• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA

LANSIA

Billy Dema Justia Wahid1), Verawati Sudarma2)

1)Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 2)Departemen Ilmu Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Alamat korespondensi: Jl. Kyai Tapa no. 260 Grogol, Jakarta Barat 11470 E-mail :billydemajustiawahid@gmail.com

ABSTRAK

Proses penuaan pada lansia mengakibatkan turunnya berbagai fungsi fisiologis, termasuk munculnya berbagai penyakit saraf. Berbagai studi menunjukkan hubungan antara status gizi yang dinilai dari Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap penurunan fungsi kognitif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan penurunan dari fungsi kognitif pada lansia. Penelitian menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan 82 lansia di Panti Sosial Tresna Werda Budi Mulia 2. Data karakteristik meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status pernikahan diperoleh dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Fungsi kognitif dinilai menggunakan Mini-Mental State Examination. Status gizi dinilai dengan mengukur berat badan dan tinggi badan dan menghitung IMT, serta pengukuran lingkar pinggang responden. Analisis data menggunakan SPSS 23.0 dengan tingkat kemaknaan 0,05. Analisis chi-square menunjukkan adanya hubungan yang secara statistik bermakna antara jenis kelamin (p=0,001), tingkat pendidikan (p=0,000), dan lingkar pinggang (p=0,016). Sedangkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara IMT (p=0,217) dan status pernikahan (p=0,282) dengan fungsi kognitif. Jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lingkar pinggang berhubungan dengan fungsi kognitif, sedangkan IMT dan status pernikahan tidak berhubungan dengan fungsi kognitif.

Kata kunci:status gizi, fungsi kognitif, lanjut usia

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, definisi lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.(1) Penduduk

lanjut usia di Indonesia tahun 2008 sebesar 21,2 juta jiwa, dengan usia harapan hidup 66,8 tahun. Pada tahun 2010 terdapat 24 juta jiwa lansia dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020 jumlah lansia diperkirakan sebesar 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup 71 tahun.(2)

Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia.(2)Salah satu

(2)

Kemunduran fungsi kognitif dapat berupa mudah lupa (forgetfulness) yaitu bentuk gangguan kognitif yang paling ringan, gangguan ini diperkirakan dikeluhkan oleh 39% lanjut usia berusia 50-59 tahun, meningkat menjadi lebih dari 85% pada usia lebih dari 80 tahun.(4) Berdasarkan penelitian di Jakarta Barat dengan pengambilan sampel secara

cluster random sampling pada 103 subyek diketahui bahwa prevalensi penurunan fungsi

kognitif sebanyak 45,6% pada lansia.(5)Penyakit mudah lupa ini dapat berlanjut menjadi

gangguan kognitif ringan sampai ke demensia sebagai bentuk klinis yang paling berat, dimana demensia adalah suatu kemunduran intelektual berat dan progresif yang mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas harian seseorang dan penyakit Alzheimer merupakan penyebab yang paling sering dari demensia.(3)Penurunan fungsi

kognitif memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya adalah usia, gender, ras, genetik, tekanan darah, payah jantung, aritmia jantung, diabetes melitus, kadar kolesterol, fungsi tiroid, alkohol, merokok, trauma, obesitas, dan ketidakseimbangan nutrisi baik makronutrien dan mikronutrien.(3)

Status gizi pada usia diatas 18 tahun dapat diukur dengan IMT dan dibedakan menjadi

underweight, normal, overweight, dan obesitas.(6)Di Indonesia, prevalensi obesitas sentral

yang ditandai dengan penambahan lingkar pinggang pada lansia sebesar 18,8%.(6)Hasil

penelitian The Whitehall II dan the Framingham Offspring, menunjukan bahwa overweight

mempunyai hubungan terhadap berkurangnya fungsi memori dan fungsi eksekutif.(7)

Studi Yan Zou di Tiongkok menunjukan bahwa IMT yang menurun berpengaruh terhadap penurunan dari fungsi kognitif dan merupakan risiko terhadap demensia.(8)

Berdasarkan Studi Gunstad di Amerika diketahui bahwa hubungan obesitas dan usia dengan gangguan kognitif adalah sebesar 27,36%.(9)

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara status gizi yang dinilai melalui IMT dan lingkar pinggang dengan penurunan fungsi kognitif.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan menggunakan metodecross-sectionalpada bulan September-Oktober 2017. Subyek adalah lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2, Cengkareng, Jakarta Barat. Kriteria inklusi meliputi; lebih atau sama dengan 60 tahun, mampu berkomunikasi verbal dengan baik, bersedia menjadi responden, dan mengisi informed consent. Kriteria ekslusi jika subyek memiliki riwayat penyakit stroke dan trauma kepala. Jumlah subyek minimal yang dibutuhkan sebanyak 82 orang dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive non-random sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terpimpin dengan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mendapatkan data karakteristik berupa jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status pernikahan. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,1 kg sedangkan pengukuran tinggi badan menggunakan

microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Setelah didapat data berat badan dan tinggi badan

(3)

Analisis data menggunakan program statistik untuk analisis univariat yang berupa distribusi frekuensi dari karakteristik responden, serta analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan menggunakan SPSS 23.0 dengan tingkat kemaknaan 0,05.

HASIL

Jumlah subyek yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 82 orang, dengan jumlah wanita terbanyak (52,4%). Tingkat pendidikan terbanyak adalah golongan rendah sebanyak 74 responden (90,2%), umumnya responden menikah (79,3%). Subyek dengan lingkar pinggang besar lebih banyak dibanding dengan lingkar pinggang normal (59,8%). Berdasarkan IMT, subyek dengan IMT normal sebesar 43,9%. Fungsi kognitif responden umumnya masuk dalam kategori menurun (69,5%). Tabel 1

Tabel 5. Distribusi frekuensi karakteristik responden

Variabel Jumlah Presentase

Analisis bivariat dengan ujichi-squaremenunjukkan hasil terdapat hubungan yang secara statistik bermakna antara jenis kelamin (p=0,0001), tingkat pendidikan (p=0,0001) dan lingkar pinggang (p=0,016) dengan fungsi kognitif. Sedangkan status pernikahan (p=0,282) dan IMT (p=0,217) tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan fungsi kognitif. Tabel 2

Tabel 6. Hubungan status gizi dan penurunan fungsi kognitif pada lansia Karakteristik

(4)

Tinggi 6 (75%) 2 (25%)

Status Pernikahan

Ya 18 (27,7%) 47 (72,3%) 0,282

Tidak 7 (41,2%) 10 (58,8%)

Lingkar Pinggang

Normal 15 (45,5%) 18 (54,5%) 0,016*

Besar 10 (20,4%) 39 (79,6%)

IMT

Kurus 8 (36,4%) 14 (63,6%) 0,217

Normal 13 (36,1%) 23 (63,9%)

Obes 4 (16,7%) 20 (83,3%)

* p<0,05 : Chi Square

PEMBAHASAN

Lansia terbanyak adalah berjenis kelamin wanita, hal ini sesuai dengan data dari Depkes pada tahun 2016.(10)Walaupun penelitian ini dilakukan di Jakarta, namun hasil penelitian

menunjukkan jumlah subyek dengan tingkat pendidikan rendah lebih banyak dibanding dengan subyek dengan tingkat pendidikan tinggi. Hal ini mungkin disebabkan tingkat ekonomi yang sulit di masa lalu. Status pernikahan yang menikah juga lebih tinggi sesuai data dari Badan Pusat Statistik dari survei tahun 2012-2015.(11)

Walau lingkar pinggang subyek lebih banyak termasuk dalam kategori besar (59,8%) dibanding normal tetapi sebanyak 43,9% memiliki IMT yang normal. Pertambahan lingkar pinggang berhubungan dengan pertambahan usia. Pertambahan usia menyebabkan perubahan komposisi tubuh berupa terjadi peningkatan massa lemak, penurunan massa bebas lemak dan penurunan massa tulang. Secara epidemiologi perubahan komposisi tubuh, khususnya peningkatan proporsi dan distribusi lemak tubuh, akan menyebabkan peningkatan akumulasi lemak sentral di abdomen yang mengakibatkan obesitas abdominal atau obesitas sentral. Beberapa studi terkini menyatakan bahwa batasan IMT tidak tepat digunakan pada populasi lansia karena pada lansia IMT tidak optimal menjadi marker adipositas.(12)Penurunan fungsi kognitif umum

terjadi pada penambahan usia. Penelitian Wu membuktikan bahwa pada usia lanjut terdapat penurunan sinyal neuron dan plastisitas otak. ProteinMyelin-associated Inhibitors

(MAIs) yang ditemukan pada individu dengan usia lanjut menurunkan stimulus kekuatan induksi sinaps dan mengubah bentuk secara struktur yang menghalangi mekanisme sinaps dari proses belajar spasial dan memori dan menghasilkan penurunan kognitif.(13)

Uji statistik menunjukan terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan fungsi kognitif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitzpatrick dkk, yang menunjukan menopause merupakan konsekuensi dari penuaan. Pengaruh menopause dan hilangnya hormon ovarium merupakan salah satu faktor penurunan memori. Hipokampus pada wanita mengeluarkan hormon seperti estrogen sebagai faktor tropik selama dewasa, kekurangan estrogen selama menopause mengakibatkan neuron menjadi lebih rapuh dan memperburuk kemunduran memori.(14)

Pendidikan berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif (p=0,001). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wreksoadmojo dkk yang menunjukan hubungan antara tingkat pendidikan dan fungsi kognitif (p<0,001).(15) Dalam penelitian Yao dkk,

(5)

pengalaman dan pendidikan.(16)Pendidikan dapat menyediakan stimulus rutin dan terus

menerus bagi perkembangan kemampuan kognitif seperti logika dan penalaran, pemikiran abstrak, dan mampu mencegah hilangnya hubungan dan meningkatkan hubungan antar neuron. Status pernikahan tidak berhubungan dengan fungsi kognitif. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan studi di Swedia. Pada penelitian tersebut, diketahui bahwa pada pasien yang tidak menikah didapatkan lebih banyak mengalami demensia (p=0,001).(17)

Lingkar pinggang berhubungan bermakna dengan fungsi kognitif (p=0,016). Hal ini sesuai dengan penelitian Kim dkk yang dalam penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan antara lingkar pinggang dan fungsi kognitif.(18) Obesitas sentral telah diteliti

memiliki faktor risiko potensial pada penurunan kognitif, meskipun literatur yang ada masih jarang dan tidak konsisten. Ditambah lagi, banyak studi penelitian meneliti mengenai lingkar perut sebagai prediktor gangguan fungsi kognitif pada beberapa penyakit seperti hipertensi dan diabetes. Diduga lingkar perut yang tinggi berhubungan dengan kemampuan kecepatan psikomotor, fungsi eksekutif, dan atensi yang menurun baik dengan atau tanpa penyakit diabetes pada orang dewasa.(18)

Penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan antara IMT dengan fungsi kognitif (p=0,217). Hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian Manoux dkk melalui studi kohort selama 10 tahun, diketahui subyek yang mengalami obesitas menunjukkan penurunan yang amat tajam terhadap fungsi kognitifnya.(19) Mekanisme potensial yang

menghubungkan obesitas dengan penyakit Alzheimer yang ditandai dengan

menurunnya fungsi kognitif meliputi hiperinsulinemia, advanced glycosylation products, hormon turunan adiposit (adipokin dan sitokin) dan pengaruh lemak pada risiko penyakit vaskular dan serebrovaskular.(20) Menurut penelitian Guoyao dkk, pada

penderita kwashiorkor didapatkan penurunan salah satu jenis protein yaitu penurunan metabolisme glutathione, dimana penurunan ini berdampak pada kejadian Alzheime’s

disease.(21)Tidak didapatkannya hubungan yang bermakna pada penelitian ini disebabkan,

pada pengukuran IMT terdapat kemungkinan akurasi hasil yang kurang, dikarenakan salah satu fisiologis yang terjadi pada lansia adalah penyusutan diskus invertebralis yang menyebabkan penurunan tinggi badan. Dalam hal ini sangat berkaitan dengan hasil gizi dari perhitungan tinggi badan dari subyek.(22)

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lingkar pinggang berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif. Sedangkan status pernikahan dan IMT tidak menunjukkan hubungan. Faktor yang dapat dimodifikasi variabel bebas adalah ukuran lingkar pinggang. Dianjurkan lansia untuk menjaga lingkar pinggang yang normal dan tetap menjaga keaktifan dalam berpikir.

UCAPAN TERIMA KASIH

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, (online), (https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uac t=8&ved=0ahUKEwjdqsWL4qTZAhWGu48KHdsRBd0QFghPMAM&url=http%3A%2F% 2Fwww.bpkp.go.id%2Fuu%2Ffiledownload%2F2%2F45%2F438.bpkp&usg=AOvVaw0nk 1TKfCMIAmSjX1qn44RB), diakses tanggal 5 Januari 2018.

Muwarni P, 2011. Gerontik Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan. Home are dan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta.

Kementerian Kesehatan RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Jakarta. 2013.

Wreksoatmodjo BR. Beberapa Kondisi Fisik dan Penyakit yang Merupakan Faktor Risiko Gangguan Fungsi Kognitif. CDK 2014; 41(1):25-32.

Muzamil, MS. Afriwardi. Martini, RD. Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif pada Usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014;3(2):202-5.

Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2016.

Dahl, AK. Hassing, LB. Fransson, El. Gratz, M. Reynolds, CA. Body mass index across mildlife and cognitive change in late life. International Journal of Obesity. 2013; 37. 296-302.

Zhou, Y. Flaherty, J. Huang CQ. Lu, Z. Deny, BR. Cognitive Function among Chinese Nonagenarians/Centenarians. Dementia and Geriatric Cognitive Disorders. 2010;30:517-24.

Gunstad J. Lhotsky A. Wendell CR. Ferucci L. Zonderman AB. Longitudinal Examinationof Obesity and Cognitive Function : Results from the Baltimore Longitudinal Study of Aging. Neuroepidemiology. 2010. 34: 222-9.

Data & infomasi profil kesehatan Indonesia 2016. diunduh dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/Data%20dan%20Informasi%20Kesehatan%20Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202 016%20-%20%20smaller%20size%20-%20web.pdf

BPS diunduh dari https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/893

Batsis JA, Singh S, Lopez-Jimenez F. Anthropometric measurements and survival in older Americans: results from the third National Health and Nutrition Examination Survey. J Nutr Health Aging 2014;18:123–30.

Sadock, B. Shadock, Virginia A. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2010.

(7)

Wreksoatmojo BR. Pengaruh social engagement terhadap fungsi kognitif lanjut usia di Jakarta. Neurologi. 2014. 41(3):214

Yao, S. Zeng, H., Sun, S. Investigation on status and influential factors of cognitive function of the community-dwelling elderly in Changsha City.Archives of gerontology and geriatrics. 2009. 49(3), 329-334

Sundstrom, A., Westerlund, O., Kotyrlo, E. Marital status and risk of dementia: a nationwide population-based prospective study from Sweden. BMJ Open. 2016;6(1).

Kim E, Cho MH, Cha KR, Park JS, Ahn C-W, Oh BH, et al. Interactive Effect of Central Obesity and Hypertension on Cognitive Function in Older OutPatients with Type 2 Diabetes. Diabet Med. 2008;25(12):1440–6

Singh-Manoux A, Czernichow S, Elbaz A, Dugravot A, Sabia S, Hagger-Johnson G, et al.

Obesity phenotypes in midlife and cognition in early old age The Whitehall II cohort study.

Neurologi. 2012. 79(8):755-62.

Luchsinger, J A. Bindu P. ming-Xin. Et al. Measures of Adiposity and Dementia Risk in The Elderly,Arch Neurol. 2009. 64(3): 392-398.

Wu, G., Fang, YZ. Yang, S, Lupton, JR. Glutathione Metabolism and Its Implications for Health. J Nutr. 2004;134 (3):489-92.

Gambar

Tabel 6. Hubungan status gizi dan penurunan fungsi kognitif pada lansia

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak meneliti interaksi simbolik dalam komunitas vespa Kasoos hendaknya dapat memakai kajian konsep yang berbeda dari penelitian

Bila struktur tersebut menerima beban transversal, maka Struktur tersebut akan mengalami d^fnrmasi Han menerima momen dan aava sreser batang tepi atas mengalami gaya tekan,

However, the application of linguistic amplification technique does not change the meaning in the clause as it applies in the

[r]

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena Kasih dan Anugrah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang - orang terpenting dihidup saya, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada mereka semua

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari rely dan ability. Istilah reliabilitas sering diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan maupun konsistensi.

I Akun Matematika Ekonomi A ABDUL HALIM FATHANI, S.Si., M.Pd ABDUL HALIM FATHANI, S.Si., M.Pd B.. 203 40 Maretha Ika