• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. Petunjuk Pengisian Isilah data dengan benar - Faktor – faktor yang Memengaruhi Bidan dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "II. Petunjuk Pengisian Isilah data dengan benar - Faktor – faktor yang Memengaruhi Bidan dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan Tahun 2014"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Zuckerman AJ (1996).

Lampiran 1

KUESIONER

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI BIDAN DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIJORKOLING

KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2014

I. Identitas Responden

1. No. Responden :

2. Nama :

3. Umur :

II. Petunjuk Pengisian Isilah data dengan benar

(2)

Berilah tanda contreng (√) pada jawaban yang anda pilih.

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Motivasi Bidan SL S J TP

1 Penjelasan bidan tentang pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi ibu agar bayi terhindar dari penyakit kuning

2 Bidan menjelaskan, harus tetap memberikan imunisasi hepatitis B pada bayi ibu walaupun ada penolakan dari ibu.

3 Bidan memberikan penjelasan kepada ibu bahwa pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi untuk mencapai program imunisasi

4 Bidan menjelaskan pada ibu bahwa semua bayi harus mendapat imunisasi hepatitis B

5 Penjelasan bidan tentang pemberian imunisasi hepatitis B karena ingin mendapatkan penghargaan dari kepala puskesmas

6 Bidan memberikan imunisasi hepatitis B pada bayi karena termasuk dalam program imunisasi wajib

Kemampuan Bidan SL S J TP

1 Setiap akan melakukan tindakan kepada bayi, bidan memberitahu terlebih dahulu kepada ibu

2 Bidan memberitahu penyuntikkan imunisasi hepatitis B dilakukan di paha bayi ibu

3 Bidan memberitahu ibu tentang manfaat imunisasi Hepatitis B untuk bayi ibu

4 Sebelum menyuntikkan imunisasi Hepatitis B, bidan memastikan kepada ibu bahwa vaksin imunisasi tidak kadaluarsa

5 Sebelum bidan menyuntikkan imunisasi hepatitis B, bidan terlebih dahulu membersihkan lokasi tempat penyuntikan dengan kapas alkohol.

6 Ibu melihat bidan terampil saat menyuntikka n imunisasi hepatitis B kepada bayi ibu

Persepsi Bidan

SL S J TP

1 Bidan menjelaskan kepada ibu bahwa bayi ibu harus diberi imunisasi hepatitis B

2 Bidan menjelaskan kepada ibu imunisasi hepatitis B diberikan paling lama saat bayi berusia 7 hari 3 Bidan menyampaikan bahwa bayi yang demam

(3)

4 Bidan menyampaikan kepada ibu bahwa tidak ada efek samping dari penyuntikan imunisasi hepatitis B pada bayi ibu

5 Bidan menyampaikan pemberian imunisasi ini tidak boleh diberikan jika berat badan bayi ibu saat lahir rendah/ dibawah normal (<2500 kg)

6 Bidan menyampaikan tidak berjalannya program imunisasi karena selalu ada penolakan dari ibu 7. Bidan menyampaikan kepada ibu ada 3x kali

penyuntikan untuk imunisasi hepatitis B sejak bayi lahir

8. Bidan menyampaikan kepada ibu, bayi boleh dimandikan setelah imunisasi.

Keterangan :

S=Selalu, S=Sering, J=Jarang, TP=Tidak Pernah

Pemberian Imuniasi Hepatitis B pada Bayi

1. Apakah bayi ibu mendapatkan imunisasi hepatitis B pada usia 0-7 hari dari bidan ?

a. Ya b. Tidak,

(4)

Lampiran 2

Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Motivasi Bidan Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .846 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

mb1 3.33 .802 30

mb2 3.27 .828 30

mb3 2.73 .740 30

mb4 3.23 .774 30

mb5 3.37 .809 30

mb6 3.27 .691 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

(5)

mb2 15.93 7.857 .796 .785

mb3 16.47 9.637 .447 .853

mb4 15.97 8.654 .655 .816

mb5 15.83 8.833 .571 .832

mb6 15.93 9.168 .618 .823

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 19.20 12.234 3.498 6

2. Kemampuan Bidan Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .751 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

kb1 2.93 .691 30

kb2 2.90 .759 30

kb3 2.93 .785 30

kb4 2.63 .718 30

kb5 3.23 .504 30

kb6 2.70 .750 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

kb1 14.40 5.628 .584 .689

kb2 14.43 5.909 .417 .737

kb3 14.40 5.421 .543 .700

kb4 14.70 5.666 .538 .701

kb5 14.10 6.714 .404 .738

kb6 14.63 5.757 .473 .720

(6)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 17.33 8.023 2.832 6

3. Persepsi Bidan Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .923 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

pb1 3.10 .481 30

pb2 3.00 .587 30

pb3 2.60 .770 30

pb4 3.13 .507 30

pb5 2.53 .776 30

pb6 3.07 .521 30

pb7 3.07 .521 30

pb8 2.57 .817 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

pb1 19.97 13.620 .838 .909

pb2 20.07 14.271 .497 .930

pb3 20.47 11.913 .812 .908

pb4 19.93 13.513 .818 .909

pb5 20.53 12.395 .700 .918

pb6 20.00 13.310 .853 .907

pb7 20.00 13.310 .853 .907

pb8 20.50 11.845 .766 .913

Scale Statistics

(7)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 23.07 16.823 4.102 8

Lampiran 5 : Hasil Uji Statistik

(8)

Motivasi 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 28 27.5 27.5 27.5

J 24 23.5 23.5 51.0

S 33 32.4 32.4 83.3

SL 17 16.7 16.7 100.0

Total 102 100.0 100.0

Motivasi 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 23 22.5 22.5 22.5

J 39 38.2 38.2 60.8

S 30 29.4 29.4 90.2

SL 10 9.8 9.8 100.0

Total 102 100.0 100.0

Motivasi 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 16 15.7 15.7 15.7

J 46 45.1 45.1 60.8

S 25 24.5 24.5 85.3

SL 15 14.7 14.7 100.0

Total 102 100.0 100.0

Motivasi 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 17 16.7 16.7 16.7

J 49 48.0 48.0 64.7

S 23 22.5 22.5 87.3

SL 13 12.7 12.7 100.0

Total 102 100.0 100.0

(9)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 22 21.6 21.6 21.6

J 45 44.1 44.1 65.7

S 24 23.5 23.5 89.2

SL 11 10.8 10.8 100.0

Total 102 100.0 100.0

Motivasi 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 23 22.5 22.5 22.5

J 34 33.3 33.3 55.9

S 35 34.3 34.3 90.2

SL 10 9.8 9.8 100.0

Total 102 100.0 100.0

Matovasi kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak baik 58 56.9 56.9 56.9

baik 44 43.1 43.1 100.0

Total 102 100.0 100.0

2. Kemampuan Bidan

Kemampuan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 52 51.0 51.0 51.0

Ya 50 49.0 49.0 100.0

Total 102 100.0 100.0

Kemampuan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 52 51.0 51.0 51.0

Ya 50 49.0 49.0 100.0

(10)

Kemampuan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 61 59.8 59.8 59.8

Ya 41 40.2 40.2 100.0

Total 102 100.0 100.0

Kemampuan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 49 48.0 48.0 48.0

Ya 53 52.0 52.0 100.0

Total 102 100.0 100.0

Kemampuan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 59 57.8 57.8 57.8

Ya 43 42.2 42.2 100.0

Total 102 100.0 100.0

Kemampuan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 51 50.0 50.0 50.0

Ya 51 50.0 50.0 100.0

Total 102 100.0 100.0

Kemampuan kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak baik 53 52.0 52.0 52.0

baik 49 48.0 48.0 100.0

Total 102 100.0 100.0

3. Persepsi Bidan

Persepsi 1

Frequency Percent Valid Percent

(11)

Valid TP 29 28.4 28.4 28.4

J 31 30.4 30.4 58.8

S 27 26.5 26.5 85.3

SL 15 14.7 14.7 100.0

Total 102 100.0 100.0

Persepsi 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 23 22.5 22.5 22.5

J 38 37.3 37.3 59.8

S 25 24.5 24.5 84.3

SL 16 15.7 15.7 100.0

Total 102 100.0 100.0

Persepsi 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 46 45.1 45.1 45.1

J 8 7.8 7.8 52.9

S 24 23.5 23.5 76.5

SL 24 23.5 23.5 100.0

Total 102 100.0 100.0

Persepsi 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 27 26.5 26.5 26.5

J 27 26.5 26.5 52.9

S 32 31.4 31.4 84.3

SL 16 15.7 15.7 100.0

Total 102 100.0 100.0

Persepsi 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 38 37.3 37.3 37.3

(12)

S 21 20.6 20.6 81.4

SL 19 18.6 18.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

Persepsi 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 15 14.7 14.7 14.7

J 37 36.3 36.3 51.0

S 23 22.5 22.5 73.5

SL 27 26.5 26.5 100.0

Total 102 100.0 100.0

Persepsi 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 27 26.5 26.5 26.5

J 31 30.4 30.4 56.9

S 33 32.4 32.4 89.2

SL 11 10.8 10.8 100.0

Total 102 100.0 100.0

Persepsi 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TP 36 35.3 35.3 35.3

J 29 28.4 28.4 63.7

S 19 18.6 18.6 82.4

SL 18 17.6 17.6 100.0

Total 102 100.0 100.0

Persepsi kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak baik 61 59.8 59.8 59.8

baik 41 40.2 40.2 100.0

Total 102 100.0 100.0

(13)

Pemberian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 65 63.7 63.7 63.7

ya 37 36.3 36.3 100.0

Total 102 100.0 100.0

Analisis Bivariat Matovasi kategori * Pemberian

Crosstab

Pemberian

Total tidak ya

Matovasi kategori Tidak baik Count 42 16 58

% within Matovasi kategori 72.4% 27.6% 100.0%

% within Pemberian 64.6% 43.2% 56.9%

% of Total 41.2% 15.7% 56.9%

baik Count 23 21 44

% within Matovasi kategori 52.3% 47.7% 100.0%

% within Pemberian 35.4% 56.8% 43.1%

% of Total 22.5% 20.6% 43.1%

Total Count 65 37 102

% within Matovasi kategori 63.7% 36.3% 100.0% % within Pemberian 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 63.7% 36.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.391a 1 .036 Continuity Correctionb 3.563 1 .059 Likelihood Ratio 4.386 1 .036

Fisher's Exact Test .041 .030

Linear-by-Linear

Association 4.348 1 .037

N of Valid Casesb 102

(14)

Kemampuan kategori * Pemberian

Crosstab

Pemberian

Total tidak ya

Kemampuan kategori Tidak baik Count 39 14 53

% within Kemampuan

kategori 73.6% 26.4% 100.0%

% within Pemberian 60.0% 37.8% 52.0%

% of Total 38.2% 13.7% 52.0%

baik Count 26 23 49

% within Kemampuan

kategori 53.1% 46.9% 100.0%

% within Pemberian 40.0% 62.2% 48.0%

% of Total 25.5% 22.5% 48.0%

Total Count 65 37 102

% within Kemampuan

kategori 63.7% 36.3% 100.0% % within Pemberian 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.7% 36.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.639a 1 .031 Continuity Correctionb 3.794 1 .051 Likelihood Ratio 4.672 1 .031

Fisher's Exact Test .040 .025

Linear-by-Linear

Association 4.594 1 .032

N of Valid Casesb 102

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.77. b. Computed only for a 2x2 table

(15)

Crosstab

Pemberian

Total tidak ya

Persepsi kategori Tidak baik Count 44 17 61

% within Persepsi kategori 72.1% 27.9% 100.0%

% within Pemberian 67.7% 45.9% 59.8%

% of Total 43.1% 16.7% 59.8%

baik Count 21 20 41

% within Persepsi kategori 51.2% 48.8% 100.0%

% within Pemberian 32.3% 54.1% 40.2%

% of Total 20.6% 19.6% 40.2%

Total Count 65 37 102

% within Persepsi kategori 63.7% 36.3% 100.0% % within Pemberian 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 63.7% 36.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.638a 1 .031 Continuity Correctionb 3.778 1 .052 Likelihood Ratio 4.614 1 .032

Fisher's Exact Test .037 .026

Linear-by-Linear

Association 4.593 1 .032

N of Valid Casesb 102

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.87. b. Computed only for a 2x2 table

Analisis Multivariat

Logistic Regression

Case Processing Summary

(16)

Missing Cases 0 .0

Total 102 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 102 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original

Value Internal Value

tidak 0

ya 1

Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig. Step 1 Step 13.888 3 .003

Block 13.888 3 .003 Model 13.888 3 .003

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 119.728a .127 .174

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Pemberian

Percentage Correct tidak ya

Step 1 Pemberian tidak 54 11 83.1

ya 18 19 51.4

Overall Percentage 71.6

a. The cut value is ,500

(17)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a Mkat .894 .448 3.985 1 .046 2.445 1.016 5.882

Kkat 1.064 .452 5.539 1 .019 2.899 1.195 7.034 Pkat .904 .449 4.063 1 .044 2.470 1.025 5.949 Constant -1.908 .469 16.531 1 .000 .148

a. Variable(s) entered on step 1: Mkat, Kkat, Pkat.

Model if Term Removed

Variable

Model Log Likelihood

Change in -2 Log

Likelihood df Sig. of the Change

Step 1 Mkat -61.901 4.075 1 .044

Kkat -62.776 5.824 1 .016

Pkat -61.933 4.139 1 .042

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Pemberian

Percentage Correct tidak ya

Step 0 Pemberian tidak 65 0 100.0

ya 37 0 .0

Overall Percentage 63.7

a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

(18)

Variables not in the Equation

Score df Sig. Step 0 Variables Mkat 4.391 1 .036

Kkat 4.639 1 .031

Pkat 4.638 1 .031

Overall Statistics 13.221 3 .004

PENGARUH KEMAMPUAN BIDAN DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI BARU LAHIR

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIJORKOLING KOTA PADANGSIDIMPUAN

TAHUN 2014

Rosmainun1, Evawany Y.Aritonang2, Abdul Jalil.A.A.2

1

Staf Pengajar Akademi Kebidanan Sentral

2

Staf Pengajar IKM FKM-USU Medan

Universitas Sumatera Utara, Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan

ABSTRACT

Hepatitis B is a liver disease which is caused by Hepatitis B virus (VHB), a member of Hepadnavirus family which can cause liver inflammation or chronic, and it can possibly cause cirrhosis of the liver. Prevalence of Hepatitis B in Indonesia is still high due to the transmission of hepatitis B from mothers giving birth to babies. The objective of the research was to find out some factors which influenced midwives in giving Hepatitis B immunization to newborn babies in the working area of Pijorkoling Puskesmas, Padangsidempuan.

(19)

The results showed that capability (p = 0.019, 95% CI 1.195 to 7.034) effect on immunization hepatitis B. the variables that most influence is the capability to value Exp B = 2.899 means a midwife who has a good capability to have the opportunity to provide hepatitis B immunization 2,899 times greater than the capability of midwives who are not good. The low coverage of immunization is due approximately 64.7% of mothers stated midwife did not explain to the mother that all newborn infants should be given hepatitis B immunization, 59.2% of mothers stated midwife did not get an explanation of the benefits of hepatitis B immunization in infants.

It is recommended that the management of Pijorkoling Puskesmas, Padangsidempuan, increase the coverage of giving Hepatitis B immunization by motivating mothers to have their babies immunized. Besides that, health care providers should be trained and midwives should be given reward so that they are motivated to do their job well.

Keywords: Capability, Hepatitis B Immunization

PENDAHULUAN

Imunisasi hepatitis B sangat penting untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit hepatitis B di Indonesia, melalui imunisasi hepatitis B terhadap semua bayi yang baru lahir sedini mungkin (0-7 hari) setelah kelahirannya. Pemberian vaksinasi hepatitis B ini berguna untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati dan bila hal itu terus terjadi sampai si anak dewasa akan bisa menyebabkan timbulnya penyakit kanker hati (Selly, 2011).

Sesuai dengan indikator Nasional SPM (Standar Pelayanan Minimal) desa UCI

((Universal Child Imunization)

100%, untuk target imunisasi secara nasional yaitu di atas 90% (Dinkes Provinsi Sumut, 2011). Pencapaian desa dengan UCI di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 hanya 65,78% Kabupaten/Kota yang desanya telah mencapai UCI 100% yaitu kota Medan, Binjai, Tebing Tinggi dan Toba Samosir, sedangkan pencapaian UCI kurang 80%

sebanyak 9 Kab/Kota yakni Labuhan Batu, Simalungun, Karo, Deli Serdang, Langkat, Humbang Hasundutan, Batubara, Labuhan Utara Selatan dan kota Pematang Siantar, cakupan desa UCI masih dibawah 80% terdapat 11 kab/kota, cakupan UCI dibawah 50% yakni Nias, Nias Utara Barat, Mandailing Natal, Padangsidimpuan, Sibolga, Tanjung Balai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Gunung Sitoli (Dinkes Provinsi Sumut, 2011).

Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara hingga Desember 2011, pencapaian imunisasi Hepatitis B masih rendah. Dari 33 kabupaten/kota, hanya empat kabupaten/kota pencapaian imunisasi Hepatitis B di atas 80% yaitu kota Medan, Binjai, Tebing Tinggi dan Toba Samosir. Sedangkan sisanya masih di bawah 80%.

(20)

strategi terutama dalam menurunkan angka kematian bayi. Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian bayi adalah penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan pencegahan timbulnya permasalahan dengan mengatasinya lebih dini, dan penyediaan pelayanan maternal dan neonatal yang berkualitas, setiap persalinan di tolong oleh bidan terlatih atau tenaga kesehatan terlatih, sehingga komplikasi neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. Oleh sebab itu, bidan harus terampil dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai (Ikatan Bidan Indonesia, 2006).

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012 menunjukkan peranan bidan dalam meningkatkan derajat kesehatan perempuan di Indonesia sangat penting. Profesi ini berkontribusi terhadap 50,2% dari pelayanan kontrasepsi dan 62% dari proses persalinan. Bidan juga mengambil porsi yang cukup besar dalam program pemberian imunisasi. Tercapainya cakupan imunisasi oleh bidan sangat dipengaruhi oleh motivasi dan kemampuan bidan dalam melaksanakan program tersebut, semakin tinggi motivasi dan kemampuan bidan semakin baik juga cakupan imunisasi yang didapat.

Penilaian kinerja bidan tidak hanya dapat dinilai dari si bidan sendiri, akan tetapi dapat juga dilihat dari sudut pandang si ibu yang telah menerima asuhan dari bidan. Ibu yang merasakan langsung bagaimana tindakan yang diberikan bidan juga

tahu bidan itu mampu bekerja atau tidak. Komunikasi dari bidan pada setiap melakukan tindakan akan membuat ibu merasa nyaman dan dihargai, dan dengan komunikasi serta penyampaian informasi yang tepat seharusnya tidak ada lagi alasan para bidan yang berasumsi bahwa para ibu menolak bayinya diberi imunisasi hepatitis B setelah lahir.

Dari data cakupan imunisasi Hepatitis B-0 pada tahun 2013 di Puskesmas Pijorkoling menunjukkan bahwa jumlah bayi baru lahir sebanyak 542 bayi, kunjungan neonatal dini (KN-1) sebanyak 342 bayi (63%), dan yang diberikan imunisasi Hepatitis B-0 umur 0–7 hari sebanyak 120 bayi maka terdapat 222 bayi yang tidak mendapat imunisasi Hepatitis B-0 tepat pada waktunya.

Data yang didapatkan dari petugas puskesmas bahwa banyak hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan imunisasi Hepatitis B-0 pada bayi ≤ 7 hari. Dilihat dari kualitas petugas, dari 37 bidan, hanya 4 bidan yang sudah mengikuti pelatihan imunisasi HB

uniject, tidak tersedia dana pengganti transport untuk melakukan kunjungan neonatal, informasi dari bidan bahwa sebagian masyarakat tidak memperbolehkan bayinya diimunisasi karena berpendapat bahwa bayinya akan sehat tanpa imunisasi, masih merasa kasihan kepada bayi untuk diimunisasi dini, dan belum tahu manfaat imunisasi Hepatitis B-0. Hal ini disebabkan kurangnya komunikasi oleh bidan kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi tentang imunisasi Hepatitis B-0.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di

(21)

Pijorkoling, dari 10 bidan terdapat 7 bidan yang tidak memberikan Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir dengan alasan bahwa dari pihak ibu, ibu merasa keberatan karena bayinya disuntik, alasan lain yaitu menurut bidan pemberian Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir tersebut hanya diberikan pada bayi yang bermasalah dan bayi yang memiliki imun yang kurang baik, padahal bidan tidak tahu mana bayi yang memiliki imun baik atau tidak jika tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada si bayi.

Wawancara dengan 4 (empat) orang bidan yang bertugas di wilayah kerja puskesmas Pijorkoling pada bulan Desember 2013, adapun beberapa permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya kinerja bidan dalam memberikan pelayanan khususnya imunisasi diantaranya : 1) Kemampuan dan keahlian bidan, 2) Kualitas sumber daya kesehatan, 3)Motivasi terhadap pekerjaan Bidan, 4) Penghargaan.

Rendahnya cakupan imunisasi hepatitis B tersebut

disebabkan kurangnya pengawasan pimpinan puskesmas terhadap para bidan dan petugas kesehatan ibu dan anak, serta pengawasan terhadap pelaksana program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas tersebut, sedangkan program pemerintah telah jelas ditetapkan cakupan imunisasi diharapkan mencapai 100% dan desa UCI 80 %.

PERMASALAHAN

Masih Rendahnya Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan Tahun 2013, untuk itu dalam hal ini akan diteliti faktor-faktor apa saja yang

memengaruhi bidan dalam pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui kemampuan bidan dalam pemberian

imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan.

MANFAAT PENELITIAN

1. Memberi masukan kepada Puskesmas Pijorkoling tentang pemberian Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir, serta menjadi masukan dalam upaya mempercepat penurunan angka kematian bayi.

2. Memberi masukan kepada bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pijorkoling dalam memberikan Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir.

3. Memberi masukan pada calon ibu hamil dan ibu yang sedang hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pijorkoling tentang pentingnya pemberian Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah survei dengan metode pengukuran data

(22)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kemampuan Bidan

Kemampuan bidan dalam pemberian imunisasi hepatitis B, yaitu sebanyak 8 orang (7,8%) menyatakan bahwa bidan selalu memberikan penjelasan kepada ibu sebelum melakukan tindakan kepada bayi, sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 17 orang (16,7%). Ada 11 orang (10,8%) menyatakan bahwa bidan selalu

memberitahu penyuntikkan imunisasi hepatitis B dilakukan di

paha bayi ibu, sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 21 orang (20,6%). Sebanyak 7 orang (6,9%) menyatakan bahwa bidan selalu memberitahu ibu tentang manfaat imunisasi Hepatitis B untuk bayi ibu, sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 18 orang (17,6%). Ada 9 orang (8,8 %) menyatakan bahwa bidan selalu memastikan kepada ibu bahwa vaksin imunisasi tidak kadaluarsa, sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 11 orang (10,8%). Sebanyak 9 orang (8,8%) menyatakan bahwa bidan selalu terlebih dahulu membersihkan lokasi

tempat penyuntikan dengan kapas alkohol, sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 16 orang (15,7%). Sebanyak 6 orang (5,9%) menyatakan bahwa bidan terlihat terampil saat menyuntikkan imunisasi hepatitis B kepada bayi ibu, sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 20 orang (19,6%).

Hasil penelitian univariat diperoleh variabel Variabel kemampuan bidan yaitu kemampuan baik sebanyak 49 orang (48%) dan kemampuan tidak baik sebanyak 53 orang (52%). Dan pemberian imunisasi hepatitis B diperoleh bidan yang memberikan hepatitis B sebanyak 37 orang (36,3%), sedangkan bidan yang tidak memberikan hepatitis B sebanyak 65 orang (63,7%). Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Motivasi, Kemampuan, Persepsi dan Pemberian Imunisasi Hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota

Padangsidimpuan

No Variabel N %

I Variabel Independen

1 Kemampuan

Tidak Baik 53 52

Baik 49 48

II Variabel Dependen

3 Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Tidak 65 63,7

Ya 37 36,3

2. Pengaruh Kemampuan dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas

Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

(23)

individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu. Kemampuan bidan kepada ibu pada pemberian imunisasi hepatitis B di Puskesmas Pijorkoling lebih banyak kemampuannya tidak baik sebesar

52,0% dan sedikit yang

kemampuannya baik sebesar 48,0%. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,031, dengan demikian terdapat hubungan antara kemampuan bidan dengan pemberian imunisasi hepatitis B, sejalan dengan penelitian Dabi pada tahun 2011 tentang kemampuan, pengalaman dan beban kerja dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan program imunisasi hepatitis pada bayi di Kabupaten Sumba Barat Daya, dimana didapat ada hubungan kemampuan dengan kinerja bidan (p=0,002) dan pengalaman kerja dengan p=0,004.

Berdasarkan uji regresi logistik bahwa ada pengaruh kemampuan terhadap pemberian imunisasi hepatitis B diperoleh nilai probabilitas (p=0,019), dengan

Prevalens Rate (PR) 2,899 artinya bidan yang memiliki kategori

kemampuan baik mempunyai peluang untuk memberikan imunisasi hepatitis B 2,899 kali lebih besar dibandingkan dengan bidan yang kemampuannya tidak baik.

Menurut Sugijati tahun 2011 dan sesuai hasil penelitiannya kemampuan bidan memiliki peranan penting dalam pelaksanaan peran dan tugasnya. Dimana faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan delima adalah kemampuan (p = 0,001), pengalaman (p=0,001), motivasi (p=0,002), sikap (p=0,001), persepsi kepemimpinan (p=0,007), dan persepsi terhadap standar (p=0,001). Variabel yang berpengaruh terhadap kinerja adalah kemampuan, pengalaman, sikap dan pengaruh yang paling kuat adalah kemampuan.

Tabel 2 Pengaruh Kemampuan dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

Kemampuan

Pemberian Imunisasi

Hepatitis B Total

p

Tabel 3 Pengaruh Kemampuan Bidan terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota

Padangsidimpuan

Variabel B Sig. Exp B

(24)
(25)

Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Pemberian imunisasi hepatitis B di wilayah kerja Puskesmas Pijorkoling menunjukkah sebesar 36,3% yang melakukan pemberian imunisasi dan sebesar 63,7% tidak memberikan imunisasi hepatitis B. Rendahnya cakupan pemberian imunisasi hepatitis B pada penelitian ini yaitu karena pengetahuan ibu kurang mengenai pentingnya imunisasi hepatitis B-0, informasi yang masih kurang mengenai manfaat pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi ibu dari petugas kesehatan khususnya bidan, motivasi serta kemampuan yang kurang dari bidan menjadi penyebab pencapaian pemberian imunisasi ini rendah.

Kenyataan di lapangan didapatkan bahwa persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatanpun belum tentu bayi yang dilahirkan mendapatkan imunisasi hepatitis B, karena terkadang petugas kesehatan lupa memberikan imunisasi hepatitis B jika tidak diminta, dan juga terkadang dari pihak keluarga sendiri melarang pemberian imunisasi hepatitis B sesaat setelah lahir, hal tersebut disebabkan rendahnya pengetahuan yang dimiliki ibu. Rendahnya cakupan pemberian imunisasi hepatitis B, penyebabnya tidak hanya dari petugas kesehatannya tapi juga lebih lagi pada masyarakat yang terkadang kurang perduli tentang kesehatan. Oleh karena itu upaya tidak cukup hanya dengan program pemberian imunisasi oleh tenaga kesehatan dari pemerintah yang terdidik dan terlatih serta fasilitas kesehatan yang memadai saja, tetapi sikap dan perilaku masyarakat juga penting. Perilaku sehat oleh keluarga terutama ibu dalam hal ini memberikan kontribusi yang besar terhadap status derajat kesehatan. Perilaku seseorang atau masyarakat termasuk perilaku pemberian imunisasi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).

Pada penelitian ini bagaimana kinerja bidan dalam melaksanakan tugas khususnya pelaksanaan program imunisasi Hepatitis B memiliki peranan penting pada pencapaian cakupan imunisasi HB0. Penjelasan yang didapat dari ibu sebagian bidan memang menyampaikan perlunya imunisasi ini pada bayi, tetapi dalam kunjungan berikutnya ternyata bidan tidak membawa vaksin yang akan disuntikkan sehingga akhirnya terkadang usia bayi sudah lebih dari 7 hari dan biasanya ibu akan membawa bayinya ke puskesmas untuk imunisasi saat usia 1 bulan.

Pengaruh Kemampuan Bidan terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan

(26)

Berdasarkan uji regresi logistik bahwa ada pengaruh kemampuan terhadap pemberian imunisasi hepatitis B diperoleh nilai probabilitas (p=0,019), dengan

Prevalens Rate (PR) 2,899 artinya bidan yang memiliki kategori kemampuan baik mempunyai peluang untuk memberikan imunisasi hepatitis B 2,899 kali lebih besar dibandingkan dengan bidan yang kemampuannya tidak baik.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1. Pada pemberian imunisasi hepatitis B masih banyak bidan yang tidak memberikan imunisasi hepatitis B sebesar 63,7%.

2. Terdapat pengaruh motivasi bidan terhadap pemberian imunisasi hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan yaitu bahwa bidan yang memiliki motivasi baik berpeluang untuk memberikan imunisasi hepatitis B 2 kali lebih besar dibandingkan dengan bidan yang motivasi tidak baik. Tindakan bidan hanya untuk melaksanakan program tanpa ada pemahaman tentang tujuan pelaksanaan imunisasi HB sedini mungkin.

3. Terdapat pengaruh kemampuan bidan terhadap pemberian imunisasi hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan yaitu bahwa bidan yang memiliki kemampuan baik berpeluang untuk memberikan imunisasi hepatitis B 3 kali lebih besar dibandingkan dengan bidan yang kemampuan tidak baik.

4. Terdapat pengaruh persepsi bidan terhadap pemberian imunisasi hepatitis B di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidimpuan yaitu bahwa bidan memiliki persepsi baik berpeluang untuk memberikan imunisasi hepatitis B 2 kali lebih besar dibandingkan dengan bidan yang persepsinya tidak baik. Rendahnya persepsi bidan karena terlalu banyak memberikan informasi dengan gaya merendahkan ibu terutama dari sosial ekonomi rendah.

SARAN

4. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan agar meningkatkan cakupan pemberian imunisasi hepatitis B dengan peningkatan peran serta ibu untuk membawa anaknya imunisasi, dan melakukan pelatihan bagi seluruh petugas kesehatan agar dapat memperoleh pengetahuan yang baik tentang perjalanan penyakit hepatitis B dan imunisasi hepatitis B segera setelah lahir. 5. Memberikan penghargaan bagi bidan agar lebih memotivasi dirinya dalam

melaksanakan tugasnya, melalui dukungan/sponsor dari Lembaga Swadaya Masyarakat sehingga mampu mengajak ibu-ibu untuk imunisasi hepatitis B. Serta menyadari tugas dan fungsinya sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dan perpanjangan tangan dari Puskesmas dalam melayani masyarakat.

(27)

pentingnya imunisasi dasar lengkap terkhusus imunisasi hepatitis B dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan R.I, 2004. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imunisasi Hepatitis B. Jakarta : Ditjen PP & PL.

Dinkes, 2011. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. _____, 2012. Profil Kesehatan Kota Padangsidimpuan.

Ikatan Bidan Indonesia. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI Notoatmodjo, S., 2010. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:

Seagung Seto.

Gambar

Tabel 3 Pengaruh Kemampuan Bidan terhadap Pemberian Imunisasi

Referensi

Dokumen terkait

Data disimpan dalam sebuah database, agar pembuatan laporan dapat lebih mudah digunakan program tambahan seperti

Studi potensi bakteri saluran pencernaan ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai kandidat probiotik berbasis enzim bertujuan untuk memperoleh bakteri dari organ

Latihan ini harus dibarengi pula dengan penanaman sikap dan nilai yang luhur, yaitu sikap seorang ilmuwan dan nilai yang berlandaskan pada

tentang pacaran dengan sikap terhadap kekerasan dalam pacaran dapat disimpulkan bahwa siswi yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi terhadap mitos – mitos tentang

Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatuc. bagian, ikhtisar,

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti sampai sejauh mana pengaruh penerapan sistem reward dan punishment terhadap kedisiplinan kerja karyawan dengan

Hasil interpretasi dari analisis SWOT menunjukkan bahwa BMT Bina Usaha kuat dan berpeluang, karena factor kekuatan lebih besar dibandingkan faktor kelemahan yang dimiliki dan

Pada musim timur hingga musim peralihan timur-barat, nilai rata-rata SPL cenderung lebih tinggi dan sebaliknya pada musim barat hingga musim peralihan barat-timur rata-rata