Kesehatan Jiwa di Indonesia
Sejak dulu telah dikenal gangguan jiwadengan adanya cerita Mahabarata dan Ramayana, Srikandi Edan, Gatot Kaca Sandrung, tetapi perlakuan terhadap gangguan jiwa dulu tidak jelas dimana penderita di pasung, di ikat, di rantai, di
isolasi di hutan (untuk yang membahayakan).
Rumah Sakit Jiwa di Indonesia pertama di
Epidemiologi Jiwa
Masalah kesehatan Jiwa adalah
masalah badaniah mental dan sosial.
Diperkirakan 2-3 permil dari jumlah
penduduk menderita gangguan jiwa berat.
Gangguan jiwa akan memberikan
Epidemiologi sangat membantu penyelidikan
tentang keadaan kesehatan jiwa dalam
masyarakat dan segala faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Hal ini sangat penting untuk mengetahui
Persentase hubungan dengan pasien yang
menderita skizofrenia
Kembar monozigot (satu telur) 86,2% Kembar heterozigot (dua telur)14,5% Saudara kandung 14,2%
Saudara tiri 7,1%
Klasifikasi Gangguan Jiwa
I . Psikosa
1.
Psikosa Berhubungan dengan
Sindroma Otak Organik
Dementia senilis
Psikosa alkoholik
psikosa yang berhubungan dengan
infeksi intracranial
Psikosa yang berhubungan dengan
kondisi cerebral lain
Psikosa yang berhubungan dengan
2. Psikosa Fungsional
Skizofrenia
Psikosa afektif
II. Neurosa, Gangguan Kepribadian Gangguan Jiwa Non
Psikosa Lain:
Neurosa
Gangguan kepribadian Deviasi sexual
Alkoholisme
III. Retardasi Mental
Keadaan tanpa gangguan psikiatrik yang
nyata dan kondisi
non spesifik :
Kegagalan penyesuaian sosial tanpa
gangguan psikiatri
yang nyata
Kondisi yang serikat pada kebudayaan
PSIKOSA
Psikosa adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Hal ini diketahui dengan gangguan pada:
Perasaan (efek dan emosi) Proses berfikir
Psikomotorik Kemauan
Lima Sindroma Klasik (Menninger)
Perasaan sedih, bersalah dan tidak mampu yang
mendalam
Keadaan terangsang yang tidak menentu dan
tidak terorganisasi disertai pembicaraan dan motorik yang berlebih
Regrasi ke autism pembicaraan dan perilaku, isi
pikiran yang berwaham, acuh tak acuh terhadap harapan sosial.
Kecenderungan membelah diri curiga atau rasa
kebesaran
Keadaan bingung delirium, dengan disorientasi
Demensia Senilis
Definisi
Demensia Senilis adalah kemunduran fungsi mental umum terutama intelegensi
disebabkan oleh karena kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi
(irreversible).
Pada umumnya mempunyai prognosa yang
Gejala
Biasanya timbul setelah usia lebih dari 60
tahun. Adanya penyakit jasmani membuat gangguan emosi hebat sehingga
mempercepat kemunduran mental
Gangguan jangka pendek berupa gejala dini
Kekurangan ide
Egosentrik mudah tersinggung dan
marah-marah
Acuh tak acuh terhadap pakaian dan rupa Menyimpan barang-barang tidak berguna Sering timbul waham
Penilaiannya kurang
Disorientasi ditempat gelap
Gejala Jasmaniah: Kulit tipis, atrofis dan
keriput berat badan menurun, otot-otot atropi, jalan tidak stabil, suara kasar,
tremor tangan
Gejala Psikologik: Kemunduran mental,
Sering kebingungan, dilirium/depresi serta agitasi
Prognosa:
Pengobatan
Pertahankan perasaan aman dan harga diri Perhatian dan mencoba memuaskan
kebutuhan rasa kasih sayang, rasa perlu dibenarkan serta di hargai
Kamar yang terang
Obat-obatan : hipnotika ringan
SKIZOFRENIA
Definisi
Etiologi:
Keturunan Endokrin
Metabolisme
Gejala-Gejala:
Primer: Gangguan Proses Berfikir
Gangguan asosiasi : satu ide belum diutaraan
timbul ide lain yang tidak berhubungan
Inkoherensi : jalan pikiran mudah dibelokkan Blocking : kadang-kadang pikiran
mendadak berhenti dan tidak timbul ide lagi
Presenverasi : ide berulang-ulang timbul dan
diutamakan
Flight of ideas : Membicarakan ide yang satu
Gangguan Afek dan Emosi:
Afek dan emosi dangkal
Acuh tak acuh terhadap hal-hal penting
untuk dirinya sendiri
Parathimi : yang seharusnya senang malahan
susah/marah
Emosi berlebih
Hilang kemampuan untuk mengadakan
hubungan emosi yang baik
Gangguan Kemauan
Tidak dapat mengambil keputusan
Tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan
(selalu ada alasan)
Kadang-kadang melamun
berhari-hari/berbulan-bulan
Negativisme : Sikap yang berlawanan dengan
permintaan
Ambivalen : menghendaki dua hal yang
Gejala Psikomotor
Gejala katatonik /gangguan pembuatan Stupor : pergerakan seperti stupa
Mutistik : tidak mau berbicara
Stereotipi : gerakan yang sama yang
diulangi
Katalepsi: posisi badan dipertahankan
untuk waktu yang lama
Flexibilitas cerea : bila anggota badan
dibengkokkan terasa suatu tahanan
Sekunder:
Waham
Halusinasi
Jenis Skizofrenia
Skizofrenia simplex
PROGNOSA
Jelek, tidak ada harapan, tetapi dengan terapi yang baik dan waktu yang cukup lama
sepertiga sembuh
Pengobatan
Farmako terapi Psikoterapi
NEUROSA
Nerosa adalah suatu kesalahan penyesuaian
diri secara emosional karena tidak dapat
menyelesaikan suatu konflik secara tak sadar, sehingga timbul kecemasan yang dirasakan secara langsung atau tidak langsung diubah menjadi berbagai mekanisme pembelaan
Penyebab Primer : Psikogenik
Penderita menjadi menyadari sedang
terganggu tetapi kepribadian masih baik. Karena keadaan tegang dan cemas maka perlu dicari sumber kecemasan,
Cara-cara menghadapi kecemasan :
= Mekanisme pembelaan diri
Rasionalisasi
Menarik diri
Agresi
Salah pindah
Proyeksi
Identifikasi
Kompensasi
Cara-cara pembelaan diri yang dipakai
tergantung kepribadian orang tersebut. Ada proses pembelaan diri yang tanpa disadari dapat dirasakan pada tubuh manusia itu sendiri ,misalnya :
Penyebab Neurosa
Terutama pada bidang emosi
Konflik pada masa anak-anak
Perasaan depresi
Penyesuaian dalam perkawinan/rumah
tangga
Peralihan umur pertengahan
Penyakit jasmani
Wanita yang sudah melampaui
Prognosa
Tergantung kepribadian sebelumnya, Bila
kepribadian stabil maka prognosanya baik.
Penyakit yang munculnya pada permulaan
akut maka prognosanya lebih baik
Bila gejala-gejala neurosa menguntungkan
Pengobatan
Psikoterapi suporsif Sugesti