• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah - Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah - Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I. A. Latar Belakang Masalah

Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 – 40

tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya

kemampuan reproduktif. Masa usia dewasa awal adalah masa yang berat karena

merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola – pola kehidupan baru dan

harapan – harapan sosial baru. Penyesuaian diri terhadap kondisi - kondisi ini

menjadikan masa dewasa awal merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang

hidup seseorang.

Wanita pada masa dewasa awal diharapkan dapat memainkan peran baru,

seperti peran sebagai istri, orang tua, pencari nafkah, dan mengembangkan sikap,

keinginan serta nilai - nilai baru sesuai dengan tugas - tugas perkembangannya.

Menurut Hurlock (1999), tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa awal

mencakup mulai bekerja, memilih pasangan hidup, mulai membina keluarga,

mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga

negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Menguasai tugas – tugas

pada masa perkembangan selalu sulit, dan kesulitan ini meningkat apabila ada

(2)

Salah satu rintangan yang menghambat penguasaan tugas perkembangan masa

dewasa awal adalah hambatan fisik (Hurlock, 1999). Kesehatan yang buruk atau

hambatan fisik yang menghalangi seseorang mengerjakan apa yang dilakukan oleh

orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan penguasaan tugas – tugas

perkembangan untuk sebagian atau secara total. Hambatan fisik tersebut dapat berupa

cacat fisik ataupun penyakit yang berkepanjangan.

Wanita sering mengidap berbagai penyakit selama masa hidupnya, salah

satunya adalah kanker payudara (Matlin, 2008). Kanker payudara adalah tumor ganas

yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari

kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan

jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Kanker payudara merupakan

penyakit ganas yang paling umum terjadi pada populasi wanita di seluruh dunia

(Andrews, 2009). Hal ini berdasarkan penelitian di Amerika yang menunjukkan

bahwa hampir sepertiga kanker yang didiagnosis pada wanita adalah kanker payudara

(Pamungkas, 2011). Di Amerika Serikat, kanker payudara merupakan penyakit ganas

yang paling sering terjadi pada wanita dewasa. Pada tahun 2013 berdasarkan

penelitian oleh American Cancer Society (2013), 39.620 wanita di Amerika Serikat

meninggal dunia karena kanker payudara.

Di Indonesia sendiri, kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak pada

wanita sesudah kanker leher rahim (Tjahjadi, 1995). Diperkirakan terdapat 100

(3)

kematian yang disebabkan oleh kanker payudara menduduki urutan keenam dari

seluruh kematian di Indonesia (Mohamad, 1997). Di Indonesia, masalah kanker

payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70% penderita datang ke pelayanan

kesehatan pada stadium yang sudah lanjut. (Saryono, 2008).

Pada stadium awal, gejala kanker payudara mungkin tidak disadari oleh wanita

yang menderitanya. Karena menurut Luwia (2003), gejala kanker payudara pada

tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Satu – satunya gejala yang mungkin

dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di payudara. Namun para wanita

harus berkonsultasi pada ahli medis jika mereka menemukan gejala – gejala seperti

nyeri di payudara, terdapat benjolan di area payudara, keluarnya puting, ataupun

perubahan kulit pada payudara (Smith, 2000).

Wanita yang mengidap kanker payudara pada stadium dini maupun stadium

lanjut dapat menjalani pengobatan medis untuk mengobatinya. Wanita yang

menjalani pengobatan kanker payudara memiliki reaksi yang berbeda – beda

(Rosenbaum & Roos, 2000; Spira & Reed, 2003; Yurek et al., 2000; dalam Matlin,

2008). Terdapat ketidakstabilan yang besar pada emosi mereka dari hari ke hari

(Matlin, 2008). Menurut Taylor (1999), pada wanita penderita kanker payudara yang

menjalani pengobatan mastektomi, akan muncul gejala psikologis tertentu seperti

depresi, stres, kecemasan, dan masalah-masalah psikologis lainnya. Pengobatan

kemoterapi dan terapi radiasi juga dapat memberikan dampak negatif bagi psikologis

(4)

muncul yaitu perubahan suasana hati dengan menjadi lebih emosional, stres, dan

depresi (Wagman, 1996).

Bagi wanita dewasa awal yang menderita kanker payudara, penyakit tersebut

tentu akan memberi dampak bagi kehidupannya. Salah satu faktornya adalah karena

tekanan dari budaya kita bahwa payudara adalah bagian yang penting dari seorang

wanita (Matlin, 2008). Hasil penelitian oleh Saywell (dalam Chrisler, 2001; Matlin,

2008) menunjukkan bahwa wanita yang telah kehilangan payudaranya baik

seluruhnya atau sebagian, dipandang sebagai perempuan yang tidak utuh. Padahal

masa dewasa awal adalah masa dimana individu mulai memilih pasangan dan akan

membina rumah tangga serta mulai bekerja, dimana kehilangan payudara tentu akan

berdampak bagi keberhasilan tugas – tugas perkembangan tersebut.

Namun, wanita penderita kanker yang mendapat dukungan dari keluarga dan

teman dapat mengatasinya dengan baik (Andersen & Farrar, 2001; Bennet, 2004;

Compas & Luecken, 2002; dalam Matlin, 2008). Adanya dukungan sosial dapat

membantu penderita mengatasi penyakitnya (Sarafino, 2011). Individu yang hidup

sendiri dan hanya memiliki sedikit teman atau memiliki hubungan buruk dengan

orang-orang di sekitarnya akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan

kondisi kesehatan kronis yang dideritanya (Cutrona & Gradner; Stanton, Revenson,

& Tennen dalam Sarafino, 2011).

Selain itu, ciri - ciri fisik dan sosial dari lingkungan juga mempengaruhi

(5)

Aspek fisik dari lingkungan rumah sakit yang biasanya membosankan dan membatasi

pasien dapat menganggu mood mereka (Sarafino, 2011). Lingkungan rumah juga

tidak jauh lebih baik bagi penderita. Kebanyakan individu kesulitan bergerak atau

melakukan kegiatan sendiri di rumah.

Penyesuaian diri yang baik bagi individu dengan penyakit kronis termasuk

kanker payudara, melibatkan beberapa tugas adaptif yang berlanjut tanpa henti, yaitu:

menguasai tuntutan yang berkaitan dengan manajemen yang berkelanjutan dari

penyakit yang diderita seperti patuh pada pengobatan yang dijalani, meminimalkan

keterbatasan fisik, mempertahankan fungsi – fungsi positif dalam aspek – aspek

penting seperti pekerjaan, hubungan, dan rekreasi, menghindari tekanan emosional,

dan mempertahankan kualitas hidup yang positif secara keseluruhan (Stanton,

Revenson, & Tennen, 2007, dalam Sarafino, 2011).

Bagi penderita penyakit kronis seperti kanker, ancaman bagi kualitas hidupnya

adalah tekanan emosional yang serius, yang sebagian besar terdapat dalam bentuk

depresi dan kecemasan (Sarafino, 2011). Hal tersebut juga dialami oleh penderita

kanker payudara. Penelitian yang dilakukan oleh Nurachmah (1999), menunjukkan

bahwa penderita kanker payudara mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa tidak

sempurna lagi, malu dengan bentuk payudara, tidak bahagia, merasa tidak menarik

lagi, perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka,

berlama - lama di tempat tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi

(6)

Istilah kualitas hidup sendiri digunakan untuk mengevaluasi kesejahteraan

secara umum dari individu (Heydarnejad et al, 2009). Kualitas hidup telah menjadi

topik yang penting dalam hal perawatan medis karena kualitas hidup dapat menurun

ketika individu terkena penyakit dan sakit dalam waktu yang lama, serta kualitas

hidup dapat menjadi pertimbangan untuk pencegahan pada saat sebelum dan sesudah

penyakit muncul (Sarafino, 2011). Polonsky (2000) mengatakan bahwa untuk

mengetahui bagaimana kualitas hidup seseorang maka dapat diukur dengan

mempertimbangkan penilaian akan kepuasan seseorang terhadap status fisik,

psikologis, sosial, dan lingkungan.

Kualitas hidup menurut World Health Organization Quality Of Life

(WHOQOL) didefenisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam

konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan

tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (Rapley, 2003).

Sedangkan Felce dan Perry (dalam Rapley, 2003) mendefinisikan kualitas hidup

sebagai fenomena psikologis dimana kualitas hidup adalah keseluruhan kesejahteraan

umum yang terdiri dari penjelasan objektif dan evaluasi subjektif dari kesejahteraan

fisik, material, sosial, dan emosional bersama dengan tingkat pengembangan pribadi

dan aktivitas yang mempunyai tujuan yang seluruhnya melalui pertimbangan nilai –

nilai pribadi individu.

Menurut WHO Quality of Life (WHOQOL)(dalam Rapley, 2003), menyatakan

(7)

health, psychological, level of independence, social relationships, environment, dan

spirituality/religion/personal beliefs. Namun kemudian 6 aspek tersebut diperbaharui

menjadi 4 aspek kualitas hidup (WHOQOL-BREF dalam Rapley, 2003) yang

meliputi aspek physical health, psychological, social relationships, dan environment.

Larasati (2009), menyatakan bahwa seseorang dengan kualitas hidup yang

positif dapat terlihat dari gambaran fisiknya yang selalu menjaga kesehatan, dalam

aspek psikologisnya berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan

sosial baik dengan banyaknya teman yang dimiliki, lingkungan yang mendukung dan

memberi rasa aman kepadanya. Seseorang dapat mengenali diri sendiri, mampu

beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, mempunyai perasaan kasih kepada

orang lain dan mampu mengembangkan sikap empati dan merasakan penderitaan

orang lain.

Penelitian kualitas hidup pada penderita kanker payudara sendiri memiliki hasil

yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Avis et al (2004) menyatakan bahwa

kualitas hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Namun

hasil penelitian yang dilakukan oleh Gokgoz et al (2010) menyatakan bahwa kualitas

hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori sedang.

Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melihat gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker

payudara. Peneliti tertarik untuk meneliti gambaran kualitas hidup pada wanita

(8)

WHOQOL yaitu: dimensi kesehatan fisik, dimensi kesejahteraan psikologis, dimensi

hubungan sosial, dan dimensi hubungan dengan lingkungan.

I. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan perumusan latar belakang sebelumnya, maka perumusan masalah

dari penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa

awal penderita kanker payudara?”

I. C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas

hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara.

I. D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu: manfaat secara

teoritis dan manfaat secara praktis.

I. D. 1. Manfaat Teoritis

a) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau

teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan psikologi,

(9)

b) Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain

yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas

hidup.

I. D. 2. Manfaat Praktis

a) Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi wanita yang menderita

kanker payudara agar mendapat gambaran mengenai kualitas hidup pada

penderita kanker payudara.

b) Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi keluarga agar dapat

menerima keadaannya serta memberikan dukungan bagi anggota

keluarga yang menderita kanker payudara. Hal ini bertujuan agar wanita

yang menderita kanker payudara dapat lebih meningkatkan kualitas

hidupnya.

I. E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab dimulai dari bab I sampai bab V. Adapun

sistematika penulisan penelitian ini adalah:

Bab I : Pendahuluan

Memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat

(10)

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi pembahasan teoritis tentang kualitas hidup dan

kanker payudara.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini terdiri atas identifikasi variabel, definisi operasional

variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat

ukur yang digunakan, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode

analisa data.

Bab IV : Analisa Data dan Interpretasi

Bab ini terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, hasil utama

penelitian, hasil tambahan penelitian dan analisa hasil penelitian

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu perusahaan harus berusaha agar balas jasa atau kompensasi yang diberikan sebagai balas jasa perusahaan terhadap kontribusi karyawan dalam proses produksi

Oleh karena itulah, penulis mencoba merancang suatu sistem aplikasi selektor menggunakan webcam dengan judul “Perancangan dan Pembuatan Sistem Visual Inspection Sebagai Seleksi

[r]

Dalam hubungan komunikasi interpersonal antara partisipan Indonesia dengan partisipan asal Amerika, Jerman, Korea, Australia terdapat beberapa perbedaan, yaitu

Gambar 2.9 Bentuk Gelombang Arus dan Tegangan yang Tidak Terdistorsi

Setelah penulis mengadakan penelitian baik melalui pengisian angket, wawancara dengan guru PAI dan Kepala Sekolah, serta melihat langsung kondisi motivasi belajar siswa terutama

Selanjutnya, pada tahun 2002, Xu dan Noor memperkenalkan iterasi tiga langkah untuk mengkontruksi barisan yang konvergen menuju titik tetap dari suatu pemetaan asimtotik

dalam kelompok organisasi. Dengan perkataan lain, orang atau orang-orang yang. memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok