagai berikut :
Perhitungan Cp padatan (J/mol.K) dengan menggunakan metode Hurst dan Harrison, dimana nilai kontribusi unsur atom, yaitu :
Tabel LB.1 Tebel Kontribusi Unsur Atom dengan Metode Hurst dan Harrison
Unsur Atom ∆E
Ba 32,37
Ti 27,24
O 13,42
C 10,89
Sumber : (Perry, 1999) Rumus Metode Hurst dan Harrison :
CPS = 𝑛𝑖=1𝑁𝑖.∆𝐸𝑖
Dimana :
CPS = Kapasitas panas padatan (J/mol.K)
n = Jumlah unsur atom yang berbeda dalam suatu senyawa Ni = Jumlah unsur atom i dalam senyawa
∆𝐸𝑖 = Nilai dari kontribusi unsur atom i pada tabel LB.1
Menghitung Cp. BaCO3 pada 28OC : Cp = ∆EBa + ∆EC + 3∆EO
= 32,37 + 10,89+ 3 (13,42) = 83,52 J/mol.K
Menghitung Cp TiO2 pada 28OC : Cp = ∆ETi + 2∆EO
= 54,08 J/mol.K
Menghitung Cp BaTiO3 pada 28OC : Cp = ∆EBa + ∆ETi + 3∆EO
= 32,37 + 27,24+ 3 (13,42) = 99,87 J/mol.K
Dari data tabel kontribusi atom maka didapat Cp padatan, yaitu : Tabel LB.2 Kapasitas Panas Padatan
Senyawa Cp(j/mol.k)
BaCO3 83,52
TiO2 54,08
BaTiO3 99,87
Dari data entalpi pembentukan ∆HfO(kkal/mol) pada suhu 25O C, yaitu :
Senyawa ∆HfO(kkal/mol)
BaCO3 -289,9
TiO2 -225,79
BaTiO3 4,23
CO2 -94,5
Sumber :( Perry, 1999)
LB.1 Furnace
8 CO2
6 7
BaCO3 BaTiO3
TiO2
Panas masuk furnace = 𝑁𝑠6 𝐶𝑝(𝑔)𝑑𝑇 301,15
298,15
Tabel LB.3 Panas Masuk Furnace
Alur Komponen F(kg/hari) N(kmol/hari) N1∫Cp dT
6
BaCO3 1.795,23 9,0973 0
TiO2 726,56 9,0973 0
Qin 0
LB-2
Panas Keluar Furnace
= ∑N7
BaTiO3 301,151623 ,15𝐶𝑝(𝑔)𝑑𝑇 + ∑N8CO2 𝐶𝑝(𝑔)𝑑𝑇 1623 ,15
301,15
= 9,0964 kmol/hari x 99,87 J/mol.K(1623,15-301,15)+9,0964 kmol/hari x68.723,94 J/mol
1.Panas Reaksi Pembakaran
r∆Hr = 174.260,99 kJ/hari Panas yang dibutuhkan :
Q = Qout – Qin + r∆Hr
= 1.826.123,495 kJ/hari – 0 kJ/hari + 174.260,99 kJ/hari
= 2.000.384,49 kJ/hari
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI PERALATAN
Spesifikasi peralatan dihitung berdasarkan urutan peralatan dalam flowsheet pembuatan keramik barium titanat.
LC.1 Gudang Penyimpanan TiO2 (G - 101)
Fungsi : Tempat Penyimpanan TiO2 sebelum di proses selama 30 hari Bentuk : Bangunan berbentuk balok dengan atap berbentuk limas
Bahan : Beton
Kondisi penyimpanan : Tekanan : 1 atm Suhu : 300C Jumlah Gudang : 1 unit
TiO2 yang diangkut dengan truk dimasukkan langsung kegudang penyimpanan dengan kapasitas 30 hari. TiO2 ditempatkan dalam sak – sak dengan berat @ 50 kg. Jadi 1 sak memuat :
Valume TiO2 = 𝐹𝑇𝑖𝑂2 𝜌𝑇𝑖 𝑂2
= 50 𝑘𝑔 4.000 𝑘𝑔/𝑚3 = 0,0125 m3/sak Kebutuhan TiO2 = 726,56 kg/hari
Banyak sak yang dibutuhkan dalam 30 hari : Jumlah sak (@ 50 kg) = 726,56
𝑘𝑔
𝑎𝑟𝑖 𝑥 30 𝑎𝑟𝑖
50 𝑘𝑔/𝑠𝑎𝑘 = 435,94 sak
Volume total sak dalam 30 hari = 0,0125 x 435,94 = 5,4492 m3
Faktor kosong ruangan = 20 % dan area jalan dalam gudang = 20 %, sehingga : Volume gedung yang dibutuhkan = 1,4 x 5,4492 m3
= 7,6289 m3
Bangunan diperkirakan dibangun dengan panjang 2,5 m, dengan tinggi tumpukan TiO2 2 m, sehingga :
l = 1.526 m
Tinggi bangunan direncanakan 2x tinggi tumpukan bahan baku = 4 m. Sehingga, ukuran bangunan gedung yang digunakan adalah :
Panjang = 2,5 m Lebar = 2 m Tinggi = 4 m
LC.2 Gudang Penyimpanan BaCO3 (G - 102)
Fungsi : Tempat penyimpanan BaCO3 sebelum diproses selama 30 hari
Bentuk : Bangunan berbentuk balok dengan atap berbentuk limas Bahan Kontruksi : Beton
Kondisi penyimpanan : Tekanan : 1 atm Suhu : 30 OC Jumlah gudang : 1 unit
BaCO3 yang diangkut dengan truk dimasukkan langsung ke gudang penyimpanan dengan kapasitas 30 hari, BaCO3 ditempatkan dalam sak – sak dengan berat @ 50 kg. Valume BaCO3 = 𝐹𝐵𝑎𝐶𝑂3
𝜌𝐵𝑎𝐶𝑂3
= 50 𝑘𝑔 4.286 𝑘𝑔/𝑚3 = 0,01167m3/sak Kebutuhan BaCO3 = 1795,23 kg/hari Banyak sak yang dibutuhkan dalam 30 hari : Jumlah sak (@ 50 kg) = 1795,23
𝑘𝑔
𝑎𝑟𝑖 𝑥 30 𝑎𝑟𝑖
50 𝑘𝑔/𝑠𝑎𝑘 = 1.077,14 sak
Volume total sak dalam 30 hari = 0,01167 x 1.077,14 = 12,566 m3
Faktor kosong ruangan = 20 % dan area jalan dalam gudang = 20 %, sehingga : Volume gedung yang dibutuhkan = 1,4 x 12,566 m3
= 17,59 m3
Bangunan diperkirakan dibangun dengan panjang 4 m, dengan tinggi tumpukan BaCO3 2 m, sehingga :
V = p x l x t 17,59 = 4 x l x 2 l = 2,199 m
Tinggi bangunan direncanakan 2x tinggi tumpukan bahan baku = 4 m. Sehingga, ukuran bangunan gedung yang digunakan adalah :
Panjang = 4 m Lebar = 2,5 m Tinggi = 4 m
LC.3 Bucket Elevator (BE - 103)
Fungsi : Mengangkut TiO2 dari gudang penyimpanan ke silo
Bentuk : Continuous – Bucket elevator
Bahan Kontruksi : Malleable - iron
Kondisi penyimpanan : Tekanan : 1 atm Suhu : 30 OC
Jumlah : 1 unit
Faktor kelonggaran : 12 % (Perry&Green, 1997) Laju umpan = 726,56 kg/hari = 30,27 kg/jam
Kapasitas total conveyor = (1 + faktor keamanan ) x Laju umpan = (1 + 0,12 ) x 30,27 kg/jam
= 33,90 kg/jam = 0,0339 ton/jam
Untuk bucket elevator kapasitas 2 ton/jam, spesifikasi : - Tinggi elevator = 25 ft
(Perry&Green,1997)
- Ukuran bucket = (6 x 4 x 4,25) in - Jarak antar bucket = 12 in
Perhitungan daya yang dibutuhkan (P) : P = 0,07 m0,63∆Z
(Timmerhaus,2004) Dimana : P = Daya (kW)
M = Laju Alir Massa (kg/s)
∆Z = Tinggi Elevator (m) m = 33,90 kg/jam = 0,0094 kg/s ∆Z= 25 ft = 7,62 m
P = 0,07 (0,0094)0,63 (7,62) = 0,028 kW = 0,03785 hp Efisiensi motor = 80 %
Daya yang dibutuhkan = 0,03785 hp/0,8 = 0,047 hp Maka dipakai motor dengan daya ½ hp
LC.4 Bucket Elevator (BE – 104)
Fungsi : mengangkut BaCO3 dari gudang penyimpanan BaCO3 ke silo
Jenis : Continuous – bucket Elevator Bahan konstruksi : Malleable – iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi penyimpanan : Tekanan : 1 atm Suhu : 30 OC
Faktor kelonggaran = 12 % (Perry & Green, 1997) Laju umpan = 1795,23 kg/hari = 74,80 kg/jam
Kapasitas total conveyor = (1 + faktor keamanan) x Laju umpan = (1 + 0,12) x 74,80 kg/jam
= 83,77 kg/jam = 0,0838 ton/jam
Untuk bucket elevator kapasitas < 2 ton/jam, spesifikasi :
- Tinggi elevator = 25 ft (Perry& Green,
1997)
- Ukuran elevator = (6 x 4 x 4,25 ) in - Jarak antar bucket = 12 in
Perhitungan daya yang dibutuhkan (P) :
P = 0,07 m0,63∆Z (Timmerhaus, 2004)
Dimana : P = Daya (kW)
m = laju alir massa (kg/s)
∆Z= tinggi elevator (m) M = 83,77 kg/jam = 0,0233 kg/s ∆Z = 25 ft = 7,62 m
1 hp = 0,74570 kW
P = 0,07 (0,0233)0,63 (7,62) = 0,05 kW = 0,067 hp Efisiensi motor = 80 %
Daya yang dibutuhkan = 0,067 hp/0,8 = 0,084 hp Maka dipakai motor dengan daya ½ hp.
LC.5 Silo (S-110)
Fungsi : menampung TiO2 dari Bucket elevator
Jenis : mass-flow silo
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 300C Tekanan (P) : 1 atm Desain alat untuk silo
Valley bentuk bawah valley
Laju alir masuk : 726,565 kg/hari = 30,27 ρTiO2
: 4000 kg/m3 Kebutuhan perancangan: 7hari
Untuk kapasitas 1 minggu hari dapat dihitung :
FTiO2 = 30,27 kg/jam x 7 hari x 24 jam/hari = 5085,95 kg
Volume Tio2 = 𝐹𝑇𝑖𝑂2 𝜌𝑇𝑖𝑂2 =
5085 ,95 𝑘𝑔
4000 𝑘𝑔/𝑚3 = 1,27 m 3
Faktor kelonggaran = 20 %
Volume yang dibutuhkan = (1,2) 1,27m3 = 1,526 m3
Diameter dan tinggi silo Volume silo (Vs)
Vs = 1 4πDi
2
H; asumsi : Di:H=1:3 Vs = 3
4πDi 3
(brownell,1959) 1,526 = 3
4πDi 3
Di3 = 0,648 m3
Di = 0,865 m
H = 3 x Di = 3 x 0,865 m= 2,6 m
Volume valley (Vv)
Diasumsikan perbandingan diameter dan tinggi silo dan valley 5:1, maka Diameter valley adalah 1/5 x 0,865 m = 0,173 m
Tinggi valley adalah 1/5 x 2,6 m = 0,52 m Ukuran Bin opening (valley) = B =0,10 m Dan θ yang sesuai adalah 220
LC.6 Silo (S-111)
Fungsi : menampung BaCO3 dari Bucket elevator
Jenis : mass-flow silo
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 300C Tekanan (P) : 1 atm Desain alat untuk silo
Valley bentuk bawah valley
Laju alir masuk : 1795,23kg/hari = 74,80 kg/jam ρBaCO3 : 4286 kg/m3
Kebutuhan perancangan: 7hari
Untuk kapasitas 1 minggu hari dapat dihitung :
F BaCO3 = 74,80 kg/jam x 7 hari x 24 jam/hari
Volume yang dibutuhkan = (1,2) 2,932 m3 = 3,52 m3 Diameter dan tinggi silo
Volume silo (Vs)
Diasumsikan perbandingan diameter dan tinggi silo dan valley 5:1, maka Diameter valley adalah 1/5 x 1,143 m = 0,229m
Tinggi valley adalah 1/5 x 3,43 m = 0,686m Ukuran Bin opening (valley) = B =0,15 m Dan θ yang sesuai adalah 220
LC.7 Screw conveyor (SC-112)
Fungsi : mengangkut TiO2 menuju Mixer
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Direncanakan dalam suatu proses cukup ditempuh 1/6 jam kerja (10 menit) Panjang screw conveyor diperkirakan = 20 m = 65,616 ft
Laju volumetrik conveyor :
𝑄 = 30,27 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 4000𝑘𝑔/𝑚3 𝑥
1 1/6 𝑗𝑎𝑚
= 0,0454 m3/jam = 1,2614x10-5 m3/s Daya conveyor, P = 0,07 F0,82L
Dimana :
P = Daya conveyor (kW) F = Laju alir massa (kg/s) L = Jarak angkut (m)
Maka P = 0,07 x (0,0084)0,82 x 20 = 0,02780 kW
= 0,03730 hp Efisiensi motor = 80 %
Daya yang dibutuhkan = 0,03730 hp/0,8 = 0,0466 hp Maka dipakai motor dengan daya ½ hp
LC.8 Screw Conveyor (SC-113)
Fungsi : Mengangkut BaCO3 menuju Mixer
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Kondisi operasi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300C
Jumlah : 1 unit
Data :
FBaCO3 = 1795,23 kg/hari = 74,780 kg/jam = 0,02078 kg/s ρ BaCO3 = 4.286 kg/m3
Direncanakan dalam satu proses cukup ditempuh 1/6 jam kerja (10 menit) Panjang screw conveyor diperkirakan = 20 m = 65,616 ft
Laju volumetrik conveyor :
𝑄 = 74,780 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 4286 𝑘𝑔/𝑚3 𝑥
1 1/6 𝑗𝑎𝑚
= 0,1047 m3/jam = 2,9087x 10 -5 m3/s Daya Conveyor, P = 0,07 F0,82L
Dimana :
P = Daya conveyor (kW) F = Laju alir massa (kg/s) L = Jarak angkut (m)
Maka P = 0,07 x (0,02078)0,82 x 20 = 0, 0582 kW
= 0,0780 hp Efisiensi motor = 80 %
Daya yang dibutuhkan = 0,0780 hp/0,8 = 0,0979 hp Maka dipakai motor dengan daya ½ hp
LC.9 mixer (M-114)
Fungsi : Mencampurkan semua bahan baku agar menjadi homogen
Jenis : Ribbon mixer
Jumlah : 1 unit
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Kondisi Operasi : Tekanan : 1 atm Suhu : 30 0C Perhitungan dimensi pencampuran
Tabel LC.1 komposisi bahan yang masuk ke Mixer (M-114) Laju Alir
(kg/jam)
ρ (kg/m3)
Vcampuran (M3/jam)
BaCO3 1795,23 4.286 0,4189
TiO2 726,565 4.000 0,1816
Total 2521,79 4.119,26 0,6005
Laju massa = 2521,79 kg/jam Waktu tinggal = 4 jam
Perhitungan : a. Volume Tangki
Volume campuran, V1 = 0,6005m3/jam x 4 jam = 2,402 m3 Volume tangki, Vt = 1,2 (2,402) = 2,8824 m3
b. Diameter dan tinggi shell
LC-9
Direncanakan : Hs = Dt 1:1 Dimana : Hs = tinggi shell
Dt = diameter dalam tangki - Volume shell tangki (Vs)
Vs = 𝜋 4𝐷𝑡
2𝐻
𝑠 =𝜋4𝐷𝑡2 𝐷𝑡 = 𝜋4𝐷𝑡3 (perry, 2007) - Volume tutup tangki (Ve)
Ve = 𝜋 24𝐷𝑡
3 (brownell & Yaoung, 1959)
- Volume tangki (V)
V = Vs + Ve
= 7𝜋 24𝐷𝑡
3
2,8824 m3 = 7𝜋 24𝐷𝑡
3
𝐷𝑡3 = 3,1473 m3
𝐷𝑡 = 1,4655 m = 4,808 ft = 57,696in Hs = 1,4655 m = 4,808 ft = 57,696in c. Diameter dan tinggi tutup
Diameter tutup = diameter tangki = 1,4655 m Rasio axis = 2:1
Tinggi tutup = ½(1,4655
2 ) = 0,3664 m
Maka, tinggi total tangki = 1,4655 m + 0,3664 m = 1,832 m d. Tebal shell tangki
Untuk cylindrical shells :
𝑡𝑠 = 𝑆.𝐸𝑗 −𝑃.𝑟0,6𝑃+ 𝐶𝑐 (Timmerhaus, 2004) Dimana :
P = maximum allowable internal pressure
r = jari- jari tangki
S = maximum allowable working stress
Ej = joint efficiency
Cc= allowance for corrosion
Tekanan udara luar, Po = 1 atm = 101, 325 kPa
P = F/A = (2521,79kg/jam)(4 jam)(9,8 m/s2)/[π/4(1,8435 m)2] = 37.054,38 N/m2
= 37,05 Kpa Poperasi = Po + P
= 101,325 kPa + 37,05 kPa = 138,379 kPa Faktor keamanan = 20 %
P design = (1,2)( 138,379 kPa) = 166,055 kPa = 24,084 psi
Untuk bahan konstruksi Carbon steel, SA – 285, Grade C : S = 13.750 psi
Ej = 0,85
C = 0,02 in/tahun n = 10 tahun
Cc = 0,02 in/tahun x 10 tahun = 0,2 in
𝑡𝑠 = 𝑆.𝐸𝑗 −𝑃.𝑟0,6𝑃+ 𝐶𝑐 = 24,084 𝑝𝑠𝑖𝑥 57,696 𝑖𝑛
(13.750 𝑥 0,85)−(0,6 𝑥 24,084 𝑝𝑠𝑖) = 0,119 𝑖𝑛
Maka tebal shell yang dibutuhkan = ½ in e. Tebal tutup tangki
Tutup atas tangki terbuat dari bahan yang sama dengan shell.
Maka tebal shell standart yang digunakan = ½ in ( Brownell,1959) f. Sistem pengaduk
Jenis pengaduk : Double helical ribbon
Untuk ribbon blender kecepatan yang dipakai adalah 280 ft/min (tabel 19.2 perrys)
Daya motor yang digunakan 1 hp
Da/Dt = 1/3 : Da = 1/3 x 1,4655 m = 0,4885 m W/Da = 1/5 : W = 1/5 x 0,4885 m = 0,0977 m Dimana :
Dt = diameter tangki Da = diameter helical
W = lebar blade pada helical
LC.10 Screw Conveyor (SC-210)
Fungsi : Mengangkut campuran BaCO3 dan TiO2 menuju
Pneumatic press.
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Kondisi operasi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300C
Jumlah : 1 unit
Data :
Fcampuran = 2521,79 kg/hari = 105,075kg/jam = 0,0292 kg/s Ρcampuran = 4.119,26 kg/m3
Direncanakan dalam satu proses cukup ditempuh 1/6 jam kerja (10 menit) Panjang screw conveyor diperkirakan = 20 m = 65,616 ft
Laju volumetrik conveyor :
𝑄 = 105,075 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 4.119,26 𝑘𝑔/𝑚3 𝑥
1 1/6 𝑗𝑎𝑚
= 0,1530 m3/jam = 4,2514 x 10-5 m3/s Daya Conveyor, P = 0,07 F0,82L
Dimana :
P = Daya conveyor (kW) F = Laju alir massa (kg/s) L = Jarak angkut (m)
Maka P = 0,07 x (0,0292)0,82 x 20 = 0, 077 kW
= 0,1035 hp Efisiensi motor = 80 %
Daya yang dibutuhkan = 0,1035 hp/0,8 = 0,130 hp
Maka dipakai motor dengan daya ½ hp
LC.11 Pneumatic press (P-211)
Fungsi : Tempat mencetak campuran menjadi blok keramik Bahan konstruksi : Plat baja
Kondisi operasi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300 C Jumlah : 1 unit
𝑀𝐹 = 𝑃𝑥 𝜋𝑑 𝑐2
4 − 𝑊
(Heine, 1967) Dimana :
P = Tekanan Udara, umumnya 90-110 psi
dc = Diameter piston (in)
W = Berat total (lbm)
Faktor toleransi = 10 %
W = (100+10)% x 20 kg = 22 kg = 4,85 lb
dc = 𝑀𝐹+𝑊
𝜋𝑃 2
= 16+4,85 3,14 𝑥 100 2
= 0,066 in
LC.12 Belt Conveyor (BC-212)
Fungsi : Mengangkut blok keramik ke gudang penyimpanan sementara
Jenis : Horizontal belt conveyor
Bahan Konstruksi : Carbon Steel
Kondisi Operasi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300 atm
Jumlah : 1 unit
Data :
Jumlah materi : 2521,79kg/hari = 105,075 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 1,2 x 105,075 kg/jam = 126,09 kg/jam = 0,126 ton/jam
Panjang : 20 ft
Menghitung daya conveyor :
P = Pempty + Phorizontal + P vertikal Kecepatan conveyor (µ) dapat dihitung :
Asumsi tebal belt conveyor 24 inci dengan angle of repose 200 maka dari tabel 5.5a wallas diperoleh data untuk conveyor = 87,9
µ = 0,126
87,9 x 100 = 0,1434 ft/menit Menghitung daya empty
Horsepower conveyor dengan panjang 20 ft dan tebal belt conveyor 24 inci dapat dilihat dari grafik 5,5c wallas yaitu = 0,1 hp
Pempty = 0,1434 x 0,1 = 0,01434 hp Menghitung daya horizontal
Phorizontal = (0,4 + L/300)(w/100) (Wallas,1988)
𝐿 = 20
cos 50 = 20,0764 𝑓𝑡
Phorizontal = (0,4+20,0764/300)( 0,126/100) =0,00059 hp Menghitung Daya vertikal
Pvertikal = 0,001 H.w (Wallas,1998)
H = 20 tg 50 = 1,7498 ft Pvertikal = 0,001 x 1,7498 x 0,126
= 0,00022 hp
Dengan demikian daya conveyor seluruhnya adalah : P = 0,01434 hp + 0,00059 hp + 0,00022 hp
= 0,01515 hp Efisiensi motor 80 %
Maka digunakan motor standar dengan daya ½ hp
LC.13 Gudang Penyimpanan Sementara Blok Keramik (G-213)
Fungsi : Tempat penyimpanan sementara blok keramik selama 30 hari
Bentuk : Bangunan persegi dengan atap berbentuk limas
Bahan : Beton
Kondisi operasi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300 C
Jumlah : 1 unit
Perhitungan desain bangunan
keramik yang telah dicetak memiliki berat 340,2504 gr/blok keramik ρcampuran = 4.119,26 kg/m3
Volume produk keramik = F/ρ = 0,34025 𝑘𝑔
4.119,26 𝑘𝑔/𝑐𝑚3 = 8,25 x 10 -5
m3/blok
Laju produk keramik = 2521,79 kg/hari = 105,075 kg/jam
Perkiraan banyaknya blok keramik yang tersimpan didalam gudang sementara
jumlah blok (@0,34025kg) = 105,075 𝑘𝑔 𝑗𝑎𝑚 0,34025 𝑘𝑔 𝑏𝑙𝑜𝑘 = 308,82 blok/jam
Volume total : 308,82 blok/jam x 8,25 x 10-5 m3/blok x 30 hari x 24 jam/hari = 18,366 m3
Faktor kosong ruangan = 20 % dan area jalan dalam gudang = 20 %, sehingga :
Volume ruang yang dibutuhkan = (1,4) 18,366 m3 = 25,71 m3 Bangunan diperkirakan dibangun dengan panjang 5 m,dengan tinggi tumpukan 2 m, sehingga : V = p x l x t
25,71 = (5) x (l) x (2)
L = 2,57 m
Sehiggga ukuran bangun gedung yang digunakan adalah Panjang = 5 m
Lebar = 3 m
Tinggi = 4 m
LC.14 Belt conveyor (BC-310)
Fungsi : Mengangkut blok keramik ke furnace
Jenis : Horizontal belt conveyor
Bahan Konstruksi : Carbon Steel
Kondisi Operasi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300 atm
Jumlah : 1 buah
Data :
Jumlah materi : 2521,79kg/hari = 105,075 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 1,2 x 105,075 kg/jam = 126,09 kg/jam = 0,126 ton/jam
Panjang : 20 ft
Menghitung daya conveyor :
P = Pempty + Phorizontal + P vertikal Kecepatan conveyor (µ) dapat dihitung :
Asumsi tebal belt conveyor 24 inci dengan angle of repose 200 maka dari tabel 5.5a wallas diperoleh data untuk conveyor = 87,9
µ = 0,126
87,9 x 100 = 0,1434 ft/menit Menghitung daya empty
Horsepower conveyor dengan panjang 20 ft dan tebal belt conveyor 24 inci dapat dilihat dari grafik 5,5c wallas yaitu = 0,1 hp
Pempty = 0,1434 x 0,1 = 0,01434 hp Menghitung daya horizontal
Phorizontal = (0,4 + L/300)(w/100) (Wallas,1988)
𝐿 = 20
cos 50 = 20,0764 𝑓𝑡
Phorizontal = (0,4+20,0764/300)( 0,126/100) =0,00059 hp Menghitung Daya vertikal
Pvertikal = 0,001 H.w (Wallas,1998)
H = 20 tg 50 = 1,7498 ft Pvertikal = 0,001 x 1,7498 x 0,126
= 0,00022 hp
Dengan demikian daya conveyor seluruhnya adalah : P = 0,01434 hp + 0,00059 hp + 0,00022 hp
= 0,01515 hp Efisiensi motor 80 %
Daya yang diperlukan untuk menggerakkan motor 0,1515 /0,8 = 0,0189 hp Maka digunakan motor standar dengan daya ½ hp
LC.15 Furnace (Q-311)
Fungsi : Tempat peleburan BaCO3 dan TiO2 sehingga terjadi pembentukan keramik BaTiO3
Jenis : Electric Furnace
Bahan Konstruksi : Refractory brik dengan dinding dalam
magnesite (86,8 % Mgo, 6,3 % Fe2O3, 3 % CaO, 2,6 % SiO2), dinding tengah kaolin insulating firebrick, dinding luar carbon steel
plate SA- grade B, dengan elektroda grafit.
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 1350 0 C
Jumlah : 3 buah
Tabel C.2 Komposisi bahan yang masuk ke Elektric furnace (Q-311)
Komponen Laju alir
(kg/jam)
Reaksi yang terjadi di dalam furnace : BaCO3(s) + TiO2 BaTiO3(s) + CO2 (g) Data :
Panas yang dihasilkan = 176.483.931,5 kJ/hari
Bahan menduduki 50 % volume dalam tungku, residence time 10 jam.
Volume tungku = (
Tebal dinding tungku reduksi
Suhu permukaan dalam tungku 13500C = 1623,15 K Suhu permukaan luar 280C = 301,15 K Asumsi heat loss yang terjadi pada dinding
qo = 500 Btu/ft2.hr = 15.769, 53 W/m2 (Bird, dkk,2001)
Magnesite
Tebal, ∆x = ∆x1
T0 = 13500C= 1623 K, k=1,46 Btu/ ft2.hr(0F/ft)=2,53 W/m. (Perry & Green,1997) T1 = 10000C
x1 – x0 = (k)(T0 – T1) x 1 𝑞𝑜 (Bird,dkk, 2001) ∆x1 = (k)(T0 – T1) x 1 𝑞𝑜
= (2,53)(1623,15 – 1273,15) x 1/15.769,53 = 0,056 m
Kaolin insulating firebrick
Tebal, ∆x = ∆x1
T1 = 10000C= 1273 K, k=0,23 Btu/ ft2.hr(0F/ft)=0,4 W/m.K (Perry & Green,1997) T2 = 60 0C
x2 – x1 = (k)(T1 – T2) x 1 𝑞𝑜 (Bird,dkk, 2001) ∆x2 = (k)(T1 – T2) x 1 𝑞𝑜
= (0,4)(1273,15-333,15) x 1/15.769,53 = 0,0315 m
Carbon steel plate SA-135 Grade B
Tebal, ∆x = ∆x3
T3 = 280C= 301,15 K, k3=45,17 W/m.K (Perry & Green,1997) x3 – x2 = (k)(T2 – T3) x 1 𝑞𝑜 (Bird,dkk, 2001) ∆x3 = (k)(T2 – T3) x 1 𝑞𝑜
= (45,17)(333,15-301,15) x 1/15.769,53 = 0,6166 m
Daya aktual yang dibutuhkan, Q = 2.000.384,486 kJ/hari (Lamp.B)
= 23,15 kW Daya, P = Q
η
=23,15
0,96 = 24,1173 kW = 32,34 hp
LC.16 Blower (JB-314)
Fungsi : Mengalirkan gas CO2 dari furnace ke lingkungan Jenis : Blower sentrifugal
Bahan Konstruksi : Commercial steel
Kondisi Operasi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300C
Jumlah : 1 unit
Perhitungan desain Blower :
Laju alir = 400,33 kg/hari = 16,68 kg/jam ρ = 1977 kg/m3
Laju alir volumetrik gas, Q = 16,68
1977 = 0,0084 m 3
/jam
Efisiensi blower 75 %sehingga daya blower dapat dihitung dengan persamaan : P = 144 𝑥𝑀𝑋𝑄
33.000
P = 144 𝑥 0,75 𝑋 0,0084 33.000 P = 2,76 x 10-5 Hp
Maka dipilih Blower dengan daya motor ½ Hp.
LC.17 Belt conveyor (BC- 312)
Fungsi : Mengangkut blok keramik ke gudang penyimpanan produk
Jenis : Horizontal belt conveyor
Bahan Konstruksi : Carbon Steel
Kondisi Operasi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300 atm
Jumlah : 1 unit Data :
Jumlah materi : 2121,21 kg/hari = 88,384 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 1,2 x 88,384 kg/jam = 106,06 kg/jam = 0,106 ton/jam
Panjang : 50 ft
Menghitung daya conveyor : P = Pempty + Phorizontal + P vertikal
Kecepatan conveyor (µ) dapat dihitung :
Asumsi tebal belt conveyor 24 inci dengan angle of repose 200 maka dari tabel 5.5a wallas diperoleh data untuk conveyor = 87,9
µ = 0,106
87,9 x 100 = 0,1206 ft/menit Menghitung daya empty
Horsepower conveyor dengan panjang 50 ft dan tebal belt conveyor 24 inci dapat dilihat dari grafik 5,5c wallas yaitu = 0,1 hp
Pempty = 0,1206 x 0,1 = 0,01206 hp Menghitung daya horizontal
Phorizontal = (0,4 + L/300)(w/100) (Wallas,1988)
𝐿 = 50
cos 50 = 50,19 𝑓𝑡
Phorizontal = (0,4+50,19/300)( 0,106/100) = 0,00060 hp Menghitung Daya vertikal
Pvertikal = 0,001 H.w (Wallas,1998)
H = 50 tg 50 = 4,374 ft
Pvertikal = 0,001 x 4,374 x 0,106 = 0,00046 hp
Dengan demikian daya conveyor seluruhnya adalah : P = 0,01206 hp + 0,00060 hp + 0,00046 hp
= 0,01313 hp Efisiensi motor 80 %
Daya yang diperlukan untuk menggerakkan motor 0,01313 /0,8 = 0,0164 hp Maka digunakan motor standar dengan daya ½ hp
LC.18 Gudang Penyimpanan Keramik BaTiO3 (G-313)
Fungsi : Tempat penyimpanan keramik BaTiO3 selama 30 hari Bentuk : Bangunan persegi dengan atap berbentuk limas
Bahan : Beton
Kondisi operasi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300 C
Jumlah : 1 unit
Perhitungan desain bangunan
Keramik BaTiO3 di cetak dalam bentuk blok, setiap blok mempunyai ukuran yang bervariasi, desain keramik BaTiO3 diperkirakan sebagai berikut :
Mempunyai ukuran :
Volume : 0,0000825 m3=82,5 cm3 Massa : 340,2504 gr
Direncanakan ukuran blok : Panjang : 8 cm
Lebar : 5 cm
Tinggi :2,065 cm
Didalam satu kotak terdapat: 10 buah
Dihasilkan 7411,6 blok keramik BaTiO3 per hari atau 741,16 kotak, Dengan Faktor kosong ruangan (fk) kotak = 20 %
Volume kotak : 0,0000825 m3 x 10 lebar x 1,2 = 0,00099 m2
Volume keramik selama 30 hari = 741,16 kotak/hari x 0,00099 m3/kotak x 30 hari = 22,05 m3
Faktor kosong ruangan (fk) = 20 % dan area jalan dalam gudang = 20 %, sehingga :
Volume ruang yang dibutuhkan, Vg= (1+fk x fj) x V
= (1 + 0,2 x 0,2 ) x 22,05 m3
= 30,873 m3 Direncanakan :
1. Panjang gedung penyimpanan 5 m, dengan tinggi tumpukan 2 m, sehingga :
V = p x l x t
30,873 = (5) x (l) x (2)
L = 3,0873 m
2. Tinggi bangunan direncanakan 2x tinggi tumpukan bahan baku = 4 m
Sehiggga ukuran bangun gedung yang digunakan untuk penyimpanan keramik BaTiO3 adalah :
Tinggi gudang = 4 m Panjang gudang = 5 m Lebar gudang = 3,5 m
LAMPIRAN D
PERHITUNGAN SPESIFIKASI ALAT UTILITAS
D.1 Tangki Bahan Bakar (TB)
Fungsi : Menyimpan bahan bakar solar selama 7 hari Bentuk : Selinder tegak dengan alas dan tutup datar Bahan Kontruksi : Carbon steel SA-53, grade B
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur : 300C
Tekanan : 1 atm
Laju massa solar : kg/jam
Densitas solar : 0,89 kg/l = 55,56 lbm/ft3 = 890,0712 kg/m3 (Perry & Green,1997)
Kebutuhan perancangan : 24 jam Faktor keamanan : 20 %
Perhitungan Ukuran Tangki a. Volume solar (Va) = 6,468
kg
jamx 24 jamx 7 hari
890,0712 = 1,2208 𝑚 3
Volume tangki, Vt = 1,2 x 1,2208 m3 = 1,465 m3 b. Diameter dan tebal tangki
Direncanakan perbandingan diameter dengan tinggi silinder, D : H = 2 : 3
𝑉𝑠 = 𝜋𝐷4𝑖𝐻𝑠
𝑉𝑠 =
1
4 𝜋𝐷𝑖𝐻𝑠
1,465 𝑚3= 1 4 𝜋𝐷𝑖
2 3
2 𝐷𝑖
1,465 𝑚3 = 3 8 𝜋𝐷𝑖
3
Tinggi cairan dalam tangki = volume cairan x tinggi silinder volume tangki = 1,2208 1,8660
1,465 = 1,555 𝑚 d. Tebal tangki
Tekanan hidrostatik P = ρ x g x t
= 890,0712 kg/m3 x 9,8 m/det2 x 1,555 m = 13.565,75 kPa
Tekanan operasi = 1 atm = 101,325 kPa
P = 13.565,75 kPa + 101,325 kPa = 13.667,076 kPa Faktor kelonggaran = 20 %
Pdesign = (1,2)( 13.667,076 kPa) = 16.400,490 kPa
Joint efficiency (E) = 0,8 (Timmerhaus, 2004)
Allowable stress (S) = 12.650 psia = 87.218,714 kPa Tebal shell tangki :
t = 𝑃𝐷 2𝑆𝐸−1,2𝑃
= (16.400,490 𝑘𝑃𝑎)( 1,2440 𝑚)
2 87.218,714 𝑘𝑃𝑎 0,8 − 1,2 (16.400,490 𝑘𝑃𝑎) = 0,1702 in
Faktor korosi = 1/8 in
Maka tebal shell yang dibutuhkan = 0,1702 in = 1/8 in = 0,295 in Tebal shell standar yang digunakan = 0,3 in
D.2 Pompa Utilitas (PU - 01)
Fungsi : memompa bahan bakar ke generator
Jenis : pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : commercial steel
Kondisi operasi :
- Temperatur : 30 0C
- Tekanan : 1 atm
- Viskositas solar (µ) : 1,1 cp = 7.392,1x 100,4 lbm/ft.jam
Dari tabel A.5-1 geankoplis, 1997. Dipilih pipa comercial steel : Ukuran nominal : 2 ½ in
Schedule number : 40
Diameter dalam (ID) : 2,469 in = 0,2057 ft Diameter luar (OD) : 2,875 in = 0,2396 ft Inside sectional area (A) : 0,03322 ft2
Kecepatan linear, v = Q/A = 6,345 𝑥 10−5𝑓𝑡3/𝑠
Untuk pipa commercial steel diperoleh harga ɛ = 0,00015 ft (geankoplis, 1997) Pada NRe = 0,0295 dan ɛ/D = 0,00015 ft
0,2057 ft = 0,0007 diperoleh harga factor fanning (Gambar 2.10-3), f = 0,006 (Geankoplis, 1997).
Friction loss :
Ff = 3,56 x 10-5 ft.lbf/lbm 1 sharp edge exict hex= n 1−𝐴2
𝐴1 2 𝑉2
2𝑎𝑔𝑐 = 1 1−0
2 0,0019 2 2 1 (32,174) Hex= 6,67 x 10-8 ft.lbf/lbm
Total friction loss ƩF = 0,13597 ft.lbf/lbm
Dari persamaan Bernouli : 1
2gc v 2
2−v21 + g
gc z2−z1 + P2−P1
ρ + ƩF+ Ws = 0 (Geankoplis, 1997)
Dimana : V1 =V2 ∆V2 = 0 P1 = P2 ∆P = 0
Tinggi pemompaan, ∆Z = 10 ft
0 +32,174
32,174 10 + 0 + 0,13597 +𝑊𝑠 = 0 -Ws = 10,13597 ft.lbf/lbm
Efisiensi pompa, 𝝶 = 80 % Wp = Ws/ 𝝶 = 12,667 ft.lbf/lbm Daya pompa, P =Wpvρ
550 =
12,667 x 0,0019 x 55,56
550 = 0,002 hp Digunakan daya motor standar 0,5 hp
LAMPIRAN E
PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI
Dalam rencana pra rancangan pabrik Keramik Barium Titanat digunakan asumsi sebagai berikut :
1. Pabrik beroperasi selama 330 hari dalam setahun. 2. Kapasitas maksimum adalah 660 ton/tahun. 3. Perhitungan didas
4. arkan pada harga alat terpasang (HAT)
5. Harga alat disesuaikan dengan basis 16 April 2012, dimana nilai tukar dollar terhadap rupiah adalah US$ 1 = Rp 9.225. (Bank Indonesia,16 April 2012)
1. Modal Investasi Tetap
1.1 Modal Investasi Tetap Langsung (MITL)
1.1.1 Biaya Tanah Lokasi Pabrik
Biaya tanah pada lokasi pabrik diperkirakan Rp 877.297 /m2 (www.inkuiri.com) Luas tanah seluruhnya = 4994 m2
Harga tanah seluruhnya = 4994 m2 Rp 877.297 /m2 = Rp 4.381.221.218 Biaya perataan tanah diperkirakan 5 dari harga tanah seluruhnya Biaya perataan tanah = 0,05 x Rp 4.381.221.218 = Rp 219.061.061 Maka total biaya tanah (A) adalah Rp 4.600.282.279
1.1.2 Harga Bangunan dan Sarana
Tabel LE.1 Perincian Luas dan Harga Bangunan, serta sarananya
No Nama Bangunan
Luas
(m2)
Harga
(Rp/m2) Jumlah (Rp)
1 Pos jaga 30 300.000 9.000.000
2 Tempat parkir* 100 100.000 10.000.000
3 Gudang produk 150 400.000 60.000.000
4 Gudangbahan baku 150 400.000 60.000.000
5 Poliklinik 50 500.000 25.000.000
6 Bengkel 70 400.000 28.000.000
7 Pembang kitlistrik 100 800.000 80.000.000 8 Perkantoran 240 1.000.000 240.000.000 9 Tempat proses 2000 1.500.000 3.000.000.000 10 Gudang peralatan 100 400.000 40.000.000
11 Kantin 70 400.000 28.000.000
12 Tempat ibadah 70 400.000 28.000.000
13 Taman* 50 100.000 5.000.000
14 Jalan* 1200 150.000 180.000.000
15 Ruang control 80 600.000 48.000.000
16 Laboratorium 80 600.000 48.000.000
17 Daeran perluasan* 800 0 0
Total 4540 3.889.000.000
Ket * : sarana pabrik
Harga bangunan saja = Rp 3.694.000.000 Harga sarana = Rp 195.000.000 Total biaya bangunan dan sarana (B) = Rp 3.889.000.000
1.1.3 Perincian Harga Peralatan
Harga peralatan yang di impor dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :
dimana: Cx = harga alat pada tahun 2012
Cy = harga alat pada tahun dan kapasitas yang tersedia X1 = kapasitas alat yang tersedia
X2 = kapasitas alat yang diinginkan Ix = indeks harga pada tahun 2012
Iy = indeks harga pada tahun yang tersedia
m = faktor eksponensial untuk kapasitas (tergantung jenis alat)
Untuk menentukan indeks harga pada tahun 2012 digunakan metode regresi
Dengan memasukkan harga-harga pada Tabel LE – 2, maka diperoleh harga koefisien korelasi :
Harga koefisien yang mendekati +1 menyatakan bahwa terdapat hubungan linier antar variabel X dan Y. sehingga persamaan regresi yang mendekati adalah
Untuk mengetahui harga indeks tahun yang diinginkan. lebih dahulu dicari tetapan a dan b.
Jika disubstitusikan harga pada Tabel LE – 2. diperoleh harga :
Sehingga persamaan regresi liniernya adalah : Y = a + b X
Y = 831,257 + 18,72265 X
Dengan demikian, harga indeks pada tahun 2012 (X = 26) adalah : Y = 831,257 + 18,72265 (26)
Y = 1318,046
Perhitungan harga peralatan menggunakan harga faktor eksponensial (m), kapasitas yang digunakan adalah harga eksponen Marshall & Swift yang dapat dilihat pada buku Plant Design and Economics for Chemical Engineers, Timmerhaus et.al, 2004, halaman 264, table 6-4. Untuk alat yang tidak tersedia. faktor eksponensialnya dianggap 0,6 (Timmerhaus et.al, 2004).
Contoh perhitungan harga peralatan :
Silo Bahan Baku TiO2 (G-101)
Capacity, m3
310 kPa (30 psig) Carbon-steel tank (spherical) Carbon steel 304 Stainless stell Mixing tank with agitator
Dengan cara yang sama diperoleh perkiraan harga alat lainnya yang dapat dilihat pada Tabel E.3 untuk perkiraan peralatan proses dan Tabel E.4 untuk perkiraan peralatan utilitas.
Tabel LE.3 Perkiraan Harga Peralatan Proses
Nama alat Kode Unit harga /unit (Rp) Harga Total (Rp)
Bucket Elevator BE-103 1 134.412.723 134.412.723 Bucket Elevator BE-104 1 134.412.723 134.412.723 Silo Bahan Baku TiO2 S – 110 1 35.295.306 35.295.306 Silo Bahan Baku BaCO3 S – 111 1 35.295.306 35.295.306 Screw Convenyor SC – 112 1 130.385.995 130.385.995 Screw Convenyor SC – 113 1 217.309.991 217.309.991 Ribbon Mixer M – 114 1 121.076.380 121.076.380 Screw Convenyor SC – 210 1 130.385.995 130.385.995 Pneumatic Press P – 211 1 1.774.048.500 1.774.048.500 Belt Convenyor BC – 212 1 300.890.757 300.890.757 Belt Convenyor BC – 310 1 300.890.757 300.890.757
Furnace Q – 311 1 7.071.011.243 7.071.011.243
Belt Convenyor BC – 312 1 300.890.757 300.890.757
Blower JB – 314 1 73.092.795 73.092.795
Alat Proses Impor 10.759.399.228
Alat Proses Non Impor 0
Harga Total Alat Proses 10.759.399.228
Tabel LE.4 Perkiraan Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah
Nama Alat Kode Unit Harga/Unit (Rp) Harga Total (Rp)
Tangki bahan bakar TU-01 1 5.328.917.903 5.328.917.903
Total Harga peralatan Utilitas Impor 5.328.917.903
Generator G 8 25.000.000 200.000.000
Pompa PU-01 2 3.500.000 7.000.000
Total Harga Peralatan Utilitas Non Impor 207.000.000
Total Harga Peralatan Utilitas 5.535.917.903
Tabel LE.5 Perkiraan Harga Peralatan Kesehatan dan keselamatan kerja
Nama Alat Unit Harga/Unit
(Rp) Harga Total (Rp)
Safety helmet 30 12.500 375.000
Sepatu pelindung 59 150.000 8.850.000
Masker 59 500 29.500
Sarung tangan 59 12.500 737.500
Penutup telinga 59 60.000 3.540.000
Baju tahan panas 4 1.300.000 5.200.000
Kaca mata pengaman 3 50.000 150.000
Fire extiguisher 10 650.000 6.500.000
Alarm 6 150.000 900.000
Total 26.282.000
Untuk harga alat impor sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai berikut : - Biaya transportasi = 5
- Biaya asuransi = 1
- Bea masuk = 15 - PPn = 10 - PPh = 10 - Biaya gudang di pelabuhan = 0.5
- Biaya administrasi pelabuhan = 0.5 - Transportasi lokal = 0,5 - Biaya tak terduga = 0,5
Total = 43 (Timmerhaus et al, 2004). Untuk harga alat non impor sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai berikut:
- PPn = 10 - PPh = 10 - Transportasi lokal = 0,5
- Biaya tak terduga = 0,5
Total = 21 (Timmerhaus et al, 2004).
Total harga peralatan proses utilitas :
= 1,43 x (Rp 10.759.399.228 + Rp 5.535.917.903) + 1,21 x (Rp 207.00.000 + Rp 26.282.000)
= Rp 23.006.293.497 + Rp 282.271.220 = Rp 23.288.564.717
Biaya pemasangan diperkirakan 10 dari total harga peralatan Biaya pemasangan = 0,1 Rp 23.288.564.717
= Rp 2.328.856.472
Harga peralatan terpasang (HPT) (C) = Rp 23.288.564.717 + 2.328.856.472 = Rp 25.617.421.188
1.1.4 Instrumentasi dan Alat Kontrol
Diperkirakan biaya instrumentasi dan alat kontrol 13 dari total harga peralatan (Timmerhaus et.al, 2004).
Biaya instrumentasi dan alat kontrol (D) = 0,13 Rp 25.617.421.188 = Rp 3.330.264.754
1.1.5 Biaya Perpipaan
Diperkirakan biaya perpipaan 80 dari total harga peralatan (Timmerhaus et.al, 2004).
Biaya perpipaan (E) = 0,8 Rp 25.617.421.188 = Rp 20.493.936.951
1.1.6 Biaya Instalasi Listrik
Diperkirakan biaya instalasi listrik 50 dari total harga peralatan (Timmerhaus et.al, 2004).
Biaya instalasi listrik (F) = 0,5 Rp 25.617.421.188 = Rp 12.808.710.594
1.1.7 Biaya Insulasi
Diperkirakan biaya insulasi 10 dari total harga peralatan (Timmerhaus et.al, 2004).
Biaya insulasi (G) = 0,1 Rp 25.617.421.188 = Rp 2.561.742.119
1.1.8 Biaya Inventaris Kantor
Diperkirakan biaya inventaris kantor 5 dari total harga peralatan (Timmerhaus et.al, 2004).
Biaya inventaris kantor (H) = 0,05 Rp 25.617.421.188 = Rp 1.280.871.059
1.1.9 Biaya Perlengkapan Kebakaran dan Keamanan
Diperkirakan biaya perlengkapan kebakaran dan keamanan 5 dari total harga peralatan (Timmerhaus et.al, 2004).
Biaya perlengkapan kebakaran dan keamanan (I) = 0,05 Rp 25.617.421.188 = Rp 1.280.871.059
1.1.10 Sarana Transportasi
Untuk mempermudah pekerjaan, perusahaan member fasilitas sarana
transportasi (J), seperti pada table berikut ini :
Tabel LE.6 Biaya Sarana Transportasi
No. Jenis Kendaraan Unit Jenis Harga/unit
(Rp)
Harga total
(Rp)
1. Mobil Direktur 1 New Camry 450.000.000 450.000.000
2. Mobil Manajer 3 Ford 255.000.000 765.000.000
3. Mobil kepala Bagian 9 Avanza 150.000.000 1.350.000.000
5. Truk 4 Truk 380.000.000 1.520.000.000
6. Ambulans 1 Mini Bus 150.000.000 150.000.000
7. Mobil Pemadam Kebakaran 1 Truk Tangki 380.000.000 380.000.000
Total 4.615.000.000
Total MITL = A + B + C + D + E + F + G + H + I + J
= Rp 80.478.100.000
1.2 Modal Investasi Tetap Tak Langsung (MITTL)
1.2.1 Pra Investasi
Diperkirakan 7 dari MITL (Timmerhaus et.al, 2004) Pra investasi (K) = 0,07 Rp 80.478.100.004
= Rp 5.633.467.000
1.2.2 Engineering dan Supervisi
Diperkirakan 8 dari MITL (Timmerhaus et.al, 2004)
Engineering dan supervisi (L) = 0,08 Rp 80.478.100.004
= Rp 6.438.248.000
1.2.3 Biaya Kontraktor
Diperkirakan 5 dari MITL (Timmerhaus et.al, 2004) Biaya kontraktor (M) = 0,05 Rp 80.478.100.004
= Rp 4.023.905.000
1.2.4 Biaya Tak Terduga
Diperkirakan 10 dari MITL (Timmerhaus et.al, 2004) Biaya tak terduga (N) = 0,1 Rp 80.478.100.004
= Rp 8.047.810.000
Total MITTL = K + L + M + N = Rp 24.143.430.001 Total MIT = MITL + MITTL
= Rp 80.478.100.004 + Rp 24.143.430.001 = Rp 104.621.530.005
2. Modal Kerja
Modal kerja dihitung untuk pengoperasian pabrik selama 3 bulan (= 90 hari).
2.1Persediaan Bahan Baku Proses
1. Titanium Oksida ( TiO2)
Kebutuhan = 726,565 kg/hari
Harga = US $ 400/ton (PT. Tianjin Bairun, 2012) Harga total = 90 hari 0,7266 ton/hari US $ 400/ton
= US $ 26.156,34 x Rp 9.225/US$ = Rp. 241.292.237
2. Barium Karbonat (BaCO3)
Kebutuhan = 1.795,23 kg/hari
Harga = US $ 100/ton (PT. Kronox Dupont, 2012)
Harga total = 90 hari 1,79523 ton/hari US $ 100/ton = US $ 16.157,07 x Rp 9.225/US$ = Rp. 149.048.971
2.2Persediaan Bahan Baku Utilitas
1. Solar
Kebutuhan = 6,47 liter/jam
Harga = Rp 9700/ltr (PT. Pertamina, 2012) Harga total = 90 hari 24 jam/hari 6,47 liter/jam Rp 9700/ltr
= Rp 135.559.440
2. Air
Kebutuhan = 22,09 m3/Hari
Harga = Rp 7750 /m3 (PT. PDAM Tritanadi, 2012)
Harga total = 90 hari 22,09 m3/Hari Rp 7750 /m3 = Rp 15.409.505
Total biaya persediaan bahan baku proses dan utilitas selama 3 bulan adalah = Rp 541.310.152
2.3 Kas
2.3.1 Gaji Pegawai
Tabel LE.7 Perincian Gaji Pegawai
No Jabatan Jumlah Gaji/bulan (Rp) Total Gaji (Rp)
14 Kepala Seksi Hubungan
23
Petugas Keamanan 6 1.500.000 9.000.000 24
Petugas Kebersihan 10 1.500.000 15.000.000 25
Supir 3 1.500.000 4.500.000
Jumlah 103 335.500.000
Total gaji pengawai selama 1 bulan = Rp 335.500.000 Total gaji pengawai selama 3 bulan = Rp 1.006.500.000
2.3.2 Biaya Administrasi Umum
Diperkirakan 10 dari gaji pegawai = 0,1 Rp 1.006.500.000 = Rp 100.650.000
2.3.3 Biaya Pemasaran
Diperkirakan 10 dari gaji pegawai = 0,1 Rp 1.006.500.000 = Rp 100.650.000
2.3.4 Pajak Bumi dan Bangunan
Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengacu kepada Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2000 Jo UU No. 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, sebagai berikut :
Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atas bangunan (Pasal 2 ayat 1 UU No.20/00).
Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (Pasal 6 ayat 1 UU No.20/00).
Tarif pajak ditetapkan sebesar 5% (Pasal 5 UU No.21/97).
Nilai perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar Rp. 30.000.000,-
(Pasal 7 ayat 1 UU No.21/97).
Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan Nilai Perolehan Objek Kena Pajak (Pasal 8 ayat 2 UU No.21/97).
Maka berdasarkan penjelasan di atas, perhitungan PBB ditetapkan sebagai berikut :
Wajib Pajak Pabrik Pembuatan Keramik Barium Titanat
Nilai Perolehan Objek Pajak
Tanah Rp 4.381.221.218
Bangunan Rp 3.694.000.000
Total NJOP Rp 8.075.221.218
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 30.000.000 Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp 8.045.221.218 Nilai Jual Kena Pajak = 20% x Rp 8.045.221.218 Rp 1.609.044.244 Pajak yang terutang (5% Dari NJKP) Rp 80.452.212 Maka Pajak Bumi dan Bangunan per 3 bulan = (3/12) x Rp 80.452.212
= Rp 20.113.053
Tabel LE.8 Perincian Biaya Kas
No. Jenis Biaya Jumlah (Rp)
1. Gaji Pegawai 1.006.500.000
2. Administrasi Umum 100.650.000
3. Pemasaran 100.650.000
4. Pajak Bumi dan Bangunan 20.113.053
Total 1.227.913.053
2.4 Biaya Start – Up
Diperkirakan 12 dari Modal Investasi Tetap (Timmerhaus et.al, 2004) = 0,12 Rp 104.621.530.006
= Rp 12.554.583.601
2.5 Piutang Dagang
HPT 12
IP
PD
dimana: PD = piutang dagang
IP = jangka waktu kredit yang diberikan (3 bulan) HPT = hasil penjualan tahunan
Penjualan :
Harga jual keramik barium titanat = US$ 17.500/ton
LE-15
Produksi Keramik BaTiO3 = 2,1212 ton/hari Hasil penjualan Keramik BaTiO3 tahunan
= 2,1212 ton/hari 330 hari/tahun US$ 17.500/ton = US$ 12.249.930 x Rp 9.225/US$
= Rp 113.005.604.250 Piutang Dagang =
12
3
Rp 113.005.604.250 = Rp 28.251.401.063
Perincian modal kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel LE.9 Perincian Modal Kerja
No. Jenis Biaya Jumlah (Rp)
1. Bahan baku proses dan utilitas 541.310.152
2. Kas 1.227.913.053
3. Start up 12.554.583.601
4. Piutang Dagang 28.251.401.063
Total 42.575.207.868
Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja = Rp 104.621.530.006 + Rp 42.575.207.868 = Rp 147.196.737.874
Modal ini berasal dari:
1. Modal sendiri = 60 dari total modal investasi = 0,6 Rp 147.196.737.874 = Rp 88.318.042.724
2. Pinjaman dari Bank = 40 dari total modal investasi = 0,4 Rp 147.196.737.874 = Rp 58.878.695.150
3. Biaya Produksi Total
3.1 Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
3.1.1 Gaji Tetap Karyawan
Gaji tetap karyawan terdiri dari gaji tetap tiap bulan ditambah 3 bulan gaji yang diberikan sebagai tunjangan, sehingga :
Gaji total (O) = (12 + 3) Rp 335.500.000 = Rp 5.032.500.000
3.1.2 Bunga Pinjaman Bank
Bunga pinjaman bank adalah 16% dari total pinjaman (Bank Mandiri, 2011). Bunga bank (P) = 0,16 Rp 58.878.695.150= Rp 9.420.591.224
3.1.3 Depresiasi dan Amortisasi
Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan melalui penyusutan (Rusdji, 2004). Pada perancangan pabrik ini dipakai metode garis lurus (straight line mothod). Dasar penyusutan menggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.17 Tahun 2000 Pasal 11 ayat 6, dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel LE.10 Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000
Kelompok Harta
Berwujud
Masa
(tahun)
Tarif
(%) Beberapa Jenis Harta
I. Bukan Bangunan
Mesin kantor, perlengkapan, alat perangkat/
tools industri. Mobil, truk kerja
Mesin industri kimia, mesin industri mesin II. Bangunan
Permanen 20 5 Bangunan sarana dan penunjang (Sumber : Waluyo, 2000 dan Rusdji,2004)
Depresiasi dihitung dengan metode garis lurus dengan harga akhir nol.
n L P
D
dimana :
D = depresiasi per tahun P = harga awal peralatan L = harga akhir peralatan n = umur peralatan (tahun)
Tabel LE.11 Perhitungan Biaya Depresiasi sesuai UURI No. 17 Tahun 2000
Komponen Biaya (Rp) Umur
(tahun) Depresiasi (Rp)
Bangunan 3889.000.000 20 194.450.000
Peralatan proses dan utilitas 25.617.421.188 16 1.601.088.824 Instrumentrasi dan
pengendalian proses 3.330.264.754 16 208.141.547 Perpipaan 20.493.936.951 16 1.280.871.059 Instalasi listrik 12.808.710.594 16 800.544.412 Inventaris kantor 1.280.871.059 4 320.217.765
Insulasi 2.561.742.119 16 160.108.882
Perlengkapan keamanan 1.280.871.059 16 80.054.441 Sarana transportasi 4.615.000.000 8 576.875.000
TOTAL 5.222.351.931
Semua modal investasi tetap langsung (MITL) kecuali tanah mengalami penyusutan yang disebut depresiasi. Sedangkan modal investasi tetap tidak langsung (MITTL) juga mengalami penyusutan yang disebut amortisasi.
Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dapat dihitung dengan amortisasi dengan menerapkan taat azas (UURI Pasal 11 ayat 1 No. Tahun 2000). Para Wajib Pajak menggunakan tarif amortisasi untuk harta tidak berwujud dengan menggunakan masa manfaat kelompok masa 4 (empat) tahun sesuai pendekatan prakiraan harta tak berwujud yang dimaksud (Rusdji, 2004).
Untuk masa, maka biaya amortisasi adalah 20% dari MITTL, sehingga : Biaya amortisasi = 0,2 Rp 24.143.430.001
= Rp 4.828.686.000
Total biaya depresiasi dan amortisasi (Q)
= Rp 5.222.351.931 + Rp 4.828.686.000 = Rp 10.051.037.932
3.1.4 Biaya Tetap Perawatan
1. Perawatan mesin dan alat-alat proses
Perawatan mesin dan peralatan dalam industri proses berkisar 2 sampai 20%, diambil 5% dari harga peralatan terpasang di pabrik (Timmerhaus et.al,2004).
Biaya perawatan mesin = 0,05 Rp 25.617.421.188 = Rp 1.280.871.059
2. Perawatan bangunan
Diperkirakan 5 dari harga bangunan (Timmerhaus et.al, 2004). Perawatan bangunan = 0,05 Rp 3.889.000.000
= Rp 194.450.000
3. Perawatan kendaraan
Diperkirakan 5 dari harga kendaraan (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan kendaraan = 0,05 Rp 4.615.000.000
= Rp 230.750.000
4. Perawatan instrumentasi dan alat kontrol
Diperkirakan 5 dari harga instrumentasi dan alat kontrol (Timmerhaus et al, 2004).
Perawatan instrumentasi = 0,05 Rp 3.330.264.754 = Rp 166.513.238
5. Perawatan perpipaan
Diperkirakan 5 dari harga perpipaan (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan perpipaan = 0,05 Rp 20.493.936.951
= Rp 1.024.696.848
6. Perawatan instalasi listrik
Diperkirakan 5 dari harga instalasi listrik (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan listrik = 0,05 Rp 12.808.710.594
= Rp 640.435.530
7. Perawatan insulasi
Diperkirakan 5 dari harga Insulasi (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan insulasi = 0,05 Rp 2.561.742.119
= Rp 128.087.106
8. Perawatan inventaris kantor
Diperkirakan 5 dari harga inventaris kantor (Timmerhaus et al, 2004). Perawatan inventaris kantor = 0,05 Rp 1.280.871.059
= Rp 64.043.553
9. Perawatan perlengkapan kebakaran
Diperkirakan 5 dari harga perlenkapan kebakaran (Timmerhaus et al, 2004).
Perawatan perlengkapan kebakaran = 0,05 x Rp 1.280.871.059 = Rp 64.043.553
Total biaya perawatan (R) = Rp 3.793.890.886
3.1.5 Biaya Tambahan Industri (Pant Overhead Cost)
Biaya tambahan industri ini diperkirakan 10 dari modal investasi tetap (Timmerhaus et al, 2004).
Pant Overhead Cost (S) = 0,1 Rp 104.621.530.006
= Rp 10.462.153.001
3.1.6 Biaya Administrasi Umum
Biaya administrasi umum ini diperkirakan 10 dari biaya tambahan (Timmerhaus et al, 2004).
Biaya administrasi umum (T) = 0,1 Rp 10.462.153.001 = Rp 1.046.215.300
3.1.7 Biaya Pemasaran dan Distribusi
Biaya pemasaran selama 1 tahun = Rp 100.650.000
Biaya distribusi diperkirakan 50% dari biaya pemasaran, sehingga : Biaya distribusi = 0,5 x Rp 100.650.000 = Rp 50.325.000 Biaya pemasaran dan distribusi (U) = Rp 150.975.000
3.1.8 Biaya Laboratorium. Penelitan dan Pengembangan
Diperkirakan 5 dari biaya tambahan industri (Timmerhaus et al, 2004). Biaya laboratorium (V) = 0,05 x Rp 10.462.153.001
= Rp 523.107.650
3.1.9 Biaya Asuransi
1. Biaya asuransi pabrik. adalah 3,1 permil dari modal investasi tetap langsung (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia-AAJI, 2009).
Biaya asuransi = 0,0031 Rp 80.478.100.004 = Rp 249.482.110
Biaya asuransi karyawan.
Premi asuransi = Rp 351.000,-/tenaga kerja (PT. Prudential Life Assurance, 2010).
Maka biaya asuransi karyawan = 123 x Rp 351.000,- = Rp 36.153.000 Total biaya asuransi (W) = Rp 285.635.110
3.1.10 Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan (X) adalah Rp 80.452.212
Total Biaya Tetap (Fixed Cost) = O + P + Q + R + S + T + U + V + W + X
= Rp 40.846.558.315
3.2 Biaya Variabel
3.2.1 Biaya Variabel Bahan Baku Proses dan Utilitas per tahun
Biaya persediaan bahan baku proses dan utilitas selama 3 bulan adalah Rp 541.310.152
Total biaya persediaan bahan baku proses dan utilitas selama 1 tahun =
3 12
x Rp 541.310.152 = Rp 2.165.240.608
3.2.2 Biaya Variabel Tambahan
1. Perawatan dan Penanganan Lingkungan
Diperkirakan 10 dari biaya variabel bahan baku
Biaya variabel Perawatan dan Penanganan Lingkungan: = 0,1 Rp 2.165.240.608
= Rp 216.524.061
2. Biaya Variabel Pemasaran dan Distribusi
Diperkirakan 10 dari biaya variabel bahan baku
Biaya Pemasaran dan Distribusi = 0,1 Rp 2.165.240.608 = Rp 216.524.061
Total biaya variabel tambahan = Rp 433.048.122
3.2.3 Biaya Variabel Lainnya
Diperkirakan 5 dari biaya variabel tambahan = 0,05 Rp 433.048.122 = Rp 21.652.406
Total biaya variabel = Rp 2.619.941.136
Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 40.846.558.315 + Rp 2.619.941.136 = Rp 43.466.499.451
4. Perkiraan Laba/Rugi Perusahaan
4.1 Laba Sebelum Pajak
Laba atas penjualan = total penjualan – total biaya produksi = Rp 113.005.604.250 – Rp 43.466.499.451
= Rp 69.539.104.799
Bonus perusahaan untuk karyawan 0,5 % dari keuntungan perusahaan = 0,005 x Rp 69.539.104.799
= Rp 347.695.524,00
Pengurangan bonus atas penghasilan bruto sesuai dengan UURI No. 17/00 Pasal 6 ayat 1 sehingga :
Laba sebelum pajak (bruto) = Rp 69.539.104.799 − Rp 347.695.524,00 = Rp 69.191.409.275,26
4.2 Pajak Penghasilan
Berdasarkan UURI Nomor 17 ayat 1 Tahun 2000, Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan adalah (Rusjdi, 2004) :
Penghasilan sampai dengan Rp 50.000.000,- dikenakan pajak sebesar 5.
Penghasilan Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,- dikenakan pajak sebesar 15.
Penghasilan Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,- dikenakan pajak sebesar 25.
Penghasilan di atas Rp 500.000.000,- dikenakan pajak sebesar 30. Maka pajak penghasilan yang harus dibayar adalah :
- 5 Rp 50.000.000,- = Rp 2.500.000 - 15 (Rp 250.000.000,- - Rp 50.000.000,-) = Rp 30.000.000 - 25% x (Rp 500.000.000,- - Rp 250.000.000,-) = Rp 62.500.000 - 30 (Rp 69.191.409.275,26 – Rp 500.000.000)= Rp 20.607.422.783
Total PPh = Rp 20.702.422.783
5.4 Pay Out Time (POT) pengeluaran dari tahun ke tahun yang disebut “Cash Flow”. Untuk memperoleh cash flow diambil ketentuan sebagai berikut :
- Laba kotor diasumsikan mengalami kenaikan 10 tiap tahun - Masa pembangunan disebut tahun ke nol
- Jangka waktu cash flow dipilih 10 tahun
- Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai pada tahun ke – 10 - Cash flow adalah laba sesudah pajak ditambah penyusutan (depresiasi). Dari Tabel LE.11 diperoleh nilai IRR =46,26
Tabel E.12 Data Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
Thn Laba sebelum
pajak Pajak
Laba Sesudah
pajak Depresiasi Net Cash Flow
P/F
58.540.024.424 0,6849 40.095.907.140 0,6803 39.823.145.867 2
63.383.423.074 0,4691 29.735.139.367 0,4628 29.331.955.701 3
68.711.161.588 0,3213 22.078.457.236 0,3148 21.630.934.701 4
74.571.673.954 0,2201 16.412.036.302 0,2142 15.969.986.649 5
81.018.237.556 0,1507 12.212.891.885 0,1457 11.803.100.845 6
88.109.457.518 0,1032 9.097.150.773 0,0991 8.732.096.346 7
95.909.799.477 0,0707 6.782.549.820 0,0674 6.466.088.431 8
104.490.175.631 0,0484 5.061.189.669 0,0459 4.792.220.374 9
113.928.589.401 0,0332 3.779.697.280 0,0312 3.554.485.177 10
124.310.844.548 0,0227 2.824.752.874 0,0212 2.638.369.814
-20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000 120.000.000.000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
B
ia
y
a
(
R
p)
Kapasitas Produksi (%)
Biaya Tetap
biaya variabel
total biaya produksi
hasil penjualan
Harga BEP 37,00%