Eri H. Jubhari Juliatri
13 Agustus 2014
BAHASA INDONESIA YANG BAIK
DAN BENAR DALAM PENULISAN
BAHASA
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku dapat
dilihat dari kata atau istilah yang digunakan dengan makna yang tepat.
BAHASA
Salah satu modal utama dalam berkomunikasi
Efisien: mengikuti kaidah tata bahasa yang baku
Efektif: langsung menuju persoalan dan sasaran yang dimaksudkan
Penguasaan Bahasa Mencakup
Mampu membuat pernyataan yang tepat, saksama, dan menyeluruh
Tiap kata, kalimat, dan paragraf harus
dibuat secara teratur agar tampak hubungan logis
Perhurufan
Bahasa Indonesia ditulis dengan huruf latin
Huruf latin: huruf romawi dan italik
Huruf berada pada tataran bahasa tulis
A. Huruf Konsonan
Terdapat 21 buah huruf konsonan: „b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z‟
Tidak semua huruf dapat menempati posisi awal, tengah, dan akhir dalam sebuah kata
Contoh: tidak pernah menempati posisi
B. Huruf Vokal
Terdapat lima huruf vokal: „a, e, i, o, u‟
C. Huruf Diftong
Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat tiga macam diftong
Sering disebut juga vokal rangkap atau
gabungan vokal: „ai, au, oi‟. Misal: „pandai‟,
„saudara‟, „koboi‟
Dapat di awal kata, tengah kata, dan akhir kata
D. Huruf Gabung Konsonan
Disebut pula konsonan rangkap
Dalam bahasa Indonesia dikenal hanya ada
empat macam gabungan konsonan: „kh, ng, ny, sy‟. Contoh: „khusus‟, „bunga‟, „punya‟,
„syarat‟
E. Huruf Kapital
Huruf pertama pada awal kalimat
Setiap kata dalam judul buku atau berkala, kecuali kata tugas: dan, yang, untuk, di, ke, dari, terhadap, sebagai, tetapi, berdasarkan, dalam, antara, melalui, secara yang tidak
terletak pada posisi awal
Nama bangsa, bahasa, agama, orang, hari, bulan, tarikh, peristiwa sejarah, takson
Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada judul buku dan nama
lembaga. Misalnya: Undang-Undang Dasar 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa
Nama-nama geografi seperti nama sungai, kota, provinsi, negara, dan pulau
Huruf kapital tidak dipakai pada nama geografi yang digunakan sebagai jenis:
Penulisan nama orang pada hukum, dalil, uji, teori, dan metode. Misalnya: hukum Dalton, uji Duncan, metode Epstein, atau analisis Fourier
Untuk penamaan rancangan, proses, uji, atau metode yang tidak diikuti nama orang ditulis dengan huruf kecil
Misalnya: rancangan acak lengkap
F. Huruf Miring (Huruf Kursif)
Kata dan ungkapan asing yang ejaannya
bertahan dalam banyak bahasa: ad hoc, et al., in vitro
Tetapan dan peubah yang tidak diketahui dalam matematika. Contohnya: x, y, l
Nama kapal atau satelit: KRI Macan Tutul
Kata atau istilah yang diperkenalkan untuk diskusi khusus, misalnya: citraan
Pernyataan rujukan silang dalam indeks: lihat, lihat juga
Judul buku atau terbitan berkala yang disebutkan dalam tulisan
Tiruan bunyi. Misalnya: Dari sarang burung itu terdengar kicau tu-ju-pu-lu-tu-ju-pu-lu
Nama ilmiah seperti genus, spesies, varietas, dan forma makhluk: Salacca zalacca var.
G. Huruf Tebal
Sering digunakan untuk judul atau heading
Selanjutnya bentuk huruf ini dapat dipakai untuk nama ilmiah takson yang baru
ditemukan atau diusulkan pertama kali
H. Huruf Yunani
Beberapa Masalah yang Salah
Berhati-hatilah dalam memakai huruf
f
dan
v
,
yang sering dipertukarkan atau
diganti dengan huruf
p
Salah Benar
negatip negatif aktip aktif
Dalam bahasa Indonesia
tidak
dikenal
konsonan kembar
Salah Benar
klassifikasi klasifikasi effektif efektif
massa masa
(kecuali makna yang berbeda massa
masyarakat)
Huruf
y
tetap
y
jika lafalnya
y
, contohnya
yen,
yuan
Huruf y menjadi i jika lafalnya i, contoh: hipokotil, bukan hypokotil; analisis, bukan analisa, analysis, analysa
Huruf
x
hanya dipakai di awal kata, di
tempat lain diganti
ks
, contoh xilem,Huruf
h
pada gugus
gh, kh, rh, th
dihilangkan,
sedangkan huruf
ph
menjadi
f
dan
ch
menjadi
k
sorgum, bukan sorghum; kromatografi,
bukan khromatographi; ritme, bukan
Beberapa kata sulit yang selalu ditulis secara
salah karena penulis tidak mengetahui bentuk
bakunya
Kualitas, bukan kwalitas; jadwal, bukan
jadual; sintesis, bukan sintesa; ameba, bukan amuba; projektor, bukan proyektor;
atmosfer, bukan atmosfir atau atmosfera; varietas, bukan varitas; bir, bukan bier;
automatis, bukan otomatis; mikrob, bukan mikroba, mikrobia, atau mikrobe sebab
Nama-nama ilmu tertentu berakhiran
–
ika
Karena bukan ilmu maka dibakukanlah kosmetik dan antibiotik, bukan kosmetika dan antibiotika
Pengejaan kata
Salah Benar
pernafasan pernapasan
paska pasca
mentaati menaati
menterjemahkan menerjemahkan menyolok mencolok
merubah/merobah mengubah mengkoreksi mengoreksi mengkolonisasi mengolonisasi
mengkombinasikan mengombinasikan
kecuali: mengkaji
pentrapan penerapan
dilola dikelola
memroduksi memproduksi
Oleh karena semua huruf latin diterima sebagai huruf Indonesia, penulisan kata serapan dari bahasa asing pada umumnya sudah dapat
Pembentukan istilah bahasa Indonesia dari
bahasa asing
Istilah dahulu Istilah sekarang
lekosit leukosit netrofil neutrofil terapetik terapeutik
Dalam bahasa Indonesia satu bentuk kata
dapat berfungsi sebagai kata benda (botani –
Akhiran asing
age
menjadi
-ase
persentage persentase
sondage sondase
Akhiran asing isch, ic menjadi –ik
electronisch, electronic elektronik
mechanisch, mechanic mekanik
idiopathisch, idiopathic idiopatik
z tetap z
Akhiran asing sch, -ical menjadi –is
economisch, economical ekonomis
praktisch, practical praktis
klinisch, clinical klinis
medical medis Gunakan yang tersingkat
antihistamin bukan antihistaminika
antibiotik bukan antibiotika
Huruf u tetap u bukan huruf w
frekuensi bukan frekwensi ekuivalen bukan ekwivalen adekuat bukan adekwat
Huruf terikat, disambung dengan kata yang
mengikutinya: inter-, pasca-, adi-, non-, a-, antar-, anti-, de-, bi-, bio-, audio-, mikro, manca-,
multi-Pemenggalan Kata
Dalam penulisan selalu dibatasi oleh bidang yang disyaratkan, perlu pemenggalan kata menurut suku katanya.
Contoh: ma-af, ba-ik, du-et
sau-da-ra, bukan sa-u-da-ra pan-tai, bukan pan-ta-i
pe-rut, ta-bu, ta-nya, su-nyi
Kecuali ng, kh, sy, dan ny yang berupa satu bunyi dianggap sebagai satu suku kata.
Misal: de-ngan, makh-luk, i-sya-rat, bu-nyi
Jika konsonan berurutan lebih dari dua buah, pemenggalan dilakukan sesudah konsonan
pertama.
Misal: in-struk-si, kon-kret, kon-kre-si
Pemenggalan dari kata dasarnya.
Imbuhan yang berasal dari bahasa asing
tidak dianggap sebagai imbuhan melainkan sebagai suku kata itu sendiri sehingga
pemenggalannya mengikuti aturan pemenggalan kata dasar.
Penulisan Kata
Ada beberapa jenis kata dalam bahasa Indonesia, antara lain kata depan, kata berimbuhan, dan kata gabung.
Cara penulisan kata tersebut dibedakan seperti berikut:
Kata Depan
Dalam penulisannya kata depan harus selalu dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
Contoh: di dalam, bukan didalam
di antaranya, bukan diantaranya
di samping, bukan disamping
ke dalam, bukan kedalam
di lapangan, bukan dilapangan
ke rumah, bukan kerumah
dari dalam sel, bukan daridalam sel
Kata Berimbuhan
Kata dasar yang memperoleh imbuhan (awalan, sisipan, akhiran)
Sampai saat ini masih ada kendala dalam penulisan awalan
di- Sesuai dengan kaidah bahasa, penulisan
Kata Gabung
Dua buah kata yang memiliki arti baru (frasa)
Tanda Baca
Tanda Titik
(
.
)
Selalu dipakai pada akhir kalimat
Pada singkatan nama orang dan nama tertentu (A.A. Mattjik, gb., hlm., S.E.)
Pada singkatan gelar, jabatan, pangkat (Prof.
Dr. dr. Endang Syarifudin)
Sebagai pemisah angka jam dan menit yang menunjukkan waktu (pukul 13.30, 2.30)
Di belakang angka dan huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (8.0, 8.1, 8.1.1)
Tanda titik
tidak
dipakai
- di belakang angka atau huruf terakhir
dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (8.1,
8.1.1, 8.1.2), demikian pula pada bagan yang hanya terdiri atas satu tingkat
(misal: 1 ….. 2 …..)
- untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan
pada akhir judul dan akhir judul yang merupakan kepala karangan
dalam singkatan yang terdiri atas huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat di dalam akronim yang
sudah diterima oleh masyarakat. Misal: TNI, Depdiknas
dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran takaran, timbangan, dan mata uang
Misal: CO2, kg, Rp
Tanda Koma
(
,
)
dipakai untuk
memisahkan unsur-unsur dalam suatu deret (nitrogen, fosforus, kalium, dan zink)
memisahkan unsur-unsur sintaksis dalam kalimat. Contoh: Jika masalah kebahasaan masih menjadi kendala, anda dapat melihat kembali bab ini.
memisahkan nama, alamat serta
bagian-bagiannya; tempat dan tanggal; nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan (Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas
memisahkan nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakan dari singkatan nama diri atau keluarga (Prof. Dr. Ir. Ahmad Ansori
Mattjik, M.Sc.)
Tanda Titik Koma
(
;
)
merupakan tanda
koordinasi dan dipakai untuk
memisahkan unsur-unsur sintaksis yang setara, atau dalam deret yang di dalamnya sudah mengandung tanda baca lain (Saya datang; saya lihat; saya menang)
memisahkan unsur-unsur dalam deret yang rumit, terutama jika unsur-unsur itu telah mengandung tanda baca lain, misalnya:
Kajian bertumpu pada tiga golongan hewan: tikus, kelelawar, tupai; sapi, kambing,
Lanjutan
Tanda Titik Dua
(
:
)
dipakai untuk
menandakan pengutipan yang panjang
pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian
Misal: Kita memerlukan perabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari.
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
Misal:
Ketua: Rizal Azhari
menandakan nisbah (angka banding) Contoh: Nisbah mahasiswa perempuan terhadap laki-laki ialah 4:1.
menekankan urutan pemikiran di antara dua bagian kalimat lengkap, misalnya: Misi budaya dan strategi adaptasi migran perempuan:
penjual jamu gendong asal Wonogiri di Jabotabek.
memisahkan judul dan anak judul. Misalnya: Kepustakaan Gen: Bagaimana
memisahkan nomor jilid dan halaman dalam daftar pustaka (J Dentofasial
2000;3:65-72.)
memisahkan tahun dan halaman kalau
pengacuan halaman dilakukan pada sistem Nama-Tahun dalam teks (Rifai 1968:234)
Tanda Hubung
(
-
)
dipakai untuk
menyambung bagian-bagian tanggal Misalnya: 17-8-1945
merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
(se-Indonesia), ke- dengan angka (ke-25), angka dengan –an (tahun „90-an)
menyambung unsur-unsur kata ulang (anak
-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan)
Memenggal kata tertentu
Merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing
Tanda Pisah
(
–
,
-
,
——
)
Bergantung panjangnya terdapat tiga macam tanda pisah, yaitu
tanda pisah en (-), tanda pisah em (–), dan tanda pisah 3-em (——).
Tanda pisah em dipakai untuk membatasi penyisipan kalimat yang tidak terkait erat dengan kalimat induknya (Penembakan
menjangan di lapangan istana–yang dilakukan untuk mengatur daya dukung tapak
Tanda pisah em dipergunakan untuk
menunjukkan kisaran (halaman 21−35, panjangnya 25,7−31,2 mm). Jangan
Tanda Kurung (
(…)
)
dipakai untuk
mengapit
tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral atau dapat dilepaskan dari pokok pembicaraan. Misalnya,
“Pengujian selanjutnya terhadap salah satu
noda (nomor 4) memberikan dugaan bahwa senyawa yang terkandung dalam media
biakan cendawan x ialah senyawa
huruf untuk memperkenalkan singkatan.
Misalnya: “Fraksi etil asetat dapat
dipisahkan dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif ”
penomoran yang dimasukkan dalam
kalimat. Misalnya: Ketiga langkah itu ialah
(a) mitosis, (b) meiosis, (c) penggandaan inti.
Tanda Kurung Siku (
[…]
)
untuk
mengapit
huruf atau kata yang ditambahkan pada kalimat dalam pengeditan, contoh: Jamur
lin[g] shi hidup di batang kayu.
keterangan dalam kalimat yang sudah bertanda kurung. Misalnya: Persamaan
kedua proses (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dijabarkan di sini
Tanda Petik (
―…‖
)
dipakai untuk
mengapit
petikan atau kutipan pembicaraan langsung. Misalnya: Rektor berkata, “Kita harus bekerja keras membangun IPB.”
judul karangan atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat, misalnya: Kami telah membaca Buku Panduan Program Pascasarjana, bab
“Daftar Pustaka”.
istilah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh: Daerah Semanggi, Gatot Subroto, Kuningan
Tanda Petik Tunggal (
‗…‘
)
dipakai
untuk mengapit
petikan yang tersusun dalam petikan lain
makna, terjemahan, atau penjelasan
terhadap kata atau ungkapan asing (survive
Tanda Elipsis (
…
)
dipakai untuk
menunjukkan bahwa ada bagian yang
dihilangkan pada suatu kutipan, misalnya: Pola distribusi pemasaran … berdasarkan pengamatan cuplikan
mengganti tanda elipsis dalam matematika, untuk meluruskannya dengan tanda
Tanda Garis Miring (
/
)
dipakai untuk
mengganti
Tanda bagian atau menunjukkan bilangan pecahan (1/2 = 0,5)
Kata tiap (100 denyut/menit)
Tanda Ampersan (
&
)
Berfungsi sebagai pengganti tanda dan bila bentuk lebih singkat diinginkan
Tanda ini dianjurkan dipakai dalam pengacuan pustaka sebab membantu mengurangi pengulangan
Pemilihan Kata
Diharapkan menguasai kosakata umum
serta seperangkat peristilahan dalam bidang ilmu yang ditekuninya.
Pemakaian kosakata dan peristilahan
terpilih juga menentukan corak dan mutu keteknisan tulisannya.
Perbaikan khasanah kosakata dapat dicapai dengan banyak membaca, lalu mempelajari kata-kata yang sulit dengan pertolongan
Jadi, dengan bantuan kamus umum, kamus istilah, dan glosarium, akan dapat diketahui
jenis, medan makna, variasi, cara
pemakaian, dan penjabaran kata untuk kemudian dipahami dan dikuasai dengan baik.
Hukum DM
Hukum DM: yang diterangkan ditempatkan di depan, yang menerangkan ditempatkan di belakangnya.
Misalnya:
Down syndrom sindrom down lain penyakit penyakit lain
Penggunaan kata sandang yang tidak
perlu
Salah: Sindrom down adalah suatu
kelainan yang jarang ditemukan.
Adanya
: sebaiknya dihilangkan
Salah: Pada makalah ini dilaporkan adanya
hiperlaktemia pada perempuan berusia 74 tahun.
Benar: Pada makalah ini dilaporkan
Kalimat yang mengandung kata-kata: di mana, pada mana, dengan mana, setelah mana, hal
mana, pada siapa, dsb. tidak lazim dalam bahasa Indonesia. Misalnya:
Salah: Kandidiasis sering terjadi pada ibu hamil di mana pada ibu hamil
terjadi gangguan hormonal.
Pemakaian
dari/daripada
tidak perlu dipakai
jika hubungan antarkata dalam sebuah kalimat
sudah jelas.
Salah:
Spektrum dari gejala-gejala klinik
kandidiasis …
Susunan kata yang terpengaruh bahasa
asing
Salah Benar
Kata yang kurang benar
Kurang benar Benar tapi tetapi dulu dahulu piara pelihara bikin buat
Salah Benar
mirip kepada mirip dengan berbeda dari berbeda dengan
dibandingkan dari dibandingkan dengan disebabkan karena disebabkan oleh
cenderung dengan cenderung pada berdasarkan pada berdasarkan
merobah mengubah
tergantung pada bergantung pada
Salah Benar papar (expose) pajan
syaraf saraf
metoda metode
nampak tampak
transport transpor
eritematus eritematosa
edematus edematosa
Bentuk tidak baku Bentuk baku
terdiri dari terdiri atas
tergantung pada bergantung pada bertujuan untuk bertujuan
berdasarkan kepada berdasarkan
membicarakan tentang berbicara tentang atau membicarakan antara x dengan y antara x dan y
Menghindari kata yang berlebihan seperti
(se)
rangkaian,
(se)
kumpulan, kelompok yang
diikuti oleh kata ulang
Penulisan yang salah Penulisan yang benar (se)rangkaian molekul- serangkaian molekul molekul
beberapa sampel-sampel beberapa sampel banyak unsur-unsur banyak unsur
Kata yang bersinonim sebaiknya dihindari
pemakaiannya secara bersamaan
Bentuk salah Bentuk benar
disebabkan karena disebabkan oleh agar supaya agar atau supaya
dalam rangka untuk dalam rangka…, atau untuk…
setelah… kemudian… setelah…,
contoh jenis bantuan contoh bantuan
Penataan Kalimat
Kekurangcermatan memahami fungsi kata dalam kalimat sering menghasilkan kalimat yang rancu. Contoh: Bentuk Penelaahan ini
membicarakan tentang kerusakan pascapanen…
bukan merupakan susunan kalimat yang baik, sebab itu harus dikatakan Penelaahan
ini membicarakan kerusakan pascapanen…..
Kesalahan lain yang sering dijumpai ialah penalaran yang tidak logis, seperti dijumpai akibat kemubaziran penggunaan kata dari
Dari Tabel 1 memperlihatkan bahwa … yang seharusnya dikatakan Tabel 1 memperlihatkan
bahwa …
Kesalahan serupa sering terjadi pada
penyimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa … yang cukup baik jika disajikan menjadi Hasil penelitian ini
Paragraf atau alinea
Merupakan sekelompok kalimat yang membahas satu ide pokok.
Dilihat dari fungsinya, kalimat dalam satu paragraf dibedakan tiga jenis: kalimat topik, kalimat pendukung, kalimat kesimpulan
Tidak semua paragraf membutuhkan kalimat kesimpulan.
Kalimat topik: menyatakan ide pokok atau mengungkapkan apa yang akan dibahas dalam paragraf
Kalimat pendukung: menghadirkan, bukti, fakta, argumen atau penjelasan lain utnuk memperjelas ide pokok
Kalimat kesimpulan: merangkum isi paragraf atau menunjukkan transisi ke paragraf
Pengefektifan Paragraf
Kegagalan membuat paragraf karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai
pemersatu kalimat yang koheren serta berhubungan secara sebab-akibat yang disertai dengan alasan yang logis, efektif, dan objektif untuk menjelaskan suatu
kesatuan gagasan atau tema.
Kesulitan lain karena tidak diketahuinya fungsi paragraf pembuka, paragraf
Paragraf dapat didefinisikan sebagai satu unit informasi yang memiliki topik atau pikiran utama atau topik sebagai dasarnya dan disatukan oleh ide pengontrol.
Kalimat dalam satu paragraf harus saling berkait secara utuh untuk membentuk satu kesatuan pikiran.
Suatu paragraf yang baik: mampu
mengarahkan dan membawa pembaca
memahami dengan baik kesatuan informasi yang diberikan penulis melalui ide-ide
Patokan tentang panjang suatu paragraf tidak ada. Penulis harus dapat
mengendalikan sendiri panjang paragraf berdasarkan beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh masalah yang ditulis.
Sebagai pedoman dalam pengecekan baik
tidaknya paragraf beberapa pertanyaan berikut
di antaranya dapat diajukan:
1 Apakah topiknya jelas?
2 Apakah paragraf sudah mempunyai topik? Kalau tidak, dapatkah kalimat topik
dinyatakan secara tersirat?
3 Apakah paragraf sudah jelas dan ide pengontrolnya terfokus?
Pertalian Kalimat
Paragraf yang baik harus mempunyai
kesetalian kalimat.
Harus memperhatikan bentuk kalimat, makna kalimat, dan logika kalimat
Diperlukan pula kata rangkai atau kata transisi karena kata tersebut akan
membantu kita ketika harus menunjukkan berbagai pertalian kalimat dalam paragraf
Kata-kata yang bersinonim dapat juga
Partikel
–
lah
, -
kah
, dan
–
tah
ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu? Siapakah gerangan dia?
Partikel
pun
ditulis
terpisah
dari kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.
Partikel
pun
pada
gabungan
yang lazim
dianggap padu ditulis dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui. Bagaimanapun juga, tugas itu akan
diselesaikannya.
Sekalipun belum selesai, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
Partikel
per
yang berarti
‗
demi‘, ‗tiap
‘,
atau
‗
mulai‘
ditulis
terpisah
dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.
Harga kain itu Rp60.000,00 per helai.
Bilangan
dalam teks yang dapat dinyatakan
dengan
satu atau dua kata ditulis dengan
huruf
, kecuali bila bilangan itu dipakai secara
berurutan seperti dalam perincian atau
paparan.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali. Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta
buku.
Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan
huruf, jika lebih dari dua kata
, susunan
kalimat diubah agar tidak pada awal kalimat.
Misalnya:
Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
Panitia mengundang 250 orang peserta. Bukan:
Angka yang menunjukkan bilangan utuh
besar dapat
dieja sebagian
supaya lebih
mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 600 miliar rupiah.
Dia mendapat bantuan Rp200 juta untuk mengembangkan usahanya.