• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Membeli Produk Orijinal Ekonomi Kreatif di Kecamatan Medan Sunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Membeli Produk Orijinal Ekonomi Kreatif di Kecamatan Medan Sunggal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sejarah ekonomi di dunia tergambar sejak revolusi industri di Inggris antara

tahun 1750-1850 masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

industri yang mampu menciptakan berbagai produk dan jasa secara masal.

Setelah revolusi industri di Inggris, dunia masuk ke dalam aktivitas ekonomi

yang sangat berbeda dan baru. Indonesia kini berada di dalam abad informasi

dimana tren sedang menjamur saat ini. Sedikit banyak cara baru aktivitas

ekonomi semacam ini telah membantu Indonesia berdiri kembali setelah krisis

moneter tahun 1998. (Suryana, 2013:4)

Namun dua era diatas sedang bergeser menuju era baru yang lebih dinamis.

Pada 2001, Howkins menemukan kehadiran ekonomi kreatif setelah beliau

menyadari bahwa sejak 1996 sejak pertama kali karya hak cipta Amerika

Serikat memiliki nilai penjualan ekspor sebesari 60,18 miliar yang jauh

melampaui ekspor sektor lainnya, seperti otomotif, pertanian dan pesawat

terbang. Pada 1997, Amerika Serikat menghasilkan 414 miliar dolar dari

produk buku, film, musik, TV, dan hak cipta lainnya. (Suryana, 2013:8)

Kreativitas menjadi aktivitas ekonomi menggantikan fokus ekonomi

(2)

ekonomi dominan, kreativitas pun akan menggantikan abad informasi sebagai

fokus dominan ekonomi global.

Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi mampu mengubah pola pikir

dan pola kehidupan manusia. Kekhawatiran akan kelangkaan barang dan jasa

dalam memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas telah berkurang.

Melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus-menerus,

telah menciptakan penemuan-penemuan baru yang sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan konsumen. Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan

dan kemajuan teknologi dapat mengatasi kesenjangan antara kelangkaan

barang dan jasa serta kebutuhan manusia yang tidak terbatas. (Suryana,

2013:2)

Kreativitas ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi telah menggeser orientasi

ekonomi, dari ekonomi pertanian ke ekonomi industri, ekonomi jasa, ekonomi

informasi dan akhirnya ke ekonomi kreatif. Perubahan orientasi ekonomi

tersebut oleh Howkins (2011) dikenal dengan “gelombang ekonomi”. Pada

saat ini dunia telah memasuki era industri pada gelombang keempat, yaitu

industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Di negara-negara maju

sendiri mereka telah cukup lama menyadari bahwa saat ini mereka tidak bisa

mengandalkan supremasi di bidang industri lagi, tetapi mereka harus lebih

(3)

Dilihat dari data statistik terlihat bahwa sejak tahun 2002, industri kreatif di

Indonesia terus mengalami peningkatan terhadap nilai PDB. Pada tahun 2002,

nilai PDB sub-sektor industri kreatif sebesar Rp 132 triliun dengan harga

konstan, meningkat menjadi Rp 151 trilun pada tahun 2008 atau setiap tahun

terjadi pertumbuhan rata-rata sebesar 2,32 % pertahun. (Saputra, 2010:47)

Dilihat dari aspek penyerapan tenaga kerja, industri kreatif di Indonesia pada

tahun 2008 mampu menyerap tenaga kerja sebesar 7,6 juta tenaga kerja

dengan tingkat partisipasi pekerja sebesar 7,53 %. Tingkat produktifitas

tenaga kerja sub-sektor industri kreatif juga lebih tinggi dibanding tenaga

kerja sektor lain, dimana produktifitas pekerja sebesar Rp 64.919

juta/pekerja/tahun. (Saputra, 2010:47)

Tingginya produktifitas tenaga kerja juga memberikan dampak terhadap

output industri. Output industri kreatif selain dimanfaatkan secara domestik

juga di ekspor keluar negeri. Dimana pada tahun 2008, nilai ekspor industri

mencapai Rp 114,9 triliun dengan rata-rata pertumbuhan ekspor sebesar 12,2

% pertahun dan kontribusi terhadap total ekspor Indonesia sebesar 9,23 %.

(Saputra, 2010:47)

Perkembangan industri kereatif di Indonesia bisa kita lihat dalam tabel berikut

(4)

Tabel 1.1

Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia Tahun 2002-2008

No Indikator Satuan 2002 2005 2008

Rata-rata A Berbasis PDB

1 Nilai tambah

berlaku Miliar Rp 160.337 214.541 360.663 235.633

2 Nilai tambah

konstan Miliar Rp 132.472 135.394 151.581 139.879 3 Pertumbuhan Persen - -2,33% 2,48% 2,32%

4 Produktifitas Ribu

(5)

Impor Nasional

7 Net Trade Miliar Rp 53.967 69.547 104.483 73.096

8 Pertumbuhan

Net Trade Persen - 8,30% 19,91% 11,87%

9

Konrtribusi thdp Trade Nasional

Persen 23,33% 25,30% 41,65% 26,12%

Sumber : Saputra, (2010:48)

Industri kreatif merupakan salah satu industri yang dapat bertahan di tengah

ancaman krisis global tahun 2008. Hal ini dapat kita lihat melalui tabel

dibawah ini :

Tabel 1.2

Kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap Perekonomian Indonesia Tahun 2005-2009

Indikator 2007 2008 2009 2010

PDB konstan (miliar) 145.795 145.239 145.537 157.488 Kontribusi Nasional 7,43% 6,97% 7,04% 7,29% Nilai Ekspor (miliar) 95.209 114.925 116.651 131.251

Kontribusi terhadap

Ekspor Nasional 8,86% 7,52% 10,65% 9,25% Penyerapan Tenaga

Kerja (orang) 7.375.116 7.624.643 8.207.532 8.553.365 Kontribusi Nasional 7,38% 7,43% 7,83% 7,90%

Sumber : Saputra, (2010:49)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa total ekspor industri kreatif pada tahun

2009 tidak mengalami penurunan dari tahun 2008 seperti yang di alami oleh

sektor Industri lainnya sebagai akibat dari krisis global. Hal ini merupakan

satu harapan baru bagi perekonomian Indonesia karena industri kreatif adalah

(6)

pelaksanaan strategi promosi ekspor di Indonesia adalah dengan

mengembangkan industri kreatif yang saat ini menjadi salah satu sumber

ekonomi baru yang berpotensi dalam meningkatkan ekspor nasional. (Saputra,

2010:47)

Dilihat dari perkembangan pangsa pasar, hasil ekonomi kreatif pada

dasawarsa sekarang ini berkembang cukup menakjubkan. Peningkatan hasil

ekonomi kreatif yang paling pesat adalah bidang riset dan pengembangan

sektor industri, perangkat lunak, dan penerbitan. Pangsa pasar terbesar kedua

adalah bidang penyiaran TV, radio, dan desain. Pangsa pasar ketiga adalah

film dan musik. Pangsa pasar keempat adalah mainan anak-anak, periklanan

dan arsitek. Dan pangsa pasar kelima adalah kerajinan, permainan video,

pakaian dan seni lukis. (Suryana, 2013:9)

Salah satu kota besar di Indonesia yang menerapkan sistem ekonomi kreatif

adalah kota Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah

Jakarta dan Surabaya. Sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka,

Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk kegiatan perdagangan

barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri.

Ekonomi kreatif menjadi wacana yang menarik untuk diangkat ke permukaan

meskipun bukan gagasan baru. Namun, menjadi menarik ketika segmen ini

dinilai belum berkembang merata seperti yang diharapkan. Bahkan, Ekonomi

kreatif yang dimaksud dinilai masih jauh dari sisi Ekonomi mengingat

(7)

Hal itu diakui Fathararia Damanik, pelaku ekonomi kreatif Medan pendiri

Tauko Medan, usaha kreatif bidang clothing dan desain yang merupakan salah

satu elemen ekonomi kreatif lainnya, seperti kerajinan, musik, kuliner,

penerbitan, film, fotografi, komik, dan sejumlah devisi kreatif lainnya.

Memang, katanya, ada beberapa divisi kreatif yang sudah mulai hidup di

Medan dalam beberapa tahun belakangan ini, sebut saja misalnya musik,

desain, kerajinan, fashion, event organizer, maupun clothing, seperti produksi

kaos dengan desain yang banyak mengangkat nama Medan.

(www.medanbisnisdaily.com)

Satu hal yang menjadi penghambat mengapa ekonomi kreatif di Medan belum

seperti di kota lainnya dikarenakan komunitas kreatif di kota ini belum dapat

bersinergi sehingga sulit membangun jaringan yang saling membutuhkan.

Yang terjadi, ketika trend ekonomi kreatif muncul, muncul pula

komunitas-komunitas kreatif yang sayangya tidak dapat berbuat banyak untuk

menghasilkan kreatifitas bernilai ekonomi. (www.medanbisnisdaily.com)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam

pnelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana pandangan masyarakat di kecamatan Medan Sunggal terhadap

produk orijinal ekonomi kreatif ?

(8)

3. Bagaimana pengaruh keberadaan produk non-orijinal terhadap barang

orijinal ekonomi kreatif di kecamatan Medan Sunggal?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah :

1. Mengetahui pandangan masyarakat di kecamatan Medan Sunggal tentang

produk ekonomi kreatif

2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat di

kecamatan Medan Sunggal membeli produk orijinal ekonomi kreatif.

3. Mengetahui pengaruh keberadaan produk non-orijinal terhadap produk

orijinal ekonomi kreatif itu sendiri di kecamatan Medan Sunggal.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para akademisi

untuk melengkapi teoritis yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi masyarakat membeli produk orijinal ekonomi kreatif serta

membuka kemungkinan untuk penelitian lebih lanjut tentang permasalahan

yang sejenis. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber

informasi data sekunder sebagai pelengkap bagi seorang peneliti lain dan

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap Perekonomian Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG PEMBENTUKAN TIM INTENSIFIKASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TINGKAT KECAMATAN DAN DESA SE KABUPATEN

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk menjual saham

Berdasarkan hasil traffic counting , total jumlah kendaraan maksimal di jalan S.Parman terjadi pada hari selasa yaitu 17.098 kendaraan. Konsentrasi CO dan SO 2

2. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki perbedaan dengan sistem kapitalisme-liberal maupun sosialisme-komunis. Pancasila mengakui dan melindungi baik

adalah buku La Tahzan karangan Aidh al-Qarni dan pendidikan Islam. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter dalam. buku La Tahzan karangan Aidh

Infark Miokard adalah suatu kondisi medis yang mengancam keselamatan jiwa yang ditandai dengan kematian otot jantung dikarenakan penyumbatan arteri

[r]

In this paper, we present an approach based on RS, GIS and two-dimensional (2D) flood modelling to generate new flood layers (in addition to the usual flood depths and hazard