Alternatif Penyelesaian
Sengketa
Jenis APS:
Pengadilan
Mediasi (tahkim) Musyawarah
Tahkim:
An Nisa:35 “maka angkatlah seorang hakam dari keluarga si lelaki dan seorang hakam dari
keluarga si wanita ...”
Sunnah HR An-Nasa’i bahwa Abu Syuriah menerangkan kepada Nabi Muhammad SAW,
kaumnya telah berselisih dalam suatu perkara, kemudian mereka datang kepadanya dan dia pun memutuskan perkara itu. Putusan itu diterima oleh kedua belah pihak. Mendengar itu, Nabi menyambut baik dan menyetujuinya
Dapat dilaksanakan untuk segala masalah kecuali pidana dan qishash Putusan hakim dapat sama ataupun berbeda dari putusan hakam
Musyawarah:
Termasuk dalam asas hukum acara peradilan agama (mengusahakan perdamaian) An Nisa:128 “...dan mengadakan perdamaian itu lebih baik bagi mereka ...”
Umar bin Khattab “ubahlah pihak2 yang bermusuhan tersebut menjadi pihak2 yang
Hukum Acara
Hukum acara yang berlaku: hukum acara perdata yang
berlaku pada pengadilan dalam lingkungan peradilan umum, kecuali secara khusus diatur dalam undang-undang ini (Ps 54 UU 7/1989)
Umum: Ps 118-245 HIR dan Ps 142-314 RBg Khusus/pelengkap: Ps 54-91 UU PA
Pengaturan khusus:
Ps 65-88 UU 7/1989 (perlindungan wanita)
Cerai talak yang datang dari pihak suami Cerai gugat yang datang dari pihak istri Cerai dengan alasan zina
Cerai gugat diajukan ke peradilan di wilayah Pgg (Ps 73(1)
UU 7/1989)
Ps 86(2) UU 7/1989: masuknya pihak ketiga dalam
Hukum Acara - 2
Peradilan khusus: bidang perdata Islam tertentu
dan hanya untuk orang Islam di Indonesia. Untuk itu
bisa disebut Peradilan Islam di Indonesia.
Asas dalam proses berperkara menurut syariah:
Orang yang berperkara (cakap atau wakilnya)
Pgg dan Tgg harus hadir dan didengar keterangannya Pemanggilan para pihak harus secara patut
Perlakuan yang sama
Diusahakan penyelesaian secara damai
Peradilan dilaksanakan secara terbuka kecuali
Hukum Acara - 3
Selain itu, terdapat pula asas:
Kewenangan (absolut dan relatif) badan peradilan tergantung
tauliyah negara
Pada dasarnya masyarakat berhak mendapat layanan keadilan dari
negara secara cuma2
Badan peradilan hanya satu tingkat agar perkara dapat diselesaikan
dengan waktu singkat namun tidak menutup kemungkinan dalam beberapa tingkat demi tercapainya keadilan
Bila salah satu pihak mendalilkan bahwa ia mempunyai hak,
sedangkan pihak lain yang membantah berkewajiban untuk membuktikannya
Peristiwa yang telah terbukti, dapat menjadi landasan hakim dalam
memutus perkara
Alat bukti (bayyinah) menurut syariah terdiri dari:
Ikrar (pengakuan) Persaksian
Surat
Persangkaan kuat (qarinah)
Hakim mengadili berdasarkan hukum (tertulis dan tidak tertulis),
Kekuasaan Kehakiman
n umum n agamaPeradila
Peradila n TUN
Peradila n militer
Susunan Peradilan
Agama
Susunan pengadilan: Ps 6-48 UU PA
Ps 6 UU 7/1989: peradilan agama terdiri dari:
Pengadilan Agama yang merupakan pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi Agama yang merupakan pengadilan tingkat
banding
Pengadilan Agama:
Pengadilan tingkat pertama Putusan pertama (judex factie) Berada di tingkat kabupaten/kota Dibentuk dengan Perpres
Pengadilan Tinggi Agama:
Pengadilan banding
Putusan tingkat terakhir (judex factie) Berada di tingkat propinsi
Susunan Peradilan Agama -
2
Tugas dan kewenangan Mahkamah Agung (UU 48/2009 ttg
Kekuasaan Kehakiman)
Ps 20 & 23: mengadili pada tingkat kasasi Ps 24: memutus perkara peninjauan kembali
Mahkamah Syar’iyah
Bukan merupakan pengadilan khusus (penjelasan Ps 27 (1) UU 48/2009)
Lembaga peradilan dalam wilayah Propinsi NAD yang berlaku untuk pemeluk agama Islam (Ps 1 angka 7 UU 18/2001 ttg Otonomi Khusus bagi Prov DI Aceh sebagai Prov NAD
Ps 27 UU 48/2009: berada dalam salah satu lingkungan peradilan di bawah MA. Ps 25 UU 18/2001: peradilan syariat Islam di Prov NAD sebagai bagian dari sistem peradilan nasional
Mahkamah Agung
Pada tingkat kasasi membatalkan putusan atau
penetapan pengadilan karena:
Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang Salah menerapkan atau melanggar hukum yang
berlaku
Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan ybs
Mahkamah Agung
MA memutus sengketa antara 2 pengadilan atau lebih
menyatakan berwenang/tidak berwenang mengadili atas perkara yang sama (Ps 56 UU 14/1985)
MA memutus pada tingkat pertama dan terakhir semua
sengketa tentang kewenangan mengadili (Ps 33 UU 14/1985):
Antara pengadilan di lingkungan peradilan yang satu dengan
pengadilan di lingkungan peradilan yang lain
Antara dua pengadilan yang ada dalam daerah hukum
pengadilan tingkat banding yang berlainan dari lingkungan peradilan yang sama
Antara dua pengadilan tingkat banding di lingkungan peradilan
yang sama atau antara lingkungan peradilan yang berlainan MA memeriksa dan memutus permohonan PK pada tingkat
Pejabat Peradilan
Ketua Pengadilan
Hakim
KETUA PENGADILAN
Ketua dan Wakil Ketua diangkat dan diberhentikan
oleh Ketua MA
Tugas:
Mengatur pembagian tugas para hakim
Membagikan semua berkas perkara dan atau
surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara yang diajukan ke pengadilan kepada majelis hakim untuk diselesaikan
Menetapkan perkara yang harus diadili
Mengawasi kesempurnaan pelaksanaan penetapan
HAKIM
Tugas hakim:
Melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman
Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan
rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat
Ps I angka 7 UU 50/2009:
Ketua dan wakil ketua diangkat dan diberhentikan oleh Ketua MA Hakim diangkat oleh Presiden atas usul Ketua MA
Hakim diberhentikan oleh Presiden atas usul Ketua MA dan/atau KY
melalui Ketua MA
Ps I angka 11 UU 3/2006: Hakim tidak boleh merangkap menjadi
Pelaksana putusan pengadilan
Wali, pengampu, dan pejabat yang berkaitan dengan suatu perkara yang
diperiksa olehnya
Syarat menjadi Hakim PA (Ps I angka 4
UU 50/2009)
WNI
Islam
Bertakwa kepada Tuhan YME
Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
Sarjana syariah, sarjana hukum Islam, atau sarjana
hukum yang menguasai hukum Islam
Lulus pendidikan hakim Sehat jasmani dan rohani
Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela Bukan bekas anggota organisasi terlarang
Syarat menjadi Hakim PTA
(Ps I angka 6 UU 50/2009)
Syarat seperti sebelumnya, kecuali lulus pendidikan
hakim, syarat sarjana, syarat kepribadian, dan
syarat usia
Usia minimal 40 tahun
Berpengalaman sebagai Ketua PA, Wakil Ketua PA
minimal 5 tahun atau sebagai hakim PA minimal 15
tahun
Diberhentikan dengan Hormat
(Ps I angka 8 & 10 UU 50/2009)
Permintaan sendiri. Untuk ketua atau wakil ketua
pengadilan, tidak dengan sendirinya diberhentikan
sebagai hakim
Sakit jasmani atau rohani terus-menerus
Berusia 65 tahun bagi Ketua, Wakil Ketua, dan
Hakim PA
Berusia 67 tahun bagi Ketua, Wakil Ketua, dan
Hakim PTA
Tidak cakap dalam menjalankan tugasnya
Meninggal dunia
dengan sendirinya diberhentikan
Diberhentikan tidak dengan hormat
(Ps I angka 9 UU 50/2009)
Dipidana karena melakukan kejahatan (yi. tindak pidana
yang ancaman pidananya paling singkat 1 tahun)
Melakukan perbuatan tercela (yi apabila hakim karena
sikap, perbuatan, dan tindakannya baik di dalam maupun di luar pengadilan merendahkan martabat hakim)
Terus menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan
tugas pekerjaannya selama 3 bulan
Melanggar sumpah atau janji jabatan – diberi
kesempatan membela diri di hadapan Majelis Kehormatan Hakim (MKH)
Melanggar Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim –
PANITERA
Ps 46 UU 48/2009 jo Ps I angka 15 UU 50/2009:
Panitera tidak boleh merangkap menjadi
Hakim Wali
Pengampu Advokat
Tugas Panitera
Menyelenggarakan administrasi perkara dan mengatur tugas
wakil panitera, panitera muda, dan panitera pengganti
Membantu hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya
sidang pengadilan
Melaksanakan penetapan atau putusan pengadilan
Wajib membuat daftar semua perkara yang diterima di
kepaniteraan yang diberi nomor urut dan dibubuhi catatan singkat tentang isinya
Membuat salinan penetapan atau putusan
Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan,
Syarat menjadi Panitera PA
(Ps I angka 13 UU 50/2009)
WNI
Islam
Bertakwa kepada Tuhan YME
Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
Berijazah sarjana syari’ah, sarjana hukum Islam, atau
sarjana hukum yang menguasai hukum Islam
Berpengalaman sebagai Wakil Panitera minimal 3 tahun,
sebagai Panitera Muda PA minimal 5 tahun, atau menjabat Wakil Panitera PTA
Susunan Organisasi
Panitera
Panitera
Wakil Panitera
Panitera Muda
JURU SITA
Juru Sita tidak boleh merangkap
Wali, pengampu, dan pejabat yang berkaitan dengan
perkara yang di dalamnya ia sendiri berkepentingan
Advokat
Juru Sita PA diangkat dan diberhentikan oleh
Ketua MA atas usul Ketua Pengadilan ybs
Juru Sita Pengganti diangkat dan diberhentikan
Tugas Juru Sita
Melaksanakan semua perintah yang diberikan
oleh ketua sidang
Menyampaikan pengumuman-pengumuman,
teguran-teguran, dan pemberitahuan penetapan
atau putusan pengadilan
Melakukan penyitaan atas perintah Ketua
Pengadilan
Membuat berita acara penyitaan, yang salinan
Syarat menjadi Juru Sita/Juru Sita
Pengganti
WNI
Beragama Islam
Bertakwa kepada Tuhan YME
Setia kepada Pancasila dan UUD 1945 Berijazah paling rendah SMU atau yang
sederajat
Berpengalaman sebagai Juru Sita
Pengganti minimal 3 tahun untuk Juru Sita. Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pegawai negeri pada PA untuk Juru Sita Pengganti
Sehat jasmani dan rohani
Juru Sita
Juru Sita Pengganti Min 3 th
Pegawai negeri di PA
SEKRETARIS
Sekretaris pengadilan bertugas menyelenggarakan
administrasi umum pengadilan
Sekretaris dan wakil sekretaris pengadilan diangkat
Syarat menjadi
Sekretaris/Wakil Sekretaris PA/
PTA
WNI
Beragama Islam
Bertakwa kepada Tuhan YME
Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
Berijazah sarjana syari’ah, sarjana hukum Islam, sarjana
hukum yang menguasai hukum Islam, atau sarjana administrasi
Berpengalaman 2 tahun di bidang administrasi peradilan
untuk PA, 4 tahun untuk PTA