• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Kabupaten Kerinci) TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Kabupaten Kerinci) TESIS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PADA

PEKERJAAN KONSTRUKSI

(Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Kabupaten Kerinci)

TESIS

OLEH :

RONALD VENDI

1110018312033

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

KONSENTRASI TEKNIK MANAJEMEN KONTRUKSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

(2)
(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

(Studi Kasus Proyek Konstruksi Kabupaten Kerinci)

Ronald Vendi2, Alizar Hasan1, Rini Mulyani2 1

Fakultas Teknik Universitas Andalas,2Magister Teknik Sipil PPs-Universitas Bung Hatta ronald_beny@yahoo.com

Abstract

Inside the execution of a construction project, planning and control is a function of the most fundamental in realizing the success of the project, resulting in the completion of the management faced in efforts to more effectively and efficiently uses of resources human, financial, information, technology, equipment, facilities and materials. The project's success can not be separated from the activity of a series of projects covering the stages of planning, implementation and monitoring so that the intended purpose can be achieved. The problem that arises when these environment projects of Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci data from the last five years 2009 to 2013 shows a decrease in the ability to achieve project performance caused by several things, among others: the extent and scope of the project is not firm, project administration is not laid out well so the impact on the timeliness of completion and implementation costs. This study aims to identify the factors causing low gains of the time and cost of construction projects in the Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci well as to determine the degree of influence or contribution generated by each of these factors to the gains of the time and cost of our future. The final results of this study concluded that the dominant factors that cause low gains of the cost and time of the completion of construction projects in the Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci include Initiation and Planning Works, Execution Control of Employment, Evaluation and Resource Management, Overall these three factors has a significant influence on the gains of cost and time, this is indicated on the R2 value obtained for each performance measure, which affects 97.2% and 98.2% performance fees affect time performance.

Key Word : Construction, Performance

1.1 Pendahuluan

Suatu proyek didefinisikan sebagai suatu kegiatan tidak rutin dan tidak berulang, dikerjakan untuk suatu jangka waktu yang tertentu untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan secara teknis (Asiyanto, 2005). Kondisi suatu proyek dipengaruhi banyak faktor lingkungan sehingga suatu proyek akan berbeda dengan proyek yang lain. Pengendalian dalam proyek konstruksi pada umumnya menyangkut tiga aspek utama, yaitu : biaya, waktu dan SDM. Umumnya pada suatu proyek seringkali terjadi penyimpangan baik terhadap biaya maupun terhadap waktu, untuk itu

(4)

sehingga dalam penyelesaian manajemen dihadapkan pada usaha-usaha untuk lebih mengefektifkan dan mengefisiensikan kegunaan dari sumber-sumber daya manusia, dana, informasi, teknologi, peralatan, fasilitas dan material. Keberhasilan proyek tidak lepas dari serangkaian aktivitas suatu proyek yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan agar supaya tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Persoalan yang timbul saat ini dilingkungan proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci dari data lima tahun terakhir 2009 s.d 2013 menunjukkan adanya indikasi penurunan kemampuan dalam mencapai kinerja proyek yang disebabkan karena beberapa hal antara lain: batasan dan lingkup proyek yang tidak tegas, administrasi proyek tidak ditata dengan baik sehingga menimbulkan dampak pada ketepatan waktu penyelesaian dan biaya pelaksanaan (resume hasil wawancara dengan salah seorang pejabat essolon III Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci). Data kinerja pelaksanaan proyek yang diselenggarakan sepanjang tahun anggaran 2009 s.d 2013 memperlihatkan hampir 38% dari rata-rata jumlah paket setiap tahun dinyatakan bekinerja tidak baik khususnya berdasarkan parameter waktu penyelesaian dan biaya pekerjaan. Beberapa dampak kerugian yang ditimbulkan dari kondisi ini adalah terjadinya penundaan pelaksanaan pekerjaan lain karena anggarannya dialokasikan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebelumnya yang dinyatakan belum selesai.

1.2 Permasalahan

Beberapa indikasi yang menyatakan bahwa rendahnya capaian kinerja waktu dan biaya pada proyek-proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci lima

tahun terakhir adalah disebabkan karena belum dilaksanakannya fungsi-fungsi proyek secara efektif dan efisien. Menurut Fisk (1997) Terdapat 3 (tiga) fungsi dalam rangkaian proyek yang diduga memiliki peran sebagai penyebab terjadinya keterlambatan atauh pembengkakan biaya proyek yaitu fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan dan fungsi monitoring evaluasi. Jika dikaitkan pada fakta lapangan seperti deskripsi sebelumnya, maka dapat dipastikan bahwa rendahnya kinerja proyek selama ini disebakan karena belum optimalnya penyelenggara proyek dalam melaksanakan tiga fungsi proyek tadi mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan monitoring pada setiap tahapan yang dilakukan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya capaian kinerja waktu dan biaya proyek konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci.

2. Mengidentifikasi besarnya pengaruh ataupun kontribusi yang ditimbulkan oleh masing-masing faktor tersebut terhadap capaian kinerja waktu dan biaya dimasa akan datang.

1.4 Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan yang dijadikan objek didalam mengungkapkan permasalahan adalah pekerjaan bangunan pada bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci untuk data waktu lima tahun terakhir.

(5)

3. Responden yang dituju adalah perorangan yang mewakili peran sebagai owner, konsultan dan kontraktor. Jumlah responden yang dituju untuk masing-masing peran didasari dari jumlah populasi yang tersedia lokasi penelitian.

1.5 Tinjauan Literatur

Proyek adalah kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan aloksi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1995). Dengan demikian kegiatan proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai ciri-ciri :

1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja terakhir.

2. Jumlah biaya, sasaran, jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan.

3. Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.

4. Non rutin, tidak berulang-ulang, jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

Proyek konstruksi merupakan proses dimana rencana, disain dan spesifikasi dikonversikan menjadi struktur dan fasilitas fisik, dimana konstruksi melibatkan organisasi dan seluruh sumber daya untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, sesuai anggaran, sesuai kualitas yang di spesifikasikan. menurut (Barie dan Paulson,1995), Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi (Ervianto, 2005), tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

a. Bersifat unik

Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian

kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda.

b. Dibutuhkan sumber daya(resources)

Setiap proyek konstruksi

membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja, uang, mesin, metode dan material. Perorganisasian semua sumber daya dilakukan oleh manajer proyek.

c. Organisasi

Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana di

dalamnya terlihat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan, kepribadian yang bervariasi dan ketidak pastian. Langkah awal yang harus dilakukan oleh manajer proyek adalah

menyatukan visi menjadi satu tujuan yang ditetapkan oleh

organisasi/manajemen.

Kriteria sukses proyek kontruksi menurut

Bryde dan Robinson (2005) adalah sebagai berikut :

1. Meminimalisasi biaya proyek(minimizing project cost)

2. Memuaskan/memenuhi kebutuhan konsumen(satisfying the

customer’sneeds)

3. Meminimalisasi waktu proyek

(minimizing the project duration)

4. Spesifikasi teknik (meeting the tcchnical specification)

5. Memuaskan/memenuhi kebutuhan kontraktor (satisfying the need of

stakeholder’s)

Semua kriteria diatas dapat dicapai dengan baik jika lima unsur utama dalam proyek konstruksi dapat dikelola dengan baik yaitu : 1. Man (manusia)

(6)

5. Method (metode kerja)

Sumber : (Soeharto,1998).

Manajemen Proyek

Defenisi manajemen proyek manurut (Kerzmer,1995), berdasarkan fungsi dan pendekatan sistem mengatakan bahwa manajemen proyek adalah sebuah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Project Management Body of Knowledge (PMI 2001), mengatakan manajemen proyek adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan, keterampilan, sarana dan keahlian untuk memenuhi proyek. Manajemen dapat juga dilihat sebagai kelompok yang menduduki berbagai jenjang dan jabatan kepemimpinan. Sebagai kelompok pimpinan tanggung jawab utamanya bukan lagi melaksanakan sendiri berbagai kegiatan operasional, melainkan menyelenggarakan berbagai fungsi yang memungkinkan para tenaga pelaksana melaksanakan tugas operasionalnya secara efisien, efektif, ekonomis dan produktif. Menurut Dendarlianto (2007), dalam makalahnya tentang Manajemen Proyek memaparkan bahwa ada tiga alasan perlunya menggunakan prinsip dibawah ini, antara lain : • Manajemen Proyek merupakan sebuah disiplin ilmu yang berhubungan dengan banyak disiplin ilmu.

• Manajemen proyek berkonsentrasi pada ketentuan leadership, yang nantinya akan membantu seorang manajer proyek untuk beradaptasi pada lingkungan proyek. • Manajemen Proyek adalah aktifitas yang

beroriantasi pelayanan begitu pentingnya faktor manusia didalam keberhasilan proyek, berdasarkan hal ini, maka seorang manajer proyek harus memiliki kompetensi akademis, pangalaman, maupun lingkungan.

Penerapan manajemen untuk tiap-tiap bagian berbeda sesuai dengan orientasi dan tingkatannya. Didasarkan pada orientasi dan

tingkatan maka manajemen dibagi menjadi: 1. Higher Management (manajemen tingkat

tinggi)

Manajemen disini berkaitan dengan seluruh kegiatan manajemen organisasi secara luas, umum dan menyeluruh. Manajernya merupakan manajer puncak

(top manager) yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.

2. Middle Management (manajemen

menengah)

Manajemen disini ruang lingkupnya berkaitan dengan bagian yang merupakan tanggung jawabnya/ manajemen bagian yang mengkoordinir atau membawahi beberpa seksi/bagian.

3. Lower Management (manajemen tingkat bawah)

Manajemen disini berkaitan dengan manajemen ditingkat operasional/teknis.

Kinerja Proyek.

(7)

membandingkan antara biaya yang telah disepakati antara owner dengan kontraktor dengan biaya aktual proyek, bila prosentasenya makin kecil maka kinerjanya makin baik. Menurut Dipohusodo (1996), proses pengendalian kinerja dalam pelaksanaan

proyek konstruksi secara umum terdiri dari 3 langkah pokok, yaitu:

1. Menetapkan standar kinerja. Standar ini dapat berupa biaya yang dianggarkan dan jadwal.

2. Mengukur kinerja terhadap standar dengan jalan membandingkan antara performansi aktual dengan standar performansi. Hasil pekerjaan dan pengeluaran yang telah terjadi dibandingkan dengan jadwal dan biaya yang telah direncanakan.

3. Melakukan tindakan koreksi apabila terjadi penyimpangan terhadap standar yang telah ditetapkan.

Pengendalian

Kriteria penilaian kinerja proyek tersebut adalah yang akan diteliti dalam masalah kualitas pengendalian terhadap aspek biaya dan waktu. Fungsi perencanaan bermaksud untuk meletakan dasar sasaran proyek, yaitu jadwal, anggaran dan waktu. Adapun proses pengendalian terdiri dari berbagai langkah kegiatan yang dilakukan secara sistimatis dan agar suatu sistem pengendalian dapat bekerja dengan efektif diperlukan unsur-unsur sebagai berikut: (Suharto, 1995)

a) Tolak ukur yang jelas.

b) Perangkat yang dapat memproses dengan cepat dan tepat.

c) Prakiraan yang akurat d) Rencana tindakan.

Sedangkan garis besar aspek dan obyek pengendalian proyek diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut:

a. Pengendalian biaya.

b. Pengendalian jadwal waktu

c. Pengendalian penggunaan jasa orang dan peralatan.

d. Pengendalian kinerja dan produktivitas. e. Pengendalian prosedur dan aspek legal

(hukum).

Harison memperkirakan bahwa 80 % dari siklus proyek yang paling dominan yang menentukan keberhasilan proyek adalah pengendalian proyek. Pengendalian Biaya dan Waktu terhadap kemajuan proyek secara terintegrasi telah menjadi sistem pengendalian proyek sejak tahun 1970. Sudah merupakan suatu keharusan bagi manajemen proyek konstruksi untuk mengatakan bahwa proyek dapat dikatakan berhasil apabila sesuai dengan biaya dan waktu yang direncanakan, kualitas sesuai syarat spesifikasi dan memenuhi kepuasan pemilik. Kerena bagaimanapun juga, manajemen proyek konstruksi adalah sebuah perangkat manajemen yang lebih memfokuskan kepada proses pengendalian dari semua proses yang ada dalam manajemen.

Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya disini adalah aspek biaya pelaksanaan proyek yang mengacu pada urutan kerja, sumber daya dan peralatan, sistem pengendalian biaya yang efektif dan efisien harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Obelender 1993)

a) Perencanaan program penyesesaian proyek harus akurat.

b) Perkiraan yang tepat terhadap waktu dan biaya.

c) Komunikasi yang jelas dan tegas terhadap tujuan yang ditentukan.

d) Disiplin dalam otorisasi penggunaan anggaran.

e) Pelaporan program pisik dan penyelesaian biaya tepat waktu.

f) Perkiraan kembali secara periodic terhadap biaya, guna penyelesaian pekerjaan.

(8)

Menurut (Suharto,1997) biaya langsung proyek adalah biaya yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan. Biaya-biaya tersebut adalah biaya bahan/material, biaya pekerja/upah dan biaya peralatan.

Analisis Statistik Teknik Sampling

Penelitian ini dilakukan pada proyek bangunan gedung pada Bidang Cipta karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci yang dikerjakan sepanjang lima tahun terakhir tahun 2010 s.d 2014 yang sudah dilaksanakan pekerjaannya. Pengelolaan setiap proyek tersebut dilakukan oleh masing-masing pihak yang mewakili Owner, Konsultan dan Kontraktor. Penentuan jumlah sampel diawali dengan menetapkan jumlah populasi yang sesuai dengan lingkup wilayah penelitian, yaitu Owner sebanyak 10 orang, Konsultan 55 orang dan kontraktor 60 orang. Selanjutnya sampel (n) yang akan digunakan dari populasi (N) yang ada akan ditentukan dengan menggunakan persamaan Slovin dengan galat pendugaan sebesar 5% (d) yaitu (n =N/(N.d2 + 1)). Dengan persamaan ini diperoleh jumlah responden sebanyak 95,24 (dibulatkan menjadi 95) yang terdiri dari 10 orang untuk responden yang berasal dari Owner, 49 orang responden yang berasal dari konsultan dan 36 orang responden yang berasal dari kontraktor. Regresi Linier

Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi dikenal 2 jenis variabel yaitu:

• Variabel Respon disebut juga variabel dependen yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan dengan variabel.

• Variabel Prediktor disebut juga dengan variabel independen yaitu variabel yang bebas (tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya) dan dinotasikan dengan

Untuk mempelajari hubugan-hubungan antara variabel bebas maka regresi linier terdiri dari dua bentuk, yaitu:

• Analisis regresi sederhana (simple analysis regresi), Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (variable independen) dan variabel tak bebas (variabel dependen).

• Analisis regresi berganda (Multiple analysis regresi), Sedangkan analisis regresi berganda merupakan hubungan antara 3 variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya dua variabel bebas dengan satu variabel tak bebas. Tujuan utama regresi adalah untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel (variabel dependen) jika nilai variabel yang lain yang berhubungan dengannya (variabel lainnya) sudah ditentukan.

Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana digunakan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya memiliki satu peubah yang dihubungkan dengan satu peubah tidak bebas. Bentuk umum dari persamaan regresi linier untuk populasi adalah :

Dimana:

y = Variabel takbebas x = Variabel bebas a = Parameter Intercep

b = Parameter Koefisisen Regresi Variabel Bebas

(9)

Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu prediktor (variabel independen). Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya saja pada regresi linier berganda variabel bebasnya lebih dari satu variabel penduga. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat prediksi perkiraan nilai Y atas x. Secara umum model regresi linier berganda untuk populasi adalah sebagai berikut:

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel– variabel bebas x yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus:

Harga yang diperoleh sesuai dengan variasi yang dijelaskan masing–masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang bersifat nyata).

1.6 Metodologi

Penentuan Jumlah Sampel Minimum Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 95 orang yang diperoleh berdasarkan formulasi slovin. Sementara menurut Arikunto (2006) seyogyanya jumlah sampel minimum adalah sebanyak 36 orang dengan kriteria yang ditetapkan berdasarkan karakteristik populasi, idealnya sejumlah sampel yang diambil harus mencerminkan perbedaaan karakteristik populasi penelitian.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan beberapa pendekatan analisis secara statistic. Penelitian dengan pendekatan ini merupakan sebuah upaya memahami fenomena yang terjadi terkait dengan indikasi capaian kinerja proyek dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci. Penelitian merupakan proses panjang dan menyeluruh dimana berawal pada minat untuk megetahui fenomena tertentu. Gagasan tersebut ditunjukan untuk lebih mengenal hubungan antara bagian-bagian utama khususnya suatu sistem, kemudian dituangkan menjadi suatu metode penelitian lengkap dengan pola analisa Observasi serta pengumpulan data yang diperlukan. Dari hasil observasi tersebut diperoleh data untuk dilakukan pengelolaan menjadi informasi untuk dianalisa dan akhirnya untuk ditarik berbagai kesimpulan yang diperlukan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini

bersifat “Statistika Diskriptif”, yaitu

(10)

tentang seberapa besar pengaruh pelaksanaan tiga fungsi mulai perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi terhadap kinerja waktu dan biaya pada proyek-proyek di pada Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci yang dikerjakan sepanjang lima tahun terakhir tahun dari 2010 s.d 2014 beserta penyebab-penyebab yang timbul untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Penyebab-penyebab yang ada dianalisa, dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya, dan dicoba menyusun dan mencari hal-hal yang berhubungan erat atau berkaitan antara besar kinerja biaya dengan tiga tahapan pekerjaan.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti yang kebanyakan dilakukan pada penelitian relevan. Data yang akan dikumpulkan adalah dengan cara:

Data Primer

Data primer adalah pengambilan data secara langsung yang berhubungan dengan responden dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berupa kuesioner dibuat untuk memperoleh data primer yang disusun berdasarkan parameter-parameter analisis yang dibutuhkan dan relevan sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini. Beberapa data yang diperlukan untuk kelompok data primer ini adalah sebagai berikut:

1. Data penilaian tingkat kepentingan dan pengaruh tiga faktor utama didalam rangkaian proyek terhadap capaian kinerja biaya dan kinerja waktu.

2. Data penilaian dampak yang ditimbulkan oleh masing-masing faktor terhadap kinerja biaya dan kinerja waktu.

Data Sekunder

Data sekunder ini didapat dari laporan akhir proyek pada Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci yang dikerjakan sepanjang lima tahun terakhir

tahun 2010 s.d 2014. Data sekunder yang diperlukan antara lain:

1. Data daftar rekanan yang melaksanakan pekerjaan.

2. Data hasil evaluasi pelaksanaan pekerjaan lima tahun terakhir

Teknik Pengolahan dan Analisa Data. a. Pembuatan Model

Model penelitian ini dibuat berdasarkan informasi atau data yang didapat perihal variabel-variabel kinerja biaya proyek (y) yang dilaksanakan kontraktor yang dianggap mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan bentuk linier dengan parameter (x) yang mencerminkan faktor-faktor penyebab dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi.

• Capaian kinerja waktu dan biaya penyelenggaraan proyek konstruksi • Pemahaman pihak-pihak yang terlibat

terhadap dampak yang ditimbulkan relatif rendah

ISU DAN LATAR BELAKANG MASALAH

PENELITIAN Merupakan Variabel yang berasal dari tahapVARIABEL BEBAS (X) perencanaan hingga monitoring dan evaluasi • Penyebab dari Fungsi Perencanaan • Penyebab dari dari Fungsi Pelaksanaan • Penyebab dari dari Fungsi Monev

Y1 (Kinerja Biaya) Y2 (Kinerja Waktu) VARIABEL TERIKAT (Y) Merupakan Variabel respon yang akan dipengaruhi

oleh PREDIKTOR

Berdasarkan gambar tersebut, maka dapat dirumuskan model penelitian seperti berikut;

Dimana :

y : Variabel kinerja waktu dan biaya yang diukur dari selisih prosentase waktu aktual dan waktu yang direncanakan dan selisih prosentase biaya aktual dan biaya yang direncanakan.

x1n : Faktor-faktor penyebab terjadinya

rendahnya capaian kinerja biaya b1n : koefisien kemiringan (slope)

(11)

b. Pengolahan dan Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan analisis statistik agar hasil analisa dapat menyajikan suatu ukuran yang dapat mesifatkan populasi, ataupun menyatakan variasinya dan gambaran kecenderungan dari variable (Nasir, 1988).

Identifikasi Variabel Penelitian

Berbagai variabel yang mempengaruhi rendahnya capaian kinerja biaya dan waktu pada proyek konstruksi mempunyai faktor-faktor kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai variabel bebas. Masing-masing variabel akan diukur perbedaan dampak yang dihasilkannya terhadap kinerja biaya ataupun waktu berdasarkan lima skala intensitas sebagai berikut;

1. Sangat Rendah, artinya dampak yang ditimbulkan oleh variabel yang dinilai terhadap capaian kinerja biaya dan kinerja waktu adalah sangat tidak berpengaruh. 2. Rendah, artinya dampak yang ditimbulkan

oleh variabel yang dinilai terhadap capaian kinerja biaya dan kinerja waktu adalah tidak berpengaruh.

3. Sedang, artinya dampak yang ditimbulkan oleh variabel yang dinilai terhadap capaian kinerja biaya dan kinerja waktu adalah sedikit berpengaruh.

4. Tinggi, artinya dampak yang ditimbulkan oleh variabel yang dinilai terhadap capaian kinerja biaya dan kinerja waktu adalah berpengaruh.

Sangat Tinggi, artinya dampak yang ditimbulkan oleh variabel yang dinilai terhadap capaian kinerja biaya dan kinerja waktu adalah sangat berpengaruh

1.7 Pembahasan

Pengujian Validitas

Sebelum data hasil kuesioner dilakukan analisa lebih lanjut, perlu dilakukan uji validasi untuk mengetahui konsistensi jawaban dalam kuesioner. Instrumen yang valid mampu mengukur apa yang

diinginkan. Analisa validasi dilakukan dengan membandingkan antara r-hitung dan r-tabel, apabila r-hitung < r-tabel maka variabel tidak valid dan harus dibuang atau diperbaiki. Uji validasi dapat dilakukan dengan alat bantu SPSS dengan menggunakan angka r-hasil corelated Item-Total Correlation (Ghozali, 2006). Sementara untuk r-tabel yang diperoleh adalah 0,2631 (taraf signifikan 5% (0,05), derajat kebebasan 93 (n-2). Selengkapnya hasil uji validitas yang dilakukan disajikan kedalam tabel rekapitulasi sebagai berikut:

Tabel 1

Rekapitulasi Perhitungan Item-Total Correlation Masing-Masing Variabel

Dari informasi pada tabel 4.9 diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat satu variabel (X30) memiliki nilai r-hitung kecil dari 0.2631

dan untuk tahap selanjutnya variabel ini tidak lagi digunakan pada tahap analisis berikutnya.

Pengujian Realibilitas

Sementara untuk pengujian realibilitas instrument yang dijelaskan oleh nilai alpha

cronbach’s masing-masing faktor adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Rekapitulasi Perhitungan alpha cronbach’s

(12)

Faktor/Tahapan Alpha Cronbach's Jumlah Item

Inisiasi 0.785

Perencanaan 0.794

Pelaksanaan 0.894

Pengawasan 0.838

Penutupan 0.765

Variabel Y 0.698

48

Nilai alpha cronbach’s untuk variabel y

diperoleh dengan menggunakan formulasi sebagai berikut :

CA = Koefisien Cronbach's Alpha K = Banyaknya pertanyaan dalam butir Sigma b kuadrat = varians butir

Sigma t kuadrat = varians total

Dengan memperhatikan hasil perhitungan

nilai alpha cronbach’s masing-masing faktor seperti yang disajikan pada tabel 2, seluruh variabel (termasuk variabel Y=48) lebih besar daripada 60%, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel cukup reliable.

Analisis Faktor

Analisa faktor bertujuan untuk mendefinisikan struktur data matrik dan menganalisa struktur korelasi antar variabel dengan mendefiniskan satu set kesamaan variabel atau dimensi yang disebut faktor (Ghozali, 2006). Analisa faktor juga digunakan untuk meringkas dan menggabung variabel yang memiliki karakteristik sama menjadi satu faktor (Wahana, 2010). Metode yang digunakan

Barlett’s test of sphericity, dengan melihat

nilai KMO dan Barlett’s test, apabila nilai >

0,5 maka analisa faktor dapat digunakan. Variabel dari hasil analisa korelasi yang digunakan untuk analisa faktor, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil KMO dan Bartlett’s Test Analisi Faktor Pertama

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) = 0,567 > 0,50 yang berarti analisa faktor dapat dilanjutkan. Proses selanjutnya adalah melihat tabel anti-image matrix untuk melihat apakah ada variabel dengan nilai MSA (Measures of Sampling Adequacy) < 0,5. Variabel dengan nilai MSA < 0,5 tidak dapat digunakan dalam analisa lanjutan, sehingga perlu dikeluarkan pada saat analisa faktor berikutnya. Pada perhitungan analisis faktor tahap pertama ini diperoleh 21 variabel yang memiliki nilai MSA < 0,5. Adapun hasil rekapitulasi perhitungan MSA untuk 49 variabel (setelah pada pengujian validitas) disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4

Tabel Anti Image Correlation Analsisi Faktor Pertama

Oleh karena masih diperoleh varibel dengan nilai MSA < 0,5, maka selanjutnya dilakukan analisis faktor tahap kedua dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 5

Hasil KMO dan Bartlett’s Test Analisi Faktor

(13)

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) = 0,702 > 0,50 yang berarti analisa faktor dapat dilanjutkan. Proses selanjutnya adalah melihat tabel anti-image matrix untuk melihat apakah ada variabel dengan nilai MSA (Measures of Sampling Adequacy) < 0,5. Hasil perhitungan faktor tahap kedua ini diperoleh satu variabel yaitu X20 dengan nilai MSA 0.496. Selanjutnya

dilakukan perhitungan untuk analisis faktor tahap ketiga dengan menghilang variabel X20.

Hasil selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Hasil KMO dan Bartlett’s Test Analisi Faktor

Ketiga

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) = 0,802 > 0,50 yang berarti analisa faktor dapat dilanjutkan. Proses selanjutnya adalah melihat tabel anti-image matrix untuk melihat apakah ada variabel dengan nilai MSA (Measures of Sampling Adequacy) < 0,5. Hasil perhitungan analisis faktor tahap ketiga menunjukkan bahwa variabel yang tersisa sebanyak 27 variabel setelah melalui beberapa tahap analisis layak untuk dikelompokkan karena memiliki nilai MSA > 0.5. Jumlah faktor yang terbentuk disajikan kedalam tabel 6 dibawah ini.

Tabel 7

Penjelasan Total Varians

Pada tabel di atas diketahui bahwa variabel dikelompokkan menjadi 3 (tiga) faktor berdasarkan nilai eigenvalue> 1, yaitu Faktor 1 = 7.990, Faktor 2 = 3.042, Faktor 3 = 1,751.

Tabel 8

Pengelompokkan Faktor dan Variabel Baru

Analisis Regresi

(14)

dan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 19. Variabel yang dimasukkan dalam analisa regresi adalah variabel yang memiliki nilai loading faktor terbesar pada faktornya masing-masing dengan pertimbangan untuk menghindari terjadinya multikolineritas. Hasil analisa regresi adalah sebagai berikut:

Tabel 9

Model Summary Untuk Kinerja Biaya

Tabel 10

Model Summary Untuk Kinerja Waktu

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas, dengan nilai R2 adalah antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amat terbatas, sedangkan nilai R2 mendekati 1 (satu) menunjukan bahwa variabel bebas memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Nilai R2 dipergunakan sebagai uji ketepatan fungsi (goodness of fit test), semakin besar nilainya (mendekati 1) semakin bagus untuk meramalkan. Namun untuk mengevaluasi model regresi terbaik sebaiknya menggunakan nilai adjusted R2 daripada nilai R2 karena setiap penambahan satu variabel bebas, nilai R2 pasti meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, sedangkan untuk nilai adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila satu variabel bebas ditambahkan dalam model. Dari informasi yang disajikan pada tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing kinerja baik waktu dan biaya amat bergantung dari 3 faktor yang telah ditemukan, yaitu 97.2% Kinerja Biaya dan 98.2% Kinerja waktu dipengaruhi oleh tiga faktor penyebab.

Tabel 11

Koefisien Regresi Untuk Kinerja Biaya

Tabel 12

Koefisien Regresi Untuk Kinerja Waktu

Dari tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

• Y1 = 0.349 + 0.735F1 + 0.522F2 +

0.423F3

• Y2 = 0.473 + 0.504F1 + 0.704F2 +

0.671F3

Dimana:

Y1 : Kinerja Biaya Y2 : Kinerja Waktu

F1 : Inisiasi dan Perencanaan Pekerjaan F2 : Pelaksanaan Pengendalian Pekerjaan F3 : Evaluasi dan Pengelolaan Sumber Daya

Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

Uji asumsi klasik Multikolinieritas ini digunakan untuk mengukur tingkat asosiasi

(15)

besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r < 0,60). Dengan cara lain untuk menentukan multikolinieritas, yaitu dengan : • Nilai tolerance adalah besarnya tingkat

kesalahan yang dibenarkan secara statistic (a).

• Nilaivariance inflation factor(VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadarat.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

• Variabel bebas mengalami

multikolinieritas jika a hitung VIF

• Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika a hitung > a dan VIF hitung < VIF.

Hasil Pengujian Untuk masing-masingnya disajikan sebagai berikut:

Menggunakan besarantolerance(a) danvariance inflation factor(VIF) jika menggunakan alpha/tolerance = 10% atau 0,10 maka VIF = 10. Dari hasil output VIF hitung dari kedua variabel = 1,021 < VIF = 10 dan semua tolerance variabel bebas 0,980 = 98% diatas 10%, dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi

multikolinieritas.

Untuk ukuran kinerja waktu diperoleh hasil sebagai berikut:

Dari tabel diatas terlihat besarantolerance(a) danvariance inflation factor(VIF) jika menggunakan alpha/tolerance = 10% atau 0,10 maka VIF = 10. Dari hasil output VIF hitung dari kedua variabel = 1,008 < VIF = 10 dan semua tolerance variabel bebas 0,690 = 69% diatas 10%, dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas

1.8 Penutup

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Faktor-faktor dominan yang menyebabkan rendahnya capaian kinerja biaya dan waktu pada penyelesaian pekerjaan proyek konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci adalah :

• F1: Inisiasi dan Perencanaan Pekerjaan

• F2 : Pelaksanaan

Pengendalian Pekerjaan

• F3 : Evaluasi dan

Pengelolaan Sumber Daya

2. Secara keseluruhan tiga faktor ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap capaian kinerja biaya dan waktu, hal ini ditunjukkan dari nilai R2 yang diperoleh untuk masing-masing ukuran kinerja, yaitu 97.2% mempengaruhi Kinerja Biaya dan 98.2% mempengaruhi Kinerja waktu.

(16)

4. Pengujian Multikolinieritas yang dilakukan untuk mengukur tingkat asosiasi

(keeratan)hubungan/pengaruh antar variabel bebas melalui besaran koefisien korelasi (r) menunjukkan bahwa antara variabel bebas yang ada tidak terjadi multikolinieritas karena memberikan nilai output VIF < 10 dan semua tolerance variabel bebas diatas 10%.

Saran

1. Oleh karena masih terdapat penyebab dari faktor lain selain dari tiga yang ditemukan pada penelitian ini, maka sebaiknya perlu dilakukan analisis tambahan untuk mengenali kontribusi dari faktor lain sehingga kinerja waktu dan biaya dapat lebih maksimal.

Sebaiknya, agar hasil penelitian ini optimal maka diperlukan suatu analisis khususnya berkenaan dengan faktor-faktor risiko sehingga kemungkinan terjadinya risiko dimasa akan datang dapat diminimalisir meskipun pada penelitian ini hanya memberikan informasi tentang pengaruh tiga buah faktor terhadap kinerja biaya dan kinerja waktu.

1.9 Referensi

• Ayininuola, GM & Olalusi, O.O (2004). Assessment of building failures in Nigeria: Lagos and Ibadan case study. African Journal of Science and Technology (AJST), Science and Engineering Series

vol. 5, no.1, pp. 73-78.

http://www.ansti.org

• Carper, Kenneth L. ed. 1989. Forensic Engineering. Elsevier Science Publishers. New York.

• Eldukair, ZA & Ayyub, BM 1991). Analysis of recent US structural and constructional failures. Journal of Performance of Construction Facilities. vol 5, no.1

rvianto, Wulfram.2009. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi. Yogyakarta.

hozali.2005.Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

hozali.2010.Structural Equation Modeling Mencari Hubungan Kausalitas antar Variable Pendekatan Induktif dengan Program TETRAD IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

usen. 2009. Manajemen Proyek, Andi. Yogyakarta

• Pinto (1989). Evaluation of Factors Affecting Time and Cost Performance in Hongkong Building Projects Engineering, Contruction and Architectural Manageme • Porteous, WA (1992). Identification,

Evaluation, And Clasification of Building Failures. Victoria University of Wellington. http:\\researcharchive.vuw.ac.

• Rayadi (2003), Construction Management And Design Of Industry Concrete And Steel Structure, CRC Press Taylor and Francis Group

• Rits,G.J, Total Engineering Project Manajement,1 edition 1990.

Gambar

Tabel 1
Tabel Anti Image Correlation Analsisi Faktor
Tabel 8Pengelompokkan Faktor dan Variabel Baru
Tabel 12Tabel 10Koefisien Regresi Untuk Kinerja Waktu

Referensi

Dokumen terkait

Sampel yang digunakan pada proses pengujian yaitu String yang terdiri dari satu jenis karakter ( String Homogen) dan String yang terdiri dari beberapa jenis karakter ( String

Gejolak Politik Di Akhir Kekuasaan Presiden : Kasus Presiden Soekarno (1965-1967) dan Soeharto Dalam Pandangan Surat Kabar Kompas. Universitas Pendidikan Indonesia |

Jepang semakin memfokuskan pada institusi-institusi dan asosiasi-asosiasi perdagangan mereka sendiri daripada hubungan dengan jaringan-jaringan komersial dan di Surabaya

Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah efek-efek yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka

Secara politis, kepentingan-kepentingan Belanda di kota Cirebon juga dijamin dengan dijadikannya kota Cirebon sebagai gemeente pada 1906, yang oleh karena perkembangnnya yang pesat

Taking advantage of a natural or logical extra use for a product will not only make the product more desirable and interesting, it will also help reduce the number of prod- ucts

1. 393445 Lanjutan Peningkatan Jalan G. GUNUNG MEGA JAYA Senin, 03 April 2017 JALAN). Peningkatan Jalan AMD (AC WC ke RIGID)

No Nama Pekerjaan Nilai HPS (Rp) Perusahaan Yang Diundang Tanggal Menghadiri..