• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Eupatorium odoratum L.) SEBAGAI ANTIINFLAMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH (Eupatorium odoratum L.) SEBAGAI ANTIINFLAMASI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KIRINYUH

(

Eupatorium odoratum

L.) SEBAGAI ANTIINFLAMASI

Revi Yenti, Ria Afrianti, Agustina Endang P

Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang

ABSTRACT

An experimental study has been done to formulate a cream from ethanol extract of kirinyuh (Eupatorium odoratum L.) leaves as an anti-inflammatory in the white mice. Cream base used is the vanishing cream with extract concentration of 2.5%, 5%, and 10%. Test for anti-inflammatory effects on female albino mice was performed by using formation of granuloma pouch. Inflammation was induced by injecting 2% carrageen subcutaneously. The parameters measured were the volume of inflammatory area and numbers of blood leukocytes in mice. The results showed that cream of extract were stable at all concentrations and possed an anti-inflammatory effect. Maximal anti-inflammatory effect was provided by the cream with a concentration of 10% with the smallest udema volume of 0.03 ml exceed anti-inflammatory effects of hydrocortisone acetate as a comparison of 0.056 ml (P <0.05).

Keywords : Eupatorium odoratum L., anti-inflammatory, cream, carrageen

PENDAHULUAN

Inflamasi merupakan suatu respon dari pertahanan tubuh terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi bertujuan untuk mengisolasi, menghancurkan, dan menonaktifkan benda asing yang masuk, serta berfungsi membuang jaringan yang telah mati atau sisa benda asing, perbaikan jaringan dan penyembuhan penyakit. Ketika proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi

vascular dimana cairan elemen-elemen darah, sel darah putih (leukosit) dan mediator kimia berkumpul pada tempat cedera jaringan atau infeksi (Turner, 1965).

Tumbuhan merupakan sumber senyawa metabolit sekunder yang bermanfaat sebagai obat. Banyak jenis tumbuhan yang memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, salah satunya adalah daun kirinyuh (Eupatorium odoratum

L.). Eupatorium odoratum termasuk ke dalam famili Asteraceae, secara tradisional digunakan untuk penyembuhan luka, mengobati infeksi, sakit kepala, diare, sebagai adstringent, antispasmodik, antihipertensi, anti inflamasi dan diuretik (Vital and Rivera, 2009). Daun kirinyuh dilaporkan mengandung beberapa senyawa utama seperti tannin, flavonoid, saponin, dan steroid. Essential oil dari daun kirinyuh

-caryophyllene dan candinol isomer (Benjamin, 1987).

Penelitian sebelumnya menunjukkan penggunaan krim ekstrak daun kirinyuh 10% tipe a/m dapat memperpendek waktu proses penyembuhan luka pada mencit putih jantan (Yenti, 2013). Proses penyembuhan luka melibatkan fase inflamasi, proliferasi dan maturasi (Ambarwati, 2009). Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai efek antiinflamasi ekstrak etanol daun kirinyuh. Ekstrak etanol daun kirinyuh diformulasi dalam bentuk sediaan krim dan aktivitas antiinflamasi dari krim daun kirinyuh tersebut diuji dengan menggunakan metode pembentukan kantong granuloma dengan parameter pengukuran volume radang dan jumlah sel leukosit (Turner,1965).

METODE PENELITIAN

Alat dan bahan

(2)

maserasi, rotary evaporator, pipet tetes, batang pengaduk, pinset, spatel, gunting, pH meter inolab, desikator, krus porselin, mikroskop, kertas saring, object glass, lumpang dan alu, jarum suntik, plat tetes. Bahan – bahan yang digunakan adalah daun kirinyuh, etanol 70%, aquadest, krim perontok bulu, paraffin liquidum, larutan giemsa, asam stearat, gliserin, Na tetraborat, trietanolamin, aquadest, nipagin, karagen, NaCl fisiologis, hidrokortison asetat, metanol dan metilen blue.

Ekstraksi sampel dan pemeriksaan kandungan kimia

Sebanyak 1 kg daun kirinyuh segar dikeringanginkan kemudian diserbukkan. Serbuk kering daun kirinyuh diekstraksi secara maserasi dengan etanol 70% selama 3x5 hari. Filtrat hasil maserasi diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental (Voight, 1995). Ekstrak etanol yang didapatkan dilakukan pemeriksaan kandungan kimia yaitu senyawa alkaloid dilakukan dengan metoda Culvenor –Fitzgerald dan pemeriksaan steroid, terpenoid, flavonoid, saponin, dan senyawa fenol dilakukan dengan metoda Simes.

Karakterisasi ekstrak etanol daun kirinyuh

Dilakukan pemeriksaan ekstrak etanol secara organoleptis, kelarutan, kadar abu, susut pengeringan, dan pH. gliserin dan aquadest) masing-masingnya dimasukkan dalam cawan penguap dan dipanaskan diatas waterbath pada suhu 60o-70o C sampai lebur. Pindahkan fase minyak ke dalam lumpang panas dan tambahkan fase air sekaligus lalu gerus sampai terbentuk masa basis krim yang homogen.

Timbang daun ekstrak daun kirinyuh sesuai dengan formula masing-masing dan tambahkan basis krim sedikit demi sedikit kemudian digerus hingga homogen. Lalu masing-masing formula disimpan dalam wadah krim. Sediaan krim yang telah dibuat dilanjutkan dengan evaluasi terhadap organoleptis, homogenitas, pH, daya cuci krim, uji stabilitas , ukuran partikel, dan uji iritasi kulit.

Uji efek anti inflamasi krim ekstrak etanol daun kirinyuh

Hewan percobaan terlebih dahulu diaklimatisasi dalam kondisi laboratorium selama 1 minggu dengan diberi makan dan minum yang cukup, lalu dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit putih betina. Dimana kelompok 1 pembanding hidrokortison asetat, kelompok 2 kontrol negatif (basis krim), kelompok 3 sediaan uji krim konsentrasi 2,5%, kelompok 4 sediaan uji krim konsentrasi 5%, dan kelompok 5 sediaan uji krim konsentrasi 10%.

(3)

udara (daerah yang dicukur) segera setelah pemberian keragen 2 % dalam NaCl fisiologis sebanyak 0,2 ml. Selanjutnya sediaan uji diberikan lagi setiap hari sebanyak 2 kali sehari selama 4 hari. Pada kelompok kontrol hanya diberi dasar krim saja.

Pada hari kelima eksudat diambil dengan jarum suntik lalu diukur volumenya. Kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel leukosit dalam hapusan darah dengan cara : Darah segar ditetesi pada objek glass satu tetes dan diratakan dengan gelas objek yang lain sehingga diperoleh lapisan darah yang homogen (hapusan darah), lalu dikeringkan. Setelah kering tetesi dengan metanol, sehingga melapisi seluruh lapisan darah, biarkan 5 menit. Ditambahkan satu tetes larutan Giemsa yang telah diencerkan dengan air suling (1:20) dan dibiarkan selama 20 menit. Dicuci dengan air suling, dikeringkan dan dilihat dibawah mikroskop. Dihitung jumlah sel neutrofil, eusinofil, limfosit dan sel monosit.

Analisa data

Untuk menganalisa data hasil penelitian yang diperoleh dari semua parameter digunakan analisa variansi (ANOVA) satu arah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstrak kental yang diperoleh dari 1 kg daun segar E. odoratum adalah sebanyak 84,3 g (8,43%). Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak daun kirinyuh mengandung flavonoid, fenolik, terpenoid dan steroid.

Ekstrak etanol daun kirinyuh diformulasi dalam bentuk krim dengan menggunakan formula basis vanishing krim. Evaluasi terhadap basis krim dan krim ekstrak dilakukan setiap minggu selama delapan minggu. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sediaan krim stabil secara fisika dan kimia seperti terlihat pada tabel III.

Tabel 3. Hasil evaluasi basis krim dan krim ekstrak etanol daun kirinyuh

No Evaluasi Pengamatan

F0 F1 F2 F3

1. Organoleptis Bentuk Semi Padat

Warna Putih Hijau Muda

Bau Tidak berbau Bau khas

2. Homogenitas Homogen

3. Tipe Krim M/A

4. pH 7,17 6,50 6,47 6,32

5. Daya Tercuci (ml) 10 15 20 20

6. Stabilitas Suhu Kamar Tidak memisah

Suhu 5oC Tidak memisah

7. Uji Iritasi Tidak mengiritasi

Konsentrasi ekstrak dalam formula krim dipilih 2,5%, 5% dan 10% berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu pengujian terhadap ekstrak etanol daun kirinyuh untuk pengobatan luka. Parameter yang diamati dalam pengujian aktivitas antiinflamasi adalah volume eksudat radang. Setelah pemberian formula krim ekstrak etanol daun kirinyuh konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% diperoleh suatu korelasi yang menunjukkan hubungan antara volume eksudat (ml) terhadap konsentrasi ekstrak (%), dimana volume eksudat rata-rata mengalami penurunan sesuai dengan peningkatan konsentrasi ekstrak dibandingkan

(4)

Gambar 1. Hasil pengukuran volume radang

Jumlah sel leukosit dihitung dengan menggunakan metode hapusan darah dan dilakukan dengan pewarnaan giemsa. Jumlah sel leukosit dihitung pada darah karena perhitungan jumlah sel leukosit di darah lebih spesifik dibandingkan dengan perhitungan jumlah sel leukosit di radang, karena sel leukosit yang berada di radang sudah mengalami fagositosis sehingga sel leukosit yang berada di radang tersebut sudah mati dan mengalami bentuk yang tidak teratur lagi.

Hapusan darah dilihat dibawah mikroskop dan sel-sel leukosit yang dapat terwarnai adalah sel neutrofil segmen yang berbentuk bulat dengan sitoplasma yang banyak dan berwarna ungu. Sel neutrofil batang berbentuk seperti huruf U dan berwarna ungu tua. Sel monosit berbentuk tidak beraturan dan berukuran paling besar dibanding yang lain, serta mempunyai warna ungu tua. Sel limfosit ukurannya lebih kecil dan berwarna biru muda. Sel eusinofil tidak terlihat karena jumlahnya yang hanya sedikit. Sel basofil tidak terlihat karena sel ini bersifat basa dan larut dalam pewarnaan giemsa.

Sel leukosit yang memegang peranan penting dalam melakukan proses fagositosis

pada jaringan yang rusak adalah neutrofil segmen, sehingga bila adanya jaringan yang rusak maka sel neutrofil segmen akan meningkat jumlahnya dalam darah. Monosit dalam eksudat disebut makrofag yang bergerak aktif dan memberikan respon secara kemotaksis dan mampu mematikan dan mencerna berbagai agen penyebab inflamasi.

Hasil perhitungan jumlah sel leukosit dari uji statistik dengan analisa varian dari mencit menunjukkan bahwa pemberian sediaan krim ekstrak etanol daun kirinyuh mempengaruhi jumlah sel leukosit, dimana terjadi penurunan jumlah sel neutrofil segmen dibandingkan kontrol yang hanya diberi basis krim saja, dapat dilihat pada tabel IV. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak etanol daun kirinyuh yang diformulasi dalam bentuk sediaan krim semakin efektif mengurangi volume radang.

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2

(5)

Tabel 4. Hasil perhitungan sel leukosit dari darah mencit putih betina setelah pemberian krim ekstrak etanol daun kirinyuh

Perlakuan

Jumlah sel ( ± SD, n = 3)

Neutrofil segmen Neutrofil

batang Limfosit Monosit

F0 68 ± 2,0000 1 ± 1,732 28 ± 4,539 3 ± 1,000 F1 57,67 ± 2,309 0,33 ± 1,577 41,67 ± 3,055 0,33 ± 1,577 F2 51,33 ± 3,512 1,67±1,577 46,33±4,041 1,67±1,577 F3 50,3±3,512 1,33±1,577 47,67±3,215 0,66±1,577 Hk.as 58±1,732 0,33±1,577 39,3±4,163 2,3±1,577

Hidrokortison krim yang digunakan sebagai pembanding dan merupakan salah satu sediaan obat inflamasi menunjukkan aktivitas yang lebih baik dari F1(formula krim ekstrak etanol daun kirinyuh konsentrasi 2,5%) terhadap penurunan volume radang, sedangkan pada F2 dan F3 (krim ekstrak etanol daun kirinyuh konsentrasi 5% dan 10%) menunjukkan aktivitas penurunan volume radang yang lebih baik dari pembanding hidrokortison asetat.

Ditinjau dari data hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisa data secara statistik ternyata menunjukkan hasil formula krim ekstrak etanol daun kirinyuh stabil dan memberikan efek antiinflamasi melalui kemampuannya menghambat dan mengurangi jumlah sel leukosit.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ekstrak etanol daun kirinyuh dapat

diformulasi dalam bentuk sediaan krim dengan konsentrasi 2,5%, 5% dan 10%, stabil secara fisika dan kimia.

2. Formula krim ekstrak etanol daun kirinyuh konsentrasi 2,5%, 5% dan 10% dapat menurunkan volume radang sehingga dapat memberikan efek antiinflamasi. Efek tertinggi diberikan oleh kirinyuh krim ekstrak etanol daun kirinyuh dengan konsentrasi 10%.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, R., 2009, KDPK Kebidanan, Nuha Medika, Yogyakarta.

Benjamin, V.T., A, Sofowora., B.O, Oguntimein and S.I, Inya-agha, 1987, Phytochemical and Antibacterial Studies on The Essential Oil of Eupatorium Odoratum, Available online at http://www.Pharmaceutical Biology.htm, [24 Februari 2010]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Ditjen POM, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Ditjen POM, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1996, Formularium Indonesia, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta

Lachman,L., and Kaning J.,L, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Edisi ke-3 diterjemahkan oleh Suyatmi, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Academic Press, London. Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi

Farmasi, Edisi V, Diterjemahkan oleh S. Noer, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Vital, P.G., and W.L, Rivera, 2009,

Antimicrobacterial Activity and Citoxicity of Chromolaena odorata (L.f) King and Robinson and Uncaria Perrottetii (A. rich) Merr. Extracts, Available online at http://www.academicjournals.org/JMPR Journal of Medicinal Plant Research Vol. 3(7), pp. 511-518.

Yenti, R., R. Afrianti dan M. Sandi, 2013, Uji Efektivitas Krim Ekstrak Etanol

Gambar

Tabel 1. Formula basis krim (Vanishing Krim) (Depkes, 1996)
Gambar 1. Hasil pengukuran volume radang
Tabel 4. Hasil perhitungan sel leukosit dari darah mencit putih betina setelah pemberian krim ekstrak etanol daun kirinyuh

Referensi

Dokumen terkait

RUMUSAN MASALAH Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai fokus utama dalam penelitian ini,adalah : “ Apa saja

Politik hukum Mahkamah Agung sebagai lembaga yang mempunyai kewenangan penyelesaian sengketa antar lembaga peradilan seharusnya mengambil langkah-langkah konkrit

Beberapa ciri dari pembelajaran aktif dalam panduan pembelajaran model ALIS (Active Learning in School) dalam Uno &amp; Mohammad (2012: 75-76) antara lain: pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar akuntansi; 2) pengaruh persepsi siswa tentang

perusahaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa para pemegang saham pada perusahaan go public di Indonesia cenderung menginginkan direktur utama untuk melakukan

Menimbang, bahwa pada saat terdakwa berjualan es cream pada hari Senin tanggal 3 September 2018 di lapangan bola, terdakwa ingin dagangan es creamnya laris

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan

This study implies when the reporting currency is weakened against the foreign currencies, a company with foreign currency long term debt (LTD) was in under