• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DALAM PENULISAN NASKAH ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DALAM PENULISAN NASKAH ILMIAH"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Eri H. Jubhari Juliatri

13 Agustus 2014

BAHASA INDONESIA YANG BAIK

DAN BENAR DALAM PENULISAN

(2)

BAHASA

 Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku  dapat

dilihat dari kata atau istilah yang digunakan dengan makna yang tepat.

(3)
(4)

BAHASA

 Salah satu modal utama dalam berkomunikasi

 Efisien: mengikuti kaidah tata bahasa yang baku

 Efektif: langsung menuju persoalan dan sasaran yang dimaksudkan

(5)

Penguasaan Bahasa Mencakup

 Mampu membuat pernyataan yang tepat, saksama, dan menyeluruh

 Tiap kata, kalimat, dan paragraf harus

dibuat secara teratur agar tampak hubungan logis

(6)

Perhurufan

 Bahasa Indonesia ditulis dengan huruf latin

 Huruf latin: huruf romawi dan italik

 Huruf berada pada tataran bahasa tulis

(7)
(8)

A. Huruf Konsonan

 Terdapat 21 buah huruf konsonan: „b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z‟

 Tidak semua huruf dapat menempati posisi awal, tengah, dan akhir dalam sebuah kata

Contoh: tidak pernah menempati posisi

(9)
(10)

B. Huruf Vokal

 Terdapat lima huruf vokal: „a, e, i, o, u‟

(11)

C. Huruf Diftong

 Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat tiga macam diftong

 Sering disebut juga vokal rangkap atau

gabungan vokal: „ai, au, oi‟. Misal: „pandai‟,

„saudara‟, „koboi‟

 Dapat di awal kata, tengah kata, dan akhir kata

(12)
(13)

D. Huruf Gabung Konsonan

 Disebut pula konsonan rangkap

 Dalam bahasa Indonesia dikenal hanya ada

empat macam gabungan konsonan: „kh, ng, ny, sy‟. Contoh: „khusus‟, „bunga‟, „punya‟,

„syarat‟

(14)
(15)

E. Huruf Kapital

 Huruf pertama pada awal kalimat

 Setiap kata dalam judul buku atau berkala, kecuali kata tugas: dan, yang, untuk, di, ke, dari, terhadap, sebagai, tetapi, berdasarkan, dalam, antara, melalui, secara yang tidak

terletak pada posisi awal

 Nama bangsa, bahasa, agama, orang, hari, bulan, tarikh, peristiwa sejarah, takson

(16)

 Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada judul buku dan nama

lembaga. Misalnya: Undang-Undang Dasar 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa

 Nama-nama geografi seperti nama sungai, kota, provinsi, negara, dan pulau

 Huruf kapital tidak dipakai pada nama geografi yang digunakan sebagai jenis:

(17)

 Penulisan nama orang pada hukum, dalil, uji, teori, dan metode. Misalnya: hukum Dalton, uji Duncan, metode Epstein, atau analisis Fourier

 Untuk penamaan rancangan, proses, uji, atau metode yang tidak diikuti nama orang ditulis dengan huruf kecil

Misalnya: rancangan acak lengkap

(18)

F. Huruf Miring (Huruf Kursif)

 Kata dan ungkapan asing yang ejaannya

bertahan dalam banyak bahasa: ad hoc, et al., in vitro

 Tetapan dan peubah yang tidak diketahui dalam matematika. Contohnya: x, y, l

 Nama kapal atau satelit: KRI Macan Tutul

 Kata atau istilah yang diperkenalkan untuk diskusi khusus, misalnya: citraan

(19)

 Pernyataan rujukan silang dalam indeks: lihat, lihat juga

 Judul buku atau terbitan berkala yang disebutkan dalam tulisan

 Tiruan bunyi. Misalnya: Dari sarang burung itu terdengar kicau tu-ju-pu-lu-tu-ju-pu-lu

 Nama ilmiah seperti genus, spesies, varietas, dan forma makhluk: Salacca zalacca var.

(20)

G. Huruf Tebal

 Sering digunakan untuk judul atau heading

 Selanjutnya bentuk huruf ini dapat dipakai untuk nama ilmiah takson yang baru

ditemukan atau diusulkan pertama kali

(21)

H. Huruf Yunani

(22)

Beberapa Masalah yang Salah

Berhati-hatilah dalam memakai huruf

f

dan

v

,

yang sering dipertukarkan atau

diganti dengan huruf

p

Salah Benar

negatip negatif aktip aktif

(23)

Dalam bahasa Indonesia

tidak

dikenal

konsonan kembar

 Salah Benar

klassifikasi klasifikasi effektif efektif

massa masa

(kecuali makna yang berbeda massa

masyarakat)

(24)

Huruf

y

tetap

y

jika lafalnya

y

, contohnya

yen,

yuan

 Huruf y menjadi i jika lafalnya i, contoh: hipokotil, bukan hypokotil; analisis, bukan analisa, analysis, analysa

Huruf

x

hanya dipakai di awal kata, di

tempat lain diganti

ks

, contoh xilem,

(25)

Huruf

h

pada gugus

gh, kh, rh, th

dihilangkan,

sedangkan huruf

ph

menjadi

f

dan

ch

menjadi

k

 sorgum, bukan sorghum; kromatografi,

bukan khromatographi; ritme, bukan

(26)

Beberapa kata sulit yang selalu ditulis secara

salah karena penulis tidak mengetahui bentuk

bakunya

Kualitas, bukan kwalitas; jadwal, bukan

jadual; sintesis, bukan sintesa; ameba, bukan amuba; projektor, bukan proyektor;

atmosfer, bukan atmosfir atau atmosfera; varietas, bukan varitas; bir, bukan bier;

automatis, bukan otomatis; mikrob, bukan mikroba, mikrobia, atau mikrobe sebab

(27)

Nama-nama ilmu tertentu berakhiran

ika

 Karena bukan ilmu maka dibakukanlah kosmetik dan antibiotik, bukan kosmetika dan antibiotika

(28)

Pengejaan kata

 Salah Benar

pernafasan pernapasan

paska pasca

mentaati menaati

menterjemahkan menerjemahkan menyolok mencolok

merubah/merobah mengubah mengkoreksi mengoreksi mengkolonisasi mengolonisasi

(29)

mengkombinasikan mengombinasikan

kecuali: mengkaji

pentrapan penerapan

dilola dikelola

memroduksi memproduksi

Oleh karena semua huruf latin diterima sebagai huruf Indonesia, penulisan kata serapan dari bahasa asing pada umumnya sudah dapat

(30)

Pembentukan istilah bahasa Indonesia dari

bahasa asing

Istilah dahulu Istilah sekarang

(31)

lekosit leukosit netrofil neutrofil terapetik terapeutik

Dalam bahasa Indonesia satu bentuk kata

dapat berfungsi sebagai kata benda (botani –

(32)

Akhiran asing

age

menjadi

-ase

persentage persentase

sondage sondase

Akhiran asing isch, ic menjadi –ik

electronisch, electronic elektronik

mechanisch, mechanic mekanik

idiopathisch, idiopathic idiopatik

z tetap z

(33)

Akhiran asing sch, -ical menjadi –is

economisch, economical ekonomis

praktisch, practical praktis

klinisch, clinical klinis

medical medis Gunakan yang tersingkat

antihistamin bukan antihistaminika

antibiotik bukan antibiotika

(34)

Huruf u tetap u bukan huruf w

frekuensi bukan frekwensi ekuivalen bukan ekwivalen adekuat bukan adekwat

Huruf terikat, disambung dengan kata yang

mengikutinya: inter-, pasca-, adi-, non-, a-, antar-, anti-, de-, bi-, bio-, audio-, mikro, manca-,

(35)

multi-Pemenggalan Kata

 Dalam penulisan selalu dibatasi oleh bidang yang disyaratkan, perlu pemenggalan kata menurut suku katanya.

Contoh: ma-af, ba-ik, du-et

sau-da-ra, bukan sa-u-da-ra pan-tai, bukan pan-ta-i

pe-rut, ta-bu, ta-nya, su-nyi

(36)

 Kecuali ng, kh, sy, dan ny yang berupa satu bunyi dianggap sebagai satu suku kata.

Misal: de-ngan, makh-luk, i-sya-rat, bu-nyi

 Jika konsonan berurutan lebih dari dua buah, pemenggalan dilakukan sesudah konsonan

pertama.

Misal: in-struk-si, kon-kret, kon-kre-si

 Pemenggalan dari kata dasarnya.

(37)

 Imbuhan yang berasal dari bahasa asing

tidak dianggap sebagai imbuhan melainkan sebagai suku kata itu sendiri sehingga

pemenggalannya mengikuti aturan pemenggalan kata dasar.

(38)

Penulisan Kata

 Ada beberapa jenis kata dalam bahasa Indonesia, antara lain kata depan, kata berimbuhan, dan kata gabung.

 Cara penulisan kata tersebut dibedakan seperti berikut:

Kata Depan

(39)

 Dalam penulisannya kata depan harus selalu dipisahkan dari kata yang mengikutinya.

Contoh: di dalam, bukan didalam

di antaranya, bukan diantaranya

di samping, bukan disamping

ke dalam, bukan kedalam

di lapangan, bukan dilapangan

ke rumah, bukan kerumah

dari dalam sel, bukan daridalam sel

(40)

Kata Berimbuhan

 Kata dasar yang memperoleh imbuhan (awalan, sisipan, akhiran)

 Sampai saat ini masih ada kendala dalam penulisan awalan

di- Sesuai dengan kaidah bahasa, penulisan

(41)

Kata Gabung

 Dua buah kata yang memiliki arti baru (frasa)

(42)

Tanda Baca

Tanda Titik

(

.

)

 Selalu dipakai pada akhir kalimat

 Pada singkatan nama orang dan nama tertentu (A.A. Mattjik, gb., hlm., S.E.)

 Pada singkatan gelar, jabatan, pangkat (Prof.

Dr. dr. Endang Syarifudin)

 Sebagai pemisah angka jam dan menit yang menunjukkan waktu (pukul 13.30, 2.30)

 Di belakang angka dan huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (8.0, 8.1, 8.1.1)

(43)

Tanda titik

tidak

dipakai

- di belakang angka atau huruf terakhir

dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (8.1,

8.1.1, 8.1.2), demikian pula pada bagan yang hanya terdiri atas satu tingkat

(misal: 1 ….. 2 …..)

- untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan

(44)

 pada akhir judul dan akhir judul yang merupakan kepala karangan

 dalam singkatan yang terdiri atas huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat di dalam akronim yang

sudah diterima oleh masyarakat. Misal: TNI, Depdiknas

 dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran takaran, timbangan, dan mata uang

Misal: CO2, kg, Rp

(45)

Tanda Koma

(

,

)

dipakai untuk

 memisahkan unsur-unsur dalam suatu deret (nitrogen, fosforus, kalium, dan zink)

 memisahkan unsur-unsur sintaksis dalam kalimat. Contoh: Jika masalah kebahasaan masih menjadi kendala, anda dapat melihat kembali bab ini.

 memisahkan nama, alamat serta

bagian-bagiannya; tempat dan tanggal; nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan (Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas

(46)

 memisahkan nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk

membedakan dari singkatan nama diri atau keluarga (Prof. Dr. Ir. Ahmad Ansori

Mattjik, M.Sc.)

(47)

Tanda Titik Koma

(

;

)

merupakan tanda

koordinasi dan dipakai untuk

 memisahkan unsur-unsur sintaksis yang setara, atau dalam deret yang di dalamnya sudah mengandung tanda baca lain (Saya datang; saya lihat; saya menang)

 memisahkan unsur-unsur dalam deret yang rumit, terutama jika unsur-unsur itu telah mengandung tanda baca lain, misalnya:

Kajian bertumpu pada tiga golongan hewan: tikus, kelelawar, tupai; sapi, kambing,

(48)

Lanjutan

(49)

Tanda Titik Dua

(

:

)

dipakai untuk

 menandakan pengutipan yang panjang

 pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian

Misal: Kita memerlukan perabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari.

 sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian

Misal:

Ketua: Rizal Azhari

(50)

 menandakan nisbah (angka banding) Contoh: Nisbah mahasiswa perempuan terhadap laki-laki ialah 4:1.

 menekankan urutan pemikiran di antara dua bagian kalimat lengkap, misalnya: Misi budaya dan strategi adaptasi migran perempuan:

penjual jamu gendong asal Wonogiri di Jabotabek.

 memisahkan judul dan anak judul. Misalnya: Kepustakaan Gen: Bagaimana

(51)

 memisahkan nomor jilid dan halaman dalam daftar pustaka (J Dentofasial

2000;3:65-72.)

 memisahkan tahun dan halaman kalau

pengacuan halaman dilakukan pada sistem Nama-Tahun dalam teks (Rifai 1968:234)

(52)

Tanda Hubung

(

-

)

dipakai untuk

 menyambung bagian-bagian tanggal Misalnya: 17-8-1945

 merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital

(se-Indonesia), ke- dengan angka (ke-25), angka dengan –an (tahun „90-an)

 menyambung unsur-unsur kata ulang (anak

-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan)

(53)

 Memenggal kata tertentu

 Merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing

(54)

Tanda Pisah

(

,

-

,

——

)

 Bergantung panjangnya terdapat tiga macam tanda pisah, yaitu

tanda pisah en (-), tanda pisah em (), dan tanda pisah 3-em (——).

 Tanda pisah em dipakai untuk membatasi penyisipan kalimat yang tidak terkait erat dengan kalimat induknya (Penembakan

menjangan di lapangan istana–yang dilakukan untuk mengatur daya dukung tapak

(55)

 Tanda pisah em dipergunakan untuk

menunjukkan kisaran (halaman 21−35, panjangnya 25,7−31,2 mm). Jangan

(56)

Tanda Kurung (

(…)

)

dipakai untuk

mengapit

 tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral atau dapat dilepaskan dari pokok pembicaraan. Misalnya,

“Pengujian selanjutnya terhadap salah satu

noda (nomor 4) memberikan dugaan bahwa senyawa yang terkandung dalam media

biakan cendawan x ialah senyawa

(57)

 huruf untuk memperkenalkan singkatan.

Misalnya: “Fraksi etil asetat dapat

dipisahkan dengan menggunakan

kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif ”

 penomoran yang dimasukkan dalam

kalimat. Misalnya: Ketiga langkah itu ialah

(a) mitosis, (b) meiosis, (c) penggandaan inti.

(58)

Tanda Kurung Siku (

[…]

)

untuk

mengapit

 huruf atau kata yang ditambahkan pada kalimat dalam pengeditan, contoh: Jamur

lin[g] shi hidup di batang kayu.

 keterangan dalam kalimat yang sudah bertanda kurung. Misalnya: Persamaan

kedua proses (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dijabarkan di sini

(59)

Tanda Petik (

―…‖

)

dipakai untuk

mengapit

 petikan atau kutipan pembicaraan langsung. Misalnya: Rektor berkata, “Kita harus bekerja keras membangun IPB.”

 judul karangan atau bab buku yang dipakai

dalam kalimat, misalnya: Kami telah membaca Buku Panduan Program Pascasarjana, bab

“Daftar Pustaka”.

 istilah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh: Daerah Semanggi, Gatot Subroto, Kuningan

(60)

Tanda Petik Tunggal (

‗…‘

)

dipakai

untuk mengapit

 petikan yang tersusun dalam petikan lain

 makna, terjemahan, atau penjelasan

terhadap kata atau ungkapan asing (survive

(61)

Tanda Elipsis (

)

dipakai untuk

 menunjukkan bahwa ada bagian yang

dihilangkan pada suatu kutipan, misalnya: Pola distribusi pemasaran … berdasarkan pengamatan cuplikan

 mengganti tanda elipsis dalam matematika, untuk meluruskannya dengan tanda

(62)

Tanda Garis Miring (

/

)

dipakai untuk

mengganti

 Tanda bagian atau menunjukkan bilangan pecahan (1/2 = 0,5)

 Kata tiap (100 denyut/menit)

(63)

Tanda Ampersan (

&

)

 Berfungsi sebagai pengganti tanda dan bila bentuk lebih singkat diinginkan

 Tanda ini dianjurkan dipakai dalam pengacuan pustaka sebab membantu mengurangi pengulangan

(64)

Pemilihan Kata

 Diharapkan menguasai kosakata umum

serta seperangkat peristilahan dalam bidang ilmu yang ditekuninya.

 Pemakaian kosakata dan peristilahan

terpilih juga menentukan corak dan mutu keteknisan tulisannya.

 Perbaikan khasanah kosakata dapat dicapai dengan banyak membaca, lalu mempelajari kata-kata yang sulit dengan pertolongan

(65)

 Jadi, dengan bantuan kamus umum, kamus istilah, dan glosarium, akan dapat diketahui

jenis, medan makna, variasi, cara

pemakaian, dan penjabaran kata untuk kemudian dipahami dan dikuasai dengan baik.

(66)

Hukum DM

 Hukum DM: yang diterangkan ditempatkan di depan, yang menerangkan ditempatkan di belakangnya.

Misalnya:

Down syndrom sindrom down lain penyakit penyakit lain

(67)

Penggunaan kata sandang yang tidak

perlu

 Salah: Sindrom down adalah suatu

kelainan yang jarang ditemukan.

(68)

Adanya

: sebaiknya dihilangkan

 Salah: Pada makalah ini dilaporkan adanya

hiperlaktemia pada perempuan berusia 74 tahun.

 Benar: Pada makalah ini dilaporkan

(69)

 Kalimat yang mengandung kata-kata: di mana, pada mana, dengan mana, setelah mana, hal

mana, pada siapa, dsb. tidak lazim dalam bahasa Indonesia. Misalnya:

Salah: Kandidiasis sering terjadi pada ibu hamil di mana pada ibu hamil

terjadi gangguan hormonal.

(70)

Pemakaian

dari/daripada

tidak perlu dipakai

jika hubungan antarkata dalam sebuah kalimat

sudah jelas.

Salah:

Spektrum dari gejala-gejala klinik

kandidiasis …

(71)

Susunan kata yang terpengaruh bahasa

asing

Salah Benar

(72)

Kata yang kurang benar

Kurang benar Benar tapi tetapi dulu dahulu piara pelihara bikin buat

(73)

Salah Benar

mirip kepada mirip dengan berbeda dari berbeda dengan

dibandingkan dari dibandingkan dengan disebabkan karena disebabkan oleh

cenderung dengan cenderung pada berdasarkan pada berdasarkan

merobah mengubah

tergantung pada bergantung pada

(74)

Salah Benar papar (expose) pajan

syaraf saraf

metoda metode

nampak tampak

transport transpor

eritematus eritematosa

edematus edematosa

(75)

Bentuk tidak baku Bentuk baku

terdiri dari terdiri atas

tergantung pada bergantung pada bertujuan untuk bertujuan

berdasarkan kepada berdasarkan

membicarakan tentang berbicara tentang atau membicarakan antara x dengan y antara x dan y

(76)

Menghindari kata yang berlebihan seperti

(se)

rangkaian,

(se)

kumpulan, kelompok yang

diikuti oleh kata ulang

Penulisan yang salah Penulisan yang benar (se)rangkaian molekul- serangkaian molekul molekul

beberapa sampel-sampel beberapa sampel banyak unsur-unsur banyak unsur

(77)

Kata yang bersinonim sebaiknya dihindari

pemakaiannya secara bersamaan

Bentuk salah Bentuk benar

disebabkan karena disebabkan oleh agar supaya agar atau supaya

dalam rangka untuk dalam rangka…, atau untuk…

setelah… kemudian… setelah…,

contoh jenis bantuan contoh bantuan

(78)

Penataan Kalimat

 Kekurangcermatan memahami fungsi kata dalam kalimat sering menghasilkan kalimat yang rancu. Contoh: Bentuk Penelaahan ini

membicarakan tentang kerusakan pascapanen…

bukan merupakan susunan kalimat yang baik, sebab itu harus dikatakan Penelaahan

ini membicarakan kerusakan pascapanen…..

 Kesalahan lain yang sering dijumpai ialah penalaran yang tidak logis, seperti dijumpai akibat kemubaziran penggunaan kata dari

(79)

Dari Tabel 1 memperlihatkan bahwa … yang seharusnya dikatakan Tabel 1 memperlihatkan

bahwa …

 Kesalahan serupa sering terjadi pada

penyimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa … yang cukup baik jika disajikan menjadi Hasil penelitian ini

(80)

Paragraf atau alinea

 Merupakan sekelompok kalimat yang membahas satu ide pokok.

 Dilihat dari fungsinya, kalimat dalam satu paragraf dibedakan tiga jenis: kalimat topik, kalimat pendukung, kalimat kesimpulan

 Tidak semua paragraf membutuhkan kalimat kesimpulan.

(81)

 Kalimat topik: menyatakan ide pokok atau mengungkapkan apa yang akan dibahas dalam paragraf

 Kalimat pendukung: menghadirkan, bukti, fakta, argumen atau penjelasan lain utnuk memperjelas ide pokok

Kalimat kesimpulan: merangkum isi paragraf atau menunjukkan transisi ke paragraf

(82)

Pengefektifan Paragraf

 Kegagalan membuat paragraf karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai

pemersatu kalimat yang koheren serta berhubungan secara sebab-akibat yang disertai dengan alasan yang logis, efektif, dan objektif untuk menjelaskan suatu

kesatuan gagasan atau tema.

 Kesulitan lain karena tidak diketahuinya fungsi paragraf pembuka, paragraf

(83)

 Paragraf dapat didefinisikan sebagai satu unit informasi yang memiliki topik atau pikiran utama atau topik sebagai dasarnya dan disatukan oleh ide pengontrol.

 Kalimat dalam satu paragraf harus saling berkait secara utuh untuk membentuk satu kesatuan pikiran.

 Suatu paragraf yang baik: mampu

mengarahkan dan membawa pembaca

memahami dengan baik kesatuan informasi yang diberikan penulis melalui ide-ide

(84)

 Patokan tentang panjang suatu paragraf tidak ada. Penulis harus dapat

mengendalikan sendiri panjang paragraf berdasarkan beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh masalah yang ditulis.

(85)

Sebagai pedoman dalam pengecekan baik

tidaknya paragraf beberapa pertanyaan berikut

di antaranya dapat diajukan:

1 Apakah topiknya jelas?

2 Apakah paragraf sudah mempunyai topik? Kalau tidak, dapatkah kalimat topik

dinyatakan secara tersirat?

3 Apakah paragraf sudah jelas dan ide pengontrolnya terfokus?

(86)

Pertalian Kalimat

 Paragraf yang baik harus mempunyai

kesetalian kalimat.

 Harus memperhatikan bentuk kalimat, makna kalimat, dan logika kalimat

 Diperlukan pula kata rangkai atau kata transisi karena kata tersebut akan

membantu kita ketika harus menunjukkan berbagai pertalian kalimat dalam paragraf

 Kata-kata yang bersinonim dapat juga

(87)

Partikel

lah

, -

kah

, dan

tah

ditulis serangkai

dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

Bacalah buku itu baik-baik!

Apakah yang tersirat dalam surat itu? Siapakah gerangan dia?

(88)

Partikel

pun

ditulis

terpisah

dari kata yang

mendahuluinya.

Misalnya:

Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.

Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.

(89)

Partikel

pun

pada

gabungan

yang lazim

dianggap padu ditulis dengan kata yang

mendahuluinya.

Misalnya:

Adapun sebab-sebabnya belum diketahui. Bagaimanapun juga, tugas itu akan

diselesaikannya.

Sekalipun belum selesai, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.

(90)

Partikel

per

yang berarti

demi‘, ‗tiap

‘,

atau

mulai‘

ditulis

terpisah

dari kata yang

mengikutinya.

Misalnya:

Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.

Harga kain itu Rp60.000,00 per helai.

(91)

Bilangan

dalam teks yang dapat dinyatakan

dengan

satu atau dua kata ditulis dengan

huruf

, kecuali bila bilangan itu dipakai secara

berurutan seperti dalam perincian atau

paparan.

Misalnya:

Mereka menonton drama itu sampai tiga kali. Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta

buku.

(92)

Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan

huruf, jika lebih dari dua kata

, susunan

kalimat diubah agar tidak pada awal kalimat.

Misalnya:

Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.

Panitia mengundang 250 orang peserta. Bukan:

(93)

Angka yang menunjukkan bilangan utuh

besar dapat

dieja sebagian

supaya lebih

mudah dibaca.

Misalnya:

Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 600 miliar rupiah.

Dia mendapat bantuan Rp200 juta untuk mengembangkan usahanya.

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan (controlling) merupakan bagian akhir dari fungsi pengelolaan/manajemen. Fungsi manajemen yang dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

Penggunaan ban yang berbeda sebaliknya harus dihindarkan, kalaupun harus menggunakan ban yang berbeda dengan tujuan untuk mengurangi beratnya kemudi pada

[r]

mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan; persepsi perawat pelaksana di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh konseling tentang pertumbuhan dan pemberian makan terhadap pengetahuan dan sikap pemberian MP-ASI pada anak usia 6- 24 bulan di

arus timur-barat melalui Jl. Danau Kerinci diteruskan menuju Jl. Yang membedakan hanyalah sistem arah dan pengalihan arus kendaraannya. Hal ini untuk memfasilitasi

Upaya peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa melalui metode mendongeng dilaksanakan dengan langkah-langkah yakni (1) Pemilihan cerita yang sesuai dengan